Sei sulla pagina 1di 8

ALAT PENILAIAN EVALUASI PADA ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA SISWA

Ulfa Fradaningtiyas1, Dwi Agus Setiawan2, Yulianti3


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kanjuruhan Malang
2,3
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kanjuruhan Malang
Ulfa.frada96@gmail.com

Absract: The low language skills of students are caused by a lack of innovation in the use of learning tools.
The results of the analysis on Indonesian Language learning teachers only take grades from midterm and
midterm assessments to give grades to aspects of their students' language skills, this causes students difficulty
in understanding which language skills are mastered by students. The reason for this investigation is will
create learning tools as aids in learning Indonesian, especially in language skills, and measure the feasibility
and practicality of the learning tools developed. The strategy utilized in this research is the research and
development (R&D) method. This study uses the steps of the ADDIE model namely, analysis, design,
development, implementation, and evaluation. The products developed in this study were assessed by the
validator and the response of the teacher and students. Product research results show, the results of validation
by material experts and design experts got a value of 91.82% (valid). Based on the results of the validation,
the product is assessed to make it easier for teachers to assess their students' language skills. Thus, the
product is declared as feasible. The results of the questionnaire reactions of instructors Also people got an
average value of 3,764. Based on teacher and student responses, the product is declared practical, because it
is able to facilitate students in improving language skills.

Keywords: Assessment Tools, Language Skills

Abstrak: Rendahnya keterampilan berbahasa siswa disebabkan oleh kurangnya inovasi dalam penggunaan
perangkat pembelajaran.1 Hasil analisis pada pembelajaran Bahasa Indonesia guru hanya mengambil hasil
dari penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester untuk memberikan nilai pada aspek keterampilan
berbahasa siswanya, hal tersebut menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami kemampuan berbahasa
mana yang dikuasai siswa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
sebagai alat bantu penilaian evaluasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi keterampilan
berbahasa, dan mengukur kelayakan dan kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. 2 Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini
menggunakan langkah-langkah model ADDIE yaitu, analysis, design, development, implementation, dan
evaluation. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini dinilai oleh validator serta respon guru dan
siswa. Hasil penelitian produk menunjukan, hasil validasi oleh ahli materi dan ahli desain mendapat nilai
91,82% (valid). Berdasarkan hasil validasi, produk dinilai dapat memudahkan guru dalam menilai
keterampilan berbahasa siswanya. Dengan demikian, produk dinyatakan layak. Hasil angket respon guru dan
siswa mendapat nilai rata-rata 3,764. Berdasarkan respon guru dan siswa, produk dinyatakan praktis, karena
mampu memudahkan siswa dalam meningkatkan kemampuan berbahasa.

Kata kunci: Alat Penilaian, Keterampilan Berbahasa

1
Cahyani, I dan Hodijah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Upi Press.
2
Ariani, Ayu Tina. 2016. Bentuk dan Alat Evaluasi Pembelajaran Bahasa. Jurnal pendidikan, (online), (10),
(http://duniapendidikanina.blogspot.com), di askes 29 November 2018.

1
Pada proses pembelajaran keterampilan berbahasa sangat efektif untuk digunakan, serta kegiatan yang
berpusatpada ketrampilan komunikasi serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut berpartisipasi.
Menurut Megawati (2016: 27) dalam hal tersebut menyatakan kemampuan berbahasa memiliki empat aspek yang
saling berkaitan erat, di ataranya adalah kemampuan menyimak, berbicara, membaca serta menulis. 3 Meskipun dari
empat aspek tersebut memiliki keterkaitan erat akan tetapi memiliki perbedaan dalam memperoleh dan fungsingnya.
Perlu dipahami keterkaitan antar empat aspek keterampilan berbahasa: (a) Menyimak merupakan suatu kegiatan
dalam memahami informasi yang disampaikan pembicara. apabila penyimak mampu menegrti apa yang dibicarakan
oleh pembicara dengan baik, maka penyimakpun dapat memberikan umpan balik yang tepat. Umpan balik tersebut
berupa jawaban, pengungkapan ide, gagasan, dan dapat juga brupa pertanyaan yang diberikan untuk pembicara.
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak ini tidak dapat dipisahkan dari kegiatan berbicara. Kedua aktivitas
tersebut saling mlengkapi untuk menjadi komunikasi lisan, seperti halnya kegiatan bercakap-cakap, berdiskusi,
bertelepon, bertanyajawab, dan wawancara, (b) ) menyimak dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat
respektif. Keterampilan menyimak berkaitan erat dengan penggunaan ragam bahasa lisan, sedangkan keterampilan
membaca sendiri merupakan kegiatan bahasa tulis. (c) Menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif,
sedangkan keterampilan membaca termasuk keterampialan reseptif. Seseorang menulis bertujuan untuk
menyampaikan gagasan, perasaan atau informasi yang disampaikan melalui bentuk tulisan. Sedangkan seseorang
membaca untuk memahami gagasan, perasaan atau informasi yang di sampaiakan dalam bentuk tulisan tersebut, (d)
berbicara dan menulis adalah aktivitas berbahasa produktif. berbicara adalah aktivitas berbahasa ragam lisan,
sedangkan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Dari keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut
masing-masing menuntut adanya alat dan teknik penilaian evaluasi yang berbeda. 4
Keterampilan berbahasa adalah suatu keterampilan yang menjadi pedoman dalam kemampuan berbahasa
yang baik dan benar. Kemampuan Berbahasa memiliki dua macam yaitu lisan dan tulisan. menyimak dan berbicara
termasuk keterampulan berbahasa ragam lisan sedangkan membaca dan menulis adalah keterampilan berbahasa
tulis. (Sunarti dan Anggraini. 2009). 5
Evaluasi kemampuan berbahasa lebih di kaitkkan secara terbatas pada tingkat keberhasilan belajar
dalam bentuk nilai yang telah didapatkan. Evaluasi merupakan suatu kegiatan penelitin positif dan negartif.
Sedangkan penilaian pada dasarnya adalah suatu proses, menurut Nurgiyantoro (2008: 188) evaluasi
merupakan kegiatan pemerolehan dan pemakaian suatu informasi yang digunakan sebaga pedoman dalam
pengambilan keputusan tentang program pendidikan. 6
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti yang dilaksanakan di kelas V
SDN III Tamansatriyan Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang, guru tidak pernah melakukan atau
membuat alat penilaian untuk mengukur keterampilan berbahasa peserta didiknya guru hanya menilai
dengan diambilkan dari beberapa persen penilai tengah semester dan penilaian akhir semester. karena hal
tersebut guru tidak mampu mengukur seberapa mampu siswa dalam kompetensi berbahasanya. Dengan hal
tersebut peneliti tertarik untuk membuat serta mengembangkan alat penilaian keterampilan berbahasa.
Pemecahan masalah yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan
mengembangkan perangkat pembelajaran yang mampu dipergunakan untuk menilai kemampuan berbahasa
siswa yang disajikan dalam bentuk buku pedoman penilaian keterampilan berbahasa. Alat penilaian yang
dikembangkan oleh peneliti ini adalah penilaian yang diadopsi berdasarkan buku tema pegangan guru serta
buku tema pegangan siswa yang sesuai dengan kompetensi dasar keterampilan berbahasa dengan
3
Megawati. 2016. Keterkaitan Empat Aspek Keterampilan Berbahasa. “Dalam Jurnal Kreatif Tadulako Online”
Vol 4. Diunduh pada Tanggal 17 Desember 2019. Hal. 27
4
Fawzi, Ary. 2016. Pengembangan Alat Penilaian Pembelajaran Menyimak Eksposisi Kelas X SMA. Bahasa dan
Seni, (Online), (2): 125-134, (http://www.um.ac.id), di askes 25 November 2018.
5
Sunarti dan Anggraini, deri. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas PGRI
Yogyakarta.
6
Nurgiyantoro, Burhan. 2008(ed. Ke-2). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:
BPFE.

2
menggunakan penilaian tes yang berisikan soal-soal. Dengan demikian guru lebih mudah dalam
melakukan penilaian terhadap hasil kemampuan siswa akan keterampilan berbahasanya.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk dalam bentuk buku pedoman
penilaian keterampilan berbahasa yang layak, dan praktis sehingga dapat mendukung penggunaan bahan
ajar dalam proses pembelajaran yang inovatif, kreatif, tidak membosankan, serta mampu memotivasi siswa
untuk ikut aktif dalam mengembangkan keterampilan berbahasanya. Buku pedoman penilaian keterampilan
berbahasa ini dikatakan layak apabila telah mendapat kriteria layak dari para ahli. Buku pedoman penilaian
keterampilan berbahasa ini dikatakan praktis apabila telah mendapat kriteria praktis dari guru.
Produk yang dihasilkan yaitu buku pedoman penilaian keterampilan berbahasa pada materi Bahasa Indonesia
kelas V semester 2. Materi yang terdapat dalam buku penilaian ini diambil dari keseluruhan Kompetensi Dasar (KD)
Bahasa Indonesia dalam buku tema semester 2 yang terdapat empat tema pokok di dalamnya yaitu: tema 6 dengan
judul "Panas dan Perpindahannya", tema 7 "Peristiwa dalam Kehidupan", tema 8 "Lingkungan Sahabat Kita", serta
yang terakhir tema 9 "Benda-Benda di Sekitar Kita".
Buku penilaian ini diwujudkan dalam bentuk cetak (hardcopy) dengan berisi pendalaman materi,
gambar, soal dan rubrik penilaiannya, kemudian didesain semenarik mungkin dengan menggunakan
program aplikasi Microsoft Word 2010 dan software photoshop Cs 5 yang disajikan full color dengan
ukuran buku B5 variasi tulisan comic sans dan times new roman dengan ukuran font variasi ukuran 11
hingga 9. Buku penilaian ini dikemas secara terstruktur dengan urutan sajian tema dan Kompetensi Dasar
(KD) Bahasa Indonesia. Substansi buku penilaian ini terdapat tiga komponen pokok, meliputi: (1) pada
bagian awal buku meliputi sampul depan buku penilaan, kata pengantar, daftar isi, serta pemetaan KI
(kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) bahasa Indonesia. (2) bagian isi terdiri atas sampul (cover)
setiap tema, pendalam materi perpembelajaran, soal, serta rubric penilaian. (3) pada bagian akhir meliputi
daftar pustaka, sampul belakang (cover), biodata penulis yang berada pada sampul belakang buku
penilaian.
Penelitian ini diharapkan agar guru lebih mudah dalam menilai kemampuan berbahasa siswanya
serta mampu mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih inovatif, efesien serta efektif. 7
Sedangkan keterbatasan pengembangan buku pedoman penilaian keterampilan berbahasa ini yaitu: (1)
materi yang digunakan hanya materi Bahasa Indonesia kelas V yang mengadopsi dari buku guru dan buku
siswa tema 6 sampai tema 9, (2) tahapan model penelitian dan pengembangan ADDIE yang yang
menggembangkan beberapa tahapan yaitu tahap Analisys, Design, Development, Implementation, serta
evaluation (3) buku pedoman penilaian keterampilan berbahasa ini hanya diuji cobakan pada siswa kelas V
di SDN III Tamansatriyan Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang.
Penelitian terdahulu yang relevan merupakan penelitian yang variabelnya bersimpangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti sekarang. Kajian penelitian yang relevan ditujukan untuk membuktikan bahwa terdapat
bukti-bukti empiris kepada penelitina yang sama yang pernah dilakukan sebelumnya. Adapun secara garis besar
penelitian ini akan mengangkat variabel pengembangan, yaitu bahan ajar berjenis buku buku penilaian keterampilan
berbahasa.
Penelitian terdahulu yang relevan merupakan yang bercirikan alat penilaian di dalamnya. Berikut
dikemukakan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh supartinah (2013), Gilar (2013), Witgiyah Indah
Rosayu (2015), Maulidina & Hartatik (2018).

METODE
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian pengembangan R&D. Prosedur
pengembangan pada penelitian ini mengacu pada prosedur pengembangan model ADDIE yang terdiri dari 5
langkah, yakni: 1) Analisis, 2) Desain, 3) Pengembanagan, 4) Impelemtasi, serta 5) Evaluasi. 8
Langkah langkah tersebut disajikan alam gambar berikut pada halaman 4.

7
Abdullah Sani, Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

3
Analysis Design

(Start)

Development

Evaluation &
Quality
Implementation
Control

Gambar 1: Intructional System Design (Eny, 2012: 5-10) 9

Tahap pertama adalah tahap analisis (analisys) yaitu meliputi: (1) analisis kurikulum, SDN III Tamansatriyan
Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang menerapkan kurikulum 2013. (2) analisis karakteristik guru dan siswa, dan
(3) analisis kurikulum, analisis karakteristik siswa dan guru, serta analisis kebutuhan dengan metode wawancara
langsung serta observasi pada siswa dan guru kelas V SDN III Tamansatriyan Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten
Malang. Analisis kebutuhan dengan mengkaji isi Kompetensi Inti (KI) serta Kompetensi Dasar (KD) materi Bahasa
Indonesia dalam keseluruhan buku tema kelas V semester 2.
Tahap kedua yaitu tahap perancangan Pada tahap perancangan ini, peneliti memasukan muatan mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi tema 6, 7, 8, dan 9 pada buku penilaian evaluasi keterampilan berbahasa.
Dalam merancang alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa peneliti terlebih dahulu membuat desain alat
penilaian evaluasi keterampilan berbahasa yang dikembangkan dan digunakan untuk peserta didik pada kelas V
materi pembelajaran Bahasa Indonesia tema 6, 7, 8, dan 9. Alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa yang
didesain oleh peneliti menggunakan software photoshop Cs 5. Memiliki ukuran kertas B5, ukuran tulisan
menggunakan variasi ukuran 11 hingga 9, serta menggunakan variasi tulisan Times New Roman dan Comic Sans
MS. Selanjutnya, peneliti membuat instrumen penelitian yang meliputi angket validasi kelayakan untuk ahli materi
dan ahli desain, serta angket kepraktisan yang meliputi angket respon guru dan respon siswa. Setelah produk
dinyatakan telah layak oleh ahli materi dan ahli desain selanjutnya disebarkan angket respon terhadap guru dan
respon peserta didik untuk mengukur kepraktisan produk yang diberikan pada pada implementasi yang dilaksanakan
selama satu hari.
Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan (develope) yang dilakukan dengan melakukan validasi kepada ahli
yaitu validator pertama dan validator kedua. Validator pertama yang melakukan validasi buku pedoman penilaian
keterampilan berbahasa yaitu dosen ahli materi dan ahli desain yang berpengalaman dalam pengembangan media
pembelajaran. Validator kedua yaitus melakukan ujicoba kepada guru dan siswa di SDN III Tamansatriyan
Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang.
Tahap keempat yaitu tahap implementasi (implementation) yang dilakukan dengan Peneliti
mengimplementasikan alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa pada 9 siswa kelas V SDN III
Tamansatriyan Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang sebagai subjek uji coba pada hari kamis tanggal
19 desember 2019 serta dibantu oleh teman sejawat dalam pengambilan dokumentasi penelitian.

8
Haryati, Sri. 2012. Research and Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model. Vol. 37 No.1 15 September
2012 : 11-26.
9
Eny. 2010. Pengembangan Model Supervisi Pendidikan IPA di SMP. Proposal Desertasi: PPs UNY.

4
Tahap terakhir yaitu tahap evaluasi (evaluation) dalam tahap evaluasi ini peneliti memperbaiki
kekurangan pada alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa, perbaikan pada tahap ini dilakukan
berdasarkan komentar serta saran dari validator ahli materi serta validator ahli desain dalam
penyempurnaan kualitas alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa.
Jenis data yang didapatkan dari penelitian dan pengembangan ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari
pengisian angket serta data kualitatif yang didapatkan dari komentar serta saran subjek penelitian. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi dan angket. Observasi dilakukan guna mengetahui kondisi
awal dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan angket yang digunakan untuk menilai validitas kelayakan,
kepraktisan buku pedoman penilaian keterampilan berbahasa siswa yang nantinya digunakan untuk menilai
kemampuan berbahasa siswa. 10
Teknik analisis data yang digunakan menggunakan kriteria penilaian dari oleh Sugiyono (2009:135) dengan
menggunakan rumus skor rata-rata,11 yaitu:

skor yang diperoleh


Presentase= x 100 %
skor yang diharapkan
(Sumber: Sugiyono, 2009:135)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produk pengembangan alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa divalidasi oleh dua validator yaitu
validator ahli materi dan ahli desain/media. Hasil validasi dari ahli materi mendapatkan nilai 98,95% dengan kriteria
layak dan dapat untuk digunakan. Komentar serta saran untuk perbaikan alat penilaian evaluasi keterampilan
berbahasa dari validator ahli materi yaitu meliputi, menambahkan dedain serta gambar-gambar pada sampul dan isi
buku agar buku terlihat menarik untuk digunakan, menambahkan materi pada setiap pembelajaran, serta lebih
menonjolkan rubrik penilaiannya.
Hasil validasi dari ahli desain/media mendapatkan nilai 84,7% dengan kriteria layak dan dapat
untuk digunakan. Komentar serta saran untuk perbaikan alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa
meliputi, a) Cover depan : perbaikan letak logo, nama, b) Cover belakang: judul buku, instansi, tambahkan
logo k13, c) Daftar isi: diperbesar, dan perhatikan spasi, d) Perhatikan kerapian penulisan, d)
Menambahkan sumber pada setiap gambar, e) Judul subtema tidak perlu ditambahkan tema karena sudah
ada cover tema, f) Perhatikan tingkatan ukuran font, g) Daftar pustaka: menjabarkan secara rinci dan urutan
secara alfabetis.
Berdasarkan hasil penilaian kelayakan, rata-rata nilai yang diperoleh dari semua validator adalah
91,82% dengan kategori layak. Pembelajaran dengan alat penilaian keterampilan berbahasa ini mampu
membantu guru dalam proses pembelajaran materi Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil validasi serta
paparan di atas, alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa dinyatakan valid atau layak. Hasil penilaian
kelayakan alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa ditampilkan pada tebel 1:
Tabel 1. Hasil penilaian kelayakan produk
Validator Nilai yang diperoleh (%)
Ahli materi 98,95
Ahli desain 84,7
Rata-rata 91,82

Selain melalui validasi oleh para ahli, alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa ini juga diuji
cobakan kepada praktisi pembelajaran dan siswa. Hasil uji coba dilaksanakan guna mengetahui tingkat
10
Djiwandono, Soemadi. 2011. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
11
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

5
kepraktisan alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa. Hasil penilaian kepraktisan alat penilaian
evaluasi keterampilan berbahasa yang dilakukan dengan memberikan angket pada responden ditampilkan
pada tebel 2 berikut pada halaman 6.

Tabel 2. hasil penilaian angket respon guru dan siswa


Responden Nilai yang diperoleh
Guru 3,916
Siswa 3,612
Rata-rata 3,764

Berdasarakan hasil terebut, rata-rata nilai yang diperoleh dari angket respon praktisi pembelajaran
dan siswa adalah 3,764 kepraktisan alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa didapatkan dengan
kategori Baik. Dengan demikian, alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa dinyatakan praktis.
Berdasarkan pembahasan di atas, buku penilaian keterampilan yang dihasilkan dari penelitian dan
pengembangan yang menggunakan model ADDIE ini mampu membantu untuk menyampaian materi pembelajaran
dengan lebih optimal (Prasetyo, 2012: 5), serta dapat menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. 12
Produk pengembangan alat penilaian keterampilan berbahasa ini memiliki kelayakan dan kepraktisan yang
layak digunakan dalam proses kegiatan belajara mengajar di dalam kelas. Melalui adanya buku pedoman penilaian
keterampilan berbahasa sebagai perangkat pembelajaran pendukung dalam proses pembelajaran, guru lebih mudah
dalam menilai kemampuan berbahasa siswanya.
Penyajian alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa ini meliputi beberapa komponen diantaranya,
pendalaman materi, contoh soal, soal persubtema, soal pertema, serta penilaiannya. Alat penilaian evaluasi
keterampilan berbahasa ini lebih menonjolkan penilaian terhadap kemampuan berbahasa siswa yang meliputi
kemampuan menyimak/mendengarkan, membaca, berbicara serta menulis. Urutan penyajian setiap rubrik dalam alat
penilaian evaluasi keterampilan berbahasa ini dikemas dan didesain saling berkaitan untuk membantu siswa
memiliki kemampuan atau kecakapan berbahasa yang baik pula.
Kemampuan berbahasa tersebut merupakan kemampuan dalam menguasai kemampuan berbahasa yang
meliputi kemampuan mendapatkan suatu informasi dalam teks serta mengkomunikasikan kembali hasil pemerolehan
informasi tersebut melalui kegiatan berbahasa yang lainnya (Resmini, 2003:6). 13 Seseorang dikatakan memiliki
kompetensi berbahasa apabila orang tersebut memiliki kemampuan atau keterampilan berbahasa yang baik dengan
empat aspek keterampilan di dalamnya (Sunarti & Nursalim, 2018:13). 14
Keterampilan-keterampilan berbahasa tersebut disajikan dalam buku pedoman penilaian keterampilan
berbahasa siswa yang kemudian didukung dengan pemberian pendalaman materi, tugas-tugas, serta rubrik penilaian
keterampilan berbahasa.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian serta pengembangan produk, dapat disimpulkan bahwa Alat penilaian
evaluasi keterampilan berbahasa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan berbahasa untuk kelas V
SD dinyatakan valid atau layak berdasarkan hasil dari validator, yaitu ahli materi mendapatkan nilai 98,95%, dari
12
Prasetyo. 2012. Model Pengembangan ADDIE. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
13
Resmini, N. 2003. Peningkatan Kompetensi Berbahasa dan Kompetensi Matematika Siswa Sekolah Dasar
Melalui Pembelajaran Terpadu Berbasis Masalah. Journal of Chemical Information and Modeling. (6). doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
14
Sunarti & Nursalim. 2018. Kompetensi Bahasa Anak. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol.4(2), ( 8–
19).

6
validator ahli desain mendapatkan nilai 84,7%. Nilai rata-rata dari validasi yang dilakukan kepada validator ahli
materi dan ahli media mendaptkan 91,82% dan alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa pada pembelajaran
Bahasa Indonesia materi keterampilan berbahasa untuk kelas V SD dinyatakan praktis. Berdasarkan hasil penelitian,
hasil angket respon Guru mendapat nilai rata-rata 3,916, serta hasil angket respon siswa dengan hasil rata-rata 3,612.
Rata-rata hasil yang didapatkan dari angket respon guru dan peserta didik mendapat nilai 3,764.

Saran
Agar buku yang dihasilkam mampu dimanfaatkan dengan maksimal dalam proses pembelajaran, terdapat
beberapa saran yang berkaitan dengan buku pedoman penilaian keterampilan berbahasa siswa sebagai berikut.

1. Bagi guru, hasil pengembangan berupa perangkat pembelajaran alat penilaian evaluasi keterampilan berbahasa
agar dapat digunakan untuk membantu guru dalam memberikan alternatif penilaian keterampilan berbahasa
siswa.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
penilaian keterampilan berbahasa.
3. Bagi peneliti, mendapat pengalaman lapangan dan dijadikan bekal dalam pembelajaran khususnya pembelajaan
Bahasa Indonesia. Serta memberi bekal bagi peneliti dalam memilih perangkat pembelajaran yang lebih
variatif dan menjadi landasan dalam kajian peneliti lebih lanjut.
4. Bagi peneliti selanjutnya, perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi keterampilan berbahasa. Peneliti selanjutnya bisa
meningkatkannya.

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah Sani, Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ariani, Ayu Tina. 2016. Bentuk dan Alat Evaluasi Pembelajaran Bahasa. Jurnal pendidikan, (online), (10),
(http://duniapendidikanina.blogspot.com), di askes 29 November 2018.

Cahyani, I dan Hodijah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: Upi Press.

Djiwandono, Soemadi. 2011. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Eny. 2010. Pengembangan Model Suprvisi Pendidikan IPA di SMP. Proposal Desertasi: PPs UNY.

Fawzi, Ary. 2016. Pengembangan Alat Penilaian Pembelajaran Menyimak Eksposisi pada Kelas X SMA. Bahasa
dan Seni, (Online), (2): 125-134, (http://www.um.ac.id), di askes 25 November 2018.

Haryati, Sri. 2012. Research and Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model. Vol. 37 No.1 15 September
2012 : 11-26.

Megawati. 2016. Keterkaitan Empat Aspek Keterampilan Berbahasa. “Dalam Jurnal Kreatif Tadulako Online” Vol
4. Diunduh pada Tanggal 17 Desember 2019. Hal. 27

Nurgiyantoro, Burhan. 2008(ed. Ke-2). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Prasetyo. 2012. Model Pengembangan ADDIE. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Resmini, N. 2003. Peningkatan Kompetensi Berbahasa dan Kompetensi Matematika Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pembelajaran Terpadu Berbasis Masalah. Journal of Chemical Information and Modeling. (1–39). doi:

7
10.1017/CBO9781107415324.004.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunarti & Nursalim. 2018. Kompetensi Bahasa Anak. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol.4(2), ( 8–
19).
Sunarti dan Anggraini, deri. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta.

Potrebbero piacerti anche