Sei sulla pagina 1di 12

Right Issue: Pengaruh Fleksibilitas...

Sarwoto

PENGARUH FLEKSIBILITAS MANUFAKTUR PADA KINERJA


(Studi Komparasi pada Perusahaan Batik dan Mebel di Surakarta)

SARWOTO
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

This research comparation relationship manufacturing flexibility with firm


performance between batik industries and furniture industries. The data was
collected through a survey using a questionnaire with convinience sampling to 50
batik firms and 50 furniture firms in Solo - Indonesia. Response rate of 98 % for
furniture fims and 100% for batik firms. This study applies partial least square to
investigate the research model. The results showed that have different between
effect of competences of manufacturing flexibility on capabilities of manufacturing
flexibility in batik and mebel industries context. Capabilities of manufacturing
flexibility measured by volume flexibility and mix flexibility. In batik industry
context, have significant effect of competences of manufacturing flexibility on
volume flexibility and mix flexibility. While in furniture industry context,
competences of manufacturing flexibility have significant effect on volume flexibility
but no significant effect on mix flexibility. Relationship between capabilities of
manufacturing flexibility and firm performance, both batik and furniture industries
showed no significant relationship. Further research should be conducted on a
large sample. Research can be conducted in wider area coverage so that results
can be used for generalization. Further study also required added another
independent variable to predict firm performance.

Keywords : Firm Performance, Manufacturing flexibility, Furniture and Batik


Industry, PLS

ABSTRAK

Penelitian ini membandingkan antara perusahaan batik dan mebel mengenai


fleksibilitas manufaktur, dihubungkan dengan kinerja perusahaan. Data diperoleh
melalui survei menggunakan kuesioner dengan metode sampling secara
convenience pada 50 perusahaan mebel dan 50 perusahaan batik di Surakarta.
Tingkat pemberian respon sebesar 98% untuk perusahaan mebel dan 100% untuk
perusahaan batik. Partial Least Square digunakan dalam pengujian model pada
penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara
pengaruh kompetensi fleksibilitas manufaktur pada kapabilitas fleksibilitas
manufaktur dalam konteks perusahaan batik dan mebel. Kapabilitas fleksibilitas

1
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 1 - 12

manufaktur diukur dengan fleksibilitas volume dan bauran. Dalam konteks


perusahaan batik, kompetensi fleksibilitas manufaktur berpengaruh signifikan pada
fleksibilitas volume dan bauran. Sedangkan dalam konteks perusahaan mebel,
kompetensi fleksibilitas manufaktur berpengaruh signifikan pada fleksibilitas
volume dan tidak berpengaruh signifikan pada fleksibilitas bauran. Berkaitan
dengan pengaruh kapabilitas fleksibilitas manufaktur pada kinerja, baik pada
perusahaan batik maupun mebel menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan. Penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan juga pada lintas industri
agar hasil penelitian dapat digeneralisasi. Selain itu juga diperlukan menambahkan
variabel lain dalam memprediksi kinerja perusahaan.

Kata Kunci : Kinerja, Fleksibilitas Manufaktur, Industri Mebel dan Batik

Lingkungan persaingan global yang meningkatkan kesejahteraan sosial di suatu


dinamis, perkembangan teknologi yang negara secara luas. Penerapan manajemen
sangat cepat, permintaan pasar atas produk manufaktur yang baik dapat dengan cepat
yang beraneka ragam, menjadi tantangan mengubah cakupan persaingan bisnis
bagi industri manufaktur dan mengharuskan global yang dewasa ini seringkali disertai
mereka untuk berubah dan menentukan dengan berkembangnya bisnis otomasi
strategi bisnis yang tepat guna dengan sentuhan teknologi informasi dalam
memenangkan persaingan. Dalam rangka optimasi efisensi, produktivitas, dan
persaingan bisnis di pasar global, terdapat jaringan rantai pasokan (Nosbusch dan
beberapa aspek penting yang menjadi Bernaden, 2011). Kondisi yang demikian,
penentu persaingan antara lain biaya, menjadikan persaingan di sektor manufaktur
kualitas, dan daya tanggap yang mengacu berlangsung sangat ketat. Salah satu bentuk
pada fleksibilitas dan kecepatan keunggulan bersaing bagi perusahaan
(Olhager,1993). Dengan demikian, dalam dalam menghadapi perubahan lingkungan
menghadapi persaingan bisnis yang bisnis yang cepat serta persaingan bisnis
semakin kompetitif, perusahaan harus yang ketat dan semakin kaburnya makna
mempunyai kemampuan merespon persaingan, yang berarti persaingan terjadi
berbagai perubahan secara efektif dan tidak hanya dengan produk atau jasa sejenis
efisien. Kemampuan respon perusahaan melainkan dengan produk atau jasa yang
tersebut diantaranya adalah kemampuan tidak sejenis, adalah fleksibilitas manufaktur
memproduksi variasi produk yang berbeda, sebagai salah satu strategi yang tepat untuk
memperpendek siklus hidup produk, dan memenangkan persaingan.
melakukan produksi secara efektif. Fleksibilitas manufaktur merupakan
Kemampuan respon perusahaan ini akan kemampuan perusahaan dalam mengelola
dapat dicapai oleh perusahaan dengan sumberdaya produksi dan ketidakpastian
menerapkan fleksibilitas manufaktur. untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang
Industri manufaktur merupakan salah beragam (Zhang et al.,2003). Terdapat
satu faktor pendorong yang relatif kuat empat area umum perubahan yang
dalam menciptakan modernisasi suatu mempengaruhi fleksibilitas manufaktur yaitu
negara (El-Khasawneh, 2012). Dalam : strategi, faktor lingkungan, teknologi, dan
perkembangannya sektor manufaktur atribut organisasi (Gerwin, 1987). Berbagai
mengurangi pemberdayaan manusia secara penelitian membuktikan adanya hubungan
besar-besaran, namun terbukti antara fleksibilitas manufaktur dengan

2
Right Issue: Pengaruh Fleksibilitas... Sarwoto

meningkatnya kinerja perusahaan dengan kesiapan dan komitmen perusahaan


(Parthasarthy dan Sethi, 1993; Vokurka dan dalam mengimplementasikannya.
O’Leary-Kelly, 2000; Zhang et al.,2003; Fokus dalam penelitian ini adalah
Camizon dan Lopez, 2010; Bo Rund, 2011). fleksibilitas manufaktur dari sudut pandang
Parthasarthy dan Sethi (1993) menemukan kompetensi dan kapabilitas seperti yang
bahwa tingginya derajat otomasi fleksibilitas telah dilakukan oleh Zhang et al.,(2003).
dan adanya kualitas kepemimpinan serta Penelitian ini bertujuan membuktikan secara
strategi bisnis perusahaan menyebabkan empiris apakah terdapat perbedaan
terjadinya peningkatan kinerja penjualan. mengenai penerapan strategi fleksibilitas
Vokurka dan O’Leary-Kelly (2000) juga telah manufaktur pada perusahaan mebel dan
membuat model mengenai fleksibilitas batik dalam mempengaruhi kinerja masing-
manufaktur yang menunjukkan bahwa masing perusahaan.
fleksibilitas manufaktur memberikan Penelitian sebelumnya tentang
kontribusi pada peningkatan kinerja fleksibilitas manufaktur, sebagian besar
perusahaan dengan ditentukan oleh 4 masih terbatas pada penelitian pada obyek
(empat) faktor, yakni strategi perusahaan, tunggal. Sepanjang penelusuran yang telah
lingkungan bisnis, atribut organisasi, dan dilakukan, belum ditemukan penelitian
penerapan teknologi guna mendukung tentang fleksibilitas manufaktur yang
implementasi fleksibilitas manufaktur dalam membandingkan 2 (dua) jenis perusahaan
perusahaan. Zhang et al.,(2003) yang berbeda untuk dapat dijadikan sebagai
mengemukakan bahwa implementasi benchmarking dalam peningkatan kinerja
fleksibilitas manufaktur berpengaruh positif masing-masing perusahaan. Pelaksanaan
pada kepuasan pelanggan. Camizon dan benchmarking dapat memberikan kontribusi
Lopez (2010) juga melakukan penelitian pada peningkatan kinerja perusahaan
dengan konteks perusahaan manufaktur di (Drew, 1997). Hal ini diperkuat dengan
Spanyol yang hasilnya menunjukkan bahwa pernyataan Greenlee (2000) yang
fleksibilitas manufaktur memberikan menyampaikan bahwa benchmarking
pengaruh pada kinerja perusahaan dengan merupakan suatu alat yang dapat digunakan
dimediasi oleh kemampuan perusahaan perusahaan untuk peningkatan kinerja
dalam melakukan inovasi. Dalam konteks perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini
UMKM, penerapan fleksibilitas manufaktur dilakukan untuk mengkaji fleksibilitas
juga memberikan kontribusi positif pada manufaktur dalam perspektif kompetensi
kinerja perusahaan (Bo Rundh, 2011). dan kapabilitas dalam memprediksi kinerja
Berdasarkan berbagai penelitian yang perusahaan dengan konteks industri batik
telah dilakukan, terdapat bukti yang kuat dan mebel di Surakarta.
bahwa penerapan fleksibilitas manufaktur Batik dan mebel merupakan komoditi
berpengaruh positif pada kinerja non migas yang memberikan kontribusi
perusahaan. Oleh karena itu, penelitian pada penerimaan negara melalui
tentang fleksibilitas manufaktur menarik perdagangan domestik maupun ekspor.
dikaji secara mendalam untuk memprediksi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa
kinerja perusahaan dalam konteks Tengah yang menghasilkan batik paling
perusahaan di Indonesia. Pengukuran banyak di Jawa Tengah. Di samping itu, kota
fleksibilitas manufaktur dan kinerja juga ini juga memiliki banyak sentra industri
beragam yang disesuaikan dengan kondisi mebel yang memberikan pemasukan
kontekstual masing-masing perusahaan signifikan pada pendapatan asli daerah.
yang menjadi obyek penelitian. Hal yang Kedua jenis industri tersebut mendapatkan
perlu diingat bahwa keberhasilan perhatian yang serius dari Pemerintah Kota
penerapan strategi fleksibilitas manufaktur Surakarta dalam rangka perwujudan
pada setiap perusahaan sangat ditentukan Surakarta sebagai pusat ekonomi kreatif.

3
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 1 - 12

Perkembangan industri batik dan mebel di kapabilitas fleksibilitas manufaktur.


Surakarta memberikan dampak yang sangat Kompetensi fleksibilitas manufaktur diukur
signifikan pada peningkatan perekonomian dengan fleksibilitas mesin, fleksibilitas jalur,
masyarakat Surakarta melalui perekrutan fleksibilitas tenaga kerja, dan fleksibilitas
tenaga kerja dalam proses produksi maupun penanganan bahan baku. Sedangkan
kegiatan perdagangan batik dan mebel di kapabilitas fleksibilitas manufaktur diukur
Surakarta. dengan fleksibilitas bauran dan volume.
Berdasarkan latar belakang konseptual
dan kontekstual yang telah diuraikan,
penelitian tentang fleksibilitas manufaktur Hubungan antara Kompetensi
menarik dilakukan dari perspektif Fleksibilitas Manufaktur dengan
kompetensi dan kapabilitas untuk Kapabilitas Fleksibilitas Manufaktur
memprediksi kinerja perusahaan dengan Fleksibilitas manufaktur merupakan
membandingkan antara industri batik dan kemampuan perusahaan dalam mengelola
mebel di Surakarta. sumberdaya produksi dan ketidakpastian
untuk memenuhi harapan konsumen yang
beraneka ragam (Zhang et al.,2003).
TELAAH PUSTAKA
Kompetensi fleksibilitas manufaktur, yang
mencakup fleksibilitas mesin, tenaga kerja,
Kinerja
penanganan bahan baku, dan jalur, harus
Organisasi merupakan suatu entitas yang direncanakan dan dikelola dengan baik agar
kompleks (Walters, 1999). Setiap organisasi bisa menghasilkan kapabilitas yang
memiliki tujuan untuk selalu meningkatkan diinginkan konsumen, yaitu fleksibilitas
kinerja secara berkelanjutan. Secara umum, volume dan fleksibilitas bauran (Koufteros et
kinerja organisasi dapat diukur dengan 2 al., 1997). Fleksibilitas volume akan
(dua) ukuran yakni kinerja finansial dan meningkat ketika terjadi penurunan pada
kinerja non finansial (Williams dan waktu setup untuk mesin dan jika
Naumann, 2011). Dalam penelitian ini, penanganan terhadap bahan baku
pengukuran mengenai kinerja memungkinkan untuk menambah waktu
menggunakan kinerja dari perspekstif non produksi. Para pekerja yang fleksibel
keuangan seperti yang dilakukan oleh belajar untuk melakukan tugasnya secara
Rahardian dan Suyono (2013). Kinerja dalam lebih cepat dan sistem penanganan bahan
penelitian ini merupakan persepsi baku yang lebih baik bisa dijalankan
perusahaan mengenai posisi perusahaan dengan lebih cepat dan jalur-jalur alternatif
dibandingkan dengan pesaing. diciptakan untuk memanfaatkan peralatan
yang selama ini kurang maksimal
Fleksibilitas Manufaktur pemanfaatannya. Fleksibilitas bauran akan
Fleksibilitas manufaktur merupakan meningkat ketika biaya untuk melakukan
kemampuan perusahaan dalam mengelola setup pada mesin bisa dikurangi dan
sumberdaya produksi dan ketidakpastian peralatan yang digunakan untuk menangani
untuk memenuhi harapan konsumen yang bahan baku memungkinkan dilakukannya
beraneka ragam (Zhang et al.,2003). Dalam produksi terhadap lebih banyak jenis
penelitian ini, pengukuran mengenai produk yang tinggi tingkat diferensiasinya.
fleksibilitas manufaktur menggunakan Para pekerja yang fleksibel meningkatkan
pengukuran yang digunakan oleh Zhang et level ketrampilan mereka dan belajar untuk
al.,(2003) yang menyebutkan bahwa memproduksi lebih banyak produk dan
fleksibilitas manufaktur terdiri dari jalur-jalur baru diciptakan dan dapat
kompetensi fleksibilitas manufaktur dan digunakan dengan mudah. Berdasarkan

4
Right Issue: Pengaruh Fleksibilitas... Sarwoto

uraian tersebut, maka hipotesis sebagai Kapabilitas fleksibilitas manufaktur diukur


berikut : dengan fleksibilitas volume dan bauran.
Fleksibilitas volume memungkinkan
H1. Kompetensi fleksibilitas manufaktur perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
secara signifikan berpengaruh positif pelanggan dengan cara memproduksi
pada fleksibilitas volume. produk dalam jumlah yang sesuai keinginan
pelanggan. Fleksibilitas volume ini
H2. Kompetensi fleksibilitas manufaktur memungkinkan perusahaan untuk
secara signifikan berpengaruh positif meningkatkan volume produksi dengan
pada fleksibilitas bauran. cepat untuk merespon kebutuhan yang tidak
terantisipasi sebelumnya dan
memungkinkan perusahaan untuk
Hubungan antara Kapabilitas mengurangi volume dengan cepat untuk
Fleksibilitas Manufaktur dengan Kinerja menghindari naiknya tingkat persediaan.
Organisasi merupakan suatu entitas yang Semakin tinggi fleksibilitas volume
kompleks (Walters, 1999). Setiap organisasi perusahaan, maka berdampak positif pada
memiliki tujuan untuk selalu meningkatkan kinerja perusahaan.
kinerja secara berkelanjutan. Secara umum, Fleksibilitas bauran meningkatkan kepuasan
kinerja organisasi dapat diukur dengan 2 pelanggan dengan cara memungkinkan
(dua) ukuran yakni kinerja finansial dan perusahaan untuk memproduksi produk
kinerja non finansial (Williams dan dengan fitur dan kinerja yang sesuai dengan
Naumann, 2011). Kapabilitas fleksibilitas keinginan pelanggan. Fleksibilitas bauran
manufaktur merupakan kemampuan memungkinkan perusahaan untuk
perusahaan dalam menerapkan fleksibilitas memproduksi banyak jenis produk tanpa
manufaktur (Zhang et al., 2003). Kapabilitas harus mengalami penundaan yang terlalu
fleksibilitas manufaktur dapat dimiliki ketika lama, tanpa harus memasang harga
perusahaan memiliki kompetensi premium bagi pelanggan dan juga tanpa
fleksibilitas manufaktur (Zhang et al.,2003; harus mengalami penurunan pada kualitas.
Rahardian dan Suyono, 2013). Implementasi Semakin tinggi fleksibilitas bauran
kompetensi dan kapabilitas fleksibilitas perusahaan, maka berdampak positif pada
manufaktur merupakan perwujudan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian
perusahaan telah menerapkan strategi tersebut, maka hipotesis dirumuskan
fleksibilitas manufaktur. Pelaksanaan sebagai berikut :
fleksibilitas manufaktur dalam perusahaan
H3. Fleksibilitas volume secara
berpengaruh positif pada peningkatan
signifikan berpengaruh positif pada
kinerja (Parthasarthy dan Sethi, 1993;
kinerja perusahaan.
Vokurka dan O’Leary-Kelly, 2000; Zhang et
al.,2003; Camizon dan Lopez, 2010; Bo Rund, H4. Fleksibilitas bauran secara signifikan
2011). Semakin perusahaan memiliki berpengaruh positif pada kinerja
fleksibilitas manufaktur yang tinggi, maka perusahaan.
kinerja perusahaan akan semakin tinggi.

5
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 1 - 12

Dalam rangka memudahkan pemahaman arah penelitian, maka disajikan model penelitian
sebagai berikut.

Kapabilitas Fleksibilitas Manufaktur


Kompetensi Fleksibilitas Manufaktur :
1. Fleksibilitas Mesin Fleksibilitas Volume
2. Fleksibilitas Jalur Kinerja Perusahaan
3. Fleksibilitas Tenaga Kerja
4. Fleksibilitas Penanganan Fleksibilitas Bauran
Bahan

Gambar 1. Model Penelitian

METODE PENELITIAN manajer pada industri batik di Surakarta.


Untuk Usaha Kecil & Menengah, manajer
Desain Penelitian dimungkinkan dirangkap oleh pemilik.
Penelitian ini merupakan Descriptive dan Jumlah anggota populasi yang menjadi
Explanatory Research. Menurut Jogiyanto sampel sebanyak 49 untuk perusahaan
(2004), descriptive research merupakan riset mebel dan 50 untuk perusahaan batik.
yang bertujuan untuk menggambarkan suatu
peristiwa, siapa yang terlibat, apa yang Jenis Data
dilakukan, kapan dilakukan, di mana dan Penelitian ini menggunakan sumber data
bagaimana melakukannya. Adapun yang bersumber pada data primer melalui
explanatory research merupakan riset yang survei dengan kuesioner secara langsung dan
mencoba menjelaskan fenomena yang ada. data sekunder yakni database mengenai profil
Berdasarkan dimensi waktunya, penelitian perusahaan batik dan mebel di Surakarta.
ini adalah cross-sectional. Jogiyanto (2004)
mengemukakan bahwa penelitian cross-
sectional melibatkan satu waktu tertentu HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan banyak sampel.
Deskripsi Responden
Populasi, Sampel Penelitian, dan Teknik Tingkat pemberian respon dalam
Pengambilan Sampel penelitian ini sebesar 98% untuk perusahaan
Populasi dalam penelitian ini adalah mebel dan 100% untuk perusahaan batik.
perusahaan batik dan mebel yang ada di Jumlah sampel untuk perusahaan mebel
Surakarta.Dalam penelitian ini pengambilan sebanyak 49 perusahaan, sedangkan jumlah
sampel dilakukan dengan menggunakan sampel untuk perusahaan batik sebanyak 50
teknik convenience sampling karena jumlah perusahaan.
populasinya, dalam hal ini adalah
keberadaan pemilik usaha di perusahaan Hasil Uji Validitas
tidak tertentu. Oleh karena itu sampel Uji validitas dilakukan dengan
ditentukan berdasarkan kemudahan menggunakan validitas diskriminan dan
dijumpai pada saat penelitian dilakukan konvergen melalui Partial Least Square. Uji
serta kesediaan memberikan informasi. validitas diskriminan dilakukan dengan
Dalam hal ini, sampel diambil dari manajer- melihat nilai cross loading setiap indikator

6
Right Issue: Pengaruh Fleksibilitas... Sarwoto

dari masing-masing variabel. Setiap indikator Sedangkan uji validitas konvergen dilakukan
pengukur variabel dinilai memenuhi validitas dengan menggunakan menggunakan outer
diskriminan apabila nilai cross loading setiap loading. Indikator pengukur variabel
indikator dari variabel yang bersangkutan dinyatakan valid secara konvergen bila
lebih besar dibandingkan dengan cross memiliki nilai original sample estimate ≥ 0,5
loading variabel lain (Solimun, 2010). dan nilai t-statistik nya > 1,96 (Solimun, 2010).

Tabel 1. Ringkasan Hasil Validitas Diskriminan


Perusahaan Mebel Perusahaan Batik
Variabel Hasil Variabel Hasil
Kompetensi Fleksibilitas Kompetensi Fleksibilitas
Manufaktur : 4 Indikator Manufaktur : Semua
- Fleksibilitas Mesin (6 Valid - Fleksibilitas Mesin (6 Indikator Valid
indikator) indikator)
- Fleksibilitas Tenaga 4 Indikator - Fleksibilitas Tenaga Semua
Kerja (5 indikator) Valid Kerja (5 indikator) Indikator Valid
- Fleksibilitas - Fleksibilitas
Penanganan Bahan 4 Indikator Penanganan Bahan Baku Semua
Baku (5 indikator) Valid (5 indikator) Indikator Valid
- Fleksibilitas Jalur (6 5 Indikator - Fleksibilitas Jalur (6 Semua
indikator) Valid indikator) Indikator Valid
Kapabilitas Fleksibilitas Kapabilitas Fleksibilitas
Manufaktur Semua Indikator Manufaktur 5 Indikator
- Fleksibilitas Volume (6 Valid - Fleksibilitas Volume (6 Valid
indikator) Semua Indikator indikator) Semua
- Fleksibilitas Bauran (6 Valid - Fleksibilitas Bauran (6 Indikator Valid
indikator) Semua Indikator indikator) Semua Indikator
Kinerja Perusahaan (5 Valid Kinerja Perusahaan (5 Valid
indikator) indikator)
Sumber : Data Primer diolah

Semua indikator yang lolos uji validitas diskriminan, dilanjutkan dengan uji validitas
konvergen.

Tabel 2. Ringkasan Hasil Validitas Konvergen


Perusahaan Mebel Perusahaan Batik
Variabel Hasil Variabel Hasil
Kompetensi Fleksibilitas Kompetensi Fleksibilitas
Manufaktur : 3 Indikator Valid Manufaktur : 3 Indikator
- Fleksibilitas Mesin (4 - Fleksibilitas Mesin (6 Valid
indikator) Semua Indikator indikator)
- Fleksibilitas Tenaga Valid - Fleksibilitas Tenaga 4 Indikator
Kerja (4 indikator) Kerja (5 indikator) Valid
- Fleksibilitas Penanganan Semua Indikator - Fleksibilitas Penanganan
Bahan Baku (5 indikator) Valid Bahan Baku (5 indikator) Semua
- Fleksibilitas Jalur (5 Semua Indikator - Fleksibilitas Jalur (6 Indikator Valid

7
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 1 - 12

indikator) Valid indikator) Semua


Kapabilitas Fleksibilitas Kapabilitas Fleksibilitas Indikator Valid
Manufaktur Semua Indikator Manufaktur
- Fleksibilitas Volume (6 Valid - Fleksibilitas Volume (6 5 Indikator
indikator) 5 Indikator Valid indikator) Valid
- Fleksibilitas Bauran (6 Semua Indikator - Fleksibilitas Bauran (6 Semua
indikator) Valid indikator) Indikator Valid
Kinerja Perusahaan (5 Kinerja Perusahaan (5 Semua Indikator
indikator) indikator) Valid
Sumber : Data Primer diolah

Hasil Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan composite reliability.
Nilai composite reliability dari setiap variabel minimal 0,70 maka variabel yang diuji telah
memenuhi syarat reliabilitas (Solimun, 2010). Hasil uji reliabilitas disajikan pada Tabel 3
berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas


Composite
Standar
Variabel Reliability Keterangan
Minimal
Mebel Batik
Kompetensi
Fleksibilitas 0,906 0,916 0,7 Reliabel
Manufaktur
Kapabilitas
Fleksibilitas
Manufaktur :
- Fleksibilitas 0,909 0,916 0,7 Reliabel
Bauran 0,905 0,846
- Fleksibilitas
Volume
Kinerja 0,926
0,924 0,7 Reliabel
Perusahaan
Sumber : Data Primer Diolah

Uji Goodness of Fit Model


Uji goodness of fit inner model dalam penelitian dapat dilihat dari nilai R-square untuk
masing-masing variabel endogen pada persamaan struktural. Nilai R-square pada penelitian
ini disajikan pada Tabel 4 berikut.

8
Right Issue: Pengaruh Fleksibilitas... Sarwoto

Tabel 4. Nilai R-Square Model


R- R-
Variabel Square Square
Mebel Batik
Kompetensi Fleksibilitas
Manufaktur
Kapabilitas Fleksibilitas
Manufaktur : 0,153
0,209
- Fleksibilitas Bauran 0,181
0,231
- Fleksibilitas Volume
Kinerja Perusahaan 0,055 0,159
Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan nilai R-square yang dihasilkan, maka nilai Q2 predictive relevance model dalam
penelitian pada perusahaan mebel adalah sebagai berikut.
Q2 = ( 1 – (1 – 0,209)(1-0,231)(1-0,055))
Q2 = 0,425
Q = 0,652

Sedangkan nilai Q2 predictive relevance model dalam penelitian pada perusahaan batik
adalah sebagai berikut.
Q2 = ( 1 – (1 – 0,153)(1-0,181)(1-0,159))
Q2 = 0,416
Q = 0,645

Hasil tersebut menunjukkan bahwa konteks perusahaan mebel sebesar 64,5%,


kemampuan model dalam menjelaskan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar
kinerja perusahaan dalam konteks model dan eror.
perusahaan mebel sebesar 65,2%, sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar model Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan
dan eror. Sedangkan dalam konteks Hasil analisis dengan menggunakan
perusahaan batik, kemampuan model dalam teknik analisis jalur melalui partial least
menjelaskan kinerja perusahaan dalam square disajikan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Nilai Koefisien Uji Hipotesis


Perusahaan
Perusahaan Batik
Mebel
Pengaruh Koefisi
T- Koefisi T-
en
Statistik en Jalur Statistik
Jalur
Kompetensi Fleksibilitas Manufaktur à Kapabilitas
Fleksibilitas Manufaktur
Fleksibilitas Manufaktur à Fleksibilitas 0,48 4,43* 0,43 4,11*
Volume
Fleksibilitas Manufaktur à Fleksibilitas 0,46 1,55 0,39 2,23*
Bauran

9
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 1 - 12

Kapabilitas Fleksibilitas Manufaktur à Kinerja


Perusahaan
Fleksibilitas Volume à Kinerja 0,27 0,96 0,20 1,59
Perusahaan
Fleksibilitas Bauran à Kinerja -0,15 0,51 0,27 0,88
Perusahaan
Sumber : Data Primer Diolah
Keterangan : *) Signifikan secara statistik

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik hipotesis 2 yang diajukan yakni kompetensi
seperti yang telah disajikan pada Tabel 5 fleksibilitas manufaktur secara signifikan
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan berpengaruh positif pada fleksibilitas
antara perusahaan mebel dan batik bauran. Hal ini sejalan sebagian dengan
berkaitan dengan pengaruh kompetensi penelitian Zhang dkk.,(2003).
fleksibilitas manufaktur pada kapabilitas Ketidaksesuaian antara temuan dalam
fleksibilitas manufaktur. Dalam konteks penelitian ini dengan konsep teori yang
perusahaan mebel, kompetensi fleksibilitas sudah mapan sebelumnya bukan berarti
manufaktur berpengaruh signifikan pada menggugurkan teori tersebut, namun
fleksibilitas volume (koefisien jalur 0,48 terdapat kondisi khusus dalam konteks
dengan t-statistik sebesar 4,43) namun tidak penelitian pada industri mebel di Surakarta.
berpengaruh pada fleksibilitas bauran Dalam konteks industri mebel di
(koefisien jalur 0,46 dengan t-statistik Surakarta, kebanyakan perusahaan
sebesar 1,55). Sedangkan dalam konteks merupakan perusahaan yang melakukan
perusahaan batik, kompetensi fleksibilitas proses produksi dengan orientasi pada
manufaktur berpengaruh signifikan pada volume produksi. Artinya, perusahaan tidak
fleksibilitas volume (koefisien jalur 0,43 melakukan diferensiasi produk dalam satu
dengan t-statistik sebesar 4,41) maupun waktu tertentu. Apabila perusahaan
fleksibilitas bauran (koefisien jalur 0,39 mendapatkan order yang bervariasi, maka
dengan t-statistik sebesar 2,23) yang pengerjaannya dilakukan dengan cara
merupakan pengukur variabel kapabilitas melakukan kontrak dengan perusahaan lain
fleksibilitas manufaktur. Berkaitan dengan yang bersedia dan mampu memenuhi
pengaruh kapabilitas fleksibilitas variasi produk yang dipesan konsumen.
manufaktur dengan kinerja, kedua Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan
perusahaan menunjukkan hasil bahwa mebel di Surakarta lebih berorientasi pada
kapabilitas fleksibilitas manufaktur yang volume produksi dan tidak berorientasi
dimiliki perusahaan tidak memberikan pada variasi produksi.
pengaruh yang signifikan pada kinerja Dalam konteks industri batik di
perusahaan. Surakarta, kompetensi fleksibilitas
Dalam konteks industri mebel di manufaktur berpengaruh positif pada
Surakarta, kompetensi fleksibilitas fleksibilitas volume dan fleksibilitas bauran.
manufaktur berpengaruh positif pada Temuan ini mendukung hipotesis 1 yang
fleksibilitas volume dan tidak berpengaruh diajukan yakni kompetensi fleksibilitas
pada fleksibilitas bauran. Temuan ini manufaktur secara signifikan berpengaruh
mendukung hipotesis 1 yang diajukan positif pada fleksibilitas volume serta
yakni kompetensi fleksibilitas manufaktur mendukung hipotesis 2 yang diajukan
secara signifikan berpengaruh positif pada yakni kompetensi fleksibilitas manufaktur
fleksibilitas volume dan tidak mendukung secara signifikan berpengaruh positif pada

10
Right Issue: Pengaruh Fleksibilitas... Sarwoto

fleksibilitas bauran. Hal ini sejalan sebagian konteks perusahaan mebel, kompetensi
dengan penelitian Zhang dkk.,(2003). Dalam fleksibilitas manufaktur berpengaruh
konteks industri batik di Surakarta, agar signifikan pada fleksibilitas volume dan
perusahaan dapat bertahan dalam tidak berpengaruh signifikan pada
persaingan, maka perusahaan dituntut untuk fleksibilitas bauran. Berkaitan dengan
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pengaruh kapabilitas fleksibilitas
konsumen yang bervariasi dalam hal motif manufaktur pada kinerja, baik pada
maupun volume. perusahaan batik maupun mebel
Selanjutnya, pengaruh kapabilitas menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang
fleksibilitas manufaktur pada kinerja signifikan.
perusahaan dalam konteks perusahaan
mebel maupun batik di Surakarta Keterbatasan Penelitian
menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal Pelaksanaan penelitian ini terdapat
ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi < beberapa keterbatasan yang diharapkan
1,96. Temuan ini, baik dalam konteks dapat menjadi bahan dalam memberikan
perusahaan mebel maupun batik tidak saran perbaikan untuk penelitian selanjutnya
mendukung hipotesis 3 dan 4 yang dengan topik yang relevan. Keterbatasan
diajukan yakni fleksibilitas volume dalam penelitian ini adalah:
berpengaruh positif pada kinerja 1. Penelitian ini hanya dilakukan di industri
perusahaan dan fleksibilitas bauran mebel dan batik, sehingga hasil
berpengaruh positif pada kinerja penelitian tidak dapat digunakan untuk
perusahaan. Dari hasil ini, peneliti generalisasi.
melakukan konfirmasi ulang secara acak 2. Variabel yang diukur terbatas pada
kepada responden dalam penelitian ini, baik kinerja perusahaan dari sudut pandang
dalam konteks perusahaan mebel maupun fleksibilitas manufaktur dan ukuran
batik, kapabilitas fleksibilitas manufaktur kinerja dengan indikator non keuangan,
yang dimiliki perusahaan bukanlah variabel sehingga sangat diperlukan mengukur
yang dapat memprediksi kinerja perusahaan kinerja perusahaan dari sudut pandang
dengan baik. Perusahaan mebel maupun lain yang relevan serta menggunakan
batik di Surakarta menggunakan indikator indikator keuangan dalam mengukur
keuangan dalam mengukur kinerja kinerja perusahaan.
perusahaan. Hal ini menjadi masukan bagi
penelitian selanjutnya untuk mengukur Saran
kinerja perusahaan dari indikator keuangan. Adanya keterbatasan yang telah
diuraikan di atas dan adanya permasalahan
selama pelaksanaan penelitian, maka
SIMPULAN peneliti memberikan saran bagi penelitian
selanjutnya yaitu:
Simpulan 1. Agar hasil penelitian dapat digunakan
Terdapat perbedaan antara pengaruh untuk generalisasi, maka penelitian
kompetensi fleksibilitas manufaktur pada sebaiknya dilakukan dalam cakupan
kapabilitas fleksibilitas manufaktur dalam industri yang beraneka ragam.
konteks perusahaan batik dan mebel. 2. Untuk mendapatkan pengukuran yang
Kapabilitas fleksibilitas manufaktur diukur lebih baik mengenai kinerja
dengan fleksibilitas volume dan bauran. perusahaan, maka perlu ditambahkan
Dalam konteks perusahaan batik, variabel lain untuk memprediksi kinerja
kompetensi fleksibilitas manufaktur perusahaan serta menggunakan
berpengaruh signifikan pada fleksibilitas indikator keuangan dalam mengukur
volume dan bauran. Sedangkan dalam kinerja perusahaan.

11
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 1 - 12

DAFTAR PUSTAKA Manufacturing-Related Jobs Than You


Think. Manufacturing Executive
Bo Rundh. 2011. Linking Flexibility and Leadership Journal.
Entrepreneurship to The Performances Olhager, J. 1993. Manufacturing Flexibility
of SMEs in Export Markets. Journal of and Profitability. International Journal
Manufacturing Technology Production Economic. Vol. 30–31, p
Management. Vol. 22 Iss: 3 pp. 330 – 67–78.
347. Parthasarthy, R ; Sethi, S.P. 1993. Relating
Camizon, Cesar; Ana Villar López. 2010. An Strategy and Structure to Flexible
Examination of The Relationship Automation: a Test of Fit and
Between Manufacturing Flexibility and Performance Implications. Strategic
Firm Performance: The Mediating Role Management Journal. Vol: 14. No. 7, p
of Innovation. International Journal of 529–549.
Operations & Production Management. Rahardian, Reza ; Joko Suyono. 2013.
Vol. 30 Iss: 8 pp. 853 – 878. Manufacturing Flexibility and Spanning
El-Khasawneh, Bashar Sami. 2012. Challenges Flexibility : Evidence in Batik Industry.
and remedies of manufacturing Conference (Kuala Lumpur) on
enterprises in developing countries : Interdisciplinary Business and
Jordan as a case study. Journal of Economics Research, 15th – 16th
Manufacturing Technology February 2013, Kuala Lumpur
Management. Vol. 23 No. 3, 2012 pp. Solimun. 2010. Analisis Multivariat
328-350. Pemodelan Struktural: Metode Partial
Gerwin, D. 1987. An Agenda for Research on Least Square (PLS). Malang : CV Citra
The Flexibility of Manufacturing Malang.
Processes. International Journal Vokurka, R.J ; O’Leary-Kelly, S.W. 2000.
Operation & Production Management. Review of Empirical Research on
Vol: 7, p 38–49. Manufacturing Flexibility. Journal of
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis Operations Management. Vol. 18. p.
: Salah Kaprah dan Pengalaman – 485-501.
Pengalaman. Yogyakarta : BPFE. Zhang, Qingyu; Mark A. Vonderembse; Jeen-
Koufteros, X.A.; Vonderembse, M.A.; Doll, Su Limc. 2003. Manufacturing
W.J. 1997. Competitive Capabilities : Fexibility: Defining and Analyzing
Measurement and Relationships. In: Relationships Among Competence,
National Proceedings of Decision Capability, and Customer Satisfaction.
Science Institute. 3 November, pp. Journal of Operations Management.
1067–1069. Vol. 21 : 173–19.
Nosbusch, Keith D.; John A. Bernaden. 2011.
The Multiplier Effect : There Are More

12

Potrebbero piacerti anche