Sei sulla pagina 1di 10

Fatati Larasati dan Arief Hargono.

Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion ad Health Education 163
Vol. 7 No. 2 (2019) 163-172 doi: 10.20473/jpk.V7.I2.2019.163-172

Perbedaan Risiko Pneumonia Berdasarkan Pola Asuh dan


Paparan Asap Rokok

Differences in Risk of Pneumonia Based on Parenting and


Exposure to Cigarette Smoke
Fatati Larasati1), Arief Hargono2)
1,2
Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Email: fatati.11@gmail.com

ABSTRACT
Background: One of the infectious diseases which is the main cause of the high infant
mortality rate in the world is pneumonia. Many factors can increase the incidence of
pneumonia in children under 4 years old, including mothers' knowledge and attitudes
about parenting and the existence of family members who smoke, the number of family
members who smoke, and smoking areas of family members who smoke (exposure to
cigarette smoke). Purpose: The purpose of this study was to analyze differences in
pneumonia risk based on parenting and exposure to cigarette smoke in children under 4
years. Method: This study used a case control study design with 50 respondents using a
ratio of 1: 4 (10 cases and 40 controls). Case criteria are children under 4 years of age
who have been diagnosed with pneumonia by a doctor or paramedic in April-May 2018 and
control criteria are children under 4 years old who have not been diagnosed with
pneumonia or other diseases by a doctor or paramedics. The research was carried out by
Bulak Banteng Health Center in April-May 2018 with interviews using a questionnaire.
Data analysis was performed by univariate and bivariate analysis using the Chi Square
test. Results: The results showed that smoking places had the greatest difference in the
risk of pneumonia in children under 4 years (44.62%), while the other factors ranked from
the largest RD were knowledge of health practices at home (32%), the presence of family
members who smoked ( 27.3%), the number of family members who smoke (20% 5), and
the attitude of health practice at home (9.6%). Conclusion: The biggest risk difference
(RD) for the incidence of pneumonia in children 0-4 years old is the smoking place
variable of family members who smoke, then followed by the variable knowledge of
health practices at home, the presence of family members who smoke, the number of
family members who smoke, and who have risks the smallest is the attitude of the
mother in the practice of health at home.

Keywords: Pneumonia, Pneumonia Risk, Children, Mother Caring Pattern, Exposure to


Cigarette Smoke

ABSTRAK
Latar Belakang: Salah satu penyakit infeksi yang menjadi penyebab utama tingginya
Angka Kebatian Bayi di dunia adalah pneumonia. Banyak faktor yang dapat meningkatkan
angka kejadian pneumonia pada anak dibawah 4 tahun, termasuk pengetahuan dan sikap
ibu tentang pola asuh dan keberadaan anggota keluarga yang merokok, jumlah anggota
keluarga yang merokok, serta tempat merokok anggota keluarga yang merokok (paparan
asap rokok). Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan risiko
pneumonia berdasarkan pola asuh ibu dan paparan asap rokok pada anak dibawah 4
tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan rancang bangun penelitian case control
dengan 50 responden menggunakan perbandingan 1:4 (10 kasus dan 40 kontrol). Kriteria
kasus adalah anak berumur dibawah 4 tahun yang didiagnosis pneumonia oleh dokter atau
paramedis pada Bulan April-Mei 2018 dan kriteria kontrol adalah anak berumur dibawah 4
tahun yang tidak didiagnosis pneumonia atau penyakit lainnya oleh dokter atau
paramedis. Penelitian ini dilakukan Puskesmas Bulak Banteng pada bulan April-Mei 2018
dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan analisis
univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan

©2019. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 23-07-2018, Accepted: 12-11-2018, Published Online: 20-12-2019
164 Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health promotion and Health Education
Vol. 7 No. 2 Desember 2019 : 163 - 172, doi: 10.20473/jpk.V7.I2.2019.163-172

bahwa tempat merokok memiliki perbedaan besar risiko pneumonia pada anak dibawah 4
tahun terbesar (44,62%), sedangkan faktor lainnya diurutkan dari RD terbesar yaitu
pengetahuan praktik kesehatan di rumah (32%), keberadaan anggota keluarga yang
merokok (27,3%), jumlah anggota keluarga yang merokok (20%5), dan sikap praktik
kesehatan di rumah (9,6%). Kesimpulan: Perbedaan risiko (RD) terbesar untuk kejadian
pneumonia anak 0-4 tahun adalah variabel tempat merokok anggota keluarga yang
merokok, kemudian diikuti variabel pengetahuan praktik kesehatan di rumah, keberadaan
anggota keluarga yang merokok, jumlah anggota keluarga yang merokok, dan yang
memiliki risiko terkecil adalah sikap ibu dalam praktik kesehatan di rumah.

Kata Kunci : Pneumonia, Risiko Pneumonia, Anak, Pola Asuh Ibu, Paparan Asap Rokok

PENDAHULUAN pneumonia di Indonesia (1,8%). Data


kesehatan Kota Surabaya menunjukkan
Pneumonia merupakan salah satu angka kasus pneumonia yang tinggi
penyakit infeksi yang ditandai dengan meskipun telah mengalami penurunan
peradangan pada satu atau kedua paru- kasus dari tahun 2015 sebanyak 4018
paru yang dapat disebabkan oleh virus, kasus menjadi 3925 kasus pada tahun
jamur, bakteri sehingga menyebabkan 2016. Tahun 2015, wilayah kerja
berkurangnya kemampuan kantung- Puskesmas Bulak Banteng menunjukkan
kantung udara untuk menyerap oksigen angka penemuan kasus pneumonia balita
(Misnadiarly, 2008). Pneumonia disebut sebesar 480 balita dari 3262 balita di Kota
juga sebagai “The Forgotten Killer of Surabaya (14,7%) (Badan Penelitian dan
Children” atau pembunuh balita yang Pengembangan Kesehatan, 2013)..
terlupakan sebagai akibat kurang Angka kematian bayi dan balita
perhatiannya masyarakat dalam dapat diturunkan dengan cara melakukan
menangani kasus pneumonia dimana 2 penanganan penyakit secara
dari 9 juta kematian balita di dunia telah komprehensif, serius, dan berkualitas
disebabkan oleh pneumonia seperti mendata kembali bayi-bayi yang
(Kementerian Kesehatan RI, 2011). berupaya untuk drop out dari sasaran
Data hasil Survei Penduduk Antar program imunisasi, dan penanganan dini
Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan terhadap gangguan gizi pada bayi, balita
proporsi angka kematian bayi sebesar dan ibu hamil, serta menerapkan pola
22,23 per mil kelahiran hidup, proporsi asuh yang baik dan tepat (Djaja,
kematian balita sebesar 26,29 per mil Wiryawan and Maisya, 2007).
kelahiran hidup, meskipun hasil ini telah Teori UNICEF (United Nations
memenuhi target MDG’s (32 per mil International Children’s Emergency Fund)
kelahiran hidup), proporsi AKB dan AKABA menyatakan bahwa timbulnya suatu
ini dinilai masih cukup tinggi (Kemenkes penyakit infeksi disebabkan pola asuh ibu
RI, 2017). Estimasi data kematian balita yang salah terhadap anak, sanitasi yang
tahun 2012-2016 menunjukkan 16% tidak memadai, kurangnya air bersih serta
kematian balita dikarenakan Acute pelayanan fasilitas kesehatan dasar yang
Respiratory Infection. Penyakit infeksi buruk (Handayani, 2017). Pola asuh ibu
utama pada balita yang menyebabkan dikatakan tepat jika memenuhi 6 kunci
kematian masih dikarenakan penyakit utama diantaranya melakukan perawatan
pneumonia (UNICEF, 2018). Data global dan perlindungan anak, menyusui dan
UNICEF (2018) menunjukkan bahwa pada memberikan MP-ASI, pengasuhan
tahun 2016, pneumonia masih menjadi psikososial, penyiapan makanan yang
penyebab kematian balita di Indonesia sesuai, menjaga kebersihan dan sanitasi
dengan menempati urutan kedua (16%) lingkungan anak serta pola ibu dalam
setelah preterm (19%). membawa anaknya ke pelayanan
Data riskesdas tahun 2013 kesehatan dan upaya ibu dalam
menunjukkan bahwa period prevalence melakukan praktik kesehatan di rumah
pneumonia di Provinsi Jawa Timur (Setiyarti, 2011). Dalam upaya
mendekati rata-rata period prevalence menerapkan praktik kesehatan di rumah
©2019. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 23-07-2018, Accepted: 12-11-2018, Published Online: 20-12-2019
Fatati Larasati dan Arief Hargono. Perbedaan Risiko Pneumonia…165

ibu harus bisa menjaga kebersihan anak, yang terlibat dalam penelitian akan
mencukupi kebutuhan cairan anak, dan terbagi ke dalam kelompok kasus dan
melakukan perawatan anak yang sakit kelompok kontrol.
(Kemenkes RI, 2017). Penelitian dilakukan di wilayah
Perilaku praktik kesehatan di kerja Puskesmas Bulak Banteng dan
rumah akan dapat dengan mudah pengambilan data dilakukan dari bulan
diterapkan jika ibu memiliki pengetahuan April–Mei 2018. Populasi penelitian ini ada
dan sikap yang tinggi tentang tata cara 2 yaitu populasi kasus dan populasi
melakukan praktik kesehatan di rumah kontrol. Populasi kasus semua anak
(Klein, 2015). Perilaku seseorang dapat berusia 0-4 tahun yang melakukan
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu kunjungan ke Puskesmas Bulak Banteng
pengetahuan, sikap, tindakan. Ibu pada bulan April-Mei 2018 serta telah
memegang peranan penting dalam didiagnosis pneumonia oleh dokter atau
kesehatan anak (Anggraini, 2015). paramedis. Populasi kontrol terdiri dari
H.L. Blum mengungkapkan bahwa semua anak berusia 0-4 tahun yang
kesehatan juga dipengaruhi oleh faktor melakukan kunjungan ke Puskesmas Bulak
lingkungan dimana faktor lingkungan Banteng pada Bulan April-Mei 2018 serta
bersama dengan faktor perilaku tidak didiagnosis pneumonia ataupun
memberikan kontribusi 70% terhadap penyakit lainnya oleh dokter atau
status kesehatan seseorang (Ryadi, 2016). paramedis.
Paparan asap rokok juga merupakan Pengambilan sampel dilakukan
penyebab anak terkena pneumonia. menggunakan metode non-probability
Penelitia sebelumnya mengungkapkan sampling method melalui total sampling
bahwa anak yang mempunyai anggota dengan jumlah sampel kasus sebanyak 10
keluarga seorang perokok memiliki risiko orang dan pada sampel kontrol melalui
8,5 kali terkena pneumonia dibandingkan perbandingan 1:4 didapatkan hasil 40
dengan tidak memiliki anggota keluarga orang, sehingga jumlah sampel kontrol
perokok (Nuretza, Suhartono and Winarni, dan sampel kasus berjumlah 50 orang.
2017). Pengambilan sampel kontrol dilakukan
Kandungan zat dalam asap rokok dengan cara accidental sampling.
dapat merangsang pembentukan lendir, Variabel dependen adalah
debu, dan bakteri yang menyebabkan kejadian pneumonia anak 0–4 tahun.
udara bertahan di paru-paru dan Variabel independen antara lain pola asuh
memecahkan kantong udara pada paru- ibu (pengetahuan praktik kesehatan di
paru. Balita lebih mudah terkena rumah dan sikap praktik kesehatan di
pneumonia daripada orang dewasa karena rumah) dan paparan asap rokok
balita tidak dapat mengeluarkan lendir (keberadaan anggota merokok, jumlah
yang dibentuk oleh zat- zat dalam asap perokok, dan tempat merokok).
rokok (Widiawati dalam Wardani, et al., Peneliti mengumpulkan dua jenis
2015). data, yaitu data primer dan sekunder.
Hasil uraian diatas telah Data primer dikumpulkan secara langsung
menunjukkan bahwa penelitian ini akan dengan wawancara menggunakan
mengkaji lebih lanjut mengenai kuesioner. Data sekunder dilakukan
perbedaan risiko pneumonia pada anak dengan cara mengumpulkan data dari
umur 0-4 tahun berdasarkan pola asuh ibu instansi, seperti data laporan kesehatan
dan paparan asap rokok. Indonesia dari kementerian kesehatan,
data profil kesehatan Provinsi Jawa Timur
METODE dan Kota Surabaya yang diperoleh secara
online serta laporan pemegang program
Jenis penelitian ini adalah penyakit menular (pneumonia) yang
observasional analitik karena tidak ada diperoleh secara offline.
perlakuan yang diberikan peneliti pada Analisis data yang digunakan
subyek penelitian. Penelitian ini adalah analisis univariat yang ditujukan
menggunakan rancang bangun penelitian untuk mendeskripsikan variabel-variabel
case control karena peneliti akan di dalam penelitian dan analisis bivariate
menganalisis hubungan antara variabel dengan uji chi square untuk mengetahui
dependen (kejadian pneumonia anak 0-4 hubungan antar variabel. Data dianalisis
tahun) dengan variabel independen (pola dengan mencari nilai OR (Odds Ratio) dan
asuh ibu dan paparan asap rokok). Subyek nilai RD (Risk Difference).
©2019. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 23-07-2018, Accepted: 12-11-2018, Published Online: 20-12-2019
166 Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health promotion and Health Education
Vol. 7 No. 2 Desember 2019 : 163 - 172, doi: 10.20473/jpk.V7.I2.2019.163-172

Sedangkan pada Tabel 2.


HASIL DAN PEMBAHASAN karakteristik ibu, mayoritas ibu berada
pada kelompok umur 21-25 tahun baik
Karakteristik anak yang pada sampel kasus maupun sampel
didapatkan antara lain umur, jenis kontrol. Tingkat pendidikan pada sampel
kelamin, serta urutan kelahiran dapat kasus maupun sampel kontrol mayoritas
dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 berada pada tingkat pendidikan rendah (≤
menunjukkan bahwa dari 50 responden SMA) dengan sampel kasus mayoritas
dalam penelitian yaitu pada karakteristik lulusan SD, sedangkan mayoritas sampel
umur sebagian besar kelompok kasus kontrol mempunyai tingkat pendidikan
berada pada kelompok umur 13-24 bulan lulusan SMP. Baik sampel kasus maupun
sedangkan kelompok kontrol berada pada sampel kontrol mayoritas tidak bekerja
kelompok umur 0-12 bulan. Baik sampel atau merupakan ibu rumah tangga serta
kasus maupun sampel kontrol mayoritas penghasilan keluarga baik pada sampel
berjenis kelamin laki- laki serta mayoritas kasus maupun sampel kontrol mayoritas
sampel merupakan anak sulung. masih dibawah UMR Kota Surabaya (Rp
3.583.312).
Tabel 1. Karakteristik Anak Pengetahuan dan sikap ibu
Karakteristik
Kasus Kontrol tentang praktik kesehatan di rumah
(%) (%) terdapat tiga tingkat yaitu baik, sedang,
Umur (bulan) dan kurang. Tingkatan ini diketahui dari
0-12 40 30 hasil komplisit 3 sub variabel praktik
13-24 60 20 kesehatan di rumah yaitu kebersihan
25-36 0 27,5
anak, kebutuhan cairan anak, dan
37 – 48 0 22,5
Total 100 100
perawatan anak sakit.
Jenis Kelamin Tabel 3. menunjukkan tingkatan
Perempuan 40 37,5 pengetahuan pada masing-masing sub
Laki- Laki 60 62,5 variabel diantaranya pada variabel
Total 100 100 pengetahuan, sub variabel pengetahuan
Urutan Kelahiran praktik kesehatan di rumah yaitu
1 60 52,5 kebersihan anak dan perawatan anak
2 40 27,5 sakit, mayoritas sampel kasus memiliki
3 0 20 tingkat pengetahuan sedang. Mayoritas
Total 100 100 sampel kasus pada sub variabel kebutuhan
cairan anak memiliki tingkat pengetahuan
Tabel 2. Karakteristik Ibu kurang. Berbeda dengan mayoritas sampel
Kasus Kontrol kontrol memiliki tingkat pengetahuan baik
Karakteristik
(%) (%) dalam semua sub variabel praktik
Usia
kesehatan di rumah.
≤ 20 0 7,5
21 – 25 80 32,5
Mayoritas sampel kasus pada sikap
26 – 30 20 30 praktik kesehatan di rumah, maupun
31 – 35 0 20 sampel kontrol tidak ada yang memiliki
36 – 40 0 10 sikap praktik kesehatan di rumah dalam
Total 100 100 tingkatan kurang. Baik sampel kasus
Pendidikan maupun sampel kontrol memiliki
Tidak Lulus SD 0 2,5 tingkatan sikap yang baik pada sub
Lulus SD/Sederajat 60 15 variabel kebersihan anak dan kebutuhan
Lulus SMP/Sederajat 40 40 cairan anak. Mayoritas sampel kasus pada
Lulus SMA/ Sederajat 0 32,5 sub variabel perawatan anak sakit,
Lulus Perguruan Tinggi 0 10
memiliki tingkatan sikap sedang
Total 100 100
sedangkan sampel kontrol mayoritas
Status Pekerjaan
Tidak Bekerja 80 82,5 memiliki tingkatan sikap baik.
Bekerja 20 17,5 Kebermaknaan hubungan antara
Total 100 100 pola asuh ibu (pengetahuan praktik
Penghasilan Keluarga dengan sikap praktik kesehatan di rumah)
≤ UMR Kota Surabaya 100 92,5 dan paparan asap rokok (keberadaan
> UMR Kota Surabaya 0 7,5 anggota keluarga yang merupakan
Total 100 100 perokok, jumlah anggota keluarga yang
merupakan perokok, dan tempat merokok
©2019. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 23-07-2018, Accepted: 12-11-2018, Published Online: 20-12-2019
Fatati Larasati dan Arief Hargono. Perbedaan Risiko Pneumonia…167

anggota keluarga yang merupakan (Odds Ratio). Perbandingan risiko antara


perokok) dengan kejadian pneumonia variabel-variabel independen dengan
dapat diketahui dari nilai P Value, selain variabel dependen dapat dilihat dari nilai
itu besar nilai risiko dari variabel RD (Risk Difference). Ketiga nilai diatas (P
independen dengan variabel dependen Value, OR,dan RD) disajikan dalam tabel
dapat diketahui dengan melihat nilai OR 4.

Tabel 3. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Sub Variabel Praktik Kesehatan Di Rumah
Tingkat Pengetahuan Tingkat Sikap
Variabel Kasus Kontrol Kasus Kontrol
n % n % n % n %
Kebersihan Anak
Baik 2 20 22 55 10 100 33 82,5
Sedang 7 70 10 25 0 0 7 7,5
Kurang 1 10 8 20 0 0 0 0
Total 10 100 40 100 10 100 40 100
Kebutuhan Cairan Anak
Baik 3 30 28 70 7 70 29 72,5
Sedang 2 20 9 22,5 3 30 11 27,5
Kurang 5 50 3 7,5 0 0 0 0
Total 10 100 40 100 10 100 40 100
Perawatan Anak Sakit
Baik 2 20 30 75 3 30 24 60
Sedang 5 50 10 25 7 70 16 40
Kurang 3 30 0 0 0 0 0 0
Total 10 100 40 100 10 100 40 100

Tabel 4. menunjukkan sebagian menunjukkan perbandingan kejadian


besar kasus mempunyai ibu yang memiliki pneumonia anak yang mempunyai
pengetahuan praktik kesehatan di rumah anggota keluarga dengan kebiasaan
dengan tingkat kurang dan sedang, merokok di luar dan di dalam rumah
Sebagian sampel kontrol mempunyai ibu dengan anak 0-4 tahun yang mempunyai
yang memiliki pengetahuan praktik anggota keluarga dengan kebiasaan
kesehatan di rumah dengan tingkat baik. merokok di luar rumah saja yaitu sebesar
Sikap praktik kesehatan di rumah, baik 44,6%. Perbedaan besar risiko (RD)
sampel kasus maupun sampel kontrol terkecil ada pada sikap praktik
memiliki sikap praktik kesehatan di rumah kesehatan di rumah yakni sebesar 9,6%.
dengan tingkat yang baik. Faktor risiko terbesar adalah
Analisis data menunjukkan bahwa pada variabel pengetahuan praktik
terdapat perbedaan hasil antara kesehatan di rumah yakni dengan risiko
pengetahuan dan sikap ibu dalam terkena pneumonia 13,5 kali lebih besar
melakukan praktik kesehatan di rumah. dibandingkan dengan anak yang memiliki
Variabel pengetahuan ibu memiliki pengetahuan praktik kesehatan di rumah
hubungan yang signifikan dengan kejadian pada level tingkat baik. Faktor risiko
pneumonia anak 0–4 tahun (P Value terkecil adalah pada variabel sikap
<0,05). Keberadaan anggota keluarga yang praktik kesehatan di rumah yang
merokok dan tempat merokok anggota menunjukkan anak yang memiliki ibu
keluarga yang merokok pada variabel dengan tingkat kurang dan sedang pada
paparan asap rokok juga memiliki sikap praktik kesehatan di rumah akan
hubungan yang signifikan dengan kejadian memiliki risiko terkena pneumonia
pneumonia anak 0-4 tahun (P Value sebesar 1,758 kali daripada anak yang
<0,05). memiliki ibu dengan tingkat baik pada
Tabel 4 menunjukkan mayoritas sikap praketk kesehatan di rumah. Hasil
sampel kasus memiliki anggota keluarga analisis faktor-faktor risiko tersebut
yang merokok. Mayoritas sampel kasus tidak bermakna.
dan kontrol memiliki anggota keluarga
yang merokok sebanyak ≤2 orang. Praktik Kesehatan Di Rumah
Hasil penelitian menunjukkan Pengetahuan, sikap, dan
besarnya perbedaan risiko terbesar yaitu tindakan merupakan faktor dalam
pada variabel tempat merokok. Hal ini pembentukan perilaku seseorang.

©2019. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 23-07-2018, Accepted: 12-11-2018, Published Online: 20-12-2019
168 Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health promotion and Health Education
Vol. 7 No. 2 Desember 2019 : 163 - 172, doi: 10.20473/jpk.V7.I2.2019.163-172

Tingkat pengetahuan ibu berbanding mempunyai ibu berpengetahuan kurang


lurus dengan perilaku ibu. Kondisi ini mempunyai risiko menderita pneumonia
disebabkan karena pengetahuan sebesar 4,15 kali daripada balita yang
membuat kita bisa memilih mana mempunyai ibu berpengetahuan baik
perilaku yang benar dan harus dilakukan (Handayani, 2016). Penelitian yang
atau mana perilaku yang buruk dan tidak dilakukan oleh Tazinya, et al. (2018)
harus dilakukan. pada 512 balita di Bamenda Regional
Hasil penelitian ini didukung oleh Hospital, Cameroon juga menunjukkan
Handayani (2016) tentang faktor risiko hasil serupa, dimana balita dengan ibu
pneumonia balita yang berada di berpengetahuan rendah terkait pola asuh
Kecamatan Kalikajar Kabupaten ibu memiliki risiko terkena infeksi
Wonosobo. Handayani (2016) pernapasan akut sebesar 2,8 kali lebih
menyebutkan, pengetahuan ibu tentang besar dibandingkan balita yang
pneumonia merupakan salah satu faktor mempunyai ibu berpengetahuan pola
risiko karena dalam penelitian tersebut asuh ibu yang baik (Tazinya et al., 2018).
menyatakan bahwa balita yang

Tabel 4. Perbedaan Besar Risiko Pneumonia pada Anak 0-4 Tahun berdasarkan Pola Asuh
Ibu dan Paparan Asap Rokok di Puskesmas Bulak Banteng
Kasus Kontrol Odds Ratio Risk
P
Variabel Independen (OR) Difference
n (%) n (%) value
(95% CI) (RD)
Pola Asuh Ibu
Pengetahuan praktik kesehatan di rumah
Kurang dan Sedang 9 90 16 40 13,5
0,013 32%
Baik 1 10 24 60 (1,556-117,137)
Total 10 100 40 100
Sikap praktik kesehatan di rumah
Kurang dan Sedang 4 40 11 27,5 1,758
0,462 9,6%
Baik 6 60 29 72,5 (0,415-7,441)
Total 10 100 40 100
Paparan Asap Rokok
Keberadaan anggota keluarga yang merokok
Ada 8 80 15 37,5 6,667
0,030 27,3%
Tidak ada 2 20 25 62,5 (1,247-36,954)
Total 10 100 40 100
Jumlah anggota keluarga yang merokok
> 2 orang 1 12,5 1 6,7 2
1,000 20%
≤ 2 orang 7 87,5 14 93,3 (0,108-36,954)
Total 8 100 15 100
Tempat merokok anggota keluarga yang merokok
Di luar dan di dalam
6 75 4 26,7 8,25
rumah 0,039 44,6%
(1,154-59,003)
Di luar rumah 2 25 11 73,3
Total 8 100 15 100

Pada balita di Puskesmas Putri Ayu Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupeten


menunjukkan hasil yang signifikan antara Jember (Widyaningtyas, 2016).
pengetahuan dan sikap ibu dengan
perilaku ibu dalam melakukan pencegahan Paparan Asap Rokok
penyakit pneumonia pada anak. Anak Variabel paparan asap rokok yang
dengan ibu berpengetahuan buruk akan memiliki hubungan dengan kejadian
memiliki risiko 3,34 kali lebih besar pneumonia anak 0–4 tahun adalah
(Rahim, 2013). Penelitian Widyaningtyas keberadaan anggota keluarga yang
(2016) juga mendukung penelitian ini merupakan perokok dan tempat merokok,
dimana hasil penelitian menunjukkan sedangkan besar jumlah anggota keluarga
sikap praktik kesehatan di rumah ibu yang yang merokok tidak mempunyai hubungan
baik ditunjukkan dalam perilaku ibu yang signifikan. Penelitian sebelumnya
dalam tingkat sedang pada pengasuhan pada 436 balita di Enugu Southeast
hygiene perorangan balita dan sanitasi Nigeria menunjukkan balita yang
lingkungan terhadap balita di Wilayah termasuk perokok pasif mempunyai risiko
©2019. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 23-07-2018, Accepted: 12-11-2018, Published Online: 20-12-2019
Fatati Larasati dan Arief Hargono. Perbedaan Risiko Pneumonia…169

terkena acute respiratory tract infections adalah infeksi pada saluran pernafasan
sebesar 1,39 kali daripada balita yang dan/atau saluran pencernaan anak.
bukan perokok aktif maupun pasif(Ujunwa Faktor yang mempengaruhi timbulnya
and Ezeonu, 2014). infeksi ini adalah kondisi lingkungan yang
Perokok pasif (Second Hand buruk seperti terdapat banyak asap
Smoke) adalah orang bukan perokok yang rokok di sekitar anak. Anak yang
menghirup asap rokok, dan akan ikut terpapar asap rokok baik secara langsung
terkena dampak merokok yaitu terkena maupun tidak langsung dapat lebih
bahan kimia nikotin yang sama seperti mudah terkena pneumonia daripada
dialami perokok (Stoppler, 2010). orang dewasa dikarenakan ketika anak
Indonesia memiliki angka prevalensi terpapar asap rokok anak dengan mudah
second-hand smoker yang tinggi akan terinfeksi mikroorganisme yang bisa
dikarenakan tingginya jumlah perokok merangsang pembentukan lendir, debu,
(first-hand smoker) dan banyaknya dan bakteri dimana anak terutama balita
aturan tentang KTR yang tidak dipatuhi tidak bisa mengeluarkan lendir atau
dengan baik. debu dengan sendirinya. Kondisi ini yang
Data Riskesdas 2013 membuat lendir dan debu tersebut
menunjukkan bahwa pada tahun 2013 terperangkap di dalam saluran
terjadi peningkatan prevalensi perokok pernafasan dan mengakibatkan udara
di Indonesia dari tahun 2007 sebesar tertahan di paru- paru sehingga dapat
65,5% perokok laki-laki dan 5,2% perokok memecahkan kantong udara.
perempuan menjadi 68,8% perokok laki- Penelitian lainnya menunjukkan
laki dan 6,9% perokok perempuan. hubungan yang bermakna antara variabel
Sebanyak 97 juta orang non perokok di merokok dengan kejadian pneumonia
Indonesia secara regular terpapar asap balita di Puskesmas Siberida Kecamatan
rokok orang lain. Di Indonesia, 78,4% Batang Gansal dengan hasil terdapat
perokok pasif terpapar asap rokok di 47,1% balita yang terkena pneumonia
dalam rumah (National Institute of dan memiliki keluarga yang merokok,
Health Research and Development, sedangkan balita yang tidak mengalami
2011). Kondisi inilah yang memungkinkan pneumonia dan mempunyai keluarga
anak sering terkena infeksi saluran tidak merokok sebesar 28,6% (Munthe
pernafasan karena terkena paparan asap and Wasiman, 2016). Penelitian lain yang
rokok dari anggota keluarganya, dilakukan dengan melibatkan balita di
meskipun terdapat kemungkinan anggota Bantul, menunjukkan bahwa balita yang
keluarga tidak merokok didekat anak mempunyai anggota keluarga dengan
tetapi anak tetap bisa terpapar toksin kebiasaan merokok cenderung berisiko
yang ada di dalam rokok dikarenakan terkena pneumonia sebesar 2,35 kali
toksin yang terkandung dalam rokok dibandingkan balita yang tidak
dapat melekat pada pakaian dan rambut mempunyai anggota keluarga dengan
perokok. Apabila anggota keluarga kebiasaan merokok (Alnur, Ismail and
merokok di luar rumah tetapi sampai di Padmawati, 2017). Penelitian ini
rumah langsung memegang anak tanpa menunjukkan kepadatan hunian juga
membersihkan diri terlebih dahulu maka dapat mempengaruhi balita terkena
toksik yang menempel di baju dan pneumonia dengan besar risiko 2,2 kali
rambut akan terhirup anak, inilah yang apabila kepadatan hunian padat (Alnur,
dinamakan dengan third hand smoker Ismail and Padmawati, 2017). Semakin
atau perokok pasif ketiga (Stoppler, banyak anggota keluarga balita apalagi
2010). anggota keluarga yang juga memiliki
Penelitian yang dilakukan pada kebiasaan merokok dapat meningkatkan
46 anak umur 1–2 tahun di Kota risiko balita terkena pneumonia.
Semarang menunjukkan adanya Penelitian sebelumnya
hubungan antara ayah yang memiliki menunjukkan hasil yang signifikan antara
status perokok dengan kejadian infeksi kebiasaan merokok dengan kejadian
anak dimana anak yang mempunyai ayah pneumonia balita di Puskesmas Pabuaran
seorang perokok akan berisiko terkena Tumpeng Kota Tangerang dengan tingkat
infeksi 3,34 kali lebih besar dibandingkan risiko sebesar 1,269 pada balita yang
dengan anak yang memiliki ayah bukan mempunyai anggota dengan kebiasaan
perokok (Candra, 2014). Kejadian infeksi merokok (Wijaya and Bahar, 2014). Hasil
yang dimaksud dalam penelitian ini dari penelitian ini tidak sama dengan
©2019. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 23-07-2018, Accepted: 12-11-2018, Published Online: 20-12-2019
170 Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health promotion and Health Education
Vol. 7 No. 2 Desember 2019 : 163 - 172, doi: 10.20473/jpk.V7.I2.2019.163-172

hasil penelitian yang dilakukan oleh praktik kesehatan di rumah, keberadaan


Hayati (2017), dimana hasil penelitian anggota keluarga yang merokok, jumlah
Hayati menunjukkan hasil variabel anggota keluarga yang merokok, dan
keberadaan anggota keluarga yang yang memiliki risiko terkecil adalah sikap
merupakan perokok tidak memiliki ibu dalam praktik kesehatan di rumah.
hubungan bermakna dengan kejadian Pengetahuan dan dukungan keluarga
pneumonia (P Value 0,121) dengan nilai berperan dalam mengurangi paparan
OR 0,379 yang berarti balita yang asap rokok.
memiliki anggota keluarga merokok
memiliki faktor protektif sebesar 0,379 DAFTAR PUSTAKA
kali daripada balita yang tidak memiliki
anggota keluarga merokok (Hayati, Alnur, R. D., Ismail, D. and Padmawati, R.
Suhartono and Winarni, 2017). Faktor S. (2017) ‘Kebiasaan merokok
yang mendominasi kebiasaan merokok keluarga serumah dan pneumonia
anggota keluarga dipengaruhi oleh pada balita’, Berita Kedokteran
adanya keterpaparan informasi, baik Masyarakat, 33(3), pp. 119–124.
informasi yang didapatkan secara doi: 10.22146/bkm.12832.
langsung maupun tidak langsung Anggraini, R. (2015) Hubungan Asupan
(Dumilah, 2016). Energi, Protein dan Perilaku
Banyaknya jumlah perokok dalam Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
penelitian ini tidak mempengaruhi dengan Kejadian Pneumonia Pada
kejadian pneumonia anak 0–4 tahun. Balita di Puskesmas Tawangsari
Jumlah anggota keluarga dapat Kabupaten Sukoharjo. Universitas
mempengaruhi kepadatan hunian rumah. Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian Prasetyo (2012) menjelaskan Available at:
bahwa tidak ada hubungan antara http://eprints.ums.ac.id/36626/.
kejadian pneumonia balita yang berada Badan Penelitian dan Pengembangan
pada kelompok usia 6 bulan–5 tahun di Kesehatan (2013) Riset Kesehatan
Puskesmas Pengadegan Kecamatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian
Pengadegan Kabupaten Puralingga Kesehatan Republik Indonesia.
dengan kepadatan hunian rumah (P Candra, A. (2014) ‘Faktor Risiko Infeksi
Value 0,676) (Prasetyo, 2012). Pada Anak 1-2 Th’, Journal of
Penelitian tentang tempat Nutrition and Health, 2(1), pp. 1–
merokok didukung oleh penelitian 12. doi:
Nugraha dan Rodiyatam (2016) pada 2931 10.14710/jnh.2.1.2014.%p.
balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Djaja, S., Wiryawan, Y. and Maisya, I. B.
Talaga Kabupaten Majalengka (2007) ‘Tren Penyakit Penyebab
menunjukkan adanya hubungan Kematian Bayi dan Anak Balita di
bermakna antara tempat merokok Indonesia dalam Periode Tahun
dengan kejadian pneumonia pada balita 1992-2007’, Jurnal Ekologi
(P Value 0,002) (Nugraha and Rodiyatam, Kesehatan, 8(4), pp. 1100–1107.
2016). Penelitian lain yang dilakukan Available at:
pada 138 balita di salah satu rumah sakit http://ejournal.litbang.depkes.go
di Jakarta menunjukkan bahwa balita .id/index.php/jek/article/view/1
berisiko terkena pneumonia sebesar 2,53 687.
kali apabila terdapat anggota keluarga Dumilah, R. (2016) ‘Determinan Kebiasaan
dengan kebiasaan merokok di dalam Merokok Kepala Keluarga pada
rumah dibandingkan anggota keluarga Balita Penderita ISPA di Desa
dengan kebiasaan merokok tidak di Karangharja’, Jurnal Penelitian
dalam rumah (Hartati, Nurhaeni and Kesehatan. AKADEMI KESEHATAN
Gayatri, 2012). RAJEKWESI BOJONEGORO, 7(1).
Available at:
SIMPULAN http://ejournal.rajekwesi.ac.id/i
ndex.php/jurnal-penelitian-
Perbedaan risiko (RD) terbesar kesehatan/article/view/107.
untuk kejadian pneumonia anak 0-4 Handayani, R. (2017) ‘Faktor-Faktor Yang
tahun adalah variabel tempat merokok Berhubungan Dengan Status Gizi
anggota keluarga yang merokok, Pada Anak Balita’, Jurnal
kemudian diikuti variabel pengetahuan Endurance, 2(2), pp. 217–224. doi:
©2019. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 23-07-2018, Accepted: 12-11-2018, Published Online: 20-12-2019
Fatati Larasati dan Arief Hargono. Perbedaan Risiko Pneumonia…171

10.22216/jen.v2i2.1742. Development (2011) Global Adult


Handayani, R. W. (2016) Beberapa Faktor Tobacco Survey : Indonesia Report
Risiko Kejadian Pneumonia pada 2011. New Delhi: World Health
Balita (Studi di Kecamatan Organization.
Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Nugraha, Y. and Rodiyatam, I. (2016)
Universitas Diponegoro. Available ‘Hubungan Kebiasaan Merokok
at: Anggota Keluarga di Dalam Rumah
http://eprints.undip.ac.id/55989 Terhadap Kejadian Pneumonia
/. Pada Balita Di Wilayah Kerja UPTD
Hartati, S., Nurhaeni, N. and Gayatri, D. Puskesmas Talaga Kabupaten
(2012) ‘Faktor Risiko Terjadinya Majalengka Tahun 2016’, Jurnal
Pneumonia pada Anak Balita’, Kampus STIKES YPIB Majalengka,
Jurnal Keperawatan Indonesia, IV(10). Available at:
15(1), pp. 13–20. doi: http://ejournal.stikesypib.ac.id/j
10.7454/jki.v15i1.42. urnal.php?detail=jurnal&file=Yoph
Hayati, A. ., Suhartono and Winarni, S. i Nugraha - HUBUNGAN KEBIASAAN
(2017) ‘Hubungan Antara Faktor MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DI
Lingkungan Fisik Rumah Dengan DALAM RUMAH TERHADAP
Kejadian Pneumonia Pada Anak KEJADIAN PNEUMONIA PADA
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD
Semin I Kabupaten Gunung Kidul’, PUSKESMAS TALAGA KABUPATEN
Jurnal Kesehatan Masyarakat, MAJALENGKA TAHUN 2016.pdf&id.
5(5), pp. 441–450. Nuretza, J. A., Suhartono and Winarni, S.
Kemenkes RI (2017) ‘Program Indonesia (2017) ‘Hubungan Antara Perilaku
Sehat dengan Pendekatan Keluarga Dan Kondisi Lingkungan
Keluarga’, Kementerian Dalam Rumah Dengan Kejadian
Kesehatan Republik Indonesia. Pneumonia Pada Anak Balita Di
Available at: Wilayah Kerja Puskesmas
https://www.depkes.go.id/article Halmahera Kota Semarang’,
/view/17070700004/program- Jurnal Kesehatan Masyarakat,
indonesia-sehat-dengan- 5(5), pp. 696–705. Available at:
pendekatan-keluarga.html. https://ejournal3.undip.ac.id/ind
Kementerian Kesehatan RI (2011) ex.php/jkm/article/view/19192.
Pedoman Pengendalian Infeksi Prasetyo, A. R. (2012) Analisis Faktor
Saluran Pernapasan Akut. Risiko Kejadian Pneumonia pada
Jakarta: Kementerian Kesehatan Balita Usia 6 Bulan - 5 Tahun di
Republik Indonesia. Puskesmas Pengadegan
Klein, C. (2015) Teori Blum tentang Kecamatan Pengadegan
Kesehatan Masyarakat. Available Kabupaten Purbalingga.
at: Universitas Muhammadiyah
https://dokumen.tips/documents Purwokerto. Available at:
/teori-blum-tentang-kesehatan- http://repository.ump.ac.id/6105
masyarakat.html . /.
Misnadiarly (2008) Infeksi Saluran Napas Rahim, R. (2013) ‘Hubungan Pengetahuan
Pneumonia pada Anak, Orang Dan Sikap Ibu Balita Dengan
Dewasa, Usia Lanjut, Pneumonia Pencegahan Penyakit Pneumonia
Atipik & Pneumonia Atypik Di Wilayah Kerja Puskesmas Putri
Mycobacterium. Jakarta: Pustaka Ayu Tahun 2013’, Jambi Medical
Obor Populer. Journal, 1(1). Available at:
Munthe, S. A. and Wasiman (2016) ‘Jurnal https://www.neliti.com/publicati
Mutiara Kesehatan Masyarakat ons/70550/hubungan-
Jurnal Mutiara Kesehatan pengetahuan-dan-sikap-ibu-balita-
Masyarakat’, Jurnal Mutiara dengan-pencegahan-penyakit-
kesehatan Masyarakat, 1(1), pp. pneumonia-d.
9–18. Available at: http://e- Ryadi, A. L. S. (2016) Ilmu Kesehatan
journal.sari- Masyarakat. Yogyakarta: Andi.
mutiara.ac.id/index.php/JMKM/ar Available at:
ticle/view/44. https://books.google.co.id/books
National Institute of Health Research and /about/Ilmu_Kesehatan_Masyarak
©2019. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 23-07-2018, Accepted: 12-11-2018, Published Online: 20-12-2019
172 Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health promotion and Health Education
Vol. 7 No. 2 Desember 2019 : 163 - 172, doi: 10.20473/jpk.V7.I2.2019.163-172

at.html?id=LPNrDQAAQBAJ&redir_ Medknow Publications & Media


esc=y. Pvt Ltd, 4(1), pp. 95–99. doi:
Setiyarti, W. (2011) Hubungan Dukungan 10.4103/2141-9248.126610.
Suami dengan Pola Asuh Gizi pada UNICEF (2018) Access The Data : Under-
Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Five and Infant Mortality Rates
Sukorejo Kecamatan Tegowanu, and Number of Deaths, UNICEF.
Grobogan. Universitas Available at:
Muhammadiyah Semarang. http://data.unicef.org/topic/chil
Stoppler, M. (2010) Perokok Pasif : Bahaya d-survival/under-five-mortality/
dan Efek- Efeknya. Available at: (Accessed: 23 July 2018).
http://0.0.0.222/medicinenet.co Widyaningtyas, D. (2016) Hubungan Pola
m/secondhand_smoke_pictures_sl Asuh Ibu dan Riwayat Imunisasi
ideshow/article.htm (Accessed: 7 Dasar dengan Kejadian Pneumonia
July 2018). pada Balita di Puskesmas
Tazinya, A. A. et al. (2018) ‘Risk factors Sumbersari Kabupaten Jember.
for acute respiratory infections in Universitas Jember. Available at:
children under five years http://repository.unej.ac.id/hand
attending the Bamenda Regional le/123456789/78565.
Hospital in Cameroon’, BMC Wijaya, I. and Bahar, H. (2014) ‘Hubungan
Pulmonary Medicine. BMC Kebiasaan Merokok, Imunisasi
Pulmonary Medicine, 18(7), pp. 1– dengan Kejadian Pneumonia pada
8. doi: 10.1186/s12890-018-0579- Balita di Puskesmas Pabuaran
7. Tumpeng Kota Tangerang’, Jurnal
Ujunwa, F. and Ezeonu, C. (2014) ‘Risk Forum Ilmiah, 11(3), pp. 375–385.
Factors for Acute Respiratory Available at:
Tract Infections in Under-five https://ejurnal.esaunggul.ac.id/i
Children in Enugu Southeast ndex.php/Formil/article/view/10
Nigeria’, Annals of medical and 86.
health sciences research.

©2019. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education. Open Access under CC BY-NC-SA License.
Received: 23-07-2018, Accepted: 12-11-2018, Published Online: 20-12-2019

Potrebbero piacerti anche