Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
Indonesia is a tropical that has vast forest regions. The existence of the forest region is national
asset must be managed continuously and developed to the better way so that they can be
sustainable utilized. Herbal plant is a kind of forest product non wood which useful for ecology,
social-cultural, or economic that must be managed as long as the utilization rationally to
nowadays generation needs and the fature. The objective of the research was to find out the
difersity of herbal plants located in preserved forest utilised by Tindoli people at Tindoli village
of South East Pamona Sub District Poso Regency. The vegetation analysis method in the field
was multi plots method which purposively done. The vegetation specimen taking was done by
emloying 20 plots specimen located in spread. The size of the observation plots was 20m x 20m
made as 20 plots that the whole wide of observation plots was 0.8 ha. The research result done
in preserved forest at Tindoli Village of South East Pamona Sub District Poso Regency found
that there were 25 kinds of herbal plants including 21 familes. For each of tree vegetation level,
it was obtained the kind of diversity index 1.87, pople vegetation level 1.96, stake vegetation
level 1.76, seedling vegetation level and plants 2.43. based on the index calculation of herbal
plants diversity at the preserved forest in Tindoli Village from herbal plants of seedling level
and underground plants, stake level, pople level, they were generally categorized low.
Keywords: The Diversity of Plants Kind, Preserved Forest
120
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 120-128
Juni 2014
121
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 120-128
Juni 2014
122
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 120-128
Juni 2014
Tingkat Pertumbuhan
No Spesies Family Semai dan
Pohon Tiang Pancang Tumbuhan
Bawah
1 Arenga pinnata Mer Arecaceae √ √ √ √
2 Lantana camara L Arecaceae √ √
3 Schismatoglatis sp Araceae √
4 Ficus benjamina Moraceae √ √
5 Pinanga sp Palmae √ √
6 Calotropis gigantea Asclepiadaceae √
123
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 120-128
Juni 2014
Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah kawasan di kawasan penelitian ini
jenis tumbuhan obat tingkat semai dan menguntungkan bagi tumbuhan tingkat semai
tumbuhan bawah yang dapat tumbuh pada dan tumbuhan bawah sehingga jumlah jenis
daerah ini lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan lebih banyak jika
tingkat pancang, tiang dan pohon. Menurut dibandingkan dengan tingkatan pohon, tiang
Vickery, (1984) dalam Indriyanto, (2006) dan pancang.
jarak antar tumbuhan merupakan hal yang Pemanfaatan tumbuhan obat di Hutan
sangat penting dalam persaingan, terutama Lindung Desa Tindoli Kecamatan Pamona
tumbuhan pada tingkat (fase) anakan. Tenggara Kabupaten Poso disajikan pada
Persaingan yang paling keras itu terjadi antar Tabel 2. Tabel tersebut menunjukkan bagian-
tetumbuhan yang berspesies sama, sehingga bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
tegakan besar dari spesies tunggal sangat obat tradisional terdiri dari akar, batang, kulit,
jarang ditemukan di alam. Kondisi habitat di buah, daun dan rimpang.
Tabel 2. Pemanfanfaatan jenis tumbuhan obat dan bagian tumbuhan yang digunakan
Bagian tumbuhan yang
No Spesies Kegunaan
digunakan
Peluruh haid, sakit perut, demam, Akar
1 Arenga pinnata Mer
kencing batu
Obat luka, obat maag, diare , Daun
2 Lantana camara L
kencing nanah
3 Schismatoglatis sp Kangker Semua bagian tumbuhan
Amandel, bronkhitis kronis, Akar, daun
4 Ficus benjamina
disentri
5 Pinanga sp Obat gatal, disentri Buah
6 Calotropis gigantea Obat batuk, asma Daun
124
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 120-128
Juni 2014
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa jenis tumbuhan obat untuk setiap tingkat
diperoleh 25 jenis tumbuhan dimanfaatkan vegetasi tersebut dapat disajikan pada tabel 3
oleh masyarakat Desa Tindoli di Hutan berikut.
Lindung sebagai obat. Jenis tumbuhan ini Tabel 3. Indeks keanekaragaman jenis
diambil secara langsung ke dalam hutan, tidak tumbuhan obat
ditanam di pekarangan atau di kebun. Tingkat
No H’ Kategori
Penggunaan tumbuhan sebagai obat ada yang Vegetasi
dalam bentuk tunggal dan ada dalam bentuk 1 Pohon 1,87 Sedang
racikan. Bagian tumbuhan banyak 2 Tiang 1,96 Sedang
dimanfaatkan sebagai obat adalah daun. Hal 3 Pancang 1,76 Sedang
ini diduga karena pada daun banyak Semai dan
terakumulasi senyawa metabolit sekunder 4 tumbuhan 2,43 Sedang
yang berguna sebagai obat, seperti tannin, Bawah
alkaloid, minyak atsiri dan senyawa organik
lainnya yang tersimpan di vakuola ataupun Tabel 3. menunjukan bahwa nilai Indeks
pada jaringan tambahan pada daun seperti keanekaragaman (H') tingkatan pohon
trikoma (Patimah, 2010). diperoleh sebesar 1,87. Hal ini menunjukkan
Keanekaragaman Jenis bahwa komunitas pohon termasuk dalam
Berdasarkan hasil perhitungan indeks kondisi sedang. Indeks keanekaragaman (H')
keanekaragaman jenis untuk tingkat pohon, pada tingkatan tiang diperoleh nilai sebesar
tiang, pancang dan semai serta tumbuhan 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas
bawah diperoleh tingkat keanekaragaman tiang termasuk dalam kondisi sedang. Indeks
125
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 120-128
Juni 2014
keanekaragaman (H') pada tingkatan pancang jenis tersebut dipengaruhi oleh beberapa
diperoleh nilai sebesar 1,76. Hal ini faktor yaitu:
menunjukkan bahwa komunitas pancang 1. Stres lingkungan
termasuk dalam kondisi sedang. Indeks Lingkungan yang ekstrem, seperti sumber
keanekaragaman (H') pada tingkatan semai air panas, daerah beragam, puncak gunung,
diperoleh sebesar 2,43. Hal ini menunjukkan merupakan habitat yang penuh dengan stress.
bahwa komunitas semai pada Kawasan Hatan Hanya beberapa jenis tumbuhan yang mampu
Lindung di Desa Tindoli termasuk dalam bertahan di habitat tersebut.
kondisi sedang. Hal ini menunjukan bahwa 2. Luas areal
ketersediaan tumbuhan obat di lokasi Semakin luas areal, biasanya
penelitian cukup baik (sedang). keanekaragaman jenis yang ada semakin
Keanekaragaman jenis tumbuhan obat tinggi. Secara umum hubungan antara luas
berdasarkan familinya, jenis-jenis tumbuhan dan kekayaan jenis dapat digambarkan dengan
obat dapat dikelompokan ke dalam 21 famili. rumus.
Jenis yang paling banyak ditemukan adalah 3. Heterogenitas habitat
dari famili Arecaceae yaitu sebanyak 2 jenis, Habitat yang heterogan mempunyai
Moraceae 2 jenis, Lamiaceae 2 jenis, banyak habitat mikro di dalamnya yang
Leguminosae 2 jenis. Hal ini menujukan masing-masing dikuasai jenis tumbuhan
bahwa famili Arecaceae, Moraceae, tertentu. Oleh karena itu semakin heterogen
Lamiaceae, Leguminosae memiliki habitat semakin banyak jenis yang mampu
keanekaragaman jenis yang tertinggi hidup di dalamnya.
dibandingkan dengan dengan famili lainnya. 4. Ketinggian dan garis lintang (altitude dan
Hal ini diduga dari karakteristik biologis dari latiude)
hutan ini yang senantiasa mengalami Secara umum keanekaragaman jenis
pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu menurun dengan meningkatnya ketinggian
perubahan kondisi keanekaragaman jenis (atitude) dan garis lintang (latitude).
dapat pula terjadi dan dalam tempo yang lebih 5. Produktivitas
cepat sebagai akibat dari aktifitas manusia dan Produktivitas diduga berkolerasi dengan
gejala alam lain yang mempengaruhi vegetasi keanekaragaman jenis. Dari tropik ke kutub
dan kondisi lahan secara keseluruhan. Daftar produktivitas komunitas menurun,
nama famili dan jumlah spesies tumbuhan sebagaimana keanekaragaman jenisnya.
obat berdasarkan familinya secara lebih rinci Semakin tinggi produktivitas suatu komunitas
disajikan pada Tabel 1. berarti semakin banyak tersedia energi untuk
Indeks keanekaragaman jenis ini juga dibagi di antara populasi.
menunjukkan besar kecilnya variasi jenis 6. Umur komunitas
tumbuhan pada suatu tempat. Pada tingkat Ada dugaan bahwa daerah tropis
semai dan tumbuhan bawah ditemukan jenis- mempunyai keanekaragaman yang lebih
jenis tumbuhan obat yang lebih beragam tinggi karena daerah tropik tidak mengalami
dibanding dengan tingkat vegetasi lainnya. zaman es sementara daerah iklim sedang
Hasil analisa data ini juga menunjukan bahwa beberapa kali mengalami glasasi (tertutup
masyarakat lebih banyak menggunakan oleh es yang tebal selama beberapa abad).
tumbuhan obat sebagai bahan baku obat- Akibatnya, iklim di daerah tropis relatif lebih
obatan tradisional yaitu pada tingkat semai stabil dan komunitasnya relatif lebih tua,
dan tumbuhan bawah. sementara di daerah iklim sedang sedang
Keanekaragaman akan tinggi apabila mengalami fluktusi yang sangat besar dan usia
perlindungan mutlak terhadap kawasan tetap komunitas lebih mudah.
terjaga dengan mengurangi tekanan-tekanan 7. Gangguan
fisik dari manusia terhadap kawasan sehingga Dalam ekologi yang disebut gangguan
proses ekologi tetap bertahan tanpa campur adalah suatu kejadian yang tiba-tiba
tangan manusia secara langsung (Odum, mengubah komunitas, misalnya menebang
1993. dalam Fatmasari, 2003). hutan, kebakaran dan angin topan.
Wiryono (2009), menyatakan bahwa
adanya perbedaan tingkat keanekaragaman
126
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 120-128
Juni 2014
127
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 120-128
Juni 2014
Utara. Skripsi. Departemen Biologi Jurnal Bahan Alam Indonesia 4 (1) 1412-
Fakultas Matematika dan Ilmu 2855.
Pengetahuan Alam Universitas Sumetera Zein, U. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Utara. Medan. Dalam Upaya Pemeliharaan Kesehatan.
Rahayu, M. (2005). Pengetahuan dan Devisi Penyakit Tropik Dan Infeksi
Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Bagian Ilmuh Penyakit Dalam Fakultas
Masyarakat kaili Sekitar Taman Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
Nasional Lore Lind, Sulawesi Tengah.
128