Sei sulla pagina 1di 11

HISTOPATOLOGI AORTA TORASIKA

Rattus novergicus STRAIN WISTAR JANTAN


SETELAH 8 MINGGU PEMBERIAN DIET ATEROGENIK

Fatya Welinsa
Enikarmila Asni
Zulkifli Malik
Ismawati
fatyawelinsa@gmail.com

ABSTRACT
Atherosclerosis could be induced in animal model (Rattus novergicus) by
feeding atherogenic diet consist of standart feed, cholesterol 2 % from yolk, 5 %
goat fat, 0,2% cholic acid and induction with vitamin D3. The goal of this
research was to analyze histopathological of thoracic aorta on male Rattus
novergicus strain wistar after fed atherogenic diet for 8 weeks. This research was
an experimental laboratory research with post test only with control design.
Twelve male rats were segregated into two groups (n=6) labelled as control fed
standart and atherogenic fed group. After 8 weeks thoracic aorta was taken and
histological slides were made and colored with hematoxylin eosin and then
measured with atherosclerosis score. The result showed that in atherogenic group
there are macrophage, foam cell, and intracellular lipid accumulation with 100%
percentage, extracellular lipid accumulation 33,33% (for a little extracellular
lipid) and 66,67 (a lot of extracellular lipid) while control group there are
macrophage, foam cell, and intracellular lipid accumulation with 33,33%
percentage. The statistical test result show there is significant difference between
control group and atherogenic group (p=0,003). As conclusion, there is
significant difference between control group and atherogenic group.
Keywords : Atherosclerosis, atherogenic diet, thoracic aorta.

PENDAHULUAN satu penyebab utamanya adalah


aterosklerosis.2,3 Aterosklerosis
Penyakit kardiovaskuler saat adalah suatu keadaan terbentuknya
ini merupakan faktor utama plak di dinding arteri, plak terdiri
penyebab kematian terutama di dari sel otot polos,jaringan ikat,
negara maju dan diprediksi juga akan lemak yang tertimbun di intima
menjadi masalah yang kompleks di dinding arteri.4
negara negara berkembang.1 World Aterosklerosis terutama
health organization (WHO) mengenai arteri elastik dan paling
memperkirakan bahwa setiap tahun sering dijumpai pada aorta
17,3 juta orang meninggal karena abdominal, aorta torakalis/torasika,
penyakit kardiovaskular dan salah arteri poplitea, arteri carotis interna,

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 1


dan arteri koronaria.5 Penelitian strain wistar dan didapatkan kadar
mengenai aterosklerosis telah banyak kolesterol yang tinggi dalam darah
dilakukan namun sebagian besar tikus tersebut.3,11
meneliti mengenai penyebaran plak Kolesterol terdapat dalam
aterosklerotik pada aorta abdominalis makanan yang berasal dari hewan,
dan masih sedikit yang membahas misalnya kuning telur dan lemak
mengenai pembentukan hewani. Kuning telur mengandung
aterosklerosis pada aorta torasika.6 kolesterol tinggi dan dapat
Aterosklerosis dapat meningkatkan risiko penyakit
menyebabkan timbulnya berbagai kardiovaskuler.12 Begitu juga dengan
komplikasi, salah satunya dapat lemak kambing, sehingga kombinasi
menyebabkan aneurisma aorta keduanya dapat meningkatkan kadar
torasika yang apabila semakin besar kolesterol dan trigliserida darah.13
akan menyebabkan ruptur pembuluh Pada dasarnya, tikus dan
darah.7 Kejadian aneurisma aorta mencit relatif resisten terhadap
merupakan penyebab kematian ke-18 aterosklerosis karena memiliki kadar
paling sering di dunia karena high density lipoprotein (HDL)
insidensinya yang terus meningkat.8 tinggi dan proporsi LDL yang rendah
Kasus aneurisma sering tidak di sirkulasi, untuk itu diperlukan
diketahui sampai terjadinya ruptur penambahan asam kolat ke dalam
dan angka mortalititas dari ruptur diet aterogenik karena pemberian
yang disebabkan aneurisma aorta diet aterogenik tanpa asam kolat
mencapai 90%. Namun, hal ini dapat selama 8 minggu pada tikus tidak
diatasi dengan mencegah terjadinya dapat meningkatkan kadar kolesterol
penyakit yang mendasarinya yaitu dan terbentuknya sel busa yang
aterosklerosis.9 bermakna. Penambahan asam kolat
Faktor risiko utama membantu absorbsi kolesterol dan
terbentuknya aterosklerosis adalah menekan konversi kolesterol menjadi
hiperkolesterolemia, terutama fraksi asam empedu.14 Pada penelitian yang
low density lipoprotein (LDL). LDL dilakukan oleh Srivastava et al
teroksidasi akan difagositik oleh menunjukkan bahwa untuk
makrofag sehingga terbentuk sel menginduksi terbentuknya
busa (foam cell), makrofag aterosklerosis pada mencit
mengeluarkan faktor pertumbuhan diperlukan diet yang ditambah
yang menyebabkan proliferasi sel dengan asam kolat sehingga dapat
otot polos dan pengendapan matriks menurunkan kadar HDL dan
ekstrasel oleh sel otot polos di intima meningkatkan LDL plasma dan
yang berperan menyebabkan membuat gambaran lipoprotein
pertumbuhan progresif lesi menjadi lebih aterogenik.15
aterosklerotik.10 Konsumsi diet Untuk meningkatkan
tinggi kolesterol dapat meningkatkan kalsifikasi pada pembuluh darah dan
kolesterol darah sehingga berberapa stimulasi proliferasi sel otot polos
peneliti menerapkan konsep tersebut pembuluh darah diberikan
untuk mendapatkan hewan coba penambahan suplemen vitamin D3
yang hiperkolesterolemia, seperti sehingga lesi ateroslerotik dapat
pada penelitian yang dilakukan oleh lebih cepat terbentuk.16 Dengan diet
Murwani et al yang memberikan diet aterosklerotik yang diberikan
tinggi kolesterol pada tikus putih tersebut diharapkan lesi

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 2


aterosklerosis dapat diidentifikasi kelompok yang diberikan diet
dengan jelas dalam sediaan aterogenik selama 8 minggu .
histopatologi.
Penelitian tentang METODE PENELITIAN
aterosklerosis menggunakan model
hewan sudah pernah dilakukan Penelitian ini bersifat eksperimental
sebelumnya oleh Murwani et al. laboratorik dengan desain penelitian
(2006) yang memberikan alternatif post test only with control, untuk
hewan coba untuk penelitian mengetahui perubahan pada dinding
aterosklerosis serta mencari aorta torasika yang telah diberi diet
komposisi dan lama permberian diet aterogenik selama 8 minggu.
aterogenik. Tikus putih (Rattus Penelitian ini dilakukan di
novergicus strain Wistar) digunakan Laboratorium Biokimia Fakultas
sebagai hewan coba aterosklerosis Kedokteran Universitas Riau dan
dikarenakan mudah didapat dan Laboratorium Patologi Anatomi
mudah penanganannya, tikus yang RSUD Arifin Ahmad Provinsi Riau
dipilih merupakan tikus jantan pada bulan September 2013 sampai
karena tidak terpengaruh oleh Oktober 2014. Subjek dalam
hormon.12,17 Pada penelitian tersebut, penelitian ini adalah tikus wistar
tikus putih (Rattus novergicus strain jantan ( Rattus novergicus ) yang
Wistar) diberikan pakan yang berjumlah 12 ekor yang berumur 2-3
ditambah dengan kuning telur, asam bulan dengan berat badan rata – rata
kolat,dan minyak babi selama 8 160 – 240 gram yang dibagi dalam
minggu. Hasil penelitian dua kelompok, yaitu kelompok
mengungkapkan pada minggu ke 8 kontrol dan kelompok aterogenik.
terjadi peningkatan kolesterol darah 1. Kelompok kontrol
dan pembentukan sel busa pada arcus
aorta tikus sebagai proses awal Kelompok yang diberi pakan
terjadinya aterosklerosis.12 standar tanpa diberi diet aterogenik
Berdasarkan uraian di atas, dan vitamin D3.
peneliti tertarik untuk melihat
2. Kelompok aterogenik
gambaran histopatologi aorta
torasika setelah 8 minggu pemberian Kelompok yang diberikan diet
diet aterogenik. Pada penelitian ini, aterogenik yang mengandung
tikus akan diberikan diet aterogenik kolesterol kuning telur 0,2 %, asam
berupa diet tinggi lemak yang terdiri kolat 2 %, lemak kambing 5% dan
dari pakan yang ditambahkan kuning pakan pakan standar 92,8 % yang
telur, lemak kambing, dan asam kolat diberikan sebanyak 20 gram setiap
selama 8 minggu dengan hari serta diberikan vitamin D3 pada
penambahan vit D3 setiap 4 minggu. minggu pertama dengan cara
Setelah 8 minggu, akan diamati disondekan kemudian diulang
gambaran histopatologi aorta kembali setelah 4 minggu.
torasika pada tikus dan diberikan
skor berdasarkan parameter lesi Pemeriksaan histopatologi
aterosklerosis untuk mengetahui
perbedaan antara aorta torasika tikus Pada minggu ke-8 tikus dibedah dan
yang diberikan diet standar dengan aorta torasika tikus tersebut diambil
untuk dilakukan pemeriksaan
histopatologi. Jaringan yang di ambil

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 3


akan diwarnai dengan pewarnaan Kedokteran Universitas Riau dan
Hematoxylin Eosin (HE) Laboratorium Patologi Anatomi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Analisis Data Arifin Ahmad Provinsi Riau pada
bulan September 2013 sampai
Data dianalisis dengan statistic
Oktober 2014 mengenai gambaran
dengan menggunakan uji statistik
histopatologi aorta torasika Rattus
Mann Whitney dengan α = 0,05
novergicus strain wistar jantan
setelah 8 minggu pemberian diet
Etika Penelitian
aterogenik dan didapatkan hasil
Penelitian ini telah lolos kaji
sebagai berikut.
etik oleh Unit Etika Penelitian
Gambaram histopatologi
Kedokteran / Kesehatan Fakultas
kelompok yang diberikan diet
Kedokteran Universitas Riau
standar terlihat adanya gambaran
berdasarkan penerbitan Surat
makrofag, sel busa, akumulasi lipid
Keterangan Lolos Kaji Etik nomor :
intrasel seperti yang tertera pada
No 92/UN19.1.28/UEPKK/2014.
tabel berikut ini.
HASIL

Penelitian dilakukan di
Laboratorium Biokimia Fakultas
Tabel 4.1 Data gambaran mikroskopis pada aorta torasika Rattus novergicus
kelompok kontrol

Gambaran No. Sampel Jumlah Persentase


histopatologi 1 2 3 4 5 6
aterosklerosis
Makrofag - + - - - + 2 33,33%
Sel Busa - + - - - + 2 33,33%
Lipid intrasel - + - - - + 2 33,33%
Sedikit lipid
- - - - - - 0 0%
ekstrasel
Banyak lipid
- - - - - - 0 0%
ekstrasel
Inti lipid - - - - - - 0 0%
Kalsifikasi - - - - - - 0 0%
Fibrateroma - - - - - - 0 0%
Defek
- - - - - - 0 0%
permukaan
Hematom - - - - - - 0 0%
Trombus - - - - - - 0 0%

Keterangan: + : Ada
- : Tidak ada

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 4


Berikut ini gambaran mikroskopis
aorta torasika Rattus novergicus
strain wistar jantan kelompok
kontrol:
(a) (b)
Pada gambar 4.1 (a) terdapat
gambaran aorta torasika Rattus
novergicus strain wistar jantan
kelompok kontrol yang normal tanpa
adanya gambaran lesi aterosklerosis.
Pada gambar 4.2 (b) juga terlihat
(c) gambaran aorta torasika yang normal
dengan sel endotel utuh sedangkan
pada gambar 4.2 (c) terdapat
gambaran akumulasi lipid intrasel
LI (LI) yang menandakan telah
terjadinya pembentukan lesi
aterosklerosis pada kelompok
kontrol.

Gambar 1. Histopatologi aorta Gambaram histopatologi kelompok


torasika kelompok kontrol yang diberikan diet aterogenik
selama 8 minggu terdapat pada tabel
berikut ini
Tabel 2. Data histopatologi kelompok yang diberi diet aterogenik

Gambaran Histopatologi No. Sampel Jumlah Persentase


1 2 3 4 5 6
Makrofag + + + + + + 6 100%
Sel Busa + + + + + + 6 100%
Lipid Intrasel + + + + + + 6 100%
Sedikit Lipid Ekstrasel - + - + - - 2 33,33%
Banyak Lipid Ekstrasel + - + - + + 4 66,67%
Inti lipid - - - - - - 0 0%
Kalsifikasi - - - - - - 0 0%
Fibroateroma - - - - - - 0 0%
Defek Permukaan - - - - - - 0 0%
Hematom - - - - - - 0 0%
Trombus - - - - - - 0 0%
Keterangan : + : ada
- :tidak ada

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 5


Berikut gambaran histopatologi aort torasika Rattus novergicus strain
wistar jantan setelah delapan minggu
pemberian diet aterogenik. Untuk mengetahui
kebermaknaan perbedaan dari lesi
aterosklerosis pada kelompok kontrol
dan kelompok yang diberikan diet
aterogenik, maka dilakukan analisis
uji statistik dengan menggunankan
analisis uji t tidak berpasangan,
namun karena sebaran data yang
tidak normal & varians yang tidak
sama, maka digunakan uji Mann-
Whitney dan didapatkan hasil
perhitungan nilai p<0,005 .
Hasil uji statistik pada tabel 3
menunjukkan bahwa terdapat
pebedaan yang bermakna antara
kelompok yang diberi pakan standar
dengan kelompok yang diberi diet
aterogenik.

Gambar 2. Histopatologi aorta


torasika Rattus novergicus strain
wistar jantan setelah delapan minggu
pemberian diet aterogenik.

Tabel 4.3 Perbandingan skor lesi aterosklerosis aorta torasika Rattus novergicus
strain wistar antara dua kelompok perlakuan
No Skor lesi aterosklerosis Skor lesi aterosklerosis
kelompok kontrol kelompok yang diberikan diet
aterogenik
1 0 4
2 2 3
3 0 4
4 0 3
5 0 4
6 2 4
(p=0,003)*
Keterangan : * (significant) : terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 6


PEMBAHASAN aterosklerosis pada arcus aorta
kelompok yang diberikan pakan
standar.11 Penelitian yang dilakukan
Penelitian ini merupakan oleh Yanuartono ( 2007 ), kelompok
penelitian experimental untuk kontrol tikus Sprague dawley yang
mengetahui pengaruh diet aterogenik hanya diberi pakan standar selama
yang diberikan selama delapan enam mingu juga tidak menunjukkan
minggu terhadap gambaran gambaran lesi aterosklerosis pada
histopatologi aorta torasika Rattus aorta.18 Namun, pada penelitian yang
novergicus strain wistar jantan, dilakukan oleh Wahyuni (2013),
kemudian dibandingkan dengan pada aorta torasika Rattus novergicus
gambaran histopatologi aorta strain wistar kelompok kontrol yang
torasika Rattus novergicus strain diberikan pakan standar selama 60
wistar jantan yang diberikan pakan hari, ditemukan adanya foam cell.19
standar. Penelitian yang dilakukan oleh
Maramis (2014) juga
Histopatologi aorta torasika pada memperlihatkan gambaran
kelompok Rattus novergicus strain aterosklerosis berupa sel busa pada
wistar jantan yang diberikan diet aorta kelompok kontrol yang diberi
standar pakan standar.20
Berdasarkan hasil penelitian, Keadaan tersebut bisa saja
didapatkan bahwa pada aorta terjadi karena berdasarkan teorinya,
torasika Rattus novergicus strain aterosklerosis dapat disebabkan oleh
wistar jantan yang diberikan pakan berbagai macam faktor risiko lain
standar sebagai kelompok kontrol selain hiperkolesterolemia seperti
terdapat lesi aterosklerosis pada dua adanya kelainan genetik,
dari enam sampel yang ada yakni hiperhomosisteinemi, obesitas,
ditemukan adanya sel busa dan lipid infeksi, kelainan metabolik,
intrasel otot polos namun tidak stres,kurang gerak, dan faktor
terdapat lipid ekstrasel,inti lipid, lainnya yang mempengaruhi
kalsifikasi, fibrateroma, defek hemostasis.10,21
permukaan, hematom, dan trombus. Faktor-faktor risiko
Sementara empat sampel lainnya aterosklerosis tersebut dapat
menunjukkan keadaan pembuluh menyebabkan terjadinya cedera
darah aorta yang nomal. endotel pembuluh darah, kemudian
Hal ini menunjukkan telah sel endotel menghasilkan bahan-
terjadinya pembentukan lesi bahan kimia yang dapat menarik
aterosklerosis pada dua sampel dari monosit ke tempat peradangan
kelompok yang diberikan diet sehingga terjadi respon peradangan
standar, jika dibandingkan dengan lokal. Monosit akan membesar dan
penelitian sebelumnya, yakni pada permanen menjadi sel fagositik besar
penelitian yang telah dilakukan oleh (makrofag) yang akan memfagosit
Murwani (2006) dengan LDL teroksidasi sehingga terbentuk
menggunakan Rattus novergicus sel busa. Kemudian, makrofag yang
strain wistar sebagai hewan dengan teraktifasi dan melepaskan zat
jenis diet yang berbeda dan lama kemoatraktan dan sitokin (monocyte
waktu penelitian yang sama, tidak chemoattractant protein-1, tumor
ditemukan adanya gambaran lesi necrosis factor α, IL-1, IL- 6, CD40

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 7


dan C-reactive protein), zat-zat Pada penelitian sebelumnya
tersebut akan menyebabkan migrasi yang dilakukan oleh Murwani (2006)
sel otot polos dari tunika media ke yang memberikan diet aterogenik
tunika intima. Kemudian peroses berupa kuning telur, minyak babi,
aterosklerosis terus berlanjut hingga dan asam kolat yang dicampur
menjadi lesi progresif dengan pakan standar selama
aterosklerosis.10,22 delapan minggu dan didapatkan hasil
peningkatan kadar kolesterol darah
Histopatologi aorta torasika dan pembentukan sel busa pada aorta
pada kelompok Rattus novergicus sebagai proses awal aterosklerosis.11
strain wistar jantan yang Pada penelitian yang dilakukan
diberikan diet aterogenik selama 8 Maramis (2014), juga terdapat sel
minggu busa pada aorta tikus wistar yang
diberikan 2 ml lemak babi selama 14
Dari hasil penelitian hari.20 Penelitian oleh Yanuartono
didapatkan bahwa setelah delapan (2007) juga mengungkapkan bahwa
minggu pemberian diet aterogenik, dengan pemberian diet berupa
dapat ditemukan adanya gambaran kolesterol murni ( ICN, Spain ),
aterosklerosis yang terdiri dari lemak hewan, vitamin, kasein,
makrofag, sel busa, akumulasi lipid maizena, mineral, agar, sukrosa
intrasel,dan akumulasi lipid ekstrasel selama 6 minggu dapat membentuk
otot polos pada aorta torasika Rattus lesi aterosklerosis berupa ateroma
novergicus strain wistar. Meskipun pada aorta tikus.18 Begitu juga
pada kelompok kontrol juga dengan penelitian Wahyuni (2013)
ditemukan sampel yang memiliki yang menunjukkan pembentukan sel
gambaran aterosklerosis berupa sel busa pada aorta torasika tikus wistar
busa dan lipid intrasel, namun pada pada kelompok yang diberikan diet
kelompok yang diberikan diet aterogenik selama 60 hari.19
aterogenik semua sampel telah Pemberian diet tinggi lemak
mengalami pembentukan lesi dapat menimbulkan stres oksidatif
aterosklerosis dan telah terdapat endotel pembuluh darah melalui
akumulasi lpid ekstrasel. pembentukan keadaan dislipidemia
Hal ini dikarenakan diet yaitu tingginya kadar kolesterol total,
aterogenik yang mengandung LDL, VLDL, TG dan rendahnya
komposisi kolesterol dari kuning kadar HDL dalam sirkulasi. Stres
telur, lemak kambing, asam kolat oksidatif dapat menyebabkan
yang dapat meningkatkan kadar LDL disfungsi endotel dan produksi
pada Rattus novergicus strain wistar berlebihan dari ROS (Reactive
dan pemberian vitamin D3 sehingga oxygen spesies) yang akan
lesi aterosklerosis dapat terbentuk mengoksidasi LDL ekstraseluler
dengan cepat. Diet aterogenik sehingga terbentuklah LDL
merupakan diet tinggi kolesterol teroksidasi. LDL teroksidasi akan
yang dimaksudkan untuk membentuk yang difagositosis oleh makrofag
suatu kondisi hiperkolesterolemia melalui reseptor scavenger sehingga
pada tikus yang akan meningkatkan terbentuk sel busa sebagai lesi awal
kadar LDL teroksidasi yang secara aterosklerosis.23
bertahap dapat menyebabkan
terjadinya aterosklerosis.

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 8


Analisis perbedaan skor memiliki pengaruh terhadap
aterosklerosis berdasarkan pembentukan lesi aterosklerosis
gambaran histopatologi aorta pada aorta torasika Rattus
torasika Rattus novergicus strain novergicus strain wistar jantan
wistar jantan kelompok yang 3. Terdapat perbedaan yang
diberikan pakan standar dengan bermakna antara kelompok
kelompok yang diberikan diet Rattus novergicus strain wistar
aterogenik selama 8 minggu. yang diberikan pakan standar
dengan kelompok yang
Setelah dilakukan penilaian diberikan diet aterogenik selama
dengan menggunakan skor delapan minggu berdasarkan
aterosklerosis dan diolah dalam uji skor penilaian lesi
statistik, didapatkan perbedaan yang aterosklerosis.
bermakna antara aorta torasika
Rattus novergicus strain wistar Saran
jantan kelompok yang diberikan 1. Perlu dilakukan penelitian
pakan standar dengan kelompok lanjutan dengan melakukan
yang telah diberikan diet aterogenik skrining terlebih dahulu terhadap
selama 8 minggu. Hasil uji statistik pemilihan hewan coba untuk
Mann-Whitney menunjukkan meminimalisasi kemungkinan
terdapatnya perbedaan yang adanya penyulit lain pada hewan
signifikan kan pada skor parameter coba
lesi aterosklerosis antara kelompok 2. Perlu dilakukan penelitian
standar dan kelompok yang lanjutan dengan lebih
diberikan diet aterogenik (p<0,05). memperhatikan aspek pemberian
Pada penelitian yang dilakukan oleh makan tikus yakni dengan cara
Murwani (2006) dan Maramis (2014) menyondekan makanan langung
juga menunjukkan perbedaan yang ke lambung sehingga porsi diet
signifikan pada jumlah sel busa aorta yang dimakan tikus sama untuk
tikus wistar antara tikus yang setiap tikusnya.
diberikan diet aterogenik dengan
tikus yang diberikan diet standar.11,20 UCAPAN TERIMA KASIH
Perbedaan ini menunjukkan Penulis mengucapkan terima
bahwa diet aterogenik yang kasih yang sebesar – besarnya
diberikan selama 8 minggu dapat kepada pihak Fakultas Universitas
meningkatkan terjadinya lesi Riau, dr. Enikarmila Asni,
aterosklerosis dibandingkan dengan M.Biomed, M.Med.Ed dan
diet standar. dr.Zuklifli Malik Sp.PA selaku
pembimbing, dr.Ismawati,M.Biomed
Simpulan dan dr.Irwan Sp.JP selaku dosen
1. Terdapat gambaran lesi penguji dan dr.Ilhami Romus Sp.PA
aterosklerosis pada kelompok selaku supervisi yang telah
yang diberikan diet standar, hal memberikan waktu, bimbingan,
ini bisa jadi disebabkan oleh ilmu, nasehat, motivasi dan semangat
faktor risiko aterosklerosis yang kepada penulis.
lain.
2. Pemberian diet aterogenik
selama delapan minggu

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 9


DAFTAR PUSTAKA
8. Elefteriades JA, Farkas EA.
1. Abaywardena Y, Mahinda WR,
Thoracic aortic aneurysm
Kirsty EW, Vergeshe JN, Head
clinically pertinent contoversies
RJ. Cardiovascular biology of
and uncertainties .J Am Coll
interleukin-6. Bentham scince
Cardiol. 2010;55(9):841-857
publisher Ltd. 2009; 15
9. Beckman JA. Aortic aneurysms:
2. World Heath Organization.
pathophysiology, epidemiology,
Global Status Report on
and prognosis. In: Creager MA,
Noncommunicable Disease
Dzau VJ, Loscalzo J, eds.
Burden: mortality, morbidity, and
Vascular Medicine. Philadelphia,
risk factors. 2011; 9
Pa: Saunders Elsevier Inc; 2006
3. Garjani A, Yadollah A, Areezo
10. Kumar V, Cotran RS, Robbins
Z, Negar AA, Sina A, Nasrin
SL. Buku ajar patologi Robbins.
MD. Vascular dysfunction in
Ed 7. vol.2. Jakarta : EGC; 2007;
short-term hypercholesterolemia
2: 369-378
despite the absence of
atherosclerotic lessions. Journal
11. Murwani S, Mulyohadi A,
of cardiovascular and thoracic
Muliartha K. Diet aterogenik
research. 2011
pada Tikus Putih (Rattus
Novergicus Strain Wistar)
4. Marks DB, Marks AD, Smith
sebagai Model Hewan
CM. Biokimia kedokteran dasar:
Aterosklerosis. Jurnal
sebuah pendekatan klinis.
Kedokteran Brawijaya. 2006;
Jakarta: Buku kedokteran EGC;
1(22): 7-9
2000
12. Spence JD, Jenkins DJA,
5. Yuwono HS. Ilmu bedah
Davignon J. Dietary cholesterol
vaskular. Bandung: Refika
and egg yolks: Not for Patent at
Aditama; 2010
risk of vascular disease. US
national library of medicine.
6. Pathenakins, Frangikos J,
2012 Aug 1 [cited 2014 feb 11].
Kochiadakis, George E, Skalidis,
Emmanuel I, et al. Aortic
13. Balai Informasi Teknologi LIPI.
atherosclerotic lesions in the
Gaya hidup sehat. 2009. [diakses
thoracic aorta detected by
pada 13 Mei 2014]. Bisa diakses
multiplane transesophageal
di:
echocardiography as a predictor
http://www.bit.lipi.go.id/pangan-
of coronary artery disease in
kesehatan/documents/artikel_kol
elderly patients. Clinical
esterol/gaya_hidup_sehat.pdf
Cardiology. 2000; 23: 734-39
14. Pellizzon, MA. Diet induced
7. Gray HD, Dawkins KD, Simpson
atherosclerosis/hypercholesterole
IA, Morgan JM. Lecture notes :
mia in rodent models. Research
Kardiologi. Ed 4. Jakarta:
diet: open source diet. 2008
Erlangga; 2005

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 10


15. Srivastava RAK, Srivastava N, pada tikus putih (Rattus
Avema M. Dietary Cholic Acid novergicus strain wistar) yang
Lower PlasmaLevels of Mouse diberi diet aterogenik. Jurnal FK
and Human Apolipoprotein A-I UB. 2013.
Primarily Via Transcriptional
Mechanism. Eur. J. Biochem 20. Maramis R, Kaseke M,
2000; 267 : 4272-80 Tanudjadja GN. Gambaran
histologi aorta tikus wistar
16. Pang J, Xu Q, Xu X, Yin H, Xu dengan diet lemak babi setelah
R, Guo S, et al. Hexarelin pemberian ekstrak daun sirsak
suppresses high lipid diet and (Annona muricata). Jurnal e-
vitamin D3-induced biomedik. 2014:2(2).
atherosclerosis in the rat.
Peptides. 2010; 31: 630-638 21. Jusi J. Dasar-dasar ilmu bedah
vaskuler. Jakarta. Balai Penerbit
FKUI; 1991:98-99
17. Kram DJ, Keller KA, editors.
Use of laboratory animals in
22. Kumar A, Cannon CP. Acute
toxicology studies. In:
coronary syndromes: diagnosis
Toxicology testing handbook.
and management part 1. J. Mayo
New York: Marcel Dekker;
Clin Proc.2009. 84(10):917-
2001.20-2
38.Available from :
http://www.academia.edu/48703
18. Yanuartono. Peran diet lemak
28/Jurnal_Kardiologi_Indonesia_
dan/atau kolesterol tinggi pada
Penyakit_Jantung_Koroner_pada
pembentukan plak ateroma aorta
_Chronic_Kidney_Disease_
tikus putih ( Sprague Dawley ).
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
23. Corwin EJ. Buku saku
Fakultas Kedokteran Hewan
patofisiologi. Jakarta : EGC;
Universitas Gadjah Mada
2009
Yogyakarta. 2007. Vol 25 (1).

19. Wahyuni ES, Kusumastuty I,


Budiarti ME. Pengaruh
pemberian tepung sorgum
(Sorghum Bicolor L) terhadap
jumlah foam cell aorta torasika

Jom FK Vol.2 No.1 Februari 2014 Page 11

Potrebbero piacerti anche