Sei sulla pagina 1di 15

PENGARUH STRUKTUR MODAL, RISIKO BISNIS DAN PERTUMBUHAN

PENJUALAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN REAL


ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
2010-2014

By:
Henni Valentina 1 & Ruzikna2
1
College Student of Bussines Administration Faculty of Social Studies,
University of Riau
2
Lecturer of Businnes Administration Faculty of Social Studies Program,
University of Riau

ABSTRACT

The company’s main objective is to maximize profit In improving the company's growth, this
can be achieved by maximizing the financial performance company. But sometimes companies fail to
enhance financial performance, which is one reason the company less careful in applying the factors
that affect financial performance. This make the company’s performance is deemed poor by the
investor. This study aims to examine the factors tha affect the financial performance that can
bejudged from its capital structure, risk business and sales growth.

This study uses secondary data from 9 sampled the financial statements of real estate and
property companies and sampling using purposive sampling techniques. Classic assumption test in
this study include normality test, multicollinearity, heterocedasticity test, autocorrelation test.
Analysis of data using the multiple linear regression analysis, t-test, f, and test the coefficient of
determination. Analysis of data using multiple linear regression analysis with SPSS 16.

The results showed that the variables capital structure and risk business partially (t test)
significantly affects the financial performance on the real estate and property companies in the
Indonesia Stock Exchange (BEI), while the variable sales growth no significant effect on the
performance finance on the real estate and property companies listed in the Indonesia Stock
Exchange (BEI). The results of the study simultaneously (f test) showed a significant effect of the
variable capital structure, risk business and sales growth on financial performance in real estate and
property companies listed in the Indonesia Stock Exchange (BEI).

Keywords:capital structure, risk business, sales growt, financial performance

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 1


1. Pendahuluan penting yang perlu diperhatikan untuk
1.1. Latar Belakang mengetahui sejauh mana investasi yang
dilakukan investor di suatu perusahaan yaitu
Setiap perusahaan memiliki rencana mampu memberikan pengembalian (return)
yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan
yang telah ditetapkan. Tujuan suatu perusahan investor, sehingga bagi investor analisis ROE
pada umumnya adalah untuk memperoleh laba menjaadi sangat penting karena dengan
yang maksimal dalam meningkatkan analisis tersebut dapat diketahui berapa
pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu ada keuntungan yang akan diperoleh dari investasi
dua bidang aspek yang penting untuk yang dilakukan, sedangkan bagi perusahaan
menjalankan rencana tersebut yaitu bidang analisis ini menjadi penting karena merupakan
keuangan dan bidang manajemen. Perusahaan faktor penarik bagi para investor atau calon
perlu mengetahui perkembangan usahanya investor sehingga dapat melakukan investasi.
dari waktu ke waktu tentang apa yang telah (Sihotang: 2011)
diperoleh perusahaan pada masa lalu dan masa
yang akan datang, sehingga perlu diambil Setiap perusahaan dalam menjalankan
suatu tindakan korektif yang mengarah pada bisnisnya tentu saja memerlukan modal yang
tujuan perusahaan.(dalam Dina Kaptiana). kuat untuk membiayai bisnisnya, serta
membiayai kegiatan yang ada pada perusahaan
Kinerja keuangan suatu perusahaan tersebut. Menurut Horne dan Wachowicz
dapat diartikan sebagai prospek atau masa (1998:474) struktur modal adalah bauran
depan, pertumbuhan potensi perkembangan (proporsi) pendanaan permanen jangka
yang baik bagi perusahaan. Menurut panjang perusahaan yang ditunjukan oleh
Jumingan (2006:239) kinerja keuangan hutang, ekuitas, saham preferen dan saham
merupakan gambaran prestasi yang dicapai biasa.
oleh suatu perusahaan yang dilihat dari aspek Menurut Brigham dan Houston
operasional, aspek keuangan, aspek (2006:9) rIsiko bisnis dalam artian berdiri
pemasaran, aspek penghimpunan dan sendiri adalah suatu fungsi dari ketidakpastian
penyaluran dana, teknologi maupun sumber yang inheren di dalam proyeksi pengembalian
daya manusia. Informasi kinerja keuangan atas modal yang diinvestasikan (return on
diperlukan untuk menilai bagaimana invested capital-ROIC) didalam sebuah
perubahan dari potensi sumber daya ekonomi, perusahaan.
yang mungkin dikendalikan di masa depan dan
untuk memprediksi kapasitas produksi dari Menurut Kusuma (2009:41),
sumber daya yang ada (Barlian,2003). pertumbuhan penjualan adalah kenaikan
penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu
Untuk mengukur tingkat keuntungan kewaktu. Perusahaan yang memiliki tingkat
suatu perusahaan, digunakan rasio pertumbuhan penjualan yang tinggi akan
profitabilitas. Penggunaan rasio profitabilitas membutuhkan lebih banyak investasi pada
ini dapat dilakukan dengan menggunakan bagian elemen asset, baik asset tetap maupun
perbandingan antara berbagai komponen yang asset lancar.
ada dilaporan keuangan, tujuannya agar
terlihat perkembangan perusahaan dalam Perusahaan yang menarik untuk diteliti
rentang waktu tertentu baik penurunan atau adalah Perusahaan Real Estate and Property
kenaikan (Kasmir, 2008: 196). melihat potensi jumlah penduduk yang terus
bertambah besar, semakin banyaknya
Rasio profitabilitas dikur dengan ROE pembangunan di sektor perumahan,
dilihat dari sudut pandang investor salah satu apartemen, pusat-pusat perbelanjaan, dan
indikasi penting untuk menilai prospek gedung-gedung perkantoran yang membuat
perusahaan dimasa yang akan datang adalah investor tertarik untuk menginvestasikan
dengan melihat sejauh mana perkembangan dananya sehingga prospek perdagangan saham
profitabilitas perusahaan. Salah satu indikator diperkirakan akan terus meningkat serta
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 2
prospek yang cerah di masa yang akan datang. 20. FMIIFortune Mate 30-06-
Adapun perusahaaan-perusahaan tersebut Indonesia Tbk 2000
dapat dilihat di bawah ini. 21. GAMA Gading 11-07-
Development 2012
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Real Estate Tbk
and Property yang Terdaftar Di 22. GMTD Goa Makassar 11-12-
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2014 Tourism Tbk 2000
No. Kode Nama Emiten Tanggal 23. GPRA Perdana Gapura 10-10-
(1) (2) (3) IPO Prima Tbk 2007
(4) 24. GWSA Greenwood 23-12-
1. APLN Agung 11-11- sejahtera Tbk 2011
Podoromo Land 2010 25. JRPT Jaya Real 29-06-
Tbk. Property Tbk 1994
2. ASRI Alam Sutera 18-12- 26. KIJA Kawasan 10-01-
Reality Tbk 2007 Industri 1995
3. BAPA Bekasi Asri 14-01- Jababeka Tbk.
Pemula Tbk 2008 27. KPIG Global Land 30-03-
4. BCIP Bumi Citra 11-12- and 2000
Permai Tbk 2009 Development
5. BEST Bekasi Fajar 10-04- 28 LAMI Lamicitra 18-07-
Tbk 2012 Nusantara Tbk 2001
6. BIPP Bhuawanatala 23-10- 29. LCGP Laguna cipta 13-07-
Indah Tbk 1995 griya Tbk 2007
7. BKDP Bukit Darmo 15-06- 30. LPCK Lippo Cikarang 24-07-
Property Tbk 2007 Tbk 1997
8. BKSL Sentul City Tbk 28-07- 31. LPKR Lippo Karawaci 28-06-
1997 Tbk 1996
9. BSDE Bumi Serpong 06-06- 32. MDLN Moderland 18-01-
Damai Tbk 2008 Reality Tbk 1993
10. COWL Cowell 19-12- 33. MKPI Metropolitan 10-07-
Development 2007 Kentjana Tbk 2009
Tbk 34. MMLP Mega 12-06-
11. CTRA Ciputra 28-03- Manuggal 2015
Development 1994 Property Tbk.
Tbk 35.. MTLA Metropolitan 20-06-
12. CTRP Ciputra 07-11- Land Tbk 2011
Property Tbk 2007 36. MTSM Metro Reality 08-01-
13. CTRS Ciputra Surya 15-01- Tbk 1992
Tbk 1999 37. NIRO Nirvana 13-09-
14. DART Duta Anggada 08-05- Development 2012
Realty Tbk 1990 Tbk
15. DILD Duta Anggada 04-09- 38. OMRE Indonesia Prima 22-08-
Realty Tbk 1991 Property Tbk 1994
16. DMAS Puradelta 29-05- 39. PPRO PP Properti Tbk 19-05-
Lestari Tbk 2015 2015
17. DUTI Duta Pertiwi 02-11- 40. PLIN Plaza Indonesia 15-06-
Tbk 1994 Realty Tbk 1992
18. ELTY Bakrieland Tbk 30-10- 41. PUDP Pudjiati 18-11-
1995 Prestige Tbk 1994
19. EMDE Megapolitian 12-01- 42. POWN Pakuwon Jati 19-10-
Development 2011 Tbk 1989
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 3
43. RBMS Rista Bintang 19-12- Estate and Property yang terdaftar
mahkota Tbk 1997 di BEI periode 2010-2014.
44. RDTX Roda Vivatex 14-05- d. Untuk mengetahui kinerja
Tbk 1990 keuangan pada perusahaan Real
45. RODA Pikko land 22-10- Estate and Property yang terdaftar
development 2001 di BEI periode 2010-2014.
Tbk e. Untuk mengetahui pengaruh
46. SCBD Dadanayasa 19-04- struktur modal, risiko bisnis dan
Arthatama Tbk 2002 pertumbuhan penjualan terhadap
47. SMDM Suryamas 12-10- Kinerja Keuangan secara simultan
Dutamakmur 1995 dan parsial pada perusahaan Real
Tbk Estat dan Properti yang terdaftar di
48. SMRA Summarecon 07-05- BEI periode 2010-2014.
Agung Tbk 1990
49. TARA Sitara 11-07- Manfaat Penelitian
Propertindo Tbk 2014  Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2017 untuk mengkaji atau memperkuat teori-
teori sebelumnya yang berkaitan
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat dengan struktur modal, risiko bisnis
banyaknya perusahaan Real Esatate and dan pertumbuhan penjualan dan kinerja
Property yang terdaftar di BEI adalah 49 keuangan.
Perusahaan. Peneliti mengambil 9 perusahaan  Bagi Manajemen terutama dalam
sebagai objek penelitian yang mana mengambil keputusan investasi
perusahaan ini adalah perusahaan yang perusahaan dengan menggunakan
terdaftar aktif setiap periode penelitian di modal sendirinya dalam rangka
Indeks Kompas 100 dimana merupakan pengembangan usahanya.
perusahaan yang kinerja keuangannya sudah  Bagi Investor, hasil penelitian ini
baik di publikasikan oleh Bursa Efek Indonesia memberikan informasi mengenai
melalui koran kompas setiap 6 bulan sekali. faktor-faktor yang mempengaruhi
return on equity sehingga dapat
Berdasarkan latar belakang diatas berguna bagi investor dalam rangka
maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih menilai kinerja perusahaan sebagai
lanjut tentang “Pengaruh Struktur Modal, dasar pertimbangan untuk
Risiko Bisnis dan Pertumbuhan Penjualan pengambilan keputusan investasi.
Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan 2. Konsep Teoritis
Real Esatate and Property yang Terdaftar di 2.1 Laporan Keuangan
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014”. Laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian perusahaan pada saat tertentu atau jangka
Tujuan Penelitian waktu tertentu (Harahap, 2009). Menurut
a. Untuk mengetahui struktur modal Kasmir (2010) laporan keuangan adalah
pada perusahaan Real Estate and laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
Property yang terdaftar di BEI perusahaan pada saat ini atau dalam suatu
periode 2010-2014. periode tertentu.
b. Untuk mengetahui risiko bisnis
pada perusahaan Real Estate and 2.2 Struktur Modal
Property yang terdaftar di BEI Menurut Horne dan Wachowicz
periode 2010-2014. (1998:474) struktur modal adalah bauran
c. Untuk mengetahui pertumbuhan (proporsi) pendanaan permanen jangka
penjualan pada perusahaan Real panjang perusahaan yang ditunjukan oleh
hutang, ekuitas, saham preferen dan saham

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 4


biasa. Menurut Riyanto (2011: 282), struktur dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
modal adalah pembelanjaan permanen dimana (Warsono, 2003:236):
mencerminkan perimbangan antara hutang Pertumbuhan penjualan = Salest – Sales t-1
jangka panjang dengan modal sendiri. Sales t-1
Analisis struktur modal yang 2.5 Kinerja Keuangan
digunakan dalam penelitian ini rasio
solvabilitas yaitu Menurut Kasmir (2010:124) Menurur Irfham Fahmi (2011:2)
rumus untuk mencari long term debt to equity kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
ratio (LTDtER) adalah sebgai berikut: dilakukan unuk melihat sejauh mana
Long Term Debt to Equity Ratio = perusahaan telah melaksanakan dengan
Long Term Debt menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
Equity keuangan secara baik dan benar. Variabel yang
2.3 Risiko Bisnis digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
dalam penelitian ini menggunakan rasio
Risiko bisnis adalah ketidakpastian profitabilitas yaitu return on equity (ROE).
yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan ROE digunakan untuk mengukur bagaimana
bisnisnya, dapat diukur dengan variabilitas investor menilai prospek pertumbuhan
laba operasi (earning before interest and taxes, perusahaan di masa yang akan datang, dengan
EBIT) yang dihasilkan oleh portofolio aset menggambarkan kemampuan perusahaan
perusahaan dan aktivitas pasaran produk dalam memberikan keuntungan bagi
(Horne & Wachowicz, 2005). pemiliknya.(Sartono, 2011). ROE dihitung
Menurut Weston dan Thomas E. dengan rumus :
Copeland (1989) dalam Hidayati (2009:23) ROE = Earning After Interest and Tax
risiko bisnis dapat dihitung dengan rumus (EAIT)
berikut : Equity
Risiko Bisnis = a Earning Before
Interest and Tax (EBIT)
Total Asset

2.4 Pertumbuhan Penjualan


Menurut Kusuma (2009:41),
pertumbuhan penjualan adalah kenaikan
penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu
kewaktu.Untuk menghitung pertumbuhan
penjualan dengan menggunakan sales growth
3. Kerangka Berpikir

Risiko Bisnis Kinerja Keuangan


(X2) (Y)

Pertumbuhan
Penjualan
(X3)

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 5


Gambar 1.1 kerangka berfikir

Dalam penelitian ini yang menajadi dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria
variabel independen (variabel bebas) adalah yang digunakan dalam pemilihan sampel pada
Struktur modal (X1), Risiko Bisnis (X2) dan penelitian ini berdasarkan defenisi diatas
Pertumbuhan Penjualan (X3). Sedangkan variabel antara lain :
dependen (variabel terikat) adalah Kinerja
Keuangan (Y). a) Perusahaan sampel adalah
perusahaan yang bergerak
4. Metode penelitian dalam sektor real estate &
4.1.Lokasi penelitian property yang konsisten
terdaftar di indeks
Lokasi penelitian ini merupakan tempat
kompas100 selama periode
diperolehnya data-data yang diperlukan. Objek
penelitian 2010-2014.
penelitian adalah Real Estate and Property
b) Perusahaan sampel
yang sudah go public dan listing di Bursa Efek
merupakan perusahaan yang
Indonesia (BEI) periode 2010-2014 dan untuk
aktif mempublikasikan
lokasi pengambilan data adalah di Galeri
laporan keuangannya dari
Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jl.
awal sampai akhir periode
Jendral Sudirman No 73, Pekanbaru, Riau.
penelitian.
Karena di Bursa Efek Indonesia data keuangan
secara keseluruhan setiap cabang kantor
4.3.Jenis dan sumber data
diseluruh indonesia digabungkan dan dapat
mudah para pemegang saham melihat Data dalam penelitian ini
pergerakan saham mereka masing-masing di menggunakan data sekunder dimana data
Bursa Efek Indonesia. sekunder merupakan sumber data penelitian
yang diperoleh peneliti secara tidak lansung
4.2.Populasi dan Sampel
melalui media perantara yang telah disusun
A. Populasi
dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak
Populasi adalah wilayah generalisasi dipublikasikan. Data yang akan digunakan
yang terdiri atas objek atau subjek yang dalam penelitian ini adalah Data laporan
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu keuangan perusahaan real estate and property
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang dijadikan sebagai objek penelitian yang
dan kemudian ditarik kesimpulannya terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014.
(Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian
4.4.Teknik pengumpulan data
ini adalah real estate and property yang go
Teknik pengumpulan Data pada
public yang terdaftar di BEI.
penelitian ini dengan menggunakan
B. Sampel Metode Dokumentasi, yaitu dengan
cara meneliti dan mempelajari data
Sampel adalah bagian dari jumlah dan yang berupa laporan keuangan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi perusahaan real estate and property
tersebut. Bila populasi besar, maka peneliti yang terdaftar di BEI periode tahun
dapat menggunakan sampel yang diambil dari 2008-2013.
populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil 4.5.Metode Analisis Data
dari populasi harus betul–betul representative 1. analisis rasio keuangan
(Sugiyono, 2013). Dari 49 perusahaan, yang 1. Struktur Modal
diambil sampel oleh peneliti adalah 9 Long Term Debt to Equity Ratio
perusahaan dan 5 periode berdasarkan long term debt
= equity
kebutuhan penelitian. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 2. Risiko Bisnis
nonprobability sampling, yaitu purposive Risiko Bisnis =
earning after interst tax (EAIT)
sampling adalah teknik pengumpulan sampel σ total Aset
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 6
3. Pertumbuhan Penjualan Uji heteroskedastisitas bertujuan unuk
salest−sales t−1 menguji apakah dalam model regresi
Pertumbuhan Penjualan = sales t−1
terjadi ketidaksamaan varian dari residual
4. Kinerja Keuangan
earning after interest tax (EAIT) satu pengamatan ke pengamatan lain.
ROE = Pengujian heteroskedastisitas dilakukan
equity
2. Analisis statistik dengan asumsi klasik dengan mengamati grafik scatter plot pada
A. Uji normalitas output SPSS dengan ketentuan sebagai
Uji normalitas bertujuan untuk berikut:
mengetahui apakah analisis antara variabel  Jika titik-titiknya membentuk pola
dependen dengan variabel independen tertentu yang teratur maka
mempunyai distribusi normal atau tidak. diindikasikan terdapat masalah
Model regresi yang baik adalah distribusi heteroskedastisitas.
data normal atau mendekati normal. Untuk  Jika tidak ada pola yang jelas, serta
menguji normalitas dalam penelitian ini titik-titiknya menyebar di atas dan di
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
dengan uji ini dapat diketahui bahwa data diindikasikan tidak terdapat masalah
yang digunakan dalam penelitian ini heteroskedastisitas.
berdistribusi normal atau tidak. Dasar
pengambilan keputusan adalah jika DAR, D. Uji autokorelasi
DER, LDAR, LDER signifikasinya lebih
besar dari 5% maka model regresi ini Autokorelasi digunakan untuk menguji
memenuhi asumsi normalitas. Dan jika suatu model apakah antara variabel
DAR, DER, LDAR, LDER signifikasinya pengganggu masing-masing variabel bebas
dibawah kepercayaan 5% maka model saling mempengaruhi. Untuk mengetahui
regresi ini tidak memenuhi asumsi apakah pada model regresi mengandung
normalitas (Duwi Priyatno, 2008). autokorelasi dapat digunakan pendekatan
D-W (Durbin Watson). Menurut Singgih
B. Uji multikolinearitas Santoso (2010) kriteria autokorelasi ada 3,
yaitu :
Multikolinieritas digunakan untuk  Nilai D-W di bawah -2 berarti
menguji suatu model apakah terjadi diindikasikan ada autokorelasi positif.
hubungan yang sempurna atau hampir  Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti
sempurna antara variabel bebas, sehingga diindikasikan tidak ada autokorelasi.
sulit untuk memisahkan pengaruh antara  Nilai D-W di atas 2 berarti
variabel-variabel itu secara individu diindikasikan ada autokorelasi negatif.
terhadap variabel terikat. Pengujian ini
untuk mengetahui apakah antar variabel 3. Analisis Regresil Linear Berganda
bebas dalam persamaan regresi tersebut
tidak saling berkorelasi. Untuk mendeteksi Model regresi berganda adalah teknik
multikolinieritas adalah dengan melihat analisis regresi yang menjelaskan hubungan
nilai tolerance dan nilai Variance Inflation antara variabel dependen dengan beberapa
Factor (VIF), di mana menurut Hair et al variabel independen. Analisis ini digunakan
dalam Duwi Priyatno (2009) variabel untuk mengetahui arah hubungan antara
dikatakan mempunyai masalah variabel independen dengan variabel dependen
multikolinearitas apabila nilai tolerance apakah masing – masing variabel independen
lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih berhubungan positif atau negatif untuk
besar dari 10. memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan. Data yang
C. Uji heteroskedastisitas digunakan biasanya beerskala interval atau
rasio (Duwi Priyatno, 2008). Persamaan dari

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 7


model regresi berganda tersebut adalah sebagai BKSL 0,03 0,03 0,14 0,33 0,20
berikut: BSDE 0,19 0,11 0,31 0,35 0,23
CTRA 0,03 0,06 0,24 0,33 0,36
Y1 = a+ b1X1+ b2X2+ b3X3 DILD 0,09 0,10 0,25 0,42 0,61
Keterangan :
KIJA 0,01 0,01 0,48 0,55 0,61
Y1 : kinerja keuangan
LPKR 0,10 0,18 0,86 0,87 0,82
a : konstanta
MDL 0,10 0,06 0,38 0,54 0,64
X1 : strukur modal
N
X2 : risiko bisnis
SMR 0,09 0,12 0,49 0,85 0,90
X3 : pertumbuhan penjualan
A
b1 b2 b3 : koefisien regresi linear
Sumber : data diolah 2017 dari laporan
masing-masing variabel
keuangan perusahaan real estate and
property periode 2010-2014.
4. Analisis keofisien Determinasi (𝑅 2)
Analisis ini digunakan untuk Berdasarkan tabel diatas, pada
mengetahui seberapa besar hubungan yang umumnya perusahaan real estate and property
diberikan variabel independen terhadap menggunakan hutang jangka panjang untuk
variabel dependen yang ditunjukan pada pendanaan perusahaannya . Adapun Struktur
persentase . Dalam penelitian ini, nilai Modal yang paling tinggi dicapai oleh PT
adjusted 𝑅 2 yang digunakan adalah adjusted Alam Sutera Realty Tbk. pada tahun 2014
𝑅 2 karena merupakan salah satu indikator yaitu sebesar 122%, dan Struktur Modal yang
untuk mengetahui pengaruh suatu paling rendah dicapai oleh PT Jababeka Tbk.
pertambahan variabel independen kedalam pada tahun 2010 dan 2011 yaitu sebesar 1%.
suatu persamaan regresi. Peneliti
menggunakan adjusted 𝑅 2 karena jika jumlah 5.1.2 Risiko Bisnis
variabel independen lebih dari dua variabel, Tabel 3.2
lebih baik digunakan adjusted 𝑅 2 . Rumus Rekapiltulasi Risiko Bisnis pada
adjusted 𝑅 2 : Perusahaan Real Estate and Property
Tahun 2010 Hingga 2014
𝒏−𝟏 Tahun 201 201 201 201 201
Adjusted 𝑹𝟐 = 1-((𝟏 − 𝑹𝟐 ) (𝒏−𝒌))
Emite 0 1 2 3 4
n
Keterangan :
ASRI 0,36 0,47 0,51 0,41 0,43
𝑅2 = koefisien determinasi
BKSL 0,45 0,17 0,21 0,30 0,08
n = jumlah sampel
k = jumlah parameter BSDE 0,26 0,35 0,37 0,47 0,46
dimana : digunakan koefisien determinasi CTRA 0,23 0,25 0,32 0,38 0,40
untuk mengetahui seberapa besar hubungan DILD 0,32 0,20 0,23 0,28 0,31
yang diberikan variabel independen terhadap KIJA 0,19 0,31 0,31 0,16 0,29
variabel dependen, rumus untuk mencari nilai LPKR 0,26 0,25 0,47 0,34 0,41
𝑅 2 dikemukakan oleh Duwi Priyatno, 2008 . MDL 0,19 0,28 0,34 0,72 0,37
N
5. Hasil Penelitian SMR 0,33 0,40 0,46 0,49 0,48
5.1 Analisis Rasio Keuangan A
5.1.1 Struktur Modal Sumber : data diolah 2017 dari laporan
keuangan perusahaan real estate and
Rekapiltulasi Struktur Modal property periode 2010-2014
Tahun 2010 Hingga 2014 Berdasarkan tabel diatas pada
Tahun 201 201 201 201 201 umumnya perusahaan real estate and property
Emite 0 1 2 3 4 selalu menghadapi suatu ketidakpastian dalam
n menjalankan bisnisnya. Adapun Risiko Bisnis
ASRI 0,09 0,08 0,64 1,01 1,22 yang paling tinggi dicapai oleh PT Modernland
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 8
Realty Tbk. pada tahun 2013 yaitu sebesar LPKR 0,07 0,06 0,22 0,12 0,17
72%, dan risiko bisnis yang paling rendah MDL 0,03 0,08 0,12 0,52 0,13
dicapai oleh PT Sentul City Tbk. pada tahun N
20104 yaitu sebesar 8%. SMR 0,11 0,16 0,21 0,24 0,23
A
5.1.3 Pertumbuhan Penjualan Sumber : data diolah 2017 dari laporan
Rekapiltulasi Pertmbuhan Penjualan keuangan perusahaan real estate and
Tahun 2010 Hingga 2014 property periode 2010-2014
Tahun 201 201 201 201 201 Berdasarkan tabel diatas, pada
Emite 0 1 2 3 4 umumnya perusahaan real estate and property
n selalu menghadapi peningkatan dan penurunan
ASRI 0,95 0,75 0,77 0,51 0,14 kinerja keuangan dalam menjalankan
BKSL 1,73 0,03 0,36 0,54 0,26 bisnisnya dilihat dari Return On Equity (ROE).
BSDE 0,03 0,13 0,33 0,54 0,03 Adapun Kinerja Keuangan yang paling tinggi
CTRA 0,27 0,29 0,53 0,53 0,25 dicapai oleh PT Modernland Realty Tbk. pada
DILD 1,18 0,11 0,34 0,20 0,21 tahun 2012 yaitu sebesar
KIJA 0,52 0,92 0,22 0,96 0,02
LPKR 0,22 0,34 0,47 0,08 0,75 52%, dan kinerja keuangan yang paling rendah
MDL 0,11 0,93 1,10 0,74 0,54 dicapai oleh PT Sentul City Tbk. pada tahun
N 2014 yaitu sebesar 1%.
SMR 0,42 0,39 0,47 0,18 0,30
A
5.2 Uji Asumsi Klasik
Sumber : data diolah 2017 dari laporan
A. Uji Normalitas
keuangan perusahaan real estate and
property periode 2010-2014
Hasil uji normalitas menunjukkan
Berdasarkan tabel diatas, pada
bahwa nilai signifikansi untuk Kinerja
umumnya perusahaan real estate and property
Keuangan sebesar 0,126 dan risiko bisnis
selalu menghadapi peningkatan dan penurunan
0,200 sedangkan Struktur Modal 0,025 serta
pertumbuhan penjualan dalam menjalankan
Pertumbuhan Penjualan sebesar 0,012.
bisnisnya. Adapun Pertumbuhan Penjualan
Signifikansi variabel Kinerja Keuangan dan
yang paling tinggi dicapai oleh PT Sentul City
Risiko Bisnis lebih besar dari α = 0,05
Tbk. pada tahun 2010 yaitu sebesar 173%, dan
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
pertumbuhan penjualan yang paling rendah
Sedangkan signifikansi variabel Struktur
dicapai oleh PT Jababeka Tbk. pada tahun
Modal dan Pertumbuhan Penjualan lebih kecil
2014 yaitu sebesar 2%.
dari α = 0,05 menunjukkan bahwa data
berdistribusi tidak normal.
5.1.4 Kinerja Keuangan
Tabel 3.4
B. Uji multikolinearitas
Rekapiltulasi Kinerja Keuangan pada
Perusahaan Real Estate and Property Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa pada
Tahun 2010 Hingga 2014 kolom Tolerance setiap variabel bebas
Tahun 201 201 201 201 201 multikolonieritas mempunyai Tolerance value
Emite 0 1 2 3 4 diatas angka 0,1. Sedangkan pada kolom VIF
n juga bebas multikolonieritas karna batas VIF
ASRI 0,13 0,22 0,26 0,17 0,18 melebihi 10, sehingga didapat kesimpulan
BKSL 0,20 0,03 0,05 0,09 0,01 bahwa tidak ada penyimpangan asumsi klasik
BSDE 0,07 0,12 0,14 0,22 0,22 multikolinearitas yakni hubungan linear antar
CTRA 0,05 0,06 0,10 0,14 0,16 variabel independen dalam model regresi
DILD 0,10 0,04 0,05 0,08 0,10
KIJA 0,04 0,09 0,10 0,03 0,09
C. Uji heterokedastisitas
JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 9
Grafik 3.1 : Scatter Plot Struktur Modal
Sumber : Pengolahan data SPSS, 2017

Berdasarkan diagram pencar tidak ada maka disimpulkan bahwa variabel struktur
pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di modal tidak terdapat masalah
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, heterokedastisitas.

Grafik 3.2 : Scatter Plot Risiko Bisnis


Sumber : Pengolahan data SPSS, 2017
Berdasarkan diagram pencar tidak ada maka disimpulkan bahwa variabel risiko bisnis
pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di tidak terdapat masalah heterokedastisitas.
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,

Grafik 3.3 : Scatter Plot Pertumbuhan Penjualan


Sumber : Pengolahan data SPSS, 2017
Berdasarkan diagram pencar
tidak ada pola yang jelas, serta titik- D. Uji autokorelasi
titiknya menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka Berdasarkan tabel 3.7 Nilai DW
disimpulkan bahwa variabel adalah 2,145, sedang nilai DW tabel
pertumbuhan penjualan tidak terdapat pada α 0,05 dan jumlah data (N) = 45, k
masalah heterokedastisitas. = 3 diperoleh nilai dL =1,383 dan dU =

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 10


1,666. Nilai DW (2,145) berada di antara positif antara risiko bisnis
nilai 4-dl = 2,617 (4-1,383) dan 4-dU = dengan kinerja keuangan,
2,334 (4-1,666), maka tidak semakin naik risiko bisnis maka
menghasilkan kesimpulan yang pasti semakin meningkat kinerja
(berada didaerah keragu-raguan). keuangan.
D. Koefisien regresi variabel
5.3 Analisis regresi linear berganda pertumbuhan penjualan (X3)
sebesar -0,009 artinya jika
Berikut ini persamaan dari analisis variabel independen nilai lainnya
regresi linear berganda : tetap dan pertumbuhan penjualan
Y1 = a+ b1X1+ b2X2+ b3X3 mengalami kenaikan 1% maka
Y1 = -0,119 + (-0,013)X1 + 0,756X2 + (- kinerja keuangan (Y) akan
0,009)X3 mengalami penurunan sebesar
Y1 = -0,119 - 0,013X1 + 0,756X2 - Rp 0,009. Koefisien bernilai
0,009X3 negatif artinya terjadi hubungan
Persamaan regresi tersebut dapat negatif antara pertumbuhan
dijelaskan sebagai berikut : penjualan dengan kinerja
A. Konstanta sebesar -0,199. keuangan, semakin naik
Artinya jika struktur modal (X1), pertumbuhan penjualan maka
risiko bisnis (X2) dan semakin turun kinerja keuangan.
pertumbuhan penjualan (X3) 5.4 Analisis koefisien determinasi
nilainya adalah 0, maka kinerja Berdasarkan tabel 3.15 diperoleh
keuangan (Y) nilainya adalah nilai Adjusted R2 (Adjusted R Square)
mengalami penurunan yaitu adalah 0.929 atau 92,9 %. Hal ini
sebesar Rp 0,119 menunjukkan bahwa persentase
B. Koefisien regresi variabel sumbangan pengaruh variabel
struktur modal (X1) sebesar - independen (struktur modal, risiko bisnis
0,013 artinya jika variabel dan pertumbuhan penjualan) terhadap
independen nilai lainnya tetap variabel dependen (kinerja keuangan)
dan struktur modal mengalami sebesar 92,9%. Variasi variabel
kenaikan 1% maka kinerja independen yang digunakan dalam
keuangan (Y) akan mengalami model (struktur modal, risiko bisnis dan
penurunan sebesar Rp 0,013 pertumbuhan penjualan) mampu
Koefisien bernilai negatif artinya menjelaskan sebesar 92,9 % variasi
terjadi hubungan negatif antara variabel dependen (kinerja keuangan).
struktur modal dengan kinerja Sedangkan sisanya sebesar 7,1 %
keuangan, semakin naik struktur dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel
modal maka semakin turun lain yang tidak dimasukkan dalam model
kinerja keuangan. penelitian ini.
C. Koefisien regresi variabel risiko
bisnis (X2) sebesar 0,756 artinya
jika variabel independen nilai 5.5 Pengujian variabel Struktur
lainnya tetap dan risiko bisnis modal, risiko bisnis dan
mengalami kenaikan 1% maka pertumbuhan penjualan secara
kinerja keuangan (Y) akan parsial (uji t)
mengalami peningkatan sebesar
Rp 0,756. Koefisien bernilai Berdasarkan tabel 3.16 hasil
positif artinya terjadi hubungan pengolahan data untuk variabel struktur
modal (X1) diperoleh nilai thitung sebesar

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 11


-1,008. Dengan menggunakan tingkat dana internal untuk melakukan sebuah
keyakinan 95 %, α = 5 % : 2 = 2,5 % = investasi. Hal itu tidak membuat kinerja
0,025 (uji 2 sisi) dengan df (derajat keuangan menjadi menurun dikarenakan
kebebasan) = (N-k-1) =45-3-1 =41 (N ketika ingin mencapai tingkat
jumlah kasus, k jumlah variabel pengembalian (return) yang tinggi maka
independen) hasil ttabel sebesar 2,020. berhadapan dengan risiko bisnis yang
Nilai thitung lebih besar dari ttabel (-1,008 > tinggi. Retrun yang dihasilkan akan lebih
-2,020), maka Ha ditolak. Artinya besar dan dapat menutupi biaya bunga
struktur modal (X1) secara parsial tidak yang tinggi atas hutang perusahaan.
ada pengaruh yang signifikan terhadap Perusahaan real estate and property tidak
kinerja keuangan (Y). Hal ini mengabaikan risiko bisnisnya.
mengindikasikan bahwa perusahaan real Meminimalkan risiko bisnis dapat
esatate and property belum dapat dilakukan dengan mengidentifikasi,
memanfaatkan hutang dengan baik, menghitung dan mengantisipasi risiko
dapat dikatakan bahwa struktur modal bisnis yang mungkin terjadi sehingga
yang meningkat tidak selalu akan dapat meminimalkan risiko dan
berdampak pada Kinerja keuangan yang mengoptimalkan kinerja keuangan. Hal
meningkat, terbukti dari penurunan ini mendukung hasil penelitian yang
struktur modal dapat meningkatkan dilakukan oleh Chatooth (2002) dan
Kinerja keuangan perusahaan. Jadi Dina Ika Kaptiana (2013) yang
kenaikan struktur modal tidak menjadi mengatakan risiko bisnis berpengaruh
pemicu naiknya Kinerja keuangan. Hal terhadap kinerja keuangan.
ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2011) dan Dina Ika Hasil dari pengolahan data untuk
Kaptiana (2013) yang menyimpulkan variabel pertumbuhan penjualan (X3)
bahwa struktur modal tidak berpengaruh diperoleh nilai thitung sebesar -0,844.
terhadap Kinerja keuangan (ROE). Dengan menggunakan tingkat keyakinan
95 %, α = 5 % : 2 = 2,5 % = 0,025 (uji 2
Hasil pengolahan data untuk variabel sisi) dengan df (derajat kebebasan) = (N-
risiko bisnis (X2) diperoleh nilai thitung k-1) =45-3-1 =41 (N jumlah kasus, k
sebesar 20,209. Dengan menggunakan jumlah variabel independen) hasil ttabel
tingkat keyakinan 95 %, α = 5 % : 2 = 2,5 sebesar 2,020. Nilai thitung lebih besar dari
% = 0,025 (uji 2 sisi) dengan df (derajat ttabel (-0,884 > -2,020), maka Ha ditolak.
kebebasan) = (N-k-1) =45-3-1 =41 (N Artinya pertumbuhan penjualan (X3)
jumlah kasus, k jumlah variabel secara parsial tidak ada pengaruh yang
independen) hasil ttabel sebesar 2,020. signifikan terhadap kinerja keuangan
Nilai thitung lebih besar dari ttabel (20,209 < (Y). Penurunan kinerja keuangan ini,
2,060), maka Ha diterima. Artinya risiko disebabkan oleh perusahaan real estata
bisnis (X2) secara parsial ada pengaruh and property dengan total aset yang
yang signifikan terhadap kinerja mengalami kenaikan dan tidak
keuangan (Y). Apabila risiko bisnis menggunakannya secara optimal dan
tinggi maka kinerja keuangan efisien untuk peningkatan pertumbuhan
meningkat. Risiko bisnis yang tinggi penjualan. Dapat dikatakan bahwa tidak
dikarenakan harus membayar biaya selalu total aset meningkat dan
bunga yang tinggi atas hutang yang pertumbuhan penjualan yang meningkat
meningkat. Disebabkan perusahaan real akan berdampak pada kinerja keuangan
estate and property lebih suka yang meningkat, terbukti dari
menggunakan dana eksternal dibanding peningkatan total aset dan pertumbuhan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 12


penjualan menurun akan berdampak estate and property yang terdaftar di
pada kinerja keuangan yang menurun. Bursa Efek Indonesia (BEI) 2010-2014
Jadi kenaikan total aset tidak menjadi maka dapat disimpulkan sebagai
pemicu naiknya kinerja keuangan. Hal berikut :
ini didukung oleh hasil penelitian 1. Berdasarkan hasil analisis rasio
Pritarini (2011) dan Dina Ika Kaptiana keuangan variabel struktur modal
(2013) yang mengatakan pertumbuhan yang menggunakan ukuran
penjualan tidak berpengaruh terhadap LTDtER (Long Term Debt to
kinerja keuangan. Equity Ratio), umumnya
perusahaan menggunakan utang
jangka panjang untuk mendanai
5.6 Pengujian variabel Struktur perusahaan.
modal, risiko bisnis dan 2. Berdasarkan hasil analisis rasio
pertumbuhan penjualan secara keuangan variabel risiko bisnis
simultan (uji f) umumnya memiliki risiko yang
tinggi sehingga perusahaan harus
Berdasarkan tabel 3.17 hasil
menggunakan hutang lebih kecil
pengolahan data didapatkan hasil fhitung
untuk kepastian dalam
sebesar 192,637. Dengan menggunakan
pengembalian aset.
tingkat keyakinan 95 %, α = 5 % , df 1
3. Berdasarkan hasil analisis rasio
= (jumlah variabel-1) = 4-1 =3 dan df 2
keuangan variabel pertumbuhan
= (N-k-1) =45-3-1 =41 (N jumlah kasus,
penjualan umumnya mendapatkan
k jumlah variabel independen), maka
sales growth yang tinggi sehingga
hasil Ftabel sebesar 2,833. Nilai Fhitung
mengalami pertumbuhan ke arah
lebih besar dari Ftabel ( 192,637 > 2,833),
yang lebih baik.
maka Ha diterima. Artinya ada pengaruh
4. Berdasarkan hasil analisis rasio
secara signifikansi antara variabel
keuangan variabel kinerja
struktur modal (X1), risiko bisnis (X2)
keuangan pada umumnya
dan pertumbuhan penjualan (X3), secara
mendapatkan ROE (Return On
bersama-sama terhadap kinerja
Equity) yang tinggi sehingga
keuangan (Y). Jika struktur modal, risiko
posisi perusahaan semakin baik
bisnis dan pertumbuhan penjualan
dan dapat meningkatkan kinerja
meningkat maupun menurun memiliki
keuangan yang baik.
dampak naik turunnya kinerja keuangan
5. Berdasarkan hasil penelitian juga
suatu perusahaan. Hal ini mendukung
di simpulkan bahwa hasil uji t
hasil penelitian yang dilakukan oleh
menunjukan risiko isnis secara
Dina Ika Kaptiana dan Nadia
parsial berpengaruh pada kinerja
Asandimitra (2013) yang menyimpulkan
keuangan, sedangkan struktur
bahwa struktur modal, risiko bisnis dan
modal dan pertumbuhan penjualan
pertumbuhan penjualan secara simultan
secara parsial tidak ada pengaruh
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
yang signifikan terhadap kinerja
6. Kesimpulan dan saran
keuangan pada perusahaan real
6.1 Kesimpulan
estate and property yang terdaftar
Berdasarkan hasil analisis data di bursa efek Indonesia periode
dan pembahasan tentang pengaruh 2010-2014. Berdasarkan hasil uji f
struktur modal, risiko bisnis dan struktur modal, risiko bisnis dan
pertumbuhan penjualan terhadap pertumbuhan penjualan secara
kinerja keuangan pada perusahaan real simultan (bersamaan) mempunyai

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 13


pengaruh secara signifikan perusahaan yang
terhadap kinerja keuangan pada digunakan dalam
perusahaan real estate and property penelitian, sehingga
yang terdaftar di bursa efek dapat
Indonesia periode 2010-2014. menggambarkan
7. Saran perusahaan real estate
and property yang
Berdasarkan kesimpulan – terdaftar di BEI
kesimpulan dari penelitian, penulis dapat dengan lebih baik.
memberikan beberapa saran sebagai
berikut : DAFTAR PUSTAKA
1. Kepada Investor. Diharapkan Brigham, F. Eugene dan Joel F Houston.
investor sebelum 2011. Dasar-Dasar Manajemen
memutuskan untuk Keuangan. Jakarta : Salemba
berinvestasi di perusahaan Empat.
Real Estate and Property Brigham, E.F dan Houston, J.F. 2009.
yang terdaftar di Bursa Efek Dasar-Dasar Manajemen
Indonesia (BEI) dapat Keuangan. Edisi Sepuluh. Buku
mempertimbangkan Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
informasi lainnya, Misalnya Brigham, Eugene F. Dan Joel F Houston.
kinerja keuangan, 2001. Dasar-Dasar Manajemen
pertumbuhan perusahaan, Keuangan. Jilid II Edisi ke Tujuh.
stabilitas penjualan dan lain- Jakarta : Erlangga.
lain. Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Kinerja
2. Bagi kalangan akademik dan Teori dan Aplikasi. Cetakan
peneliti selanjutnya. Kedua. Bandung: ALFABETA
a) Peneliti selanjutnya Halim, Abdul 2007. Manajemen
diharapkan dapat Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia
menambah variabel Indonesia
bebas seperti pada Horne, J.C. & Wachowicz JR, J.M.
peneliti sebelumnya 2005. Fudamental of Financial
misalnya variabel Management, 12th Edition New
kebijakan hutang, Jersey . Prenticehall, Inc
leverage operasi, Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004.
pertumbuhan aset, Standar Akuntansi Keuangan.
pertumbuhan Jakarta: Salemba Empat.
perusahaan dan Irawati, S. 2008. Akuntansi Dasar 1 & 2.
berbagai variabel Bandung : Pustaka
yang memiliki Jumingan. 2006. Analisis Laporan
pengaruh terhadap Keuangan. Edisi Kesatu. Cetakan
kinerja keuangan. Kedua. Jakarta: Kencana
b) Untuk peneliti Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen
selanjutnya Keuangan. Edisi Kesatu. Cetakan
disarankan agar dapat Kedua. Jakarta: Kencana..
memperbanyak dan Marsh, W. H. 1995. Basic Financial
memperluas objek Management. Ohio Shouth. Western
penelitian dan tahun Colege.
pengamatan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 14


Martono dan Agus Harjito, 2007. Hal. 335-339.
Manajemen Keuangan . Edisi (http://www.ssrn.com, diakses 12
Kesatu. Yogyakarta: Ekonisia. Desember 2016).
Murtiningsih, Siti. 2005. Analisis Pritarini, N.S. 2011. “Pengaruh Strategi
Dampak Guncangan Variabel Perusahaan dan Struktur Modal
Makro Terhadap Investasi Bisnis terhadap Kinerja Perusahaan dan
Properti Di Indonesia. Struktur Modal terhadap Kinerja
Departemen Ilmu Ekonomi, IPB. Perusahaan yang Listing di BEI”.
Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar Skripsi. Surabaya: UNAIR.
Pembelanjaan Perusahaan. Sihotang, R.P. 2011. “ Analisis
Yogyakarta: BPFE. hubungan Profitabilitas dengan
Rafitas, A. B. 2005. Kiat Sukses Bisnis Pergerakan Harga Saham”.
Broker Properti. Bumi Aksara, Jakarta Skripsi. Bandung: Universitas
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Indonesia.
Bisnis, Alfabeta, CV. Bandung Su, Gi Shian. 2010. “The Relationship
Van Horne, James C and Sinaga Between Corporate Strategy,
Marinus. 2000. Dasar-Dasar Capital Structure and Firm
Manajemen Keuangan. Edisi Performance: An Empirical Study
Keenam. Erlangga. Jakarta of the Listed Companies in
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Vietnam“. International Research
Perusahaan. Edisi Ketiga. Bayu Journal of Finance and Economics
Media Publishing. Malang. ISSN 1450-2887 Issue 20,
Hilmi, 2010. Faktor-faktor Yang (Online), hal 61-71.
Mempengaruhi Hutang. Jurnal. Jakarta (http://www.eujournals.com/finance.ht
I.A. Anggawulan S, I G St. Bgs. m, diakses 12 Desember 2016).
Wiksuana, Henny R., 2016 www.investment.com diakses 26
“Pengaruh Risiko Bisnis, Oktober 2016
Pertumbuhan Perusahaan dan www.sahamok.com diakses 12
Struktur Modal terhadap Desember 2016
Profitabilitas Perusahaan www.idx.co.id diakses 08 Oktober 2016
Manufaktur di BEI”. E-Jurnal www.rumah.com diakses 12 Desember
Ekonomi dan Bisnis Universitas 2016.
Udayana 5 Juni 2016. (diakses 8
November 2016).
Kaptiana, Dina Ika dan Asandimitra
Nadia. 2013. “Pengaruh Struktur
Modal
Risiko Bisnis dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap ROE
Perusahaan Manufaktur”. Jurnal
Ilmiah Manajemen. Volume 1
Nomor 3 Mei 2013. (diakses 27
September 2016)
Kim, C. et al. 1998. “The Determinants
of Corporate Liquidity: Theory
and Evidence”. Journal of
financial and Quantitative
Analysis. (Online). Vol 33. No. 3

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 15

Potrebbero piacerti anche