Sei sulla pagina 1di 8

EVALUASI PENYIMPANAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSI NASHRUL UMMAH

LAMONGAN BERDASARKAN STANDART NASIONAL AKREDITASI RS

Devi Ristian Octavia


Dosen Prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan

ABSTRACT

The accreditation process is largely seen as a quality assurance process, which is often included in
quality improvement activities if feedback is in line with organizational priorities. Storage must be
able to guarantee the quality and safety of pharmaceutical preparations, medical devices, and
medical materials after use in accordance with pharmaceutical requirements. This study aims to
determine how much the suitability of the drug storage system is based on the National Hospital
Accreditation standard (SNARS). This research was conducted by directly observing the storage
system in the hospital's drug storage room. Direct observation is carried out with a check list
system using observation tables, then calculated the percentage suitability of the storage system
based on SNARS. The results showed that the suitability of the Standard Operating Procedure
document was 100% (very good), the facilities and infrastructure conformity were 77.8% (good)
and the drug storage arrangements were 79.2% (good).

Keywords : Drug Storage System, National Standards for Hospital Accreditation

ABSTRAK

Proses akreditasi sebagian besar dipandang sebagai proses penjaminan kualitas, yang sering
diartikan sebagai kegiatan peningkatan kualitas jika umpan balik sejalan dengan prioritas Institusi.
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kesesuaian sistem penyimpanan obat berdasarkan Standar Akreditasi
Nasional Rumah Sakit (SNARS). Penelitian ini dilakukan dengan cara mengobservasi langsung
sistem penyimpanan di ruang penyimpanan obat RS tersebut. Observasi langsung dilakukan
dengan sistem check list menggunakan tabel pengamatan, kemudian dihitung persentase kesesuaian
sistem penyimpanan berdasarkan SNARS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian
dokumen Standar Operasional Prosedur Penyimpanan sebesar 100% (Sangat baik), Sarana dan
Prasarana Penyimpanan kesesuaian sebesar 77,8% (Baik) dan Pengaturan penyimpanan obat
kesesuaian sebesar 79,2% (Baik).

Kata Kunci : Sistem Penyimpanan Obat, Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit

PENDAHULUAN penyimpanan obat. Penyimpanan harus dapat


menjamin kualitas dan keamanan Sediaan
Penyimpanan obat adalah suatu Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
kegiatan menyimpan dan memelihara dengan Habis Pakai sesuai dengan persyaratan
cara menempatkan obat yang diterima pada kefarmasian (Menkes, 2016). Persyaratan
tempat yang dinilai aman dari pencurian serta kefarmasian yang dimaksud meliputi
dapat menjaga mutu obat. Sistem persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi,
penyimpanan yang tepat dan baik akan cahaya, kelembaban, ventilasi, dan
menjadi salah satu faktor penentu mutu obat penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat
yang terdistribusikan (IAI, 2015). Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Menurut Pedoman Standar Nasional Dalam peraturan ini disebutkan bahwa sistem
Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) penyimpanan dilakukan dengan
menyatakan bahwa Perbekalan farmasi memperhatikan bentuk sediaan dan kelas
merupakan produk yang perlu pengelolaan terapi obat serta disusun secara alfabetis,
khusus, oleh karena itu dibuat kriteria-kriteria pengeluaran obat memakai sistem First

SURYA 27 Vol. 11, No. 01, April 2019


Evaluasi Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSI Nashrul Ummah Lamongan berdasarkan Standart
Nasional Akreditasi RS

Expire First Out (FEFO) dan Firts In Firts efektif dalam perawatan kesehatan selama
Out (FIFO), penyimpanan sediaan farmasi, hampir seratus tahun, tetapi baru mulai
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai menyebar di seluruh dunia sejak 1990-an
yang penampilan dan penamaan yang mirip (Fugedi et al., 2016)
=LASA ( Look Alike Sound Alike) tidak Proses akreditasi sebagian besar
ditempatkan berdekatan dan harus diberi dipandang sebagai proses penjaminan
penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kualitas, yang sering dimasukkan ke dalam
kesalahan pengambilan Obat. Hal yang sama kegiatan peningkatan kualitas jika umpan
disebutkan dalam SNARS dengan balik sejalan dengan prioritas organisasi.
penambahan elektrolit pekat dilarang Tindakan peningkatan kualitas terjadi ketika
disimpan di unit pelayanan, Obat yang dibawa organisasi mengambil tindakan yang
pasien dari rumah harus di catat dalam disengaja dalam menanggapi pengamatan,
formulir rekonsilasi dan Obat-obatan dan umpan balik atau refleksi diri yang dihasilkan
bahan kimia yang digunakan untuk dari proses akreditasi (Desveaux, et al., 2017)
mempersiapkan obat diberi label : isi, tanggal RSI Nashrul Ummah Lamongan
kadaluwarsa, dan peringatan. merupakan salah satu Rumah Sakit swasta di
Penelitian yang telah dilakukan oleh Kabupaten Lamongan Jawa Timur. RSI
Asyikin, 2018 menyatakan bahwa Nashrul Ummah didukung oleh unit Instalasi
Implementasi system penyimpanan obat yang Farmasi yang bertanggung jawab dengan
baik pada apotek di Makasar sebesar 77,78%, mengelola dan menyelenggarakan kegiatan
sehingga masih terdapat ketidaksesuaian yang mendukung ketersediaan obat dan alat
dalam penyimpanan obat sesuai dengan kesehatan. Unit Instalasi Farmasi bertanggung
standar operasional prosedur yang berlaku. jawab melaksanakan fungsi-fungsi logistic
Penelitian lain di Tangerang menunjukkan obat dan alat kesehatan, mulai dari
bahwa penyimpanan obat yang dilakukan oleh perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan
Gudang Farmasi Rumah Sakit masih belum penghapusan obat dan alat kesehatan.
efektif, karena masih ada beberapa komponen Berdasarkan hasil observasi awal
yang masih belum sesuai dengan standar yang dilakukan peneliti pada bulan februari
operasional yang berlaku (Palupiningtyas, 2019, ditemukan bahwa masih ada obat-
2014). Kesalahan dalam pemberian obat obatan yang tidak disusun secara alfabetis.
disebabkan oleh prosedur penyimpanan obat Penyimpanan obat yang tidak sesuai dapat
yang kurang tepat khususnya untuk obat meningkatkan terjadinya Medication Error
LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat- dan lamanya waktu pelayanan.
obatan yang bentuk/rupanya dan Tujuan penelitian ini adalah untuk
pengucapannya/namanya mirip (Bayang, et mengetahui berapa besar kesesuaian sistem
al., 2014). Selain itu, dalam penelitian Silvia penyimpanan Obat Berdasarkan Standar
et. al (2011) disebutkan lebih dari satu Nasional Akreditasi Farmasi Rumah Sakit.
kesalahan peresepan, total 1.632 kesalahan,
ditemukan dalam obat yang perlu METODE PENELITIAN
kewaspadaan tinggi/high alert, maka dari itu
sangat penting bagi tenaga kefarmasian untuk Penelitian ini merupakan penelitian
mengelola penyimpanan yang sesuai untuk observasional yang bersifat deskriptif, yang
obat-obat high alert agar meminimalisir bertujuan untuk melihat kesesuaian system
kesalahan pada saat pemberian obat high penyimpanan obat di Instalasi Farmasi RSI
alert. Berdasarkan penelitian sebelumnya Nashrul Ummah Lamongan Berdasarkan
yang pernah terjadi dalam hal pemberian obat Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit.
yang salah karena faktor penyimpanan obat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret
yang tidak sesuai. Cara yang paling efektif 2018 di RSI Nashrul Ummah Lamongan.
untuk menangani permasalahan kesalahan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pemberian obat yaitu dengan cara obat yang tersedia di Instalasi Farmasi RSI
memperbaiki sistem penyimpanannya. Nashrul Ummah Lamongan, sedangkan
Akreditasi adalah alat yang terbukti metode pengambilan sampel dalam penelitian
secara ilmiah untuk meningkatkan ini adalah dengan menggunakan metode total
keselamatan pasien, telah digunakan secara sampling, sehingga sampel dari penelitian ini

SURYA 28 Vol. 11, No. 01, April 2019


Evaluasi Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSI Nashrul Ummah Lamongan berdasarkan Standart
Nasional Akreditasi RS

adalah seluruh obat yang ada di Instalasi IFRS Islam Nashrul Ummah dapat dilihat
Farmasi RSI Nashrul Ummah Lamongan. pada Tabel 1.
Pengumpulan data dilakukan melalui Tabel 1 Standar Operasional Prosedur
pengisian lembar check list dengan Penyimpanan yang ada di IFRS Islam
pengamatan dan wawancara bebas terpimpin. Nashrul Ummah Lamongan
Obat-obat yang disimpan tidak sesuai dicatat. No Variabel Operasional
Hasil
Data check list diskoring dan di Ya Tidak
persentasekan, kemudian disajikan dalam 1 Diskripsi Kerja Petugas √
bentuk table. Skor empiric (skor perolehan) Gudang
dihitung berdasarkan kriteria berikut: 2 Diskripsi Kerja √
Penanggung jawab
Ya : skor 1
Gudang
Tidak : skor 0 3 Prosedur Penerimaan √
Persentase kesesuaian dihitung dengan Obat
skor empirik 4 Prosedur Penyusunan √
rumus : x 100%
total skor dan Penyimpanan Obat
Selanjutnya data dianalisa secara 5 Prosedur Pengeluaran √
diskriptif, persentase kesesuaian system Obat
penyimpanan obat yang baik terbagi menjadi 6 Prosedur Permintaan √
Obat
lima kriteria, yaitu Sangat baik : 81-100%,
7 Prosedur Stok Opname √
Baik : 61-80%, Cukup baik 41-60%, Kurang Obat
baik 21-40%, dan sangat kurang 1-20%. Total 7 0
Berdasarkan hasil observasi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN telah dilakukan terhadap Dokumen Standar
Operasional Prosedur Penyimpanan di IFRS
Hasil observasi dan telaah dokumen Islam Nashrul Ummah Lamongan sangat baik
yang dilakukan oleh peneliti menjunjukkan yaitu dengan skor 100% ada. Hal tersebut
bahwa sudah terdapat prosedur penyimpanan diharapkan agar seluruh SDM yang sedang
obat di Instalasi Farmasi RSI Nashrul bertugas dapat menjalankan system
Ummah. Prosedur penyimpanan itu sudah di penyimpanan obat dan bahan medis habis
dokumentasikan dalam bentuk buku standar pakai dengan benar sehingga dapat
prosedur operasional pelayanan Instalasi mengurangi terjadinya kesalahan dalam
Farmasi RSI Nashrul Ummah Lamongan, dan melaksanakan pelayanan kefarmasian.
sudah disosialisasikan kepada seluruh SDM Penelitian terkait sarana dan
(sumber Daya Manusia) di Instalasi Farmasi prasarana pada IFRS Nashrul Ummah
RSI Nashrul Ummah.Adapun Standar Lamongan dapat dilihat pada Tabel 2.
Operasional Prosedur yang terdapat dalam

Tabel 2 Kondisi Sarana dan Prasarana pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Nashrul Ummah
Lamongan
Hasil
No Variabel Operasional Keterangan
Ya Tidak
Gudang Penyimpanan obat terpisah dari ruang
1 √
pelayanan atau INstalasi Farmasi
Luas gudang cukup besar untuk menyimpan semua
2 persediaan obat dan aman untuk pergerakan √ (4x4)m
petugas
Terdapat ruang penyimpanan obat yang terpisah
3 √
dengan alat kesehatan
4 Atap gudang dalam keadaan baik dan tidak bocor √
5 Lantai dibuat dari segel/semen √
6 Dinding gudang dibuat licin √
7 Gudang memiliki ventilasi √ Ruangan ber AC
8 Gudang memiliki jendela yang bertralis √
9 Penerangan gudang yang cukup √
AC dengan suhu
10 Adanya pengaturan suhu ruangan √
24-250C

SURYA 29 Vol. 11, No. 01, April 2019


Evaluasi Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSI Nashrul Ummah Lamongan berdasarkan Standart
Nasional Akreditasi RS

11 Adanya pengaturan kelembapan √


Terdapat ruang/lemari terpisah untuk obat yang
12 √
mudah terbakar
13 Terdapat ruang / lemari untuk obat berbahaya √
14 Gudang dilengkapi dengan kunci ganda √
15 Tersedia termometer ruangan
Tersedia lemari khusus yang terkunci untuk
16 √
menyimpan obat narkotika dan psikotropika
17 Tersedia rak/ lemari penyimpanan obat √
Tersedia lemari pendingin untuk menyimpan jenis Vaksin, Sabu,
18 √
obat tertentu yang memerlukan suhu dingin Suppositoria, Insulin
Tersedia rak atau lemari khusus untuk obat rusak
19 √
dan kadaluarsa
20 Tersedia alat bantu pemindahan obat dalam gudang √
Tersedia kartu stok obat untuk memberi keterangan
21 √
di rak/ lemari penyimpanan
22 Tersedia pallet/ papan alas untuk barang √
23 Jarak pallet dengan lantai (min.10 cm) √
24 Jarak pallet dengan dinding (min. 30 cm) √
25 Tersedia keterangan untuk obat berbahaya √
Tersedia keterangan untuk obat yang mudah
26 √
terbakar
27 Tersedia pendingin ruangan/AC √
Total 21 6 Baik
Presentase Kesesuaian = 77,8%

Dari hasil observasi di IFRS Islam debu. Ruang penyimpanan tidak memiliki
Nashrul Ummah Lamongan kesesuaian sarana ventilasi udara karena ruangan ini di desain
dan prasarana di ruang penyimpanan obat dan untuk ruangan ber AC (Air Conditioner)
Bahan Medis Habis Pakai dengan Standar sehingga suhu dalam ruang penyimpanan
Akreditasi sebesar 77,8%, yang berarti baik. senantiasa terjaga antara 24-15oC. Pengaturan
Gudang penyimpanan obat di RSI Nashrul suhu pada ruang penyimpanan ini bertujuan
Ummah Lamongan tidak terpisah dengan untuk menjaga mutu obat selama proses
ruang pelayanan farmasi karena Sistim penyimpanan, karena obat akan rusak atau
distribusi sediaan Farmasi dan Bahan Medis hilang khasatnya jika terjadi perubahan suhu
Habis Pakai di RSI Nashrul Ummah yang fluktuatif. Selain dilengkapi dengan
Lamongan menggunakan metode sentralisasi. pengatur suhu berupa AC, ruang penyimpanan
Sentralisasi berarti semua obat yang di IFRS Islam Nashrul Ummah juga
diperlukan untuk pengobatan di dispensing dilengkapi dengan pengatur kelembaban
dari IFRS (Siregar, 2004). Hal ini berarti sehingga mutu obat senantiasa terjaga. Ruang
penyimpanan dan pendistribusian obat dan penyimpanan produk obat harus dikontrol
bahan medis habis pakai terpusat di satu suhu dan kelembabannya untuk menghindari
tempat yaitu IFRS. Ukuran ruang kontaminasi silang dari obat satu dengan yang
penyimpanan atau gudang Farmasi di RSI lain.
Nashrul Ummah Lamongan ini kurang lebih Jika suhu ruang penyimpanan
4x4 m2, ukuran ini cukup untuk menyimpan fluktuatif potensi paparan dari obat-obatan di
semua obat dan bahan medis habis pakai yang ruangan tersebut akan meningkat. Apoteker
ada di IFRS dan masih terdapat ruangan untuk sebagai penanggung jawab di IFRS
pergerakan petugas jaga. Obat dan alat berkewajiban untuk mengintegrasikan
kesehatan di letakkan di rak terpisah tetapi manajemen pengelolaan obat mulai dari
masih satu ruangan, dan masing-masing penyimpanan sampai penggunaan obat di RS
tertata rapi. Ruang penyimpanan di IFRSI termasuk penyimpanannya sehingga produk
Nashrul Ummah Lamongan memiliki atap obat senantiasa berkualitas dan terjaga
dalam keadaan baik dan tidak bocor. Lantai mutunya (Ziance, et al., 2009).
terbuat dari semen dan keramik, dan dinding Ruang penyimpanan tidak memiliki
dibuat licin agar terhindar dari bakteri dan jendela yang berteralis, namun jendela

SURYA 30 Vol. 11, No. 01, April 2019


Evaluasi Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSI Nashrul Ummah Lamongan berdasarkan Standart
Nasional Akreditasi RS

dilengkapi dengan gorden. Peneranagan pendingin untuk menyimpan jenis obat seperti
dalam gudang cukup terang untuk mendukung vaksin, suppositoria, insulin dan obat lainnya
kegiatan yang berlangsung di ruang yang bersifat termolabil, yaitu obat-obatan
penyimpanan. yang mudah rusak akibat perubahan suhu.
Pada ruang penyimpanan obat dan Untuk obat yang sudah rusak dan kadaluarsa
bahan medis habis pakai di IFRSI Nashrul disimpan di lemari tersendiri, untuk terhindar
Ummah Lamongan tersedia lemari khusus dari kesalahan dalam pengambilan obat. Agar
yang dilengkapi dengan kunci untuk mudah untuk memindahkan obat dalam ruang
penyimpanan obat Narkotika dan penyimpanan, Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Psikotropika. Selain itu ruang penyimpanan Islam Nashrul Ummah Lamongan
obat dan bahan medis habis pakai ini menyediakan alat bantu pemindahan obat
dilengkapi dengan lemari khusus untuk obat- seperti troli. Tersedia juga kartu stok untuk
obatan kategori High Alert Medication yaitu mencatat setiap pengambilan dan penambahan
obat-obatan dengan kewaspadaan tinggi. obat di rak. Pallet/papan pengalas yang
Obat-obatan dengan kewaspadaan tinggi tersedia di gudang berjarak dari lantai
menjadi perhatian khusus bagi para minimal 10 cm dan berjarak dari dinding
profesional kesehatan, karena mereka minimal 30 cm. Obat berbahaya dan obat
dikaitkan dengan peningkatan risiko yang mudah terbakar diberi keterangan pada rak
membahayakan pasien (Cajanding, 2017). agar mudah diketahui. Tersedia juga AC
Obat-obatan dengan kewaspadaan tinggi sebagai pendingin ruangan sehingga dapat
adalah obat yang berhubungan dengan risiko mengontrol suhu didalam ruangan
bahaya serius yang tinggi jika digunakan penyimpanan.
secara tidak benar (Betaille, et al., 2015). Ruang Penyimpanan obat di IFRSI
Daftar obat-obatan dengan kewaspadaan Nashrul Ummah Lamongan tidak terdapat
tinggi menurut Permenkes 2016 tentang lemari atau ruang untuk obat yang mudah
Standar Pelayanan Kefarmasian di RS adalah terbakar dan tidak ada keterangan untuk obat-
Sitostatika, Sentinel Event, Obat-obat yang obat yang mudah terbakar seperti alcohol dan
memiliki efek Reaksi Obat Tidak Diinginkan, eter. Untuk obat-obat tersebut masih disimpan
LASA (Look Alike Sound Alike), dan bercampur dengan obat yang lain tanpa
Elektrolit dengan Konsentrasi Tinggi. penandaan khusus sehingga kurang sesuai
Ruang Penyimpanan IFRSI Nashrul dengan standar operasional prosedur yang
Ummah Lamongan dilengkapi dengan almari berlaku.

Tabel 3 Pengaturan Penyimpanan Obat


Hasil
No Variabel Observasi
ya tidak
Obat disimpan dalam gudang/ruangan khusus untuk obat, tidak
1 √
dicampur dg alkes
2 Obat diletakkan diatas rak atau lemari penyimpanan √
3 Obat tidak diletakkan langsung di lantai √
4 Obat tidak diletakkan menempel pada dinding √
Penyimpanan obat LASA (Look alike sound alike) tidak
5 √
ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus
6 Obat diletakkan sesuai metode FIFO √
7 Obat diletakkan sesuai metode FEFO √
8 Penggolongan Obat berdasarkan jenis obat √
9 Penggolongan Obat berdasarkan bentuk sediaan √
10 Penggolongan Obat berdasarkan Abjad √
11 Penggolongan Obat berdasarkan kelas terapi/ khasiat √
12 Obat sediaan padat dan cair diletakkan terpisah √
Tablet, kapsul dan Obat kering lainnya disimpan dalam wadah
13 √
kedap udara di rak bagian atas
14 Obat cair, salep dan obat suntik disimpan di rak bagian tengah √
Obat yang rusak diletakkan di lemari terpisah dengan obat yg masih
15 √
baik
16 Obat yg kadaluarsa diletakkan di lemari terpisah dg obat yg masih √

SURYA 31 Vol. 11, No. 01, April 2019


Evaluasi Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSI Nashrul Ummah Lamongan berdasarkan Standart
Nasional Akreditasi RS

baik
17 Obat yg termolabil disimpan di kulkas √
18 Obat-obatan narkotika dan psikotropika selalu dikunci √
19 Obat narkotika dan psikotropika disimpan dilemari terpisah √
Obat-obat yang bentuknya besar dan berat tidak diletakkan ditempat
20 √
yang tinggi
Obat-obatan yang bentuknya kecil tidak diletakkan ditempat yg
21 √
tersembunyi
22 Diberikan pelabelan (nama obat) pada rak penyimpanan √
23 Tinggi tumpukan barang max 2,5m √
24 Dilengkapi dengan kartu stok √
Total 19 5
Presentase Kekeliruan = 79,2

Berdasarkan hasil pengamatan yang karena sering menyebabkan kesalahan dalam


telah dilakukan di ruang penyimpanan IFRS pengambilan sehingga berpotensi terjadinya
Islam Nashrul Ummah, diketahui dari dua Medication Error. Seperti halnya sebutannya
puluh empat (24) parameter penilaian system LASA beararti obat yang memiliki nama dan
penyimpanan obat sesuai standar akreditasi atau kemasan yang hampir mirip dan sekilas
Nasional RS, 19 parameter telah sesuai terlihat sama ini seringkali terjadi kekeliruan
dengan persyaratan dan 5 parameter kurang dalam pengambilan obat oleh petugas
atau tidak sesuai sehingga di dapatkan nilai terutama ketika pelayanan di Instalasi Farmasi
kesesuaian sebesar 79,2% yang berarti sedang ramai, sehingga menyebabkan petugas
tergolong baik dalam proses penyimpanan kurang memperhatikan atau terburu-buru
obat dan bahan medis habis pakai. Adapun dalam mengambil obat untuk pasien. Namun
parameter yang telah sesuai tersebut adalah di IFRSI Nashrul Ummah Penanganan untuk
obat dan bahan medis habis pakai disimpan obat-obat LASA sudah sangat baik terbukti
sesuai dengan First In First Out (FIFO) yaitu dengan tidak meletakkan obat tersebut
obat yang datang duluan maka dikeluarkan bereekatan dan diberi pelabelan untuk obat-
terlebih dahulu dan First Expire First Out obatan LASA, selain itu terdapat Standar
(FEFO) yaitu obat yang mendekati kadaluarsa Operasional Prosedur Penyerahan Obat ke
atau yang waktu kadaluarsa lebih cepat maka pasien yaitu sebelum obat di serahkan ke
dikeluarkan terlebih dahulu. Parameter pasien hendaknya obat di teliti dulu sesuai
selanjutnya yang telah sesuai adalah obat dengan lembar permintaan atau resep yang
diletakkan di rak dan tidak langsung dibawa pasien dengan obat yang akan
menempel pada dinding untuk menghindari diseahkan. Pengecekan kembali obat yang
kelembababn obat, Obat disiman sesuai akan diserahkan tersebut dilakukan oleh
dengan bentuk sediaan dan sesuai dengan minimal dua orang yang sedang bertugas
kelas farmakoterapi, sediaan padat dan cair untuk meminimalkan terjadinya resiko obat
maupun injeksi diletakkan terpisah, diberi tertukar atau salah dalam pengambilan.
pelabelan pad arak penyimpanan, terdapat Adapun temuan parameter
almari khusus untuk obat-obat golongan penyimpanan obat dan bahan medis habis
Narkotika, Psikotropika dan Obat-Obat High pakai yang kurang sesuai dengan standar
Alert Medication. Selain itu obat yang Nasional Akreditasi RS adalah Obat dsimpan
berukuran kecil juga tidak disimpan di tempat dalam gudang khusus obat dan terpisah
yang tersembunyi, tumpukan obat dan bahan dengan alat kesehatan. Menurut wawancara
medis habis pakai maksimal 2,5 m dan setiap yang telah dilakukan oleh petugas di IFRS hal
obat dilengkapi dengan kartu stok. tersebut adalah karena keterbatasan ruangan
Parameter selanjutnya yang telah yang disediakan untuk IFRS, sehingga
sesuai dengan standar nasional Akreditasi penyimpanan obat dan alat kesehatan dalam
Rumah Sakit adalah penyimpanan obat-obatan satu ruangan, namun tertata dalam rak yang
golongan LASA (Look Alike Sound Alike) terpisah sehingga meminimalkan terjadinya
tidak disimpan berdekatan dan telah diberi kerusakan obat atau alat kesehatan.
penandaan khusus. Penyimpanan obat-obatan Parameter selanjutnya yang kurang
LASA ini harus menjadi perhatian khusus sesuai adalah Tablet, kapsul dan Obat kering

SURYA 32 Vol. 11, No. 01, April 2019


Evaluasi Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSI Nashrul Ummah Lamongan berdasarkan Standart
Nasional Akreditasi RS

lainnya tidak disimpan dalam wadah kedap


udara di rak bagian atas, Obat cair, salep dan Bayang. dkk. 2014. Faktor Penyebab
obat suntik tidak disimpan di rak bagian terjadinya Medication Error di RSUD
tengah dan obat tidak disusun secara alfabetis. Anwar Makkatutu Kab. Bantaeng.
Menurut Petugas yang telah di wawancarai Tesis. Pascasarjana. UNHAS.
mengatakan bahwa hal tersebut karena Makassar
keterbatasan ruangan penyimpanan sehingga
obat-obatan hanya disimpan sesuai dengan Betaille. J.. Prot-Labarthe. S.. Boudon. O..
kelas farmakoterapinya namun tidak sesuai Joret. P.. Brion. F.. Hartmann. J. F.,
dengan abjad. Seharusnya obat-obatan 2015, High-alert Medications in a
disimpan sesuai dengan kelas farmakoterapi French Paediatric University Hospital,
dan sesuai kaidah alfabetis sehingga J Eval Clin Pract, Apr; 21 (2): 262-
mempermudah petugas untuk mencari obat 270
yang sedang diperlukan. Dengan penyusunan
yang tidak sesuai dengan alfabetis akan Cajanding. J. M. R., 2017 Administering and
embuat petugas membutuhkan waktu yang Monitoring High Alert Medication in
lebih lama dalam pengambilan obat yang Acute Care., Nurs Stand., Juy 19;31
dibutuhkan. Selain itu obat tablet, kapsul dan (47): 42-52
obat kering lainnya tidak simpan di wadah
kedap udara melainkan tertata di rak terbuka Desveaux. L., Mitchell. J. I., Shaw. J., Ivers
yang meningkatkan terjadinya kontaminasi N. M., 2017., Understanding the
silang dari obat-obatan tersebut. Impact of Accreditation On Quality in
Healthcare: A grounded theory
PENUTUP Apptoach, Int J Qual Heath Care,
Nov 1;29 (7): 941-947
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah Fugedi. G., Lam J., Belicza. E., 2016.,
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Accreditation Health Care, Orvosi
kesesuaian penyimpanan obat di Instalasi Hetilap Volume 157 (4), 138-145.
Farmasi RSI Nashrul Ummah Lamongan
sebagai berikut : IAI. 2015. Informasi Spesialite Obat
1. Kesesuaian dokumen SPO sebesar Indonesia. Jakarta: PT. ISFI
100% (sangat baik) Penerbitan,
2. Kesesuaian Sarana dan Prasarana
Ruang Penyimpanan Obat dan Bahan Menkes RI. 2016, Permenkes No 72 tahun
Medis Habis Pakai 77,8% (Baik) 2016 tentang Standar Pelayanan
3. Kesesuaian Pengaturan Penyimpanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta.
Obat sebesa 79,2% (Baik)
2. Saran Palupiningtyas, Retno. 2014. Analisis Sistem
Untuk mencegah terjadinya kesalahan Penyimpanan Obat di Gudang
pemberian obat dan menjaga mutu sediaan Farmasi Rumah Sakit Mulya
obat dan bahan medis habis pakai hendaknya Tangerang 2014, Skripsi, UIN. Jakarta
Ruang Penyimpanan IFRSI Nashrul Ummah
Lamongan meningkatkan kesesuaian ruang Siregar, C.J.P & Amalia. L. 2004. Farmasi
dan system penyimpanan obat sehingga 100% Rumah Sakit: Teori dan Penerapan.
sesuai (sangat baik). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
DAFTAR PUSTAKA
Silvia dkk, 2011, Concomitant Prescribing
Asyikin, A.. 2018.. Studi Implementasi Sistem and Dispensing Errors at a Brazilian
Penyimpanan Obat Berdasarkan Hospital: a descriptive Study, Clinical
Standar Pelayanan Kefarmasian di Science P: 1691-1697
Apotek Sejati Farma Makasar. Media
Farmasi Vol XIV. No. 1

SURYA 33 Vol. 11, No. 01, April 2019


Evaluasi Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi RSI Nashrul Ummah Lamongan berdasarkan Standart
Nasional Akreditasi RS

Ziance. R., Chandler. C., Bishara. R. H., Pharmacy Practice., J Am Pharm


2009., Integration of Temperature- Assoc, May-June; 49 (3): 1-7.
Controlled Requirements Into
.

SURYA 34 Vol. 11, No. 01, April 2019

Potrebbero piacerti anche