Sei sulla pagina 1di 8

Journal of Holistic Nursing and Health Science

Volume 2, No. 1, Juni 2019 (Hal. 31-38)


Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Gambaran Dampak Kecemasan dan Gejala Psikologis pada Anak


Korban Bencana Gempa Bumi di Lombok

Zurriyatun Thoyibah1,*, Meidiana Dwidiyanti2, Misroh Mulianingsih1,


Winda Nurmayani1, Reza Indra Wiguna3
1
Program Studi Keperawatan, Stikes Yarsi Mataram, Indonesia
2
Departemen Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Indonesia
3
Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan, Universitas Qomarul Huda Badarudin Bagu, Indonesia
oyiqyarsi@gmail.com

Abstract
Introduction: Earthquakes that occur always have a psychological impact on all victims, including
children. Limited studies explore anxiety and symptoms of children’s psychological problems. This
study aims to describe anxiety and psychological symptoms on children caused by the earthquake in
Lombok, West Nusa Tenggara.
Method: This study uses a mix-method design with a sample of 47 respondents in SDN 2 Penimbung
West Lombok, the sample was determined by purposive sampling technique. Quantitative data
analysis using the RCMAS-2 questionnaire (Revised Children's Manifest Anxiety Scale; second
edition) and qualitative analysis using the method of in-depth interview.
Results: Most of the respondents of children included normal anxiety category 85.11%, while 14.89%
belonged to the category of clinical anxiety. The results of the qualitative study showed that there were
changes in attitudes in children, such as children becoming more sensitive, easily crying, irritable,
children easily panicking and crying if they heard something thundering, children often worried about
entering the house, they were initially cheerful but after earthquakes occur more children are quiet
and withdraw.
Conclusion: Earthquakes that occur cause symptoms of clinical anxiety in some children, which are
manifested in everyday life both at home and at school. Future research is expected to provide
appropriate therapy for children affected by disasters so that the psychological impact experienced
can be reduced.

Keywords: Anxiety, Children, Earthquakes, Psychological effects.

Abstrak
Pendahuluan: Bencana gempa bumi yang terjadi selalu membawa dampak psikologis terhadap semua
korban termasuk pada anak-anak. Sedikit penelitian yang mengeksplore kecemasan dan gejala
masalah psikologis pada anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak
kecemasan dan gejala psikologis pada anak-anak yang disebabkan oleh bencana gempa bumi di
wilayah Lombok.
Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix-method dengan sampel sebanyak 47
responden di SDN 2 Penimbung Lombok Barat, sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling.
Analisis data kuantitaif menggunakan kuesioner RCMAS-2 (Revised Children’s Manifest Anxiety
Scale; second edition) dan analisis kualitiatif menggunakan metode wawancara mendalam dengan
orang tua dan guru di sekolah.

Zurriyatun Thoyibah, dkk. Gambaran Dampak Kecemasan dan Gejala Psikologis... pp


31
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 1, Juni 2019 (Hal. 31-38)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Hasil: Sebagaian besar responden anak-anak termasuk kategori kecemasan normal 85,11%,
sedangkan 14,89% termasuk dalam kategori kecemasan klinis. Hasil studi kualitatif menunjukkan
bahwa terjadi perubahan sikap pada anak-anak, seperti anak menjadi lebih sensitive, mudah menangis,
mudah marah, anak-anak mudah panik dan menangis jika mendengar sesuatu yang bergemuruh, anak
sering khawatir masuk rumah, mereka yang awalnya ceria namun setelah gempa terjadi anak lebih
banyak pendiam dan menarik diri.
Kesimpulan: Gempa bumi yang terjadi menyebabkan terjadinya gejala kecemasan klinis pada
sebagaian anak-anak, yang dimanfestasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupaun di
sekolah. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan terapi yang tepat bagi anak-anak korban
bencana agar dampak psikologis yang dialami dapat berkurang.

Keywords: Anak-anak, Gejala psikologis, Gempa bumi, Kecemasan.

PENDAHULUAN
Gempa bumi menempati peringkat dengan masalah kesehatan mental seperti
kedua di antara bencana alam paling depresi dan gangguan stres paska-trauma,
mematikan yang mempengaruhi manusia sebuah survey menunjukkan bahwa,
(Şalcıoğlu & Başoğlu, 2008). Menurut data setelah peristiwa bencana, sekitar 15-20%
Badan Meteorologi Klimatologi dan populasi akan mengalami gangguan mental
Geofisika (BMKG), gempa bumi di ringan atau sedang yang merujuk pada
Lombok terjadi dengan kronologi gempa kondisi post-traumatic stress disorder
berkekuatan 6,4 Skala Richter pada (PTSD), sementara 3-4% akan mengalami
minggu 29 Juli 2018 pukul 06.47 WITA, gangguan berat seperti psikosis, depresi
disusul gempa berkekuatan 7,0 SR pada berat dan kecemasan yang tinggi (Surendra
minggu 5 Agustus 2018 pukul 17.46 et al, 2015).
WITA, kemudian gempa berkekuatan 6,2 Bencana memiliki pengaruh terbesar
SR pada Kamis 9 Agustus 2018 pukul pada kelompok yang paling rentan
00.25 WITA, dan gempa berkekuatan 6,9 terutama adalah kelompok usia anak-anak
SR pukul 22.56 WITA pada minggu 19 (Nakamura, 2005). Hal ini disebabkan
Agustus 2018 (BMKG, 2018). karena anak-anak secara langsung
Bencana gempa bumi yang terjadi mengalami, merasakan, dan menyaksikan
secara berturut-turut di Lombok sejak dampak yang ditimbulkan akibat faktor
tanggal 29 Juli 2018 tersebut membawa usia yang masih belum matang secara
dampak yang luar biasa terhadap semua pertumbuhan psikologis.
aspek kehidupan para korban bencana baik Penelitian sebelumnya pada
aspek fisik, sosial, dan psikologis. Korban responden anak-anak dan remaja di Turki
gempa tidak hanya mengalami masalah menunjukkan adanya peningkatan PTSD,
darurat seperti kerusakan fisik akibat depresi, dan ketakutan akibat gempa bumi
gempa, namun juga masalah kesehatan pada kelompok anak-anak dan remaja,
mental psikologis, seperti; masalah masalah psikologis tersebut disebabkan
ansietas (kecemasan), stress (tekanan), oleh hilangnya kendali atas ketakutan yang
depresi (kemurungan), dan trauma disebabkan oleh getaran gempa bumi yang
(Ramirez & Peek-Asa, 2005). Gempa bumi tiba-tiba tak terduga dan tak terkendali.
secara konsisten terbukti berhubungan (Şalcıoğlu & Başoğlu, 2008).

Zurriyatun Thoyibah, dkk. Gambaran Dampak Kecemasan dan Gejala Psikologis... pp


32
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 1, Juni 2019 (Hal. 31-38)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Masalah psikologis pada usia anak- METODE


anak dan remaja yang berkaitan dengan Desain
bencana alam akan berlangsung lama Penelitian ini merupakan penelitian
setelah insiden bencana (Ando et al., 2011; mix method kuantitatif dan kualitatif.
Fergusson, Horwood, Boden, & Mulder, Metode kuantitatif melalui pengisian
2014). Kondisi tersebut akan semakin kuesioner. Metode kualitatif dilakukan
memburuk bila tidak ditangani dengan dengan metode wawancara tentang sikap
baik dan dideteksi sejak awal dengan cara dan perilaku anak sebelum dan setelah
melakukan identifikasi masalah pada gempa. Pengumpulan data kualitatif
korban bencana alam. dilakukan setelah hasil kuesioner dinilai
Penelitian di Taiwan didapatkan sehingga memperkuat data hasil
setelah enam minggu pasca gempa bumi kuantitatif.
yang melanda negara tersebut di dapatkan
hasil sebanyak 21,7% dari 323 siswa Sampel
menunjukkan masalah stress trauma pasca Pengambilan sampel dalam
bencana, penyebab utama dari masalah penelitian ini ditentukan dengan kriteria
PTSD tersebut adalah faktor akibat cedera purposive sampling. Kegiatan penelitian
fisik pada anak dan kehilangan atau dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2
kematian anggota keluarga akibat gempa Penimbung, Lombok Barat dengan jumlah
bumi (Hsu, Yang, Chong, & Yen, 2002). sekitar 47 anak korban gempa bumi yang
Survei awal untuk melihat dampak berusia enam hingga delapan tahun di
psikologis pada anak-anak sangat wilayah kerja Puskesmas Penimbung.
dibutuhkan untuk menangani berbagai
macam permasalahan akibat bencana. Dari Instrumen
penelitian sebelumnya identifikasi dampak Kuesioner RCMAS-2 (Revised
psikologis pasca bencana pada anak-anak Children Manifest Anxiety Scale) yang
masih bersifat secara umum yang hanya dikembangkan oleh Reynolds dan
menggambarkan kondisi psikologis pada Richmond (2008) berisi dua puluh delapan
anak-anak, sehingga dibutuhkan item pernyataan tentang gejala kecemasan
identifikasi yang lebih spesifik untuk untuk menilai tingkat dan kualitas
mengetahui kecemasan dan gejala kecemasan yang dialami anak-anak dan
psikologis pada anak paska bencanc. remaja usia 6-19 tahun. Interpretasi hasil
Identifikasi tersebut sangat dibutuhkan RCMAS-2 dibagi dalam dua kategori yaitu
untuk menentukan strategi yang tepat kecamasan normal jika mempunyai skor ≤
dalam penanganan kesehatan mental paska 19, dan kecemasan klinis jika mempunyai
bencana. skor 20-28. Sedangkan data kualitatif
Penelitian ini bertujuan untuk didapatkan dengan metode observasi dan
mengidentifikasi kecemasan dan gejala wawancara mendalam secara langsung ke
psikologis yang terjadi pada anak-anak orang tua dan guru di SDN 2 Penimbung,
korban bencana alam gempa bumi di Lombok Barat. Peneliti melakukan
wilayah Lombok, Provinsi Nusa Tenggara wawancara mendalam dengan beberapa
Barat. orang tua dan guru untuk memperoleh
tanggapan informasi terhadap sikap dan

Zurriyatun Thoyibah, dkk. Gambaran Dampak Kecemasan dan Gejala Psikologis... pp


33
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 1, Juni 2019 (Hal. 31-38)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

perilaku anak-anak pasca kejadian gempa Dampak Psikologis pada Anak.


bumi di Lombok. Hasil deteksi dini gejala kecemasan pada
anak korban gempa menunjukkan bahwa
Proses Etik sebanyak 85,11% orang mengalami
Kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kecemasan dalam batas normal, sedangkan
korban bencana gempa bumi pada anak- 14,89% termasuk dalam kategori
anak ini dilakukan oleh tim trauma healing kecemasan klinis.
dalam fase penanganan pasca bencana di
wilayah Lombok. Sebelum kegiatan Tabel 1. Karakteristik Anak Korban
penelitian dilakukan, responden dan Bencana Alam Gempa Bumi di Lombok,
infroman dari orang tua dan guru Nusa Tenggara Barat September 2018
menandatangani lembar persetujuan (n=47)
pengambilan data (informed consent).
Karakteristik Jumlah Presentase (%)
Analisis Data
Data gambaran karakteristik responden, Jenis Kelamin
kategori kecemasan anak-anak korban Laki-laki 21 44,68
gempa bumi dianalisis dan dijabarkan Perempuan 26 55,32
menggunakan program Microsoft Excell. Total 47 100
Sedangkan gambaran identifikasi dampak Usia
psikologis anak-anak didapatkan dari data
6 tahun 11 23,40
hasil observasi dan wawancara mendalam,
peneliti melakukan transkrip semua hasil 7 tahun 13 27,66
wawancara mendalam dari rekaman data, 8 tahun 23 48,49
dengan tahapan sebagai berikut: a) Total 47 100
Mentranskripkan semua hasil wawancara
mendalam dari rekaman data; b) Tabel 2. Deteksi Kecemasan Anak Korban
Menganalisis data dengan program Bencana Alam Gempa Bumi di Lombok,
Microsoft Excell, kemudian informasi dari Nusa Tenggara Barat September 2018
transkrip data wawancara dimasukan dan (n=47)
selanjutnya mereduksi data untuk
menemukan makna yang sesuai dengan Jenis Gejala Jumlah Presentase (%)
fokus tujuan penelitian.
Kecemasan Normal 40 85,11
Kecemasan Klinis 7 14,89
HASIL
Karakteristik Total 47 100
Hasil menunjukkan bahwa 55,32%
responden berjenis kelamin perempuan Berdasarkan hasil wawancara
dan 44,68% berjenis kelamin laki-laki dan. mendalam dengan orang tua dan guru di
Sebagian besar responden berusia 8 tahun sekolah ditemukan bahwa anak-anak
48,49%. korban gempa menyatakan takut untuk
memasuki rumah akibat peristiwa gempa,
mengalami gangguan tidur seperti; mimpi

Zurriyatun Thoyibah, dkk. Gambaran Dampak Kecemasan dan Gejala Psikologis... pp


34
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 1, Juni 2019 (Hal. 31-38)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

buruk dan di sekolah langsung menangis 85,11% anak-anak mengalami kecemasan


jika mendengar suara gaduh, serta dalam batas normal, sedangkan 14,89%
ditemukan perubahan sikap seperti mudah anak termasuk dalam kategori kecemasan
tersinggung dan lebih sensitif. Selain itu, klinis.
anak-anak juga menyatakan bahwa mereka Meskipun banyak korban bencana
takut karena ada isu makhluk halus, pada usia kelompok anak-anak
sehingga sering terbangun tiba-tiba pada memperlihatkan beberapa jenis reaksi
malam hari. Pernyataan ini didukung psikologis paska bencana, penelitian klinis
dengan jawaban anak-anak pada kuesioner menunjukkan bahwa gejala-gejala tersebut
yang menyatakan anak takut dengan apa tergantung juga pada usia. Penelitian
yang dikatakan oleh orang tua dan sering sebelumnya menunjukan bahwa usia
terbangun karena ketakutan. adalah faktor kunci pemahaman anak
Gejala kecemasan klinis yang terhadap bencana. Usia sebagai indeks
muncul pada anak korban gempa keterampilan perkembangan anak dalam
mempunyai skor 20-23 yang dinilai dari merefleksikan kemampuan memahami
dalam tiga faktor kecemasan yaitu: apa sebenarnya bencana atau kejadian
keterasingan sosial, faktor fisik dan yang dapat menyebabkan trauma.
ketakutan berlebih. yang dimanifestasikan Penelitian terkait bencana pada
dengan merasa sendiri walaupun saat di kelompok usia anak sekolah secara
tempat ramai, khawatir saat akan tidur, empiris menyatakan bahwa anak usia
susah untuk tidur malam, bermimpi buruk, sekolah menunjukkan distres psikologis
mudah marah, tangan berkeringat, dan sulit yang lebih menyeluruh (Purnamasari,
berkonsentrasi dengan tugas di sekolah. 2016).
Hasil tersebut dibuktikan dari
Dampak Psikologis pada Anak Akibat dampak psikologis pada anak akibat
Bencana Alam Gempa Bumi bencana gempa bumi di wilayah Lombok,
Masalah-masalah yang ditemukan yang menunjukkan adanya masalah
pada korban anak setelah bencana alam psikologis berupa ansietas klinis dan
gempa bumi diantaranya yaitu pertama perubahan perilaku. Adapun masalah-
terjadinya perubahan sikap seperti anak masalah yang ditemukan pada responden
menjadi lebih sensitif, mudah menangis, setelah bencana alam gempa bumi di
mudah marah, apabila mendengar sesuatu Lombok diantaranya yaitu pertama
yang bergemuruh langsung panik dan terjadinya perubahan sikap seperti anak
menangis, sering khawatir masuk rumah, menjadi lebih sensitive, mudah menangis,
yang awalnya ceria dan cerdas setelah mudah marah, apabila mendengar sesuatu
gempa lebih banyak diam dan menarik yang bergemuruh langsung panik dan
diri. Gejala-gejala kecemasan klinis yang menangis, sering khawatir masuk rumah,
dialami anak dapat mengarah pada gejala adanya gangguan pola tidur, hingga anak-
PTSD. anak lebih banyak diam dan menarik diri
dengan ketergantungan yang tinggi
PEMBAHASAN terhadap orang tua.
Hasil deteksi dini gejala kecemasan Hasil penelitian sebelumnya juga
pada anak korban gempa di wilayah memfokuskan pada variasi reaksi anak
Lombok menunjukkan bahwa sebanyak usia sekolah pasca bencana gempa dapat

Zurriyatun Thoyibah, dkk. Gambaran Dampak Kecemasan dan Gejala Psikologis... 35


pp
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 1, Juni 2019 (Hal. 31-38)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

bervariasi sesuai dengan jenis kelamin merupakan rangkaian gejala dari masalah
atau usia. Dampak psikologis yang pada tingkat menengah sampai dengan ke
dirasakan oleh korban terutama pada tingkat yang berat (Purnamasari, 2016).
mayoritas populasi anak-anak ialah Secara keseluruhan, pada anak-anak
menyangkut kondisi trauma mental yang usia sekolah yang selamat dari bencana
sangat serius. Anak-anak menunjukkan alam khususnya bencana gempa bumi
gejala-gejala perilaku seperti; susah tidur, sering memperlihatkan adanya gejala
rasa takut yang berlebihan, takut masuk ketakutan pada tingkat yang tinggi, gejala
rumah, tidak mau tidur di dalam rumah, somatik yang luas, masalah kognitif,
diliputi kecemasan dan menarik diri perubahan perilaku dan masalah sosial.
(Astuti, 2006). Masalah kognitif meliputi kurang
Hal tersebut juga sejalan dari hasil konsentrasi, permasalahan kegiatan
penelitian Bedriye pada anak-anak usia belajar, hingga perilaku menolak datang
sekolah di Turki pada tahun (2014) ke sekolah. Perilaku anak menjadi tidak
mendapatkan hasil berupa reaksi anak konsisten seperti mudah marah, tidak
pasca bencana gempa adalah sopan dan secara emosional yang menjadi
penghindaran, menjadi marah, mencela sensitif. Oleh karena itu, sangat
diri sendiri, dan perubahan perilaku diperlukan suatu tindakan pelayanan
seperti gejala; memiliki mimpi tentang kesehatan pasca bencana untuk
gempa, takut tinggal di dalam rumah, menangani masalah-masalah psikologis
diganggu dengan suara dan suara yang yang sering muncul pada kelompok anak-
tiba-tiba, setelah tidur kesulitan, anak.
keengganan untuk pergi ke sekolah dan
bergabung dalam permainan (Bedriye, KESIMPULAN DAN SARAN
2014). Bencana alam gempa bumi yang
Pada penelitian yang lain juga dialami oleh masyarakat wilayah Lombok
menunjukkan kemunduran anak-anak provinsi Nusa Tenggara Barat tidak hanya
dalam kegiatan belajar di sekolah setelah berdampak pada kondisi fisik dan
kejadian bencana. Secara khusus masalah lingkungan namun juga berdampak pada
pasca bencana dan diskontinuitas kondisi kondisi psikologis anak korban gempa
kehidupan menyebabkan maslah-masalah seperti adanya gejala kecemasan normal
di lingkungan akademik sekolah. Anak dan kecemasan klinis yang mengarah pada
tidak tertarik dengan aktifitas sekolah PTSD yang ditunjukkan dari perubahan
dikarenakan masalah somatik seperti sakit perilaku anak. Gejala tersebut dirasakan
yang dapat mempengaruhi kehadiran anak di rumah maupun di sekolah.
sekolah, sehingga anak korban bencana sehingga hal ini akan membutuhkan
akan mengalami penurunan keterampilan penanganan lebih lanjut, seperti pelayanan
dan prestasi belajar akademik di sekolah kesehatan pasca bencana seperti kegiatan
(Gurwitch, Kee, Becker, & Schreiber, trauma healing.
2015). Secara umum masalah psikologis Penelitian selanjutnya diharapkan
pada anak pasca bencana menunjukkan untuk melakukan terapi seperti bermain,
setiap kali bencana yang terjadi selalu menggambar, mendongeng dan sebagainya
diikuti oleh kondisi trauma pasca bencana untuk mengurangi dampak psikologis
PTS. Minimal PTSD yang terjadi akibat gempa, memberikan pengetahuan

Zurriyatun Thoyibah, dkk. Gambaran Dampak Kecemasan dan Gejala Psikologis... pp


36
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 1, Juni 2019 (Hal. 31-38)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

tentang gempa dan mengedukasi keluarga mental health of a well-studied


dan teman tentang perubahan perilaku dan cohort. JAMA Psychiatry, 71(9),
masalah yang mungkin dihadapi anak- 1025-31.
anak. doi:10.1001/jamapsychiatry.2014.65

UCAPAN TERIMA KASIH Gurwitch, R. H., Kees, M., Becker, S. M.,


Penelitian ini didukung dan dibiayai & Schreiber, M. (2004), Assessment
oleh Fakultas Kedokteran, Universitas of PTSD among Indonesian children.
Diponegoro, bekerjasama dengan Stikes Prehospital and Disaster Medicine,
Yarsi Mataram, pihak Puskesmas 46(5), 1921-8.
Penimbung dan tokoh masyarakat Desa Hsu, C., Chong, M., Yang, P., & Yen, C.
Penimbung yang bekerjasama dalam (2002). Posttraumatic stress disorder
proses rangkaian kegiatann penelitian. among adolescent earthquake victims
in Taiwan. APAPsycNET, 41(7),
875–881. doi: 10.1097/00004583-
DAFTAR PUSTAKA
200207000-00022
Ando, S., Kuwabara, H., Araki, T.,
Kenehara, S., Morishima, R., Kondo, Nakamura, Y. (2005). Public health impact
S.,...Kasai, K. (2017). Mental health of disaster on children. JMAJ, 48(7),
problems in a community after the 377-384.
great East Japan earthquake in 2011:
Purnamasari, I. (2016). Perbedaan reaksi
A Systematic review. Harvard
anak dan remaja pasca bencana.
Review of Psychiatry, 25(1), 15–28.
Jurnal Penelitian dan Pengabdian
doi: 10.1097/HRP.000000
kepada Masyarakat, 3(1), 49-55. doi:
Astuti, B. (2006). Layanan bimbingan dan 10.32699/ppkm.v3i1.336
konseling bagi korban gempa bumi
Ramirez, M., & Peek-Asa, C. (2005).
di Yogyakarta. Makalah. Jurusan
Epidemiology of traumatic injuries
Psikologi Pendidikan dan
from earthquakes. (online) Diperoleh
Bimbingan, Fakultas Ilmu
dari
Pendidikan, Universitas Negeri
http://epirev.oxfordjournals.org/cont
Yogyakarta.
ent/27/1/47.extract
Badan Meteorologi dan Geofisika. 2018.
Reynolds, C. R. & Richmond, B. O.
Bedriye, A. K. (2014). Determination and (2008). (RCMAS™-2) Revised
evaluation of effect of earthquake on Children's Manifest Anxiety Scale™,
school age children (6-12 years old) Second Edition. Diperoleh dari
behaviours. Procedia-Social and https:www.wpspublish.com/store/im
Behavioural Science, 152, 845-851. ages/downloads/product/rcmas-
doi: 10.1016/j.sbspro.2014.09.332 2_manual_chapter_1.pdf.

Fergusson, D. M., Horwood, L. J., Boden, Şalcıoğlu, E., & Başoğlu, M.. (2008).
J. M., & Mulder, R. T. (2014). Psychological effects of earthquakes
Impact of a major disaster on the in children: prospects for brief

Zurriyatun Thoyibah, dkk. Gambaran Dampak Kecemasan dan Gejala Psikologis... pp


37
Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 2, No. 1, Juni 2019 (Hal. 31-38)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

behavioural treatment. Wold Journal


Pediatrics, 4(3), 165-172. doi:
10.1007/s12519-008-0032-8
Surendra S., Samuel, R., Marahatta, K,
Anwar, N., Van Ommeren, M. H., &
Ofrin, R.. (2017). Post-disaster
mental health and psychosocial
support: Experience from the 2015
Nepal earthquake. WHO South-East
Asia Journal of Public Health, 6(1),
22-29. doi: 10.4103/2224-
3151.20616

Zurriyatun Thoyibah, dkk. Gambaran Dampak Kecemasan dan Gejala Psikologis... pp


38

Potrebbero piacerti anche