Sei sulla pagina 1di 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329011984

Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal
di Kota Jakarta

Research · August 2017

CITATIONS READS

0 558

1 author:

Pingki Indrianti
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, Indonesia
5 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Gaya Busana Kerja MusliMah indonesia dalam Perspektif Fungsi dan Syariah Islam View project

Indonesian Muslim Fashion View project

All content following this page was uploaded by Pingki Indrianti on 17 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah,

Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di

Kota Jakarta
Pingki Indrianti
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta

ABSTRACT

The dynamics of modern urban life requires society to communicate and deliver the ideas
properly. Through Fashion Communication, one could deliver many ideas to others, nice outfit
with proper appearance tend to make someone more trustworthy, respected, and accepted by
society. Today many female Moslem (Muslimah) workers in Capital City of Jakarta, Indonesia,
presenting their Moslem identity at their work place by wearing hijab (scarfs) in fashionable
way as the trend of “Hijabers Community” (initiated by Dian Pelangi and friends) that has
become booming in the last five years. The trend comes together with an increase of female
employees (Moslem and non-Moslem) in a number of formal sector areas in Indonesia (ILO-
Asian Decent Work Decade: Indonesia, 2006-2015). This paper aims to identify Modern Style
of Muslimah Work Clothing which is popular today in Jakarta, the analysis based on user
preferences. Method of this research is quantitative-descriptive by distributing questionnaires
to some respondents (users) of Muslimah workers in formal sector employments. Results of
this analysis indicate three aspects: Fashion Style, Visual Aesthetic, and Consumer Behaviour.
The fashion style of modern Muslimah work clothing is Semi formal type with Feminine-Casual
characteristic. The visual aesthetic aspects are (1) Colors: Dark and soft colors; (2) Texture:
Geometric pattern and Sulur. Consumer behavior of respodents isnormal with economical
consideration in group of Early Majority and Early Adopter.

Keywords: Style, Hijab, Muslimah, Work Clothing, Formal Sector Employment.

PENDAHULUAN sehingga dapat mendemostrasikan


Masyarakat perkotaan (urban) adalah gagasan baru yang dimiliki serta
masyarakat modern yang selalu aktif, meyakinkan pihak lain agar dapat
dinamis, dan kreatif. Dinamika menerima pesan tersebut. Salah satu
kehidupan tersebut membuat bentuk komunikasi adalah melalui
masyarakat urban dituntut untuk busana atau pakaian. Mode (termasuk
dapat berkomunikasi dengan baik, di dalamnya busana) dapat menjadi

41
Pingki Indrianti: Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, 42
Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta

komunikasi non-verbal untuk Indonesia memang mengalami


mentransfer pesan. Barnard (2002) peningkatan, berdasarkan data ILO
menjelaskan bahwa mode busana (International Labor Organisation)
dapat menjadi alat untuk partisipasi angkatan kerja perempuan
mengkomunikasikan berbagai simbol muda di Indonesia selama 2014-2019
ataupun tulisan.Melalui pakaian diperkirakan akan meningkat karena
seseorang dapat mengkomunikasikan keuntungan dari akses yang lebih
identitas dan karakter dirinya, status besar ke dalam pendidikan dan
sosial-ekonomi, hingga profesi yang pelatihan (Buku ILO-Asian Decent
mereka jalani. Penampilan dengan Work Decade: Indonesia, 2006-2015).
pakaian yang baik dan layak
cenderung membuat seseorang dapat Meningkatnya jumlah angkatan kerja
lebih dipercaya, dihormati, dan perempuan di Indonesia juga diiringi
diterima oleh masyarakat. dengan meningkatnya trend wanita
berhijab sebagai efek dari maraknya
Salah satu contoh komunikasi melalui tren Hijabers (Hijabers Community)yang
pakaian adalahseragam kantor, di muncul sekitar awal tahun 2010 oleh
mana tidak hanya ditujukan untuk desainer Dian Pelangi dan
mendukung aktivitas bekerja tetapi komunitasnya. Penampilan komunitas
juga dapat menunjukkan Hijabers yang trendi, unik, dan
profesionalisme seseorang maupun menarik, mendorong kaum wanita
identitas perusahaan. Dahulu berbagai khususnya untuk menggunakan gaya
variasi seragam kantor maupun tersebut. Hal ini turut berpengaruh
busana kerja formal banyak pada sejumlah pekerja wanita di
diterapkan oleh perusahaan kepada sejumlah sektor formal maupun
karyawan nya, namun kini busana informal. Banyak wanita muslimah
kerja menjadi lebih fleksibel (busana yang akhirnya memutuskan untuk
bebas) dan bervariasi (Sabatari, 2008). menggunakan hijab(jilbab)namun
Busana formal maupun seragam tetap bekerja dan menyesuaikan diri
kantor mulai jarang terlihat digunakan dengan lingkungan pekerjaan mereka
kecuali di beberapa instansi tertentu (Indrianti, 2013).
seperti kantor pemerintahan,
kepolisian, TNI, perbankan, ataupun Maraknya pengguna hijab di
medis. lingkungan pekerjaan khususnya
sektor formal memunculkan
Beberapa faktor penyebab perubahan pertanyaan penelitian tentang
desain busana kerja (ibid) diantaranya visualisasi gaya busana kerja yang
adalah terus berkembangnya tren banyak digunakan oleh pekerja wanita
mode busana yang mendorong muslim (muslimah) saat ini. Penelitian
pekerja khususnya dari kalangan bertujuan untuk mengidentifikasi
wanita untuk menggunakan tren fenomena tren busana kerja muslimah
mode tersebut dalam aktivitas bekerja khususnya di lingkungan pekerjaan
sehari-hari. Saat ini jumlah pekerja sektor formal di kota Jakarta, melalui
wanita di sejumlah sektor formal di analisis gaya busana. Adapun fokus
43 Jurnal Rupa Vol. 02, No. 01, Agustus 2017 : 1-75

studi terbagi menjadi tiga aspek utama Perilaku Konsumen. Berikut adalah
yaitu: (1) Aspek karakteristik gaya skema kerangka berpikir yang
(style); (2) Estetika visual; dan (3) digunakan.

Data Sekunder ANALISIS DATA Data Primer

• Kuesioner Identitas
• Teori fashion dan personal responden
style
• Teori busana • Minat dan gaya
muslim berbusana responden
• Teori estetika • Perilaku konsumsi
busana produk fesyen
Teori pekerjaan

Identifikasi Gaya Busana


Kerja Muslimah :

1. Aspek karakteristik gaya


2. Estetika visual
3. Perilaku konsumen

Gambar 1. Diagram Kerangka Berpikir (Dokumentasi Pribadi)

Teori Mode (Fashion) dan Gaya yang lebih khusus. Menurut Kamus
Busana (Style) Besar Bahasa Indonesia, busana atau
pakaian dapat diartikan sebagai
Saat inisejumlah istilah seperti fashion barang penutup tubuh. Secara umum
(mode), clothing (pakaian atau busana), A. Riyanto (2009) mengartikan busana
dan style (gaya), tampak memiliki sebagai bahan tekstil atau bahan
makna yang sama walaupun dalam lainnya yang sudah dijahit atau tidak
pengertian sesungguhnya memiliki dijahit, yang dipakai atau disampirkan
makna yang berbeda. Pada konteks untuk penutup tubuh seseorang,
keseharian istilah “mode” atau dalam memberi kenyamanan, serta
bahasa inggris disebut fashion lebih menampilkan keindahan bagi si
berkaitan dengan pakaian atau pemakai. Busana atau pakaian
garmen (Black & Eckert (2009); Pan, Y., mencakup segala sesuatu yang
dll (2015)). Namun demikian istilah dipakai mulai dari kepala sampai
tersebut juga mencakup sejumlah ujung kaki, termasuk seluruh aspek
kategori produk seperti perhiasan, pelengkap pakaian seperti pakaian
asesoris, kosmetik, perabot rumah dalam, milineris atau pelengkap
tangga (furniture), properti rumah, busana (tas, sepatu, topi) maupun
hingga kendaraan seperti mobil dan aksesoris (kalung, jam tangan, bros,
motor. dan lain sebagainya).

Berbeda dengan istilah mode, busana Sedangkan istilah gaya (style)


atau pakaian (clothing) memiliki arti dijelaskan sebagai suatu karakteristik
Pingki Indrianti: Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, 44
Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta

maupun ekspresi artistik yang unik, individual; (5) Art of Bit adalah gaya
dimana terdapat pada bangunan yang bersifat eksentrik, kreatif, dan
arsitektur, musik, pakaian, karya seni, juga bersifat individual. Gaya ini tidak
lukisan, dan lain sebagainya (DR. Paul pernah mengacu pada tren serta tidak
H. Nystrom dalam Stone, 2006).Gaya berpenampilan seperti ornag
dalam pakaian terbentuk dari kebanyakan; dan (6) Sexy-Glamour
kombinasi unsur detail yang membuat yaitu tipe penampilan yang
suatu jenis pakaian menjadi unik serta menggoda, berani, dan percaya diri.
berbeda dengan pakaian lainnya. Warna yang digemari adalah merah
Sebuah gaya juga sering diasosiasikan dan shocking. Asesoris yang digunakan
dengan cara berpakaian seseorang berukuran besar atau banyak dan
(artis ternama) maupun merujuk pada berkesan berkilau (blink-blink).
periode waktu tertentu, seperti gaya
Yunani, Romawi, Renaissance, dan Seluruh karakter gaya dapat
lain sebagainya. dikombinasikan satu sama lain untuk
menciptakan gaya busana baru;
Menurut Zaman (2002) karakteristik misalnya dalam kasus seorang wanita
gaya (style) dapat diklasifikasikan yang lembut dan cantik (feminine)
menjadi enam kategori yaitu (1) namun menyukai celana denim kasual
Feminine-Romantic atau gaya dengan dengan penggunaan sandal atau
karakter penampilan yang lembut, sepatu, maka akan menciptakan gaya
halus, manis, dan cantik, serta penuh feminine-casual. Kombinasi gaya klasik
dengan warna pastel dan motif dan gaya feminin akan menciptakan
bunga;(2) Sporty-Cassual yaitu gaya gaya feminin-Classic, dan lain
dengan karakter kepribadian yang sebagainya.
modern, sportif, dengan penampilan
yang segar (fresh), trendi, dan enerjik. Sejarah Singkat Jilbab dan Busana
Jenis busana digunakan yang nyaman, Muslim di Indonesia
mudah dalam perawatannya, serta Secara etimologis jilbab berasal dari
mengguakan asesoris maupun motif bahasa Arab, jalaba atau bentuk
yang kecil dan sederhana; (3) Classic- jamaknya jalabib, tercantum dalam
Elegantyaitu karakter gaya klasik- surat Al-Ahzab ayat 59 (Surtiretna,
konservatif yang bersifat abadi dkk, 1995). Banyak ulama dan ahli
(memiliki periode waktu pakai yang tafsir yang mengartikan kata jalaba
cukup panjang). Gaya ini bersifat chic atau jilbab sebagai busana muslimah,
dengan penampilan yang anggun, yaitu suatu pakaian wanita yang tidak
tenang, sederhana namun berkualitas ketat atau longgar serta menutupi
baik (mahal). Warna yang digemari seluruh tubuh wanita (aurat), kecuali
warna netral, hitam, putih, krem, dan muka dan telapak tangan. El-Guindi
warna-warna ke arah tint; (4) Exotic- dalam Zulaikha (2003)menyebut jilbab
Dramatic adalah gaya yang unik, khas, dengan hijab (berasal dari kata hajaba)
dan original. Penampilannya sangat yaitu tutup, bungkus, tirai, cadar,
mengikuti trend dan sangat ekspresif. layar, partisi. Jilbab di Indonesia
Gaya ini juga bersifat sangat dalam KBBI online diartikan sebagai
45 Jurnal Rupa Vol. 02, No. 01, Agustus 2017 : 1-75

kerudung lebar yang dipakai mempengaruhi kebangkitan Islam di


perempuan muslim untuk menutup seluruh dunia termasuk di Indonesia
kepala dan leher sampai ke dada. khususnya berdampak pada
Secara umum jilbab merupakan penggunaan jilbab yang dikenal
bagian dari rangkaian busana dengan masa ‘revolusi jilbab’. Saat itu
muslimah yang tidak ketat atau sejumlah aktivis wanita muslim
longgar serta menutupi tubuh kecuali mencoba menunjukan identitas
muka dan telapak tangan. keagamaannya melalui penggunaan
jilbab yang menutup rapat kepala
Sejarah penggunaan jilbab di sesuai dengan Syariah Islam. Namun
Indonesia berbeda dengan negara demikian jilbab dalam bentuk ini
muslim lainnya. Sejak agama Islam banyak ditentang oleh berbagai pihak
masuk ke Nusantara oleh pedagang termasuk pemerintah yang saat itu
Arab, India, dan Gujarat, wanita dan berada pada masa rezim Orde Baru.
pria muslim tidak memiliki cara Gaya jilbab yang menutup rapat
berpakaian yang berbeda dengan kepala dianggap sebagai lambang
orang-orang pribumi lainnya Islam radikal maupun perlawanan
(Prasetya, 2010). Belum ada istilah terhadap pemerintah orde baru saat
busana muslim maupun jilbab atau itu. Sejumlah instansi pendidikan,
hijab, namun demikian sedikit demi kantor, hingga pemerintahan bahkan
sedikit diiringi dengan kewajiban mengeluarkan larangan tentang
berhaji umat Islam ke kota suci Mekah, penggunaan jilbab. Barulah pada awal
maka banyak orang muslim yang tahun 90an, penggunaan jilbab
mulai menggunakan pakaian yang menjadi lebih bebas, hal tersebut
ditiru dari gaya berbusana masyarakat merupakan dampak dari mulai
Arab. Laki-laki menggunakan jubah dirangkulnya sejumlah organisasi
berwarna putih sedangkan islam oleh pemerintah Orde Baru
perempuan menggunakan kerudung terlebih setelah era reformasi pada
yang saat itu di Indonesia bentuknya tahun 1998.
longgar dan masih memperlihatkan
bagian rambut dan leher. Pada era 2000-an pengguna jilbab
mengalami peningkatan pesat, model
Kendati Islam telah dianut masyarakat jilbab dan busana muslim pun
Nusantara sejak berabad silam namun semakin bervariasi didukung oleh
jenis pakaian yang menutup rapat banyak nya artis yang mulai
anggota tubuh tidak dikenal terutama menggunakan jilbab seperti Inneke
oleh kaum wanita muslim termasuk Koesherawati, Ratih Sanggarwati,
para aktivis pesantren. Hingga tahun Zaskia Mecca, dan lain sebagainya.
1930-an pakaian tradisional wanita Tahun 2010 muncul tren Hijabers yang
pribumi di Nusantara masih berupa dipopulerkan oleh Hijabers Community
baju kurung dengan kerudung sebuah komunitas wanita muslimah
longgar, berkain kebaya dan pengguna jilbab, komunitas ini
menggunakan selendang. Pada akhir menawarkan konsep busana
tahun 1980 revolusi Iran muslimah yang muda, modern, dan
Pingki Indrianti: Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, 46
Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta

trendi. Sejak kemuncukan komunitas sederhana tidak banyak lipatan, plooi,


ini pengguna jilbab di Indonesia kerutan, jahitan tindis, dan saku;(3)
semakin bertambah pesat, khususnya Dapat menggunakan model busana
di kalangan kaum muslimah muda tailored cut atau busana mantel pak
atau remaja. (untuk nuansa formal) seperti (blazer)
atau jas (suit); (4) Siluet busana kerja
Pekerjaan Sektor Formal dan Busana sopan, seperti potongan rok tidak
Kerja mini, tidak menggunakan lengan
Pekerjaan sektor formal dan informal berpotongan kutung (tank top), blus
menurutWardoyo (1995) dibedakan atasan dan rok (juga celana) tidak
berdasarkan status, skala usaha, ketat.
dengan peraturan dan organisasi.
Sektor informal adalah jenis pekerjaan
yang tidak terdaftar, tanpa
perlindungan negara, ada peraturan
formal, struktur, atau memperbaiki gaji
dan bisnis tidak dikenai pajak.
Sementara lapangan kerja sektor formal
mencakup bisnis atau perusahaan yang
terdaftar, yang terdiri dari sekelompok
orang dengan negara dengan peraturan
formal, struktur, memperbaiki gaji,
pekerja profesional, dan jumlah tenaga
kerja dalam skala besar. Gambar 2 Contoh Model Busana Kerja
Formal (Riyanto and Zubahri, 2009)
Sedangkan pengertian busana kerja
menurut Riyanto (2009) adalah busana Estetika Berbusana
yang dipakai seseorang ketika Estetika atau keindahan dan keserasian
melakukan pekerjaannya sesuai menjadi tujuan utama dalam
dengan profesi masing-masing baik penggunanaan mode busana, daya
pekerjaan formal maupun informal, tarik menjadi hal penting yang harus
luar ruangan (out door) maupun dalam dipertimbangkan baik dalam
ruangan (indoor), pekerjaan yang merancang, memilih, dan
memerlukan fisik atau lebih banyak menggunakan suatu produk busana.
memerlukan pikiran. Begitu juga jenis Estetika berbusana memiliki kaitan erat
busana menurut kesempatannya, ada dengan unsur (elemen) desain atauthe
busana kantor untuk acara formal Components of fashion (Stone, 2006).
(resmi) maupun busana untuk acara Elemen atau unsur utama dalam desain
semi formal (setengah resmi). Secara mode busana mencakup: (1) Bentuk
umum beberapa karakteristik dan atau shilouette, (2) Garis atau line, (3)
siluet busana kerja menurut Riyanto Tekstur, (4) Detail, dan (5) Warna.
(ibid) diantaranya: (1) model busana
kerja wanita (blus, rok, celana) praktis Bentuk menurut Stone (ibid) dapat juga
dan formal;(2) Model busana kerja berarti siluet. Dalam konteks busana
47 Jurnal Rupa Vol. 02, No. 01, Agustus 2017 : 1-75

siluet dapat merupakan kontur yang yang banyak maka akan menurunkan
membentuk suatu model busana. Ada intensitasnya.
busana dengan siluet lurus, siluet
lonceng, A-line, dan lain sebagai METODE PENELITIAN
nya.Garis adalah elemen paling
Penelitian ini menggunakan metode
penting dari semua elemen desain.
kuantitatif deskriptif; penelitian
Menurut Suhendar (2006) di dalam
deskriptif menurut Sugiyono (2003)
dunia seni rupa garis tidak hanya
adalah penelitian yang dilakukan
berperan sebagai garis, namun
untuk mengetahui nilai variabel
terkadang dapat berfungsi sebagai
mandiri, baik saru variabel atau lebih
simbol emosi atau ekspresi diri.
tanpa membuat perbandingan atau
Toekio (1987) menguatkan hal tersebut,
menghubungkan dengan varibael yang
bahwa garis memiliki sifat formal dan
lain. Sedangkan penelitian kuantitatif
non formal. Garis geometris bersifat
(ibid) adalah penelitian dengan
formal, kaku, beraturan dan resmi.
memperoleh data yang berbentuk
Sedangkan garis non geometris seperti
angka atau data kualitatif yang
sulur atau tumbuhan bersifat non
diangkakan. Berdasarkan penjelasan
formal, luwes, lemah gemulai dan
tersebut maka metode dalam penelitian
lembut.
ini adalah deskriptif kuantitatif, data
Tekstur merujuk pada kualitas yang diperoleh dari sample populasi
permukaan dari objek atau benda yang penelitian dianalisis kemudian
dapat direspon oleh indra peraba. diinterpretasikan. Data deskriptif dapat
Menurut Gerval (2009) tekstur disajikan dalam bentuk tabel, grafik,
mencakup dekorasi latar kain dan diagram, pictogram, persentase,
motif seperti tekstil cetak (print), bordir, modus-mean-median, dan lain
aplikasi, payet, dan lain sebagainya. sebagainya.
Warna dalam estetikan memiliki
Tahapan Penelitian
dimensi sifat warna. Dimensi warna
Tahapan penelitian terdiri dari: (1)
terdiri dari hue, value, dan intensity. Hue
Penyebaran quesioner, (2) Melakukan
adalah istilah yang diberikan untuk
seleksi terhadap responden, dan (3)
menamakam warna-warna itu sendiri.
Analisis hasil quesioner. Penyebaran
Terdiri dari warna primer, sekunder,
quesioner dilakukan kepada sejumlah
tersier. Value adalah istilah yang
responden pekerja muslimah di
berkaitan dengan tingkat kecerahan
sejumlah sektor formal seperti institusi
suatu warna atau gelap terang nya
pendidikan, desain dan media,
suatu warna. Dalam deret warna, value
pemasaran dan publikasi, medis,
berarti mencampur warna-warna hue
keuangan dan akuntansi, serta
ke dalam deret putih dan hitam.
perusahaan minyak dan gas. Lembar
Sedangkan Intensity adalah kekuatan
kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan,
dan kelemahan warna, menurut
dibagi menjadi dua jenis pertanyaan;
Haldani (2011) adalah tingkat
dua nomor berupa pertanyaan seleksi
kecerahan warna karena perbedaan
(screening questions), 13 sisanya
komposisi air. Warna dengan kadar air
Pingki Indrianti: Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, 48
Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta

merupakan pertanyaan inti. Ada lebih mereka gunakan untuk pakaian kerja
dari 50 kuesioner didistribusikan, 26 sehari-hari. Aspek gaya busana terbagi
diantaranya lulus pertanyaan seleksi menjadi dua elemen yaitu karakteristik
(sesuai dengan kategori). Peserta yang gaya dan tipe busana kerja. Beberapa
lulus pertanyaan seleksi yaitu: (1) karakteristik gaya yang disebutkan
Pekerja muslimah menggunakan jilbab; dalam quesioner ini umumnya banyak
(2) Umur 25-40 tahun; (3) Memiliki digunakan di banyak merek busana
sedikit pengetahuan dan ketertarikan muslim yaitu Feminine-Cassual, Sporty-
terhadap tren mode dan gaya busana. Cassual, Feminine-Classic, Classic-
Elegant, dan Sexy-Glamour. Sedangkan
Adapun 13 nomor pertanyaan inti tipe pakaian yang disebutkan dalam
membahas tentang busana kerja quesioner ini adalah busana formal dan
muslimah yang fokus pada tiga aspek semi formal.
meliputi (1) Aspek karakteristik gaya
(style) yang terdiri dari Adapun hasil dari kuesioner dijelaskan
elemenkarakteristik gaya dan tipe sebagai berikut, responden memilih
busana kerja; (2) Analisis Estetika gaya Feminine-Cassual dengan jenis
Visual yang terdiri dari elemen warna busana, ornamen, detail, dan asesoris
dan tekstur; serta (3) Analisis Perilaku yang sederhana, serta penampilan yang
Konsumen yang terdiri dari elemen segar (fresh), enerjik, namun tetap
daya beli konsumen (terhadap harga terlihat cantik dan manis. Pilihan kedua
produk busana) dan proses penyerapan dari karakteristik gaya adalah Feminine-
serta adaptasi tren (diffusion of Classic dengan busana yang klasik
innovation).Setelah seluruh data konservatif, sederhana, smart, namun
diperoleh, barulah dilakukan proses tetap terlihat cantik, manis, dan lembut.
pengolahan data dan analisis. Jawaban Pada tipe pakaian responden lebih
terbanyak digunakan untuk memilih jenis busana semi fromal
mengidentifikasi gaya busana kerja untuk pakaian kantor sehari-hari
muslimah, hasil analisis disajikan dengan menggunakan blazer, jaket
dalam bentuk tabel maupun diagram. panjang (long coat), gaun panjang
(gamis), kemeja panjang (tunik),
HASIL DAN PEMBAHASAN
kemeja atau blus, dikombinasikan
Analisis Aspek Karakteristik Gaya dengan rok maupun celana panjang
Pada aspek ini responden diminta berbahan katun, denim, twill, dan lain
untuk memilih gaya busana yang sebagainya.
49 Jurnal Rupa Vol. 02, No. 01, Agustus 2017 : 1-75

Gambar 3.Karakteristik Gaya dan Tipe Busana Kerja Pilihan Responden


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

5
4
1 2 3
6

Gambar 4.Contoh Karakteristik Gaya Feminine-Casual (1-5) dan Feminine-Classic (6) dengan dan Tipe
Busana Semi Formal. (Dokumentasi Pribadi, Ranni Hatta (1), Zaskia Mecca (3), Hijup Magazine (5),
2017)

Analisis Aspek Estetika Visual blue, crème, dan lain sebagainya).


Beberapa resonden memilih warna
Aspek estetika visual dalam penelitian cerah dan hanya sedikit dari mereka
ini mengacu pada elemen warna dan yang memilih warna-warna menyala
tekstur (motif). Siluet dan detail tidak (fluorescent colors)sepertishocking yellow
termasuk dalam penelitian ini karena atau pink. Sedangkan tekstur atau motif,
aplikasi dari kedua elemen hampir mayoritas responden lebih memilih
serupapada berbagai jenis busana kerja. motif sederhana misalnya pola
Hasil analisis estetika visual adalah geometris (kotak dan garis) dan sulur
sebagai berikut, warna favorit untuk (stilasi motif bunga dan tumbuhan)
pakaian kantor adalah warna-warna maupun batik sebagai pilihan
gelap (merah marun, hijau gelap, alternatif. Motif batik turut menjadi
kuning tua, abu-abu, ungu, hitam, pilihan karena banyak digunakan oleh
coklat, biru tua, dan sebagainya) serta pekerja di perkantoran formal di
warna lembut atau pastel sebagai Indonesia termasuk kota Jakarta,
pilihan alternatif (baby pink, beige, soft
Pingki Indrianti: Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, 50
Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta

sebagai busana resmi pada hari jumat


maupun hari selasa atau rabu.

Gambar 5.Estetika Visual (Warna dan Motif) Pilihan Responden(Dokumentasi Pribadi)

1 2 3

Gambar 6.Contoh Warna dan Motif Pilihan Responden


(Sumber: Rani Hatta (1), Dokumentasi pribadi (2), Zaskia Mecca (3), 2017)

Aspek Perilaku Konsumen besar responden membeli empat


sampai sepuluh buah pakaian per
Aspek perilaku konsumen terbagi tahun dengan harga maksimal Rp.
menjadi elemen daya beli konsumen 200.000,00 - Rp. 300,000.00 per potong.
(terhadap harga produk busana) serta Sedangkan pada penyerapan tren
elemenproses penyerapan dan adaptasi mode, mayoritas responden cenderung
tren (diffusion of innovation). akan mengadaptasi suatu tren setelah
Berdasarkan perilaku berbelanja (daya tren tersebut mulai digunakan oleh
beli), responden cenderung bersikap banyak orang, namun disesuaikan
non-konsumtif atau hemat. Rata-rata terlebih dahulu dengan gaya pribadi
pendapatan mereka adalah Rp. setiap individu. Kelompok ini dalam
3,000,000 sampai Rp. 10,000,000per diagram diffusion of innovation
bulan membuat mereka lebih selektif (Meadow, 2012) disebut sebagai Early
dalam memilih dan berbelanja pakaian Majority (49%). Sedangkan sebagain
untuk bekerja sehari-hari. Sebagian responden lainnya termasuk dalam
51 Jurnal Rupa Vol. 02, No. 01, Agustus 2017 : 1-75

kelompok Early Adopter (44%) atau namun tetap menyesuaikan dengan


konsumen yang mengikuti tren terbaru gaya busana pribadi individu.
setelah muncul nya para tren setter,

Gambar 7.Perilaku konsumen terkait daya beli responden (Dokumentasi pribadi)

Fashion Early Early Late Fashion


Innovators Adopter Majority Followers Laggards

Gambar 8.Diffusion of Innovation dari Para Responden(Meadow, 2012)

Berkut adalah rangkuman dari hasil pada sektor pekerjaan formal di kota
analisis gaya busana kerja muslimah Jakarta.
Pingki Indrianti: Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, 52
Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta

Tabel 1. Rangkuman hasil analisis gaya busana kerja muslimah (Dokumentasi Pribadi)

Formal sector employment:


• Educational institution,
• Design
• Media
Pekerjaan
• Marketing & Public relations
• Medical
• Accounting & Finance
• Oil Industry

Penghasilan Rp. 3,000,000-10,000,000 / bulan

Umur 25-40 tahun


Feminine-Casual: Busana yang nyaman dan mudah dalam
Karkterisik Gaya
perawatan dengan siluet, detail, motif, dan asesoris yang serhana
Semi formal: Blazer, coat, long dress (gamis), long shirt (tunik), shirt
Tipe Busana Kerja
or blouse; mixed with jersey skirt and denim or will trousers

Warna gelap (maroon, dark green, dark yellow, dark gray, purple,
Warna black, brown, navy blue, dsb) dan warna lembut atau pastel sebagai
opsi alternatif (baby pink, beige, soft blue, dsb )

Tekstur/Motif Geometric/Stripes & Sulur (Stilation Flower)/Batik


• Konsumen dengan pertimbangan ekonomi yang baik (non-
Perilaku Konsumen consumtive)
• Early Majority group, Early Adopter

KESIMPULAN
Busana atau pakaiandapat menjadi Analisis gaya busana kerja muslimah
salah satu media komunikasi non- terbagi menjadi tiga aspek yaitu (1)
verbal; masyarakat urban dalam gaya Gaya Busana: Karakteristik Feminine-
hidup modern membutuhkan busana Casual dengan tipe busana kerja Semi
yang efisien dan trendi, hal tersebut Formal; (2) Aspek Estetika Visual:
juga berlaku bagi parapekerja Warna gelap dan lembut dengan
muslimah yang menggunakan hijab tekstur atau motif geometris (garis) dan
(jilbab) untuk aktivitas bekerja sehari- sulur (stilasi tumuhan/batik); (3)
hari. Fenomena meningkatnya jumlah Perilaku Konsumen yaitu non-
pekerja wanita di area sektor formal di consumtive (hemat) serta masuk dalam
Indonesia beriringan dengan kategori Early Majority groupdan Early
meningkatnya trenwanita berhijab Adopter. Afiliasi responden dalam
yang dipengaruhi oleh tren penelitian ini adalah dari berbagai latar
HijabersComunity. Fenomena ini belakang namun sebagian besar
memunculkan kebutuhan akan busana pekerja ini cenderung memiliki
kerja muslimah yang lebih fleksibel, preferensi yang sama dalam memilih
modis namun tetap dapat terliat gaya busana kerja sehari-hari. Adapun
profesional. beberapa pekerja formal dari sektor
53 Jurnal Rupa Vol. 02, No. 01, Agustus 2017 : 1-75

industri kreatif seperti desainer, penata &Technology for GCSE: Textiles.


gaya, media, dan lain sebagainya, London: Hodder Education &
tentunya cederung memiliki gaya yang Hachette UK Company
sedikit berbeda dan lebih unik
diandingkan dengan mayoritas pekerja Kotler, Philip. 1994. Marketing
lainnya. Penelitian ini membutuhkan Management; Analysis, Planning,
penelitian lebih lanjut dan Implementation and Control(8th).
mendalamdengan metode kualitatif New Jersey: International
maupun analisis VAS, jumlah Edition, Englewood Cliffs,
responden (sample size) juga perlu Prentice Hall.
ditambah, untuk mendapatkan
informasi yang lebih mewakili Meadow, Toby. 2012. Memulai Dan
masyarakat keseluruhan, akurat dan Menjalankan Label Fashion (edisi
rinci. Hasil penelitiandiharapkan Revisi). PT.Gaya Favorit Press:
dapat membantu industri maupun Jakarta.
desainer busana muslimah (modest
fashion) dalam menciptakan desain Pan, Y., Roedl, D., Thomas, J. C., &
serta melakukan pengembangan Blevis, E. 2015. Fashion thinking:
produk. Fashion practices and
sustainable interaction design.
DAFTAR PUSTAKA International Journal of Design,
9(1), 53-66.
Alim Zaman, Moh. 2002. 100 Tahun
mode di Indonesia 1901-2000. Prasetya, H. 2010. Buku Identitas
Meutia Cipta Sarana : Dewan Perempuan Indonesia: Status,
Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Pergeseran Relasi Gender, dan
Penata Busana Indonesia Perjuangan Ekonomi Publik.
Kartini. Jakarta: Desantara.

Barnard, Malcolm. 2002. Fashion as Riyanto, A.A., Zulbahri, L. 2009. Modul


CommunicationSecond Dasar Busana, Program Studi
Edition.Oxon and New York: Pendidikan Tata Busana Jurusan
Routledge. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas Pendidikan Teknologi Dan
Indrianti, Pingki. 2013. Analisis Gaya Kejuruan Universitas Pendidikan
Modern Busana Kerja Muslimah. Indonesia. Bandung.
Thesis Program Pascasarjana
FSRD, Institut Teknologi Sabatari, Widyabakti. 2008. Faktor
Bandung. PenyebabPerubahan Disain Busana
Kerja Wanita, Sebuah Kajian
Jayne March, Carey Clarkson & Maria
James. 2009. OCR Design
Pingki Indrianti: Analisis Gaya Busana Kerja Muslimah, 54
Studi Kasus: Pekerjaan Sektor Formal di Kota Jakarta

Sosiologis. Penelitian akademisi,


Universitas Negeri Jogjakarta.

Stone, Elaine. 2008. The Dynamics of


Fashion. New York: Fairchild
Publication, Inc.

Sugiyanto, Prof.DR. (2015): Metode


Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D.Bandung: Penerbit
Alfabeta.

Suhendar, H. (2006): Kajian Estetik


Ragam Hias Bordir Kawalu
Tasikmalaya Jawa Barat Tahun
1990-2005. Tesis Program
Pascasarjana. Institut Teknologi
Bandung.

Udale, Jenny. 2014. Textile and Fashion:


Exploring Printed Textiles,
Knitwear, Embroidery, Menswear
and Womenswear. London:
Bloomsburry Publishing Plc.

Wardoyo, M. M.1995. Studi Tentang


Pekerja Migran di Sektor Formal
Dari Jawa tengah di DKI Jakarta.
Thesis Program Pascasarjana,
Universitas Indonesia.

Zulaikha, Ellya. 2003. Kajian Desain


Terhadap Hibriditas Dalam Gaya
Jilbab di Indonesia. Thesis
Program Pascasarjana FSRD,
Institut Teknologi Bandung

View publication stats

Potrebbero piacerti anche