Sei sulla pagina 1di 17

380

PROSEDUR PELAKSANAAN PERHITUNGAN DAN PENAGIHAN


PAJAK AIR PERMUKAAN YANG TERUTANG OLEH BADAN
PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

H. Andi Rustam
Dosen UNISMUH Makassar

Abstract : The purpose of this study is to know the procedure of the calculation and
collection of Surface Water Taxes owed to the Regional Income Board of South Sulawesi
Province. The data sources used are primary and secondary data. The type and method used
is the method of qualitative descriptive comparative analysis, which describes the results of
research and discussion and comparing it with applicable legislation.Based on the results of
research and discussion, showing that see the description of surface water tax collection by
the South Sulawesi Province Income Board, which so far Surface Water Surveillance Billing
Procedure It is regulated by the SOP Billing of Regional Taxes on the Board of Directors
Decision Regional Revenue of South Sulawesi Province No. 01 / I / TAHUN 2015 on
Standard Operating Procedures for Local Tax Billing within the SOP. Billing is done by
Ordinary Billing that is by issuing SKPD (Local Tax Assessment Letter) or STPD (Tax
Collection Letter Regional) indicates that the awareness of taxpayers in particular the
surface water taxpayers run well in South Sulawesi.Dan implementation of surface water tax
collection by the Provincial Revenue Board South Sulawesi runs optimally with the
implementation based on South Sulawesi Governor Regulation No. 23 of 2011 on Guidelines
for Implementation of Regional Regulation of South Sulawesi Province Number 10 of 2010
on Area Tax Special Surface Water Tax.

Keywords: Water Surface Water Billing Calculation.

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pelaksanaan Perhitungan
dan penagihan Pajak Air Permukaan yang terutang pada BadanPendapatan Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan.Sumber data yang digunakan adalah data primer
dansekunder.Jenis dan metode yang digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif
komparatif, yaitu mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan serta
membandingkannya dengan perundang-undangan yang berlaku.Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan, menunjukkan bahwa melihat gambaran dari penagihan pajak air
permukaan oleh Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, dimana sejauh ini
Prosedur PenagihanPajak Air Permukaan Sudah diatur oleh SOP PenagihanPajak Daerah
mengacuh pada Keputusan Kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Nomor 01/I/TAHUN 2015 tentang Standar Operasional Prosedur Penagihan Pajak Daerah
didalam SOP tersebut. Penagihan dilakukan dengan Penagihan Secara Biasa yakni dengan
mengeluarkan SKPD (SuratKetetapanPajak Daerah) atau STPD (Surat Tagihan Pajak
Daerah) menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak khususnya wajib pajak air permukaan
berjalan dengan baik di Sulawesi Selatan.Dan pelaksanaan penagihan pajak air
permukaan oleh Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan berjalan optimal
dengan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 23 Tahun
2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor
10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Khusus Pajak Air Permukaan.

Kata kunci : Perhitungan Penagihan Pajak Air Permukaan

PENDAHULUAN seimbang, dapat dipaksakan berdasarkan


Pajak Daerah adalah iuran wajib peraturan perundangan yang berlaku
yang dilakukan oleh pribadi atau badan digunakan untuk penyelenggaraan
kepada daerah tanpa imbalan langsung pemerintah dan pembangunan daerah.
381

Pajak dipungut oleh negara untuk juru sita pajak kepada penanggung pajak
dipergunakan menjalankan tugas rutin, tanpa menunggu tanggal jatuh tempo
dan pembangunan yang memerlukan pembayaran yang meliputi seluruh utang
biaya.Disamping itu pajak tidak hanya pajak dari semua jenis pajak, masa
berfungsi sebagai alat mengatur perekonomian. pajak, dan tahun pajak. Surat paksa
Kebijakan dalam bidang perpajakan yang adalah surat perintah membayar utang
efektif dapat berperan untuk menjaga pajak dan biaya penagihan pajak.
keseimbangan ekonomi dan inflasi. Undang-Undang Pajak pada
Pajak Air atau Pajak Permukaan hakikatnya adalah hukum pajak yang
yang selanjutnya PAP adalah pajak atas wajib dilaksanakan dan ditaati sebagai
pengambilan dan atau pemanfataan air konsekuensi dari negara hukum
permukaan. Adapun objek wajib pajak Indonesia. Sekalipun harus dilaksanakan
PAP adalah pengambilan dan /atau dan ditaati, Undang-Undang Pajak tidak
pemanfaatan air permukaan. Sementara boleh tidak harus berintikan keadilan,
pengecualian dari PAP adalah pengambilan dan kemanfaatan, dan kepastian hukum.
atau pemanfataan air permukaan khusus Dengan demikian, terjelmalah pertautan
untuk keperluan dasar rumah tangga, antara kedaulatan hukum dan kedaulatan
pengairan pertanian dan perikanan rakyat rakyat dalam konstelasi Undang-Undang
dengan tetap memperhatikan kelestarian Pajak. Waani (2016) yang meneliti tentang
lingkungan dan peraturan perundang-undangan. analisis efektivitas dan kontribusi pajak
Penetapan jumlah pengambilan air permukaan terhadap penerimaan
dan atau pemanfaatan air permukaan pendapatan asli daerah provinsi Sulawesi utara,
khusus industri, berdasarkan hasil alat dalam hasil penelitian yang menyatakan
ukur Volume air. Sementara pengadaan bahwa pertumbuhan pajak air permukaan
dan pemasangan alat ukur dibebankan mengalami penurunan dari tahun ke
ke pada wajib pajak. Selanjutnya alat tahun, pertumbuhan tertinggi pajak air
ukur disegel oleh Pemerintah Daerah. permukaan di tahun 2011 sebesar 212.59% dan
Subjek PAP adalah orang pribadi atau pertumbuhan terendah pada tahun 2015
badan yang melakukan pengambilan dan sebesar sebesar 37.25%. Tingkat efektivitas
atau pemanfatatan air permukaan. Prosedur penerimaan pajak air permukaan di
pelaksanaan menggunakan dasar pengenaan provinsi sulut pada tahun 2011-2015
pajak air permukaan menurut Peraturan efektif. Pajak air permukaan belum
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki kontribusi yang besar terhadap
Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak penerimaan PAD provinsi sulut.
Daerah Khusus Pajak Air Permukaan.
Penagihan dapat dilakukan dengan RUMUSAN MASALAH
beberapa cara, seperti penagihan secara Berdasarkan latar belakang, maka
biasa adalah dasar hukum yang dipakai kami dapat menyimpulkan rumusan
dalam melakukan penagihan pajak masalah sebagai berikut:
adalah surat ketetapan pajak yang 1. Bagaimana prosedur pelaksanaan
menyatakan bahwa pajak terutang sesuai perhitungan Pajak Air Permukaan
perhitungan wajib pajak masih kurang yang terutang pada Badan Pendapatan
dari yang seharusnya, surat tagihan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan?.
pajak, keputusan fiskus, dan keputusan 2. Hambatan-Hambatan apa saja yang
pengambilan pajak yang menyebabkan didapatkan oleh Badan Pendapatan
jumlah pajak yang harus dibayar oleh Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
wajib pajak bertambah. Penagihan secara dalam penagihan Pajak Air Permukaan yang
seketika dan sekaligus adalah tindakan terutang ?.
penagihan pajak yang dilaksanaan oleh
382

TUJUAN PENELITIAN umum berhubung dengan tugas negara


Berdasarkan rumusan masalah yang menyelengarakan pemerintahan.
yang telah dikemukakan sebelumnya, Dari defenisi tersebut di atas,
maka tujuan dalam penelitian ini adalah dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki
sebagai berikut : beberapa unsur seperti iuran dari rakyat
1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan kepada negara,misalnya, yang berhak
perhitungan Pajak Air Permukaan memungut pajak hanyalah negara.Iuran
pada Badan Pendapatan Daerah tersebut berupa uang (bukan barang).
Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
2. Untuk mengetahui Hambatan yang ditunjukkan adanya kotraprestasi individual oleh
didapatkan oleh Badan Pendapatan pemerintah.Digunakan untuk membiayai
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan rumah tangga negara, yakni pengeluaran-
selama pelaksanaan penagihan pengeluaran yang bermanfaat bagi
Pajak Air Permukaan yang terutang. masyarakat luas.

TINJAUAN PUSTAKA Fungsi Pajak


Pajak Pajak memiliki kegunaan (fungsi) dan
Pembangunan nasional adalah manfaat pokok dalam meningkatkan
kegiatan yang berlangsung secara terus kesejahteraan umum. Suatu negara berharap
menerus dan berkesinambungan serta kesejahteraan ekonomi masyarakatnya
berkelanjutan yang bertujuan untuk selalu meningkat. Dengan pajak sebagai
meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik salah satu sumber penerimaan negara
materiil maupun spiritual. Untuk merealisasikan diharapkan banyak melakukan ekspansi
tujuan-tujuan tersebut maka pemerintah terutama dalam pembangunan sesuai
perlu banyak memperhatikan masalah dengan tujuan negara.
pembiayaan pembangunan, yaitu dengan Menurut Waluyo (2008:6), bahwa ada
menggali sumber dana yang berasal dari beberapa fungsi pajak, yakni sebagai berikut :
dalam negeri berupa pajak. a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan
Menurut Undang-Undang Nomor Negara)
16 Tahun 2009 bahwa pajak adalah Merupakan salah satu sumber penerimaan
kontribusi wajib kepada negara yang pemerintah untuk membiayai pengeluaran
terutang oleh orang pribadi atau badan baik rutin maupun non rutin. Upaya
yang bersifat memaksa berdasarkan tersebut ditempuh dengan cara pemungutan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan pajak melalui penyempurnaan peraturan
imbalan secara langsung dan digunakan berbagai jenis pajak seperti pajak
untuk keperluan negara bagi sebesar- penghasilan, pajak pertambahan nilai
besarnya kemamuran rakyat. dan pajak bumi dan bangunan dan
Menurut Mardiasmo (2016:3), lain-lain
bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada b. Fungsi Regularend (Pengatur)
kas negara berdasarkan undang-undang Pajak mempunyai fungsi mengatur
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) melaksanakan kebijakan pemerintah
yang langsung dapat ditunjukkan dan dalam bidang social dan ekonomi dan
yang digunakan untuk membayar mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang
pengeluaran umum. keuangan. Sebagai contoh penerapan
Pajak adalah iuran kepada negara pajak sebagai fungsi mengatur adalah
(yang dapat dipaksakan) yang tidak pajak yang tinggi dikenakan atas
mendapatkan prestasi kembali, yang langsung barang-barang mewah.
dengan membiayai pengeluaran-pengeluaran
383

Klasifikasi Pajak undang ini mulai berlaku tanggal 23 Mei


Menurut Mardiasmo (2016:7), 1997. Undang-undang ini kemudian
bahwa pajak dapat dikelompokkan menjadi 3 diubah dengan Undang-undang No. 19
(tiga) kelompok besar menurut golongan, sifat, tahun 2000 yang mulai berlaku pada
dan lembaga pemungutnya. Berikut ini tanggal 1 Januari 2001. Muhammad
adalah pengelompokan pajak : Rusjdi (2007:17), bahwa penagihan
a. Menurut golongannya pajak adalah perbuatan yang dilakukan
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang Direktorat Jendral Pajak karena Wajib
harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak tidak mematuhi ketentuan Undang-undang
Pajak dan tidak dapat dibebankan pajak, khususnya mengenai pembayaran
atau dilimpahkan kepada orang pajak yang terutang. Mardiasmo (2009:13),
lain. Contoh: Pajak Penghasilan bahwa penagihan pajak adalah kegiatan
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang dilakukan oleh fiskus karena Wajib
yang pada akhirnya dapat dibebankan Pajak tidak mematuhi ketentuan Undang-undang
atau dilimpahkan kepada orang pajak, khususnya mengenai pembayaran
lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai pajak yang terutang, penagihan pajak
b. Menurutsifatnya meliputi kegiatan, perbuatan dan
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang pengiriman surat peringatan/teguran/paksa,
berpangkal atau berdasarkan pada penyitaan, lelang, pencegahan dan
subjeknya, dalam arti memperhatikan penyanderan.
keadaan diri Wajib Pajak. Dasar penagihan pajak, antara lain:
Contoh: Pajak Penghasilan a. Surat Tagihan Pajak (STP)
2) Pajak Objektif, yaitu pajak STP diterbitkan apabila pajak dalam
yang berpangkal pada objeknya, tahun berjalan tidak atau kurang
tanpa memperhatikan keadaan dibayar, Wajib Pajak dikenakan
diri Wajib pajak. Contoh: Pajak sanksi administrasi berupa denda
Pertambahan Nilai dan Pajak administrasi dan/atau bunga. Dari
Penjualan atas Barang Mewah. hasil penelitian Surat Pemberitahuan
c. Menurut lembaga pemungutannya terdapat kekurangan pembayaran
1) Pajak Pusat pajak sebagai akibat salah tulis
Pajak pusat adalah pajak yang dan/atau salah hitung. Surat Tagihan
dipungut oleh Pemerintahpusat Pajak mempunyai kekuatan hukum
dan digunakan membiayai rumah yang sama dengan Surat Ketetapan Pajak.
tangga Negara. Contoh: Pajak b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan (SKPKB)
Nilai danPajak Penjualan atas Barang SKPKB ditebitkan tehadap wajib
Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan pajak yang nyata-nyata atau berdasarkan hasil
(PBB), dan Bea Materai. pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban
2) Pajak Daerah. formal dan kewajiban material Pepajakan.
Pajak daerah adalah pajak yang c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
dipungut oleh pemerintahdaerah Tambahan (SKPKBT)
dan digunakan untuk membiayai SKPKBT dapat ditebitkan Dirjen
rumah tangga daerah. Pajak dalam jangka waktu 10 tahun
sesudah saat terutang pajak, apabila
Pengertian Penagihan Pajak ditemukan data baru dan atau data
Dasar hukum melakukan tindakan yang semula belum terungkap yang
penagihan pajak adalah Undang-Undang menyebabkan penambahan jumlah
No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan pajak yang terutang.
Pajak Dengan Surat Paksa. Undang-
384

d. Surat Keputusan Pembetulan, Surat atau badan yang dapat melakukan pengambilan
Keputusan Keberatan dan Putusan dan pemanfaatan air permukaan. Subjek
Banding yang menyebabkan jumlah pajak wajib melapor dan memperoleh
pajak yang harus dibayar bertambah. izin pengambilan dan pemanfaatan air
Apabila utang pajak yang permukaan dari gubernur sesuai dengan
tercantum dalam Surat Ketetapan diatas peraturan perundang-undangan yang
tidak atau kurang dibayar sampai dengan berlaku. Objek Pajak Air Permukaan yakni
tanggal jatuh tempo pembayaran, maka pengambilan dan pemanfaatan air
dapat segera dilaksanakan tindakan permukaan. Dikecualikan dari objek
penagihan aktif. pajak Air Permukaan adalah pengambilan atau
pemanfaatan Air permukaan:
Pajak Air Permukaan a. Untuk keperluan dasar rumah tangga.
Pajak Air Permukaan adalah pajak atas b. Untuk pengairan pertanian dan
pengambilan dan atau pemanfaatan air perikanan rakyat .
permukaan. Air Permukaan adalah c. Untuk kepentingan sosial dan oeh
semua air yang terdapat pada permukaan badan sosial non komersil.
tanah, tidak termasuk air laut, baik yang d. Untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan
berada di laut maupun di darat. Pajak publik yang disediakan dipungut biaya.
Air Permukaan semula bernama Pajak e. Untuk keperluan peribadatan dan
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah penanggulangan bahaya kebakaran.
Tanah dan Air Permukaan (PPPABTAP) f. Oleh badan usaha milik negara dan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 badan usaha milik daerah yang khusus
Tahun 2000. Hanya saja berdasarkan didirikan untuk menyelenggarakan
Undang-Undang Nomor 2009, PPPABTAP usaha ekspoilitas dan pemeliharaan
dipecah menjadi dua jenis pajak, yaitu pengairan serta mengusahakan air dan sumber-
Pajak Air Permukaan dan Pajak Air sumber air tana memungut biaya.
Bawah Tanah. Pajak Air Permukaan
dimasukkan sebagai Pajak Provinsi, sedangkan Dasar Pengenaan Pajak Air Permukaan
Pajak Air Bawah Tanah ditetapkan Pajak Air Permukaan dilakukan
menjadi Pajak Kabupaten/Kota. Siahaan dengan mendasarkan pada Undang-
(2013:263), menyatakan bahwa Pajak Air Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
pemanfaatan air permukaan. Air Permukaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997
adalah semua air yang terdapat pada tentang Pajak Daerah dan Retribusi
permukaan tanah, tidak termasuk air laut, baik Daerah sebagaimana telah diubah dengan
yang berada di laut maupun di darat. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000.
Air permukaan adalah air yang berada di Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun
atas permukaan bumi tidak termasuk air 2001 tentang Pajak Daerah, khususnya Pasal
laut kecuali air laut tersebut telah 33-37. Peraturan Daerah Provinsi Lmpung
dimanfaatkan di darat. Air bawah tanah Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan
adalah semua air yang terdapat dalam dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan
lampiran pengandung air bawah permukaan Air Permukaan serta Keputusan Menteri
tanah termasuk mata air yang muncul Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2002
secara alamiah diatas permukaan tanah. tentang Pedoman Alokasi Biaya Pemungutan
Pajak Air Permukaan yang terutang dipungut Pajak Daerah.Dasar pengenaan Pajak Air
oleh wilayah daerah tempat air berada dan Permukaan menurut Peraturan Daerah Provinsi
pelaksanaan pemungutan pajak dilaksanakan Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2010
oleh Badan Pendapatan Daerah. Subjek tentang Pajak Daerah Khusus Pajak Air
Pajak Air Permukaan adalah orang pribadi Permukaan, adalah sebagai berikut:
385

a. Dasar penagihan Pajak Air Permukaan, yaitu 2. Penelitian lapangan (field research), yakni
nilai perolehan Air Permukaan. mendapat data-data yang berhubungan
b. Nilai Perolehan Air Permukaan sebagaimana langsung dengan penelitian, yaitu dengan cara
dimaksud pada ayat (1) dinyatakan mengadakan kegiatan terhadap pengenalan
dalam rupiah yang dihitung dengan obyek penelitian.
mempertimbangkan sebagian atau
seluruh faktor-faktor berikut: Metode Analisis
1. Jenis sumber air. Analisa data yang dilakukan
2. Lokasi sumber air. dengan mengunakan analisis Deskriptif
3. Tujuan pengambilan / pemanfaatan air. Komparatif yaitu suatu metode mengumpulkan
4. Volume air yang diambil / dimanfaatkan. data, disusun, diinterpertasikan dan
5. Kualitas air. dibandingkan. Sehingga memberikan gambaran
6. Luas areal tempat pengambilan / yang sebenarnya tentang Prosedur Pelaksanaan
pemanfaatan air. Anggaran pada Badan Pendapatan
7. Tingkat kerusakan lingkungan yang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
diakibatkan oleh pengambilan dan
pemanfaatan air. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
c. Besarnya Nilai Perolehan Air Permukaan
sebagaimana di maksud pada ayat (1) Obyek Pajak Air Permukaan di
ditetapkan dalam peraturan Gubernur. Sulawesi Selatan
Menimbang bahwa Peraturan Daerah
Perhitungan Pajak Air Permukaan provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10
Keputusan Gubernur Sulawesi Tahun 2010 tentang Pajak Daerah telah
Selatan Nomor: 1708/IX/TAHUN 2013 disahkan dan telah mempunyai kekuatan
tentang penetapan nilai perolehan air hukum untuk dilaksanakan, sehingga
sebagai dasar pengenaan pajak air beberapa ketentuan dalam Peraturan
permukaan yang berlaku dalam wilayah Daerah perlu segera ditindak lanjuti
provinsi sulawesi selatan. dengan 40 peraturan Gubernur. Mengenai
Pajak Terutang = Volumex Tarif x Nilai Perolehan Air (NPA) Peraturan Gubernur untuk pajak air
Keterangan: permukaan sendiri diatur dalam
1) Volume=Pengambilan dan/atau Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
Pemanfaatan Air Permukaan Nomor 23 Tahun 2011 tentang Petunjuk
2) Tarif= 10% (Pasal 46 Perda. Prov. Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi
Sulsel. No. 10 Tahun 2010) Sulawesi selatan Nomor 23 Tahun 2011
3) NPA= Nilai Perolehan Air/Harga tentang Petunjuk Pelaksanaan Daerah
Dasar Air Provinsi Sulawesi Selatan No.10 Tahun
2010 Tentang Pajak Daerah Khusus
METODE PENELITIAN Pajak Air Permukaan.Yang menjadi
Wajib Pajak Air Permukaan pada Kantor
Metode Pengumpulan Data Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Metode pengumpulan data yang Sulawesi Selatan adalah orang pribadi
penulis gunakan dalam penulisan atau badan yang melakukan pengambilan dan
skripsi ini, adalah : atau pemanfaatan air permukaan dalam
1. Penelitian kepustakaan (library wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
research), yakni mendapat data-data Berdasarkan hasil wawancara
yang berhubungan langsung dengan yang penulis lakukan di Kantor Badan
penelitian dan dokumen lain yang Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
diterbitkan oleh instansi. Selatan dengan Ibu Fitri (Staf pendataan
bidang pajak) pada tanggal 22Mei 2017
386

jam 12:30, bahwa di setiap Kabupaten beberapa diantaranya yang dianggap


Kota yang ada di Sulawesi Selatan memiliki potensi yang cukup besar yakni :
terdapat Wajib Pajak Air Permukaan,

Tabel 1 Obyek Wajib Pajak Air Permukaan Provinsi Sulawesi Selatan

No Wajib Pajak Kota/Kabupaten Jenis Sumber Air


1 PDAM Makassar Danau
2 PT. VALE Luwu Timur Danau
3 BAKARU/SAWITTO Pinrang Sungai
4 BILI-BILI Gowa Danau
5 FAJAR FUTURA Luwu Sungai
6 TANGKA MANIPI Sinjai Sungai
7 CV. LATUNRUNG Enrekang Sungai
8 PT. MALEA ENERGI Tanah Toraja Sungai
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, 2017

Berdasarkan data di atas, maka menargetkan pendapatan daerah dari


terlihat bahwa obyek pajak air permukaan di penerimaan pajak pengambilan dan
Sulawesi Selatan sebagian besar yakni pemanfaatan air permukaan di Sulawesi
pengambilan/pemanfaatan air yang Selatan sebesar Rp. 103.874.734.555,
bersumber dari sungai dan danau. adapun rumusannya dapat dilihat pada
Pada tahun 2016 Badan Pendapatan rinciannya sebagai berikut:
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel 2.Target Pajak Air Permukaan Perkabupaten/Kota Tahun 2016

No. Kota/Kabupaten Target (Rp) Realisasi (Rp)


1 Makassar 1.848.045.000 1.969.472.791
2 Pare-Pare 62.865.000 52.884.810
3 Barru 14.163.000 14.820.881
4 Palopo 296.097.000 287.090.160
5 Luwu 228.515.000 209.351.672
6 Bone 33.143.000 36.765.666
7 Sinjai 122.421.000 7.908.963
8 Wajo 122.456.000 151.834.075
9 Bantaeng 38.901.000 74.650.138
10 Jeneponto 21.229.000 19.987.910
11 Gowa 1.095.773.000 813.840.991
12 Takalar 63.060.000 64.205.320
13 Pinrang 9.004.926.000 9.800.421.457
14 Maros 72.933.000 76.334.496
15 Pangkep 100.671.760 105.994.246
16 Sidrap 7.158.000 7.797.693
17 Enrekang 142.941.000 209.233.577
18 Tana Toraja 423.425.000 851.791.960
19 Toraja Utara 34.916.000 31.980.000
20 Luwu Timur 58.219.681.240 59.963.957.364
21 Luwu Utara 19.388.000 21.125.148
22 Soppeng 19.227.000 16.496.969
23 Bulukumba 13.739.000 11.826.265
24 Selayar 16.826.000 13.408.143
Jumlah Total 72.022.500.000 74.813.180.695
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulawesi Selatan, 2017
387

Berdasarkan data di atas, maka besarnyanya Pajak Air Permukaan yang


dapat dilihat bahwa Kabupaten/ Kota Terutang, Setelah 30 hari sejak
yang memiliki potensi penerimaan yang diterbitkannya SKPD belum dilakukan
bersumber dari Pajak Air Permukaan pembayaran oleh Wajib Pajak, maka
yang terbesar yakni Luwu Timur, diterbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah
Pinrang, Makassar, Gowa, Sinjai, Luwu (STPD) dikasi tenggangan waktu dan
(Belopa), Enrekang dan Tana Toraja. disampaikan ke Wajib Pajak.
Kemudian Membuat Laporan Realisasi
Prosedur Penagihan Pajak Air Permukaan Penerimaan Pajak AP dan Laporan Hasil
Prosedur Penagihan Pajak Air Penerimaan Tunggakan/Piutang Pajak
Permukaan Sudah diatur oleh SOP AP paling lambat tanggal 5 setiap
Penagihan Pajak Daerah mengacuh pada bulannya. Setelah itu, Membuat
Keputusan Kepala Badan Pendapatan Rekapitulasi Data/Laporan Realisasi dan
Daerah Provinsi Sulawesi SelatanNomor Sisa Piutang Pajak AP seluruh UPTD
01/I/TAHUN 2015 tentang Standar paling lambat tanggal 10 setiap bulan
Operasional Prosedur Penagihan Pajak kebidang Pajak daerah. Kemudian
Daerah didalam SOP tersebut. Pajak Daerah dibuatkan Laporan Realisasi dan Sisa
terbagi menjadi limasalah satunya Pajak Piutang Pajak Air Permukaan untuk
Air Permukaan yang menjadi tugas awal diberikan kepada Kepala Badan.
dari fiskus atau aparat Pemungut Pajak
melakukan Pendataan ke Wajib Pajak Pelaksanaan Perhitungan Pajak Air
AP (Pajak ini merupakan official Permukaan yang terutang oleh Badan
assessment yang di tetapkan oleh Kepala Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Daerah yang dilaksanakan oleh Badan Selatan
Pendapatan Daerah) jadi aparat Nilai Perolehan Air dan Harga
melakukan Pendataan ke Wajib Pajak Dasar Air Permukaan mengacuh pada
APdan meminta Wajib Pajak mengisi Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan
SP3D (Surat Pendaftaran &Pendataan Nomor 1708/IX/TAHUN 2013 tentang
Pajak Daerah). Dari SP3D itu petugas Penetapan nilai Perolehan Air Sebagai
menerbitkan SKPD (Surat Ketetapan Dasar Pengenaan Pajak Air Permukaan
Pajak Daerah) berdaasarkan data SP3D Tanah. Berikut penjelasannya :
dan disampaikan langsung kepada Wajib
Pajak berarti sudah menghitung

Tabel 3 Nilai Perolehan Air (NPA) Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Air Permukaan

Obyek Pajak NPA(Rp) Keterangan


A Sektor Industri, Pertambangan
dan Energi
1. Umum
a. s.d. 10.000 M 350/M/Bulan Pabrik, Industri Air Minum,
b. 10.001 s.d 100.000 375/M/Bulan Industri yang Menggunakan
c. 100.001 s.d 500.000 400/M/Bulan Bahan Baku Air
d. 500.001 s.d 1.000.000 425/M/Bulan
e. Lebih dari 1.000.000 450/M/Bulan
2. Pembangkit Listrik PLN dan
100/Kwh/Bulan
Non PLN
3. Perusahaan Daerah Air Minum
a. s.d. 10.000 M 150/M/Bulan
388

b. 10.001 s.d 100.000 165/M/Bulan


c. 100.001 s.d 500.000 180/M/Bulan
d. 500.001 s.d 1.000.000 200/M/Bulan
e. Lebih dari 1.000.000 220/M/Bulan
4. Pertamina dan Kontraktornya
a. s.d. 10.000 M 150/M/Bulan
b. 10.001 s.d 100.000 165/M/Bulan
c. 100.001 s.d 500.000 180/M/Bulan
d. 500.001 s.d 1.000.000 200/M/Bulan
e. Lebih dari 1.000.000 220/M/Bulan
B Sektor Perdagangan dan Sektor
Jasa
a. s.d. 10.000 M 320/M/Bulan Pertokoan, Lembaga Keuangan,
b. 10.001 s.d 100.000 350/M/Bulan Hotel, Rumah Makan, Eksportir
c. 100.001 s.d 500.000 380/M/Bulan Pengisian Kolam, Pencucian,
d. 500.001 s.d 1.000.000 410/M/Bulan Perkantoran dan Usaha Yang
e. Lebih dari 1.000.000 450/M/Bulan Bersifat Komersil Lainnya

C Sektor Pertanian
1. Perkebunan :
a. Kelapa Sawit 300.000/Ha/Tahun
b. Tebu 150.000/Ha/Tahun
c. Tembakau 100.000/Ha/Tahun
d. Tanaman Perkebunan 100.000/Ha/Tahun
Lainnya
e. Usaha Perkebunan yang 50% dari Harga Huruf
Dikelola Koperasi a, b, c
2. Perikanan :
a. Usaha Perikanan Komersil 150.000/Ha/Tahun
3. Usaha Pertanian Lainnya di
55.000/Ha/Panen
Luar Pertanian Rakyat
a. Padi dan Palawija 75.000/Ha/Panen
b. Hortikultura 65.000/Ha/Panen
4. Usaha Pertanian yang Dikelola 50% dari NPA Sektor
Koperasi Pertanian
D Sektor Pariwisata
30% dari Tarif Masuk
Usaha Komersil Tempat Rekreasi
Lokasi Rekreasi
30% dari Tarif Masuk Volume = Jumlah Karcis
Usaha Pemandian Alam
Lokasi Rekreasi Terjual
50% dari Tarif Masuk
Usaha Pemandian Buatan/Modern
Lokasi Rekreasi
Penginapan dan Rumah Makan
di Lokasi Pariwisata Serta Usaha
Lain di Sektor Pariwisata
a. s.d. 10.000 M 320/M/Bulan
b. 10.001 s.d 100.000 350/M/Bulan
c. 100.001 s.d 500.000 380/M/Bulan
d. 500.001 s.d 1.000.000 410/M/Bulan
e. Lebih dari 1.000.000 450/M/Bulan
E Koperasi, UKM dan Badan
Usaha Komersial yang Berfungsi
Sosial
a. s.d. 10.000 M 150/M/Bulan Sekolah, Perguruan
389

b. 10.001 s.d 100.000 180/M/Bulan Tinggi Swasta, Yayasan


c. 100.001 s.d 500.000 200/M/Bulan Rumah Sakit Swasta,
d. 500.001 s.d 1.000.000 250/M/Bulan Klinik/Balai Pengobatan
e. Lebih dari 1.000.000 300/M/Bulan
F Khusus
a. Pelabuhan Laut dan Sungai 1000/M/Bulan
b. Pelabuhan Udara 1000/M/Bulan
G Sektor Lain Selain Huruf A S / D F
a. s.d. 10.000 M 320/M/Bulan
b. 10.001 s.d 100.000 350/M/Bulan
c. 100.001 s.d 500.000 380/M/Bulan
d. 500.001 s.d 1.000.000 410/M/Bulan
e. Lebih dari 1.000.000 450/M/Bulan
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulawesi Selatan, 2017

Dari data di atas, dapat dilihat sektor pertanian, sektor pariwisata,


bahwa berdasarkan Keputusan Gubernur koperasi, UKM dan usaha lain yang
Sulawesi Selatan Nomor 1708/IX/TAHUN berfungsi sosial, khusus dan sektor lain.
2013 tentang Penetapan Nilai Perolehan Berikut ini penulis menyajikan
Air Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Air data Wajib Pajak Air Permukaan yang
Permukaan Tanah, ditetapkan diberbagai pernah melakukan tunggakan pada tahun
sektor pajak yakni sektor industri, pertambangan 2016.
dan energi, sektor perdagangan dan jasa,

Tabel 4 Daftar Wajib Pajak Terutang Tahun 2016

Nilai Sisa
Realisasi
No Wajib Pajak Kabupaten/Kota Tunggakan Tunggakan
(Rp) (Rp) (Rp)
1 PT. Malea Tana Toraja 515.833.810 419.993.130 95.840.680
2 PLTA Bili-Bili Gowa 153.291.700 - 153.291.700
3 PLTA Tangka Manipi Sinjai 41.528.393 - 41.528.393
4 PDAM Pinrang 5.926.999 - 5.926.999
Jumlah Total 716.580.902 419.993.130 296.587.772
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulawesi Selatan, 2017

Dari data wajib pajak di atas Berdasarkan rumus tersebut, maka


Wajib Pajak Air Permukaan yang pernah selanjutnya akan dihitung besaran Pajak
melakukan tunggakan pada Badan Terutang untuk periode tahun 2016
Pendapatan Daerah ProvinsiSulawesi dibawah ini :
Selatan, yakni PT. Malea, PLTA Bili- 1) PT. Malea
Bili,PLTA Tangka Manipi dan PDAM Berikut perhitungan besaran Pajak
Pinrang. Dimana hasil perhitungannya, Terutang tahun berjalan untuk PT.
adalah sebagai berikut : Malea Tana Toraja dengan rumus :
Pajak Terutang = Volume x (NPA x Tarif)

Pajak Terutang = Volumex Tarif x Nilai Perolehan Air (NPA)


390

Tabel 5. Pajak Terutang PT. Malea Tahun 2016

Volume NPA Tarif Nilai Tarif Pajak Terutang


Bulan
(m3) (Rp) (%) (Rp) (Rp)
Januari 4.055.379 100 10 10 40.553.790
Februari 2.854.772 100 10 10 28.547.720
Maret 3.619.958 100 10 10 36.199.580
April 2.988.193 100 10 10 29.881.930
Mei 4.516.961 100 10 10 45.169.610
Juni 4.472.322 100 10 10 44.723.220
Juli 5.059.790 100 10 10 50.597.900
Agustus 5.651.976 100 10 10 56.519.760
September 4.924.632 100 10 10 49.246.320
Oktober 3.855.330 100 10 10 38.553.300
November 4.792.697 100 10 10 47.926.970
Desember 4.791.371 100 10 10 47.913.710
Jumlah 515.833.810
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulawesi Selatan, 2017

Berdasarkan tabel tersebut, dapat Berlaku Dalam Lingkup Wilayah


dilihat bahwa besarnya Pajak Terutang Provinsi Sulawesi Selatan, yakni sebesar
yang dimiliki oleh PT. Malea periode 100/Kwh/Bulan dan batas maksimal
tahun 2016, yakni sebesar Rp. pengambilan perbulannya adalah sebesar
515.833.810. Dimana tarif NPA yang 10.000.000 m3.
diberlakukan berdasarkan Keputusan 2) PLTA Bili-Bili
Gubernur Sulawesi Selatan Nomor Berikut perhitungan besaran Pajak
1708/IX/Tahun 2013 tentang Penetapan Terutang tahun berjalan untuk PLTA
Nilai Perolehan Air Sebagai Dasar Bili-Bili Kabupaten Gowa dengan rumus:
Pengenaan Pajak Air Permukaan Yang

Pajak Terutang = Volumex Tarif x Nilai Perolehan Air (NPA)

Tabel 6 Pajak Terutang PLTA Bili-Bili Tahun 2016

Volume NPA Tarif Nilai Tarif Pajak Terutang


Bulan
(m3) (Rp) (%) (Rp) (Rp)
November 4.232.060 100 10 10 42.320.600
Desember 11.097.110 100 10 10 110.971.100
Jumlah 153.291.700
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulawesi Selatan, 2017

Berdasarkan tabel tersebut, dapat Pajak telah dilakukan pada akhir


dilihat bahwa besarnya Pajak Terutang Oktober tahun berjalan.
yang dimiliki oleh PLTA Bili-Bili Kabupaten Dimana tarif NPA yang diberlakukan
Gowa periode tahun 2016 terhitung berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi
bulan November hingga Desember yakni Selatan Nomor 1708/IX/Tahun 2013
sebesar Rp. 153.291.700. Berdasarkan tentang Penetapan Nilai Perolehan Air
hasil wawancara dengan Ibu Fitri yang Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Air Permukaan
dilakukan pada hari Senin Tanggal 22 Yang Berlaku Dalam Lingkup Wilayah
Mei 2017 di Ruangan Staf Pencatatan Provinsi Sulawesi Selatan, yakni sebesar
Pajak, bahwa penggunaan dan pembayaran 100/Kwh/Bulan dan batas maksimal
391

pengambilan perbulannya adalah sebesar Berikut perhitungan besaran Pajak


3
15.000.000 m . Terutang tahun b
2) PLTA Tangka Manipi
Pajak Terutang = Volumex Tarif x Nilai Perolehan Air (NPA)

Tabel 7 Pajak Terutang PLTA Tangka Manipi Tahun 2016

Volume NPA Tarif Nilai Tarif Pajak Terutang


Bulan
(Kwh) (Rp) (%) (Rp) (Rp)
Desember 4.152.839,3 100 10 10 41.528.393
Jumlah 41.528.393
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulawesi Selatan, 2017

Berdasarkan tabel tersebut, dapat 1708/IX/Tahun 2013 tentang Penetapan


dilihat bahwa besarnya Pajak Terutang Nilai Perolehan Air Sebagai Dasar Pengenaan
yang dimiliki oleh PLTA Tangka Manipi Pajak Air Permukaan Yang Berlaku Dalam
tahun 2016 terhitung bulan Desember, yakni Lingkup Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan,
sebesar Rp. 41.528.393. Berdasarkan yakni sebesar 100/Kwh/Bulan dan batas
hasil wawancara dengan Ibu Fitri, bahwa maksimal pengambilan perbulannya
penggunaan dan pembayaran Pajak telah adalah sebesar 10.000.000 m3.
dilakukan pada akhir November tahun 3) PDAM Pinrang
berjalan, namun untuk bulan Desember Berikut perhitungan besaran Pajak
terjadi penunggakan. Dimana tarif NPA Terutang tahun berjalan untuk PDAM
yang diberlakukan berdasarkan Keputusan Pinrang Kabupaten Pinrang dengan
Gubernur Sulawesi Selatan Nomor rumus :

Pajak Terutang = Volumex Tarif x Nilai Perolehan Air (NPA)

Tabel 8 Pajak Terutang PDAM Pinrang Tahun 2016

Volume NPA Tarif Nilai Tarif Pajak Terutang


Bulan
(m3) (Rp) (%) (Rp) (Rp)
Januari 31.485,9 165 10 16,5 519.518
Februari 30.380,9 165 10 16,5 501.285
Maret 29.887,9 165 10 16,5 493.151
April 30.025,9 165 10 16,5 495.428
Mei 30.080,9 165 10 16,5 496.335
Juni 30.025,9 165 10 16,5 495.428
Juli 29.860,9 165 10 16,5 492.705
Agustus 29.730,9 165 10 16,5 490.560
September 29.600,9 165 10 16,5 488.415
Oktober 29.470,9 165 10 16,5 486.270
November 29.439,9 165 10 16,5 485.759
Desember 29.220,9 165 10 16,5 482.145
Jumlah 5.926.999
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulawesi Selatan, 2017

Berdasarkan tabel tersebut, dapat Dimana tarif NPA yang diberlakukan


dilihat bahwa besarnya Pajak Terutang berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi
yang dimiliki oleh PDAM Pinrang tahun Selatan Nomor 1708/IX/Tahun 2013
2016, yakni sebesar Rp. 5.926.999. tentang Penetapan Nilai Perolehan Air
392

Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Air ditetapkan. Apabila pajak yang terutang
Permukaan Yang Berlaku Dalam Lingkup tidak dibayarkan dalam waktu 30 (tiga
Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, puluh) hari setelah tanggal ditetapkannya maka
yakni sebesar 165/m3/Bulan. dikenakan sanksi administratif sebesar
Berdasarkan tabel tersebut, maka 2% (dua persen) sebulan dihitung dari
dapat dilihat bahwa pemakaian terbanyak adalah pajak yang kurang atau terlambat dibayar.
berada di Bulan Januari, dimana volume Adapun bagi Wajib Pajak yang tidak
pemakaian sebanyak 31.485,9 m3, dimana disiplin dalam melaksanakan kewajibannya dalam
masuk dalam kelompok pengambilan membayar pajak, Badan Pendapatan Daerah
antara 10.001 s.d 100.000, yang nilai akan memberikan surat teguran. Penyampaian
tarifnya sebesar Rp. 16,5 dan nilai NPA surat teguran merupakan awal pelaksanaan
sebesar Rp. 165. tindakan penagihan oleh fiskus (pejabat
pajak) untuk memperingatkan Wajib Pajak yang
Penagihan Pajak Air Permukaan dan tidak melunasi utang pajaknya sesuai
Hambatan yang dihadapi oleh Badan dengan keputusan penetapan sampai
Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi dengan saat jatuh tempo.
Selatan Surat teguran dikeluarkan apabila
Dari hasil wawancara bersama Ibu utang pajak yang tercantum dalam Surat
Fitri (staf pendataan bidang pajak) pada Ketetapan Pajak Daerah tidak dilunasi
hari Senin, Tanggal 22 Mei 2016 Pukul sampai melewati waktu hari dari batas
12:30 WITA, bahwa dalam rangka waktu jatuh tempo 1 bulan sejak tanggal
penagihan Pajak Air Permukaan yang diterbitkannya. Untuk lokasi pembayaran pajak
terutang oleh Badan Pendapatan daerah air permukaan Badan Pendapatan Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan, ditetapkan bekerja sama dengan PT. Bank Sulselbar
dengan menerbitkan SKPD (Surat Ketetapan sebagai Kas Umum Daerah. Apabila
Pajak Daerah). Surat Ketetapan Pajak pembayaran dilakukan ditempat lain
Daerah atau Surat Tagihan Pajak Daerah sesuai ketentuan maka penerimaan pajak
berisikan nomor SPPD (Surat Pemberitahuan daerah (pajak air permukaan) harus
Pajak Daerah), yaitu surat yang oleh disetor dalam waktu 1 (satu) hari kerja
wajib pajak digunakan untuk melaporkan ke Kas Umum Daerah (Bank Sulselbar).
perhitungan dan/atau pembayaran pajak, Dalam hal penagihan pajak air
obyek pajak, dan/atau bukan objek pajak permukaan yang terutang oleh Badan
dan/atau harta dan kewajiban sesuai Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
dengan ketentuan peraturan perundang- Selatan sejauh ini tidak terdapat kasus
undangan perpajakan daerah (Bab I Ketentuan Penagihan secara seketika dan sekaligus
Umum Pasal 1 ayat 31 Peraturan Daerah maupun penagihan dengan Surat Paksa.
Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Sejauh ini dispenda melakukan penagihan secara
Tahun 2010 tentang Pajak Daerah). biasa yakni dengan memberikan surat
Selain itu Surat Ketetapan Pajak daerah tagihan kepada wajib pajak, adapun
juga berisi jenis sumber air yang di gunakan oleh wajib pajak yang mempunyai piutang
wajib pajak, nama wajib pajak, alamat Pajak Air Permukaan akan di berikan
wajib pajak, nama perusahaan/badan, surat teguran oleh UPTD yang bersangkutan.
alamat usaha, nomor dan tanggal izin, Melihat gambaran dari penagihan
lokasi sumber air, perhitungan pajak pajak air permukaan oleh Badan
(jenis obyek, tarif, volume/areal/daya, Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
NPA/M3/Ha/PK, Pajak pokok), jatuh Selatan di atas, dimana sejauh ini
tempo pembayaran dan lain-lain. penagihan dilakukan dengan Penagihan
Pembayaran dilakukan paling Secara Biasa yakni dengan mengeluarkan SKPD
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal (Surat Ketetapan Pajak Daerah) atau
393

STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah) sesuai Keadaan yang sesungguhnya.


menunjukkan bahwa kesadaran wajib Dengan adanya intranet seharusnya
pajak khususnya wajib pajak air data-data lebih mudah diakses.
permukaan berjalan dengan baik di Namun beberapa kegiatan harus
Sulawesi Selatan. dilaksanakan dengan cara manual.
Dalam menjalankan kewajibannya, Misalnya ketika mencari data perkembangan
petugas di seksi penagihan berupaya tunggakan pajak masih kosong,
semaksimal mungkin agar target pencairan sehingga untuk memprosesnya harus
tunggakan dapat tercapai. Akan tetapi, dengan cara manual.
dalam kenyataanya seksi penagihan f. Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan
menemui berbagai dalam menjalankan oleh Jurusita Pajak Apabila jurusita
tugasnya. Hambatan-hambatan tersebut pajak tidak bisa menemukan penagguung
antara lain: pajak otomatis proses penagihan
a. Jumlah Jurusita Pajak masih kurang. pajak akan terhenti. Wajib pajak yang
Seksi penagihan hanya memiliki dua pindah alamat seringkali tidak
orang Jurusita Pajak saja. Dengan memberitahu. Jurusita pajak kadang
jumlah Jurusita Pajak hanya 8 orang tidak dapat menemui Penanggung
jelas tidak sebanding dengan jumlah pajak karena dihalangi oleh petugas
Surat Ketetapan Pajak yang beribu- keamanan. Administrasi Wajib Pajak
ribu jumlahnya. Apalagi ditambah tidak valid kadang menyebabkan kesalahan
dengan sedikitnya pegawai pajak pencarian alamat Wajib Pajak.
yang berminat menjadi Jurusita pajak. g. Jurusita Pajak kesulitan mengidetifikasi
b. Tidak semua tunggakan pajak obyek sita. Apabila proses penagihan
ditindaklanjuti dengan Surat Paksa telah mencapai tahap penyitaan,
Biaya penagihan pajak harus sebanding Jurusita pajak harus mencari objek
dengan utang pajak yang akan milik penanggung pajak sebagai
ditagih. Apabila biaya penagihan jaminan pelunasan pajaknya. Ada
pajak terlalu besar sedangkan Wajib beberapa faktor penghambat dalam
Pajak tidak mampu membayar pajak proses ini, seperti:
yang akan ditagih, maka hal itu akan 1) Objek sita tidak ditemukan atau
merugikan kas negara. sudah dipindahtangankan.
c. Kesadaran pembayaran pajak yang 2) Jurusita Pajak tidak diperbolehkan
masih rendah. Kurangnya pengetahuan oleh wajib pajak/penanggung
Wajib Pajak mengenai pajak menjadi pajak untuk memasuki rumah atau
penyebab rendahnya kepatuhan membayar tempat dimana terdapat barang-
pajak. Wajib pajak seringkali mengelak ketika barang yang akan disita.
disampaikan surat paksa dengan mengaku 3) Wajib pajak/penanggung pajak
tidak memiliki tunggakan pajak. ataupun wakilnya tidak mau
d. Akses Sistem Informasi Direktorat menandatangani Berita Acara Sita.
Jenderal Pajak (SIDJP) lambat dan Agar kendala tersebut dapat diatasi
sering mengalami error. Terbatasnya dan diminimalisir pengaruhnya terhadap
bandwitdh Sistem Informasi Direktorat proses pencairan tunggakan pajak, penulis
Jenderal Pajak (SIDJP) memperlambat mencoba memberi beberapa alternatif
proses pekerjaan sehingga banyak pemecahan, diantaranya adalah :
waktu yang terbuang. Bahkan ketika 1. Perekrutan pegawai dan pemberian
system mengalami error pegawai menjadi insentif untuk Jurusita Pajak. Untuk
tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. mengatasi kekurangan jumlah Jurusita Pajak
e. Sistem Informasi Direktorat Jenderal perlu diadakan perekrutan pegawai
Pajak (SIDJP) belum bisa menampilkan data baru sebagai Jurusita Pajak. Agar
394

bayak yang berminat mendaftar sebagai banyak informasi dalam SIDJP yang
jurusita pajak maka perlu pemberian susah didapatkan karena masih kosong. Oleh
insentif khusus bagi Jurusita Pajak karena itu, perlu adanya diklat khusus
mengingat tugas Jurusita Pajak yang mengenai SIDJP secara berkala.
berat dan banyak. 6. Pemutakhiran data secara berkala. Apabila
2. Pengintensifan mapping penunggak terjadi perubahan data mengenai wajib pajak,
pajak terbesar. Karena tidak semua seksi PDI maupun pegawai pajak
tunggakan pajak ditindaklanjuti yang lain, harus tanggap untuk
dengan penerbitan surat paksa, seksi memutakhirkan perubahan data
penagihan harus rutin membuat tersebut. Dengan adanya data yang
pengelompokkan penunggak pajak tepat, pemberian keputusan pajak
terbesar agar dalam menagih tunggakan pajak juga bisatepat karena sesuai dengan
lebih efektif dan efisien. kondisi wajib pajak. Sehngga masalah seperti
3. Penggencaran sosialisasi perpajakan alamat wajib pajak yang tidak
dan pembekalan materi Jurusita ditemukan dapat diminimalisir.
Pajak. Kesadaran wajib pajak dalam 7. Peningkatan kerjasama dengan pihak-
membayar pajak dapat ditingkatkan pihak terkait. Dalam UU. PPSP
dengan penggencaran sosialisasi pajak. Selain Tahun 2000 Pasal 5 ayat (4) Jurusita
itu program stimulus fiskal bagi wajib Pajak berwenang untuk meminta bantuan
pajak juga harus sering diadakan Kepolisian, Kejaksaan, Departemen
untuk membatu ekonomi wajib pajak. yang membidangi hukum dan
Jurusita Pajak sendiri secara berkala perundang-undangan, Pemerintah
harus diberi pembekalan materi perpajakan Daerah setempat, Badan Pertanahan
untuk meningkatkan kemampuannya. Nasional, Direktorat Jenderal Perhubungan
Hal ini penting dilakukan mengingat Laut, Pengadilan Negeri, Bank atau
Jurusita pajak berhadapan langsung pihak lain. Kerjasama-kerjasama ini
dengan wajib pajak. perlu ditingkatkan agar Jurusita pajak
4. Upgrade dan Maintenance SIDJP lebih mudah dalam bertugas. Bekerjasama
secara berkala. Untuk meningkatkan dengan pihak bank akan mempermudah
akses data dalam menggunakan SIDJP, perlu Jurusita dalam mencari objek sita
adanya peningkatan performa hardware terutama kekayaan yang disimpan
maupun software yang digunakan dalam bank. Jurusita pajak akan
dalam SIDJP baik dengan perbaikan sangat terbantu dalam mencari lokasi
secara berkala maupun mengganti objek pajak apabila bekerjasama dengan pihak
barang lama dengan alat yang lebih Pemda. Wajib Pajak atau Penanggung Pajak
canggih. Tidak perlu lagi ada waktu yang menghalang-halangi jurusita
terbuang karena sistem yang lambat pajak dalam melaksanakan tugasnya
bekerja atau karena sering error. diancam dengan hukuman pidana
5. Pemberian diklat kepada pegawai penjara paling lama 4 bulan 2 minggu
tentang SIDJP. Meskipun SIDJP berdasarkan pasal 216 KUHP.
sudah dibuat sedemikianrupa, tetapi Bekerjasama dengan pihak kepolisian
apabila penggunanya kurang kompeten atau akan mempermudah Jurusita pajak
kurang disiplin dalam menjalankan dalam proses pemberitahuan Surat
sistem tersebut maka SIDJP tidak Paksa dan proses penyitaan.
dapat berfungsi secara optimal. SIDJP tidak
dapat menggambarkan kondisi mengenai PENUTUP
informasi perpajakan terkini karena Kesimpulan
banyak pegawai belum mengupload Berdasarkan uraian pada hasil
data sesuai kewenangannya. Saat ini penelitian dan pembahasan diatas, maka
395

penulis dapat menarik kesimpulan didapatkan oleh Badan Pendapatan


sebagai berikut: Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
1. Melihat gambaran dari penagihan
pajak air permukaan oleh Badan DAFTAR PUSTAKA
Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan, dimana sejauh ini Prosedur Arif, Abu Bakar, 2008. Pengantar
Penagihan Pajak Air Permukaan Akuntansi 2, PT. Grasindo, Jakarta.
Sudah diatur oleh SOP Penagihan
Pajak Daerah mengacuh pada Keputusan Dermawan, Rachman, 2008. Manajemen
Kepala Badan Pendapatan Daerah Sumber Daya Manusia, Cetakan.
Provinsi Sulawesi Selatan Nomor Pertama. Agung Media, Jakarta.
01/I/TAHUN 2015 tentang Standar
Operasional Prosedur Penagihan Fadhilah, dkk. 2012. Analisis Potensi
Pajak Daerah didalam SOP tersebut. Penerimaan, Efektifitas dan
2. Pelaksanaan penagihan pajak air Tax Effort Pajak Penerangan
permukaan oleh Badan Pendapatan Jalan Serta Pengaruh Pajak
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Penerangan Jalan Terhadap
berjalan optimal dengan dilaksanakan Pendapatan Asli Daerah (Studi
berdasarkan Peraturan Gubernur Kasus pada Dinas Pendapatan
Sulawesi Selatan Nomor 23 Tahun Daerah Kota Bandung).
2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Handoko, T. Hani, 2010. Manajemen
Selatan Nomor 10 Tahun 2010 Sumber Daya Manusia,
tentang Pajak Daerah Khusus Pajak Gramedia Pustaka, Jakarta.
Air Permukaan.
Lumentah, Priskila Yulia. 2013. Analisis
Saran Penerapan System Pemungutan
Berdasarkan kesimpulan dalam Pajak Hiburan Di Kota Manado.
penelitian ini, maka saran yang dapat Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3.
diberikan sebagai berikut:
1. Pemerintah harus lebih tegas dalam Mardiasmo, 2009. Perpajakan, Edisi
memberikan sanksi-sanksi berat Revisi, CV. Andi, Yogjakarta.
agar wajib pajak lebih sadar dalam
membayar kewajibannya sehingga --------------. 2016. Perpajakan, Edisi
instansi terkait dapat meningkatkan Terbaru. CV. Andi, Yogyakarta.
penerimaan pajak air permukaan
agar memenuhi target yang ditetapkan. Memah, W. Edward. 2013. Efektifitas
2. Pemerintah juga harus meningkatkan Dan Kontribusi Penerimaan
jurusita pajak yang masih kurang, Pajak Hotel Dan Restoran
pengintensifan mapping penunggakan pajak Terhadap Pad Kota Manado.
terbesar, Penggencaran sosialisasi Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3.
perpajakan dan pembekalan materi
Jurusita Pajak, Pemberian diklat Muljono, DJoko, Wicaksono Baruni, 2009.
kepada pegawai tentang SIDJP, Akuntansi Perpajakan Lanjutan, CV.
Pemutakhiran data secara berkala, Andi Offset, Yogyakarta.
dan Peningkatan kerjasama dengan
pihak-pihak terkait Sehingga tidak Resmi, Siti, 2008. Perpajakan Teori dan
terjadi hambatan–hambatan yang Kasus, Edisi 4, Salemba Empat,
Jakarta.
396

Roy, dkk. 2015. Analisis Kontribusi Waani. 2016. Analisis Efektivitas dan
Penerimaan Pajak Daerah Kontribusi Pajak Air Permukaan.
Terhadap Pendapatan Asli Jurnal EMBA, Vol. 4 No. 1.
Daerah Di Kabupaten Raja
Ampat. Jurnal EMBA, Vol. 3 No. 4. Waluyodan Wirawan B. Ilyas, 2008.
Perpajakan Indonesia, Edisi
Rusjdi, Muhammad, 2007. Pajak Revisi, Salemba Empat, Jakarta.
Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan, PT. Gramedia Undang-Undang : Keputusan Gubernur
Pustaka Utama, Jakarta. Sulawesi Selatan Nomor:
1708/IX/TAHUN 2013, tentang :
Siahaan, Marihot Pahala. 2013. Pajak Penetapan Nilai Perolehan Air
Daerah dan Retribusi Daerah. Sebagai Dasar Pengenaan Pajak
Edisi Revisi. Raja Wali Pers, Air Permukaan Yang Berlaku
Jakarta. Dalam Wilayah Provinsi
Sulawesi Selatan.
Soemitro, Rochmat, 2007. Dasar-dasar
Hukum Pajak dan Pajak Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi
Pendapatan, Eresco,Bandung. Selatan Nomor 10 Tahun 2010,
tentang : Pajak Daerah dan
Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Retribusi Daerah.
Kualitatif. Alfabeta, Bandung.
Undang-Undang No. 16 Tahun 2009.
------------. 2016. Metode Penelitian Tentang : Tata Cara Perpajakan,
Kuantitatif, Kualitatif, dan Pustaka Ilmu, Jakarta.
R&D. Alfabeta. Bandung.
Undang-undang No.28 Tahun 2007.
Sutedi, Adrian. 2013. Hukum Pajak. PT. Tentang : Ketentuan Umum Dan
Ghalia. Bogor. Tata Cara Perpajakan, Pustaka
Ilmu, Jakarta

Potrebbero piacerti anche