Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
70 | Jurnal Kredo
Vol. 3 No. 2 April 2020
Kredo 3 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index
PENDAHULUAN
Pada kenyatannya keberadaan
Indonesia merupakan negara dengan masyarakat etnik Tionghoa belum bisa
masyarakat yang memiliki latar diterima dengan baik oleh masyarakat
belakang yang berbeda. Baik dari suku pribumi Indonesia. Banyak pandangan
dan budaya. Dibalik keindahan negatif yang muncul dari pemikiran
perbedaan itu tentunya terdapat pribumi. Masyarakat keturunan Cina
permasalahan yang klasik bagi negara atau etnik Tinghoa dicurigai masih
indonesia. Hal ini dapat terjadi karena menjalin hubungan yang kuat dengan
sering terjadinya pertentangan antar tanah asli leluhurnya dan ditakutkan rasa
suku. Contohnya seperti pertentangan nasionalisme terhadap negara Indonesia
masyarakat pribumi dengan etnis diragukan serta dikhawatirkan
Tionghoa. melakukan penjajahan yang sma, yang
Awal pemerintahan Orde Baru, telah dilakukan oleh Belanda.
menunjukkan langgam libertarian yang Banyak peristiwa pahit yang dialami
nyata adalah langgam perpindahan oleh etnis Tionghoa di Indonesia, salah
dengan mencari format baru bagi satunya seruan kepada masyarakat
konfigurasi politik (Nurcahyo, 2016). pribumi untuk mengusir orang Tionghoa
Masa Orde Baru memberlakukan sistem yang memiliki status kewarganegaraan
kebijakan asimilasi. Menurut Park dan Cina. Tututan tersebut hasil reaksi dari
Burges (Romli, 2015) asimilasi adalah perdebatan antara pemerintah Indonesia
suatu proses interpretasi dan fusi. dan pemerintah Cina. Perdebatan itu
Melalui proses ini orang-orang dan tentang tuntutan pemerintah RRC
kelompok-kelompok memperoleh terhadap pemerintah Republik Indonesia
memori-memori, sentimensentimen, dan supaya menyediakan kapal bagi
sikap-sikap orang-orang atau kelompok- Tionghoa yang ingin kembali ke
kelompok lainnya, dengan berbagai negaranya. Dari hal tersebut pemerintah
pengalaman dan sejarah, tergabung republik Indonesia dianggap gagal
dengan mereka dalam suatu kehidupan dalam menjaga kepentingan etnis
budaya yang sama. Proses ini Tionghoa asing di Indonesia.
mencampurkan dua budaya atau lebih Kebijakan asimilasi pada masa
sehingga membentuk kebudayaan baru. Orde Baru terhadap etnis Tionghoa lebih
Golongan yang melakukan asimilasi ini ditekankan dan cenderung dipaksakan.
adalah golongan mayoritas dan golongan Tujuannya supaya menghilangkan
minoritas. Tionghoa merupakan etnis identitas ketionghoa-an dan didorong
yang banyak melakukan perpindahan menjadi lebih ke- “Indonesia”. Dalam
kedaerah lain, termasuk diantarannya masa kebijakan asimilasi dijalankan,
daerah barat dan Asia, baik dengan presiden Soeharto pribadi yang
hubungan perdagangan maupun menyatakan bahwa secara jelas dan
ekspedisi. Tionghoa merupakan etnis secepatnya warga negara Indonesia yang
yang mampu mempertahankan jati berdarah Cina, harus segera berintegrasi
dirinya ditempat, tanpa sedikitpun
menghilangkan kultur dan budayanya
(Khaliesh, 2014).
kerusuhan ini tidak sedikit toko dan binasa perlahan, The last Crowd, Mata
perusahaan dihancur leburkan oleh amuk dan manusia laut, 86- English edition
massa terumata milik etnik Tionghoa. dan negeri para melus. Pengarang
Pusat kerusuhan terbesar terjadi di mengambil fakta sejarah pada masa
Jakarta, Medan dan Surakarta. Dalam Orde Baru di Indonesia era tahun 1950-
kerusuhan ini ratusan wanita etnik 1999 sebagai latar dalam novel tersebut.
Tionghoa yang diperkosa dan Dalam novel ini, penulis berusaha
mengalami pelecehan seksual. Sebagian menggambarkan kejadian atau peristiwa
diperkosa ramai-ramai, dianiaya dengan politik yang terjadi di negara republik
sadis dan dibunuh. Terjadinnya Indonesia dengan menghadirkan 1 tokoh
kerusuhan tersebut banyak etnik yang berkesan dan membawa alur cerita
Tionghoa meninggalkan Indonesia. dalam novel ini tidak monoton.
Amuk massa ini membuat pemilik toko Gambaran peristiwa tersebut
ketakutan dan mereka menulisi toko digambarkan dengan rinci oleh
mereka dengan tulisan “Milik Pribumi” pengarang, mulai dari adanya
atau “Pro-reformasi” karena massa akan pembatasan etnis Tionghoa melakukan
menyerang dan berfokus pada etnik segala bentuk kegiatan, sampai pada
Tionghoa.Tragedi ini mengakibatkan peran uang dan kekuasaan menjadi
penurunan jabatan Presiden Soeharto sangat penting pada masa Orde Baru.
dan di gantikan dengan B.J. Habibie. Kesewenangan dan ketidakadilan
Rekaman keadaan Indonesia pada digambarkan oleh penulis dengan
masa Orde Baru banyak dituangkan berbagai peristiwa. Kisah dalam novel
dalam karya sastra, seperti novel, buku, entrok sebenarnya sederhana, dua wanita
cerita pendek, artikel, opini atau bahkan yang hidup sangat sederhana penuh
naskah drama. Karya sastra terbentuk pejuangan melawan ketidakadilan dan
karena pengalaman pribadi penulis yang kesewenang – wenangan. Akan tetapi
digambarkan melalui tulisannya. Semua yang identik dari novel ini adalah
kejadijan terekam dalam karya sastra, muncul beberapa tema yang besar
yang dapat dinikmati oleh masyarakat. tentang pluralisme, feminisme, politik,
Salah satunya seperti novel Entrok karya profesi, agama dan kepercayaan. Novel
Okky Madasari yang terbit pada tahun ini menjadi bahasan kompleks tentang
2010 (Madasari, 2010). Novel Entrok di kehidupan nyata dalam masyarakat
tulis oleh Okky Madasari. Okky Madasri pedesaan yang tertindas.
adalah seorang pengarang Indonesia Pengarang mengambil fakta sejarah
yang memenangkan karya sastra pada masa Orde Baru di Indonesia era
katulistiwa dengan karya sastranya. tahun 1950-1999 sebagai latar dalam
Okky lahir di Magetan pada tanggal 30 novel tersebut. Kisah dalam novel entrok
Oktober 1984. Dia pernah menempuh sebenarnya sederhana, dua wanita yang
pendidikan di Universitas Indonesia dan hidup sangat sederhana penuh pejuangan
Universitas Gadjah Mada. Karya- melawan ketidakadilan dan kesewenang
karyannya sudah banyak dikenal banyak – wenangan. Akan tetapi yang identik
orang, mulai darai novel pasung jiwa, dari novel ini adalah muncul beberapa
Maryam, kerumunan terakhir, Mta Di tema yang besar tentang pluralisme,
Tanah Melus, The Out Cast, Mata dan feminisme, politik, profesi, agama dan
Rahasia Pulau Gapi, Yang bertahan dan kepercayaan. Novel ini menjadi bahasan
74 | Jurnal Kredo
Vol. 3 No. 2 April 2020
Kredo 3 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index
menolak dan menerima. Respon yang tentara. Cara persuasi dilakukan dengan
paling dominan adalah respon dalam cara menghegemoni kelas bawah. Cara
menolak tindak diskriminasi. Bentuk itu dilakukan dengan menanamkan
dari sikap penolakan tersebut berupa gagasan dan ideologi yang bisa diterima
tindakan verbal dan sikap mengritisi tanpa harus ada penolakan. Gramsci
tindak diskriminasi. melihat bahwa hegemoni adalah praktik
Pentingnya penelitian ini ditulis dua arah dari dua hubungan yang
untuk mendeskripsikan diskriminasi subordinasi, yaitu kekuasaan negara
negara terhadap etnik Tinghoa dalam kaum borjuis dan kelas buruh
novel Entrok dan mendeskripsikan (Hutagalung, 2004). Dua wilayah
tujuan dominasi Negara terhadap etnik menutut Gramsci dalam suatu negara
Tionghoa. Penelitian ini ditulis dengan dunia masyarakat sipil dan masyarakat
harapan dapat menjadi sumbang pikir politik. Bagi Gramsci hal terpenting
bagi dan bermanfaat bagi kehidupan dalam hegemoni adalah pentingnya
pembaca. Serta menjadi refrensi dalam kepemimpinan dan upaya-upaya untuk
dunia kesastraaan. Fokus penelitian ini memenangkan kekuasaan pemerintah
yaitu pertama dominasi negara kepada supaya ada kepuasan tersendiri.
Tionghoa dengan kekerasan, kedua Alasan munculnya hegemoni yaitu
tujuan dominasi yang dilakukan negara terpenuhinya akses dalam ruang material
terhadap etnik Tionghoa. dan saluran menyuarakan gagasan dari
kelas proletar adalah argumentasi alasan
KAJIAN TEORI kelas yang idamkan Marx tidak tercapai
(Wiharjo, 2018).
SELAIN KEKUASAAN Sesuai dengan konsep hegemoni
DENGAN CARA DOMINASI ATAU menurut pendapat Gramsci di atas,
KEKERASAN, juga muncul kekuasaan dalam novel Entrok tergambar jelas
dalam bentuk moral dan intelktual. bahwa konsep hegemoni dijalankan oleh
Kekuasaan ini diistilahkan dengan penguasa. Artinnya sistem politik di
hegemoni. Hegemoni memiliki Indonesia pada masa Orde Baru
keterkaitan erat dengan konsep dan menerapkan konsep hegemoni yang
ideologi. Konsep hegemoni menurut dilakukan oleh beberapa oknum elite.
Antonio Gramsci adalah suatu kelas dan Dalam novel Entrok sanksi atau
anggotannya menjalankan kekuasaannya hukuman sering kali diberikan penguasa
terhadap beberapa kelas yang kepada masyarakat yang melanggar
dibawahnya dengan dua cara yaitu ketentuan, kebijakan, atau aturan-
persuasi dan kekerasan (Hefni, 2012). atauran yang telah ditentukan. Dalam hal
Antonio Gramsci merupakan seorang ini ketentuan, kebijakan, atau aturan
teoritikus politik yang lahir di Ales, tersebut merupakan bagian dari
Italia dan meninggal pada 27 April kekuasaan penguasa. Secara tidak
1937. langsung terdapat ancaman kepada
Kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat yang di sebabkan adanya
kelas atas terhadap kelas bawah dengan ketentuan, kebijaran dan peraturan yang
cara mendominasi kelas bawah. diberlakukan oleh penguasa. terlebih
Kekerasan dilakukan melalui orang- jika ada yang melakukan penolakan atau
orang negara seperti polisi, hakim dan
76 | Jurnal Kredo
Vol. 3 No. 2 April 2020
Kredo 3 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index
78 | Jurnal Kredo
Vol. 3 No. 2 April 2020
Kredo 3 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index
Pada data tersebut jelas terlihat dan pemukulan atau aniaya. Kekerasan
jabatan menjadi kunci utama penguasa verbal seperti hujatan atau penghinaan.
politik untuk bersikap sewenang-
wenang. Pada dasarnya ketika masa (5) “Sekilas,dari pintu toko yang
Orde Baru siapa yang mempunyai terbuka separuh, aku bisa
jabatan maka orang itu bisa melakuakn melihat Koh Cayadi duduk di
sewenang-wenangnya. Kekuasaan kursi yang biasa didudukinnya
pemegang kunci utama dalam masa Orde setiap hari. Disitu dia biasa
Baru. menerima pembayaran dari
orang-orang yang membeli
(4) “Ya,aku memang tidak tahu apa- dagangannya. Satu tentara
apa tentang masalah Koh duduk di kursi hadapanya, dua
Cayadi. Aku hanya orang desa yang lain berdiri. Salah satu
yang bodoh yang kebetulan tentara yang berdiri berbicara
rumahnya ditumpangi buronan. sambil menunjuk-nunjuk muka
Benar begitu kan? Koh Cayadi. Muka Koh Cayadi
“dia akan dipenjara?” tanyaku. pucat pasi, dia sama sekali tak
“pasti. Dia sudah melawan bicara. Sekilas aku juga melihat
Negara. Mau jadi PKI apa!” tiga pegawai Koh Cayadi duduk
“salah dia apa to, ndan? Nggak di lantai, di belakang
ada bedanya sama kita yang bikin majikannya. Mereka
gobyong di punden” ketakutan.Begitu melihat kami,
“hus! Kalau tidak tahu apa-apa Cik Ellen melambai, menyuruh
jangan sembarangan omong. kami masuk ke tokonya yang
Klenteng, tari naga, sampeyan sumpek itu.“itu lo, Yu Marni,
tahu tidak itu simbol PKI. kasihan si Koh Cayadi. Ada
Makanya dilarang. Ini singkek yang lapor ke tentara, kalau dia
sudah tau dilarang masih nekat” suka ke Klenteng.” (Madasari,
(Madasari, 2010: 182). 2010:108).
dalam skala besar. Artinya segala ada banyak etnik Tionghoa yang
apapun urusan etnik Tionghoa jika berpindah agama sesuai agama yang
melanggar aturan negara dimintai uang diresmikan di negara Republik
sogokan, tetapi tetap saja ditahan dan Indonesia. Peraturan ini tertulis dalam
menjadi incaran. peraturan negara bahwa di Indonesia
agama Konghuju tidak diresmikan dan
(6) “terus tentara-tentara itu tidak dianggap. Koh Cayadi menjadi
sekarang mau apa di toko si buronan dikarenakan dia pergi beribadah
Koh, Cik?” pergi ke kelenteng.
“tidak tahulah aku. Kami semua
nggak ada yang berani ke sana. (8) “tak ada orang lain, selain
Takut. Nanti malah kami kena keluargaku dan dia, yang tahu
masalah juga, dianggap sealiran aku ke Klenteng. Hari ini
sama Koh Cayadi.” (Madasari, tentara datang menanyai aku
2010:109). macam-macam. Siapa lagi yang
bikin gara-gara kalau bukan
Kekerasan yang diberikan oleh para dia?”
oknum tentara mengakibatkan siapapun “mereka bilang, mereka tahu
yang berhubungan dengan etnik aku ke Klenteng. Katannya aku
Tionghoa pasti dianggap sealiran dengan sudah melanggar aturan. Aku
etnik Tionghoa. Hal ini menjadi bilang tidak benar, aku tidak
kekerasan batin yang dirasakan pernah ke Klenteng.” Koh
masyarakat terutama pribumi. Kekerasan Cayadi berhenti.
dalam data di atas termasuk kedalam “mereka bilang ada saksi yang
kekerasan secara langsung yang melihat dan aku akan di
mengakibatkan seseorang tidak bisa penjara. Akhirnya aku
mengaktualisasikan diri dengan baik. mengaku. Aku bilang itu hanya
demi ibuku yang sekarat.”
(7) “Aku juga ke kelenteng. Koh “katannya ini peringatan.
Cayadi tertawa pelan. “ Juga Mereka minta uang jaminan.
biar selamat, biar aku tercapai Tapi kalau ketahuan sekali lagi
segala tujuan.” Dia berkekeh aku mau ditangkap.” (Madasari,
lagi, pelan sekali, hingga 2010:111).
menyerupai desahan. “ tapi
mesti sembunyi- Uang jaminan menjadi kunci utama
sembunyi..ee...lha sekarang kebebasan dari jeratan hukuman atau
malah kucing-kucingan sama ancaman yang dilakukan oleh penguasa.
tentara.” (Madasari, 2010:178). Akan tetapi uang jaminan itu sifatnya
hanya sementara dan tidak ada
Data di atas menunjukkan betapa gunannya, karena tetap saja pemenrintah
dibatasinya kegiatan keagamaan etnis akan memenjarakan siapa yang bersalah
Tionghoa. Kegiatan keagamaan yang dalam melanggar peraturan negara. Data
dilakukan Koh Cayadi dilakukannya diatas menunjukkan Koh Cayadi
secara diam-diam dan berusaha supaya bercerita kepada Marni tentang hal apa
tidak diketahui oleh siapapun. Bahkan yang telah dilakukan oleh oknum
80 | Jurnal Kredo
Vol. 3 No. 2 April 2020
Kredo 3 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index
penguasa terhadapnya. Ketika itu Koh Koh Cayadi yang sudah membantunya
Cayadi pergi ke klenteng untuk untuk mencarikan TV dan mobil yang
mendoakan ibunya yang sedang sakit. dibeli Marni. Kebaikan Koh Cayadi juga
Permintaan ibunya untuk Koh Cayadi tidak hanya itu, Koh Cayadi pernah
pergi ke klenteng. Permintaan ini di mengajak Marni pergi ke Gunung Kawi
anggap Koh Cayadi sebagai permintaan untuk melakuakan doa kepada leluhur
terakhir sebelum ibunya meninggal yang ada di sana, sampai Marni
dunia. Kepergian Koh Cayadi ke mendaptkan salah satu bagian dari pohon
klenteng ada yang mengetahui dan Dawandaru yang dianggap sebagai
dilaporkan kepada oknum penguasa. sumber rezeqy.
Tidak lama dari kepergian Koh Cayadi,
para oknum tersebut menghampiri dan (10) “Terus sampeyan mau
mengintrogasi Koh Cahyadi ditempat. sembunyi disini?” “Ya kalau
Beberapa pertannyaan diajukan dengan diijinkan, Yu sementara saja.
memberikan ancaman-ancaman Mudah mudahan mereka tidak
hukuman, akan tetapi ujung dari mencariku. Hanya disini yang
introgasi tersebut adalah uang sogokan. aman yu.” (Madasari,
2010:172)
(9) “Dia malah diam ... aku semakin
penasaran. Bagaimanapun aku Data di atas menunjukkan ketakutan
juga takut kalau ada buronan Koh Cayadi terhadap para penguasa,
menginap di rumah ini. Amit- sampai memohon kepada Marni pemilik
amit jabang bayi, jangan sampai rumah untuk diijinkan supaya dia dapat
aku jadi ikutan menjadi buron”. bersembunyi di rumah Marni. Sisi lain
(Madasari, 2010:170) Marni sebagai teman Koh Cayadi ragu
untuk membantu Koh Cayadi untuk
Pada data di atas tokoh Marni menginap di rumahnya. Keadaan
dimintai tolong untuk menyembunyikan semakin membuat Marni sedikit panik,
kebedaraan Koh Cayadi yang menjadi takaut jika Marni juga terseret dalam
buron. Marni merasa ketakutan apabila penjara. Sampai akhirnya Marni
Marni nantinya juga dituduh sebagai mengijinkan Koh Cayadi untuk
pelindung orang yang salah atau menginap di rumahnya sebagai tempat
menyembunyikan buronan dalam persembunyiannya.
rumahnya. Hal tersebut termasuk bukti Pada data di atas terdapat
bahwa kesalahan yang diperbuat Koh selanjutnya terdapat lanjutan bahwa
Cayadi dimata penguasa sangat besar. tidak hanya Koh Cayadi saja yang
Padahal yang dilakukan Koh Cayadi jika menjadi buronan. Istri dan anaknya juga
diperhatikan hanya sebuah tindakan menjadi buronan, akan tetapi istri dan
yang memang berhak dia lakukan, yaitu anak dari Koh Cayadi melarikan diri
berdoa di tempat yang ia yakini. Marni pergi ke Malang, kerumah saudara Koh
sempat terlintas dalam ;pikiranya ragu Cayadi untuk menyelamatkan diri dari
untuk menerima Koh Cayadi menginap tangkapan penguasa.
di rumah Marni sebagai tempat
persembunyiannya. Akan tetapi Marni (11) “Sekarang tidak bisa yu. Kalau
tidak tega, Marni ingat kebaikan dari aku tidak lari pasti aku di
DISKRIMINASI TERHADAP ETNIK TIONGHOA DALAM NOVEL ENTROK | 81
KARYA OKKY MADASARI
1 2
Isqi Agustin Cahyaningtiyas , Candra Rahma Wijayaputra
Kredo 3 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index
kemarin tak terulang algi hari pasti akan dimintai uang sogokan untuk
ini. Dari lorong pawon dia membebaskan dia dari jeratan penjara.
berjalan dengan ujung senapan Ternyata tebakan Marni benar, Marni
yang menempel di dimintai nuang dengan alasan untuk
punggungnya. Dua tentara tidak dipenjarakan.
dibelakangnya.” (Madasari,
2010:180) SIMPULAN
Data di atas menunjukkan bahwa
tentara benar-benar akan mencari Berbagai kebijakan asimilasi
buronan yang melanggar aturan negara yang menjurus kepada diskriminasi etnik
sampai ketemu dan akan dipenjarakan. Tionghoa karena bersifat memaksa,
Keberuntungan Koh Cayadi pada menjadikan segala apapun yang
pencarian keduanya oleh tentara tidak dilakukan oleh etnik Tionghoa di
berpihak lagi. Dia tertangkap dan persulit. Baik dalam bidang ekonomi,
digiring ke kantor polisi. Marni terlihat politik, dan budaya. Hal itu
khawatir dan takut jika akan ditangkap menimbulkan hegemoni Negara terhadap
juga karena telah menyembunyikan etnik Tionghoa baik dalam bentuk
buronan dalam rumahnya. Hal itu kekerasan maupun tidak. Tujuan dari
terbukti dengan tindakan Marni yang dominasi yang dilakukan dengan
berdoa kepada alam semesta meminta menggunakan hegemoni yaitu untuk
untuk diberi keselamatan. menegak kan peraturan yang berlaku
(14) “ ini siapa bu..?” tanya tentara pada masa orde baru. Cara yang
yang dari tadi berdiri di dilakukan pemerintah dalam
sampingku. Dia komandan menjalankan tugas negarannya tidak
tentara-tentara ini. “teman saya, tepat karena para petugas mengambil
Pak. Punya toko di pasar gede kesempatan untuk menguntungkan
Madiun.”(Madasari, 2010:181) dirinya dengan membuat peraturan harus
Pada data di atas Marni berusaha membayar uang keamanan. Apabila
jujur dengan pertanyaan yang diajukan tidak menuruti hal tersebut maka akan
tentara, supaya masalah yang akan dianggap PKI.
dihadapi tidak semakin rumit. Tentara Dalam novel entrok, kekerasan
itu sengaja menannyakan kepada Marni yang di lakukan oleh para penguasa
tepat di depan Koh Cayadi supaya Koh dilakuakan dengan kekerasan secara
Cayadi merasa dipermalukan. Pada langsung, dalam bentuk kekerasan fisik,
akhirnya tetetap saja Marni juga dibawa kekerasan batin dan kekerasan pikiran.
ke kantor polisi untuk dimintai Juga ditemukan kekeras intelektual yang
keterangan. Ketika dimintai keterangan terbukti dengan peraturan pemerintah
ada salah satu komandan yang datang yang menutup sekolah-sekolah bahasa
menghampiri Marni dengan mandarin. Dalam novel entrok juga
menannyakan apakah Marni masih ingat mendominasi peran uang dan kekuasaan
denganya. Tentu aja Marni ingat siapa pada masa Orde Baru menjadi mahkota
dia, dia adalah orang yang rutin setiap penguasa dalam menindas rakyat
hari senin atau selasa datang ke rumah pribumi dalam kesederhanaan dan pada
Marni untuk mengambil uang etnik Tionghoa.
keamanan. Marni sudah berprasangka,
DISKRIMINASI TERHADAP ETNIK TIONGHOA DALAM NOVEL ENTROK | 83
KARYA OKKY MADASARI
1 2
Isqi Agustin Cahyaningtiyas , Candra Rahma Wijayaputra
Kredo 3 (2020)
KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra
Terakreditasi Sinta 4 berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
Nomor: 23/E/KPT/2019. 08 Agustus 2019
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index