Sei sulla pagina 1di 8

KUALITAS KIMIA DAN FISIK AIR MINUM PEDESAAN

DI KECAMATAN CIRUAS KABUPATEN SERANG

Hendro Martono' , Muhaj ir2 dan Inswiasri '


' Puslitbang Ekologi dan Status Kesehatan, Balitbangkes Depkes, Jakarta
'WHO Short term consultant pada Ditjen PP & PL, Depkes, Jakarta
CHEMICAL AND PHYSICAL QUALITY OF RURAL DRINKING WATER SUPPLY
IN THE SUB-DISTRICT OF CIRUAS, SERANG

Abstract. In February - April 2007 a survey had been performed assessing chemical and
physical quality of rural drinking water supply in the Sub-district of Ciruas, Serang.
Data collection was done by performing interview, observation, and laboratory analyses.
There were 63 household respondents, 16 water samples were chemically analyzed, and
35water samples were physically assessed. As many as 53.97 % respondents using
treated river water to fuljll their drinking water demand ( where 17.65 % out of them
using Poly ammonium chloride for the water treatment), 39.68 % respondents using dug-
well, and 17.46 % respondents using rain water.
Among 16 water samples chemically analyzed, as many as 13 samples (81.25 %)
complied with the existing standards, the rest, 3 samples (18.75 %) did not comply with
the standard. The percentage of water samples which did not comply with the chemical
quality standards in Kadikaran Village was 10.00 %, much lower than water samples in
Pulo Village, namely 33.33 %. Based on the water samples kinds, from 8 drinking water
samples laboratory analyzed, 2 samples (25.00 %) did not comply with chemical quality
standards. Then, from 7 clean water laboratory analyzed, all samples (100 %) complied
with chemical quality standards, and I river water sample did not comply with chemical
quality standards. Furthermore, out of 35 water samples physically assessed, as many as
34 samples (97.14 % ) complied with turbidity standard, 2lwater samples (60.00 %)
complied with taste standard, and all of the water samples complied with color and odor
standards.

Key words: Rural, Drinking water, Serang, Chemical, Physical

PENDAHULUAN tingkat konsumsi ini sangat bervariasi ter-


gantung beberapa faktor, misalnya iklim,
Di samping cemaran mikroba, air kegiatan fisik, budaya, dan sebagainya ( I ) .
minum juga dipersyaratkan tingkat ce- Kehadiran cemaran bahan kimia dalam air
maran kimia dan fisiknya. Perlu diketahui minum merupakan ha1 yang tidak diharap-
bahwa batas tingkat cemaran kimia umum- kan, ada batas toleransi (tolerable daily
nya diperhitungkan total masukan (intake) intakelTD1) tertentu untuk berbagai jenis
bahan cemaran kimia tersebut seumur cemaran. Jadi keberadaannya tidak di-
hidup, dengan asumsi tingkat konsumsi 2 sengaja (dibubuhkan) seperti halnya bahan
liter per hari pada orang yang berberat tambahan makanan atau pestisida dalam
badan 60 Kg. Tetapi pada kenyataannya makanan, sehingga tidak dipakai istilah
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 37, No. 4,2009: 180 - 187

acceptable daily intakelADI (2). Se- Eropa, di mana 0,5 - 10,O % penduduk di
hubungan dengan itu, karena perhitungan kawasan tersebut terpapar air minum yang
batas cemaran kimia (TDI) tersebut di- mengandung lebih dari 50 mgll '9'.
dasarkan atas kejadian masukan yang ber- Pengawasan dan pemantauan pe-
langsung seumur hidup, maka penerapan ngelolaan air minum pada masyarakat
ukuran TDI tersebut seyogyanya memang- pedesaan memang perlu dilakukan secara
lah tidak diartikan bahwa batas tersebut berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan
tidak boleh dilampaui pada periode waktu agar kondisi air minum yang dipergunakan
yang pendek. Paparan cemaran kimia yang dapat diketahui, sehingga mempermudah
melebihi TDI pada jangka waktu yang
dilakukannya tindakan koreksi apabila
pendek tidak berpengaruh, asalkan secara terjadi hal-ha1 yang mungkin dapat meng-
keseluruhan tidak melebihi batas yang
ganggu kesehatan para pemakainya.
ditentukan (3).
Sejalan dengan maksud tersebut, pada
Dewasa ini, dengan semakin ber- bulan Februari - April 2007 telah dilaku-
kembangnya kegiatan pertanian dan in- kan suatu survei untuk mengetahui kondisi
dustri, maka kekhawatiran pencemaran air kualitas fisik dan kimia air minum di Desa
juga ditujukan terhadap zat-zat pencemar Kadikaran dan Pulo, Kecamatan Ciruas,
kimia. Akibat pemakaian pupuk yang Kabupaten Serang. Kegiatan ini sekaligus
berlebihan, diperkirakan dewasa ini sekitar juga dimaksudkan untuk mengevaluasi
54 % danau di kawasan Asia-Pasifik telah dampak pelaksanaan Program Aman Tirta
mengalami eutrophikasi (4). Tetapi perlu yang pada Bulan November 2005 - Juni
juga diketahui bahwa di samping akibat 2006 telah dilakukan sosialisasi perbaikan
kegiatan manusia, adakalanya kehadiran kualitas air dan perubahan perilaku masya-
zat-zat kimia tertentu memang sudah ter- rakat di Kecamatan Petir dan Kecamatan
jadi secara alami karena faktor geografis, Ciruas Kabupaten Serang.
sebagaimana adanya kandungan flouride
dalam air di beberapa wilayah pegunungan BAHAN DAN CARA
di Afrika dan Asia. Kandungan flouride se-
besar 0,5 - 1,O mgll sangat bermanfaat 1. Ruang lingkup
untuk mencegah timbulnya karies gigi, Penelitian ini bersifat deskriptif dan
tetapi kandungan zat tersebut yang ber- potong lintang untuk mengetahui kualitas
lebihan berakibat buruk bagi kesehatan ( 5 ) . fisik dan kimia air minum di Desa Kadi-
Kemudian, kandungan arsenic dalam air karan dan Pulo, Kabupaten Serang. Ruang
yang tinggi juga ditemukan di beberapa lingkup survei ini mencakup: sumber air
tempat di China, Philipina, dan rumah tangga, cara-cara penanganan air,
Bangladesh. Bahkan manifestasi gangguan kualitas fisik dan kimia air.
kesehatan sudah dijumpai pada penduduk- 2. Sumber data
penduduk yang minum air yang tercemar Sumber data berasal dari hasil
arsenic tersebut '6'. Di West Bengal diper- observasi dan wawancara dengan respon-
kirakan sebanyak 200.000 orang menderita den, hasil analisis laboratorium, serta data
arsenical skin lesions, sehubungan dengan sekunder yang diperoleh dari instansi
itu pemerintah setempat juga telah ber- terkait.
upaya mengembangkan teknologi peng-
olahan air untuk mengatasi cemaran 3. Populasi dan sampel
arsenic tersebut '7. ". Pencemaran nitrates Populasi dalam survei ini adalah
juga dialami oleh 15 negara di wilayah rumah tangga di Desa Kadikaran dan Desa
Kualitas Kimia dan Fisik Air ... (Hendro, et. al)

Tabel 1: Pencaran sampel air di Desa Kadikaran dan Pulo


Lokasi / Desa
No Jenis sampel air Kadikaran Pulo Jumlah
(buah) (buah)
1. Air hujan 1 1
2. Air sungai 1 1
3. Air yang sudah 4 4
4. Air minum 4 4 8
5. Air sumur gali 1 1
6. Air sumur pompa 1 1
Jumlah 10 6 16

Pulo. Jumlah sampel yang diambil adalah pemeriksaan kualitas fisik dan kimia air.
63 kepala keluarga, yang meliputi 42 res- Petugas pengumpul data berasal dari staf
ponden (67,74 %) di Desa Kadikaran dan Sub-Direktorat Penyehatan Air, Direktorat
21 responden (33,87 %) di Desa Pulo. Dari Penyehatan Lingkungan, Ditjen Pem-
Desa Kadikaran diwawancarai 42 respon- berantasan Penyakit & Penyehatan Ling-
den (32 responden dari Dusun Kandang kungan, Staf Dinas Kesehatan Kabupaten
Haur 10 responden dari Dusun Mejasem) Serang, dan staf Puskesmas Kecamatan
dan 21 responden dari Dusun Sudimara, Ciruas, Kabupaten Serang. Pengambilan
Desa Pulo. Sampel air yang diambil dan sampel air dan pemeriksaan laboratorium
diperiksa di laboratorium sebanyak 16 kualitas air dilakukan oleh staf Labo-
buah terdiri dari: 10 buah sampel dari Desa ratorium Kesehatan Daerah Propinsi
Kadikaran dan 6 buah sampel air dari Desa Banten di Serang. Survei ini dilakukan
Pulo, daftar pencaran sampel dapat dilihat selama tiga bulan (Februari 2007 s/d April
pada Tabel 1. Pemeriksaan sampel air 2007)
dengan parameter kimia dan fisik dilaku-
kan menurut ketentuan baku mutu sebagai- HASIL DAN PEMBAHASAN
mana diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan No 4 16/MenKes/Per/IX/ 1990. A. Sumber Air minum penduduk
Pemeriksaan kualitas fisik air Berdasarkan data yang tertera pada
dilakukan terhadap 35 buah sampel air, 14 Tabel 2 terlihat bahwa untuk keperluan
sampel air berasal dari Desa Kadikaran dan minum dan masak, sebagian besar (80,95
21 sarnpel air berasal dari Desa Pulo. %) penduduk di Desa Kadikaran memper-
Parameter-parameter yang dipakai untuk gunakan air yang berasal dari sungai,
melakukan penilaian kualitas fisik air me- sedangkan penduduk di Desa Pulo
liputi: kekeruhan, rasa, warna, dan bau. semuanya (100 %) mempergunakan air
sumur gali, baik yang dilengkapi dengan
4. Pengumpulan data dan analisis labo- pompa maupun tidak. Responden yang
ratorium mempergunakan air hujan hanya yang
Pengumpulan data dilakukan berdomisili di Desa Kadikaran, sedangkan
dengan cara wawancara dengan meng- di Desa Pulo tidak ada responden yang
gunakan kuesioner, observasi terhadap memanfaatkan air hujan. Dari data yang
sarana air bersih dan peralatanltempat ada terlihat bahwa beberapa responden di
penyimpanan air, serta pengambilan dan Desa Kadikaran mempergunakan lebih dari
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 37, No. 4,2009: 180 - 187

satu sumber air untuk kebutuhan sehari- Kadikaran dari 14 sarana air bersih yang
hari. diperiksa, semua sampel air tersebut (100
- Selanjutnya dapat pula dikemuka- %) kualitas fisik airnya jernih, tidak
berwarna dan tidak berbau, tetapi berasa
kan bahwa sebagian besar responden di
Desa Kadikaran menggantungkan kebutu- payaulanta. Air tanah di Desa ini tidak
han airnya pada sumber air sungai. Oleh memenuhi syarat bila dipakai untuk masak
karena itu, kegiatan pengolahan air sungai dan minum. Selain itu, semua sampel air
juga hanya dilakukan oleh responden yang (100 %) yang berasal dari Desa Kadikaran
bertempat tinggal di Desa Kadikaran. memenuhi syarat (MS) kekeruhan. Di Desa
Pulo, dari sebanyak 21 buah sampel air
Kegiatan pengolahan air sungai tersebut
meliputi kegiatan pengumpulan dan yang diperiksa, semuanya (100 %) kualitas
pengendapan air sungai atau pengumpulan, fisik air tanahnya tidak berwarna, tidak be-
pengendapan dan penyaringan air sungai. rasa dan tidak berbau. Sebanyak 95,23 %
Pengendapan dengan pembubuhan tawas sampel air yang berasal dari Desa Pulo
dilakukan oleh 17,65 % dari responden memenuhi persyaratan kekeruhan. Hasil
yang melakukan pengolahan air sungai. pemeriksaan kualitas fisik air (Tabel 3).
Dari Tabel 2 tersebut juga terlihat bah7-la Kekeruhan atau turbidity biasanya
sebanyak 34 responden (53,97 %) dari 63 terjadi karena hadirnya particuate matter
responden yang disurvei mempergunakan seperti tanah liat, colloidal particles,
air sungai sebagai sumber air minum plankton atau micoorganisme lainnya yang
mereka, 25 responden (39,68 %) memper- mempengaruhi kemampuan air untuk me-
gunakan sumur gali, dan 11 responden nyerap sinar. Kemampuan air untuk me-
(1 7,46 %) mempergunakan air hujan. nyerap sinar tergantung banyak faktor di
antaranya jumlah, ukuran, bentuk partikel
B. Hasil pemeriksaan kualitas fisik air
dan panjang gelombang sinar yang masuk
Berdasarkan hasil pengamatan (I0). Ukuran partikel tersebut bisa berkisar
kualitas fisik air diketahui bahwa di Desa antara I nm sampai dengan 1 mm ( I " .

Tabel 2 : Distribusi sumber air untuk minumlmasak & mandilcuci di Desa Kadikaran dan Pulo,
Kecamatan Ciruas

Jenis Minum & Masak Mandi & Cuci


No sarana Kadikaran Pulo Kadi karan Pulo
air CRT % XRT % RT % RT %
1 Sgl+ 4 9,52 11 52,38 10 23,81 1I 52,38
PmP
2 Sgl + pt 0 0,OO 1 4,76 0 0,OO 1 4,76
3 Sgl+ 0 0,OO 9 42,85 7 16,66 9 42,86
ernb
4 Air hujan 11 26,19 0 0,00 0 0,OO 0 0,OO
5 Air 34 80,95 0 0,OO 26 61,90 0 0,OO
sungai
Catatan:
Sgl + pmp: sumur gali dg pompa,
Sgl + pt: sumur gali dg pompa tangan,
Sgl + emb: sumur gali dg ember.
Kualitas Kimia dan Fisik Air ... (Hendro, et. al)

Tabel 3: Kualitas fisik air di Desa Kadikaran dan Pulo

No Lokasil Jumlah sampel


Desa Di MS MS MS MS
periksa Kekeruhan Warna Rasa Bau
(bh) (%) (%I (%)
1. Kadikaran 14 14 14 0 14
( lO0,OO) ( lO0,OO) (0200) ( 1 00,OO)
2. Pulo 21 20 21 21 21

Total
(97,14) (100,OO) (60,Oo) (1 00,OO)
Catatan: MS = memenuhi syarat.

Tabel 4: Hasil pemeriksaan kualitas kimia air di Desa Kadikaran dan Pulo

Hasi l pemeriksaan laboratorium


No LokasiIDesa Jml sampel Jml sp MS Jml sp T M S
(%I (%)
1. Kadikaran 10 9 1
(90,001 (1 0,001
2. Puio 6 4 2
(66,661 (33,331
Total 16 13 3
(8 1,251 (1 8,751
Catatan: MS = memenuhi syarat,
TMS = tidak memenuhi syarat.

Air perrnukaan biasanya lebih kimia di laboratorium. Sampel-sampel air


keruh dibandingkan dengan air tanah, tersebut terdiri dari: 8 sampel air minum, 7
tingginya turbidity biasanya bisa diatasi sampel air bersih dan 1 sampel air sungai.
dengan cara melakukan pengolahan air Dari hasil pemeriksaan laboratorium
sederhana seperti: pen endapan, penyari- tersebut 3 buah sampel (18,75 %) dari 16
f.
ngan, atau koagulasi " '. Turbidity sangat sampel air yang diperiksa tidak memenuhi
mempengaruhi kualitas bakteriologis air, syarat (TMS) kualitas kimia. Dari tiga
karena mengganggu proses pemeriksa- buah sampel yang tidak memenuhi syarat
anlpengukuran atau deteksi bakteria atau kimia tersebut, parameter-parameter yang
virus dalam air ( I 3 ) . Pada air yang keruh tidak memenuhi syarat meliputi: total
kehadiran bakteri E coli bisa terlindungi padatan terlarut dan kandungan chlorida.
pada air yang mengandung chlorine 0,35 Data hasil pemeriksaan kualitas kimia
mg/l atau lebih (I2) sampel-sampel air (Tabel 4).
C. Kualitas kimia air Dalam Tabel 4 tersebut di atas
Untuk mengetahui kualitas kimia dapat dikemukakan bahwa: di Desa Kadi-
air yang dimanfaatkan masyarakat di Desa karan, dari 10 buah sampel air yang di-
Kadikaran dan Pulo, sejak dari sumber air periksa 9 buah (90,OO %) memenuhi per-
sampai air siap diminum telah diambil 16 syaratan kimia, sedangkan 6 buah sampel
sampel air untuk pemeriksaan kualitas air yang diarnbil di Desa Pulo, 4 buah
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 37, No. 4,2009: I80 - 187

(66,66 %) memenuhi persyaratan kualitas memenuhi syarat di Desa Kadikaran (1 0,00


kimia. Persentase sampel air yang tidak %). Untuk mengetahui secara lebih terinci
memenuhi syarat kimia di Desa Pulo jenis parameter, lokasi asal sampel air, dan
(33,33 %) lebih tinggi dibandingkan hasil pemeriksaan kualitas kimia sampel-
dengan persentase sampel air yang tidak sampel air lihat Tabel 5.

Tabel 5: Hasil pemeriksaan laboratorium kualitas kimia dan fisik sample air yang diambil dari
Desa Kadikaran dan Pulo, Kecamatan Ciruas

No Lokasi Jenis Hasil Keterangan


Sampling sumber air pemeriksaan
ode lokasi) laboratorium
1 Kadikaran (A) Air bersih M.S. PAH:
(PAHI Penampungan
2 Kadikaran (B) Air minum MS. Air Hujan
(PAW
3 Kadikaran (C) Air sungai TMS Kekeruhan,
NTU 159
4 Kadikaran (D) Air bersil~ M.S.
(air sungai)
5 Kadikaran (E) Air minu~n M.S.
(air sungai)
6 Kadikaran (F) Air bersih M.S.
(air sungai)
7 Kadikaran (G) Air minum M.S.

8 Kadikaran (H) Air bersili M.S.


(air sungai)
9 Kadikaran (I) Air minum M.S.

10 Kadikaran (J) Air bersih M.S.


(air sungai)
11 Pulo(A) Air minum M.S.

Air bersih MS. SGL: Sumur gali


(SGL dng ember)
Air minum M.S.

Air bersih
(pompa air listrik) M.S.
Air minum T.M.S. Total padatan
terlarut & clorida
Air minum T.M.S Total padatan
(SGL dg pompa terlarut
listrik)
Catatan: MS = memenuhi syarat, TMS = tidak memenuhi syarat.
PAH = penampungan air hujan
SGL = sumur gali.
Kualitas Kimia dan Fisik Air ... (Hendro, et. af)

Berdasarkan data yang tertera pada minumnya (di mana sebanyak 17,65 %
Tabel 5, terlihat bahwa cemaran kimia responden melakukannya dengan
yang terdeksi dalam air ialah cemaran pembubuhan tawas), 39,68 % mem-
unsur clorida (Cl). Unsur ini umumnya pergunakan sumur gali, dan 17,46 %
tersebar di alam sebagai sodium chlorida mempergunakan air hujan.
(NaCl), potassium chlorida (KC1) dan Dari 16 buah sampel yang diperiksa
calcium chlorida (Ca C12). Taste thresholds kualitas kimianya, jumlah sampel air
NaCl dan CaC12 dalam air berkisar antara yang memenuhi persyaratan sebanyak
200-300 mgll 'I4). Rasa kopi akan ter- 13 sampel (81,25 %), sisanya
pengaruh apabila kandungan chlorida sebanyak tiga sampel (18,75 %) tidak
sebagai NaCl minimal sebesar 400 mgll memenuhi persyaratan. Persentase
atau kandungan chlorida sebagai CaC12 sampel air yang tidak memenuhi
sebesar 530 mgll (I5). Senyawa NaCl di- syarat kimia di Desa Kadikaran se-
pakai secara luas pada proses produksi banyak 10,OO %, lebih rendah di-
industri kimia seperti caustic soda dan bandingkan dengan persentase sarnpel
chlorine. Sedangkan senyawa KC1 dipakai air yang tidak memenuhi syarat kimia
dalam produksi pupuk (I4). di Desa Pulo, yakni sebanyak 33,33
Hadirnya unsur chlorida dalam air %.
tanah atau permukaan bisa berasal dari Ditinjau dari jenis sampelnya, dari 8
&bat kegiatan manusia seperti pengguna- sampel air minum yang diperiksa
an pupuk, buangan industri, buangan septic kualitas kimianya, sebanyak dua
tank, dan penggunaan makanan hewan, sampel (25,OO %) tidak memenuhi
atau dapat juga hadir secara alami (I6'. persyaratan kualitas kimia. Kemudian
Kandungan chlorida pada air yang belum dari tujuh sampel air bersih yang
tercemar biasanya rendah, yaitu di bawah diperiksa kualitas kimianya semuanya
10 mgll (I6'. Tetapi pada beberapa badan air (100,OO %) memenuhi syarat. Sedang-
yang tercemar umumnya lebih tinggi, kan satu buah sampel air sungai yang
seperti: kandungan chloride dalam air diperiksa tidak memenuhi syarat
sungai di UK berkisar 11 - 42 mgll secara kimia.
(selama tahun 1974 - 1981) (I7', kandungan
4. Dari 35 sampel air yang diperiksa
chloride di air permukaan yang cenderung
kualitas fisiknya, sebanyak 34 buah
terintrusi air laut di USA berkisar antara 5
sampel (97,14 %) memenuhi per-
- 460 mgll (Is), atau kandungan chloride
syaratan kekeruhan, 2 1 buah sampel
pada sumur gali yang tercemar di Philip-
(60,OO %) memenuhi persyaratan rasa,
pines rata-rata sebesar 14 1 mgll (I9'. Pernah
tetapi semua sampel yang diperiksa
juga dilaporkan kandungan chloride yang
memenuhi persyaratan warna dan bau.
tinggi akibat air permukaan yang tercemar
colloids, di mana kandungan chloride bisa Kekeruhan (turbidity) sangat mem-
mencapai 40 - 63 mgI1 '20'. pengaruhi kualitas bakteriologis air,
karena mengganggu proses pemeriksa-
anlpengukuran atau deteksi bakteria
KESIMPULAN DAN SARAN dalam air. Di dalam air yang keruh
1. Sebanyak 53,97 % responden mem- kehadiran bakteri E, coli bisa ter-
pergunakan air sungai yang diolah lindungi pada air yang mengandung
untuk memenuhi kebutuhan air chlorine 0,35 mgll:
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 37, No. 4,2009: 180 - 187

6. Hadirnya unsur klorida dalam air 7. Bagla P & Kaise JI India's spreading health
tanah atau permukaan bisa berasal dari crisis draws global arsenic experts. Science
1996 ; 274: 174 - - 175.
akibat kegiatan manusia seperti: peng-
gunaan pupuk, buangan industri, dan 8. Hopenhayn-Rich C et al. (1996) Bladder cancer
mortality associated with arsenic in drinking
buangan septic tank, atau unsur ter- water in Argentina. Epidemiology 1996; 7: 1 17-
sebut dapat juga hadir secara alami. 181.
7. Guna memperbaiki kualitas fisik air, 9. ECOTOC. Nitrate and drinking water. Brussels,
hendaknya digunakan sarana penyari- ECOTOC (Technical Report No. 27) 1988.
ngan air dengan metoda saringan pasir 10. Katz EL. The stabilityof turbidity in raw water
lambat, sarana ini tidak memerlukan and its relationship to chlorine demand. Journal
pencucian yang sering, dan dapat of the American Water Works Association,
1986, 78(2):72-75.
dilakukan oleh penduduk pedesaan
secara mandiri. 1 1. MaCoy WF, Olson BH. Relationship among
turbidity, particle counts and bacteriological
quality within water distribution lines. Water
UCAPAN TERIMA KASIH Research, 1986,20(8):72 - 75.
12. Department of National Health and Welfare
Penulis mengucapkan terima kasih (Canada). Guidelines for Canadian drinking
kepada para Pimpinan dan Staf Sub water quality. Ottawa, 199 1.
Direktorat Penyehatan Air, Direktorat
13. LeChevallier MW, Evans, TM, Seidler RJ.
Penyehatan Lingkungan, Ditjen Pem- Effect of turbidity on chlorination efficiency
.berantasan Penyakit & Penyehatan Ling- and bacterial persistence in drinking water.
kungan Depkes, Pimpinan dan Staf Dinas Applied and environmental microbiology 1981,
Kesehatan Kabupaten Serang, serta 42(1): 159-167.
Pimpinan dan staf Puskesmas Kecamatan 14. lnternational Agency for Research on Cancer,
Ciruas yang membantu dan memfasilitasi Some metals and metallic compounds. Lyon,
1980: 205-323 (IARC Monographs on the
pelaksanaan penelitian ini.
Evaluation of the Carcinogenic Risk of
Chemicals on Humans, Vol. 23).
DAFTAR RUJUKAN 15. Chromium.Geneva, World Health Organization,
1. lnternational Commission on Radiological Pro- 1988 (Environmental Health Criteria No. 61).
tection. Report of the Task Group on Reference 16.Slooff W et al. Integrated criteria document
Man. New York, Pergamon Press, 1992 (ICRP chromium.Bilthoven, Netherlands, National
No. 23). Institute of Public Health and Environmental
2. Principles of the safety assessment of food Prorection, 1989 (Report no. 758701002).
additives and contaminants in food. Geneva, 17. National Academy of sciences. Drinking water
World Health Organization, 1987 and health,Vol. 2 Washington, DC, National
(Environmental Health Criteria, No. 70). Academy Press, 1980.
3. Principles for the toxicological assessment of 18.Xingzhen Q, Xiuxia L., linvestigation on the
pesticide residues in food. Geneva, World natural background values and states of
Health Organization, 1990 (Environmental elements in natural water from the upper
Health Criteria, No. 104). reaches of the Nenjiang river) Kexue
4. ILEC & Lake Biwa Research Institute, eds. tongbao, 1987, 32 (14):983-987 (in Chinese).
(1988-1993) Survey of the state of world lakes 19. Barrie LA et al. On the concentration of trace
Vol. I-IV Otsu Nairobi, ILEC/UNEP. metals in precipitation. Atmospheric environ-
5. lPCS Environmental Health Criteria 36. ment, 1987,21(5): 1 133-1 135.
Fluorine and fluorides. Geneva, WHO 1984. 20.Nriagu JO, Nieboer E, eds. Chromium in the
6. IPCS Environmental Health Criteria 18. natural and human environment. New York,
Arsenic. Geneva, WHO 198 1 . NY, John Wiley, 1988.

Potrebbero piacerti anche