Sei sulla pagina 1di 8

SinergiTeknologi

Jurnal Supply Chain Yang


Industri Efektif 29
Pertanian : Literature (2019)…………
Review
(2):124-131 Terakreditasi Peringkat 2
Nomor DOI: 10.24961/j.tek.ind.pert.2019.29.2.124 Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan No 30/E/KPT/2018
ISSN: 0216-3160 EISSN: 2252-390 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin

SINERGI SUPPLY CHAIN YANG EFEKTIF : LITERATURE REVIEW AGROINDUSTRI BAWANG


MERAH DI SUMATERA BARAT

SYNERGI AND EFFECTIVE SUPPLY CHAIN : LITERATURE REVIEW AGROINDUSTRY


SHALLOT IN WEST SUMATERA

Dedet Deperiky1,2)*, Santosa3), Rika Ampuh Hadiguna3), Nofialdi3)


1)
Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi, Sumatera Barat
Jln. Tan Malaka Bukit Cangang/Belakang Balok, Bukittinggi, Sumatera Barat
2)
Mahasiswa Program Doktor Teknologi Industri Pertanian, Pasca Sarjana, Universitas Andalas, Padang, Indonesia
Email : dedve.lpdp@umnyarsi.ac.id, deverikysupplychain@gmail.com
3)
Program Studi Ilmu Pertanian, Pemusatan Teknologi Industri Pertanian, Pasca Sarjana Universitas Andalas, Padang, Indonesia

Makalah: Diterima 12 September 2018; Diperbaiki 29 April 2019; Disetujui 10 Mei 2019

ABSTRACT

The agroindustry of shallot in West Sumatra currently requires further strengthening of the relationship
between supply chain actors to improve the efficiency of the market system and the application of modern
technology today. This study aimed to map the supply chain of shallot agroindustry in West Sumatra and
reconstruct the synergy of shallot agroindustry supply chain actors for the welfare of farmers. The research
methodology used the Systematic Literature Review (SLR), i.e. literature review method which identify, assess,
and interpret all findings on a research topic, to answer research question. The results of the study showed that
the portrait of shallot agroindustry supply chain was mapping the market potential that is a mainstay in shallot
agroindustry, conducting comparative analysis of the role of stakeholders in the supply chain as a business unit,
mapping gaps in profit distribution among supply chain actors, and accurating recorded price data. Farmers
had a high ability in market access and integrated in all business processes with all supply chain stakeholders.
In conclusion, synergi of supply chain on integrated shallot agroindustry will correlated to the increasing ability
of the resources supply chain shallot agents of agroindustry from various elements and to integrate a more
efficient and effective supply chain that transforms the agricultural sector into the industrial sector.
Keywords: supply chain, agroindustry, synergi, agriculture sector

ABSTRAK

Agroindustri bawang merah di Sumatera Barat saat ini membutuhkan penguatan lebih lanjut dari
hubungan antara pelaku supply chain untuk meningkatkan efisiensi sistem pasar dan penerapan teknologi
modern saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk memotret rantai pasok agroindustri bawang merah di Sumatera
Barat dan merekonstruksi sinergi pelaku rantai pasok agroindustri bawang merah untuk kesejahteraan petani.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode Systematic Literature Review (SLR) yaitu
metode literature review yang menelaah, merangkum, dan menginterpretasi seluruh penemuan masalah pada
suatu topik penelitian, untuk menjawab serta menganalisis pertanyaan pada penelitian (research question). Hasil
penelitian bahwa potret rantai pasok agroindustri bawang merah adalah memetakan potensi pasar yang menjadi
andalan dalam agroindustri bawang merah, melakukan analisis komparatif terhadap peran stakeholders dalam
rantai pasok sebagai unit bisnis, memetakan kesenjangan dalam distribusi keuntungan diantara pelaku rantai
pasok dan mengakurasikan data harga yang dicatat. Sinergi pelaku supply chain itu tidak dapat berdiri sendiri
tetapi harus dikelola bersama sama dengan fungsi lainnya dalam rantai yang terkoordinasi. Pada hakikatnya,
agroindustri bawang merah melihat aspek pada petani sebagai subjek yang intinya petani sejahtera dan
mempunyai kemampuan tinggi dalam akses pasar dan terintegrasi pada semua proses bisnis dengan semua
pemangku kepentingan supply chain. Kesimpulannya, sinergi supply chain pada agroindustri bawang merah akan
berkorelasi pada peningkatan kemampuan sumber daya pelaku rantai pasok agroindustri bawang merah dari
berbagai elemen serta menghasilkan supply chain yang lebih efisiensi dan efektif dalam mentransformasi sektor
pertanian ke sektor industri.
Kata kunci: supply chain, agroindustri, sinergi, sektor pertanian
PENDAHULUAN sangat relatif terbatas, dengan kondisi tersebut maka
data dunia khusus tentang bawang merah sulit
Bawang merah merupakan sayuran rempah dijumpai, data yang ada adalah produksi bawang
yang dikonsumsi setiap orang di dunia. Hal ini secara keseluruhan Menurut data Food And
dapat dipahami bahwa sebagian besar penduduk Agriculture Organization Of The United Nation
dunia mengkonsumsi bawang merah, sementara (2017) bahwa China merupakan produsen bawang
penduduk yang mengkonsumsi bawang merah merah terbesar di dunia yang kemudian di produksi

124 Korespodensi
*Penulis Jurnal Teknologi Industri Pertanian 29 (2):124-131
Dedet Deperiky, Santosa, Rika Ampuh Hadiguna, Nofialdi

juga oleh beberapa negara di Benua Eropa dan mengantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
Amerika. Melihat data FAO (2017) produsen dan Optimalisasi pemanfaatan lahan di wilayah
konsumen bawang merah yang terbesar di ASEAN Indonesia sebagian besar diperuntukkan sebagai
adalah Indonesia. Beberapa Negara di ASEAN lahan pertanian (Kementan, 2015). Di Indonesia
seperti Myanmar, Thailand, dan Phillipina juga bawang merah telah ditanam di berbagai propinsi,
memproduksi bawang merah namun tidak sebesar mulai dari Aceh sampai ke Papua. Pada tahun 2015,
produksi di Indonesia. Dengan kondisi tersebut Provinsi Sumatera Barat memproduksi bawang
maka beberapa negara di ASEAN yang merah yang tertinggi di Sumatera yaitu 32.442 ton.
memproduksikan bawang merah banyak ditujukan Kalau diamati pertumbuhan luas panen bawang
dalam rangka ekspor ke negara-negara yang merah di Sumatera Barat semenjak tahun 2008
produksi bawang merah yang tergolong rendah. sampai dengan 2015 mencapai kenaikan 9,88%.
Produksi bawang merah dunia dapat dilihat pada Produksi bawang merah di Indonesia dapat dilihat
Tabel 1. pada Tabel 2.
Jika kita lihat kondisi diatas bahwa rantai
Tabel 1. Produksi bawang merah dunia tahun 2017 pasok agroindustri bawang merah juga sudah
No Negara Produksi (Ton) menjadi perhatian utama para pelaku agroindustri.
Ina (2015) penerapan konsep manajemen rantai
1 China 23,849,053
pasok pada sektor agroindustri dikenal dengan istilah
2 India 19,415,425 manajemen rantai pasok pada agroindustri tidak
3 Mesir 3,115,482 berbeda dengan dengan sektor manufaktur pada
4 USA 3,025,700 umumnya. Namun demikian, pencirian khusus
5 Iran 2,345,768 agroindustri yakni, bulki, seasonable dan perishable
6 Belanda 2,120,581 memberikan pengaruh yang sangat berarti pada hal
7 Indonesia 1,446,869 pembangunan dan pengembangan berbagi konsep
8 Republik Korea 1,298,749 manajemen rantai pasok.
9 Spanyol 1,254,697 Menurut Hadiguna (2015), bahwa kunci
10 Jepang 1,243,000 keberhasilan dari sistem rantai pasok agroindustri
11 Uzbekistan 1,184,863 adalah bahan baku. Agroindustri membutuhkan
12 Myanmar 1,170,874 pasokan bahan baku yang bermutu dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tetapi dihadapkan pada
kondisi musiman dan perishable. Rantai pasok
Menurut data Kementrian Pertanian (2015),
agroindustri secara sederhana adalah urutan dalam
Indonesia adalah negara berbasis pertanian yang
sebuah rangkaian yang terdiri dari pemasok,
memiliki sumber daya alam yang beragam dan
pemroses, distributor atau pengecer dan konsumen
mempunyai wilayah pertanian yang sangat luas. Hal
dengan bahan baku utamanya adalah komoditas
ini yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu
pertanian terentu. Manajemen rantai pasok
negara penghasil bawang merah terbesar di dunia.
agroindustri adalah sebuah pendekatan yang
Di negara agraria, pertanian memiliki peranan yang
diterapkan untuk mengelola komoditas pertanian
sangat strategis di bidang perekonomian ataupun
tertentu dimulai dari pemasok sampai konsumen
pemenuhan kebutuhan pangan. Indonesia merupakan
untuk menciptakan nilai tertentu dari produk olahan
salah satu dari beberapa negara berkembang dengan
yang memperhatikan kontribusi dari pelaku
sektor pertanian sebagai sumber penghasilan utama
disepanjang rantai pasok secara proposional dan
dari mayoritas penduduknya sebagai petani. Artinya,
berkeadilan.
sebagian besar masyarakat di bidang pertanian
Tabel 2. Produksi bawang merah Provinsi di Indonesia tahun 2017
No Provinsi Produksi (Ton) Persen
1 Jawa Tengah 506.357 48,27
2 Jawa Timur 203.739 19,42
3 Jawa Barat 116.396 11,10
4 NTB 104.324 9,95
5 Sumatera Barat 32.442 2,39
6 Sulawesi Selatan 23.276 2,22
7 DI Yokyakarta 19.951 1,90
8 Bali 10.981 1,05
9 Sulawesi Tengah 10.301 0,98
10 Sumatera Utara 9.413 0,90
11 Propinsi Lainnya 19.138 1,82
Indonesia 1.446.869 100

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 29 (2):124-131 125


Sinergi Supply Chain Yang Efektif : Literature Review …………

Rantai pasok agroindustri banyak supply chain yang panjang dari petani kecil ke
melibatkan pihak diantaranya petani, pedagang pedagang, sehingga banyak para pedagang menjadi
pengepul, agroindustri, distributor, pengecer dan pengendali kebijakan harga dalam supply chain
pihak terkait tidak langsung lainnya. Manajemen pertanian, mereka berperan sebagai aktor penentu
rantai pasok agroindustri sebenarnya menggunakan harga terhadap hasil produk petani kecil. Selain itu,
pendekatan yang berkemampuan holistik dalam petani kecil masih dipersulit dengan beberapa
mewujudkan sebuah agroindustri yang handal, hambatan yang menghambat sistem pemasaran
efektif dan efiseiensi. Disamping itu, prinsip produknya, sehingga proses distribusi produk
proposionalitas yang sangat diharapkan pada sistem pertanian belum seluruhnya berjalan baik dan
pertanian modern dapat dicapai melalui praktek ketidakberdayaan petani dalam ketatnya persaingan
manajemen rantai pasok. Hal ini dapat dilakukan di pasar nasional maupun internasional (Danil 2014;
karena konsep pendekatan manajemen rantai pasok Ambe 2014). Selama ini petani kecil, masih
agroindustri mengedepankan pemenuhan kepuasaan melakukan sistem tradisional dalam
para pemangku kepentingan. Dalam sistem rantai mengoptimalkan produksinya. Hal ini sangat
pasok agroindustri para pemangku kepentingan berpengaruh terhadap komoditas panen yang
mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda dihasilkan, karena produk pertanian yang juga
beda, sehingga setiap pemangku kepentingan bersifat cepat rusak dan mudah busuk (perishable)
memilki kepentingan yag berbeda dan dipengaruhi serta musiman . Ketika panen datang, ketersedian
pula oleh lingkungan bisnis. Cara pandang yang produk sangat banyak dan harga jual pun bisa turun
holistik dan tidak menghilangkan kompleksitas drastis dengan nilai produk yang sangat rendah,
sangat penting diperhatikan (Hadiguna, 2015). sedangkan pada saat belum terjadi pada kondisi
Supply chain agroindustri musiman, ketersediaan barang menjadi langka
mengikutsertakan sekumpulan stakeholders, mulai sehingga menyebabkan harga jual bisa diatas harga
dari tingkat petani hingga ke tingkat konsumen pasar. Ketersediaan produk yang tidak stabil seperti
akhir. Namun karena kurangnya sistem kolektifitas ini menjadi tantangan besar petani, sehingga petani
secara berkelanjutan oleh petani, sehingga banyak tidak bisa memenuhi permintaan pasar secara
stakeholders dan aliran transaksi yang harus dimulai berkesinambungan.
terlebih dahulu, hal ini tentu berdampak pada harga
produk yang tinggi terhadap produksi pertanian METODE PENELITIAN
(Herawati, 2015). Masalah yang mendasar bagi
petani adalah keterbatasan petani dalam melakukan Metode penelitian yang dipakai adalah
penetapan harga jual. Bergaining Power petani pada dengan metode systematic literature review atau
saat ini umumnya masih sangat lemah, hal ini sering disingkat SLR. Metode ini menelaah,
dikarenakan pada kendala usaha peningkatan merangkum, dan menginterpretasi seluruh penemuan
pendapatan petani. Tidak kuatnya daya tawar petani masalah pada suatu topik penelitian serta menjawab
pada dasarnya disebabkan para petani kurang pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan
mendapatkan akses informasi pasar pada sistem sebelumnya (Kitchenham dan Charters, 2017).
rantai pasok pertanian. Metode SLR dilakukan secara sistematis dengan
Panjangnya mata rantai pasok pertanian mengikuti tahapan awal pada proses literature
saat ini menjadi momok yang menakutkan bagi review sehingga terhindar dari pemahaman yang
petani untuk dapat terus melangkah maju dan bersifat bias dan subjektif dari penelitinya. Gambar
mengoptimalkan produk pertanian terutama untuk 1 menjelaskan bahwa metode systematic literature
pangan yang sehat dan high quality. Selain itu, review adalah pendekatan sistematis pada
tingginya biaya produksi, transportasi, biaya logistik metodologi penelitian, sementara itu pada metode
juga ketergantungan kebutuhan pupuk akan pabrik traditional review tidak menggunakan metode
industri juga menjadi hambatan tersendiri dalam penelitian yang berdasarkan kepada kemauan
proses supply chain agroindustri dalam hal (inklinasi) penulis
manajemen distribusi. Hal ini dikarenakan proses .

Gambar 1. Metode Systematic Literature Review

126 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 29 (2):124-131


Dedet Deperiky, Santosa, Rika Ampuh Hadiguna, Nofialdi

Beberapa tulisan dalam metode ilmiah Peramalan permintaan dan pasokan mempunyai
traditional review adalah studi kepustakaan. Seperti tingkat kepentingan yang sama dalam rantai pasok
pada konsep metode penelitian, pada dasarnya pertanian, tetapi anggota rantai pasok mempunyai
penelitian systematic literature review dimulai kemampuan yang sangat sedikit dan terbatas
dengan membuat hipotesa awal, systematic literature untuk mengendalikannya.
review dan tahapan selanjutnya adalah dengan Rantai pasok agroindustri juga cukup
melakukan penelitian systematic literature review. khas karena karakteristik bahan pertanian yang
Analogi dengan metode penelitian secara umum, di sangat sensitif terhadap waktu. Oleh karena itu,
mana dalam systematic literature review terdapat pengelolaan persediaan, transportasi, dan
metode quantitative dan qualitative. (Okoli, 2017; komponen rantai pasok lainnya perlu dirancang
Kusumadewi, 2010). dengan memperhatikan karakteristik tersebut.
Metode pada pendekatan quantitative Pembahasan rantai pasok pertanian kecil belum
systematic literature review digunakan untuk banyak dilakukan karena melihat kodisi komoditi
mensintesa rangkuman penelitian dengan pertanian mudah busuk dan cepat rusak sehingga
pendekatan statistik. Misalnya, Randomized Control untuk melakukan kajian ini diperlukan pemahaman
Trials (RCT), Cohort Study, Case-Control Study, yang sangat mendalam dan kajian rantai pasok pada
atau studi prevalensi. Pada metode ini dalam umumnya dilakukan oleh para peneliti dengan
merangkum sintesa hasil penelitian disebut dengan latar belakang lmu manajemen atau keteknikan
“meta-analisis”. Secara pengertian, bahwa metode yang berbasis logam. Beberapa penelitian yang
melakukan agregasi review untuk mendapatkan nilai mengkaji lingkup rantai pasok pertanian antara
kemampuan statistik (statistical power) dalam lain karakteristik produk-produk pertanian yang
mengidentifikasi hubungan causal-effect antara sangat khas menyebabkan kompleksitas masalah
faktor risiko dengan hasil (outcome) (Okoli, 2017; rantai pasok menjadi meningkat.
Dostaller, 2013). Upaya untuk menjaga kestabilan harga
Pada pendekatan qualitative systematic produk hasil pertanian adalah dengan
literature review dipakai pada mensintesa hasil merekonstruksi sistem rantai pasok yang berpihak
temuan beberapa penelitian yang bersifat pada data kepada petani kecil. Tidak hanya itu, competitive
sekunder. Merangkum tentang hasil beberapa skill yang handal dari petani juga dibutuhkan sebagai
penelitian qualitative ini disebut “meta-sintesa”. strategi dalam mengupayakan memanajerial
Meta-sintesa adalah teknik pada menyatukan komoditas pertanian yang unggul agar dapat
persepsi data untuk menemukan teori baru untuk menciptakan produk yang dapat berkompetitif di
meningkatkan pemahaman yang lebih radikal dan pasar global dan memenuhi standar kualitas
menyeluruh (Okoli, 2017). keamanan pangan, sehingga perlu dilakukan
kemitraan dengan berbagai pihak untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN meminimalisir tingginya ongkos produksi baik dari
pemerintah maupun stakeholders (Kembey, 2016;
Potret Rantai Pasok Agroindustri Bawang Merah Mahsa, 2014; Al-Fawaeer, 2013). Upaya yang bisa
Pada prinsipnya, rantai pasok pertanian dilakukan secara sinergi yaitu adalah perbaikan
memiliki dua tipe, yaitu produk segar dan sarana dan prasarana, pembaharuan sejumlah
produk yang diproses. Produk segar dapat berupa peraturan, dan pembangunan sistem kelembagaan.
buah, sayuran, dan sejenisnya yang tidak Rekonstruksi sistem rantai pasok pertanian harus
membutuhkan proses pengolahan khusus atau dikaji ulang lagi secara serius dan komprehensif.
proses transformasi kimia. Produk pertanian yang Pembuatan kebijakan ini jangan dipercayakan begitu
diproses membutuhkan proses transformasi kimia saja kepada pelaku pasar yang bersifat oligopoly dan
atau perubahan bentuk. Rantai pasok untuk monopoli bahkan pada komoditas tertentu akan
produk pertanian yang diproses akan melibatkan dikuasai oleh beberapa oknum pengambil kebijakan
beberapa pemain, di antaranya petani atau di dalam negeri maupun di luar negeri
perkebunan, pengolah atau pabrik, distributor, Harga pasar tidak boleh bergantung kepada
dan pengecer (retail). Setiap perusahaan kebijakan harga asing karena tidak berhubungan
diposisikan dalam sebuah lapisan jaringan dan secara signifikan terhadap biaya produksi dan profit
keterlibatan minimal satu rantai pasok. Dalam (Cabigiosu, 2012; Nissen, 2011, Seethamraju,
jaringan rantai pasok pertanian, lebih dari satu rantai 2014). Harga harus berorientasi dengan biaya
pasok dan lebih dari satu proses bisnis yang dapat produksi dan profit petani serta batas kekuatan daya
diidentifikasi (Tompudung, 2016; Golan, 2011; beli masyarakat. Harga harus dapat meminimalisir
Kogan, 2016). biaya produksi dan kemampuan petani sehingga
Dalam satu waktu, proses paralel dan tidak merugikan masyarakat. Aspek kelembagaan
berurutan dapat terjadi dalam rantai pasok petani seperti koperasi yang memang berorientasi
pertanian, jika rantai pasok pada umumnya kepada kepentingan petani kecil serta pembangunan
didefinisikan sebagai sistem consumer-driven, pada perdesaan hingga sekarang belum dilakukan
maka rantai pasok pertanian dapat didefinisikan secara optimal. Program yang menitikberatkan pada
sebagai sistem producer consumer-driven.

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 29 (2):124-131 127


Sinergi Supply Chain Yang Efektif : Literature Review …………

aspek keberlanjutan kelembagaan juga tidak untuk meningkatkan aliran material, dan evaluasi
optimal. Seyogyanya, beberapa hal untuk kinerja akhirnya untuk menentukan seberapa baik
membangun sistem rantai pasok pada agroindustri inisiatif supply chain telah dilaksanakan.
yang harus dilakukan adalah Pertama, menata ulang
sistem rantai pasok produk pertanian dengan cara Menganalisis Supply Chain
mengidentifikasi potensi unggulan daerah yang Pendekatan ini disajikan dalam
menjadi point strategis dalam kawasan agroindustri memungkinkan peneliti dan praktisi untuk
pertanian. Pada sasarnya, potensi unggulan produk menganalisis masalah yang sebenarnya dihadapi
pertanian yang dimiliki suatu kawasan belum dalam supply chain dan alat-alat yang diperlukan
terkelola secara terpadu dan berkelanjutan. untuk mengatasi masalah ini. Rantung (2016) bahwa
Kedua, mengidentifikasi analisa supply chain dieksplorasi, dianalisis, dan berasal
komparatif terhadap peran serta stakeholders dalam tema umum tentang teknik penilaian risiko pasokan.
rantai pasok sebagai unit bisnis. Karena saat ini, Penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi
masih ditemukan gap dalam profit share diantara pembelian bisa menilai risiko pasokan dengan teknik
stakeholders rantai pasok dimana petani kecil yang berfokus pada mengatasi masalah kualitas
menjadi pihak yang dirugikan dan memiliki risiko pemasok, meningkatkan proses pemasok, dan
yang tinggi dibanding dengan pelaku rantai pasok mengurangi kemungkinan gangguan pasokan. Doran
lainnya. Ketiga, Data harga yang diakurasikan dan (2013) menganalisis sumber konflik antara pembeli
dicatat perlu ada suatu terobosan baru yang dan penjual yang berkaitan dengan harga barang
diharapkan mampu tercatat tentang perubahan harga yang dibeli untuk digunakan dalam produksi.
antar waktu. Akan lebih optimal jika data pada Penulis berpendapat bahwa konflik antara pembeli
sebuah lokasi bisa dibandingkan dengan lokasi dan penjual adalah hasil yang tak terelakkan ketika
lainnya, sehingga perubahan pada perilaku harga pembeli membuat keputusan terutama berpusat pada
untuk skala yang lebih luas bisa dikontrol. penafsiran literal dari peran manajemen sebagai agen
Keempat, petani harus bisa mandiri dalam dewan yang bertanggung jawab utama adalah untuk
penyedian kebutuhan usaha tani dan tidak memaksimalkan nilai pemegang saham. dengan
ketergantungan kepada rentenir dalam hal menggunakan target costing sebagai alat untuk
peminjaman dana untuk produksi. meningkatkan supply chain. Kebutuhan pelanggan
Menurut Hadiguna (2015), ciri utama dari dan hubungan supply chain diidentifikasi sebagai
sistem rantai pasok agroindustri adalah komitmen kriteria utama dalam supply chain untuk memilih
dalam mengalirkan barang dari hulu sampai hilir. metode yang paling tepat dari target costing untuk
Kooperasi dan kolaborasi menjadi kata kunci dari supply chain. Harga berbasis nilai, biaya
efisiensi dan efektivitas dari rantai pasok. Kooperasi manajemen berdasarkan aktivitas pendekatan untuk
merupakan bentuk kerjasama antar pelau secara menargetkan biaya dibahas dan rekomendasi untuk
horizontal misalnya sesama petani. Kolaborasi mereka gunakan berdasarkan kebutuhan pelanggan
adalah bentuk kerjasama antar pelaku secara dan hubungan supply chain yang ditawarkan (Nepal,
vertikal, misalnya antara petani dengan koperasi. 2012).
Penentuan rantai pasok perlu memperhatikan
cakupan kompleksitas, memulai dari industri sendiri, Mengembangkan Supply Chain
pengorganisasian para petani dan transparansi Fase ini tidak hanya mengidentifikasi
infomasi dari kegiatan. Panjang rantai pasok dan pemasok handal tetapi juga mencakup
supply chain size akan menetukan kesinambungan pengembangan saling percaya, sistem informasi dan
bisnis dan produk yang dihantarkan.Keterlibatan hubungan baik antara berbagai mitra. alam tahap ini
banyak pelaku dalam unit rantai pasok harus konsep SCM diterapkan untuk mengembangkan
disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas dan metode pembayaran, pengiriman, pengiriman untuk
perkiraan permintaan (Pujawan, 2017) menyediakan layanan pelanggan yang lebih baik.
Wang (2014) membahas bahwa nilai kepercayaan
Merekonstruksi Sinergi Pelaku Rantai Pasok dan efek dari investasi spesifik transaksi untuk
Agroindustri Bawang Merah tingkat relatif upaya bersama kolaboratif, dan juga
Mengelola Supply Chain untuk menilai efek moderasi dari jaringan informasi
Sebagian besar dari strategi harus fokus pada upaya bersama tersebut. Hal ini ditemukan
pada perencanaan supply chain yang bahwa jaringan informasi tidak memoderasi
menguntungkan (Kogan 2015; Vorst 2007) hubungan antara upaya bersama kepercayaan dan
menyelidiki bagaimana tim manajer dari perusahaan efek moderat signifikan dari jaringan pada hubungan
dalam supply chain dapat membantu untuk antara investasi tertentu transaksi dan upaya
merumuskan rencana strategis operasi seluruh rantai, Bersama (Akbar, 2013). Hasil penelitian
mendapatkan keuntungan setiap perusahaan dan menunjukkan bahwa pembeli marah investasi
menguntungkan seluruh rantai. Golan (2011) khusus mereka dengan tingkat upaya bersama sesuai
menyarankan bahwa kerangka kerja yang luas untuk dengan informasi yang diperoleh dalam jaringan.
menerapkan supply chain di suatu perusahaan. Ini Haming (2014) menyimpulkan bahwa kolaborasi
terdiri dari perumusan strategi, identifikasi daerah

128 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 29 (2):124-131


Dedet Deperiky, Santosa, Rika Ampuh Hadiguna, Nofialdi

supply chain sulit untuk menerapkan; ketika ada kepada sistem baru. Banyak hasil penelitian yang
perubahan pada teknologi, dan fundamental memanfaatkan kajian terhadap rantai pasok yang
kurangnya kepercayaan antara mitra dagang. berhasil daripada yang telah gagal. Pengetahuan
Disimpulkan bahwa pembeli harus tentang bagaimana sebuah rantai pasok dan logistik
mempertimbangkan hubungan dengan perusahaan itu tidak berjalan, bagaimanapun, dapat membantu
mereka sendiri, pemasok yang ada dan pemasok pengembangan strategi untuk meminimumkan
baru, untuk membangun kepercayaan dan bersaing resiko, membantu dalam memperbaiki rantai pasok
tujuan. yang pernah tidak berjalan, dan mencegahnya dari
kegagalan yang lebih dalam.
Integrasi Supply Chain Terdapat peningkatan perhatian di sektor
Tahap berikutnya dalam supply chain bisnis tentang dampak peningkatan lingkungan pasar
adalah untuk mengintegrasikan supply chain kompetitif dan jenis-jenis pengelolaan yang adaptif
membutuhkan integrasi semua kegiatan seperti yang dibutuhkan untuk berhasil dalam lingkungan
sourcing, pengadaan, penjadwalan produksi, dinamis dan berubah tersebut. Dengan demikian,
pemrosesan order, manajemen persediaan, keberhasilan dalam supply chain agroindustri
transportasi, manufaktur, pergudangan dan layanan ditentukan oleh tingkat keberhasilan dalam
pelanggan. Ini membuktikan bahwa inisiatif membangun dan mempertahankan kerjasama dan
perusahaan berbeda dengan tujuan merekadan aliansi (kontrak), yang merupakan konsep dasar
mengusulkan kerangka kerja untuk melambangkan utama dalam rantai pasok agroindustri (Mahsa,
inisiatif integrasi perusahaan berdasarkan 2014). Rantai pasok agroindustri bergantung pada
kemampuan organisasi yang disajikan dalam model sinergi antar pelaku rantai pasok dan interaksi bisnis
proses bisnis yang terintegrasi, yang menyoroti terkait produk, jasa, sumberdaya keuangan dan
pentingnya komunikasi antara proses dan antara informasi. Rantai pasok bertujuan untuk
mitra dalam supply chain (Nissen, 2011). mensinergikan hubungan antar pelaku rantai pasok,
yang berarti menciptakan cara-cara yang
Sinergi Supply Chain terorganisir. Rantai pasok untuk berinteraksi satu
Al-Fawaeer (2013) menjelaskan bahwa sama lain bergantung kepada konsensus dari para
sinergi pada supply chain memperoleh sejumlah pelaku yang terlibat dalam membangun hubungan
pedoman manajerial untuk menggunakan pemasaran dalam sistem tersebut. Beberapa jurnal penelitian ini
dan variabel strategi operasional untuk mendefinisikan konsep, manajer, keadaan alam, sifat
mempengaruhi parameter reaksi sehingga bahan pertanian dan pengembangan supply chain
memperoleh manfaat maksimal dari pelaku rantai pada usaha agroindustri menunjukkan bahwa ada
pasok dan pasar. Selanjutnya penulis menekankan penelitian intensif yang harus dilakukan di seluruh
perlunya fokus pada kemampuan sumber daya dunia dalam bidang ini khususnya dalam bidang
manusia, harga dari kegiatan daripada produk, dan agroindustri.
penggunaan informasi tentang perilaku konsumen.
Produk yang digunakan adalah cara inovatif Saran
dalam manajemen kembali dari titik ekonomi dan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
lingkungan pandang dan mempelajari sistem tentang sinergi supply chain pada agroindustri
pemulihan produk di mana produsen produk-produk bawang merah yang terintegrasi pada peningkatan
asli bergerak dalam remanufaktur digunakan produk kemampuan sumber daya dan organisasi pelaku
diambil kembali dari pelanggan dalam konteks rantai pasok agroindustri bawang merah yang lebih
tanggung jawab produk diperpanjang. Selain itu efisiensi dan efektif dalam mentransformasi sektor
diselidiki apa orientasi keuntungan sejauh dalam pertanian ke sektor industri.
manajemen pemulihan produk akan merangsang
perilaku sadar lingkungan di produsen (Doran, UCAPAN TERIMA KASIH
2013). Gambar 2 menyajikan Logframe literature
review sinergi supply chain agroindustri yang Penulis mengucapkan terimakasih kepada
efektif. Program Pascasarjana S3 Ilmu Pertanian Pemusatan
Teknologi Industri Pertanian Pasca Sarjana
KESIMPULAN DAN SARAN Universitas Andalas, Promotor dan Co-Promotor
Komisi Pembimbing, dan Beasiswa Lembaga
Kesimpulan Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementrian
Berdasarkan hasil penelitian dapat Keuangan dan Kementrian Riset Teknologi
disimpulkan bahwa potret pada proses pembentukan Pendidikan Tinggi yang telah mendukung penelitian
rantai pasok agroindustri bawang merah pada pada Seminar Nasional Departemen Teknologi
pengelolaannya dapat dipandang sebagai sebuah Industri Pertanian IPB tahun 2018.
transformasi organisasi dari sistem konvensional

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 29 (2):124-131 129


Sinergi Supply Chain Yang Efektif : Literature Review …………

Gambar 2 : Logframe literature review sinergi supply chain agroindustri yang efektif
Golan E dan Mitchell L. 2011. Economics of food
DAFTAR PUSTAKA labeling. Journal Consumer Policy. 24:
117–184.
Akbar MD, Rahman A, Trantika CFM. 2013. Hadiguna RA. 2015. Manajemen Rantai Pasok
Optimalisasi Aliran Distribusi dan Alokasi Agroindustri. Padang: Andalas University
Material dengan Metode Linear Press.
Programming (Studi Kasus: PT. PLN Haming D. 2014. Manajemen Produksi Modern :
(PERSERO) APJ Distribusi Malang). Operasi Manufactur dan Jasa. Edisi
Jurnal Rekayasan dan Manajemen Sistem Ketiga. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Industri. 1 (2): 403-414. Herawati. 2015. Kinerja dan efisiensi rantai pasok
Al-Fawaeer M, Alhunity S, dan Al-Onizar H. 2013. biji kakao di kabupaten Pasaman, Sumatera
The Impact of Information Technology in Barat. J TIDP. 2(1): 43–50.
Enhancing Supply Chain Performance: An Ina AR. 2015. Risiko rantai pasok agroindustri
Applied Study on the Textile Companiesin salak menggunakan fuzzy FMEA. [Tesis].
Jordan. Research Journal of Finance and Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Accounting, Vol.4, No.8 Kambey SF, Kawet L, dan Sumarauw JSB. 2016.
Ambe IM. 2014. Key Indicators for Optimising SC Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain)
Performance. The Case of Light vehicle Kubis Di Kelurahan Rurukan Kota
manufacturers in South Africa. The Tomohon. Jurnal Riset Ekonomi,
Journal Applied Business Research. 30 (1) Manajemen, Bisnis dan Akuntansi.4 (5) :
: 277-290. 303-408.
Cabigiosu A, Zirpoli F, dan Camuffo A 2012. [Kementan] Kementrian Pertanian Republik
Modularity, Interfaces Definition and The Indonesia. 2015. Rencana Kerja Strategis
Integration of External Sources of Renstra Kementrian Pertanian
Innovation in The Automotive Industry. Kitchenham L dan Charters M. 2017. Systemic
Research Policy, 42: 662-675. Litetarure Review. Int J Software
Danil MF dan Hartoyo S. 2014. Produksi dan Engineering Group School of Computer
Pemasaran kako di kabupaten padang Science and Mathematics. 52 (2017): 792-
pariaman. Provinsi Sumatera Barat. Jurnal 805.
Manajemen & Agribisnis. 11 (1) ; 41-52 Kogan K dan Tapiero C. 2015. Coordination of co-
Doran D. 2013. Supply chain implication of investments in supply chain
modularization. International Journal of infrastructure.Springer Science. 23:2471–
Operations & Production Management. 23 2475.
(3): 316-326. Kusumadewi. 2010. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk
Dostaller I. 2013. Competing in the global Pendukung Keputusan. Edisi-2 Jakarta.
aerospace supply chain: the case of the Graha Ilmu.
canadian aerospace industry. Springer Mahsa P, Zamani S, dan Farzianpour F. 2014.
Science. 6 (2) :32–43. Development of factors effective in the
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2017. success of green supply chain
United Nation. management. American Journal
Agricultural and Biological Sciences. 9
(1): 33-34.

130 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 29 (2):124-131


Dedet Deperiky, Santosa, Rika Ampuh Hadiguna, Nofialdi

Nepal B. Monplaisir L, Famuyiwa O. 2012. Tompodung E, Worang FG, Roring F. 2016.


Matching product architecture with supply Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) ikan
chain design. European Journal of mujair Di Kecamatan Eris Kabupaten
Operational Research. 216 :312-325. Minahasa. Jurnal Riset Ekonomi,
Nissen ME. 2011. Agent-Based Supply Chain Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 4 (3).
Integration. Kluwer Academic Publishers. 279-290.
Manufactured in The Netherlands. 2: 289– Vorst JG, Van Der AJ, Silva CAD, Trienkens JH.
312. 2007. Agroindustrial Supply Chain
Okoli C. 2017. A Guide to Conducting a Standalone Management : Concepts and Application
Systematic Literature Review. Agricultural Management, Marketing and
Communications of the Association for Finance Occasional Paper. Roma : Food
Information Systems. 37 : 879-910. and Agriculture Organization of The
Pujawan IN. 2017. Supply Chain Management. Edisi United Nations.
Ketiga. Yokyakarta: Penerbit ANDI. Wang Y, Wallace SW, Shen B, Choi TM. 2014.
Rantung ML, Adolfina P, Wenas RS. 2016. Analisis Service supply chain management: a review
kinerja rantai pasok komoditas kacang of operational model. European Journal of
tanah di pasar tradisional beriman kota Operational Research. Collaboration.
Tomohon. Jurnal Riset Ekonomi, Gadjah Mada International Journal of
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 4 (2): Business. 11 (2): 685–698.
768-892.
Seethamraju R. 2014. Enterprise systems and
demand chain management: A cross-
sectional field study. Springer Science.
15:151–161.

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 29 (2):124-131 131

Potrebbero piacerti anche