Sei sulla pagina 1di 10

KARAKTERISTIK KLINIS DAN HASIL IMPLANTASI LENSA INTRA

OKULAR IRIS-CLAW PADA KASUS AFAKIA DI RUMAH SAKIT MATA


CICENDO

Azalia Latuasan, Emmy Dwi Sugiarti


Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo

ABSTRACT
Introduction : Iris-claw IOL is one alternative for aphakic eye with inadequate capsular
support. Iris-claw IOL was originally designed to be fixated on anterior iris. Recently,the use
of the retropupillary fixation technique is increasing because fixation location is more
physiologic,far from corneal endothelium, and easy to implant.
Purpose : To describe clinical characteristics and outcome of patients with aphakic iris-claw
IOL implantation.
Methods : This is a retrospective descriptive study from medical records of patients with iris-
claw IOL implantation. Patients divided into prepupillary and retropupillary group. The
indications, Uncorrected Visual Acuity (UCVA), Best Corrected Visual Acuity (BCVA),
objective spheris, residual spheris, and complication were recorded.
Results : There are 58 eyes in retropupilary group and 15 eyes in prepupillary group. In
retropupillary group, post operative UCVA increased in 98.28% eyes. Post operative BCVA
≥ 0.5 in 77.59% eyes. Post operative BCVA ≥ pre operative BCVA in 91.39% eyes. Post
operative UCVA ≥ pre operative BCVA in 70.69% eyes. In prepupillary group, post operative
UCVA increased in 100% eyes. Post operative BCVA ≥ 86.67% eyes. Post operative BCVA ≥
pre operative BCVA in 93.33% eyes. Post operative UCVA ≥ pre operative BCVA in 40%.
Most common complication is pupil ovalization which is 18.96% in retropupil and 6.67% in
prepupil group.
Conclusion : Iris-claw IOL in both position is safe alternative and give good visual outcome
in aphakic patient without adequate capsular support.
Keywords : retropupillary, prepupillary, iris-claw, aphakia

PENDAHULUAN dapat dipertimbangkan pada kondisi


Kondisi ideal pasca ekstraksi lensa tersebut.1–3
adalah terpasangnya lensa intra okular Tiap teknik memiliki keuntungan
(LIO) pada kapsul posterior. Kondisi dan kekurangan. Pemasangan LIO
seperti ruptur kapsul, kelemahan BMD mudah namun berisiko merusak
zonula, sindrom pseudoeksfoliasi, sel endotel kornea dan struktur BMD.
miopia patologis atau sindrom Marfan LIO fiksasi sklera lebih aman terhadap
dapat menyebabkan sokongan kapsul sel endotel namun teknik pemasangan
posterior menjadi tidak adekuat. lebih sulit dan berisiko menyebabkan
Implantasi LIO pada bilik mata depan inflamasi kronis, ablatio retina,
(BMD), LIO yang dijahit pada iris, perdarahan vitreous, dan perdarahan
LIO fiksasi sklera, atau LIO iris-claw suprakoroidal. Risiko kerusakan
endotel dan glaukoma pada LIO iris-

1
2

claw lebih rendah dibandingkan yang berbeda dengan prosedur


dengan LIO BMD. Haptik LIO iris- ekstraksi lensa.
claw dikaitkan pada daerah iris yang Data Uncorrected Distance Visual
avaskular, jauh dari endotel kornea dan Acuity (UCVA) pasien dinilai sebelum
sudut iridokornea. Teknik operasi, saat kontrol pasca operasi 1
pemasangannya pun lebih mudah dan hari, 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, dan 6
cepat dibandingkan LIO fiksasi sklera. bulan. Data Best Corrected Visual
LIO iris-claw awalnya didesain untuk Acuity (BCVA) dinilai pre operasi dan
fiksasi BMD. Teknik retropupil saat kontrol minimal 1 bulan pasca
kemudian berkembang karena lokasi operasi. Pengukuran tajam penglihatan
yang lebih fisiologis dan secara teori menggunakan Snellen chart. Status
lebih aman terhadap sel endotel.4–8 refraktif objektif diukur dengan
Studi observasional ini bertujuan autorefraktometer RM.8900 (Topcon).
memaparkan karakteristik klinis dan Residual sferis adalah selisih target
hasil implantasi LIO iris-claw prepupil refraksi pre operasi yang diukur
maupun retropupil pada kasus afakia dengan biometri dengan sferis objektif
di Rumah Sakit Mata Cicendo. pasca operasi. Hasil dinyatakan efektif
bila UCVA pasca operasi ≥ BCVA pre
METODE operasi. Efficacy index adalah UCVA
Penelitian ini merupakan studi pasca operasi/BCVA pre operasi. Hasil
deskriptif retrospektif pada pasien dinyatakan aman jika BCVA pasca
dengan implantasi LIO iris-claw di operasi ≥ BCVA pre operasi. Safety
Rumah Sakit Mata Cicendo dari Juli index adalah BCVA pasca
9,10
2017 hingga Juli 2019. Kriteria inklusi operasi/BCVA pre operasi.
adalah usia >18 tahun, kontrol minimal Konstanta 115 untuk prepupil dan
1 bulan dan implantasi dilakukan oleh 117 untuk retropupil. Data sel endotel
staf dokter spesialis mata di Rumah kornea diukur dengan menggunakan
Sakit Mata Cicendo. Kriteria eksklusi specular microscope SP.3000P
adalah pasien yang data parameter pre (Topcon). Data diolah dengan
maupun pasca operasi tidak lengkap. Microsoft Excel 2010.
Data diambil dari rekam medis. Pasien LIO yang digunakan adalah LIO
dibagi menjadi grup retropupil dan polymethyl methacrylate Artisan
grup prepupil. Aphakia (Ophtec BV, Groningen, The
Karakteristik klinis yang ditinjau Netherlands) dengan panjang 8.5 mm,
adalah usia, jenis kelamin, panjang tinggi maksimum 1.04 mm, dan lebar
aksial bola mata, lateralitas mata yang zona optik 5.4 mm. Prosedur
dioperasi, sel endotel kornea pre implantasi dilakukan oleh 8 orang
operasi, indikasi, rumus LIO yang spesialis mata dari unit katarak dan
digunakan, serta komplikasi. Prosedur bedah refraktif, retina, glaukoma, dan
primer jika ekstraksi lensa dilakukan refraksi. Teknik pemasangan
bersamaan dengan implantasi LIO. berdasarkan pertimbangan operator
Prosedur sekunder jika prosedur dan kondisi klinis pasien saat operasi.
implantasi LIO dilakukan dalam waktu
3

HASIL banyak disebakan afakia pasca operasi


Selama periode Juli 2017 hingga katarak.
Juli 2019 terdapat 149 mata dengan
implantasi LIO iris-claw. Pasien yang Tabel 2 Indikasi Implantasi
sesuai dengan kriteria inklusi dan Indikasi Retropupil Prepupil
eksklusi sebanyak 73 mata dari 67 n (%) n (%)
Primer
pasien. Implantasi retropupil dilakukan Kelemahan Zonula 8 (13.79) 2 (13.33)
pada 58 mata dan prepupil pada 15 Sindrom 6 (10.34) 0 (0)
mata. Pasien kontrol selama 1-6 bulan. Pseudoeksfoliasi
Rata-rata pasien grup prepupil kontrol Sindrom Marfan 6 (10.34) 0 (0)
1.97±1.44 bulan sedangkan grup Trauma 3 (5.17) 1 (6.67)
Komplikasi saat 3 (5.17) 1 (6.67)
retropupil 1.87±1.73 bulan. operasi
Karakteristik klinis pasien tampak Sekunder
pada Tabel 1. Afakia pasca 15 (25.86) 8 (53.33)
operasi katarak
Tabel 1 Karakteristik Klinis Subluksasi LIO 10 (17.24) 2 (13.33)
Karakteristik Retropupil Prepupil Drop LIO 7 (12.07) 1 (6.67)
Klinis n(%) n(%) LIO : Lensa Intra Okular
58 mata, 15 mata,
52 pasien 15 pasien Pada Grafik 1 dapat terlihat
Usia (rata-rata ± SD) 53.7 ± 17.6 56 ± 16.4 peningkatan UCVA dan BCVA pasca
Jenis Kelamin operasi pada grup retropupil.
Laki-Laki 51 (87.93) 8 (53.33)
Perempuan 7 (12.07) 7 (46.67)
Peningkatan UCVA pasca operasi
Lateralitas (pasien) terjadi pada 98.28% mata dan
OD 21 (40.38) 10 (66.67) penurunan terjadi pada 1.72% mata.
OS 25 (48.08) 5 (33.33) Terdapat 53.44% mata dengan UCVA
ODS 6 (11.54) 0 (0) pasca operasi ≥ 0.5 dan 77.59% mata
Sel Endotel Kornea
≤1000 1(1.72) 0 (0)
dengan BCVA pasca operasi ≥ 0.5
1000-2000 27 (46.55) 5 (33.33) Peningkatan BCVA pasca operasi
≥ 2000 30(51.72) 10 (66.67) terjadi pada 70.70% mata, tetap pada
Panjang Aksial 20.69% mata, dan turun pada 8.62%
<22 1 (1.72) 2 (13.33) mata. Peningkatan BCVA pasca
22-26.5 45 (77.59) 13 (86.67)
>26.5 12 (20.69) 0 (0)
operasi ≥ BCVA pre operasi terjadi
Rumus pada 91.39% mata. Pada 70.69% mata
Hoffer Q 1 (1.72) 1 (6.67) peningkatan UCVA pasca operasi ≥
SRK/T 55(94.83) 14 (93.33) BCVA pre operasi. Rata-rata Efficacy
Haigis 2(3.44) 0 (0) Index 1.74±1.64. Rata-rata Safety
Index 2.48±2.24.
Indikasi implantasi tampak pada
Tabel 2. Indikasi implantasi primer
pada kedua grup paling banyak
disebabkan oleh kelemahan zonula.
Indikasi implantasi sekunder paling
4

retropupil. Sferis ≤± 0.5 D pasca


operasi tercapai pada 40% mata grup
BCVA pasca operasi retropupil dan 20% mata grup
BCVA pre operasi prepupil. Terdapat 6.9% mata grup
retropupil dan 40% mata grup prepupil
UCVA pasca operasi
dengan sferis pasca operasi ≥2.0D.
UCVA pre operasi Terdapat 4 pasien grup retropupil yang
0% 50% 100%
belum diukur sferis pasca operasi yaitu
2 pasien glaukoma, 1 pasien papil
<3/60 3/60-<0.1 0.1-<0.3 atrofi dengan hipotoni persisten, dan 1
0.3-<0.5 ≥0.5
pasien pasca endoftalmitis.

Grafik 1 Ketajaman Visual Retropupil Tabel 3 Sferis Objektif Pasca Operasi

Pada Grafik 2 dapat terlihat Dioptri Retropupil Prepupil


peningkatan UCVA dan BCVA grup n(%) n(%)
prepupil pasca operasi Peningkatan ≤ ±0.5 23 (40.00) 3 (20.00)
UCVA pasca operasi terjadi pada >±0.5-1.0 18 (31.03) 3 (20.00)
100% mata. Terdapat 13.33% mata >±1.0-2.0 9 (15.51) 3 (20.00)
dengan UCVA pasca operasi ≥0.5 dan >± 2.0 4 (6.90) 6 (40.00)
86.67% mata dengan BCVA pasca
operasi ≥0.5 Peningkatan BCVA pasca Tabel 4 menunjukkan residual
operasi terjadi pada 93.33% mata dan sferis pada kedua grup. Residual sferis
penurunan pada 6.67% mata. Pada ±0.5 D tercapai pada 24.14% mata
40% mata terdapat peningkatan UCVA grup retropupil dan 20% mata grup
pasca operasi ≥ BCVA pre operasi. prepupil. Sebagian besar residual sferis
Rata-rata Efficacy Index 0.75±0.21. grup retropupil berada dalam rentang
Rata-rata Safety Index 1.84±1.09. >±1.0-2.0D. Sebagian besar residual
sferis grup prepupil >± 2.0D.
BCVA pasca operasi Tabel 4 Residual Sferis
BCVA pre operasi
Dioptri Retropupil Prepupil
UCVA pasca operasi
n(%) n(%)
UCVA pre operasi ≤ ±0.5 14 (24.14) 3 (20.00)
>±0.5-1.0 12 (20.69) 3 (20.00)
0% 50% 100% >±1.0-2.0 16 (27.59) 4 (26.67)
>± 2.0 12 (20.69) 5 (33.33)
<3/60 3/60-<0.1 0.1-<0.3
0.3-<0.5 ≥0.5 Komplikasi pada studi ini tampak
Grafik 2 Ketajaman Visual Prepupil pada Tabel 5. Ovalisasi pupil 1
minggu pasca operasi terjadi pada
Tabel 3 menunjukkan sferis objektif 18.96% mata dari grup retropupil dan
pasca operasi lebih baik pada grup 6.67% mata dari grup prepupil.
5

Glaukoma sekunder terjadi pada retropupil maupun prepupil. Indikasi


5.17% mata grup retropupil dan implantasi retropupil akibat riwayat
13.33% mata grup prepupil. operasi pada studi Choragiewicz et al
Endoftalmitis terjadi pada 1.72% mata sebesar 87.2%.4,11,12,6
grup retropupil. Dekompensasi kornea Peningkatan UCVA pada studi ini
terjadi pada 1.72% mata grup tidak jauh berbeda dari studi
retropupil. sebelumnya. Peningkatan UCVA
pasca operasi terjadi pada 98.28%
Tabel 5 Komplikasi grup retropupil dan 100% grup
Komplikasi Retropupil Prepupil prepupil. Peningkatan UCVA pasca
n(%) n(%) operasi ≥ BCVA pre operasi tercapai
Ovalisasi 11 (18.96) 1 (6.67)
Pupil pada 70.69% grup retropupil dan 40%
Glaukoma 3 (5.17) 2 (13.33) grup prepupil. Pada studi Martinez et
Sekunder al terdapat peningkatan UCVA pada
Hipotoni 2 (3.44) 0 (0) implantasi retro dan prepupil sebesar
Persisten 94.8%. Studi Chen et al menunjukkan
Endoftalmitis 1 (1.72) 0 (0)
TASS 1 (1.72) UCVA pasca implantasi prepupil
Dekompensasi 1 (1.72) 0 (0) meningkat 100%.5,11
kornea Prosedur bedah refraktif dikatakan
Haptik 1 (1.72) 0 (0) efektif bila UCVA pasca operasi ≥
terlepas BCVA pre operasi yang dinyatakan
Hifema 0 (0) 1 (6.67)
TASS : toxic anterior segment syndrome
dengan efficacy index ≥ 1.0. Rata-rata
Efficacy Index grup retropupil
DISKUSI 1.74±1.64 sedangkan pada grup
Pilihan LIO terbaik pada kondisi prepupil 0.75±0.21. Implantasi
afakia tanpa sokongan lensa yang retropupil efektif meningkatkan
adekuat masih menjadi perdebatan. UCVA pasien pada studi ini. Hal ini
Sokongan lensa inadekuat dapat sejalan dengan Studi Martinez et al
diakibatkan oleh ruptur kapsul, dan Kumar Singh et al menyebutkan
kelemahan zonula, sindrom bahwa implantasi retropupil
pseudoeksfoliasi, miopia patologis memberikan peningkatan hasil tajam
atau sindrom Marfan. Pada studi ini penglihatan yang lebih baik. Pada studi
indikasi terbesar kedua grup adalah Helvaci et al dan Peralba et al tidak
implantasi sekunder pada afakia pasca terdapat perbedaan peningkatan tajam
operasi katarak yaitu 25.86% grup penglihatan yang signifikan antara
retropupil dan 53.33% grup prepupil. kedua posisi fiksasi.Perlu
Penelitian sebelumnya juga dipertimbangkan bahwa jumlah
menunjukkan indikasi implantasi sampel grup prepupil pada studi ini
paling sering adalah afakia pasca lebih sedikit daripada grup retropupil.
4,5,7,13
operasi yaitu 46-65%. Helvaci et al
menunjukkan indikasi afakia pasca Peningkatan BCVA pada studi ini
operasi katarak sebesar 65% pada grup lebih baik daripada studi sebelumnya.
Peningkatan BCVA pasca operasi
6

terjadi pada 70.70% mata grup 77.59% grup retropupil dan 86.67%
retropupil 93.33% mata grup prepupil. grup prepupil. Studi Martinez et al
Terdapat 91.39% grup retropupil dan menunjukkan BCVA ≥ 0.5 pada
93.33% grup prepupil dengan BCVA 68.1% secara keseluruhan pada grup
pasca operasi ≥ BCVA pre operasi. prepupil dan retropupil. Kumar Singh
Peralba et al menunjukkan BCVA et al menunjukkan BCVA pasca
sama atau meningkat pada 64.7% implantasi retropupil ≥ 0.5 pada
pasien grup prepupil dan 71.4% pasien 63.63% pasien. De Silva et al
grup retropupil. Peningkatan BCVA menunjukkan 68% mata mencapai
pada studi Toro et al sebesar 54% mata BCVA ≥ 0.5 pasca implantasi
grup prepupil dan 52.5% mata grup retropupil. Chen et al menunjukkan
retropupil. Guell et al menunjukkan 80.6% mata mencapai BCVA ≥ 0.5
peningkatan BCVA pada 63.28% pada grup prepupil.5,11,13,16
pasien pasca implantasi prepupil. Terdapat 5 (8.62%) mata grup
Peningkatan BCVA pada studi retropupil dengan penurunan BCVA.
Choragiewics et al terjadi pada 63.8% Pada 1 pasien, mata sebelahnya
pasien dengan implantasi mengalami glaukoma sekunder
retropupil.4,6,12,14 sehingga belum bisa dilakukan
Prosedur bedah refraktif dapat koreksi. Penurunan akibat komplikasi
dinyatakan aman jika BCVA pasca saat operasi terjadi pada 1 mata dengan
operasi ≥ BCVA pre operasi. Pada prolaps vitreous. Pada mata tersebut
mata dengan BCVA pasca operasi dilakukan Ekstraksi Katarak Intra
tidak dapat mencapai BCVA pre Kapsular. Astigmatisma pasca operasi
operasi telah terjadi penurunan potensi -5.75 D. Penurunan akibat komplikasi
visual. Kondisi ini dapat dilihat pada pasca operasi terjadi pada 2 mata yaitu
nilai safety index. Nilai safety index 1 mata dengan dekompensasi kornea
yang baik ≥1. Rata-rata safety index dan 1 mata dengan hipotoni persisten.
grup retropupil 2.48±2.24 dan grup Penurunan BCVA grup prepupil
prepupil 1.84±1.09. Implantasi LIO terjadi pada 1(6.67%) mata. Pada
iris-claw baik retropupil maupun pasien terdapat 2 jahitan dan
prepupil pada studi ini dan studi astigmatisma pasca operasi -5.00D
lainnya memberikan hasil yang aman. yang tidak membaik dengan koreksi.
Studi Ganesh et al mendapatkan safety Segmen posterior dalam batas normal.
index 1.73 pada prosedur implantasi Penurunan pada pasien ini disebabkan
retropupil saja. Safety index menurun oleh astigmatisma yang tinggi.
jadi 1.54 pada prosedur implantasi Peningkatan BCVA dan UCVA
retropupil yang dikombinasi dengan pasca operasi dipengaruhi oleh kondisi
prosedur vitreoretina, kornea, atau patologis pasien pre operasi, saat
glaukoma. 9,15 prosedur operasi, atau komplikasi
Presentase mata dengan BCVA pasca operasi. Terdapat 6 (10.34%)
pasca operasi ≥0.5 pada studi ini lebih mata grup retropupil dan 1 (6.67%)
baik daripada studi sebelumnya. Pada mata grup prepupil dengan BCVA
studi ini didapatkan BCVA ≥ 0.5 pada pasca operasi <0.3. Terdapat kondisi
7

penyerta glaukoma pada 2 mata, sindrom pseudoeksfoliasi dan


riwayat ablatio retina rhegmatogen gonioskopi menunjukkan sudutnya
pada 1 mata, papil atrofi disertai terbuka. Pada satu pasien grup
sindroma pseudoeksoliasi pada 1 prepupil ini dilakukan prosedur
mata,dan myop gravior pada 1 mata. vitrektomi pars plana, ekstraksi LIO,
Pada pasien dengan myop gravior dan implantasi LIO iris-claw. Saat
tersebut refraktometer pasca operasi S- kontrol 1 bulan pasien mendapat
0.75 C-1.50 X 160 namun BCVA 0.1. medikasi dan akan dievaluasi kembali
Saat pre operasi BCVA 0.08. Segmen pada kontrol berikutnya. Pada studi De
posterior dalam batas normal. Silva et al terjadi peningkatan TIO
Kemungkinan terdapat amblyopia pada 9.5% mata fiksasi prepupil
refraktif karena BCVA mata namun dapat diatasi dengan medikasi.
sebelahnya adalah 0.4.1,4,12 Pada studi Ganesh et al peningkatan
Komplikasi yang paling sering TIO lebih banyak terjadi jika prosedur
muncul pada studi ini adalah ovalisasi implantasi dikombinasi dengan
pupil. Ovalisasi pupil disebabkan prosedur lain. Guell et al menyebutkan
ketidaktepatan memperkirakan lokasi insidensi glaukoma akut sudut tertutup
enklavasi claw sehingga asimetris atau berkisar 0-7% namun tidak terjadi
terlalu ketat. Pada studi Martinez et al, glaukoma akut sudut tertutup pada
ovalisasi pupil terjadi pada 11.8% studi ini. 14–16
kasus namun semua kembali pulih Dekompensasi kornea pada studi ini
setelah 6 bulan. Choragiawiecz et al terjadi pada 1.72% mata dari grup
menunjukkan ovalisasi pupil terjadi retropupil. Pasien ini dengan riwayat
pada 17% mata. Goenermann et al operasi katarak, reposisi LIO, dan LIO
mendapatkan ovalisasi pupil pada exchange ke LIO BMD. LIO BMD
24.8% kasus retropupil dalam 1 pada pasien mengalami desentrasi. Sel
minggu pertama namun yang persisten endotel kornea pasien sebelum
13.9%. Baykara et al mendapatkan implantasi LIO iris-claw adalah 1513.6
ovalisasi pupil persisten pada 12.7% sel/mm2 dengan heksagonalitas 0%.
mata.3,5,12 Visus mata sebelahnya no light
Glaukoma sekunder terjadi pada perception sehingga dilakukan LIO
3(5.17%) mata grup retropupil dan exchange ke iris-claw walaupun
2(13.33%) mata grup prepupil. kondisi kornea kurang baik. Faktor
Peningkatan tersebut bersifat transien risiko dekompensasi kornea pada
pada 2 mata grup retropupil dan 1 pasien ini adalah kondisi patologis
mata grup prepupil. Satu mata dari kornea akibat beberapa prosedur
grup retropupil dan 1 mata dari grup sebelumya. Manipulasi pada BMD
prepupil tetap mengalami peningkatan saat operasi LIO exchange ke iris-claw
TIO hingga 1 bulan. Pada kedua mata juga dapat menurunkan sel endotel
dengan peningkatan TIO yang lebih lanjut.1,4,12,17
menetap tersebut telah dilakukan Endoftalmitis terjadi pada
iridektomi saat operasi. Satu pasien 1(1.72%) mata grup retropupil. Pada
dari grup retropupil ini dengan riwayat pasien ini UCVA pre operasi 1/300.
8

Pasien kemudian dilakukan vitrektomi Claw Intraocular Lens


pars plana. UCVA pasca vitrektomi Implantation for Aphakia: A
0.4. Pasca vitrektomi pasien ini belum Paired-Eye Comparison. Cornea.
dilakukan koreksi karena pasien masih 2016 Oct;35(10):1326–32.
kontrol untuk endoftalmitis. 3. Gonnermann J, Klamann MKJ,
Limitasi pada studi ini adalah tidak Maier A-K, Rjasanow J, Joussen
dilakukannya analisis secara statistik AM, Bertelmann E, et al. Visual
dan waktu follow up tidak seragam. outcome and complications after
Jumlah pasien grup prepupil pada studi posterior iris-claw aphakic
ini sedikit sehingga perlu dilakukan intraocular lens implantation. J
studi lebih lanjut untuk memberikan Cataract Refract Surg. 2012
karakteristik klinis dan hasil yang Dec;38(12):2139–43.
lebih akurat. 4. Touriño Peralba R, Lamas-
Francis D, Sarandeses-Diez T,
SIMPULAN Martínez-Pérez L, Rodríguez-
Implantasi LIO iris-claw pada Ares T. Iris-claw intraocular lens
kedua lokasi aman dan memberikan for aphakia: Can location
hasil rehabilitasi visual yang baik pada influence the final outcomes? J
pasien afakia dengan sokongan kapsul Cataract Refract Surg. 2018
inadekuat. Implantasi retropupil lebih Jul;44(7):818–26.
efektif dalam meningkatkan ketajaman 5. Hernández Martínez A, Almeida
visual namun perlu dipertimbangkan González CV. Iris-claw
bahwa pada studi ini jumlah sampel intraocular lens implantation:
grup prepupil jauh lebih sedikit dari Efficiency and safety according
retropupil. Penelitian selanjutnya to technique. J Cataract Refract
dengan sampel yang lebih homogen Surg. 2018 Oct;44(10):1186–91.
antara kedua grup dan data yang lebih 6. Toro MD, Longo A, Avitabile T,
lengkap dapat dilakukan untuk Nowomiejska K, Gagliano C,
memberikan gambaran hasil yang Tripodi S, et al. Five-year follow-
lebih akurat. up of secondary iris-claw
intraocular lens implantation for
DAFTAR PUSTAKA the treatment of aphakia: Anterior
chamber versus retropupillary
1. Schallenberg M, Dekowski D, implantation. PLoS One
Hahn A, Laube T, Steuhl K-P, [Internet]. 2019 Apr 10;14(4).
Meller D. Aphakia correction 7. Helvaci S, Demirduzen S, Oksuz
with retropupillary fixated iris- H. Iris-claw intraocular lens
claw lens (Artisan) - long-term implantation: Anterior chamber
results. Clin Ophthalmol. versus retropupillary
2014;8:137–41. implantation. Indian J
2. Güell JL, Verdaguer P, Mateu- Ophthalmol. 2016 Jan;64(1):45–
Figueras G, Elies D, Gris O, 9.
Amich JM, et al. Unilateral Iris-
9

8. Mora P, Calzetti G, Favilla S, Implantation in Patients with


Forlini M, Tedesco S, Date P, et Deficient Posterior Capsule.
al. Comparative Analysis of the Open Access Journal of
Safety and Functional Outcomes Ophthalmology. 2018;3(3).
of Anterior versus Retropupillary 14. Güell JL, Verdaguer P, Elies D,
Iris-Claw IOL Fixation. Journal Gris O, Manero F, Mateu-
of Ophthalmology. 2018 Jul Figueras G, et al. Secondary iris-
3;2018. claw anterior chamber lens
9. Linke SJ, Katz, Toam. implantation in patients with
Complications in corneal laser aphakia without capsular support.
surgery. Switzerland: Springer; Br J Ophthalmol. 2014
2016. 12–13 p. May;98(5):658–63.
10. Khan L, Sharma B, Gupta H, 15. Ganesh S, Brar S, Relekar K.
Rana R. Accuracy of biometry Long Term Clinical and Visual
using automated and manual Outcomes of Retrofixated Iris
keratometry for intraocular lens Claw Lenses Implantation in
power calculation. Taiwan J Complicated Cases. Open
Ophthalmol. 2018;8(2):93–8. Ophthalmol J. 2016 Apr
11. Chen Y, Liu Q, Xue C, Huang Z, 29;10:111–8.
Chen Y. Three-year follow-up of 16. De Silva SR, Arun K, Anandan
secondary anterior iris fixation of M, Glover N, Patel CK, Rosen P.
an aphakic intraocular lens to Iris-claw intraocular lenses to
correct aphakia. J Cataract correct aphakia in the absence of
Refract Surg. 2012 capsule support. J Cataract
Sep;38(9):1595–601. Refract Surg. 2011
12. Choragiewicz T, Rejdak R, Sep;37(9):1667–72.
Grzybowski A, Nowomiejska K, 17. Güell JL, Verdaguer P, Elies D,
Moneta-Wielgoś J, Ozimek M, et Gris O, Manero F, Mateu-
al. Outcomes of Sutureless Iris- Figueras G, et al. Secondary iris-
Claw Lens Implantation. J claw anterior chamber lens
Ophthalmol. 2016;2016. implantation in patients with
13. Kumar Singh A. To Study Visual aphakia without capsular support.
Outcome, Endothelial Cell Loss British Journal of
and Complications after Ophthalmology. 2014 May
Retropupillary Iris Claw Lens 1;98(5):658–63.
10

Potrebbero piacerti anche