Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Oleh
Nurhasan Ismail
KAJIAN HUKUM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
LAW MUST BE :
Conceptualist : based on preexisting abstract legal
ORTHODOX JURISPRODENCE principles
NORMALOGI (Law
(Normative Theoritical Study of General : applied for everyone in all of state territory
as it should be)
Law) Logic : applied through deductive reasoning
Apolitical : free from moral + political factors
Social
LEGISLASI Forces
PERAT PER
UU-AN
Social
Social Forces
Forces APARAT PE-
LAKSANA MASYARAKAT
HK
NORMALOGI NOMOLOGI
INDIVIDU
Basis for conducting & JUDGES
predicting legal conse- Basis for Making Legal
quences of his/her Decision to determinate
behavior certain case
HUKUM
LEGAL COUNSELLOR
JURISTS
Basis for Developing Basis for Giving legal
legal Science or legal advices to his/her
doctrines Clients
KESENIAN HUKUM
Hukum hanya ditempatkan sebagai“Art of Making dan Implementing Law”. Di dalamnya
mencakup :
a. Teknik :
1). Penyusunan ketentuan Peraturan PerUUan melalui pengubahan ide-ide, keinginan,
dan kepentingan menjadi rumusan norma
2) Penegakan hukum melalui penggunaan logika deduktif dengan Sillogisme untuk
menilai benar tidaknya perilaku
b. Politik Hukum :
1) Menentukan pilihan kepentingan yang menjadi tujuan hukum
2) Menentukan pilihan cara dan prinsip2 pencapaian kepentingan
FILSAFAT HUKUM
Ini Kajian untuk menjawab hakekat dari hukum, nilai-nilai yang terkandung dalam hukum
(kepastian hukum, keadilan, kemanfaatan, atau moral atau tanpa nilai), dasar kekuatan
mengikat (persetujuan warga, legitimasi pembentuk,), dan pemaksa hukum (aparat negara
+ sumber)
ILMU PENGETAHUAN
Mengkaji fakta terkait dengan hukum dan lingkungan tempat hukum dibentuk dan
diberlakukan melalui pencatatan dan menerangkan hubungan antara keduanya :
a. Jurisprudence (Ilmu Hukum) : Positive Jurisprudence + Sosiological jurisprudence +
Socio-Legal Approach + Legal Realism
b. Sosiologi hukum
c. Antropologi hukum
d. Sejarah hukum
e. Psikologi hukum
Disinilah Faktor : Doktrin hukum dan Teori Hukum Berperanan
STATUS KEILMUAN SOSIOLOGI HUKUM
Menemukan penjelasan : (1) peranan yang diberikan oleh hukum terhadap kondisi sosial-
ekonomi-politik dan perkembangannya; (2) kondisi sosial-budaya-ekonomi-politik yang
menjadi faktor penjelas terhadap kondisi substansi & pelaksanaan (penegakan) hukum
Hakekatnya : Orientasinya adalah “Theory Building ” = pembangunan teori mengenai
pengaruh hukum terhadap kondisi sosial-ekonomi-politik masyarakat atau pengaruh sosial-
budaya-ekonomi-politik terhadap hukum dan perkembangannya.
Ada 3 (tiga) tingkatan teori yaitu : (1)Small Theory; (2) Middle Theory; (3) Grand Theory
PROPOSISI
Pernyataan ttg hubungan antara kedua
/lebih variabel
METODE
METODE DESKRIPTIF Dukungan TEORI KECIL EKSPLANATIF
Fakta
TEORI-TEORI
SOSIOLOGI HUKUM
SIMBOLISASI KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA
FUNGSI HUKUM
TIPE MASYARAKAT
A. INTEGRASI – KONSENSUS
A. INTEGRASI –KONSENSUS 1.Hk = kerangka kerja yg netral utk “The
1. Adanya Konsensus Nilai Sosial Greatest Total of interests”
2. Memberikan perlindungan thd kepentingan
2. Adanya Kerjasama Mewujudkan yg berbeda dg cara : Pelibatan semua Individu
Kepentingan Seluruh Individu dan /kelompok Dlm Pelaksanaan & Kontrol
kelompok
3.Substansi Hk = Hasil Kesepakatan di antara
3. Konflik Bersifat Sementara Yg Mengarah individu/kelompok
Pada Saling Ketergantungan
B. KONFLIK – PAKSAAN
B. KONFLIK-PAKSAAN 1.Hk = Kerangka kerja dari The Powerful
1. Tidak Ada Konsensus Nilai Sosial 2. Melindungi kepent. yg dikembangkan “the Po
werful” dg cara : Formalisasi kepent. Tsb +
2. Terjadi Persaingan Pemaksimalan pemaksaan ketaatan masy.
Kepentingan Individu atau Kelompok
3.Substansi Hk = Refleksi dari keinginan The
3. Konflik Bersifat Permanen Powerful
TEORI STRUKTURAL-FUNGSIONALIS
Kehidupan masyarakat diwarnai oleh kontradiksi-kontradiksi & konflik kepentingan antara : Pemilik
Modal vs Buruh, Penguasa vs Yang Dikuasai, Kelas Atas vs Kelas Bawah
(SUPRASTRUKTUR=BASIS)
Keteraturan atau keharmonisan dalam masyarakat hanyalah sebuah Ke-Semu-an karena konflik
antar kelompok atau antar kelas terus berlangsung
Konflik kepentingan mendorong ke arah terjadinya persaingan untuk menguasai kekuasaan Negara
(INFRASTRUKTUR) sebagai Strategi “melindungi” dan “menjaga keberlangsungan” kepentingannya
kelompok atau kelas yang memenangkan persaingan
POSISI HUKUM = bagian INFRASTRUKTUR yang berfungsi sebagai “instrumen” & sekaligus obyek
persaingan dari kelompok2 untuk :
Melindungi kepentingan penguasa beserta kelompok pendukungnya
Menekan dan mengeksploitasi kepentingan kelompok lain dengan cara kriminalisasi
Kelompok Dominan Akan menguasai Negara + menjadikan Hukum Sebagai Instrumen melindungi
kepentingan mereka + memberi perlakuan istimewa
Hukum hanya dilihat dari fungsi negatifnya : (1) larangan/kewajiban menguntungkan kelompok ttt;
(2) sanksi pidana berfungsi sebagai pembenar bagi tujuan tersebut
HUKUM
NEGARA
INFRASTRUKTUR
Persai
ngan
SUPRASTRUKTUR
KELAS KELAS
VS
EMILE DURKHEIM I
HK
MEKANIK REPRESIF
SOLIDARITAS
SOSIAL TERTIB
HARMONIS
(Nilai Penyatu) TERINTEGRASI
HK
ORGANIK RESTITUTIF
Kehidupan Masyarakat selalu berada dalam kondisi teratur + harmonis, sedangkan konflik hanya
bersifat sementara yang akan membawa pada perubahan atau kemajuan. Keharmonisan/keteraturan
tercipta karena adanya solidaritas sosial yang mengandung nilai penyatu : (1) Mekanik yang
menekankan kebersamaan + perlakuan khusus bagi kelompok tertentu + fungsi menyebar dari setiap
kegiatan + status sosial berperan penting; (2) Organik yang menekankan pada individualisme,
persamaan setiap individu, fungsi khusus dari setiap kegiatan + status sosial tidaklah penting
Kelompok masyarakat dengan Solidaritas Sosial yang berbeda menuntut karakter Hukum yang berbeda :
(1) Hukum Represif pada masyarakat Mekanik yg menekankan sanksi menjerakan (sekaligus
pembalasan); (2) Hukum Restitutif pada masyarakat Organik yg menekankan sanksi pemulihan
kerugian yang diderita
Pelanggaran hukum menimbulkan gangguan thd keteraturan & kehamonisan + melalui bentuk sanksi
yang sesuai gangguan akan hilang dan kehidupan kembali normal
HUKUM AKAN BERFUNGSI EFEKTIF MEMELIHARA KETERTIBAN/KEHARMONISAN KALAU HUKUM
MENGANDUNG KARAKTER YANG SESUAI DENGAN SOLIDARITAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT
EMILE DURKHEIM
Perubahan Sosial = meninggalkan kondisi yang ada + menuju pada kondisi yang
baru : masyarakat mekanik menuju organik, trandisional menuju modern, otoriter
menuju demokrasi, kehidupan membujang menuju berkeluarga
Perubahan sosial disebabkan faktor internal dan/atau eksternal + dimulai dari : (1)
ketidakpercayaan atau kerisauan terhadap kehidupan/tatanan sosial yang ada
dalam menjamin keberlangsungan hidup/kepentingan; (2) meninggalkan pola
kehidupan sosial yang lama beserta nilai sosial + asas /norma hukum; (3)
membangun pola kehidupan sosial baru termasuk membangun nilai sosial +
asas/norma hukum baru;
Setiap perubahan sosial akan melalui suatu titik periode “TRANSISI” = saat ketika
masyarakat sudah meninggalkan pola kehidupan yang lama namun pola
kehidupan baru belum terbentuk :
Nilai sosial beserta asas/norma hukum lama (tradisional/mekanik) sudah
ditinggalkan namun nilai sosial beserta asas/norma hukum baru yang menata
pola kehidupan baru (modern/organik) belum terbentuk utuh.
Pola kehidupan era otoriter sudah ditinggalkan, namun pola kehidupan atas
dasar prinsip demokrasi belum terbentuk dan/atau terinternalisasi
Periode transisi dengan kondisi demikian memunculkan situasi “KRISIS” dan
‘PERILAKU ABNORMAL” karena adanya kekosongan nilai sosial beserta asas/
norma hukum sebagai pedoman berperilaku (ANOMI)
POSISI HUKUM : harus digunakan sebagai instrumen untuk mempersingkat
periode Transisi dengan membentuk & menginternalisasi nilai sosial beserta
asas/norma hukum serta lembaga yang diperlukan bagi pola kehidupan sosial
baru.
MAX WEBER
PROTESTANIC
ETIQUE Pemberian otonomi
kpd orang utk mem
bangun hukum via
kebebasan berkontrak
Pengaturan Peranan
Negara menjamin ke- PEMBANGUNAN
HUKUM berlangsungan pemb
FORMAL EKONOMI
ekonomi
RASIONAL KAPITALIS
Ada agen di tingkat
negara utk menjamin
pelaksanaan kontrak
SIBERNITIKA PARSON
FUNGSI ADAPTASI
MASYARAKAT : Respon SUB SISTEM
& Tuntutan Publik BUDAYA
Untuk Perubahan
(SUB SISTEM
EKONOMI )
PELEMBAGAAN
HUKUM SEBAGAI HUKUM MENJADI
PENGINTEGRASI NILAI SOSIAL = Dasar
Penjabaran>> SOSIAL = UU Sumber Internalisasi>>
<<Penguatan <<Penguatan Berperilaku
Daya Alam Penyusunan Perat
(SUB SISTEM SOSIAL ) Pelaksanaan
FUNGSI PENETAPAN
TUJUAN
( SUB SISTEM POLITIK )
LEGITIMASI KULTURAL
LEGITIMASI POLITIK DAN KONSTITUSIONAL = Jika Norma Hukum Berproses/Tertanam
Jika Ada Kesesuaian Antara Sub Sistem Menjadi Bagian Sikap-Perilaku
Sosial Dengan Sub Sistem Ekonomi + Sub DISINI BELUM BANYAK YANG BERHASIL +
Sistem Politik ADA SIKAP SALING MENUNGGU ANTAR
SEKTOR
ROBERT K MERTON
Perilaku (tindakan) sosial manusia selalu mempunyai makna = ada tujuan-tujuan yang
hendak dicapai = selalu berorientasi pada kepentingan tertentu baik yang bersifat individu
atau kelompok atau seluruh masyarakat.
Mengapa ? Karena perilaku sosial warga masyarakat merupakan produk dari nilai sosial/
solidaritas sosial yang terdapat dalam masyarakat.
Tujuan atau kepentingan dapat dibedakan menjadi 2 :
Tujuan/Kepentingan Manifes = sesuatu atau kondisi tertentu yang secara tegas
dinyatakan ingin diujudkan
Tujuan/kepemtingan Laten/Tersembunyi = sesuatu atau kondisi tertentu yang tidak
secara tegas dinyatakan namun sejak semula diinginkan untuk terujud atau karena
kebetulan terujud…………………. Kepentingan ini dapat berdampak positif atau negatif
terhadap kepentingan manifes atau kepentingan bersama.
Hukum (perilaku hukum yang teramati atau terokumentasi) sebagai produk dari tindakan
sosial warga masyarakat terbuka untuk : :
difungsikan bagi pencapaian kepentingan manifes dan/atau kepentingan laten tertentu;
menghasilkan kepentingan laten tertentu baik yang berdampak negatif maupun positif
Dalam kaitannya dengan kepentingan lain yang berdampak negatif bagi kepentingan
manifes atau masyarakat, ada beberapa makna : (1) Satjipto Rahardjo = itu menunjukkan
adanya batasan kemampuan hukum untuk mewujudkan kepentingan manifes sehingga
yang terujud justeru kepentingan laten; (2) pengikut Marx = itu menunjukkan bahwa hukum
dapat difungsikan sebagai instrumen manipulatif/menyembunyikan kepentingan
sesungguhnya.
Faktor yang menentukan = kemampuan identifikasi dan mengantisipasi dampak negatif
timbul dari penggunaan hukum atau pemberlakuan hukum. Artinya : (1)Semakin rendah
kemampuan identifikasi kepentingan laten yang dapat terjadi, semakin tinggi kegagalan
hukum mewujudkan kepentingan manifes; (2) semakin hukum ditempatkan sebagai
instrumen manipulatif semakin terbuka terjadinya dampak negatif bagi kepentingan
bersama
ROBERT K. MERTON
SUBSTANSI
HUKUM TUJUAN
BUDAYA HUKUM
HUKUM
SDM
LEMBAGA
HUKUM
FENOMENA I :
Produk Hukum terus meningkat + struktur kelembagaan hukum terus ditata ulang + SDM terus dididik
Namun tidak menempatkan Budaya Hukum Bangsa/core value lembaga sebagai dasar
Ada kegagalan karena Substansi + Lembaga Hukum sdh Baru namun Nilai Sosial (Budaya) lama yang
digunakan
FENOMENA II
Perubahan Budaya Hukum dilakukan seperti Lelang Jabatan berdasarkan Orientasi + Kapasitas
Mewujudkannya
Pejabat akan bekerja dan mempengaruhi SDM sesuai dengan Komitmen Orientasi shg Tujuan Hukum
dapat efektif tercapai
Namun keberlanjutan proses internalisasi budaya hukum baru dapat terhambat jika perubahan budaya
KONTROL SOSIAL DAN KEPENTINGAN SOSIAL
PREVENTIF
Sosialisasi LEGAL OBEDIENCE
Internalisasi
COMPLIENCE
Obedience through
Coercion
KONTROL SOCIAL
IDENTIFICATION
SOSIAL INTEREST
Obedience through
Mengarahkan Regularity
behavior imitation of Harmonization
Mengendalikan others Productivity
Memaksa
LEGAL
CONSCIEOUSNESS
REPRESIF Obedience comes out
Penindakan from ones’conscience
atas Perilaku
Menyimpang
Pendidikan Formal
Pendidikan Informal
SOSIALISASI Penyuluhan Hukum
Pengetahuan
Media
Pemahaman
Sesama Warga
Keluarga
KONTROL Membangun
SOSIAL Perilaku
PREVENTIF Warga
Masyarakat
MASYARAKAT
PENINDAKAN Pengenaan Sanksi Sosial MENJERAKAN
KONTROL
ATAS PERILAKU Pengucilan Mengembalikan
SOSIAL Perilaku Patuh
REPRESIF MENYIMPANG Kerja sosial
Membangun rasa malu Mendidik
Warga lain
LEMBAGA TERKAIT
(Kantor/Perusahaan)
Disinsentif
Insentif
STABILITAS
N POLITIK/
O KEAMANAN
Peningkatan
HUKUM investasi
SEBAGAI •Mengundang investor besar untuk mempercepat dalam skala KEMAJUAN
ALAT RE- perub ekonomi + pemancing perub masy lokal besar PEMBANGUN
•Realitasnya, hukum menyerahkan sepenuhnya Penggunaan
KAYASA perub ekonomi kpd investor besar (Neg tdk Teknologi
AN EKONOMI
SOSIAL otonom
Peningkatan
Produksi
Fasilitas/
kemudahan/Insentif
& Perlin-dungan
hukum
• Kesenjangan Sos-ek
Masuk ke dalam
• Kecemburuan Sosial
Modernity Trap Negative Side Effect Kemiskinan dan
Transpalantasi Hk Pemiskinan Masy Lokal
Tanpa Uji Konflik Struktural
Kesesuaian
Instabilitas Politik
BAGAIMANA MENJELASKAN DAMPAK NEGATIF
Pemberlakuan Hukum
Modern Sec Penuh Pada
Masy Majemuk
Uniformitas : Berlaku satu
sistem hk yg sama bagi
HUKUM semua kelompok/wilayah
Akibatnya: tersingkirnya • Kesenj Penguasaan SD
SEBAGAI • Kemiskinan masy lokal
peranan hk lokal
ALAT RE- • Konflik Struktural
KAYASA Transaksional: hasil persai- • Mrjinalnya usaha kecil
SOSIAL ngan kepentingan antar kel • Eksploitasi Pekerja
Akibat: ada penundukan
kelomp yg kalah pd kepenti
ngan kelompok yg menang
Universalitas: semua orang
dianggap sama
kedudukan/ kemampuan
Akibatnya: orang yg
benar2 tdk mampu tertutup
akses
Bagaimana Cara Keluar dari jebakan
Hukum Modern dan Mengakhiri
Dampak Negatis
AKOMODATIF
PADA KELAS KEPATUHAN
DOMINAN REAL
KETERTIBAN/
HUKUM SEBAGAI Hukum hanya menjadi alat kontrol untuk KEHARMONI
ALAT KONTROL membenarkan dominasi dan eksploitasi SAN SEMU
SOSIAL BERSIFAT oleh kelas dominan terhadap kaum Yg ada hanya
DIKHOTOMIS proletar
Konflik
EKSPLOITATIF +
REPRESIF PADA KEPATUHAN
KAUM PROLETAR SEMU
SUPRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR
ALIRAN HEGELIAN MARXIS
(Lembaga Hukum Tidak Pernah Netral)
AKTOR 1 Upaya
Langsung
Upaya Ti-
AKTOR 2 dak lang
sung
ALIRAN STRUKTURALIS
(Hukum/Lembaga Hk Punya Kemandirian Relatif)
KELOMPOK PENGONTROL
(Siapa????)
BENTUK KONTROL SOSIAL YG EFEKTIF
Paguyuban TINGKATAN
Informal
KEPATUHAN HK
BENTUK
COMPLIENCE
Self • Patuh tanpa kesadaran
MASYA Control tuj
RAKAT • Didorong Ortu/Guru/Pim
pinan/petugas
Patembayan formal IDENTIFICATION
• Kesadaran utk
menyesuai kan dg
lingkungan
• Didorong/dipaksa lingk
Besar+Luas formal komunitasnya
BESARNYA LEGAL
KEANGG Self CONSCIEOUSNESS
KOMUNITAS Control • Kesadaran tujuan patuh
hk
• Didorong hati nuraninya
Kecil+Terbatas Informal
MAX WEBER I
BASE SUPRA
(Hubungan STRUKTUR HUKUM
Ekonomi) (Negara)
Kemiskinan
HUKUM
ALAT LEGITIMASI
NEGARA
Hubungan
Ekonomi
Eksploitatif
TRANSISI
Dari Katolik ke Protestan
Desa ke Pusat Industri Bunuh Diri
Keluarga Besar ke Keluarga Inti
Ada Apa Dg
Transisi?
ANOMI
(Tanpa Norma)
PERUBAHAN HUKUM & FAKTOR SOSIOLOGIS
Pergantian=penambahan/pengurangan
rumusan konsep/ketentuan
Perubahan semangat/orientasi/strategi
Tanpa Perubahan Norma dasarnya
● Aliran Legalisme
Lembaga Hk = sistem yg
● Instrumentalisme
Lembaga Hk = instrumen
● Autopoietisme
Lembaga hk = sistem yg
otonom & tertutup dg dari institusi sosial, poli- moderat dg unsur2
unsur : tik, & ekonomi shg : Tujuannya sendiri
Norma perat perUU yg tdk otonom Nilai dasarnya sendiri
komprehensif terbuka menerima Aparat pemb/ penegak
Aparat pembentuk hk pengaruh Doktrin hukum
Aparat pelaksana hk Namun terbuka thd ling-
Ahli hk dg doktrin hk kungan sos-ek-pol
Konsekuensinya :
Konsekuensinya : Perubahan yg terjadi Konsekuensinya :
Dg unsur2 tsb, lembaga dlm struktur/sistem sos- Hk merespon thd
hk dpt bekerja menyele- pol-ek selalu diikuti oleh perubahan sos-ek-pol &
saikan permasalahan yg perubahan hukum membuka diri bagi ke-
muncul termasuk yg Arah perubahan mungkinan perubahan
diakibatkan oleh peru- hukum sejalan dg Perubahan dinilai
bahan sos-ek-pol tanpa perubahan kepentingan/ ada-tidaknya dukungan
terpengaruh oleh peru- tujuan dr kelompok thd tujuan & nilai dasar
bahan itu sendiri dominan hk itu sendiri
PERUBAHAN HUKUM & FAKTOR SOSIOLOGIS
NEGARA
Disorganisasi SBG
Sosial krn PERUBAHAN
Tiadanya Agent Of HUKUM
Kepastian Hk Legal (Mendasar)
Change
Ketentuan
Hukum yg
Ada
PERUBAHAN EKONOMI DAN HUKUM
FUNGSI PELEMBAGAAN
Internalisasi Pedoman (hk)
mjd sikap + Perilaku SUB SISTEM BUDAYA
Pembentukan nilai sosial BUDAYA HUKUM
baru
FUNGSI PENGINTEGRASI
Pengarahan +
Pengendalian Perilaku SUB SISTEM PERILAKU
Warga Masy SOSIAL HUKUM
Penyusunan Pedoman
Pe-rilaku (HUKUM)
FUNGSI PEMBERIAN
LEGITIMASI PEMBENT
Proses Penentuan + SUB SISTEM
KEBIJAKAN/
Peneta-pan Pilihan : (a) POLITIK
HUKUM
Tujuan; (b) Prinsip; (c)
Cara
FUNGSI ADAPTASI
Lingkungan Fisik SUB SISTEM PERLAKUAN
Lingkungan Sosial LINGKUNG-
Perubahan Sos.ek.pol
EKONOMI
AN
Jarak Jarak Tambahan Batas Tinggi
Mendatar Mendatar Batas yg
Tambahan Hasil Ketinggian Diperbolehk
Penjumlahan an
- 2.230 M - + 45 M
1.700 M 3.930 M (+45 M) 90 M
1.180 M 5.110 M (+13 M) 103 M
7.520 M 12.630 M 150 M
Diolah dari Pasal 12 Kepmenhub No. KM 5 Tahun 2004 dan Fakta Letak
Lokasi Bangunan ”City of Tomorrow”
Parlemen UUD
Kementerian UU-UU
PP
Ditjen-Ditjen PERPRES
Ada Kepentingan/
Ada Koordinasi / Nilai, & Asas yang Ada Konsistensi Vertikal/
Keterpadu an Vertikal/ sama sbg Pedoman Horisontal Substansi
Horisontal Antar Ada sikap saling Hukum
Pembentuk Hukum kontrol & akomodasi
Bagaimana Menjelaskan Inkonsistensi
AntarPeraturan PerUUan
??????????
Hirarkhi Pembentuk o Perbedaan Kepent/ Nilai
Hk yg Eksklusif/Egois dan Asas Hirarkhi Perat PerUUan
(Tidak ada o Sikap Saling Menafikan yang inkonsisten/
Keterpaduan/ o Perbedaan Pemahaman kontradiktif
Koordinasi Semu) thd Konstitusi
Parlemen UUD
Presiden UU UU
Kement Kement PP PP
Kement Kement
Perpres - Perpres
Ditjen Ditjen
Pengutamanaan
SEKTORALISME
kepent sektor sendiri
PEMBANGUNAN
& mengabaikan
PERAT PER-UU
sektor lain
INKONSISTENSI
SUBSTANSI
HUKUM (Horisontal
& Vertikal)
Instrumentasi perat
MATERIALISASI per UU
PEMBANGUNAN memaksimal-kan
PERAT PER-UU kepentingan diri
kelompok
KELOMPOK
KEPENTINGAN
PENGARUH MASA TRANSISI SOSIAL TERHADAP
PERILAKU HK ABNORMAL
PERILAKU HUKUM
ABNORMAL YG KHAS
KORUPSI BERJAMAAH
DI KALANGAN
MASA TRANSISI KONFLIK INSTITUSI HK
Belun Adanya pedoman
Berperilaku yg sama BARU DG YG LAMA
Politik Otoriter
ke Dlm Menjalankan Peranan PENEMPATAN SATU
Demokrasi
BIDANG HK sbg “LEX
SUPER SPECIALIS”
PENEGAKAN HK YG BLM
SISTEMIK
TANAH HUTAN
LONGSOR GUNDUL/
& BANJIR MIN KAW
HIJAU
LINGK PEMANF
KOTA RUANG
KUMUH PUBLIK CERMIN PERILAKU TDK
TERTIB/PATUH HUKUM
Formal
Social Control
(Fungsi Pene-
gak Hk)
● TINGKAT
KEPATUHAN HK
Complience
POLITIK BIAYA (Unsur Dipaksa)
TINGGI Informal
BIROKRASI BIA- Soc.Control Identification
YA TINGGI (Lingkungan (Takut Teralinasi dr
KONDISI SOSEK Sosial) Lingkungan Sosial)
(Kemiskinan)
Legal Consciousness
(Dorongan dr dalam
Self-Control dirinya)
(Socialization
& Internalization)
FORMAL SOCIAL CONTROL (Institusi Negara)
SANKSI
Pilihan Bentuk & Cara
Pelaksanaan (Konsisten/
Sesuai/Segera)
• Menjerakan bagi ybs CATATAN
• Efek jera secara Sosial PELIBATAN SECARA
SINIRGIS SEMUA
INSTITUSI DALAM
PEMBERIAN REWARD
● REWARD
Financial/ Non Financial
& SANKSI
(Sbg Kondite di Semua
Institusi/Termasuk
Di Tempat Kerja)
●
Keterlibatan Seluruh Warga
Masyarakat Melakukan
●Kontrol Via Kelompok
Informal
● Pelibatan Media Massa
Melalui
Kontrol
Pecalang Di Bali Pembentukan Opini
Pengasingan Pelanggar dr
Neighbourhood Kritik Terbuka Thd
Pergaulan
Committee di Cina Penyimpangan
Pergunjingan thd Peri-laku
yg Menyimpang
Papan Peringatan : Ngebut
Benjot
Pemasangan Polisi Tidur CATATAN
Lebih Efektif dilaksanakan Di
lingkunganTerbatas Melalui
Pemberdayaan Peran Kelompok
Kecil
SELF-CONTROL
● KEMUNGKINAN
Diterima Secara penuh
Diterima parsial & Pembauran dg norma masy
Ditolak secara penuh
TERGANTUNG
(1) Sinergi dg Norma Sosial lain
(2) Memberi perlindungan kepentingan
masyarakat;
KEMANDIRIAN /NETRALITAS
PEMBENTUK/PELAKSANA/PENEGAK HUKUM
NETRALITAS
Mampu Bekerja Secara Profesional :
Orientasi pd tujuan (keadilan & Kemanfaatan)
Mampu Membebaskan Diri dari Pengaruh
Kekuatan Eksternal & Internal
EKSTERNAL INTERNAL
Tarik Menarik Kepentingan Pengaruh Kepentingan Lembaga yg
Politik bertent dg publik, mis dana strategis +
Tarik Menarik Kepentingan instit image building (tarjet pkr)
Ekonomi/Kapital Budaya (Nilai keadilan) Lem-baga
yg bertent dg publik : koruptif/KKN
Mandiri
Kekuatan Terpengaruh
Eksternal atau
Internal Menjadi Instrumen
Terbebas
Kekuatan Sosial
ALIRAN FUNGSIONALIS
Hukum merupakan produk darilegal culture yang ada dalam setiap
masy
Pembentuk/Penegak Hk = Lembaga yg Punya Kemandirian jika
bekerja atas dasar solidaritas sosialLegal
( Culture/Soc Value ) yg
berkembang dlm masy.
Solidaritas Sosial = kekuatan (nilai tertentu) yg menyatukan warga
masy dlm satu ikatan sosial
a. Mekanik : kolektivitas, partikularitas, status sosial, dan fungsi
menyebar
b. Organik : individualitas, universalitas, prestasi, dan fungsi khusus
Netralitas (adil/bermanfaat) penegak hk tergantung pada
kemampuannya menjabarkan bentuk solidaritas sosial yg ada dlm
masy ke dalam isi peraturan atau putusannya.
Masy dg Solida- Pembentuk/ Produk Hk Mencerminkan
ritas Mekanik Penegak Hukum Nilai2 Solidaritas Mekanik
Lembaga
Pembent/Pene
gak Hk Pd
Masy Organik Rentan thd munculnya Nepotisme &
Kolu si yg mendorong Produk Hknya
berpihak pd kepentingan kelompok NETRALITAS
tertentu LEMBAGA
MELEMAH/
Berkemb budaya paternalistik yg mendo- HILANG
Mengadopsi Nilai rong sikap hormat berlebih2an/Sungkan
Solidaritas thd mereka yang berstatus sosial
Mekanik ekonomi tinggi
Netralitas juga berpotensi Hilang ketika Pembentuk/Penegak Hk Dalam
Masy Mekanik Menerapkan Solidaritas Organik
Lembaga
Pembent/Pene-
gak Hk pada Pembentuk/Penegak Hk telah mjd aktor
Masy Mekanik penciptaCultural Lag yg mjd sumber ke-
tidakadilan pd masyarakat NETRALITAS
Produk hukumnya meningkatkan intensi LEMBAGA
tas konflik horisontal/vertikal MELEMAH/
Hilangnya akses masy thd sumberdaya HILANG
tertentu
Mengadopsi Nilai
Solidaritas Organik
APAKAH HUKUM DAPAT
BERPERANAN LANGSUNG
PADA TERJADINYA
PERUBAHAN SOSIAL?