Sei sulla pagina 1di 12

ANALISIS PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOA

SEMARANG

Oleh :
Agra Bahana1, Tri Yuniningsih1,2
1
Departemen Administrasi Publik, FISIP, Universitas Diponegoro, Semarang
2
Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang

Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto SH, Kampus Tembalang, Semarang
Email : agrabahana@ymail.com

ABSTRACT

Waste management in a city aims to serve the waste of citizen trash to protect for
healthy place environment and a good place for living. In the Pedurungan District, there
are people who doesn’t care about waste management trash which is very important to
reducing the trash. Illegal waste trash occur because the control from officer is weak. It
makes the illegal trash feel free to waste. In this research the writer take the research of
waste management processing in Pedurungan District Semarang City. In this research the
writer used description method with interviewing the head of environmental services
agency Semarang city and activies of waste management this research is purpose to
describe and analysis how waste management serve cityzen in Pedurungan district
Semarang city, depends on theory from Terry about 5 management function and describe
what causes good waste management and factor made waste management ineffective. This
research is to purpose that the waste management by environmental services agency
Semarang city occurred a few problem on waste infrastructure and careless of citizen about
waste management. Ineffective waste management made by illegal trash and less about
activity of socialism how to reduce, reuse amd recycle the trash.

Keywords : Analysis, Waste Management, Socialism


ABSTRAKSI

Pengelolaan sampah suatu kota bertujuan untuk melayani sampah yang dihasilkan
penduduknya, yang secara tidak langsung turut memelihara kesehatan. Di Kecamatan
pedurungan masih terdapat masyarakat yang belum peduli mengenai pentingnya pemilahan
dan pengurangan sampah. Adanya pembuangan sampah liar karena kurangnya pengawasan
di tiap-tiap TPS. Dalam penelitian ini penulis mengambil studi kasus Analisis Pengelolaan
Sampah di Kecamatan Pedurugan, Kota Semarang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu kualitatif tipe deskriptif dengan informan dari Kepala sub bagian
pengelolaan sampah Dinas Lingkungan Hidup kota Semarang, UPT Kebersihan kecamatan
Pedurungan dan Genuk, Kepala UPT Kebersihan Wilayah 3 Kecamatan Pedurungan-Genuk
yang secara khusus mengurus pengangkutan sampah TPS ke TPA di kecamatan Pedurungan,
Kota Semarang dan pelaku KSM. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Mendeskripsikan
dan menganalisis bagaimana pengelolaan sampah di kecamatan Pedurungan Kota Semarang
dilihat dari teori 5 fungsi manajemen menurut Terry, serta mendeskripsikan faktor-faktor
pendukung dan penghambatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengelolaan
sampah yang dilakukan di kecamatan Pedurungan kota Semarang, terdapat berbagai
permasalahan seperti sarana dan prasarana masih belum baik; kurangnya kepedulian
masyarakat mengenai sampah; rekomendasi dari penelitian yaitu penambahan kru truk dan
bimbingan pengelolaan sampah.

Kata Kunci : Analisis, Pengelolaan Sampah, Sosialisasi


1. PENDAHULUAN pedurungan sebesar 10.30% dan yang
terendah terdapat pada kecamatan Tugu
Lingkungan merupakan aset yang yaitu 1.90% . Timbunan volume sampah
dapat digunakan sebagai suatu tempat akan terus bertambah apabila jumlah dari
bernaung maupun tempat yang dapat penduduk juga bertambah karena setiap
dimanfaatkan kearifanya. Pencemaran penduduk memiliki sumber sampahnya
lingkungan yang semakin terus masing-masing. Penulis mengambil
meningkat disebabkan oleh berbagai hal, lokasi penelitian di kecamatan
seperti meningkatnya jumlah sampah Pedurungan karna di kecamatan
maupun limbah pabrik yang terus pedurungan memiliki jumlah timbunan
menerus memproduksi sampah limbah sampah dan jumlah penduduk diatas
yang dapat mencemari lingkungan. 10%.
Sampah merupakan bahan yang tidak 2. KERANGKA PEMIKIRAN
mempunyai nilai atau tidak berharga TEORITIS
untuk maksud biasa atau utama dalam
pembuatan atau pemakaian barang rusak
atau bercacat dalam pembuatan 2.1 Ilmu Adminstrasi Publik
manufaktur atau materi berkelebihan atau Administrasi publik adalah proses dimana
ditolak atau buangan (Kamus Istilah sumber daya dan personel publik
Lingkungan, 1994). Produksi sampah diorganisir dan dikoordinasikan untuk
warga Kota Semarang bisa mencapai memformulasikan, mengimplementasikan,
1.200 ton per hari. Sebanyak 800 ton dan mengelola (manage) keputusan-
masuk ke Tempat Pembuangan Akhir keputusan dalam kebijakan publik. Dalam
(TPA) Jatibarang, sedangkan lainnya perkembangan bidang ilmu administrasi
dikelola swasta. Untuk menampung 800 publik tumbuh dikenal dengan sejumlah
ton per hari, diperlukan prasarana yang “paradigma” yang menggambarkan adanya
memadai agar sampah tidak tercecer dan perubahan dan perbedaan-perbedaan
tidak teratur. Pemerintah Kota Semarang dalam tujuan, teori dan metodologi serta
tengah membangun jalur khusus untuk nilai-nilai yang mendasari. Ada 5
truk yang keluar masuk ke area TPA paradigma dalam ilmu administrasi negara
Jatibarang. Salah satu permasalahan di yang diungkapkan oleh Nicholas Henry
Kecamatan Pedurungan adalah masih yaitu : paradigma dikotomi politik
kurang baiknya dalam pengelolaan administrasi (1900-1926), Paradigma
sampah contohnya yaitu masalah prinsip-prinsip administrasi negara (1927-
timbunan sampah yang terus meningkat, 1937), Paradigma administrasi negara
kurangnya kesadaran masyarakat sebagai ilmu politik (1950-1970).
mengenai pemilahan sampah, lemahnya admnistrasi negara sebagai ilmu
pengawasan terhadap TPS di Kecamatan administrasi (1954-1970).
Pedurungan dan masih kurangnya jumlah
TPS di beberapa kelurahan.Berdasarkan
data volume sampah perhari di Kota
Semarang, terdapat timbunan sampah
yang cukup tinggi pada daerah kecamatan
2.2 Manajemen efisien, adapun fungsi manajemen menurut
G.R. Terry (Handoko, 2011:23), antara
Menurut Stoner (dalam Handoko, 2011:8) lain yaitu ; Perencanaan (planning), adalah
manajemen adalah proses perencanaan, 1) Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan
pengorganisasian, pengarahan dan organisasi dan 2) penentuan strategi,
pengawasan usaha-usaha para anggota kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
organisasi dan penggunaan sumber daya- metoda, system, anggaran dan standar
sumber daya organisasi lainya agar yang dibutuhkan banyak terlibat fungsi ini.
mencapai tujuan organisasi yang telah Pengorganisasian (organizing), adalah 1)
ditetapkan. penentuan sumber daya sumber daya dan
kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
Menurut George R. Terry dalam mencapai tujuan organisasi, 2)
Syafii (2006:49) “management is a distinct perencangan dan pengembangan suatu
process consisting of planning, organizing, organisasi atau kelompok kerja yang akan
actuating and controlling performed to dapat “membawa” hal-hal tersebut ke arah
determine and accomplish stated objective tujuan, 3) penugasan tanggung jawab
by the use of human being and other tertentu dan kemudian, 4) pendelegasian
resource”. Maksudnya, manajemen adalah wewenang tugas-tugasnya. Fungsi ini
suatu proses khusus yang terdiri dari menciptakan struktur formal di mana
perencanaan, pengorganisasian, pekerjaan ditetapkan, dibagi dan
pelaksanaan, dan pengawasan yang dikoordinasikan. Penyusunan personalia
dilakukan untuk menentukan serta (Staffing) adalah penarikan (recruitment),
mencapai sasaran yang telah ditentukan latihan dan pengemban, serta penempatan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan pemberian orientasi para karyawan
dan lainya. organisasional atau dalam lingkungan kerja yang
maksudmaksud yang nyata. Hal menguntungkan dan produktif.
tersebut meliputi pengetahuan tentang Pengawasan (controlling) adalah
apa yang harus dilakukan, menetapkan penemuan dan penerapan cara dan
cara bagaimana melakukannya, peralatan untuk menjamin bahwa rencana
memahami bagaimana mereka telah dilaksanakan sesuai dengan yang
harus melakukannya dan mengukur telah ditetapkan. Seluruh fungsi-fungsi
efektivitas dari usaha-usaha yang telah manajemen ini saling memiliki keterikatan
dilakukan. antara satu sama lain, semua fungsi ini
Menurut pendekatan dari sudut harus dilaksanakan pemimpin , satu atau
pandang fungsi, seorang manajer lebih fungsi mungkin lebih ditekankan
menjalankan fungsi-fungsi atau aktivitas- daripada fungsi lain dengan adanya
aktivitas tertentu dalam rangka mengelola perbedaan tingkat manajemen.
pekerjaan orang lain secara efektif dan
2.3. Pengelolaan Sampah terhadap sampah yang dilakukan
Adisasmita (2011:22) mengemukakan sebelum sampah ditempatkan di lokasi
bahwa, “Pengelolaan bukan hanya tempat pembuangan.
melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi 3. Pengumpulan (collecting)
merupakan rangkaian kegiatan yang Pengumpulan ini merupakan tindakan
meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti pengumpulan sampah dari sumbernya
perencanaan, pelaksanaan, dan menuju ke TPS dengan menggunakan
pengawasan untuk mencapai tujuan secara gerobak dorong atau mobil pick-up
efektif dan efisien.” khusus sampah.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk 4. Pengangkutan (transfer/transport)
melayani sampah yang dihasilkan oleh Pengangkutan merupakan usaha
masyarakat yang secara tidak langsung pemindahan sampah dari TPS menuju
turut memelihara kesehatan masyarakat TPA dengan menggunakan truk
serta menciptakan suatu lingkungan yang sampah.
bersih, baik dan sehat. Pengelolahan 5. Pengolahan (treatment) Sampah dapat
sampah dimaksudkan untuk mengurangi diolah tergantung pada jenis dan
volume sampah yang harus dibuang ke komposisinya. Berbagai alternative
TPA serta meningkatkan efisiensi yang tersedia dalam proses pengolahan
penyelenggaraan prasarana dan sarana sampah.
persampahan. 6. Pembuangan akhir
Sejati (2009:24) Pengelolaan sampah
adalah semua kegiatan yang dilakukan Pembuangan akhir sampah harus
untuk menangani sampah sejak memenuhi syarat kesehatan dan
ditimbulkan sampai dengan pembuangan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat
akhir. Secara garis besar, kegiatan ini dilakukan adalah Open Dumping,
pengelolaan sampah meliputi pengendalian yaitu sampah yang ada hanya ditempatkan
timbulan sampah, pengumpulan sampah, begitu saja hingga kapasitasnya tidak lagi
transfer dan transport, pengelohan, dan terpenuhi. Teknik ini berpotensi
pembuangan akhir. Berikut adalah tahap- menimbulkan gangguan terhadap
tahap pengelolaan sampah: lingkungan. Adapun teknik yang
1. Penimbulan sampah (solid waste direkomendasikan adalah Sanitary
generated) landfill, yaitu pada lokasi TPA dilakukan
Pada dasarnya, sampah itu tidak kegiatan-kegiatan tertentu untuk
diproduksi, tetapi di timbulkan. Oleh mengolah timbunan sampah.
karena itu dalam menentukan metode
penangan yang tepat, penentuan
besarnya timbulan sampah sangat
ditentukan oleh jumlah pelaku dan
jenis kegiatanya.
2. Penanganan di tempat (on site
handling) 3. METODE PENELITIAN
Adapun yang dimaksud dengan
penangan sampah di tempat atau pada
sumbernya adalah semua perlakuan
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian ini tidak mengutamakan
kaulitatif. Tujuan dari penelitian kualitatif angka-angka dan statistik meskipun tidak
ini adalah untuk membuat deskripsi, menolak data kuantitatif. Dalam penelitian
gambaran, secara sistematis, faktual dan ini, sumber data yang digunakan yaitu
akurat mengenai fakta-fakta yang ada pada Data Primer yang diperoleh langsung dari
pengelolaan sampah di Kecamatan lapangan atau objek penelitian secara
Pedurungan. Data yang terkumpul langsung. Data tersebut berasal dari daftar
berbentuk kata-kata, gambar, dan bukan pertanyaan penelitian untuk informan
angka-angka. Data yang diperoleh dapat mengenai Analisis Pengelolaan Sampah di
melalui wawancara maupun data-data Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
yang dimiliki oleh instansi terkait. Dalam teknik pengumpulan data,
triangulasi diartikan sebagai teknik
Situs atau site penelitian merupakan pengumpulan data yang bersifat
tempat atau lokasi bagi peneliti untuk menggabungkan dari berbagai teknik
mendapatkan berbagai informasi, data pengumpulan data dan sumber data yang
serta melakukan pengamatan. Lokasi yang telah ada. Data yang telah dikumpulkan,
dipilih untuk penelitian ini adalah Kota dan dicatat dalam kegiatan penelitian
Semarang khususnya di Kecamatan harus dipastikan kebenaran dan
Pedurungan. Pemilihan situs ini ketepatannya. Dalam penelitian ini
dikarenakan peneliti ingin melihat penulis menggunakan trianggulasi sumber
bagaimana pengelolaan sampah di dengan makna peneliti membandingkan
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. informasi yang diperoleh dari satu sumber
Dalam penelitian ini, peneliti dengan sumber lain. Menggali satu sumber
menggunakan teknik sampling berupa yang sama dengan teknik yang berbeda
snowball sampling. Teknik ini merupakan dan menentukan waktu yang berbeda
pengambilan sumber data, yang pada (tepat).
awalnya jumlahnya sedikit lama-lama
menjadi besar. Hal ini dilakukan karena 4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS
dari jumlah sumber data yang sedikit
tersebut belum mampu memberikan data Fenomena yang diteliti dalam pengelolaan
yang memuaskan, maka mencari informan sampah di Kecamatan Pedurungan adalah
sebagai berikut :
lain lagi yang dapat digunakan sebagai 1. Perencanaan adalah pemilihan atau
sumber data (Sugiyono,2009:219) data penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
yang dikumpulkan data deskriptif, penentuan strategi, merupakan
misalnya dokumen pribadi, catatan penentuan tujuan-tujuan yang hendak
lapangan, tindakan responden, dokumen, di capai selama satu masa yang akan
dan lain-lain. Seperti diterangkan Nasution datang dan apa yang harus diperbuat
(1992) dalam Prastowo (2011:43), agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan. Fenomena-fenomena
penelitian ini diusahakan mengumpulkan yang terkait dengan perencanaan
data deskriptif yang banyak yang kegiatan manajemen sampah di
dituangkan dalam bentuk laporan dan Kecamatan pedurungan adalah:
uraian. a) Perencanaan pengelolaan sampah di
Kecamatan Pedurungan
b) Alasan dilaksanakan pengelolaan 2 Pendekatan-pendekatan dasar
sampah di Kecamatan Pedurungan terhadap motivasi antara lain:
c) Tempat kegiatan pengelolaan a) Sosialisasi Pengelolaan Sampah
sampah di Kecamatan Pedurungan. b) Pengarahan Retribusi Sampah
d) Waktu pelaksanaan kegiatan 5. Pengawasan berfungsi untuk
pengelolaan sampah di kecamatan mengukur pelaksanaan dengan tujuan-
Pedurungan,. tujuan, menentukan sebab-sebab
e) Pelaksanaan pengelolaan Sampah penyimpangan-penyimpangan dan
di Kecamatan Pedurungan. mengambil tindakan¬-tindakan
f) Penyediaan sarana dan prasarana korektif dimana perlu. Fenomena yang
dalam pengelolaan sampah di terkait mengenai pengawasan
Kecamatan Pedurungan. pengelolaan sampah di Kecamatan
2. Pengorganisasian merupakan Pedurungan adalah sebagai berikut :
pengelompokan dan menentukan a) Pengawasan dalam rangka
berbagai kegiatan penting dan optimalisasi pengelolaan sampah
memberikan kekuasaan untuk di Kecamatan Pedurungan.
melaksanakan kegiatan kegiatan yang b) Pengawasan terhadap perbaikan
telah ditetapkan. Fenomena-fenomena lingkungan sekitar TPS di
yang terkait pengorganisasian dalam Kecamatan Pedurungan.
pengelolaan sampah Kecamatan c) Pengawasan terhadap standar
Pedurungan adalah sebagai berikut keselamatan dan kesehatan kerja
a) Partisipasi masyarakat dalam bagi petugas pengangkut sampah.
mengelola sampah.
b) Partisipasi kelompok swadaya 1. Perencanaan
masyarakat. Pengelolaan sampah di Kota Semarang
c) Sistem kelembagaan pengelolaan khususnya Kecamatan pedurungan
sampah. dilakukan pengelolaan berdasarkan
3. Personalia menentukan keperluan- Peraturan Daerah Kota Semarang tentang
keperluan sumber daya manusia, Pengelolaan Sampah pada Bab IV pasal 5
pengerahan, penyaringan, latihan dan yang berbunyi “Pemerintah Daerah
pengembangan tenaga kerja. Staffing bertugas menjamin terselenggaranya
dipandang sebagai sebuah fungsi pengelolaan sampah yang baik dan
manajemen yang tersendiri. Tanggung berwawasan lingkungan sesuai dengan
jawab untuk staffing sebuah organisasi tujuan sebagaimana dimaksud dalam
terletak pada setiap manajer pada setiap peraturan Daerah ini.” Pengelolaan
tingkat. Fenomena yang terkait pada sampah merupakan suatu pelayanan yang
personalia terhadap pengelolaan diberikan pemerintah untuk masyarakat.
sampah adalah sebagai berikut :
a) Penempatan sesuai tugas dan Perencanaan pengelolaan sampah
keahlihan masing-masing tenaga terbagi 2 yaitu, pertama pemungutan dan
pengelola sampah di Kecamatan penyapuan sampah di jalan protokol-
Pedurungan. protokol, pengangkutan sampah TPS
4. Pengarahan atau menyalurkan perilaku pasar lalu diangkut ke truk untuk dibawa
manusia kearah tujuan-tujuan langsung ke TPA yang dikoordinir oleh
organisasi. Motivasi menyangkut Dinas Lingkungan Hidup langsung dan
perilaku manusia dan merupakan dibantu oleh pihak swasta maupun KSM
unsur yang penting dalam manajemen. yang ada, selanjutnya pengangkutan
Motivasi dapat diartikan sebagai sampah mulai dari TPS ke TPA diangkut
membuat seorang menyelesaikan menggunakan Truk berjenis armroll ini
pekerjaan dengan semangat.. Terdapat dilaksanakan oleh UPT kebersihan yang
dibawa langsung ke TPA untuk di ukur pembuangan akhir sampah, berikut nya
dan di pilah. ada Kelompok Swadaya Masyarakat yang
dibentuk oleh masyarakat sendiri dan di
Alasan pengelolaan sampah yang bantu Dinas Lingkungan Hidup. Peran
dilakukan di Kecamatan Pedurungan KSM sendiri untuk Kecamatan
untuk menangani permasalahan di Pedurungan yaitu berbentuk Bank Sampah
Kecamatan pedurungan yang masih dimana untuk pengoperasionalnya dari
kurang baik dalam pengelolaan sampah. masyarakat sendiri, dan adanya sistem
contohnya antara lain yaitu masalah bank sampah yang tiap-tiap warga
timbunan sampah yang terus meningkat, mengumpulkan sampah yang masih
kurangnya kesadaran masyarakat bernilai ekonomi untuk dijual kembali.
mengenai sampah, lemahnya pengawasan Peran serta masyarakat dalam pengelolaan
terhadap TPS di Kecamatan pedurungan sampah di Kecamatan Pedurungan sangat
dan masih kurangnya jumlah TPS di diperlukan Antara lain berperan sebagai
beberapa kelurahan. pengambilan keputusan, penyelenggaraan
dan pengawasan dalam kegiatan
Sarana prasarana yang terdapat di pengelolaan sampah yang diselenggarakan
Kecamatan pedurungan untuk TPS masih oleh Pemerintah daerah, ikut memelihara
belum baik karena terdapat sampah yang dan taat dalam membayar retribusi
berserakan didaerah TPS dan kurang sampah serta ikut menggerakan kelompok
terawatnya kontainer di beberapa TPS, swadaya masyarakat mengenai pentingnya
contoh TPS yang berada di Kelurahan pemilahan sampah.
Kalicari dimana masih membutuhkan Pemerintah juga berkerja sama dengan
depo dan belum ada container yang sedia pihak swasta dalam pengolahan sampah
untuk menampung sampah sehingga yang cukup besar yang diampu oleh PT.
sampah berserakan di tanah. Dalam Narpati di TPA Jatibarang. PT Narpati
penerapan perencanaan pengelolaan berkerja sama dengan pemerintah kota
sampah, masih terdapat kendala antara semarang untuk mengolah sampah
lain Dinas Lingkungan Hidup Kota anorganik menjadi kompos.PT Narpati
Semarang sudah memberikan sosialisasi hanya mengelola 250 ton sampah perhari
mengenai pentingnya pemilahan sampah nya, sisa sampah yang tidak terolah dari
agar sumber sampah dapat berkurang, akan di pilah oleh pemulung yang berada
akan tetapi hasilnya belum sesuai dengan di TPA jatibarang untuk dijual kembali.
apa yang diharapkan. Namun, tidak semua diambil pemulung
melainkan yang sampah yang masih
2. Pengorganisasian berkualitas yang dapat dijual kembali.
Organisasi pemerintah yang mengatur 3. Pengarahan
pengelolaan sampah di Kota Semarang
digerakan seluruhnya oleh Dinas Pengarahan adalah mengintegrasikan
Lingkungan Hidup Kota Semarang usaha-usaha anggota suatu kelompok,
Adapun lembaga-lembaga yang terlibat sehingga dengan selesainya tugas-tugas
dalam pengelolaan sampah adalah dari yang diserahkan kepada mereka, mereka
pemerintah adalah Dinas Lingkungan memenuhi tujuan individual dan
Hidup Kota Semarang yang menugaskan kelompok. Semua usaha kelompok
ke Unit Pelaksanaan Teknis Daerah memerlukan pengarahan agar usaha
Kebersihan untuk disebarkan di tiap-tiap tersebut dapat mencapai tujuan yang telah
Kecamatan. Dimana UPT tersebut ditentukan.
bertanggung jawab atas pengiriman Adapun retribusi ditujukan untuk
sampah mulai dari TPS ke tempat pelayanan kebersihan lain seperti,
pengambilan dan pengangkutan sampah Kecamatan maupun kelurahan sebagai
rumah tangga dan niaga dari TPS ke TPA pelaksanaan pengelolaan sampah yang
dan pemilahan pemanfaatan sampah di mendasari dari Undang-Undang yang
TPA. Retribusi ditujukan oleh pengguna telah ditetapkan maupun standar
jasa pengangkutan sampah mulai dari pengelolaan sampah sehingga pengelolaan
masyarakat hingga badan / pelaku usaha sampah dapat berjalan dengan efektif dan
yang menggunakan jasa pengangkutan efisien.
sampah. Retribusi ini dikenakan Disimpulkan kendala-kendala dalam
berdasarkan lebar jalan yang ada pada fungsi pengarahan pelaksanaan
setiap rumah, berdasarkan peraturan pengelolaan sampah di Kecamatan
daerah kota semarang no. 2 tahun 2012 Pedurungan yaitu timbunan sampah yang
tentang retribusi jasa umum termasuk banyak dikarenakan warga masih ber-
retribusi kebersihan hingga retribusi mindset bahwa pemilahan tidak begitu
penggunaan jalan umum. Diharapkan penting yang nantinya oleh becak sampah
adanya retribusi dari pemerintah dapat akan ditumpuk jadi satu sampah yang
meningkatkan pengelolaan sampah di akan diangkut ke TPA, kurangnya tenaga
Kecamatan Pedurungan. pengangkut sampah membuat sampah
Sistem pengelolaan yang dilakukan tidak sepenuhnya terangkut. Pengolahan
oleh masyarakat Kecamatan peudurungan sampah juga masih menggunakan sanitary
masih menggunakan sistem pengumpulan, landfill dimana sampah hanya ditimbun,
pengangkutan dan pembuangan, yaitu tetapi tidak berkurang. Selain itu
sumber sampah mengumpulkan sampah masyarakat kota semarang masih belum
yang selanjutnya diangkut dan kemudian sepenuhnya menggunakan sistem 3 R
di buang ke tempat pembuangan akhir, yang dianjurkan oleh pemerintah dan
sebelumnya Kecamatan Pedurungan masih menggunakan sistem pengumpulan,
pernah menerapkan sistem 3 R yang di pengangkutan dan pemungutan.
berikan sosialisasi oleh kelurahan dan
diteruskan oleh KSM, dimana sebelumnya 4. Pengawasan
masyarakat sudah mau menumpuk dan
memilah sampah basah dan sampah yang Pengawasan dalam rangka perbaikan
masih bernilai ekonomis yang kemudian lingkungan TPS juga menunggu anggaran
dikumpulkan di bank sampah yang mengenai perbaikan karena untuk
didirikan oleh KSM. membiayai seperti pengadaan container,
Konsep 3R antara lain mengurangi pembuatan depo, pemberian keramik pada
(reduce), menggunakan kembali (reuse), TPS dan lain-lain membutuhkan biaya
serta mendaur ulang (recycle) sampah yang cukup besar. Biaya yang telah
tidak cukup untuk mewudujkan zero dianggarkan pun juga untuk operasional
waste pada rumah tangga. Standar pengelolaan sampah dan pengolahan
penerapan „tanpa limbah‟ ini setidaknya teknis sampah hingga perawatan sarana
membutuhkan 5R. Adapun dua poin prasarana, tetapi untuk pengadaan harus
tambahan pada 3R sehingga jadi 5R terlebih dahulu memberikan laporan
adalah replace dan replant yaitu terkait kurangnya sarana prasarana di
mengganti dari sumbernya dan menanam TPS, sehingga untuk penganggaran sedikit
kembali. terlambat memberikan anggaran untuk
Pengarahan yang dimaksud dalam perbaikan lingkungan pengelolaan sampah
pengelolaan sampah di Kecamatan di Kecamatan Pedurungan.
Pedurungan yaitu arahan dari pemerintah Para pengumpul sampah ini
yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan mempunyai potensi risiko yang cukup
Hidup Kota Semarang maupun Unit besar dalam pekerjaannya saat mengambil
Pelaksanaan Teknis Kebersihan hingga sampah dari rumah tangga. Beberapa
contoh yang juga dapat memberikan kegiatan pengangkutan hingga
ilustrasi dari resiko tersebut antara lain pembuangan di tempat akhir sampah.
pecahan kaca, tepian kaleng yang tidak Masyarakat masih ber mind-set sampah
terpotong dengan aman. Kondisi
lingkungan kerja yang tidak sehat, tidak yang dipilah di rumah tangga terkumpul
aman dan tidak digunakannya Alat kembali saat diangkut petugas sampah,
Pelindung Diri (APD) merupakan faktor- dan masih menggunakan cara
faktor terjadinya peningkatan kecelakaan pengumpulan pengangkutan hingga
kerja. pembuangan. Sebagian besar warga belum
Pengawasan standar keselamatan dan memilah sampah organik dan anorganik,
kesehatan kerja juga termasuk dalam sehingga belum memanfaatkan limbah
penentu keberhasilan sistem pengelolaan
sampah. Tempat Pembuangan Sementara sampah menjadi limbah yang bernilai
maupun Tempat Pembuangan Akhir ekonomis. KSM sudah memberikan bank
sampah dimana mengandung banyak sampah dalam rangka pengurangan
potensi penyakit yang menyerang sampah ke TPS, akan tetapi bank sampah
dikarenakan bakteri pengurai sampah tersebut hanya berjalan beberapa saat saja
yang membusuk menjadi penyebab karena sifatnya sukarela. Dalam fungsi
sumbernya penyakit yang menyerang pengawasan, pengelolaan sampah di
personil atau petugas kebersihan ,
pemulung maupun warga yang tempat Kecamatan Pedurungan yang dilakukan
tinggalnya didekat lokasi pengolahan oleh UPT kebersihan wilayah 3 belum
sampah. mencapai maksimal, untuk pengelolaan
lingkungan dan pengembangan
5. PENUTUP lingkungan belum dapat membantu
langsung, hanya sekedar mengawasi.
A. KESIMPULAN Faktor pendukung dalam pengelolaan
Dalam perencanaan pengelolaan sampah, sampah di kecamatan Pedurungan antara
UPT Wilayah 3 Kecamatan Pedurungan lain, diberikanya 5 unit truk berjenis
memiliki 14 jumlah TPS yang masing- armroll dan 1 unit dump truck oleh Dinas
masing pengelolaanya harus dilakukan Lingkungan Hidup. UPT kebersihan
pengangkutan sampah 1 ritasi hingga 2 Kecamatan Pedurungan juga mengawasi
ritasi, 1 truk mengampu dua Kecamatan jalanya pengangkutan dan melakukan
dan pengangkutan dilakukan pada pagi perbaikan terhadap TPS yang kurang
hari hingga sore hari. Kecamatan memadai di tiap-tiap lokasi eksisting.
Pedurungan merupakan penghasil sampah Pemberian susu formula untuk tiap-tiap
terbesar di kota semarang yaitu 120.512 kru pengangkut sampah.
Kg perharinya. Dalam fungsi Faktor penghambatnya adalah, adanya
pengorganisasian, Kelompok Swadaya pembuangan liar oleh pelaku usaha kecil
Masyarakat atau Bank Sampah yang ada maupun menengah, kurangnya sosialisasi
di Kecamatan Pedurungan sudah berperan pemilahan sampah dan banyak warga
aktif dalam pengelolaan sampah belum memilah sampah dari sumber
contohnya pengurangan sampah dan sampah. Terdapat beberapa fasilitas TPS
pemilahan dari sumber sampah. Dalam yang belum di benahi, sehingga masih
fungsi pengarahan, operasional terlihat sampah berserakan.
pengelolaan sampah UPT kebersihan
Kecamatan Pedurungan terdiri dari B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA :
1. Dalam fungsi perencanaan,
penambahan personil atau kru Sumber Buku :
pengangkut sampah serta melakukan
perbaikan di TPS maupun pada sarana Adisasmita, Raharjo (2011). Pengelolaan
prasarana. Penambahan truk atau Pendapatan dan Anggaran Daerah.
mobil pengangkut sampah untuk Yogyakarta: Graha Ilmu.
cadangan apabila terjadi masalah pada Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen
truk yang sedang beroprasi. Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
2. Untuk meningkatkan partisipasi dan Badan Standar Nasional (BSN). (2002).
peran masyarakat maupun organisasi Tata Cara Teknik Operasional
pengelolaan sampah, pemerintah Pengelolaan Sampah. Jakarta.
dengan lembaga sosial masyarakat, Darmadi, Damai dan Sukidin. (2009).
RT/RW KSM aktivis lingkungan ADMINISTRASI PUBLIK.
secara berkala tetap melakukan Yogyakarta: LaksBand Pressindo.
sosialisasi mengenai pengelolaan Hadi, Sudharto (2014). Manajemen
sampah terpadu 3 R kepada Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit
masyarakat dengan memberikan Thafa Media Yogyakarta.
pelatihan, pemantauan, dan Handayaningrat, Soewarno. 1997.
penghargaan berupa trofi bagi daerah Pengantar Studi Administrasi dan
yang memiliki kebersihan lingkungan. Management.
3. Fungsi personalia, pemerintah harus Gunung Agung. Jakarta.
memberikan pelatihan disesuaikan Handoko, Hani, T. (2011) MANAJEMEN
dengan bidangnya masing-masing. (Edisi 2). Yogyakarta: BPFE-
4. Fungsi pengarahan dalam pengelolaan YOGYAKARTA.
sampah, , pemerintah juga harus Keban, Yeremias T. (2008). Enam
menambah wawasan petugas Dimensi Strategis Administrasi
pengangkut sampah mengenai Publik (Konsep, Teori dan Isu).
pemilahan sampah, agar masyarakat Moleong, J. Lexy. (2011). Metode
tidak bermindset jika sampah Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).
dikumpulkan kembali menjadi satu Bandung: Remaja Rodakarya
oleh petugas pengangkut sampah yang Bandung.
membuat warga menjadi enggan untuk Panglaykim, J., dan Tanzil, Hanzil.
memilah sampah. (1984). Manajamen Suatu
5. Dalam fungsi pengawasan, Dinas Pengantar. Jakarta: Ghalia
Lingkungan Hidup Semarang bersama Indonesia.
UPT kebersihan Kecamatan Pasolong, Herbani. (2013). Administrasi
Pedurungan perlu melakukan evaluasi Publik. Bandung: ALFABETA.
kebutuhan fasilitas pelayanan Prastowo, Andi (2011). METODE
kebersihan disesuaikan dengan jumlah PENELITIAN KUALITATIF dalam
dan sebaran penduduk. Perspektif Rancangan Penelitian.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Santoso, Gempur. (2005). Metodologi
Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka
Sejati, Kuncoro. (2009). Pengelolaan Wahyuningsih, Nur Endah. (2014). Buku
Sampah Terpadu Dengan Sistem Ajar PERSAMPAHAN. Semarang :
Node, Sub Point, Centre Point. UPT UNDIP Press.
Yogyakarta: Kanisius. Badan Pusat Statistik (BPS). (2016). Kota
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Semarang Dalam Angka.
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. http://www.solopos.com/2017/01/02/kebe
Bandung: ALFABETA. rsihan-semarang-menjijikkan-
Syafiie, Inu Kencana. (2006). Ilmu selokan-di-tlogosari-jadi-
Administrasi Publik (Edisi Revisi). gunjingan (Diunduh Pada Tanggal
Jakarta: PT Asdi Mahasatya. 7 Oktober 2017).
Ticoalu-G.A, G.R. Terry and Leslie W. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handl
Rue (Eds). (2016). DASAR-DASAR e/123456789/20129/ (Diunduh
MANAJEMEN. Jakarta: PT. Bumi Pada Tanggal 26 September 2017).
Aksara

Potrebbero piacerti anche