Sei sulla pagina 1di 9

1

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA


BERBASIS KOMIK PADA MATERI MENULIS PUISI BEBAS
SISWA KELAS VIII SMP N 21 PADANG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan S1 (Strata 1)

ANNISA MAHARANI
NPM 12080147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMBAR
PADANG
2016
1

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA


BERBASIS KOMIK PADA MATERI MENULIS PUISI BEBAS
SISWA KELAS VIII SMP N 21 PADANG

Annisa Maharani, Silvia Marni, Ninit Alfianika


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Abstract: Background problem in this research is the unavailability of LKS comics based on free
poetry writing material in SMP N 21 Padang. In addition, the Indonesian teachers have never made
LKS itself on free poetry writing material. This study aims to generate Student Activity Sheet (LKS)
Indonesian Based on Creative Writing Poetry Comics Free Student Class VIII SMP N 21 Padang
valid, practical, and effective use. This research is the development of the development model 4-D
(four- D medels). However, in this study is limited to the third stage. Development begins the
definition phase (define), design (design), and ends the development stage (develop). Subjects were
students in small classes of nine people in the class VIII SMP N 21 Padang. Form of quantitative
research data obtained from the validator assessment experts and practitioners, teachers and students,
and the results of the test performance of student learning. Based on data analysis and discussion, it
can be concluded that the validation results as very valid, namely 93.44, the practicalities of relatively
practical, ie 75.00 practicalities of the results by the teacher, and very practical, ie 82.63 practicalities
of the results by the students, and effectiveness student Activity sheet (LKS) Indonesian in free poetry
writing material developed quite good because the value of the average student who is the subject of
the trial was 77.77 So, the student Activity sheet (LKS) Indonesian comics based on poetry writing
material free has been developed can be used as teaching materials in the process of learning
Indonesian, especially in poetry writing material free.

Kata kunci: LKS pembelajaran; berbasis komik; materi menulis puisi bebas.

PENDAHULUAN
Menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran oleh seorang penulis ke dalam bahasa tulis
sebagai medianya. Penggunaan bahasa yang tepat dapat membuat ide tergambar dengan baik. Ide yang
dituliskan dapat berupa gambaran sebuah objek ataupun perasaan yang sedang dirasakan. Terdapat
beberapa tahapan yang harus dilalui saat akan menulis, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan
tahap revisi.
Salah satu bentuk tulisan yang dihasilkan adalah puisi. Menurut Jasin (dalam Wahyuni,
2014:26), puisi merupakan sebuah karya sastra yang lahir atas dasar perasaan yang didalamnya
terkandung bermacam pikiran dan tanggapan. Pengungkapan perasaan dalam puisi dapat dilakukan
dengan cara penggunaan diksi (pilihan kata) yang tepat serta memperhatikan unsur persajakan.
Pembelajaran menulis puisi terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2006 Bahasa Indonesia, salah satunya di SMP kelas VIII semester genap. Standar Kompetensi (SK)
yang berkaitan dengan menulis puisi adalah SK 16 yang berbunyi “Mengungkapkan pikiran dan
perasaan dalam puisi bebas” dengan KD 16.1 yang berbunyi “Menulis puisi bebas dengan
menggunakan pilihan kata yang sesuai” dan KD 16.2 yang berbunyi “Menulis puisi bebas dengan
memperhatikan unsur persajakan.”
Pada kegiatan pembelajaran menulis puisi di sekolah, terdapat beberapa kendala yang
dihadapi siswa. Kendala tersebut adalah siswa belum mampu menulis puisi dengan menggunakan
pilihan kata yang tepat dan memperhatikan unsur persajakan. Jika dilihat, pilihan kata dan persajakan
merupakan bagian dari ciri-ciri puisi. Menurut Wahyuni (2014:15-18), ada lima ciri-ciri sebuah puisi
dan dua diantaranya adalah memiliki rima yang dapat memberikan efek musikalisasi sehingga mudah
diingat atau dihafal dan menggunakan diksi (pilihan kata) yang tepat. Kedua ciri-ciri tersebut juga
sesuai dengan indikator penialaian menulis puisi yang terdapat dalam tabel berikut ini.
2

Tabel 1. Indikator Penilaian Menulis Puisi Bebas


No. Indikator Penilaian
1. Menggunakan dua macam bahasa, yaitu bahasa denotasi (bahasa yang bersifat sebenarnya)
dan konotasi (bahasa yang bukan sifat sebenarnya atau yang berarti kiasan)
2. Memiliki rima (persamaan bunyi)
3. Menggunakan diksi (pilihan kata) yang tepat
(dimodifikasi dari Wahyuni, 2014:15-18)

Keterbatasan bahan ajar yang digunakan dapat memberikan dampak kurang termotivasinya
siswa untuk belajar. Selain itu, penyajian bahan ajar yang digunakan, terutama Lembar Kegiatan Siswa
(LKS), kurang menarik dan cenderung monoton, sehingga siswa sulit memahami materi yang
diberikan. Hal ini tidak sesuai dengan salah satu fungsi Lembar Kegiatan Ssiwa (LKS) yang
dikemukakan oleh Belawati, dkk (dalam Prastowo, 2011:204) yang menyatakan bahwa “LKS sebagai
bahan ajar mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan.”
Menyikapi masalah tersebut, maka perlu adanya inovasi untuk bahan ajar yang digunakan
oleh guru maupun siswa, terutama Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
dengan tampilan yang menarik serta materi yang memadai dapat menambah motivasi siswa untuk
belajar. Dalam pembelajaran, guru pun dengan mudah memberikan materi menulis puisi kepada siswa.
Belawati, dkk (dalam Prastowo, 2011:204) mengatakan bahwa “Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat
mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. LKS yang disusun sesuai dengan unsur yang
membangunnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011:207-208) yang mengatakan bahwa
“LKS terdiri atas enam unsur utama, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi
pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.”
Jika LKS yang saat ini digunakan di sekolah menyajikan materi hanya berupa rangkaian
paragraf dan cenderung monoton, maka inovasi yang dilakukan adalah penggunaan komik. Menurut
Franz dan Meier (dalam Nurgiyantoro, 2010:410), komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak
dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka bentuk komik yang digunakan adalah komik strip (comic strip).
Hal ini dikarenakan komik strip (comic strip) terdiri dari beberapa panel gambar dan dari segi isi telah
mengungkapkan gagasan utuh.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat digunakan oleh guru maupun siswa apabila telah
dilakukan validasi oleh validator. LKS yang divalidasi mempertimbangkan beberapa aspek. Menurut
Depdiknas (2008:328), aspek yang divalidasi, yaitu, (1) kelayakan isi, (2) kelayakan penyajian, (3)
kelayakan kebahasaan, dan (4) kelayakan kegrafikaan. Setelah valid, LKS dapat digunakan oleh guru
dan siswa untuk diujikan praktikalitasnya. Praktikalitas artinya untuk melihat kemudahan sebuah LKS
digunakan dan tidak rumit. Kepraktisan sebuah LKS dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek
kemudahan dalam penggunaannya dan aspek kesesuaian dengan waktu.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang digunakan dapat memberikan dampak pada
pembelajaran di kelas. Dampak atau efektifitas sebuah LKS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa, khususnya pada materi menulis puisi bebas. Pada aktivitas siswa, kegiatan pembelajaran
dirancang dalam bentuk tahap-tahap yang bertujuan untuk memudahkan siswa memahami materi
menulis puisi bebas. Pada hasil belajar, dilihat tingkat keberhasilan siswa memahami materi dengan
cara melakukan tes unjuk kerja.
Berdasarkan hal-hal tesebut, maka perlu dilakukan pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) Bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis puisi bebas untuk siswa kelas VIII SMP
N 21 Padang. Permasalahan dalam penelitian pengembangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut. (1)
Bagaimanakah proses pembuatan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Bahasa Indonesia berbasis komik
pada materi menulis puisi bebas siswa kelas VIII SMP N 21 Padang? (2) Bagaimanakah validitas
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis puisi bebas
siswa kelas VIII SMP N 21 Padang? (3) Bagaimanakah praktikalitas Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
3

Bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis puisi bebas siswa kelas VIII SMP N 21 Padang?
(4) Bagaimanakah efektivitas Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Bahasa Indonesia berbasis komik pada
materi menulis puisi bebas siswa kelas VIII SMP N 21 Padang?
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut. (1) Mendeskripsikan proses
pembuatan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis puisi
bebas siswa kelas VIII SMP N 21 Padang. (2) Mendeskripsikan validitas Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) Bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis puisi bebas siswa kelas VIII SMP N 21
Padang. (3) Mendeskripsikan praktikalitas Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Bahasa Indonesia berbasis
komik pada materi menulis puisi bebas siswa kelas VIII SMP N 21 Padang. (4) Mendeskripsikan
efektivitas Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis puisi
bebas siswa kelas VIII SMP N 21 Padang.

METODOLOGI
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Menurut Borg and Gall (dalam
Arifin, 2011: 127) mengemukakan bahawa “Research and development is apowerful strategy for
improving practice. It is a process used to develop and validate educational products.” Hal ini sejalan
dengan pendapat Trianto (2010:206) yang mengatakan bahwa “penelitian dan pengembangan adalah
rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.”
Penelitian ini menggunakan model 4D (four-D Models) yang dikemukakan oleh Thiagarajan
dkk (1974:6-8). Penelitian pengembangan pada model ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap
pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).
Akan tetapi, pada penelitian yang dilakukan hanya sampai kepada tahap pengembangan (develop).
Pada tahap pendefinisian (define) dilakukan analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis kurikulum,
analisis konsep, dan analisis tugas. Pada tahap perancangan (design), dilakukan perancangan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) Bahasa Indonesia berbasis komik pada materi menulis puisi bebas sehingga
dihasilkannya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang dapat menarik minat belajar siswa.. Pada tahap
pengembangan (develop), dilakukan validasi LKS oleh ahli dan praktisi, uji praktikalitas LKS oleh
guru dan siswa, dan uji efektivitas LKS berdasarkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa berupa tes
unjuk kerja menulis puisi bebas.
Subjek uji coba penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 21 Padang. Subjek uji coba
dipilih sebanyak 9 orang dengan kriteria pemilihan, yaitu 3 orang berkemampuan tinggi, 3 orang
berkemampuan sedang, dan 3 orang berkemampuan rendah. Penggunaan 9 orang siswa sesuai dengan
pendapat Asyhar (2011:160) bahwa uji coba dilakukan kepada siswa dalam kelompok terbatas, yaitu
5-10 orang. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket,
lembar observasi, dan tes unjuk kerja. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis data
deskriptif dengan menggunakan statistik deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil peneltian dideskripsikan berdasarkan tahap yang dilakukan dalam penelitian
pengembangan, yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan
(develop). Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan masalah yang dihadapi guru dan siswa.
Masalah tersebut adalah rendahnya kemampuan menulis puisi bebas siswa dikarenakan kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi materi menulis puisi bebas. Jika dilihat, di kelas siswa hanya
menggunakan LKS dengan tampilan yang kurang menarik dan cenderung monoton serta tidak sesuai
dengan karakteristik siswa. Oleh sebab itu, inovasi bahan ajar berupa LKS perlu dilakukan agar siswa
dapat termotivasi dalam belajar.
Penyusunan materi LKS mengacu pada KTSP 2006. SK dan KD yang dipilih adalah
mengenai materi menulis puisi bebas. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah menentukan materi-
materi yang akan dimasukkan ke dalam LKS serta tugas-tugas yang akan diberikan. Jika semuanya
sudah selesai ditentukan, maka hal-hal tersebut dapat dimasukkan ke dalam LKS. Penyajian materi
4

diberikan dalam bentuk dialog antar tokoh yang terdapat di dalam LKS. Hal ini bertujuan agar siswa
dapat termotivasi untuk belajar serta dapat memahami maateri menulis puisi bebas dengan baik.
LKS berbasis komik tidak langsung dapat digunakan oleh guru dan siswa di sekolah. LKS
harus divalidasi oleh validator, yaitu ahli dan praktisi. Penilaian yang diberikan valiadator dalam
bentuk angket validitas terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Hasil Validasi Secara Umum


No. Aspek Penyajian Skor yang Nilai Validasi Kategori
Diperoleh (%)
1. Aspek kelayakan isi 59,66 93,21 sangat valid
2. Aspek kelayakan bahasa 28,66 89,56 sangat valid
3. Aspek kelayakan penyajian 51,00 91,00 sangat valid
4. Aspek Kegrafikaan 20,00 100,00 sangat valid
Jumlah 159,32 93,44 sangat valid

Berdasarkan tabel tersebut, maka didapatkan hasil validasi LKS sebesar 93,44 dengan
kategori sangat valid. LKS yang telah valid selanjutnya dilakukan uji praktikalitas. Uji praktikalitas
dilakukan oleh 1 orang guru dan 9 orang siswa. Penilaian yang diberikan oleh guru dan siswa berupa
angket. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka penilaian yang diberikan guru mencapai tingkat
75,00 dengan kategori praktis seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2. Praktikalitas Lembar Kegiatan Siswa (LKS) bagi Guru


No. Aspek Penyajian Tingkat Kategori
Kepraktisan (%)
1. Aspek kemudahan dalam 75,00 Praktis
penggunaan
2. Aspek kesesuaian dengan waktu 75,00 Praktis
Jumlah 75,00 Praktis

Penilaian yang diberikan siswa mencapai tingkat 82,30 dengan kategori sangat praktis seperti
yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. Respon Kepraktisan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) bagi Siswa


No. Aspek Penyajian Persentase Tingkat Kategori
Kepraktisan (%)
1. Aspek kemudahan dalam 82,63 sangat praktis
penggunaan
2. Aspek kesesuaian dengan 80,55 sangat praktis
waktu
Jumlah 82,63 sangat praktis

Efektivitas siswa dilihat dengan dua cara, yaitu dari aktivitas dan hasil belajar siswa berupa
tes unjuk kerja. Aktivitas siswa dilihat berdasarkan enam indikator, yaitu (1) Menerima Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), (2) Memperhatikan instruksi guru, (3) Membaca Lembar Kegiatan Siswa
(LKS), (4) Mengikuti kegiatan pembelajaran berdasarkan langkah kerja yang ada dalam Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), (5) Menjawab pertanyaan uji kompetensi yang ada dalam Lembar Kegiatan
Siswa (LKS), (6) Mengerjakan tugas menulis puisi bebas yang ada dalam Lembar Kegiatan Siswa
(LKS). Berdasarkan kegiatan yang diamati selama dua hari tersebut, maka aktivitas siswa
dikategorikan sangat berhasil dengan nilai 100,00.
5

Hasil belajar siswa diperoleh dari tes unjuk kerja menulis puisi bebas. Hasil belajar tersebut
dinilai sesuai dengan indikator penilaian yang telah ditentukan. Selain itu, penilaian juga dilihat dari
skor yang didapatkan. Berdasarkan analisis terhadap tes unjuk kerja siswa, maka diperoleh nilai rata-
rata siswa, yaitu 77,77.
Berdasarkan validasi yang dilakukan, uji praktikalitas, dan uji efektivitas LKS membuktikan
bahwa LKS yang dikembangkan telah valid, praktis, dan efektif, sehingga dapat digunakan dalam
proses pembelajaran menulis puisi. Aktivitas siswa yang dinilai berdasarkan kegiatan yang diamati
dapat memotivasi belajar siswa. Tes unjuk kerja menulis puisi bebas yang dilakukan siswa
membuktikan bahwa modul pembelajaran juga memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, pengembangan LKS pembelajaran sangat perlu dilakukan dalam rangka memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN


Proses pengembangan LKS dilakukan dengan melakukan analisis terhadap kebutuhan siswa
serta menentukan materi pembelajaran yang akan dimasukkan ke dalam LKS. LKS divalidasi oleh 2
orang ahli dan 1 orang praktisi. Validasi yang dilakukan mendapatkan hasil 93,44 dengan kategori
sangat valid. Uji praktikalitas LKS dinilai oleh 1 orang guru dan 9 orang siswa. Hasil praktikalitas
guru diperoleh nilai 75,00 dengan kategori praktis dan hasil praktikalitas siswa diperoleh nilai 82,63
dengan kategori sangat praktis. Uji efektivitas siswa dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa dan
dinilai oleh 2 orang observer. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai
100,00 dengan kategori sangat berhasil dan hasil belajar siswa dengan rata-rata 77,77.
Sesuai pengembangan, pengujian, dan perevisian yang dilakukan, maka LKS pembelajaran
telah valid dari segi isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan. LKS pembelajaran telah praktis dari
segi kemudahan dalam penggunaan dan waktu yang digunakan. LKS pembelajaran juga telah efektif
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan simpulan penelitian ini maka didapat saran-saran yang sesuai dengan dengan
hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, kepala sekolah hendaklah menyarankan guru-guru membuat
bahan ajar sendiri untuk pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna. Kedua, guru hendaklah
menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ini di dalam pembelajaran karena Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, mengikuti petunjuk
penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan benar, dan membuat bahan ajar dengan materi
yang berbeda. Ketiga, siswa hendaklah menggunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang telah
dikembangkan di dalam pembelajaran, membaca Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan teliti,
mengikuti petunjuk dan langkah kerja yang ada di dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS) mengerjakan
semua soal yang ada di dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Keempat, peneliti selanjutnya dapat
menggunakan hasil penelitian ini sebagai penelitian yang relevan dan jika ingin mengembangkan
bahan ajar kembangkanlah bahan ajar dengan materi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Asyhar, H. Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:


GP Press.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra: Edisi
Ketiga. Yogyakarta: PT BPFE.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.


6

Jogjakarta: Diva Press.

Thiagarajan, S; Semmel, D.S; & Semmel, M.I. 1974. Instructional Development for
Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Indiana: Indiana University.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Wahyuni, Ristri. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama. Jogjakarta:
Saufa.

Potrebbero piacerti anche