Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
The majority of Indonesia's population are Javanese with distinctive traditions, such as other
communities, which give a distinctive color to the development of patterns of understanding
and practice of Islam in this country. The typical Javanese Islam is often called kejawen Islam,
or abangan. The majority of Javanese who are called by many parties "abangan people" have
their own views on the major religions in the World. For Niels Mulder in his book, Javanese
tend to view Islam as an Arab religion, so that Islam seems to have failed to be placed as a
basis for living beliefs for the Javanese. However, almost no Muslim in Indonesia has never
heard the name Wali Songo, a collective unit of 9 guardians. Sunan Kalijaga is better known
than the other 8 guardians with various monumental works. The world of puppet is said to be
the fruit of the work of this guardian, as Sekaten, which has been called, is a tradition of
celebrating the birthday of the Prophet which is officially celebrated by the Kingdom of
Yogyakarta and Surakarta, to the present. According to Prof. Dr. Omar M. Taomy al Syaibany
in his book Philosophy of Islamic Education, he said: “Islamic education is an attempt to
change the behavior of individuals in their social life and also in the natural environment
through the educational process. These changes are based on Islamic values”.
209
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
Mayoritas Orang Jawa yang oleh masjid, merupakan salah satu bentuk yang
banyak pihak disebut “orang abangan” mungkin biasa disebut sinkretik, sebagai
memiliki cara pandang sendiri terhadap hasil sebuah proses dialog Islam dan tradisi
agama-agama besar di Dunia. Bagi Niels lokal yang panjang.
Mulder di dalam bukunya, orang Jawa Syekh Ali Mahfudz menyatakan,
cenderung memandang Islam adalah bila hendak mencontoh Rosulullah, dakwah
sebagai agama Arab, sehingga harus dibina empat dasar pokok, yakni:
Islamtampak gagal ditempatkan sebagai 1. Al Hujjaj Balaghah (alasan yang tepat)
dasar keyakinan hidup bagi Orang Jawa. 2. Al asalibul Hakimah (susunan kata
Walaupun demikian, hampir tidak ada umat yang dipenuhi hikmah)
Islam di Indonesia yang belum pernah 3. Al adabus samiyah (adab ataupun sopan
mendengar nama Wali songo, satuan santun yang baik dan mulia)
kolektif 9 orang wali. Sunan Kalijaga lebih 4. As Siyatul Hakimah (siasat yang bijak)
dikenal daripada ke-8 wali lainnya dengan (Haq, 2012:67).
berbagai karya monumentalnya. Dunia Sunan Kalijaga mengusulkan agar
pewayangan konon merupakan buah karya adat istiadat orang Jawa seperti selamatan,
waliini, seperti sekaten, yang telah disebut, bersaji dan lain-lain tidak langsung
merupakan tradisi perayaan Hari kelahiran ditentang sebab orang Jawa akan lari
Nabi yang dirayakan secara resmi Kerajaan menjahui ulama jika ditentang secara keras.
Yogyakarta dan Surakarta, hingga saat ini. Adat istiadat itu diusulkan agar diberi
Ornamen wayang, misalnya, warna atau unsur Islam.Sunan Ampel
dipercaya melukiskan keyakinan tauhid, bertanya atas usulan Sunan Kalijaga itu.
huruf Allah Dan Muhammad serta kalimat “Apakah adat –Istiadat lama itu nantinya
syahadat. Wayang merupakan kesenian tidak mengkhwatirkan bila dianggap ajaran
rakyat yang paling popular. Di dalamnya Islam? Padahal yang demikian itu tidak ada
tercermin system kepercayaan dan ritual dalam ajaran Islam. Apakah hal ini tidak
dalam kehidupan orang Jawa yang telah akan menjadi bid’ah?” (Rahimsyah, 2011:
lama hidup. Hal yang sama juga tercermin 93).
dalam tetabuhan gamelan yang Pertanyaan Sunan Ampel ini
dipergunakan para wali sebagai alat guna dijawab oleh Sunan Kudus.
memanggil rakyat agar datang ke masjid “Saya setuju dengan pendapat
mendengarkan kisah kelahiran Nabi Sunan Kalijaga, sebab ada sebagian ajaran
Muhammad. Wayang, sekaten, gerebeg, agama Budha yang mirip dengan ajaran
selametan, dan berbagai bentuk bangunan Islam, yaitu orang kaya harus menolong
210
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
211
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
seperti ini saya dapat bergaul akrab dengan saat selalu mempertimbangkan antara
rakyat jelata dan dengan mudah saya dapat kebutuhan, risiko, dan nilai rasa yang
memberikan ajaran islam kepada mereka.” tercipta. Bahkan, potensi alamiah yang kita
Kembali para wali membenarkan miliki seperti psikis dan organ – organ
pendapat Sunan kalijaga. tubuh kita, juga ikut menjadi bahan
Selanjutnya Sunan Kalijaga juga pertimbangan.
mengusulkan agar kesenian rakyat seperti Kemudian tulisan H. Abdurrahman
gending, tembang dan wayang kulit dapat Mas’ud yang berupa disertasi guna
diterima oleh para wali sebagai media memperoleh gelar Doktor of Philosophy
dakwah. Usul ini pun oleh para Wali (DR) dari university of California
akhirnya disetujui. Demikianlah sekelumit (University of California) di Los Angeles.
kisah ajaran Walisongo Sunan Kalijaga dan Disertasi yang berjudul The Pesantren
Sunan Bonang. Architect and Their Socio-Religious
Dalam kitab Al arba’in fi ushul al Teachings (1850-1950) membahas tentang
din dikatakan bahwa kebahagiaan yang pembangunan pesantren dan ajaran-ajaran
sempurna adalah kebahagiaan yang masyarakat keagamaan mereka antara
meliputi dua dimensi, yakni dimensi dunia tahun 1850 sampai 1950.
dan dimensi akhirat. Kebahagiaan di dunia Kedua, buku yang berjudul “Akhlak
dapat dirasakan dengan jiwa yang tentram. Pesantren Solusi Bagi Kerusakan Akhlak”
Kebahagiaan di akhirat adalah kebahagiaan yang ditulis oleh Tamyiz Burhanuddin.
bertemu dan berkomunikasi dengan Allah Dalam buku ini dikupas metode pendidikan
(Ahmad Faizur Rosyad, Kutub: 2004). akhlak yang telah diterapkan di pesantren.
Dalam Man’s search for Meaning, Dr. Metode tersebut berasal dari kitab Ta’limul
Viktor E. Frankl, professor ilmu Penyakit Al-Muta’alim karya Imam Zarnuji yang
Jiwa di Universitas Vienna menulis, diadapsi oleh KH Hasyim Asy’ari
“Pencarian manusia akan makna hidup kemudian melahirkan karya yang berjudul
adalah kekuatan utama dalam Adab Al ‘Alim Wal Muta’alim yang
kehidupannya dan bukan rasionalisasi menjadi acuan dasar bagi pendidikan
sekunder dari gerak insting” (J. maurus, akhlak di pesantren-pesantren.
Cinta Pena:2005). Meraih kebahagiaan dan
ketenangan hati sesungguhnya tidaklah METODE PENELITIAN
sesederhana yang kita duga. Mengapa Metode pengumpulan data yang
demikian? Sebab untuk meraihnya digunakan adalah studi kepustakaan atau
diperlukan serangkaian usaha yang setiap library research yaitu melalui riset
212
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
213
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
fakta, tidak hanya persoalan benar dan pendidikan yang dimaksud dalam hal ini
salah yang menuntut pembuktian empirik, adalah pendidikan Islam. Menurut Prof. Dr.
melainkan soal penghayatan yang Omar M. Taomy al Syaibany dalam
dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi bukunya Filsafah Pendidikaan Islam, beliau
(Chabib, 1996:22). mengatakan: “Pendidikaan Islam adalah
Menurut Milton Rokeach dan James usaha untuk mengubah tingkah laku
Bank, nilai adalah suatu tipe kepercayaan individu dalam kehidupan
yang berada dalam ruang lingkup sistem kemasyarakatannya dan juga dalam alam
kepercayaan dalam mana seseorang sekitarnya melalui proses pendidikan.
bertindak atau mengenai sesuatu yang tidak Perubahan tersebut dilandasi dengan nilai-
pantas dikerjakan. Nilai menunjukkan nilai Islam”.
suatu kriteria atau standar untuk menilai Jadi yang dimaksud nilai-nilai
atau mengevaluasi sesuatu seperti edukatif adalah suatu proses pendidikan
industrialisasi baik merupakan sarana yang di dalamnya terdapat nilai-nilai
kemakmuran, pengertian ini terdapat perubahan manusia menuju kebaikan.
berbagai jenis nilai-nilai individu, sosial,
budaya dan agama (Chabib, 1996:60-61). Pengertian Suluk Katentraman Jiwa
Dalam Hadits Rosulullah SAW
Edukatif Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada
Edukatif adalah kata sifat (obyek) kami, Abu Usamah memberitahukan
yang berasal dari kata educate(mendidik) kepada kami, dari Al-A’masy dari Abi
artinya memberi peningkatan (to elicit, to Shalih, dari Abi Hurairah berkata:
give rise to), dan mengembangkan (to Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa
evolve, to develop). Dalam pengertian yang berjalan untuk mencari ilmu, maka Allah
sempit, education atau pendidikan berarti akan memudahkan baginya jalan ke
perbuatan atau proses perbuatan untuk syurga” (H. R Muslim) (Zuhri, 1992:274).
memeroleh pengetahuan (McLeod, 1989). Kata Suluk berasal dari akar kata
Selanjutnya, pengertian “pendidikan” Salaka yasluku sulukan ( )سلك يسلك سلكاdari
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penggalan kata dalam Hadist Rosulullah
ialah proses pengubahan sikap dan tata laku SAW terdapat kata “salaka” yang dimaknai
seseorang atau kelompok orang dalam oleh kesepakatan mufassir yaitu “berjalan”,
usaha mendewasakan manusia melalui sedangkan dalam tafsir lain Suluk yaitu:
upaya pengajaran dan pelatihan. karangan bercorak tasawuf yang
(Muhibbin, 2013:10) Sedangkan disampaikan dalam bentuk tembang,
214
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
215
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
216
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
2. Luth rabbani ruhani, yang memiliki آعنا قهم ويضر بوا أعناقكم *قالوا
kaitan dengan daging ini. Luthf rabbani بلى* قال ذكر هللا عز وجل *(حديث
ini adalah mengenal Allah SWT. Ia )مسلم*إمام بزار
mengetahui yang tidak dicapai “Di hadapan para sahabat, nabi pernah
khayalan pikiran. Ia merupakan hakikat bersabda, “ maukah kalian semua aku beri
manusia. Inilah yang diajak bicara. tahu tentang amal ibadah yang paling bagus
Terhadap makna ini ditunjukkan dan paling bersih di hadapan Allah yang
melalui firman Allah SWT: menjadi raja kalian, juga merupakan amal
“Sesungguhnya pada yang yang paling tinggi derajatnya, yang lebih
demikian itu benar-benar terdapat baik dari nafaqah emas dan perak, yang
peringatan bagi orang-orang yang lebih baik daripada engkau berjihad
mempunyai akal atau yang menggunakan memerangi musuh Allah yang
pendengarannya, sedang dia menyebabkan engkau memotong kepala
menyaksikannya". (QS. Qaaf 50 / 37). mereka atau memotong lehermu?” maka,
Hati dalam pengertiannya sebagai Jawab para sahabat, “Baiklah, amal apakah
sesuatu yang halus dan bersifat ketuhanan, itu, ya rasulullah?” Jawab nabi,
maka ia memiliki potensi penting yang “Dzikrullah: mengingat Allah ‘Azza wa
apabila dikelola dengan baik akan jalla.”
memberikan dampak yang sangat hebat Syaikh Muslih pernah mengutip
bagi diri manusia. Karena ia akan mampu wejangan syaikh Ali al-murshifi, yang ada
dengan mudah menerima energy Ilahi pada kitab Minah as-Saniyah, yang
berupa kekuatan iman. Namun ia akan berbunyi: “Bahkan, para guru yang agung
sangat berbahaya apabila manusia tidak pun akan sulit memberi obat bagi santri-
lagi memperhatikannya. Sebab, ketika hati santrinya agar memancarkan hati mereka,
sudah tak pernah dirawat, ia akan kotor, kecuali dengan mendawwamah dzikir.
mengeras, dan berlumut. Lumut-lumut Dengan demikian, dzikir laksana “batu
inilah yang akan menjadi hijab penghalang gerinda” yang berguna untuk mengkilapkan
dalam menerima setiap kebenaran yang tembaga karena manfaat dzikir dapat
datang dari Tuhan. menerangi hati. Sedangkan amal-amal
Mari kita simak sabda nabi berikut ini: selain dzikir seperti sabun colek saja: tetap
أ ال أنبئكم بخير أ عملكم وازكا ها sulit digunakan untuk membersihkan karat.
عند مليككم وارفعها في درجاتكم (Murtadlo,2012:227)
وخير لكم من انفاق الذهب والورق Sabda nabi:
وخير لكم من انتلقوا عدوكم فتضربو
217
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
إن لكل شئ صقا لة وصقالة القلوب bahwa di dalam setiap ni’mat selagi
ذكر هللا seorang hamba masih di dunia selalu
“Sesungguhnya segala sesuatu ada tersembunyi “bencana” dan “ujian”.
pembersihnya. Sedang pembersih hati Sehingga, jika seorang hamba tidak “sabar”
adalah dzikrullah”. menerima ujian berupa nikmat ini, ia bisa
terjerumus kedalam “kufur ni’mat”.
Hati sebagai Aset Berharga Imam Ahmad Athailah telah
Betapa berharganya hati sehingga mengatakan dalam kitabnya: Cahaya
dalam dunia Thoriqoh seorang salik harus adalah bala tentara hati, sama halnya
memperhatikan syari’at dengan serius kegelapan menjadi bala tentara nafsu.
begitu juga dengan amal-amal qolbi (hati) Apabila Allah berkehendak menolong
pun mendapat perhatian yang serius. hamba-Nya, Dia membentangkan cahaya
Demikianlah Thoriqoh itu yang akan menjadi bala tentara hati, dan
Kata Abuya Dimyati: diputus-Nya hubungan yang akan
الصبر: ولها ثالث صفات membantu bala tentara nafsu oleh
على البال ء والشكر على الرخاء kegelapan.
والرضا بالقضاء Kemudian Syaikh dimyati pernah
“Thariqoh ini mempunyai tiga sifat , yaitu: berujar, “Dokter di zaman kita ini amat
1). Sabar ketika ditimpa musibah; 2) sedikit.”Hal itu, dinyatakan dalam
Syukur ketika mendapat kelapangan, dan 3) risalahnya, yang berjudul Hadiyyah al
Ridho terhadap “keputusan” Allah. Jalaliyah.Tentu saja, maksud Abuya
Didalam Thoriqoh, sabar dan Dimyati bukanlah dokter ahli kesehatan
syukur bukanlah sifat, namun lebih fisik, namun dokter ruhani.Lebih lanjut,
dikategorikan kedalam maqam dan ahwal pesan Abuya Dimyati lagi, “Hendaklah
(amal-amal hati). Oleh karena itu, seorang hamba (santri) lari sejauh-jauhnya
sebenarnya yang dimaksud Abuya Dimyati dari tempat –tempat yang menimbulkan
adalah, seorang santri yang serius di dalam fitnah agama.”Karena tempat-tempat
menempuh thoriqoh hendaknya seperti itu adalah “kawasan penyakit” yang
mempunyai sifat sabar, syukur, dan ridho. menumbuhkan derita bagi hati, seperti
Sabar dan syukur seperti dua keeping mata halnya tubuh yang kemasukan racun atau
uang yang tak terpisahkan. Seorang hamba makanan yang busuk.Sakitnya hati selalu
bisa sabar kalau dia syukur, dan bisa menimbulkan derita yang berkepanjangan
dikatakan syukur kalau dia sabar. Sebab, (dunia dan akhirat).
termasuk yang hikmah-ilahiyah adalah
218
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
Berikut pesan Abuya Dimyati bertakwa. Namun demikian, ada pula hati
berkenan dengan hal diatas (Murtadho, yang sakit, yaitu hati yang hidup namun ia
2012:83): mempunyai kecacatan. Ibnu Qayyim
(ولها شرط) وهو ان يهرب بنفسه berkata bahwa hati yang sakit adalah hati
من مواضع التهمة اكثر مما يخا ف من وجود yang mengelak dari penciptaannya semula,
فا ن مواضع التهمة توجب السقم على, األلم yakni umtuk mengetahui Allah, mencintai-
القلب كما توجب االغدية الفا سدة السقم على Nya, rindu bertemu dengan-Nya, kembali
السيما اال طبا ء قليل.البدن kepada-Nya dan mengutamakan
“Thoriqoh menetapkan syarat (bagi murid- semuannya itu atas segala syahwat.
murid pengikut thariqoh), yakni sebagai Seandainya seorang hamba mengetahui
berikut: seorang murid penempuh thariqoh segala sesuatu, namun ia tidak mengetahui
hendaklah menjauhkan dirinya dari Tuhannya, maka seakan-akan ia tidak
“kawasan fitnah” sejauh-jauhnya mengetahui sesuatu. Seandainya ia
sebagaimana takutnya si murid pada derita mendapatkan semua dunia, kenikmatan dan
yang ditimbulkan olehnya. Sebab, syahwatnya, tetapi tidak memiliki cinta
“kawasan fitnah” itu sesungguhnya biasa kepada-Nya, maka seakan-akan ia tidak
menimbulkan derita bagi hati, sebagaimana mendapatkan kelezatan, kenikmatan, dan
sakitnya tubuh karena makanan yang penyejuk hati sama sekali.
busuk. Terlebih, “dokter” di masa sekarang Sebagaimana penjelasan dari Ibnu
amatlah sedikit”. Qayyim, bahwa hati yang sakit adalah hati
yang masih menyimpan dua cinta, yaitu
Hati yang Sakit cinta untuk Allah dan kepada hawa nafsu.
Demikian sebagaimana tubuh Didalam hati yang sakit, seringkali terjadi
manusia, ada tubuh yang sehat, sakit, cacat, pertarungan antara kebaikan dan
dan mati. Hati yang sehat, sebagaimana keburukan. Seolah-olah didalam hati
yang telah dijelaskan dengan sangat tersebut terdapat dua orang yang senantiasa
sederhana, maka ia adalah aset yang sangat berusaha memengaruhinya. Yang pertama
berharga, karena dengan hati yang sehat menyeru kepada kebaikan, sedangkan yang
seluruh anggota tubuh akan senantiasa kedua menyeru untuk melakukan perbuatan
melakukan hal-hal yang sehat, dalam arti maksiat. Sehingga adakalanya hati yang
sesuai dengan aturan agama. Ia akan sakit itu tergoda untuk memenuhi
menjadi hamba yang senantiasa berusaha panggilan sang penyeru yang kedua, ada
untuk mendekatkan diri kepada Allah, kalanya ia memenuhi panggilan sang
dalam rangka memenuhi panggilan untuk penyeru yang kedua, adakalanya ia
219
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
memenuhi panggilan sang penyeru sesuatu yang benar. Ia akan termakan oleh
pertama. Dengan demikian, ini merupakan hawa nafsu, dan ia akan menjadi budak
ujian bagi sang hati untuk membuktikan setan yang terkutuk.
keimanannya kepada Allah. Hati yang mati adalah hati yang
benar-benar telah jauh dari keimanan.
Hati yang Telah Mati Terlalu jauhnya ia dari cahaya iman, hingga
Syaikh Muhammad telah ia tersesat dalam lembah kegelapan, karena
mengatakan dalam penjelasannya terhadap tiada sedikitpun cahaya yang dapat
kitab al-Hikam, bahwa segala wujud yang memberikan petunjuk kepadanya. Ibarat
ada di dunia ini sebenarnya serba gelap. orang yang berjalan di malam gelap pekat
Sedangkan pemberi cahaya terang kepada tanpa cahaya sedikitpun yang terombang-
yang gelap itu adalah Allah. Barang siapa ambing tak tentu arah, demikian pula
melihat wujud Allah didalam alam semesta halnya dengan orang yang hatinya mati.
ini, akan tetapi ia belum menyaksikan al- Bahkan lebih dari itu, ia tak hanya
Haq itu didalam alam semesta ini, atau pada terombang-ambing, namun ia juga merasa
dirinya sendiri, atau sebelumnya atau bahwa itulah kenikmatan yang sejati.
sesudahnya (baik itu mikrokosmos atu (Zaairul, 2012:54) Demikianlah, “Allah
makrokosmos),maka pastilah cahaya itu telah mengunci mati hati dan
telah menyilaukannya, sehingga pendengarannya mereka, dan penglihatan
pemandangannya terhalang dari sinar mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa
makrifat karena kabut yang ada yang amat berat.”
disekitarnya. Allah berfirman: “Sesungguhnya
Penjelasan ini menunjukkan, bahwa orang-orang kafir, sama saja bagi mereka,
hati manusia yang terpaut dalam kamu beri peringatan atau tidak kamu beri
kenikmatan duniawi, maka ia berarti telah peringatan, mereka tidak juga akan
masuk kedalam jurang kegelapan yang beriman. 7.Allah Telah mengunci-mati hati
teramat pekat, tiada cahaya sedikitpun di dan pendengaran mereka, dan penglihatan
dalamnya. Apabila ia benar-benar telah mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang
masuk dan terselimuti oleh seluruh amat berat” (QS. Al-Baqoroh/6-7).
kegelapan tersebut, maka ia akan menjadi Dikemukakan oleh Ibnu jarir dan
hati yang mati, yang tak mampu lagi Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Ikrimah,
mencerna kebenaran sebagai sesuatu yang dari Said bin Jabir, dari ibnu Abbas, bahwa
dibutuhkannya, dan bahkan ia tidak dua ayat di atas turun mengenai orang-
bersedia menerima kebenaran itu sebagai orang Yahudi di Madinah.
220
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
Orang kafir pada ayat diatas adalah Hati manusia pasti pernah
orang-orang yang menutupi tanda-tanda merasakan sakit, mengingat mereka adalah
kebesaran Allah dan kebenaran yang makhluk yang tidak bisa bebas (maksum)
terhampar dengan sangat jelas di jagat raya dari dosa dan kesalahan. Dengan demikian,
ini, yang tidak mungkin beriman kepada maka sudah semestinya setiap manusia
Allah disebabkan hati mereka telah benar- menjaga kesehatan hatinya dari segala sifat
benar mati.”Sama saja bagi mereka”, diberi yang dapat membuatnya gelap dan sakit.
peringatan ataupun tidak, tetap saja mereka Untuk itu, perlu kiranya memahami
tidak akan bersedia menerima Islam berbagai macam penyakit hati, agar dapat
sebagai agama yang benar. Ini secara jelas ditangani sejak dini, sebelum penyakit
dan tegas mengatakan, bahwa hati yang itumembuat hati menjadi mati. Karena hati
telah mati benar-benar telah terjerumus ke yang sakit masih mempunyai peluang
dalam jurang kegelapan yang pekat, untuk sembuh, sedangkan hati yang telah
sehingga tidak dapat menerima kebenaran mati tiada lagi mempunyai peluang untuk
lagi. kesembuhan, kecuali hanya dengan
hidayah dari Allah. Demikian pula,
Penyakit Hati sungguh sangat beruntung orang yang
Penjaga taman kota sering dapat mengetahui setiap penyakit hati yang
memasang spanduk yang berbunyi: “Bersih berada dalam dirinya, dan segera
itu indah!” Tak jauh beda, guru-guru memberikan obat guna menyembuhkan
thariqoh pun selalu berupaya menjaga sakitnya itu. Sebaliknya, sungguh
taman hati. Bagi mereka, kesucian, bersih, merugilah orang yang tidak dapat
murni (tajrid) adalah jalan hidup. Syaikh mendeteksi setiap penyakit yang diderita
Dimyathi berpesan: oleh hatinya, dan ia pun tidak segera sadar
ولها طها رة با طنة وهي من الحرص والحسد terhadap hal itu.
والحقد والكبر ونحوها وظاهرة وهي طها رة Bagi umat Islam agama adalah
البدن والثوب والمكا ن dasar (pondasi) utama dari keharusan
“Di dalam Thariqah, bersih sangat berlangsungnya pendidikan karena ajaran-
ditekankan. Bersih batin yaitu bersihnya ajaran Islam yang bersifat universal
hati dari penyakit-penyakit seperti tamak, mengandung aturan-aturan yang mengatur
hasud, “uneg-uneg”, sombong dan seluruh aspek kehidupan manusia baik
semacamnya. Dan juga bersih dzahir, yang bersifat ubudiyyah (mengatur
mengingat pesan syara’ tentang kebersihan hubungan manusia dengan Tuhannya),
badan, pakaian, dan tempat tinggal”.
221
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
maupun yang bersifat muamalah (mengatur diturunkan, lafaz itu telah baku menjadi
hubungan manusia dengan sesamanya). Bahasa Arab. Agama Islampun
Adapun dasar-dasar dari pendidikan Islam kemudian mempergunakan kata al-
adalah: Qur’an untuk kitab sucinya. Ditinjau
1. Al Quran dari segi istilah (terminology), menurut
Dari segi bahasa (etimologi), Abdul Wahab Khallaf, Guru Besar
kata al-Quran adalah isim mashdar Hukum Islam di Universitas Kairo,
(kata benda) dari kata kerja “ “ قر أ Mesir. Dalam bukunya Ilmu Ushul
dengan makna isim maf’ul, sehingga Fiqh,
berarti “bacaan”.Pengertian ini sejalan القران هو كالم هللا الذى
dengan firman Allah Swt dalam surah نزل به الروح االمين على قلب ر
al-Qiyamah, ayat 16-18. سو ل ا هلل محمد ابن عبد هللا بالفا ظه
Janganlah kamu gerakkan ليكون حجة, العر بية ومعانيه الحقة
lidahmu untuk (membaca) Al Quran للرسول على انه رسول
Karena hendak cepat-cepat ودستوراللنا س يهتدون,هللا
(menguasai)nya. Sesungguhnya atas وقربة يتعبدون بتال,بهداه
tanggungan kamilah وهوالمدون بين دفتى,وته
mengumpulkannya (di dadamu) dan المبدوء بسورة الفا تحة,المصحف
(membuatmu pandai) membacanya. المنقول الينا, المختوم بسورة الناس
Apabila kami Telah selesai با لتواتر كتا بة ومشا فهة جيال عن
membacakannya Maka ikutilah جيل محفوظا من اي تغيير او تبديل
bacaannya itu (QS. Al-Qiyamah/16- Artinya: Al-Qur’an adalah firman Allah
18). yang diturunkan kepada hati Rasulullah
Selain pengertian yang sudah Muhammad bin Abdullah melalui Ruhul
umum sebagaimana tersebut, menurut amin (Jibril) dengan mempergunakan lafaz
pendapat yang paling kuat Dr. Shubhi – lafaznya yang berbahasa Arab, dan
Shalih, penulis kitab Mabahits fi Ulum maknanya yang benar, agar ia menjadi
al-Qur’an, bahwa al –Qur’an adalah hujah bagi Nabi Muhammad, bahwa ia
bentuk isim mashdar dan sinonim dari benar-benar Rasulullah dan menjadi
kata “ “ قراءةyang berarti “bacaan”. undang-undang bagi Manusia, yang
Selanjutnya, Shubhi Shalih memberi petunjuk kepada mereka, yang
menambahkan bahwa lafaz “ “ تالyang menjadi sarana pendekatan diri dan ibadah
berarti ” ”قر أ berasal dari Bahasa kepada Allah dengan membacanya. Al-
Aramik. Namun, ketika al-Qur’an Qur’an itu terhimpun dalam mushaf yang
222
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
223
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
224
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
225
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
pada obyek pembatasannya, yaitu dituntut yaitu reaksi jiwa dan apa-apa
penentuan nilai perbuatan manusia yang mempengaruhinya untuk
(baik dan buruk). Sedangkan, melakukan apa yang patut dilakukan
perbedaannya terletak pada tolok ukur dan meninggalkan apa yang tidak patut
akal pikiran, moral dengan berdasarkan untuk dilakukan.
kepada adat kebiasaan yang umum, Orang juga sering
berlaku dalam masyarakat, dan akhlak mengidentifikasikan ihsan dan akhlak,
berdasarkan kepada ajaran agama karena dalam ihsan itu terletak unsur
Islam. berbuat dengan sebaik-baiknya,
Ajaran agama Islam sebagai sebagaimana pengertian yang diberikan
tolok ukur akhlak karena tidak ada Rasulullah Saw.ketika menjawab
agama lain yang membahas tentang pertanyaan malaikat Jibril tentang
akhlak kecuali agama Islam. Agama ihsan.
Islam mempunyai tiga cabang, yaitu عن بن عمربن الخطاب قال ان تعبد هللا كأنك تراه فإن لم
satu dengan yang lainnya saling تكن تراه
berkaitan, yaitu aqidah, syari’ah dan فإنه يراك
akhlak. Aqidah mengandung “Dan Umar bin Khattab berkata:
kesamaan, syari’ah mengandung tata Engkau beribadah: engkau beribadh
cara beribadah, sedangkan akhlak yaitu kepada Allah SWT seakan-akan engkau
keadaan rohani, yang tercermin dalam melihat-Nya, dan apabila engkau tidak
tingkah laku atau dengan perkataan lain dapat melihat-Nya, maka (engkau harus
yaitu sikap lahir yang merupakan yakin bahwa) Dia melihatmu (HR.
perwujudan dari sikap batin baik sikap Muslim).
itu diarahkan kepada Sang Khalik Akan tetapi akhlak yang mulia
(Allah SWT.) maupun sesama manusia. menurut isi risalah Rasulullah SAW
Akhlak dituntut dan dipelihara, bukan hanya ihsan, melainkan dalam
yaitu akhlak yang merupakan sendi semua bidang yang juga menyangkut
agama di sisi Allah SWT., bukanlah masalah iman dan Islam, sebagai
sekedar mengetahui bahwa kebesaran kewajiban manusia terhadap Allah SWT
itu adalah maka dan kedustaan adalah dan kewajiban manusia terhadap
hina dan bukan pula sekedar makhluk.
mengetahui bahwa, ikhlas itu adalah Imam al Ghazali memandang
sesuatu yang agung, tipu daya suatu bahwa akhlak merupakan wadah bagi
kehancuran. Akan tetapi akhlak timbulnya kekuatan tanpa didahului oleh
226
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
227
MEIS__________________ Jurnal Middle East and Islamic Studies, Volume 5 No. 2 Juli – Desember 2018
Haq, Zaairul. (2012). Suluk Katentraman Taomy Omar, Syaibany. (1976). Filsafat
Jiwa Sunan Bonang. Bantul: Media Pendidikan Islam Terj. Hasan
Insani. Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.
Ghazali, Imam. (2001). Keajaiban Hati Uhbiyati, Nur., & Maman, Abdul Djamil.
Terj. Haidar Baqir. Bandung: Mizan. (1997). Ilmu Pendidikan Islam II.
Ghazali, Imam. (2001). Kimia kebahagiaan Bandung: Pustaka Setia.
Terj Haidar Baqir. Bandung: Mizan. Zakaria, Teuku Ramli. (1994). Pendekatan-
Judjito, Ahmad. (1996). “Filsafat Nilai pendekatan Pendidikan Nilai dan
dalam Islam”, Chabib Thoha dkk. Implementasi dalam Pendidikan Budi
Eds, Reformulasi Filsafat Pendidikan Pekerti. Jakarta: Gramedia Widia
Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sarana Indonesia.
Kasri Muhammad, Khafid et al. (1993). Zuhairini et al. (1993). Metodologi
Serat Dewa Rucidan Suluk Linglung Pendidikan Agama. Solo:
Sunan Kalijaga (Syekh Melaya). Ramadhani.
Jakarta: Balai Pustaka.
Langgulung, Hasan. (1992). Asas-Asas
Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka
Al – Husna.
Muammar, Shiddiq. (2012). Keistimewaan
Nabi Khidir. Yogyakarta: Sinar
Kejora.
Munir, A Mulkam. (2011). Makrifat
burung surge dan ilmu kasampurnan
syekh Siti Jenar. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
Muslim, Imam Abu Al-Husaian Ibn Hajjaj
Al-Qusyairy An-Naisabuiri. (1994).
Shahih Muslim Jilid I. Baerut: Da al-
Fikr Kitab Al-alamiah.
Nahlawi, Abdurrahman. (1979). Ushul al-
Tarbiyah al-Islamiyah waasalibuha
fi al-Bayt wa al-Madrasah wa al-
Mujtana’. Damaskus: Dar al Fikr.
Rahimsyah, AR, MB. (2011). Kisah
Walisongo. Surabaya: Cipta Karya.
Toha, Chabib. (1996). Kapita Selekta
Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
228