Sei sulla pagina 1di 10

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI UAP ( MINYAK KAYU PUTIH ) TERHADAP

PENURUNAN SESAK PADA BALITA PENDERITA COMMON COLD DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS SIMBARWARINGIN TAHUN 2020

Dian Utama Pratiwi, Viana Merti

Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Mitra Indonesia

Mahasiswa Keperawatan Universitas Mitra Indonesia

Program Studi Keperawatan, Universitas Mitra Indonesia

Email : vianamerti16@gmail.com

ABSTRACT

The common cold is a primary infection in the nasopharynx and nasal that often causes the
discharge. This disease is usually found in babies and children (Ngastiyah, 2011). WHO estimates the
common cold incidence in developing countries with young children’s mortality is above 40 per 1000
live birth, which is 15% - 20% per year on babies and young children groups. In Puskesmas
(Community Health Center), Simbarwaringin, the number of patients in 2017 was 1,383. In 2018, it
increased as much as 1,659 patients. In 2019, it was obtained the number of patients visit was 1,862
patients. Starting from January until May, 395 patients had a common cold. This study aims to
discover the effect of giving steam therapy (eucalyptus oil) towards young children with the common
cold in Puskesmas Simbarwaringin, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

The type of study is quantitative, and the research design uses a pre-experiment design (One group
pretest-posttest). This study uses an accidental sampling technique, with the number of samples is 43
respondents. The statistical test used is at-dependend (paired t-test).

The results of the study there is an effect of steam therapy (eucalyptus oil ) on toddlers of common
cold patients in simbarwaringin health center with p-value of 0,000. It is hoped that health officials
will be able to provide health promotion on the provision of steam therapy to reduce the reduction in
tightness in common cold patients

Keywords: Common Cold, Steam Therapy, Asphyxiate.

A. PENDAHULUAN dari 6 hingga 8 kali


1. Latar Belakang
Common Cold ialah pertahunnya, pembandingnya

permasalahan yang dihadapi dengan orang yang lebih besar,

kelompok masyarakat, krusial hingga 2 sampai 4 kali per

menjadi penyebab matinya bayi tahunnya (Rahajoe, Supriyanto

dengan angka yang tidak & Setyanto (2010, dalam

rendah. Penyakit Common Azzahra, 2012).

Cold dialami anak, dikarenakan Menurut World Health

sistem pertahannya minim. Organization (WHO) Common

Common Cold frekuensinya Cold ialah sebuah virus


terinfeksi, yang terjadi. WHO cold di Indonesia sebesar
telah memprediksi insidensi 25,0% yang terjadi paling
Common Cold di wilayah banyak pada kelompok usia 1-4
berkembang, angka hidupnya tahun. Lima provinsi dengan
diatas 40 per 1000 dengan Common cold tertinggi yaitu
persentase 15 hingga 20 per Nusa Tenggara Timur (40,0%),
tahun, dengan penggolongan Papua (31,1%), Aceh (30,0%),
balitanya. Common cold ialah Nusa Tenggara Barat (28,3%)
sebuah jenis dengan dan Jawa Timur (28,3%).
penderitanya anak-anak Kalimantan Selatan juga
ataupun dengan perkiraan 0,29 merupakan provinsi dengan
episode peranak/tahun negara periode prevalensi Common
berkembang, pembandingnya cold yang cukup tinggi yaitu
negara maju. Berdasarkan hasil sebesar 26,7%.
(Riset Kesehatan Dasar Berdasarkan laporan tahunan
(Riskesdas), 2013) pravelensi Dinas Kesehatan Lampung
common cold di Indonesia diperoleh jumlah penderita
sekitar 25,0% dan 13,8% kasus Common cold pada tahun 2016-
setelah terdiagnosis pasti oleh 2019 mencapai 28.114 kasus.
dokter. Common cold merupakan
Common cold penderitanya infeksi primer di nasofaring,
yaitu anak, dengan hidung dengan keluarnya
pengelompokannya, cairan, penyakit yang ditemui
perkiraanya 0,29 peranak. Hal pada anak (Ngastiyah, 2011).
tersebut dengan penunjukan
Dalam bahasa inggris minyak
adanya 156 juta pertahunnya.
kayu putih dikenal sebagai
Kasus paling banyak yaitu di
cajuput oil, oleum-melaleuca-
India sekitar 43 juta orang
cajeputi, atau oleum cajeputi.
disusul cinda dan negara
Minyak kayu putih diperoleh
lainnya masing-masing 6 juta
dengan penyulingan daun yang
episode.
merupakan metabolit sekunder
Berdasarkan Laporan Riset
yang dihasilkan oleh pohon
Kesehatan Dasar (2018)
tersebut. Khasiatnya yaitu
periode prevalence Common
menjai hangat, pelemas dan Berdasarkan latar belakang
pencegahan dari kembung. diatas penulis meneliti tentang
Nadjib dkk (2014) pada “Pengaruh Pemberian Terapi
pengkajiannya memaparkan Uap ( Minyak Kayu Putih )
jika buktinya, memperlihatkan Terhadap Penurunan Sesak
jika uap minyak esensial, Pada Balita Penderita Common
sangat bermanfaat menjadi anti Cold Di Wilayah Kerja
bakteri, memiliki kelayakan Puskesmas Simbarwaringin”
dan bahan penimbang untuk
2. Metode Penelitian
dipakai untuk obat.
Design penelitian Pre
Menurut Dornish dkk dalam
Experimen Design (One Grup
Zulnely, Gusmailina dan
Pretest Posttest). Metode
Kusmiati (2015) memaparkan,
penelitain yang dipakai yaitu
jika minyak eucalyptus bisa
accidental sampling. Subjek
difungsikan, menjadi herbal
penelitian ini adalah penderita
guna pengurangan sesak nafas,
common cold sebanyak 43
influensa dengan
orang yang mengalami sesak di
pengolesannya di dada,
wilayah kerja puskesmas
pengobatan sibus dengan hirup
simbarwaringin. Teknik
uap hangat, dengan tetesan
pengumpulan data dalam
minyak yang membuat lega.
penelitian ini menggunakan
Usaha untuk mengatasi hidung
lembar observasi.
yang mampet, dengan
melaksanakan pemberian
penyembuhanya, dengan
dihirup dan tersistem dari
saluran nafas memakai uap,
nebulizer. (Gabrielle, 2013).
Terapi inhalasi uap merupakan
pengobatannya, dengan
efektivitasnya untuk
penyembuhan hidung dengan
uap.
(Ashley, 2013).
3. Hasil dan Pembahasan b. Rata-Rata Frekuensi Sesak Nafas
A. Analisa Univariat Sesudah Diberikan Terapi Uap
1. Frekuensi Sesak Nafas Tabel 3.2
a. Distribusi Rata-Rata Frekuensi Sesak Distribusi Frekuensi Sesak
Nafas Sebelum Diberikan Terapi Uap Nafas Sesudah Pemberian Terapi Uap
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Sesak Pernafasan Frekuensi Presentase
Nafas Sebelum Pemberian Terapi Uap (%)
19 x/menit 5 11,6
20 x/menit 8 18,6
Pernafasan Frekuensi Presentase 21 x/menit 10 23,6
(%) 22 x/menit 11 25,6
26 x/menit 5 11,6
27 x/menit 15 34,9 23 x/menit 6 14,0

28 x/menit 11 25,6 24 x/menit 3 7,0

29 x/menit 10 23,3 Jumlah 43 100

30 x/menit 2 4,7 Tabel 3.2 didapatkan bahwa dari 43


Jumlah 43 10 responden sesak responden sesudah terapi
uap pernafasan 19x/menit sebanyak 5

Tabulasi 4.3, sebelum diberi terapi uap (11,6%), pernafasan 20x/menit sebanyak 8

dengan pernafasan 26x/menit sebanyak 5 (18,6%), pernafasan 21x/menit sebanyak

(11,6), frekuensi sesak nafas responden 10 (23,6%), pernafasan 22x/menit

sebelum diberi terapi uap dengan sebanyak 11 (25,6%), pernafasan

pernafasan 27x/menit sebanyak 15 (34,9), 23x/menit sebanyak 6 (14,0%), pernafasan

frekuensi sesak nafas responden sebelum 24 x/menit sebanyak 3 (7,0%).

diberi terapi uap dengan pernafasan


28x/menit sebanyak 11 (25,6), frekuensi
sesak nafas responden sebelum diberi
terapi uap dengan pernafasan 29x/menit
sebanyak 10 (23,3), frekuensi sesak nafas
responden sebelum diberi terapi uap
dengan pernafasan 30x/menit sebanyak 2
(4,7).
c. Analisa bivariat Didasarkan dari hasil pengkajian, bisa
Tabel 3.3 dilihat pemberia terapi uap ( minyak kayu
Paired Sample T-Test putih ) frekuensi sesak adalah 27,74%
dengan standar deviasi 1,093, frekuensi
Variabel Mea Mi Ma SD 95
sesak minimum 1 dan maksimum 5. Pada
n n x Ci
confidence interval 95% diyakini bahwa
Frekuens 27,7 1 5 1,09 6,52
i sebelum 4 rata-rata frekuensi sesak 6,250.
3 0
pemberia
n terapi Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
uap Wahyu Farhatun Ni’mah tentang
Frekuens 21,3 1 6 1,42 6,50 Efektifitas Terapi Uap Air Dan Minyak
i sesudah 2 6 6 Kayu Putih Terhadap Bersihan Jalan
pemberia
Napas Pada Anak Usia Balita Pada
n terapi
uap Penderita Infeksi Saluran Pernapasan
Atas Di Puskesmas Leyangan. Hasil
penelitian tidak terdapat pembeda dari
Dari tabel bisa diperhatikan yang menjadi jalan napas sesuadah ataupun sebelum
pembeda frekuensi sesak sebelum pemberian terapi inhalasi uap air
dilakukan penggunaan terapi uap (minyak (p=0,083).
kayu putih) sebesar 27,74 dan setelah Ada perbedaan yang signifikan
dilakukan penggunaan terapi uap (minyak lanjarnya pernapasan pemberian terapi
kayu putih) terdapat penaikan frekuensi uapnya dengan minyak kayu putih
pernafasan dengan nilai rata-rata 21,32. (p=0,002). Terapi uap air yang
Sedangkan standar deviasi sebelum ditambahkan minyak kayu putih lebih
dilakukan terapi uap (minyak kayu putih) efektif pada kelancaran pernapasan usia
yang di dapat 1,093 dan setelah dilakukan balita dengan ISPA daripada terapi uap
terapi uap (minyak kayu putih) standar air di Puskesmas Leyangan (p=0,035).
deviasi 1,426. Hal ini sejalan dengan teori Zulnelly
( 2015 ) memaparkan jika minyak astiri
PEMBAHASAN merupakan pemanfaatan dengan obat
1. Frekuensi pernafasan sebelum herbal, pengurangan sesak napas karena
dilakukan pemberian terapi uap asma ataupun flu.
(minyak kayu putih) Menurut pendapat peneliti, dilihat dari
segi usia balita yang menderita common
cold di Puskesmas Simbarwaringin maka Ho ditolak dan H1 diterima yang
Kecamatan Trimurjo Kabupaten artinya ada pengaruh Terapi inhalasi
Lampung Tengah yang terbanyak uap dengan aromaterapi eucalyptus
adalah responden berumur tahun 4 terhadap penurunan sesak nafas. Pada
sebanyak 22 orang dengan proporsi Uji Mnn Whitney U menunjukkan p
sebanyak 51,2% dan responden value 0,00 6< (α) 0,05, memiliki
berumur 3 tahun sebanyak 21 orang pemaknaan adanya pembeda penilaian
dengan proporsi sebanyak 48,8%. skala sesak nafas pengelompokannya
dengan nilai skala sesak nafas
2. Frekuensi pernafasan sesudah
kelompok kontrol tanpa diberikan
dilakukan pemberian terapi uap
Terapi inhalasi uap dengan aromaterapi
(minyak kayu putih)
eucalyptus.Hasil uji Wilcoxon Signed
Berdasarkan hasil penelitian dapat Rank Test di peroleh data p value 0,007
diketahui bahwa sesudah diberikan < (α) 0,05 maka Ho penolakan serta H1
terapi uap ( minyak kayu putih ) diterima pengertiannya adanya dampak
frekuensi sesak adalah 21,32 % dengan Terapi inhalasi uap dengan aromaterapi
standar deviasi 1,426 , frekuensi eucalyptus terhadap penurunan sesak
minimum 1 dan maksimum 6. Pada nafas pada pasien Asma Bronkhial.
confidence interval 95% diyakini bahwa
rata-rata frekuensi sesak 6,586. Menurut pendapat peneliti, mengenai
pemberian terapi uap ( minyak kayu
Berdasarkan hasil penelitian Icca
putih ) pada balita penderita common
Narayani Pramudaningsih , Erlina
cold terbukti dapat mengurangi
Afriani tentang Pengaruh Terapi
frekuensi sesak responden.
Inhalasi Uap Dengan Aromaterapi
Terapi uap dapat menjadi obat alternatif
Eucalyptus Dengan Dalam Mengurangi
karena terbukti dapat menurunkan sesak
Sesak Nafas Pada Pasien Asma
karena adanya kandungan eucalyptol
Bronkial Di Desa Dersalam Kecamatan
(cinole) yang dapat memberikan efek
Bae Kudus. Hasil pengkajiannya
mukolitik atau mengencerkan dahak.
dengan penunjukan sesak nafas
sebelum ataupun sesuah inhalasi uap Pengujian hipotesanya memakai uji
dengan aromaterapi euacalyptus. Hasil paired sampel t-test diperoleh rata-rata
uji Wilcoxon Signed Rank Test di frekuensi pernafasan sebelum perlakuan
peroleh data p value 0,007 < (α) 0,05 adalah 27,74 dengan standar deviasi
1,093 dan rata-rata frekuensi pernafasan putih ) pada balita penderita common
sesudah perlakuan sebesar 21,32 cold terbukti dapat mengurangi
dengan standar deviasi 1,426. frekuensi sesak responden. Terapi uap
Pada hasil uji statistik didapatkan p- dapat menjadi obat alternatif karena
value 0,000 < α 0,05 maka dapat terbukti dapat menurunkan sesak karena
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan adanya kandungan eucalyptol (cinole)
rata-rata frekuensi pernafasan balita yang dapat memberikan efek mukolitik
penderita common cold sebelumnya atau mengencerkan dahak.
ataupun sesudahnya, diartikan menjadi
Kesimpulan Dan Saran
statistik dnegan pembuktian dampak
pemberian terapi uap ( minyak kayu Kesimpulan
putih ) terhadap penurunan sesak.
1. Distribusi frekuensi karakteristik
Hasil pengkajian ini selaras dengan
responden berdasarkan usia terlihat
yang dilaksanakan Chandra Andika
bahwa dari 43 responden, usia
Pratama tentang Upaya Mengefektifkan
responden 3 tahun sebanyak 14
Pola Nafas Dengan Aroma Terapi
(32,6%), usia 4 tahun sebanyak 17
Minyak Kayu Putih Pada Anak Dengan
(39,5 %), usia responden 5 tahun
ISPA di Desa Pondok Banaran RT 1
sebanyak 12 ( 27,9%) .
RW 1 Bulakrejo Sukoharjo. Tindakan
2. Distribusi frekuensi karakteristiknya
yang telah dilakukan inhalasi uap
berdasar pada jenis kelaminnya,
dengan menggunakan minyak kayu
penunjukan jika 43 responden, 20
putih efektif untuk meningkatkan pola
responden laki-laki (48,8%) dan 23
napas dengan hasil frekuensi
responden perempuan (51,2%).
pernapasan dalam batas
3. Distribusi frekuensi sesak nafas
normal,kedalaman napas dalam batas
responden sebelum diberi terapi uap
normal, mampu mengeluarkan secret,
dengan pernafasan 26x/menit
tidak ada suara tambahan.
sebanyak 5 (11,6), frekuensi sesak
Hal ini sejalan dengan teori Nadjib dkk
nafas responden sebelum diberi
menyatakan jika pada minyak tersebut
terapi uap dengan pernafasan
terdapat kandungan eucalyptol (cinole)
27x/menit sebanyak 15 (34,9),
yang dapat memberikan efek mukolitik
frekuensi sesak nafas responden
atau mengencerkan dahak.
sebelum diberi terapi uap dengan
Menurut pendapat peneliti, mengenai
pernafasan 28x/menit sebanyak 11
pemberian terapi uap ( minyak kayu
(25,6), frekuensi sesak nafas deviasi 1,426.
responden sebelum diberi terapi uap
dengan pernafasan 29x/menit
sebanyak 10 (23,3), frekuensi sesak Saran
nafas responden sebelum diberi Pada pengkajian ini, adanya saran
terapi uap dengan pernafasan yang akan disampaikan diharapkan
30x/menit sebanyak 2 (4,7). bisa memiliki kegunaan dalam
4. Distribusi frekuensi dari 43 penurun sesak pada penderita
responden sesak responden common cold dengan pemberian
sesudah terapi uap pernafasan terapi uap (minyak kayu putih).
didapatkan bahwa dari 43 1. Bagi Penderita common cold
responden sesak responden Terapi uap ( minyak kayu
sesudah terapi uap pernafasan putih ) dapat menjadi obat
19x/menit sebanyak 5 (11,6%), alternatif karena terbukti dapat
pernafasan 20x/menit sebanyak 8 menurunkan sesak karena
(18,6%), pernafasan 21x/menit adanya kandungan eucalyptol
sebanyak 10 (23,6%), pernafasan (cinole) yang dapat memberikan
22x/menit sebanyak 11 (25,6%), efek mukolitik atau
pernafasan 23x/menit sebanyak 6 mengencerkan dahak.
(14,0%), pernafasan 24 x/menit 2. Bagi Tenaga Kesehatan dan
sebanyak 3 (7,0%) Puskesmas
Hasil penelitian ini bisa
5. Frekuensi sesak sebelum
menambah pengetahuan dan
dilakukan penggunaan terapi uap
informasi serta menjadi
(minyak kayu putih) sebesar 27,74
masukan Bagi tenaga kesehatan
dan setelah dilakukan penggunaan
dan Puskesmas simbarwaringin
terapi uap (minyak kayu putih)
sehingga tidak hanya bergantung
terdapat penaikan frekuensi
pada obat medis namun juga
pernafasan dengan nilai rata-rata
bisa mencoba obat herbal yang
21,32. Sedangkan standar deviasi
bisa didapatkan dengan mudah
sebelum dilakukan terapi uap
oleh masyarakat.
(minyak kayu putih) yang di dapat
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
1,093 dan setelah dilakukan terapi
Saran penelitian ini bisa menjadi
uap (minyak kayu putih) standar
refrensi untuk peneliti
selanjutnya namun masih perlu
ditambah dosis yang lebih
akurat, bentuk serta dibutuhkan
pelaksanaan dari pengkajian
lanjutan, minyak kayu putih
sehingga memaksimalkan
potensi minyak kayu putih
tersebut.

REFERENSI

i, S. F. (2018). Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Penyakit Nasofaringitis (Common


Cold) Pada Anak Usia 5-14 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Cipageran Cimah.
Ngastiyah. (2014). Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC.
Ni'mah, W. F. (2019). Efektifitas Terapi Uap Air Dan Minyak Kayu Putih Terhadap Bersihan
Jalan Nafas Pada Anak Usia Balita Pada Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Di Puskesmas Leyengan .
Pramudaningsih, I. N. (2019). Pengaruh Terapi Inhalasi Uap Dengan Aromaterapi Eucalyptus
Dengan Dalam Mengurangi Sesak Nafas Pada Pasien Asma Bronkial Di Desa
Dersalam Kecamatan Bae Kudus.
Sari, Y. P. (2017). Hubungan Pemberian Asi Eklsusif Dengan Kejadian Common Cold Pada
Bayi Baru 6-12 Bulan Di Wilayah Puskesmas Kartasura.

Sudiarti. (2016). Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi Dan Anak . Yogyakarta: Mulia Medika.
Caia Francis ( 2011 ) Perawatan Respirasi

Agustina, A. Z. ( 2017 ) Pemanfaatan Minyak Kayu Putih Sebagai Pencegahan ISPA

Fatonah, H. S. ( 2018 ) Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Penyakit Nasofaringitis


(Common Cold) Pada Anak Usia 5 - 14 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas
Cipangeran Cimahi

Andayani, N dkk. ( 2014 ) Hubungan Derajat Sesak Napas Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Dengan Simptom Ansietas

Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar ( Rikesdas ) Indonesia Tahun 2018.
Jakarta : Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI: 2018
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2016 - 2019. Profil Kesehatan Provinsi Lampung
Tahun 2016 - 2019. Lampung : Dinas Kesehatan Provinsi Lampung

Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Dr. Miriam Stoppard ( 2012 ) Perawatan Bayi Dan Anak

H. Anwar Agoes ( 2010 ) Tanaman Obat Indonesia Buku 2

Widoyono ( 2011 ) Penyakit Tropis

Darmawan ( 2012 ) Sesak Nafas. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Potrebbero piacerti anche