Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Syafriani
ABSTRAK
Overweight has become a global pandemic around the world and declared by the
World Health Organization (WHO) as the largest chronic health problem.
Overweight or known as obesity is a problem that is quite worrying among
adolescents. This study aims to determine the relationship of fast food
consumption and physical activity with the incidence of overweight in students at
SMAN 2 Bangkinang Kota. The type of research used is quantitative research
with cross sectional design. The population used was all students of class X and
XI IPA SMAN 2 Bangkinang City totaling 420 people. Sampling in this study
used stratified random sampling with a sample size of 65 people. Data analysis
was done by univariate and bivariate with chi-square test and Fisher Exact. The
results showed that 66.2% of respondents were overweight. The proportion of
overweight is more prevalent among respondents who consume fast food (56.9%)
compared to those who rarely consume fast food (9.2%). This shows that there is
a significant relationship between the consumption of fast food and the incidence
of overweight where P = 0,000 [(90% CI (13.21), (3.81), (45.87)]. overweight
does mild physical activity by 30.8%. There is no relationship between physical
activity and the incidence of overweight where P = 0.71 [(90% CI (0.51), (0.097),
(2.72)]. The conclusion of this study is that there is a relationship between
consumption of fast food with the incidence of overweight, while physical activity
has no relationship with the incidence of overweight. It is hoped that the next
researcher will study more complex using different research designs.
kegemukan pada anak 16-18 tahun pangan dengan teknologi tinggi dan
secara nasional masih kecil yaitu memberikan berbagai zat adiktif
1,4%. Sedangkan pada tahun 2013, untuk mengawetkan serta
prevalensi kegemukan pada usia 16- memberikan cita rasa. Jika makanan
18 tahun sebesar 7.3%. Hal ini ini sering dikonsumsi secara terus
menunjukkan bahwa kejadian menerus dan berlebihan,
kegemukan dari tahun ke tahun dikhawatirkan akan berakibat pada
mengalami peningkatan. Apabila terjadinya peningkatan nilai Indeks
dibandingkan dengan batas masalah Massa Tubuh yaitu overweight
gizi masyarakat yang ditetapkan (Soegih dan Wiramihardja, 2009).
Kemenkes yaitu 5.0%, maka masalah Faktor lain yang dapat
kegemukan termasuk masalah mempengaruhi terjadinya overweight
masyarakat. Prevalensi gizi lebih yaitu aktivitas fisik. Aktivitas fisik
pada remaja di Provinsi Riau sebesar remaja meliputi berolahraga,
12% dan di Kabupaten Kampar bermain games atau komputer,
sebesar 12,1% (Riskesdas,2013) menonton televisi dan lama tidur.
Overweight merupakan faktor Menonton televisi termasuk dalam
risiko untuk terjadinya penyakit gaya hidup sedentaris (sedentary
kardiovaskuler, hipertensi, diabetes lifestyle) yaitu gaya hidup santai dan
mellitus dan lain-lain. Remaja yang meminimalisasikan aktivitas fisik.
mengalami overweight memiliki Menonton televisi tergolong kedalam
risiko 2 kali lebih besar untuk aktivitas ringan yang berarti tidak
mengalami obesitas pada saat banyak energi yang terpakai (Lowry,
dewasa (Soegih dan Wiramihardja, et al. 2012).
2009). Berdasarkan uraian diatas,
Masa remaja merupakan maka peneliti tertarik melakukan
masa dimana mudah sekali penelitian tentang hubungan
terpengaruh oleh lingkungan dan konsumsi fast food dan aktivitas fisik
teman dekat. Mudah mengikuti alur dengan kejadian overweight. Setelah
zaman seperti mode dan trend yang dilakukan observasi awal di SMAN 2
sedang berkembang di masyarakat Bangkinang Kota pada kelas X dan
khususnya dalam hal makanan. Pola XI yang berjumlah 420 orang siswa
makan remaja akan menentukan diketahui 51 siswa (12,14 %)
jumlah zat-zat gizi yang dikonsumsi mempunyai status gizi lebih
untuk meningkatkan pertumbuhan (overweight).
dan perkembangannya (Proverawati,
2011). METODE PENELITIAN
Kebiasaan makan remaja kini Penelitian ini menggunakan
tergolong tidak sehat seperti suka penelitian observasional dengan
mengkonsumsi fast food (makanan pendekatan cross sectional.
cepat saji). Fast food dipandang Penelitian ini dilaksanakan pada
negatif karena kandungan gizi tanggal 14-16 April 2018, tempat
didalamnya yang tidak seimbang penelitian dilaksanakan di SMAN 2
yaitu lebih banyak mengandung Bangkinang Kota. Populasi dalam
karbohidrat, lemak, kolesterol, dan penelitian ini adalah seluruh siswa
garam. Makanan tersebut umumnya kelas X dan XI IPA dengan jumlah
diproduksi oleh industri pengolahan siswa 420 orang. Teknik
HASIL PENELITIAN
SMAN 2 Bangkinang Kota bangunan sekolah yaitu ± 8.104 .
berlokasi di Jl.Jenderal Sudirman Jumlah siswa pada tahun ajaran
No. 65 Kelurahan Langgini 2017/2018 yaitu sebanyak 987 orang
Kecamatan Bangkinang Kota dengan jumlah 31 ruang kelas.
Kabupaten Kampar dengan luas
Analisa Univariat
a. Karakteriktik Responden
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden
Persentase
Karakteristik Frekuensi
(%)
Umur
15 tahun 19 29.2
16 tahun 38 58.5
17 tahun 8 12.3
Total 65 100
Jenis
kelamin
Laki-laki 22 33.8
Perempuan 43 66.2
Total 65 100
Kelas
X 42 64.6
XI 23 35.4
Total 65 100
3. Kejadian overweight
f % f % N %
PEMBAHASAN
Analisa Univariat
a. Konsumsi fast food Lorna K. Fraser, et al.
Berdasarkan hasil penelitian (2010) mengatakan, salah satu
(Tabel 4.2) dapat dilihat bahwa faktor yang terlibat dalam
dari 65 orang yang diteliti, epidemi overweight yaitu
diperoleh responden yang sering ketersediaan makanan yang
mengonsumsi fast food sebanyak murah, cepat tetapi tidak sehat.
44 orang (67.7%) dan jarang Makanan cepat saji atau fast food
sebanyak 21 orang (32.3%). Dari sudah ada di Southern California
hasil di atas dapat disimpulkan pada tahun 1940-an dan sekarang
bahwa responden yang sering jumlah outlet makanan cepat saji
mengonsumsi fast food tersebut telah meningkat drastis.
persentasenya lebih tinggi Selain itu, fakta lain yang
dibandingkan dengan responden diuraikan dalam penelitian
yang jarang mengonsumsi fast tersebut bahwa anak-anak dan
food. remaja makan 300% lebih
banyak makanan dari restoran
dan outlet fast food. Hal ini style dan kemajuan teknologi
mungkin disebabkan oleh yang menyebabkan responden
beberapa perubahan misalnya menggemari permainan yang
orang tua yang sibuk bekerja kurang menggunakan energi
sehingga memiliki lebih sedikit seperti bermain gadget, komputer
waktu memasak untuk keluarga. dan kebiasaan menonton TV.
Dari hasil analisis diketahui c. Overweight
bahwa sebagian besar responden Berdasarkan hasil penelitian
sering mengonsumsi fast food. dapat dilihat bahwa dari 65 orang
Hal ini disebabkan oleh akses responden yang diteliti, sebagian
responden untuk membeli besar responden mengalami
makanan fast food sangat mudah. overweight yaitu sebanyak 43
Fast food mudah diperoleh di orang (66.2%) dan tidak
kantin-kantin sekolah dan juga overweight sebanyak 22 orang
outlet-outlet fast food yang (33.8%).
berdekatan dengan sekolah. Overweight terjadi karena
b. Aktivitas fisik interaksi dari faktor genetik dan
Berdasarkan hasil penelitian lingkungan. Hal ini bukan
dapat dilihat bahwa dari 65 orang semata-mata terjadi karena
responden yang diteliti, peningkatan pemasukan kalori
mayoritas mempunyai tingkat dan kurangnya latihan, tetapi
aktivitas fisik ringan sebanyak overweight terjadi karena
86.2%. Adapun tingkat aktivitas mengonsumsi lebih banyak kalori
fisik berat tidak ditemukan (0%). daripada pembakaran melalui
Menurut Agoes (2003) aktivitas fisik. Saat ini,
dengan meningkatnya overweight pada remaja sudah
mekanisme dan mudahnya sarana menjadi hal yang umum karena
transportasi, orang cenderung muncul dari perilaku yang
sedikit menggunakan tenaga tertanam dari praktik sosial yang
untuk aktivitas sehari-hari. sulit untuk dibatasi (WHO,
Ditambah lagi dengan dampak 2013).
kemajuan teknologi
menyebabkan anak-anak dan Analisa Bivariat
remaja cenderung menggemari a. Hubungan konsumsi fast food
permainan yang kurang dengan kejadian overweight
menggunakan energi, seperti Berdasarkan hasil Uji Chi-
menonton televisi, play station, Square maka diperoleh nilai
atau game di komputer. Selain signifikan (p<0.05) yang
itu, kebiasaan menonton TV menunjukkan bahwa terdapat
berjam-jam dengan menyediakan hubungan yang signifikan antara
berbagai macam cemilan. konsumsi fast foosd dengan
Hasil penelitian ini sejalan kejadian overweight. Dari
dengan pendapat yang analisis juga diperoleh
dikemukakan oleh Agoes (2003), Prevalence Ratio = 13.21 artinya
bahwa sebagian besar responden responden yang sering
melakukan aktivitas fisik ringan mengonsumsi fast food akan
disebabkan oleh sedentary life berpeluang 13.21 kali berisiko