Sei sulla pagina 1di 8

Jurnal Literasi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No.

1, Februari 2020
e-ISSN:2721-0294

PENILAIAN SIKAP SISWA DI SEKOLAH DASAR SETURUT


KURIKULUM 2013

Diana Kresensia Mbuju, Alfonsus Sam, Mikael Nardi


Prodi PGSD UNIKA Santu Paulus Ruteng, Jl. Jend. Ahmad Yani, No. 10, Ruteng, Flores 86508
e-mail: mikaelnardi@gmail.com

Key Words ABSTRACT


2013 This artikel will describe about the attitude assessment in the 2013 curriculum. The
Curriculum, technique used are observation, self-assessment, evaluation between students and journals.
Attitude This study aims to describe Implementation of student attitude assessments in the 2013
Assessment, curriculum in SDI Mbongos. This study used by qualitative approach with a descriptive
Students. method. The sources of data in this study were teachers of level I, II, IV and V and principal
of SDI Mbongos. The techniques used to collect data in this study were interviews and
documentation. The instruments used in this study are interview guidelines and
documentation. Analysis of the data used is an interactive model with a number of steps that
include data reduction, data presentation and conclusion. In testing the validity of the data,
this study uses source and technical triangulation. The findings of this study are as follows:
1) The implementation of the attitude assessment of students in SDI Mbongos was not well
done. 2) Challenges faced by teachers in implementing student attitude assessments include:
First: teachers did not understand the characteristics of attitude assessment required by the
2013 curriculum; Second: teachers did not want to burden themselves with instruments of
student attitude assessments; and Third: teachers did not have enough time to implement this
students’ attitude assessment. 3) Teachers' efforts in overcoming obstacles to implement
student attitudes’ assessment of the 2013 curriculum in SDI Mbongos are as follows; First:
they are required to submit a request to local department of education to hold a special
training on student attitudes’ assessment according to the demands of the 2013 curriculum.
Second: they are required to look for reliable sources to help teachers in developing attitude
assessment instruments. Third: they are required to assess students’ attitudes right after a
class is over and should use various techniques.

. Kata Kunci ABSTRAK


Kurikulum Artikel penelitian ini mengkaji penilaian sikap dalam kurikulum 2013. Teknik penelitian
2013, Penilaian yang digunakan dapat berupa observasi yang dilakukan guru, penilaian diri, penilaian
Sikap, Siswa antarteman dan jurnal. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan penilaian
SD. sikap di SDI Mbongos. Adapun kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskripsi. Sumber data adalah guru kelas (I, II, IV dan V), guru agama dan kepala
sekolah di SDI Mbongos. Teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi.
Instrumen penelitian adalah pedoman wawancara dan dokumentasi. Analisis data berupa
model interaktif dengan langkah-langkah yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Dalam menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan
triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pelaksanaan
penilaian sikap siswa di SDI Mbongos belum berjalan maksimal. 2) Hambatan guru dalam
pelaksanaan penilaian sikap siswa antara lain: guru-guru belum memahami karakteristik
penilaian sikap dalam kurikulum 2013, guru-guru tidak ingin merepotkan diri untuk
mengembangkan instrumen penilaian sikap siswa, dan guru-guru merasakan kekurangan
waktu. 3) Upaya guru dalam mengatasi hambatan pelaksanaan penilaian sikap siswa dalam
kurikulum 2013 di SDI Mbongos antara lain: pertama, mengadakan pelatihan khusus tentang
penilaian sikap siswa seturut tuntutan kurikulum 2013; kedua, mencari sumber-sumber
terpercaya untuk membantu guru-guru dalam mengembangkan instrumen penilaian sikap;
ketiga, melakukan penilaian sikap siswa langsung setelah pembelajaran berlangsung dan
menggunakan teknik yang bervariasi.

20
JLPD, Vol. 1, No. 1, Februari 2020
e-ISSN:2721-0294

PENDAHULUAN lebih tinggi. Oleh karena itu, untuk


mengetahui kompetensi sikap yang
Standar penilaian merupakan salah dimiliki peserta didik maka dilakukan
satu dari delapan standar nasional penilaian terhadap peserta didik dengan
pendidikan ang diterapkan di Indonesia. menggunakan penilaian sikap.
Dalam PP RI No. 32 Tahun 2013 tentang Penilaian sikap merupakan bagian
Standar Nasional Pendidikan ditegaskan dari penilaian autentik yang dilakukan oleh
bahwa standar penilaian adalah standar guru untuk mengukur tingkat pencapaian
nasional pendidikan tentang mekanisme, kompetensi sikap dari peserta didik.
prosedur dan instrumen penilaian hasil Gagasan utama di balik model penilaian
belajar peserta didik. Penilaian terhadap autentik ini ialah bahwa siswa seharusnya
proses pembelajaran selama ini kurang diminta membuktikan dan menunjukkan
diperhatikan bahkan diabaikan bahwa mereka benar-benar mengerjakan
dibandingkan penilaian hasil belajar. sesuatu yang aktual dengan informasi dan
Padahal pendidikan tidak berorientasi pada kemampuan yang sudah dipelajari di
hasil semata, tetapi juga proses. Oleh sekolah (Slavin, 2008:313). Penilaian
sebab itu, penilaian terhadap proses dan autentik ini benar-benar menampakkan
hasil belajar harus dilaksanakan secara bahwa penilaian dalam pembelajaran tidak
seimbang. Penilaian proses dan hasil hanya terjadi di akhir suatu unit kegiatan,
dilakukan guru sebagai satu kesatuan dari tetapi berjalan beriringan dengan proses
proses aktivitas pembelajaran. pembelajaran itu sendiri. Penilaian bahkan
Pelaksanaan penilaian, baik disebut sebagai pembelajaran itu sendiri.
penilaian proses maupun hasil kegiatan Dengan penilaian autentik, peserta didik
belajar peserta didik tergantung pada dapat memecahkan beberapa tipe problem
kurikulum pendidikan yang berlaku. Setiap autentik, menyelesaikan suatu projek,
kurikulum memiliki karakteristik penilaian mendemonstrasikan beberapa keahlian,
yang berbeda-beda. Saat ini, kurikulum membuat portofolio untuk menunjukkan
yang sedang berlaku di Indonesia adalah apa yang telah dipelajarinya (Santrock,
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 2008: 657).
merupakan kurikulum yang diterapkan Dalam menilai sikap peserta didik,
oleh pemerintah Indonesia menggantikan guru dituntut untuk mampu melakukan
KTSP. Berkaitan dengan penilaian, penilaian yang autentik ini baik selama
kurikulum 2013 memiliki tiga aspek atau setelah pembelajaran. Penilaian sikap
penilaian yang tidak boleh dilepaspisahkan dimaksudkan sebagai penilaian terhadap
yaitu; aspek sikap (spiritual dan sosial), perilaku peserta didik dalam proses
pengetahuan, dan keterampilan. pembelajaran yang meliputi sikap spiritual
Kunandar (2014: 37) menyatakan dan sosial (Dirjen dikdasmen, 2016: 10).
bahwa semakin tinggi tingkat Senada dengan pengertian ini, Pramono
perkembangan dan pendidikan seseorang (2014:132) mengartikan penilaian sikap
maka penguasaan kompetensi pengetahuan sebagai penilaian yang dilakukan dengan
dan keterampilan semakin besar, tetapi mengamati sikap peserta didik dalam
penguasaan kompetensi sikap yang berperilaku di lingkungan peserta didik.
dimiliki semakin kecil (diasumsikan Sikap spiritual berkaitan dengan
bahwa kompetensi sikap sudah tertanam pembentukan peserta didik yang beriman
pada jenjang sebelumnya). Dengan dan bertakwa. Sikap sosial berkaitan
demikian, pada jenjang sekolah dasar, dengan pembentukan peserta didik yang
penanaman kompetensi sikap perlu berakhlak mulia, mandiri, demokratis dan
diperhatikan, sehingga peserta didik dapat bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai
meneruskan pendidikan ke jenjang yang perwujudan dari menguatnya interaksi
21
vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sikap sesorang merupakan hal dasar yang
sedangkan sikap sosial sebagai harus dibentuk sejak dini. Sikap seseorang
perwujudan keberadaan seseorang dalam berpengaruh besar terhadap keberhasilan
upaya mewujudkan kehidupan yang kehidupannya. Penilaian sikap meng-
harmonis. Kompetensi sikap spritual haruskan guru untuk selalu memantau
mengacu pada Kompetensi Inti 1 (KI-1) sikap peserta didik baik spiritual maupun
yaitu menghargai dan mengahayati ajaran sosial. Dengan pemantauan dan pembinaan
Agama yang dianut, sedangkan sikap secara terus-menerus, peserta didik
sosial mengacu pada Kompetensi Inti 2 diharapkan menjadi terbiasa untuk
(KI-2) yaitu menghargai dan menghayati bersikap positif dan akhirnya membudaya
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dalam dirinya. Oleh karena itu, guru wajib
peduli (toleransi, gotong royong), santun melakukan penilaian sikap peserta didik
dan percaya diri dalam berinteraksi secara secara berkesinambungan.
efektif dengan lingkungan sosial dan alam Hasil kajian pelaksanaan
dalam jangkauan pergaulan dan Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa
keberadaannya (Widoyoko, 2014: 44). kesulitan pendidik dalam mengimple-
Penilaian sikap memiliki mentasikan penilaian Kurikulum 2013
karakteristik yang berbeda dari penilaian tampak dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengetahuan dan keterampilan sehingga pengolahan, pemanfaatan dan pelaporan
teknik penilaian yang digunakan juga penilaian (Dirjen dikdasmen, 2016:1).
berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap Pada kegiatan perencanaan penilaian, guru
lebih ditujukan untuk membina perilaku sulit memformulasikan indikator
dalam rangka pembentukan karakter instrumen, menentukan teknik yang valid
peserta didik (Dirjen dikdasmen, 2016: sesuai kompetensi dasar yang sudah
10). Adapun teknik yang dapat digunakan diajarkan, sulit mengembangkan butir-
guru dalam melakukan penilaian sikap butir instrumen dan rubrik penilaian.
ialah observasi, penilaian diri, penilaian Bahkan ada kebiasaan pada pendidik tidak
teman sejawat oleh peserta didik dan membuat kisi-kisi soal. Kisi-kisi akan
jurnal. Dalam melakukan penilaian dibuat kalau ada supervisi dari pengawas
tersebut instrumen yang digunakan adalah atau kepala sekolah. Selain iu juga, ada
daftar cek atau skala penilaian yang guru yang masih kesulitan dalam
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal merencanakan dan menyusun instrumen
berupa catatan guru (Majid, 2015: 77). sikap dan keterampilan; Satuan pendidikan
Tentang hal ini, dalam Panduan Penilaian juga mengalami kesulitan dalam
untuk SD (Dirjen dikdasmen, 2016: 10), menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal
dijelaskan bahwa Penilaian sikap terdiri (KKM), merumuskan kriteria kenaikan
atas penilaian utama dan penilaian kelas, dan kriteria kelulusan peserta didik.
penunjang. Penilaian utama diperoleh dari Pada pelaksanaan penilaian,
hasil observasi harian yang ditulis di pendidik kesulitan melakukan penilaian
dalam jurnal harian. Penilaian penunjang sikap dengan berbagai teknik penilaian
diperoleh dari penilaian diri dan penilaian dalam waktu yang terbatas. Pembelajaran
antarteman, hasilnya dapat dijadikan (terkesan) menjadi tidak efektif. Betapa
sebagai alat konfirmasi dari hasil penilaian tidak, sulit untuk dibayangkan: guru
sikap oleh pendidik. Teknik penilaian yang mengajar sambil menilai (per-siswa, per-
digunakan adalah observasi melalui komponen, per-pertemuan, dari awal
wawancara, catatan anekdot (anecdotal sampai akhir pelajaran); tidak mungkin
record), dan catatan kejadian tertentu menilai semua siswa dalam satu kelas pada
(incidental record) sebagai unsur penilaian saat bersamaan. Belum lagi ditambah
utama. Hasil penilaian sikap dilaporkan dengan item penilaian yang (terlampau)
dalam bentuk deskripsi sikap. banyak.
Penilaian sikap peserta didik sangat Pada tahap pengolahan dan
penting dilakukan oleh pendidik, karena pelaporan, pendidik mengalami kesulitan
22
JLPD, Vol. 1, No. 1, Februari 2020
e-ISSN:2721-0294
METODE
dalam mengolah dan mendeskripsikan Peneliti menggunakan pendekatan
capaian hasil penilaian. Pendidik kesulitan kualitatif, dengan metode deskripsi yaitu
dalam menentukan predikat dan deskripsi metode penelitian yang menghasilkan data
sikap, pengolahan dan penetapan deskriptif berupa tuturan atau tulisan serta
angka/nilai, predikat, & deskripsi untuk perilaku yang dapat diamati dari orang-
aspek pengetahuan dan pengolahan dan orang (subjek) itu sendiri (Maleong, 2012:
penetapan angka/nilai, predikat, & 6).
deskripsi untuk keterampilan. Penelitian ini dilakukan di SDI
Masalah-masalah seputar Mbongos, Kecamatan Wae Ri’i Kabupaten
pelaksanaan penilaian sikap sebagaimana Manggarai pada bulan Februari 2019.
diuraikan di atas juga ditemukan di SDI Sumber data dalam penelitian ini adalah
Mbongos, Kecamatan Wae Ri’i Kabupaten guru kelas (I, II, IV dan V), guru agama
Manggarai. Informasi awal berdasarkan dan kepala SDI Mbongos.
wawancara dengan salah satu guru di SDI Teknik pengumpulan data yang
Mbongos, diketahui bahwa kendala yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dihadapi dalam penerapan kurikulum 2013 teknik wawancara dan dokumentasi.
terletak pada bagian penilaian, khususnya Teknik analisis data yang digunakan
penilaian sikap siswa. Dalam adalah teknik analisis data model interaktif
pelaksanaannya, guru-guru masih dari Miles dan Huberman (Ali, 2014: 288).
mengalami kesulitan dalam mengatur Teknik tersebut terdiri atas tiga kegiatan
waktu untuk menilai sikap siswa. selain yang dilakukan secara berurutan yaitu
itu, guru menemukan kesulitan karena reduksi data, display data (penyajian data),
bekerja dengan format penilaian yang dan penarikan kesimpulan. Dalam menguji
terlalu banyak. Berbagai karakteristik keasbsahan data peneliti menggunakan
siswa SDI Mbongos yang berasal dari latar triangulasi sumber dan teknik.
belakang berbeda menuntut guru-guru
mengoptimalisasikan kemampuannya agar
dapat melaksanakan penilaian sikap PEMBAHASAN
dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman yang mendalam tentang Pelaksanaan Penilaian Sikap Siswa
penilaian sikap baik teknik maupun Berdasarkan hasil wawancara dan
instrumen penilaian yang digunakan. dokumentasi yang diperoleh dari guru
Berdasarkan kenyataan di atas, kelas (I, II, IV, dan V), guru agama dan
penulis merasa perlu mengkaji kepala SDI Mbongos bahwa penilaian
keterlaksanaan penilaian sikap siswa sikap siswa di SDI Mbongos sudah
dalam kurikulum 2013 di SDI Mbongos. diterapkan namun belum maksimal.
Adapun tujuan penelitian ini adalah Dikatakan demikian karena teknik
mendeskripsikan keterlaksanaan penilaian penilaian sikap yang digunakan oleh guru
sikap siswa pada kurikulum 2013 di SDI kelas (I, II, IV, dan V) dan guru agama di
Mbongos yang terdiri dari: 1) pelaksanaan SDI Mbongos hanya menggunakan jurnal,
penilaian sikap siswa; 2) hambatan guru sedangkan teknik lainnya seperti
dalam pelaksanaan penilaian sikap siswa; observasi, penilaian diri, dan penilaian
3) upaya guru dalam mengatasi hambatan antarteman tidak digunakan. Alasan guru-
pelaksanaan penilaian sikap siswa pada guru memilih jurnal sebagai teknik
kurikulum 2013 di SDI Mbongos. penilaian sikap siswa, karena mudah diisi
dan tidak menyita waktu. Menurut guru-
guru teknik lain tidak digunakan karena
tidak objektif dan tidak sesuai dengan
karakteristik siswa.

23
Dari hasil penelitian, pelaksanaan ke jurnal, (4) mencatat kekuatan dan
penilaian sikap siswa dilakukan saat kelemahan peserta didik dalam buku
pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang catatan harian secara cermat dan objektif,
dilakukan guru-guru saat melaksanakan (5) guru mengkaji hasil penilaian dengan
penilaian sikap siswa dengan jurnal data dan catatan-catatan peserta
menggunakan jurnal, antara lain: didik secara cermat dan objektif, (6)
menyiapkan instrumen penilaian, menyampaikan umpan balik kepada
menyampaikan butir-butir sikap yang akan peserta didik berdasarkan hasil kajian
dinilai dan mengisi instrumen penilaian. terhadap penilaian dengan menggunakan
Instrumen yang digunakan guru saat jurnal, (7) membuat kesimpulan terhadap
melakukan penilaian adalah catatan hasil penilaian dengan menggunakan
pendidik (jurnal). Guru mengisi jurnal jurnal berkaitan dengan pencapaian
penilaian sikap dengan mencatat sikap kompetensi sikap spiritual dan sosial dari
positif atau negatif yang ditunjukkan siswa peserta didik, dan (8) melakukan tindak
saat pembelajaran berlangsung. Setelah lanjut dengan mengacu pada hasil
mengisi jurnal, guru mengkaji hasil penilaian melalui wawancara.
penilaian dengan jurnal data siswa secara Dari penjelasan di atas, dapat
cermat dan objektif dan menyampaikan disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian
umpan balik kepada siswa. sikap siswa di SDI Mbongos belum
Selanjutnya, guru membuat berjalan dengan baik karena belum
kesimpulan terhadap hasil penilaian sepenuhnya sesuai dengan tuntutan
berkaitan dengan pencapaian kompetensi kurikulum 2013, di mana dalam kurikulum
sikap spiritual dan sosial dari siswa. 2013 penilaian sikap dapat dilakukan
Kesimpulan tersebut dijadikan sebagai dengan beberapa teknik seperti observasi,
bukti pencapaian sikap siswa selama satu penilaian diri, penilaian antarteman dan
semester. Kesimpulan tersebut jurnal. Di SDI Mbongos, guru-guru masih
disampaikan saat rapat dewan guru dan monoton menggunakan satu teknik
dijadikan sebagai bukti fisik bagi orang penilaian. Guru-guru hanya menggunakan
tua. Saat rapat dewan guru, hasil penilaian jurnal dalam menilai sikap siswa,
sikap siswa dipaparkan untuk mengetahui sedangkan teknik lainnya tidak digunakan.
perkembangan sikap siswa. Sedangkan Guru-guru merasa bahwa teknik penilaian
hasil penilaian sikap siswa yang dijadikan sikap selain jurnal sangat tidak objektif,
bukti fisik bagi orang tua agar orang tua tetapi sebenarnya teknik-teknik tersebut
siswa mengetahui perkembangan sikap membuat penilaian sikap siswa lebih
anaknya di sekolah. objektif. Hal tersebut karena keempat
Berdasarkan hasil penelitian, guru teknik penilaian sikap saling berkaitan satu
kelas (I, II, IV dan V) dan guru agama di sama lain atau dengan kata lain saling
SDI Mbongos sudah melaksanakan melengkapi. Hasil penilaian sikap yang
penilaian sikap menggunakan jurnal menggunakan teknik observasi dapat
dengan baik. Langkah-langkah yang dihubungkan dengan hasil penilaian sikap
ditempuh guru-guru secara umum sudah menggunakan teknik penilaian diri,
sesuai dengan langkah-langkah penilaian antarteman maupun jurnal. Guru dapat
sikap menggunakan jurnal. Kunandar menyimpulkan perkembangan sikap siswa
(2014: 156) menyebutkan ada delapan dengan menganalisis sikap siswa yang
langkah yang perlu dilakukan dalam dinilai menggunakan teknik yang
penilaian sikap siswa menggunakan jurnal. bervariasi, sehingga kesimpulan yang
Langkah-langkah tersebut antara lain: (1) didapatkan lebih objektif dan dapat
menentukan aspek kemampuan yang dipercaya.
digunakan, (2) menentukan kriteria
penilaian yang akan digunakan, (3) Hambatan Penilaian Sikap Siswa
merumuskan format penilaian, data berupa Dari hasil penelitian, peneliti
aspek positif/ negatif yang mau dimasukan menemukan bahwa guru-guru SDI
24
JLPD, Vol. 1, No. 1, Februari 2020
e-ISSN:2721-0294
Mbongos memiliki beberapa hambatan penilaian sikap menyita waktu dan
(kesulitan) dalam menerapkan penilaian memberi beban kerja yang merepotkan
sikap siswa. Hambatan tersebut antara bagi tugas mereka.
lain: Pertama, guru-guru belum memahami
secara baik karakteristik penilaian dalam Upaya Mengatasi Hambatan Penilaian
kurikulum 2013 khususnya penilaian Sikap Siswa
sikap. Hal ini dibuktikan dengan Ada beberapa upaya yang
penggunaan teknik penilaian sikap siswa ditempuh guru-guru dalam mengatasi
yang masih monoton yaitu hanya kendala penilaian sikap antara lain:
menggunakan jurnal. Pertama, mengajukan permohonan kepada
Kedua, guru-guru tidak ingin pihak dinas pendidikan setempat agar
merepotkan diri untuk menyusun dan mengadakan pelatihan khusus tentang
mengembangan instrumen penilaian sikap penilaian sikap dalam kurikulum 2013.
siswa. Guru-guru beralasan bahwa aka Hal ini bertujuan agar guru-guru dapat
nada banyak waktu dan tenaga yang tersita memahami karakteristik penilaian dalam
untuk membuat dan mengembangkan kurikulum 2013 khususnya penilaian
instrument-instrumen yang lainnya. sikap, sehingga dari kegiatan tersebut
Contohnya, jika guru menggunakan teknik guru-guru mampu melaksanakan penilaian
observasi maka guru harus membuat sikap dengan maksimal sesuai dengan
lembar observasi yang terdiri dari tuntutan standar penilaian yang berlaku.
observasi sikap spiritual dan sosial untuk Kedua, mencari sumber-sumber
masing-masing siswa. Demikianpun terpercaya untuk membantu guru-guru
berlaku juga jika guru menggunakan dalam mengembangkan instrumen
teknik penilaian diri atau antarteman. Oleh penilaian sikap. Sumber-sumber
karena itu, guru lebih memilih jurnal untuk terpercaya tersebut dapat berupa dokumen-
menilai sikap siswa. Penggunaan jurnal dokumen tentang penilaian sikap ataupun
tidak merepotkan guru karena guru hanya orang yang menguasi penilaian sikap
menulis kejadian positif/ negatif yang dengan baik (instruktur). Dari sumber-
ditunjukkan siswa saat pembelajaran sumber tersebut guru dapat mempelajari
berlangsung. cara mengembangan instrumen penilaian
Ketiga, guru merasa kekurangan sikap dengan baik yang sesuai dengan
waktu. Kekurangan waktu yang dirasakan situasi dan kondisi siswa.
guru adalah dalam mengalokasi waktu Ketiga, melakukan penilaian sikap
pembelajaran dan melaksanakan penilaian setelah pembelajaran berlangsung dan
sikap siswa. Guru kesulitan jika harus menggunakan teknik yang bervariasi.
mengobservasi siswa dalam jumlah yang Tujuan melakukan penilaian sikap setelah
banyak sehingga waktu untuk mengajar pembelajaran adalah agar guru tidak
semakin berkurang. Guru memilih lebih terganggu saat sedang mengajar,
fokus mengajar dibandingkan menilai sedangkan penggunaan teknik yang
sikap siswa saat pembelajaran bervariasi bertujuan untuk mengetahui
berlangsung. perkembangan sikap siswa secara objektif.
Berdasarkan penjelasan di atas, Berdasarkan penjelasan di atas,
dapat disimpulkan bahwa kendala utama dapat disimpulkan bahwa upaya yang
yang dialami guru-guru di SDI Mbongos dilakukan guru-guru dalam mengatasi
berkaitan dengan penilaian sikap siswa hambatan-hambatan yang berkaitan
adalah belum memiliki pemahaman yang dengan penilaian sikap siswa adalah
mendalam dan menyeluruh tentang sebagai berikut: Pertama, mengadakan
karakteristik penilaian sikap dan pelatihan khusus tentang penilaian sikap
praktiknya dalam kurikulum 2013. Hal ini dalam kurikulum 2013; Kedua, mencari
menjadi jelas ketika guru-guru beralasan sumber-sumber terpercaya untuk
bahwa pengembangan instrument membantu guru-guru dalam mengem-
25
bangkan instrumen penilaian sikap; dan setempat agar mengadakan pelatihan
Ketiga, melakukan penilaian sikap setelah khusus tentang penilaian sikap dalam
pembelajaran berlangsung dan meng- kurikulum 2013. Kedua, mereka harus
gunakan teknik yang bervariasi. mencari sumber-sumber terpercaya
untuk membantu guru-guru dalam
mengembangkan instrumen penilaian
PENUTUP sikap. Ketiga, mereka harus melakukan
penilaian sikap setelah pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian berlangsung dan menggunakan teknik
tentang penilaian sikap siswa dalam yang bervariasi.
kurikulum 2013 di SDI Mbongos, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
DAFTAR RUJUKAN
1. Pelaksanaan penilaian sikap siswa di
SDI Mbongos belum berjalan dengan Ali, M. 2014. Metodologi dan Aplikasi
maksimal karena belum pelaksanaan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
penilaian sikap sepenuhnya sesuai Aksara.
dengan tuntutan kurikulum 2013. Di Dirjen Dikdasmen. Panduan Penilaian
SDI Mbongos, guru-guru masih untuk Sekolah Dasar. Jakarta:
monoton dalam menggunakan satu Kemendiknas, 2016
teknik penilaian, padahal dalam Kunandar. 2014. Penilaian Autentik
kurikulum 2013 penilaian sikap dapat (Penilaian Hasil Belajar Peserta
dilakukan dengan beberapa teknik Didik Berdasarkan Kurikulum 2013.
seperti observasi, penilaian diri, Depok : Rajawali Pers.
penilaian antarteman dan jurnal. Guru- Majid, Abdul. 2015. Penilaian Autentik
guru hanya menggunakan jurnal dalam Proses dan Hasil Belajar. Bandung:
menilai sikap siswa, sedangkan teknik Remaja Rosdakarya.
lainnya tidak digunakan. Alasan guru- Maleong, L.J. 2012. Metodologi Penelitian
guru memilih jurnal dalam menilai Kualitatif. Bandung: Remaja
sikap siswa karena mudah digunakan Rosdakarya.
dan tidak menyita waktu. Di sisi lain, Peraturan menteri pendidikan dan
alasan guru-guru tidak menggunakan kebudayaan Republik indonesia
teknik observasi, penilaian diri dan Nomor 66 tahun 2013 Tentang
penilaian antarteman karena tidak Standar penilaian pendidikan
objektif dan tidak sesuai dengan situasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
dan kondisi siswa yang berada di SDI Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Mbongos. perubahan atas peraturan pemerintah
2. Hambatan guru dalam pelaksanaan nomor 19 tahun 2005 tentang
penilaian sikap siswa adalah sebagai Standar Nasional Pendidikan.
berikut: Pertama, guru-guru belum Pramono, S. 2014. Panduan Evaluasi
memahami karakteristik penilaian sikap Kegiatan Belajar Mengajar.
dalam kurikulum 2013; Kedua, guru- Yogyakarta: Diva Press.
guru tidak ingin merepotkan diri untuk antrock, John W. Educational Psychology,
mengembangkan instrumen penilaian terjemahan Tri Wibowo B. S.
sikap; dan ketiga, guru-guru merasa Jakarta: Kencana, 2008.
kekurangan waktu. Slavin, Robert E. Educational Psychology:
3. Upaya guru dalam mengatasi hambatan Theory and Practice, terjemahan
pelaksanaan penilaian sikap siswa Marianto Samosir. Jakarta: PT
dalam kurikulum 2013 di SDI Mbongos Indeks, 2008.
adalah sebagai berikut. Pertama, Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
mereka harus mengajukan permohonan Kuantitatif. Kualitatif dan R&D.
kepada pihak dinas pendidikan Bandung: Alfabeta.
26
JLPD, Vol. 1, No. 1, Februari 2020
e-ISSN:2721-0294
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Widoyoko, S.E.P. 2014. Penilaian Hasil
tentang sistem pendidikan nasional. Pembelajaran di Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

27

Potrebbero piacerti anche