Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
net/publication/329011984
Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal
di Kota Jakarta
CITATIONS READS
0 558
1 author:
Pingki Indrianti
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, Indonesia
5 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Gaya Busana Kerja MusliMah indonesia dalam Perspektif Fungsi dan Syariah Islam View project
All content following this page was uploaded by Pingki Indrianti on 17 November 2018.
Kota Jakarta
Pingki Indrianti
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
ABSTRACT
The dynamics of modern urban life requires society to communicate and deliver the ideas
properly. Through Fashion Communication, one could deliver many ideas to others, nice outfit
with proper appearance tend to make someone more trustworthy, respected, and accepted by
society. Today many female Moslem (Muslimah) workers in Capital City of Jakarta, Indonesia,
presenting their Moslem identity at their work place by wearing hijab (scarfs) in fashionable
way as the trend of “Hijabers Community” (initiated by Dian Pelangi and friends) that has
become booming in the last five years. The trend comes together with an increase of female
employees (Moslem and non-Moslem) in a number of formal sector areas in Indonesia (ILO-
Asian Decent Work Decade: Indonesia, 2006-2015). This paper aims to identify Modern Style
of Muslimah Work Clothing which is popular today in Jakarta, the analysis based on user
preferences. Method of this research is quantitative-descriptive by distributing questionnaires
to some respondents (users) of Muslimah workers in formal sector employments. Results of
this analysis indicate three aspects: Fashion Style, Visual Aesthetic, and Consumer Behaviour.
The fashion style of modern Muslimah work clothing is Semi formal type with Feminine-Casual
characteristic. The visual aesthetic aspects are (1) Colors: Dark and soft colors; (2) Texture:
Geometric pattern and Sulur. Consumer behavior of respodents isnormal with economical
consideration in group of Early Majority and Early Adopter.
41
Pingki Indrianti: Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, 42
Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta
studi terbagi menjadi tiga aspek utama Perilaku Konsumen. Berikut adalah
yaitu: (1) Aspek karakteristik gaya skema kerangka berpikir yang
(style); (2) Estetika visual; dan (3) digunakan.
• Kuesioner Identitas
• Teori fashion dan personal responden
style
• Teori busana • Minat dan gaya
muslim berbusana responden
• Teori estetika • Perilaku konsumsi
busana produk fesyen
Teori pekerjaan
Teori Mode (Fashion) dan Gaya yang lebih khusus. Menurut Kamus
Busana (Style) Besar Bahasa Indonesia, busana atau
pakaian dapat diartikan sebagai
Saat inisejumlah istilah seperti fashion barang penutup tubuh. Secara umum
(mode), clothing (pakaian atau busana), A. Riyanto (2009) mengartikan busana
dan style (gaya), tampak memiliki sebagai bahan tekstil atau bahan
makna yang sama walaupun dalam lainnya yang sudah dijahit atau tidak
pengertian sesungguhnya memiliki dijahit, yang dipakai atau disampirkan
makna yang berbeda. Pada konteks untuk penutup tubuh seseorang,
keseharian istilah “mode” atau dalam memberi kenyamanan, serta
bahasa inggris disebut fashion lebih menampilkan keindahan bagi si
berkaitan dengan pakaian atau pemakai. Busana atau pakaian
garmen (Black & Eckert (2009); Pan, Y., mencakup segala sesuatu yang
dll (2015)). Namun demikian istilah dipakai mulai dari kepala sampai
tersebut juga mencakup sejumlah ujung kaki, termasuk seluruh aspek
kategori produk seperti perhiasan, pelengkap pakaian seperti pakaian
asesoris, kosmetik, perabot rumah dalam, milineris atau pelengkap
tangga (furniture), properti rumah, busana (tas, sepatu, topi) maupun
hingga kendaraan seperti mobil dan aksesoris (kalung, jam tangan, bros,
motor. dan lain sebagainya).
maupun ekspresi artistik yang unik, individual; (5) Art of Bit adalah gaya
dimana terdapat pada bangunan yang bersifat eksentrik, kreatif, dan
arsitektur, musik, pakaian, karya seni, juga bersifat individual. Gaya ini tidak
lukisan, dan lain sebagainya (DR. Paul pernah mengacu pada tren serta tidak
H. Nystrom dalam Stone, 2006).Gaya berpenampilan seperti ornag
dalam pakaian terbentuk dari kebanyakan; dan (6) Sexy-Glamour
kombinasi unsur detail yang membuat yaitu tipe penampilan yang
suatu jenis pakaian menjadi unik serta menggoda, berani, dan percaya diri.
berbeda dengan pakaian lainnya. Warna yang digemari adalah merah
Sebuah gaya juga sering diasosiasikan dan shocking. Asesoris yang digunakan
dengan cara berpakaian seseorang berukuran besar atau banyak dan
(artis ternama) maupun merujuk pada berkesan berkilau (blink-blink).
periode waktu tertentu, seperti gaya
Yunani, Romawi, Renaissance, dan Seluruh karakter gaya dapat
lain sebagainya. dikombinasikan satu sama lain untuk
menciptakan gaya busana baru;
Menurut Zaman (2002) karakteristik misalnya dalam kasus seorang wanita
gaya (style) dapat diklasifikasikan yang lembut dan cantik (feminine)
menjadi enam kategori yaitu (1) namun menyukai celana denim kasual
Feminine-Romantic atau gaya dengan dengan penggunaan sandal atau
karakter penampilan yang lembut, sepatu, maka akan menciptakan gaya
halus, manis, dan cantik, serta penuh feminine-casual. Kombinasi gaya klasik
dengan warna pastel dan motif dan gaya feminin akan menciptakan
bunga;(2) Sporty-Cassual yaitu gaya gaya feminin-Classic, dan lain
dengan karakter kepribadian yang sebagainya.
modern, sportif, dengan penampilan
yang segar (fresh), trendi, dan enerjik. Sejarah Singkat Jilbab dan Busana
Jenis busana digunakan yang nyaman, Muslim di Indonesia
mudah dalam perawatannya, serta Secara etimologis jilbab berasal dari
mengguakan asesoris maupun motif bahasa Arab, jalaba atau bentuk
yang kecil dan sederhana; (3) Classic- jamaknya jalabib, tercantum dalam
Elegantyaitu karakter gaya klasik- surat Al-Ahzab ayat 59 (Surtiretna,
konservatif yang bersifat abadi dkk, 1995). Banyak ulama dan ahli
(memiliki periode waktu pakai yang tafsir yang mengartikan kata jalaba
cukup panjang). Gaya ini bersifat chic atau jilbab sebagai busana muslimah,
dengan penampilan yang anggun, yaitu suatu pakaian wanita yang tidak
tenang, sederhana namun berkualitas ketat atau longgar serta menutupi
baik (mahal). Warna yang digemari seluruh tubuh wanita (aurat), kecuali
warna netral, hitam, putih, krem, dan muka dan telapak tangan. El-Guindi
warna-warna ke arah tint; (4) Exotic- dalam Zulaikha (2003)menyebut jilbab
Dramatic adalah gaya yang unik, khas, dengan hijab (berasal dari kata hajaba)
dan original. Penampilannya sangat yaitu tutup, bungkus, tirai, cadar,
mengikuti trend dan sangat ekspresif. layar, partisi. Jilbab di Indonesia
Gaya ini juga bersifat sangat dalam KBBI online diartikan sebagai
45 Jurnal Rupa Vol. 02, No. 01, Agustus 2017 : 1-75
siluet dapat merupakan kontur yang yang banyak maka akan menurunkan
membentuk suatu model busana. Ada intensitasnya.
busana dengan siluet lurus, siluet
lonceng, A-line, dan lain sebagai METODE PENELITIAN
nya.Garis adalah elemen paling
Penelitian ini menggunakan metode
penting dari semua elemen desain.
kuantitatif deskriptif; penelitian
Menurut Suhendar (2006) di dalam
deskriptif menurut Sugiyono (2003)
dunia seni rupa garis tidak hanya
adalah penelitian yang dilakukan
berperan sebagai garis, namun
untuk mengetahui nilai variabel
terkadang dapat berfungsi sebagai
mandiri, baik saru variabel atau lebih
simbol emosi atau ekspresi diri.
tanpa membuat perbandingan atau
Toekio (1987) menguatkan hal tersebut,
menghubungkan dengan varibael yang
bahwa garis memiliki sifat formal dan
lain. Sedangkan penelitian kuantitatif
non formal. Garis geometris bersifat
(ibid) adalah penelitian dengan
formal, kaku, beraturan dan resmi.
memperoleh data yang berbentuk
Sedangkan garis non geometris seperti
angka atau data kualitatif yang
sulur atau tumbuhan bersifat non
diangkakan. Berdasarkan penjelasan
formal, luwes, lemah gemulai dan
tersebut maka metode dalam penelitian
lembut.
ini adalah deskriptif kuantitatif, data
Tekstur merujuk pada kualitas yang diperoleh dari sample populasi
permukaan dari objek atau benda yang penelitian dianalisis kemudian
dapat direspon oleh indra peraba. diinterpretasikan. Data deskriptif dapat
Menurut Gerval (2009) tekstur disajikan dalam bentuk tabel, grafik,
mencakup dekorasi latar kain dan diagram, pictogram, persentase,
motif seperti tekstil cetak (print), bordir, modus-mean-median, dan lain
aplikasi, payet, dan lain sebagainya. sebagainya.
Warna dalam estetikan memiliki
Tahapan Penelitian
dimensi sifat warna. Dimensi warna
Tahapan penelitian terdiri dari: (1)
terdiri dari hue, value, dan intensity. Hue
Penyebaran quesioner, (2) Melakukan
adalah istilah yang diberikan untuk
seleksi terhadap responden, dan (3)
menamakam warna-warna itu sendiri.
Analisis hasil quesioner. Penyebaran
Terdiri dari warna primer, sekunder,
quesioner dilakukan kepada sejumlah
tersier. Value adalah istilah yang
responden pekerja muslimah di
berkaitan dengan tingkat kecerahan
sejumlah sektor formal seperti institusi
suatu warna atau gelap terang nya
pendidikan, desain dan media,
suatu warna. Dalam deret warna, value
pemasaran dan publikasi, medis,
berarti mencampur warna-warna hue
keuangan dan akuntansi, serta
ke dalam deret putih dan hitam.
perusahaan minyak dan gas. Lembar
Sedangkan Intensity adalah kekuatan
kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan,
dan kelemahan warna, menurut
dibagi menjadi dua jenis pertanyaan;
Haldani (2011) adalah tingkat
dua nomor berupa pertanyaan seleksi
kecerahan warna karena perbedaan
(screening questions), 13 sisanya
komposisi air. Warna dengan kadar air
Pingki Indrianti: Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, 48
Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta
merupakan pertanyaan inti. Ada lebih mereka gunakan untuk pakaian kerja
dari 50 kuesioner didistribusikan, 26 sehari-hari. Aspek gaya busana terbagi
diantaranya lulus pertanyaan seleksi menjadi dua elemen yaitu karakteristik
(sesuai dengan kategori). Peserta yang gaya dan tipe busana kerja. Beberapa
lulus pertanyaan seleksi yaitu: (1) karakteristik gaya yang disebutkan
Pekerja muslimah menggunakan jilbab; dalam quesioner ini umumnya banyak
(2) Umur 25-40 tahun; (3) Memiliki digunakan di banyak merek busana
sedikit pengetahuan dan ketertarikan muslim yaitu Feminine-Cassual, Sporty-
terhadap tren mode dan gaya busana. Cassual, Feminine-Classic, Classic-
Elegant, dan Sexy-Glamour. Sedangkan
Adapun 13 nomor pertanyaan inti tipe pakaian yang disebutkan dalam
membahas tentang busana kerja quesioner ini adalah busana formal dan
muslimah yang fokus pada tiga aspek semi formal.
meliputi (1) Aspek karakteristik gaya
(style) yang terdiri dari Adapun hasil dari kuesioner dijelaskan
elemenkarakteristik gaya dan tipe sebagai berikut, responden memilih
busana kerja; (2) Analisis Estetika gaya Feminine-Cassual dengan jenis
Visual yang terdiri dari elemen warna busana, ornamen, detail, dan asesoris
dan tekstur; serta (3) Analisis Perilaku yang sederhana, serta penampilan yang
Konsumen yang terdiri dari elemen segar (fresh), enerjik, namun tetap
daya beli konsumen (terhadap harga terlihat cantik dan manis. Pilihan kedua
produk busana) dan proses penyerapan dari karakteristik gaya adalah Feminine-
serta adaptasi tren (diffusion of Classic dengan busana yang klasik
innovation).Setelah seluruh data konservatif, sederhana, smart, namun
diperoleh, barulah dilakukan proses tetap terlihat cantik, manis, dan lembut.
pengolahan data dan analisis. Jawaban Pada tipe pakaian responden lebih
terbanyak digunakan untuk memilih jenis busana semi fromal
mengidentifikasi gaya busana kerja untuk pakaian kantor sehari-hari
muslimah, hasil analisis disajikan dengan menggunakan blazer, jaket
dalam bentuk tabel maupun diagram. panjang (long coat), gaun panjang
(gamis), kemeja panjang (tunik),
HASIL DAN PEMBAHASAN
kemeja atau blus, dikombinasikan
Analisis Aspek Karakteristik Gaya dengan rok maupun celana panjang
Pada aspek ini responden diminta berbahan katun, denim, twill, dan lain
untuk memilih gaya busana yang sebagainya.
49 Jurnal Rupa Vol. 02, No. 01, Agustus 2017 : 1-75
5
4
1 2 3
6
Gambar 4.Contoh Karakteristik Gaya Feminine-Casual (1-5) dan Feminine-Classic (6) dengan dan Tipe
Busana Semi Formal. (Dokumentasi Pribadi, Ranni Hatta (1), Zaskia Mecca (3), Hijup Magazine (5),
2017)
1 2 3
Berkut adalah rangkuman dari hasil pada sektor pekerjaan formal di kota
analisis gaya busana kerja muslimah Jakarta.
Pingki Indrianti: Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, 52
Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta
Tabel 1. Rangkuman hasil analisis gaya busana kerja muslimah (Dokumentasi Pribadi)
Warna gelap (maroon, dark green, dark yellow, dark gray, purple,
Warna black, brown, navy blue, dsb) dan warna lembut atau pastel sebagai
opsi alternatif (baby pink, beige, soft blue, dsb )
KESIMPULAN
Busana atau pakaiandapat menjadi Analisis gaya busana kerja muslimah
salah satu media komunikasi non- terbagi menjadi tiga aspek yaitu (1)
verbal; masyarakat urban dalam gaya Gaya Busana: Karakteristik Feminine-
hidup modern membutuhkan busana Casual dengan tipe busana kerja Semi
yang efisien dan trendi, hal tersebut Formal; (2) Aspek Estetika Visual:
juga berlaku bagi parapekerja Warna gelap dan lembut dengan
muslimah yang menggunakan hijab tekstur atau motif geometris (garis) dan
(jilbab) untuk aktivitas bekerja sehari- sulur (stilasi tumuhan/batik); (3)
hari. Fenomena meningkatnya jumlah Perilaku Konsumen yaitu non-
pekerja wanita di area sektor formal di consumtive (hemat) serta masuk dalam
Indonesia beriringan dengan kategori Early Majority groupdan Early
meningkatnya trenwanita berhijab Adopter. Afiliasi responden dalam
yang dipengaruhi oleh tren penelitian ini adalah dari berbagai latar
HijabersComunity. Fenomena ini belakang namun sebagian besar
memunculkan kebutuhan akan busana pekerja ini cenderung memiliki
kerja muslimah yang lebih fleksibel, preferensi yang sama dalam memilih
modis namun tetap dapat terliat gaya busana kerja sehari-hari. Adapun
profesional. beberapa pekerja formal dari sektor
53 Jurnal Rupa Vol. 02, No. 01, Agustus 2017 : 1-75