Sei sulla pagina 1di 13

ISSN 2598-3201

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA


BERMUATAN NILAI KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SD

Muhammad Noor Ahsin1, Nurul Rizka Arumsari2


email: noor.ahsin@umk.ac.id

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Muria Kudus, Indonesia

ABSTRACT
This study aims to develop Indonesian language resource loaded entrepreneurship value, and know the eligibility for
grade IV students of elementary school. This research includes research and development. This study is based on the lack
of availability of Indonesian language resources loaded entrepreneurial value. The stages used are taken from the ideas of
Borg and Gall. Research stages include: initial information collection, planning, development of initial production formats,
preliminary trials, product revisions, field trials, product revisions, field trials, final product revisions, and desiminaation
and implementation. The learning materials validation was assessed by two validators. Based on the analysis of expert test
data, it is known that the learning materials developed are categorized in terms of content feasibility, language
presentation, and graphics as the percentage is more than 76%. The result of field test obtained the average student value
82. So, based on the results of this study can be concluded that the entrepreneurship-based entrepreneurship learning
materials appropriate for use in learning in in elementary school class IV.

Keywords: development, learning materials, indonesian language, entrepreneurship

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar bahasa Indonesia bermuatan nilai kewirausahaan,
dan mengetahui kelayakan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan.
Penelitian ini didasarkan pada kurang tersedianya bahan ajar bahasa Indonesia bermuatan nilai kewirausahaan. Tahapan
yang digunakan diambil dari gagasan Borg dan Gall. Tahapan penelitian, meliputi: pengumpulan informasi awal,
perencanaan, pengembangan format produksi awal, uji coba awal, revisi produk, uji coba lapangan, revisi produk, uji
coba lapangan, revisi produk akhir, dan desiminasi serta implementasi. Validasi bahan ajar dinilai oleh dua validator.
Berdasarkan analisis data uji ahli, diketahui bahwa bahan ajar yang dikembangkan berkategori baik dari aspek kelayakan
isi, penyajian bahasa, dan kegrafikan karena persentasi lebih dari 76 %. Hasil uji coba lapangan diperoleh nilai siswa
rata-rata 82. Jadi, berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar bahasa Indonesia berbasis
kewirausahaan layak digunakan dalam pembelajaran di sekolah Dasar kelas IV.

Kata Kunci: Pengembangan, bahan ajar, bahasa Indonesia, kewirausahaan

PENDAHULUAN Hal itu disebabkan salah


satunya, orientasi siswa dan bahkan
Dewasa ini, pengangguran mahasiswa Indonesia setelah lulus
masih menjadi masalah bangsa yang berlomba-lomba untuk menjadi
belum kunjung tuntas diselesaikan. pegawai bukan sebagai pengusaha
Meskipun lapangan pekerjaan atau entrepreneurship. Secara
ditambah, namun belum semua budaya, status pegawai apapun
angkatan kerja terserap. Tidak sedikit jabatan yang disandangnya
lulusan SMA sederajat yang setelah cenderung lebih mendapat
lulus belum mendapat pekerjaan alias pengakuan masyarakat. Tak heran,
menganggur. Parahnya, lulusan setiap kali ada penerimaan CPNS
kampus perguruan tinggi yang seperti sekarang ini selalu disambut
notabene merupakan sarjana terdidik, antusias sarjana kita. Sementara, para
setelah lulus menjadi pengangguran, pencari kerja rela berdesak-desakan
ini tentu sunggu ironis. dan antri membeli tiket di Bursa

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia | 31


Bermuatan Nilai Kewirausahaan Pada Siswa Sd
Muhammad Noor Ahsin 1, Nurul Rizka Arumsari1
Tenaga Kerja sekadar mencari mengelola keuangan berkaitan hal-
informasi lowongan kerja ditawarkan hal produktif, termasuk menjadi
perusahaan swasta. Pendidikan kita konsumen yang ”pintar” tidak
berorientasi pencari kerja bukan gampang terbujuk rayu iklan-iklan.
pencipta lapangan pekerjaan. Banyak Satu hal lagi mencetak seorang
masyarkat yang berebut mendaftar entrepreneur, bukan saja pemilik
CPNS daripada mendirikan usaha sekaligus direktur (pemimpin usaha).
atau menjadi entrepreneurship. (Maryani Hadiriyanto, 2012).

Padahal, usaha yang ditopang Dalam pembelajaran tematik


jiwa entrepreneur (wirausaha) di kelas IV Sekolah Dasar tema
terbukti cukup tangguh menyangga Berbagai Pekerjaan merupakan tema
ekonomi negeri ini dari kehancuran yang sesuai untuk menanamkan
di saat krisis moneter. Mengingat pengetahuan tentang kewirausahaan
fungsi strategisnya bagi ketahanan pada generasi muda khususnya kelas
ekonomi nasional, upaya IV SD. Dalam pembelajaran tematik
menanamkan jiwa entrepreneur sejak menyangkut materi Bahasa
dini sangatlah penting untuk Indonesia, IPS, dan IPA yang ada
menciptakan generasi mandiri yang dalam satu tematik Berbagai
tangguh. (Putri Nur Fahmi, 2013). Pekerjaan. Kompetensi Dasar (KD)
bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Dalam konteks itulah maka Kelas IV diantaranya 3.5
pengembangan materi ajar bahasa Menguraikan pendapat pribadi
Indonesia bermuatan nilai tentang isi buku sastra (cerita,
kewirausahaan untuk menumbuhkan dongeng, dan sebagainya). 4.5
jiwa entrepreneurship pada anak usia mengomunikasikan pendapat pribadi
dini khususnya siswa sekolah tentang isi buku sastra yang dipilih
dasarperlu diterapkan. Materi ajar dan dibaca sendiri secara lisa dan
bermuatan nilai-nilai kewirausahaan tulis yang didukung oleh alasan.
ini diharapkan mampu mengubah Dalam Kompetensi Dasar IPS 3.3
paradigma kalangan terdidik yang Mengidentifikasi kegiatan ekonomi
cenderung menjadi pekerja agar dan hubungannya denga berbagai
memiliki motivasi untuk membuka pekerjaan, serta kehidupan sosial dan
lapangan kerja baru atau budaya di lingkungan sekitar sampai
berwirausaha. provinsi. 4.3 Menyajikan hasil
identifikasi kegiatan ekonomi dalam
Pendidikan jiwa wirausaha di meningkatkan kehidupan masyarakat
sekolah tidak selalu identik dengan di bidang pekerjaan, sosial, dan
berbisnis, namun lebih ditekankan budaya di lingkungan sekitar sampai
dapat membentuk sikap seperti: provinsi. IPA 3.8 Menjelaskan
pribadi mandiri, memiliki kecakapan pentingnya upaya keseimbangan dan
hidup (life skill) dan melatih pelestarian sumber daya alam di
kepemimpinan (leadership) siswa di lingkungannya.
masa depan. Mandiri, siswa
mendayagunakan potensi diri dan Kompetensi dasar tersebut
kreativitasnya untuk ”menghasilkan” yang menjadi latar belakang untuk
minimal mencukupi kebutuhan pengembangan bahan ajar bermuatan
dirinya sendiri. Siswa pun cakap nilai kewirausahaan untuk

3 2 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 1 Oktober 2017
menumbuhkan jiwa entrepreneurship pembelajaran merupakan susunan
pada siswa atau generasi muda. Bila sistematis dari berbagai bentuk bahan
anak didik mulai sekolah dasar pembelajaran baik tertulis seperti
hingga perguruan tinggi diberikan buku pelajaran, modul, handout,
materi kewirausahaan secara LKS maupun yang tidak tertulis
terintegrasi, niscaya generasi masa seperti maket, bahan ajar audio,
depan akan berparadigma bahan ajar interaktif yang di pakai
kewirausahaan pula. Hal ini akan atau digunakan sebagai pedoman
berdampak pada menurunnya tingkat atau panduan oleh pendidik atau
ketergantungan generasi muda untuk instruktur dalam proses belajar dan
mengandalkan lapangan pekerjaan pembelajaran.
yang disediakan oleh pemerintah,
sehingga akan berdampak pula pada Entrepreneur adalah
menurunnya angka pengangguran. jawaban atas masalah pengangguran
dan kemiskinan. Jawaban untuk
menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran sekali lagi ditekankan
Berdasarkan pemaparan tersebut oleh Ciputra (2009) adalah
maka peneliti tergerak untuk membangun kewirausahaan dalam
membuat pengembangan bahan ajar populasi yang cukup sehingga
bahasa Indonesia bermuatan nilai- sampai pada kondisi critical mass,
nilai kewirausahaan untuk dan kemudian didorong untuk
menumbuhkan jiwa entrepreneurship mencapai momen inersia internal,
pada anak sekolah sejak dini. Tujuan yang membuat pertumbuhan
pada penelitian ini yakni mampu ekonomi dan penciptaan
memberikan pengembangan terbaru kesejahteraan dapat berjalan mandiri
terhadap materi ajar bahasa atau otonom, tidak digerakkan atau
Indonesia bermuatan nilai-nilai ditarik dari luar, secara organic
kewirausahaan untuk menumbuhkan berjalan selaras dari dalam.
jiwa entrepreneurship pada anak
sekolah sejak dini, khususnya siswa Dengan demikian, untuk
kelas IV SD. penanggulangan kemiskinan dan
pengangguran, utamanya kemiskinan
Terdapat beberapa rumusan sebagai akibat globalisasi,
tentang pengertian bahan ajar atau entrepreneur perlu dijadikan
bahan pembelajaran, antara lain bangunan baru dalam arus besar teori
dikemukakan oleh Prastowo (2011) ekonomi (Christian, 2013). Peranan
menyatakan pemahaman bahan ajar entrepreneurship terhadap kemajuan
sebagai segala bahan (baik informasi, perekonomian sebuah bangsa pernah
alat, maupun teks) yang disusun diteliti oleh Gwartney et. al (2013)
secara sistematis, yang menampilkan yang menyimpulkan bahwa
sosok utuh dari kompetensi yang pendidikan entrepreneurship sebagai
dikuasai peserta didik dan digunakan sebuah strategi penting untuk
dalam proses pembelajaran dengan membangun masa depan bangsa.
tujuan perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. Kewirausahaan
Berdasarkan pemahaman di Kewirausahaan adalah proses
atas dapat dipahami bahwa bahan kemanusiaan (human process) yang

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia | 33


Bermuatan Nilai Kewirausahaan Pada Siswa Sd
Muhammad Noor Ahsin 1, Nurul Rizka Arumsari1
berkaitan dengan kreativitas dan memilki perusahaan sebagai sumber
inovasi dalam memahami peluang, penghasilannya. Dengan perkataan
mengorganisasi sumber-sumber, lain ia tidak menggantungkan diri
mengelola sehingga peluang itu untuk penghasilannya kepada orang
terwujud menjadi suatu usaha yang lain. Untuk mendirikan
mampu menghasilkan laba atau nilai perusahaannya ia menghimpun
untuk jangka waktu yang lama. sumber-sumber atau faktor produksi
Definisi tersebut menitikberatkan dan menyusun organisasi perusahaan.
kepada aspek kreativitas dan inovasi,
karena dengan sifat kreativitas dan Karena tindakan-tindakan itu
inovatip seseorang dapat menemukan mempunyai dampak pertama kepada
peluang. dirinya sendiri, yaitu menciptakan
lapangan kerja bagi diri dan
Wirausaha merupakan pelaku penghasilan, kepada masyarakat dan
dari kewirausahaan, yaitu orang yang pemerintah, yaitu menciptakan
memiliki kreativitas dan inovatif lapangan kerja bagi tenaga kerja yang
sehingga mampu menggali dan lain serta penghasilan, mengerjakan
menemukan peluang dan sumber-sumber bahan baku yang
mewujudkan menjadi usaha yang belum digunakan sehingga menjadi
menghasilkan nilai/laba. Kegiatan bermanfaat bagi masyarakat,
menemukan sampai mewujudkan menciptakaan teknologi. Sehingga
peluang menjadi usaha yang menambah akumulasi untuk untuk
menghasilkan disebut proses teknologi yang sudah ada dalam
kewirausahaan. Kegiatan wirausaha masyarakat, mendorong investasi di
adalah menciptakan barang jasa baru, bidang-bidang lain, memperluas
proses produksi baru, organisasi dasar pajak bagi pemerintah dan
(manajemen) baru, bahan baku baru, meningkatkan citra bagi suatu
pasar baru. Hasil-hasil dari kegiatan- bangsa, sehingga secara keseluruhan
kegiatan wirausaha tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi
menciptakan nilai atau kemampu dan kesejahteraan masyarakat.
labaan bagi perusahaan.
Kemampulabaan menciptakan nilai Menurut Retno dan Trisnadi
tersebut karena seorang wirausaha (2012) ada beberapa motif yang
memiliki sifat-sifat kretaif dan diyakini dapat menjadi faktor
inovatif. pendorong seseorang menekuni
profesi wirausaha seperti kebebasan
Jika Anda ingin menjadi dalam bertindak dan mengambil
pengusaha (wirausahawan) sukses keputusan, penghasilan yang lebih
maka usaha atau bisnis apa pun akan tinggi, aktualisasi diri, dan
dilakukan dengan mudah apabila kemandirian. Motif-motif tersebut
terlebih dahulu dibekali atau menjadi pendorong mahasiswa untuk
memiliki landasan yang kuat berupa menekuni profesi sebagai
pengalaman, pola pikir, kemampuan wirausahawan di masa yang akan
dan cara mengelola suatu usaha yang datang.
baik, serta motivasi yang kuat untuk
menjadi pengusaha. (Suryana, 2006). Pendidikan kewirausahaan
adalah proses pembelajaran untuk
Wirausaha adalah seorang mengubah sikap dan pola pikir
yang mandiri, yaitu orang yang mahasiswa terhadap pilihan karier
3 4 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 1 Oktober 2017
berwirausaha. Dengan demikian diharapkan materi pendidikan yang
mahasiswa yang telah menempuh diberikan akan mendorong semangat
mata kuliah kewirausahaan akan kewirausahaan di kalangan
memiliki nilai-nilai hakiki dan mahasiswa dan lahirnya generasi
karakteristik kewirausahaan sehingga wirausaha baru Indonesia (Nurul dan
akan meningkatkan minat serta Rokhima, 2008)
kecintaan mereka terhadap dunia
kewirausahaan. Tingginya minat Pembekalan dan penanaman
berwirausaha akan melahirkan jiwa entrepreneur pada anak usia
entrepreneur-entrepreneur muda dini terutama siswa Sekolah Dasar
yang memiliki visi yang jelas di diharapkan dapat menumbuhkan jiwa
masa depan, kreativitas serta inovasi entrepreneurship pada generasi muda
yang tinggi dalam segala bidang. dan mampu memotivasi generasi
Mereka akan menjadi lebih mandiri, muda menjadi wirausahawan yang
kreatif, dan inovatif dalam tangguh, ulet dan mandiri.
menciptakan peluang bisnis baru dan Kewirausahaan merupakan persoalan
penemuan-penemuan baru. Masalah penting di dalam perekonomian suatu
pengangguran terdidik akan dapat bangsa yang sedang mambangun.
teratasi karena keluaran (output) dari Kemajuan atau kemuduran ekonomi
hasil pendidikan kewirausahaan suatu bangsa ditentukan oleh
adalah calon-calon entrepreneur keberadaan dan peranan dari
muda berbakat yang tidak lagi kelompok entrepreneur ini.
menjadi pencari kerja (job seeker)
Kewirausahaan memiliki
tetapi telah menjadi pencipta
peran penting dalam perekonomian.
lapangan pekerjaan (job maker)
Kewirausahaan berperan dalam
(Retno & Trisnadi, 2012).
menambah daya tampung tenaga
Mahasiswa Indonesia dengan kerja, generator pembangunan,
latar belakang ekonomi dan bisnis contoh bagi masyarakat lain,
tidak terlalu berminat untuk menjadi membantu orang lain,
wirausaha. Hal ini mungkin terkait memberdayakan karyawan, hidup
dengan orientasi pendidikan atau efisien, dan menjaga kebersihan
kurikulum pendidikan ekonomi dan lingkungan. Jiwa kewirausahaan
bisnis yang tidak diarahkan untuk akan mendorong seseorang
membentuk wirausaha. Akan tetapi, memanfaatkan peluang yang ada
cenderung untuk mempersiapkan dan menjadi sesuatu yang
membekali mahasiswa untuk bekerja menguntungkan (Alma, 2008).
di perusahaan-perusahaan berskala Perilaku Kewirausahaan adalah
besar dan mapan. Jika memang respon individu terhadap stimulus
orientasi pendidikan ekonomi dan berwirausaha. Perilaku tersebut
bisnis diarahkan pada terbentuknya merupakan tindakan yang dapat
lulusan yang siap menjadi wirausaha, diamati dan mempunyai frekuensi
maka menjadi penting bagi pihak pesifik, durasi dan tujuan untuk
universitas atau lembaga pendidikan berwirausaha, baik disadari maupun
terkait untuk menyiapkan kurikulum tidak. (Kurniasih, 2013).
yang dapat memfasilitasi dan
Sebelum dilakukan penelitian
meningkatkan semangat
tentang Pengembangan Bahan Ajar
kewirausahaan. Dengan demikian,
Bahasa Indonesia Bermuatan Nilai-
Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia | 35
Bermuatan Nilai Kewirausahaan Pada Siswa Sd
Muhammad Noor Ahsin 1, Nurul Rizka Arumsari1
nilai Kewirausahan untuk nilai-nilai target yang ingin dicapai,
Menumbuhkan Jiwa sekaligus juga meningkatkan hasil
Entrepreneurship pada Siswa telah belajar Bahasa Indonesia, IPA, dan
dilakukan penelitian yang relevan IPS (Zuchdi, dkk, 2010:11).
dengan penelitian tersebut.
Putri Nur Fahmi (2013)
dengan judul Pembelajaran Tematik METODE PENELITIAN
Berbasis Bisnis Day sebagai Upaya
Pendekatan yang digunakan
Implementasi Kurikulum 2013 di
pada penelitian ini menggunakan
SD. Penelitian ini membahas tentang
pendekatan metode penelitian dan
pembelajaran tematik di Sekolah
pengembangan (research and
dasar berbasis bisnis Day. Atau
development/R&D). Menurut
bisnis harian. Hasil yang didapatkan
Sugiyono (2011: 407) metode
dalam penelitian tersebut adalah
penelitian dan pengembangan
pembelajaran tematik dengan
adalah metode penelitian yang
melakukan eksplorasi atau basis
digunakan untuk menghasilkan
bisnis harian sehingga pembelajaran
produk tertentu, dan menguji
hasilnya lebih menarik. Dengan
keefektifan produk tersebut.
memberikan pengalaman yang
Penelitian ini dilaksanakan di SD
bermakna bagi mereka serta
Muhammadiyyah 1 Kudus dan SD
pembelajaran menjadi lebih
2 Besito. Data diperoleh dengan
menyenangkan.
observasi, wawancara, dan angket.
Dewi, Laksmi (2015) Hasilnya kemudian dianalisis.
Meneliti tentnag Model Pendidikan
Model pnelitian dan
Karakter dan Kewirausahaan
pengembangan bahan ajar ini
Berbasis Etnopedagogis di Sekolah
menggunakan gagasan Borg dan
Dasar Kampung Cikondang.
Gall dengan tahapan diantaranya
Mimbar, Jurnal Sosial dan
Penelitian dan pengumpulan
Pembangunan. Penelitian tersebut
informasi awal, perencanaan,
dilakukan di sekolah Dasar berkaitan
pengembangan format produksi
dengan Model Pendidikan Karakter
awal, uji coba awal, revisi produk,
dan Kewirasahaan. Hasil penelitian
uji coba lapangan, revisi produk,
Proses adaptasi nilai-nilai karakter
uji coba lapangan, revisi produk
dan kewirausahaan yang terdapat di
ahir, dan desiminasi dan
kampung adat secara umum cukup
implementasi. Karena keterbatasan
banyak memiliki nilai-nilai budaya
waktu penelitian, penelitian ini
yang dapat diintegrasikan pada
belum sampai pada desiminasi dan
proses pembelajaran.
implementasi. Penelitian yang
Beberapa penelitian yang dilakukan ini hanya menghasilkan
telah dilakukan terkait model revisi produk akhir.
pendidikan karakter, bahan ajar,
Teknik pengumpulan data
maupun model pendidikan
pada penelitian ini menggunakan
kewirausahaan, pendidikan karakter
wawancara, observasi, catatan
dengan pendekatan komprehensif
dokumen, dan studi pustaka.
yang diintegrasikan terbukti efektif
Wawancara pada penelitian ini
untuk meningkatkan pengamalan
3 6 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 1 Oktober 2017
dilakukan melalui wawancara buku yang memuat pembahasan
terstruktur dan wawancara tidak yang serupa dengan penelitian
terstruktur. Menurut Sutopo (2006: yang dilaksanakan, penelitian baik
68) dalam wawancara terstruktur, skripsi, tesis, disertasi, dan
masalah ditentukan oleh peneliti makalah-makalah.
sebelum wawancara dilakukan.
Sedangkan dalam teknik Instrumen penelitian adalah
wawancara tidak terstruktur bisa suatu alat yang digunakan
dikatakan bahwa pertanyaan dan mengukur fenomena alam maupun
jawabannya diserahkan atau sosial yang diamati. Secara
berada sepenuhnya pada orang spesifik semua fenomena ini
yang diwawancarai. disebut variabel penelitian
(Sugiyono, 2011: 148).
Observasi pada penelitian ini
dilaksanakan melalui observasi Instrument pada penelitian ini
berperan aktif. Menurut Sutopo berwujud pertanyaan kepada siswa
(2006: 78) observasi berperan SD 1 Muhammadiyah tentang
aktif ini merupakan cara khusus Materi Bahasa Indonesia
dan peneliti tidak bersikap pasif bermuatan nilai kewirausahaan.
hanya sebagai pengamat, tetapi Instrument untuk guru berupa
memainkan berbagai peran pemahaman guru tentang Materi
yang dimungkinkan dalam suatu Bahasa Indonesia bermautan nilai
situasi yang berkaitan dengan kewirausahaan. Instrument kepada
penelitiannya dengan orang tua berwujud wawancara
mempertimbangkan posisi yang mengenai tingkah laku dan
bisa memberikan akses yang bisa kegemaran anak diluar jam
diperolehnya untuk bisa pembelajaran. Instrumen kepada
dimanfaatkan bagi pengumpulan kepala sekolah berupa ketersediaan
data yang lengkap dan mendalam. media, bahan ajar, dan materi
tentang bahan ajar bahasa
Teknik mencatat dokumen ini Indonesia berwawasan
oleh Yin (1987) disebut sebagai Kewirausahaan. Instrumen kepada
content analysis, sebagai cara masyarakat berupa kegiatan anak
untuk menemukan beragam hal yang mengutamakan ekonomi,
sesuai dengan kebutuhan dan kewirausahaan, entrepreneurship.
tujuan penelitiannya. Dalam Pengamatan dilakukan kepada
melakukan teknik ini perlu guru, media pembelajaran, perilaku
disadari bahwa peneliti bukan siswa, dan dokumentasi yang ada
sekadar mencatat isi penting yang di sekolah.
tersurat dalam dokumen atau arsip,
tetapi juga tentang maknanya yang
tersirat (Sutopo, 2006: 81).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi pustaka dilaksanakan
Penelitian yang dilakukan ini
untuk menemukan beberapa
terdiri atas beberapa tahap
penelitian dan tulisan yang
pengembangan. Diantaranya tahap
berkaitan dengan penelitian ini.
penelitian dan pengumpulan
Wujud studi pustaka pada
informasi awal, tahap perencanaan,
penelitian ini berupa beberapa
Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia | 37
Bermuatan Nilai Kewirausahaan Pada Siswa Sd
Muhammad Noor Ahsin 1, Nurul Rizka Arumsari1
tahap pengembangan format yang paling tepat untuk menanamkan
produksi awal, tahap uji coba awal, pengetahuan tentang kewirausahaan.
tahap revisi produk, tahap uji coba Dengan demikian, suatu
lapangan, tahap revisi produk, tahap pembelajaran yang dapat
uji lapangan, tahap revisi produk mengakomodasi pendidikan
akhir, dan desimenasi dan kewirausahaan dalam kelas menjadi
implementasi. Penelitian dan suatu hal yang harus dipikirkan dan
pengumpulan informasi melalui diberi perhatian lebih oleh guru.
observasi dan wawancara kelas.
Berdasarkan observasi dan Dalam kenyataannya, guru
wawancara siswa diperoleh data mengatakan bahwa pembelajaran
bahwa pembelajaran bahasa bahasa Indonesia bermuatan nilai-
Indonesia memang ada penekanan nilai kewirausahaan dalam
kegiatan tentang kewirausahaan. pembelajaran bahasa Indonesia
Tapi materi yang diajarkan dari buku memang tidak mudah. Di kelas IV
masih kurang lengkap kaitannya SD Kurikulum 2013 ada materi tema
dengan melatih kewirausahaan siswa. berbagai pekerjaan yang bisa disisipi
Banyak siswa juga tertarik dengan muatan nilai-nilai kewirausahaan.
kewirausahaan tapi masih bingung Dalam pembelajaran satu,
contoh nyata tentang kegiatan dan menerangkan tentang berbagai
profesi kewirausahaan yang ada di profesi pekerjaan dan kegiatan
masyarakat. Materi bahasa Indonesia ekonomi. Guru mengaku mengalami
yang berkaitan dengan kesulitan apabila akan
kewirausahaan juga sangat sedikit. mengembangkan bahan ajar tersebut
secara mandiri. Kesulitan ini ada
Pertama, tahap pengumpulan dikarenakan dalam pengembangan
informasi awal atau analisis bahan ajar bermuatan nilai
kebutuhan dilakukan untuk kewirausahaan, guru harus
mendapatkan informasi mengenai memahami tentang entrepreneurship.
mengenai kebutuhan bahan ajar Para guru mengungkapkan bahwa
bahasa Indonesia yang bermautan belum tersedianya bahan ajar yang
nilai kewirausahaan. Data yang dapat mengakomodasi pendidikan
didapatkan diperoleh dengan kewirausahaan dan mampu
melakukan wawancara kepada guru mengaktifkan siswa juga menjadi
kelas IV dan siswa di SD alasan kesulitan guru dalam
Muhammadiyah 1 Kudus. Hasil mengintegrasikan nilai
wawancara menunjukan bahwa guru kewirausahaan dalam pembelajaran
yang mengajar menyadari bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
pentingnya pendidikan para guru membutuhkan suatu bahan
kewirausahaan pada generasi muda ajar bahasa Indonesia yang
khususnya di SD. Siswa juga belum bermuatan nilai-nilai kewirausahaan.
banyak memahami tentang jenis Bahan ajar yang dibutuhkan juga
pekerjaan yang berkaitan dengan diharapkan mampu membekali nilai
kewirausahaan. Untuk memberantas dan wawasan entrepreneurship bagi
kemiskinan adalah dengan generasi muda terutama siswa
pendidikan dan bekal ilmu sekolah dasar.
kewirausahaan sejak usia dini.
Karena usia dini merupakan saat Kedua, perencanaan yaitu
dilakukan dengan kegiatan
3 8 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 1 Oktober 2017
merencanakan pembuatan bahan ajar Keenam, dilakukan uji coba terbatas
berdasarkan informasi yang ini menghasilkan data kuantitatif dari
diperoleh di SD Muhammadiyah 1 hasil belajar siswa yaitu pemahaman
Kudus. Pada tahap ini dilakukan pula siswa tentang jenis usaha dan
pretes. Pretes berisi pertanyaan- pekerjaan serta kegiatan ekonomi di
pertanyaan tentang tentang jenis- masyarakat.
jenis usaha dan kegiatan ekonomi
melalui pemanfaatan bahasa Ketujuh, revisi produk
Indonesia, jenis-jenis usaha dan berupa perbaikan-perbaikan dengan
pekerjaan serta kegiatan ekonomi berdasarkan hasil uji coba terbatas.
dan koperasi . Ketiga, pengembangan Hal ini dilakukan dengan tujuan
produk. Tahap ini dilakukan dengan untuk menghasilkan produk bahan
draf pengujian naskah bahan kepada ajar untuk perbaikan pada tahap
dua validator, yaitu validator ahli berikutnya. Kedelapan, uji lapangan
pembelajaran bahasa Indonesia dari di SD 2 Besito Kecamatan Gebog
FKIP UMK dan validator desain Kabupaten Kudus dengan melibatkan
grafis dan pakar ekonomi dari subjek penelitian, disertai
Fakultas ekonomi UMK. wawancara, observasi, dan
penyampaian angket yang telah
Keempat, uji coba tahap awal. diberikan. Kesembilan, yaitu revisi
Naskah bahan ajar bahasa Indonesia produk akhir, kegiatan revisi yang
bermuatan nilai kewirausahaan yang dikerjakan berdasarkan uji coba
telah dinilai validator diujicobakan lapangan yang telah dilakukan di SD
kepada siswa. Uji coba awal 2 Besito Kecamatan Gebog Kudus.
menghasilkan beberapa poin penting
yaitu: (1) hasil wawancara kepada Berdasarkan kriteria tabel 1,
guru kelas tentang bahan ajar bahasa buku bahan ajar bahasa Indonesia
Indonesia bermuatan nilai bermuatan nilai kewirausahaan pada
kewirausahaan; (2) observasi yang kelas IV dikatakan baik karena
dilakukan oleh pengamat tentang persentasenya lebih dari 76 %.
kondisi pembelajaran; dan 3) angket Berdasarkan keterangan skor,
siswa yang berisi tentang pertanyaan kualitas bahan ajar bahasa Indonesia
yang berkaitan tentang bahan ajar. bermautan nilai kewirausahaan kelas
Uji coba awal diujicobakan kepada IV dikatakan baik apabila skor lebih
siswa kelas IV . Kelima, revisi dari 76 %. Skor penilaian dua ahli
produk, yaitu memperbaiki draf yaitu 90% dan 82,5%. Jadi hal itu
berdasarkan hasil uji coba awal. dikatakan baik.
Tabel 2. Validasi Ahli Materi 1 dan 2 pada Aspek Kelayakan Bahasa

Skor
No. Indikator Penilaian Ahli Ahli
Materi Materi
1 2
1 Kesesuaian dengan tingkat kecerdasan siswa 4 4
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial
2 emosional 4 3
3 Keterpahaman pesan 4 4

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia | 39


Bermuatan Nilai Kewirausahaan Pada Siswa Sd
Muhammad Noor Ahsin 1, Nurul Rizka Arumsari1
4 Kesesuaian dengan ilustrasi dan substansi materi 3 3
5 Ketepatan tata bahasa 4 3
6 Ketepatan ejaan 4 3
7 Keutuhan makna dalam bab, sub bab, dan paragraf 3 3
8 Ketertautan sub bab, paragraf, kalimat 3 3
9 Konsistensi penggunaan istilah 4 4
10 Ketepatan penulisan nama ilmiah/asing 3 3
Jumlah 36 33
Skor Rata-Rata 3.66667 3.3
Persentase 90% 82,5%
Kategori Baik Baik

Tahapan perencanaan, saat telah dibuat sudah layak


dilaksanakan hasilnya menyatakan diujicobakan. Namun karena ada
bahwa data lapangan berupa beberapa kesalahan seperti gambar
kurangnya pemahaman siswa tentang kurang jelas, salah ketik, kurang rapi
jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta maka buku ajar dilakukan revisi
kegiatan ekonomi. Hal itu dibuktikan kembali pada tahap uji coba
saat waancara dan pemberian angket lapangan di sekolah Dasar kelas IV.
kepada siswa. Siswa banyak yang Berdasarkan analisis likert, dapat
tidak tahu jenis usaha, bedanya disimpulkan bajwa hasil belajar
wirausaha dan menjadi buruh kerja. bidang studi bahasa Indonesia kelas
Hal ini melandasari dikembangkan IV tema Berbagai pekerjaan,
bahan ajar bermuatan nilai hasilnya baik menurut
kewirausahaan. Hasil Pretes pendeskripsian skala likert karena
menunjukkan hanya 8 siswa yang rata-rata- nilai kelas terletak pada
lulus KKM. Siasanya 13 siswa tidak interval 77-100.
lulus KKM. Setelah dilakukan
penilaian ahli, buku termasuk Berdasarkan hasil wawancara
kategori baik karena rata-rata skor di dengan guru kelas IV SD
atas 76 %. Untuk mendapatkan hasil Muhammadiyah 1 Kudus, bahan ajar
yang lebih baik, maka bahan ajar dinyatakan baik dan memeiliki
dilakukan revisi berdasarkan saran manfaat positif. Mengenai hasil
dan komentar dari masing-masing observasi juga menyatakan hasil
ahli. Salah satunya adalah cover. yang bagus. Meskipun demikian, ada
Cover semua menggunakan gambar beberapa siswa yang masih kurang
dua orang putra putri berkerdung dan paham tentang jenis-jenis usaha dan
berpeci, atas saran ahli diminta pekerjaan secara mendetail. Hasil
mengganti siswa yang memakai angket menunjukkan bahwa siswa
pakaian merah putih supaya menilai baik terhadap buku ajar yang
kelihatan nasionalismenya. bermuatan nilai kewirausahaan
meskipun di pembelajaran IPS juga
Dalam penilaian wawancara, disinggung pula tentang pekerjaan.
observasi dan angket telah
membuktikan bahwa bahan ajar yang
4 0 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 1 Oktober 2017
Dalam penelitian ini, untuk desain grafis dan ahli ekonomi.
mengetahui tingkat kualitas bahan Bahan ajar bahasa Indonesia
ajar bahasa Indonesia bermuatan bermuatan nilai kewirausahaan
nilai kewirausahaan yang dikembangkan dengam memberikan
dikembangkan, maka dilakukan uji contoh-contoh yang kontekstual dan
kualitas. Uji kualitas bahan ajar riil yang dekat dengan anak di
bahasa Indonesia bermuatan nikai Kudus. Seperti jenis usaha Jenang
kewirausahaan untuk menumbuhkan Kudus, Soto Kudus, Desain grafis,
jiwa entrepreneurship pada siswa kue, usaha penerbitan buku, usaha
melalui penilaian pakar. Para pakar peternakan, usaha perikanan dan
meliputi: seorang ahli pembelajaran sebagainya.
bahasa Indonesia dan seorang ahli
Tabel 3. Hasil Analisis kegrafikan bahan ajar.

Skor
Indikator Penilaian Ahli Ahli
Materi Materi
1 2
Jumlah 90.5882 85.4118
Skor Rata-Rata 3.58 3.41
Persentase 89,7% 85,2%
Kategori Baik Baik

Berdasarkan tabel di atas menumbuhkan jiwa enrepreneurship


menunjukkan bahwa kualitas grafik pada generasi muda khususnya siswa
bahan ajar bahasa Indonesia meliputi kelas IV SD sudah layak dan
ukuran sampul, tampilan sampul, memenuhi syarat untuk digunakan
ilustrasi, komposisi, tipografi dan sebagai bahan ajar bahasa Indonesia
sebagainya secara total berkualitas untuk berperilaku santun dan
baik. Hal itu karena persentasenya mengetahui jenis-jenis usaha dan
lebih dari 76 %. Jadi dapat kegiatan ekonomi melalui
disimpulkan bahwa kualitas grafik pemanfaatan bahasa Indonesia. Hal
bahan ajar bahasa Indonesia itu disebabkan oleh hasil penilaian
bermuatan nilai kewirausahaan layak ahli atau reviewer rata-rata
digunakan sebagai bahan ajar bahasa menghasilkan persentase lebih dari
Indonesia pada kelas IV Sekolah 76 %. Dengan demikian, dapat
Dasar. disimpulkan bahwa bahan ajar
bahasa Indonesia bermuatan nilai
kewirausahaan layak digunakan
sebagai bahan ajar di Sekolah Dasar.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan
dapat diambil simpulan bahwa bahan
ajar bahasa Indonesia bermuatan
nilai-nilai kewirausahaan untuk
Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia | 41
Bermuatan Nilai Kewirausahaan Pada Siswa Sd
Muhammad Noor Ahsin 1, Nurul Rizka Arumsari1
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchori. 2008. Kewirausahaan. Alfabet: Bandung.

Nurul I, Rokhima R. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi


Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal
Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4.
Ciputra, 2009. Quantum Leap. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Christian, Santoso. 2013. Penggalakan Entrepreneurship Sebagai Langkah Awal
untuk Peningkatan Kemandirian Perekonomian Indonesia. Jurnal
Entreprenenur dan Entrepreneurship. Volume: 2. Nomor 1. Hlm. 29-42.
Surabaya. Universitas Ciputra.
Dewi, Laksmi dkk. 2015. Model Pendidikan Karakter dan Kewirausahaan
Berbasis Etnopedagogis di Sekolah Dasar Kampung Cikondang. Jurnal
Mimbar. Volumer 31. Nomor 2. Hlm. 399-408. Bandung: Universitas
Islam Bandung (Unisba).
Fahmi, Putri Nur. 2013. Pembelajaran Tematik Berbasis Bisnis Day sebagai
Upaya Implementasi Kurikulum 2013 di SD.
(Prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/pgsd/pgsd/ paper/ view/324/276)
diunduh 30 Mei 2016.
Gwartney, J. D., Stroup R.L., Sobel R. S., Macpherson, D.A. 2013. Economic:
Private and Public Choice. (14th ed) International. New York: Cengage
Learning.

Kurniasih, Agustina dkk. 2013. Persepsi Mahasiswa Terhadap Kuliah


Kewirarausahaan dan Pengaruhnya Terhadap Sikap dan Intensi
Berwirausaha Mahasiswa. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial. Volume 2.
Nomor 2. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

Maryani, Hadiriyanto, 2012. Membangun Budaya Pendidikan Kewirausaan


secara Terintegrasi. http://www.kompasiana.com (diunduh pada 1 Juni
2016).

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.


Yogyakarta: Diva Press
Retno B. L, Trisnadi W. 2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap
Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE
MUSI. Jurnal Ilmiah STIE MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012 Page 112-119.

Sudiati dan Nurhidayah. 2017. Pengembangan Bahan Ajar Membaca


Pemahaman Berdasarkan Strategi Plan (Predict, Locate, Add, Note)
Untuk Siswa Kelas VII. Jurnal LITERA;, Vol 16, No 1. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
4 2 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 1 Oktober 2017
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat Dan Proses Menuju
Sukses. Edisi 3, Jakarta, Salemba Empat.
Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Zuchdi, Darmiyati; Prasetya, Zuhdan Kun; Masruri, Muhsinatun Siasah. (2010).
Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran
Bidang Studi Di Sekolah Dasar. Jurnal: Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th.
XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY.

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia | 43


Bermuatan Nilai Kewirausahaan Pada Siswa Sd
Muhammad Noor Ahsin 1, Nurul Rizka Arumsari1

Potrebbero piacerti anche