Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Surono
Pusat Studi Pancasila, UGM, Yogyakarta
email: suronokarti@ugm.ac.id
Hadi Sutarmanto
Fakultas Psikologi, UGM, Yogyakarta
Email:hadi_psy@ugm.ac.id
Ahmad Zubaidi
Fakultas Filsafat, UGM, Yogyakarta
Email: ahmad.zubaidi@ugm.ac.id
ABSTRACT
The Resilience of Pancasila Ideology had ups and downs conditions. Its could not be separated from the efforts
and phenomenon in the society. That phenomenon caused the relisilience of Pancasila ideology be strengthened
or weakened. Moreover, the condition of Indonesia was experiencing ideological problems right now. This paper
decribed about the importance of the resilience of Pancasila ideology in supporting to national resilience, what
were the factors that weakened and strengthened the resilience of Pancasila ideology, and what efforts should be
made to strengthened the resilience of Pancasila ideology.
The methods used in this research were field research and library research, namely interview, FGD, survey,
and literature review. This research also briefly described about the instrument of Pancasila Ideology Index (IKIP).
The main aspects measured in IKIP were divinity, humanity, unity, popularness, and social justice. The indicators
of IKIP were politics, nationality, social, cultural, religious and economic.
This article was written and based on research for two years (2017-2018) conducted in nine provinces in
Indonesia. Namely: Manokwari (West Papua), Ambon (Maluku), Kupang (East Nusa Tenggara), Denpasar (Bali),
Makassar (South Sulawesi), Medan (North Sumatra), Pontianak (West Kalimantan), Yogyakarta (Yogyakarta Special
Region), and Jakarta. The location was chosen and based on the level of heterogeneity (religion, ethnicity, and
culture). Sampling method used multi-stage random sampling.This article also described the portrait of resilience
of Pancasila ideology in the nine (9) cities of Indonesia.
ABSTRAK
Ketahanan Ideologi Pancasila mengalami pasang surut. Hal ini tidak terlepas dari adanya upaya dan kejadian
dalam masyarakat yang membuat ketahanan ideologi Pancasila menguat atau melemah, baik secara sengaja maupun
di luar kesengajaan. Terkait dengan kondisi Indonesia saat ini yang tengah mengalami problematika ideologis,
277
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294
penelitian ini sangat diperlukan untuk mengkaji pentingnya ketahanan ideologi Pancasila dalam mendukung
ketahanan nasional; apa saja faktor yang memperkuat dan memperlemah ketahanan ideologi Pancasila; serta upaya
apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ideologi Pancasila.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan pustaka, di antaranya wawancara,
FGD, survei, dan kajian pustaka. Penelitian ini juga menjelaskan secara ringkas instrument Indeks Ideologi (IKIP).
Aspek utama yang diukur dalam IKIP ini adalah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.
Pada setiap aspek dikategorsasikan lagi ke dalam indikator-indikator yaitu yaitu politik, kenegaraan-kebangsaan,
sosial, kebudayaan, keagamaan, dan ekonomi.
Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian selama dua tahun (2017-2018) pada sembilan provinsi di Indonesia,
yaitu Manokwari (Papua Barat), Ambon (Maluku), Kupang (NTT), Denpasar (Bali), Makassar ( Sulawesi Selatan),
Pontianak (Kalimantan Barat), Yogyakarta (DIY), Jakarta (DKI Jakarta), dan Medan (Sumatera Utara). Pemilihan
lokasi berdasarkan tingkat heterogenitas agama, suku, dan budaya. Metode penentuan lokasi survei menggunakan
multi-stage random sampling. Pada akhir artikel ini juga dipaparkan hasil pengukuran tingkat ketahanan ideologi
Pancasila pada sembilan lokasi tersebut.
278
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila
279
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294
adalah nilai-nilai yang lahir dari hasil buah pengertian yang dinamik, aktif, dan pro-
pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia aktif. Ketahanan nasional merupakan kondisi
tentang kehidupan yang dianggap baik dan dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan
mulia yang menjadi watak, corak, dan ciri dan ketangguhan. Ketahanan nasional
masyarakat Indonesia. juga mengandung kemampuan untuk
Pancasila juga memiliki ciri sebagai mengembangkan kekuatan nasional dalam
ideologi terbuka, yang berarti nilai-nilai Pancasila menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
dapat dikembangkan sesuai dengan perubahan ancaman, hambatan, dan gangguan, baik itu
jaman dalam menjalani kehidupan berbangsa yang berasal dari dalam negeri maupun dari
dan bernegara. Sifat dinamis inilah yang sangat luar negeri, baik yang secara langsung maupun
dibutuhkan dalam tetap menjaga ketahanan yang tidak langsung membahayakan integritas,
nasional di tengah arus perubahan modern. identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
Di samping itu Pancasila juga memiliki safat negara, serta perjuangan mengejar tujuan dan
sebagai ideologi yang kemprehensif. Sifat inilah cita-cita nasionalnya (Suryohadiprojo, 1997:
yang sangat penting dalam mendasari ketahanan 14). Hal tersebut dapat dimengerti sebab salah
nasional. Ideologi komprehensif adalah suatu satu peran konsepsi ketahanan nasional adalah
sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua sebagai metode dan pendekatan komprehensif
aspek kehidupan sosial dan menyeluruh. Ideologi integral dalam penyelenggaraan kehidupan
Pancasila tidak berpihak pada golongan tertentu dan pembangunan nasional (Suryosumarto
karena dikembangkan dari nilai-nilai yang (1997: 35).
ada pada realitas bangsa Indonesia itu mampu Salah satu elemen penting dalam
mengakomodasikan berbagai idealisme yang menggapai ketahanan nasional adalah
berkembang dalam masyarakat yang sifatnya ketahanan ideologi. Untuk kasus di
beragam (Mahendra, 1999). Ciri komprehensif Indonesia, ideologi yang dimaksudkan adalah
lainnya adalah terletak pada esensinya, yaitu ideologi Pancasila. Hal tersebut ditegaskan
nilai-nilai Pancasila merupakan prinsip dasar Suryosumarto (1997: 34) dalam kajiannya
dalam hidup bersama dalam suatu kehidupan yang menyebutkan bahwa ketahanan nasional
kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan mengandung prinsip dasar pengejawantahan
dari suatu bangsa yang beraneka ragam budaya Pancasila dalam segenap aspek kehidupan
dan agama. Kondisi keanekaragaman tersebut nasional. Berbicara tentang ideologi Pancasila,
bersepakat mendirikan suatu negara-bangsa suka tidak suka, kita juga harus merujuk pada
demi terwujudnya cita-cita bersama yaitu suatu pidato Ir. Soekarno dalam Sidang BPUPK
kualitas kehidupan dalam suatu negara (Kaelan, tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato tersebut
2018). ia menegaskan bahwa Pancasila adalah satu-
satunya ideologi yang mampu menyatukan
Mengenal Ketahanan Ideologi Pancasila bangsa Indonesia (Soekarno, 2008). Selain
Pembahasan ketahanan ideologi itu, peran Pancasila dalam perdamaian dunia
Pancasila tidak bisa terlepas dari Ketahanan juga memegang peran yang sangat vital karena
Nasional. Ketahanan nasional sering mampu menjadi ideologi penyeimbang antara
diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai sosialisme dan kapitalisme. Hal tersebut sesuai
national resilience karena dianggap memiliki dengan semangat dan cita-cita luhur para
280
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila
281
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294
Dengan kata lain, Pancasila jangan Pancasila dalam kehidupan saat ini yang
sampai bersifat kaku atau terlalu doktriner. berasal dari luar maupun dalam negeri.
Seperti yang diungkapkan oleh Suryohadiprojo Ancaman dari luar negeri tampak
(1997: 18-19) dalam tulisannya, “Ketahanan pada adanya pihak-pihak yang ingin
Nasional Indonesia”, bahwa doktrin memang mengkampanyekan pandangan hidupnya
diperlukan sebagai pedoman pemikiran. untuk diberlakukan bagi seluruh umat manusia
Namun, doktrin tidak boleh kaku dalam misalnya dengan munculnya liberalisme,
pelaksanaannya. Sebaliknya, doktrin yang komunisme, dan lain sebagaunya. termasuk
terlalu fleksibel justru dapat membuat bangsa bangsa Indonesia. Sementara dari dalam
lepas dari pedoman Pancasila. Implementasi negeri, masih ditemui adanya pihak-pihak
yang dilakukan secara terbuka, tidak kaku, dan yang tidak setuju dengan dijadikannya
dinamis akan meningkatkan ketahanan ideologi Pancasila sebagai ideologi negara. Kasus
Pancasila, sehingga mampu menghadapi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang berbuntut
berbagai tantangan. Di samping itu, upaya pada keputusan pemerintah HTI pada 19 Juli
pembudayaan juga perlu dikembangkan. 2017 mencabut status badan hukum organisasi
Baik itu dalam hal teknik, substansi, maupun kemasyarakatan tersebut adalah contoh
cakupan wilayah pembudayaan. Caranya, nyatanya. Selain itu, muncul pula kelemahan
melalui berbagai kajian, workshop, seminar, yang disebabkan oleh adanya pertentangan
sosialisasi, pelatihan, lomba, kampanye lagu- dalam hal perbedaan interpretasi terhadap
lagu nasional/perjuangan dengan melibatkan nilai-nilai Pancasila.
para pemangku kepentingan, kementerian Pancasila terbukti menjadi ideologi
teknis, Pemerintah daerah, perguruan tinggi, pemersatu bangsa karena jika Pancasila
sekolah, dan masyarakat agar hasilnya menjadi hancur, hancurlah Indonesia. Jacob dalam
maksimal (Maharani, 2015). kajiannya “Disintegrasi Moral Masyarakat
Jika nilai-nilai tersebut sudah berkembang dalam Perspektif Ketahanan Nasional”,
dengan baik, maka secara otomatis ketahanan menyimpulkan bahwa sangat sulit bagi negara-
ideologi Pancasila bisa diraih. Uraian di atas negara berkembang untuk membebaskan diri
menunjukkan bahwa berbagai upaya telah dari nilai-nilai Amerika yang prominen.
dilakukan untuk memperkuat Pancasila Misalnya, hedonisme yang egositis,
sebagai ideologi bangsa Indonesia. Penelitian materialisme dan hiburan dangkal, eksploitasi
ini dimaksudkan untuk melakukan upaya lebih lingkungan berlebihan, individualisme yang
jauh agar ketahanan ideologi Pancasila di radikal, depersonalisasi, pemusatan kekuasaan
suatu daerah bisa terukur. berlebihan, kebijakan yang pragmatis dan
reaktif, serta pendidikan yang hanya menjadi
Urgensi Ketahanan Ideologi embel-embel pasar. Hal tersebut disebabkan
Pertempuran antar berbagai ideologi adanya hegemoni atau imperialisme informasi
di dunia memungkinkan semakin kerasnya yang memengaruhi gaya hidup, daya pikat
usaha untuk saling menjatuhkan, termasuk hutang dan kemewahan, teknik nutritaitment
terhadap Pancasila. Suryohadiprojo (1997: McDonaldisasi dan Disneyisasi yang
18) menegaskan tentang adanya berbagai melengahkan, dan sebagainya (Jacob, 1999:
tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap 6).
282
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila
Selama ini Pancasila telah teruji tanpa dibarengi oleh bentuk aktualisasi dalam
menjadi pandangan hidup yang dibutuhkan kehidupan sehari-hari. Pertanyaannya adalah,
bangsa dengan nilai-nilai ketuhanan, bagaimana seharusnya Pancasila dijadikan
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, hingga sebagai sebuah ideologi negara? Pancasila
keadilannya. Dengan penjiwaan terhadap adalah sistem ideologi bagi negara Indonesia.
nilai-nilai Pancasila, Indonesia sebagai Nama Pancasila terdiri dari dua kata yang
negara berkembang senantiasa terjaga karena berasal dari bahasa Sansekerta: pañca berarti
Pancasila dapat menjadi tameng penguat lima dan sila berarti prinsip atau asas. Sebagai
ketahanan nasional. Sepengetahuan Tim istilah, Pancasila merupakan rumusan dan
Peneliti, belum ada instrumen yang mampu pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
mengukur dan mendeteksi secara dini tingkat bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebelum
ketahanan ideologi Pancasila di Indonesia. dijadikan sebagai dasar negara, nilai-nilai
Kajian tentang ketahanan ideologi Pancasila sudah lahir dalam sejarah bangsa.
Pancasila memiliki banyak manfaat. Secara Ideologi suatu negara akan berdinamika
akademis riset ini mampu menjembatani sesuai dengan perkembangan dalam kehidupan
tataran konsep dan praktis konsep-konsep negaranya. Indonesia tentu saja mengalami
ke-Pancasila-an. Secara praktis, hasil riset dinamika dalam kehidupan sehari-hari. Era
ini mampu digunakan untuk: mengukur Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi, menjadi
tingkat ketahanan ideologi Pancasila pada catatan sejarah bagaimana Pancasila digunakan
generasi muda Indonesia, mengukur tingkat bersama oleh seluruh rakyat Indonesia,
keberhasilan pembudayaan nilai-nilai sehingga memunculkan sebuah ketahanan
Pancasila pada masyarakat, mendeteksi ideologi. Ketahanan ideologi Pancasila dapat
gejala-gejala yang berpotensi memperlemah dimaknai sebagai kondisi dinamik ideologi
ketahanan ideologi Pancasila di Indonesia, bangsa Indonesia yang berisi ketangguhan
dan menyusun rekomendasi kebijakan dalam dan keuletan yang membentuk kekuatan
memperkuat ketahanan nasional. Di samping nasional dalam menghadapi segala tantangan,
itu, IKIP dapat menentukan level ketahanan ancaman, hambatan dan gangguan. Sifat
ideologi Pancasila pada suatu wilayah di keterbukaan Pancasila selalu dipertanyakan
Indonesia. dalam setiap rentang waktu dalam menghadapi
fenomena yang ada. Keterbukaan seperti apa
Prinsip Ketahanan Ideologi Pancasila yang diharapkan untuk tetap mendudukkan
Ada persoalan yang terjadi di negara Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
Indonesia yaitu ketidaksinkronan antara das bangsa. Bagaimana juga individu seharusnya
sollen dan das sein. Artinya, antara nilai dan bersikap dalam setiap dinamika bangsa,
fakta tidak berjalan dengan baik. Moralitas mengingat problem keseharian senantiasa
yang dibangun seringkali tidak berdasar dapat menjadi penghambat atau pendorong
pada apa yang seharusnya dilakukan dengan suatu pandangan hidup. Salah satu faktor
merujuk pada nilai-nilai Pancasila yang yang mempengaruhi ketahanan ideologi ialah
sejak dahulu sudah teraktualisasi dalam sistem nilai.
adat, budaya, dan religiusitas. Pancasila Ideologi yang baik harus mampu
seringkali hanya dijadikan sebagai simbol menampung aspirasi masyarakat baik secara
283
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294
284
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila
dan stereotip. Ketika prasangka buruk dan dalam menyusun indikator. Setelah melalui
stereotip dikedepankan tanpa didasari oleh diskusi panjang dalam FGD bersama para pakar
pengetahuan dan bukti historis yang benar dan generasi muda, wawancara mendalam
dan memadai, maka tumbuhlah benih-benih dengan pakar dari berbagai lembaga negara
konflik antar individu/etnis/sub etnis/agama/ (Kemendagri, Lemhannas, Bappenas, dan
budaya yang bersumber dari pemahaman lain-lain), serta diskusi intensif tim peneliti,
secara parsial terhadap perilakunya serta akhirnya dicapai beberapa kesepakatan.
simpulan yang tidak adil. Dengan teori Kesepakatan-kesepakatan tersebut kemudian
personalitas, individu yang melakukan hal tertuang dalam sebuah instrumen yang
tersebut, dalam menilai baik atau buruknya kemudian digunakan sebagai patokan dalam
orang lain, mempunyai kecenderungan untuk menyusun blueprint Indeks Ketahanan
menggunakan ukuran moralitas berdasarkan Ideologi Pancasila. Berdasarkan hasil FGD
dominasi kelompok yang satu atas kelompok bersama pakar dan generasi muda, disepakati
yang lain. bahwa Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila
Seringkali secara psikologis mereka merupakan sesuatu yang sangat mungkin untuk
penuh kemarahan dan kegelisahan masa kecil, disusun. Hal itu berdasarkan pemahaman
yang setelah dewasa berkembang menjadi bahwa Pancasila pada hakikatnya adalah suatu
pribadi yang penuh permusuhan, agresif, kesepakatan filososfis dan politis dari segenap
dan selalu mencari kambing hitam. Dalam elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan
teori budaya, sikap prasangka negatif ini negara. Kesepakatan menerima Pancasila bisa
kerap dipengaruhi oleh budaya di mana ia diibaratkan sebagai kontrak sosial seluruh
tinggal, minoritas dan mayoritas menjadi elemen bangsa dalam mendirikan negara.
fakta dominasi, dan pengalaman historis yang Tujuan pokok perumusan Pancasila
mengajarkan mereka melakukan hal tersebut. adalah sebagai dasar filsafat negara
Bentuk dan cara mengatasi konflik tentu dengan konsekuensi seluruh aspek dalam
sangat beragam. Sikap yang muncul dalam penyelenggaraan negara berasaskan sistem
menghadapi konflik tergantung pada segmen nilai Pancasila. Proses kelahiran Pancasila
dalam masyarakat dengan metode masing- berbeda dengan ideologi-ideologi besar
masing dalam menyikapi relasi yang dibentuk. lainnya, seperti liberalisme, komunisme,
Relasi itu berpengaruh pada relasi antaragama, sosialisme, dan lain-lain. Pancasila digali
etnis atau sub etnis, dan sebagainya. Dengan dan dikembangkan oleh para pendiri negara
demikian nilai Pancasila digunakan sebagai melalui proses pengamatan, pembahasan, dan
cara mengatasi problem dan konflik yang ada. konsensus yang cermat berdasarkan nilai-nilai
yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia.
Instrumen Indeks Ketahanan Ideologi Nilai-nilai tersebut kemudian disublimasikan
Pancasila (IKIP) menjadi prinsip hidup kebangsaan dan
Dalam upaya penyusunan instrumen kenegaraan bagi bangsa Indonesia.
penelitian, tim peneliti melakukan berbagai Berdasarkan proses kausalitas perumusan
metode supaya diperoleh hasi yang maksimal. dan pembahasan Pancasila tersebut, dapat
Menjadi sebuah diskusi yang menarik ketika dipahami bahwa kausa materialis Pancasila
membahas tentang dasar yang akan digunakan yang berupa nilai-nilai kultural dan religius,
285
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294
pada hakikatnya berasal dari bangsa Indonesia Dalam makna yang lain, ideologi
sendiri. Pendeknya, perkataan bangsa merupakan suatu konsep yang mendalam
Indonesia pada hakikatnya merupakan kausa mengenai kehidupan yang dicita-citakan
materialis bagi Pancasila. Oleh karena itu, dan ingin diperjuangkan dalam kehidupan
terdapat kesesuaian secara korespondensi nyata. Ideologi juga memiliki fungsi dasar
antara bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai membentuk identitas bangsa dan memiliki
suatu sistem nilai. kecenderungan untuk menentukan karakteristik
Pada awalnya, Pancasila merupakan kelompok manusia. Ideologi berfungsi
suatu pandangan hidup masyarakat. Kemudian, menentukan kepribadian nasional dalam
kondisi bangsa Indonesia yang mengalami konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
penjajahan, mendorong lahirnya perjuangan Dengan ideologi, suatu bangsa akan dapat
untuk mewujudkan jati diri bangsa. Perjuangan mempersatukan cita-cita terbaik yang mereka
tersebut terformulasi dalam suatu prinsip yakini serta mempersatukan perjuangan untuk
yang konsisten dan komprehensif, yaitu nilai- mewujudkan cita-cita tersebut. Dalam konteks
nilai Pancasila. Atas dasar proses kausalitas kehidupan manusia, ideologi dimaknai sebagai
tersebut, Pancasila diakui kebenaran dan sistem nilai. Berdasarkan pemaparan di atas,
kesesuaiannya dengan bangsa Indonesia, peneliti sepakat untuk menyusun Indeks
sehingga pada akhirnya ditentukan sebagai Ketahanan Ideologi Pancasila berdasarkan
dasar filsafat sekaligus ideologi bangsa dan beberapa aspek dan indikator.
negara Indonesia. Ideologi pada hakikatnya Aspek yang akan diukur dalam indeks
dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan, ide, adalah nilai dasar dari masing-masing sila
keyakinan, serta kepercayaan yang menyeluruh dalam Pancasila. Aspek-aspek tersebut meliputi
dan sistematis menyangkut bidang politik, aspek ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kenegaraan-kebangsaan, sosial, kebudayaan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Penentuan
keagamaan, dan ekonomi (Soemargono, tt:8). aspek-aspek berdasarkan kandungan sila-sila
Ketahanan ideologi Pancasila merupakan Pancasila tersebut tidak dimaksudkan untuk
bagian dari ketahanan nasional Indonessia melakukan fragmentasi atau pemisahan
yang dimaknai sebagai suatu kondisi dinamis terhadap sila-sila dalam Pancasila. Hal itu
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan dilakukan sekadar untuk mempermudah
ketangguhan, serta mengandung kemampuan pemetaan dan pengukuran kelima aspek
untuk mengembangkan kekuatan ideologi yang telah disebutkan sebelumnya. Langkah
Pancasila dalam menghadapi segala ancaman, tersebut harus diambil mengingat penyusunan
tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang IKIP notabenenya adalah sebuah kegiatan
datang dari dalam maupun luar Indonesia kuantitatif sehingga setiap aspek harus jelas
(Sunardi, 1997: 2). Ideologi juga didefinisikan dan terukur.
sebagai perangkat prinsip pengarahan (guiding Upaya kuantifikasi aspek-aspek tersebut
principles) untuk memberikan arah dan tujuan terlihat pada upaya pemberian nilai/skor untuk
yang ingin dicapai dalam melangsungkan setiap indikator. Misalnya pada aspek pertama,
dan mengembangkan hidup serta kehidupan yaitu ketuhanan, aspek ketuhanan dibagi ke
nasional suatu bangsa dan negara yang bersifat dalam enam (6) indikator, pada setiap indikator
futuristik (Sastrapratedja, 1991: 143). dipecah lagi ke dalam item-item. Item-item
286
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila
287
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294
penyesuain terhadap pola-pola hidup baru hasil uji di atas juga bisa dikatakan bahwa
serta harapan mengembangkan nilai-nilai tidak semua aspek memiliki indikator yang
dan sifat-sifat yang serba baru. Berbagai ciri sama (6/ enam).
tersebut, oleh tim peneliti, dianggap akan Berdasarkan tabel 2 rentang ketahanan
mampu mendukung terbentuknya indeks ideologi Pancasila secara lebih jelas adalah
ketahanan ideologi yang mendekati ideal.
Tabel 1
Data kuesioner yang diperoleh dari Blue Print IKIP Uji Validitas
lapangan kemudian dianalisis berdasarkan Aspek Indikator
aspeknya. Analisis aspek tersebut dipakai Ketuhanan Politik
untuk melihat tingkat validitas dari masing- Kenegaraan-kebangsaan
Sosial
masing item. Uji validitas item sendiri Kebudayaan
dilakukan dengan menggunakan Analisis Keagamaan
Korelasi Pearson. Dari proses analisis, Ekonomi
diperoleh berbagai hasil. Pada awalnya, Kemanusiaan Politik
Kenegaraan-kebangsaan
dari 114 item yang diuji, terdapat 76 item Sosial
yang valid (lihat tabel 1). Item yang valid Kebudayaan
tersebut kemudian digunakan untuk mengukur Keagamaan
Ekonomi
Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila di
Persatuan Politik
seluruh Indonesia. Hasil pengukuran pada Kenegaraan-kebangsaan
delapan lokasi ini sekaligus juga digunakan Sosial
untuk mencari skor/nilai patokan/standar Kebudayaan
Keagamaan
IKIP. Nilai inilah yang akan digunakan
Ekonomi
sebagai pembanding tinggi rendahnya tingkat Kerakyatan Politik
ketahanan ideologi Pancasila di suatu daerah Kenegaraan-kebangsaan
(lihat tabel 2). Sosial
Kebudayaan
Tabel 1 merupakan hasil uji validitas Keagamaan
yang dilakukan oleh tim peneliti. Dari hasil Ekonomi
uji validitas menunjukkan bahwa pada aspek Keadilan Sosial Politik
Persatuan menunjukkan bahwa indikator Kenegaraan-kebangsaan
Sosial
ekonomi tidak menunjukkan konstribusi Kebudayaan
yang valid. Demikian pula dengan indikator Keagamaan
keagamaan pada aspek kerakyatan juga Ekonomi
menunjukkan hal yang sama. Berdasarkan Sumber: Septiana, dkk, 2017.
Tabel 2
Kategorisasi Tingkat Ketahanan Ideologi Pancasila
Interval Norma Kategori Kategori
X ≤ (m – 1,5 SD) X ≤ 232,93 Sangat Rendah
(m – 1,5 SD) < X ≤ (m – 0,5 SD) 232,93 < X ≤ 258,70 Rendah
(m – 0,5 SD) < X ≤ (m + 0,5 SD) 258,70 < X ≤ 284,47 Sedang
(m + 0,5 SD) < X ≤ (m + 1,5 SD) 284,47 < X < 310,24 Tinggi
X ≥ (m + 1,5 SD) X ≥ 310,24 Sangat Tinggi
Sumber: Septiana,dkk, 2017.
288
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila
bahwa suatu daerah akan dikatakan memiliki angka ketahanan yang kuat adalah Nusa
ketahanan ideologi Pancasila yang Sangat Tenggara Timur dan Daerah Istimewa
Tinggi, jika nilainya lebih besar sama dengan Yogyakarta. Sementara itu ada dua daerah
310,24; Tinggi, jika nilainya lebih besar dari yang memiliki tingkat ketahanan ideologi
284,47 – kurang dari 310,24, Sedang di atas Pancasila rendah, yaitu Papua Barat dan DKI
258,70 – 280,82, Rendah, jika nilainya Jakarta.
lebih besar dari 232,93 – 258,70, dan Sangat
Rendah, jika nilainya lebih kecil sama Faktor Pelemahan dan Kekuatan
dengan 232,93. Tabel di atas menunjukkan Ketahanan Ideologi Pancasila
bahwa peneliti sudah berhasil menyusun Ideologi Pancasila menghadapi gejala
nilai standar IKIP di Indonesia. Standar nilai sosial dan tantangan sebagai dinamika ideologi
tersebut kemudian digunakan sebagai patokan pada umumnya. Era modernitas menunjukkan
untuk menentukan tingkat ketahanan ideologi adanya peningkatan kebebasan dan beresiko
Pancasila di Indonesia. pada sikap hidup masyarakat bangsa. Ada
Instrumen IKIP yang telah disusun di faktor yang bisa mengancam ketahanan
atas kemudian digunakan untuk mengukur ideologi dan ada faktor yang menjadi
tingkat ketahanan ideologi Pancasila pada kekuatan ketahanan ideologi. Beberapa faktor
sembilan provinsi di Indonesia. Berdasarkan pelemahan ketahanan ideologi Pancasila
hasil penelitian dan pengukuran diperoleh berawal dari realitas keberagaman, baik
hasil sebagai berikut (lihat tabel 3). secara kultural, etnis dan sub etnis, bahasa,
dan agama/kepercayaan. Muncul sikap-sikap
Tabel 3 intoleransi, primordialisme, stereotip, egositas
Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila Pada 9 Provinsi
NO PROPINSI NILAI KATEGORI
dan rapuhnya empati terhadap sesama.
1 Papua Barat 238,45 Rendah Pelemahan ketahanan ideologi juga dipicu
2 Maluku 268,16 Sedang oleh media yang kerap melemahkan suatu
3 NTT 288,41 Tinggi etnis dan memicu konflik yang akan terjadi
4 Bali 267,61 Sedang
5 Sulawesi Selatan 281,73 Sedang akibat dari kelemahan menginterpretasi suatu
6 Kalimantan Barat 261,74 Sedang persoalan.
7 DIY 285,47 Tinggi Media seringkali hanya mengedepankan
8 DKI Jakarta 258,03 Rendah
bisnis dan untung, dan kerap secara tidak fair
9 Sumatera Utara 261,57 Sedang
Sumber: Septiana, dkk, 2018
untuk menampilkan suatu realitas sosial,
yaitu kemungkinan menyembunyikan fakta
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa pada atau realitas. Faktor pelemahan ketahanan
sembilan daerah yang diteliti meunjukkan ideologi Pancasila juga mengancam warga
bahwa Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila negara dalam usia produktif, terutama pada
menunjukkan angka yang berbeda-beda. pelajar/mahasiswa. Usia produktif dekat
Lima wilayah dari keseluruhan wilayah sekali dengan upaya mereka untuk mencari
menunjukkan ketahanan ideologi yang jati diri, membentuk identitas sesuai dengan
sedang, yaitu Maluku, Bali, Sulawesi Selatan, yang diinginkannya. Oleh karena itu faktor
Kalimantan Barat, dan Sumatera Utara. eksternal dan internal menjadi suatu fokus
Sedangkan daerah-daerah yang menunjukkan untuk bisa dibenahi dengan baik. Pada
289
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294
290
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila
tetap harus membangun dan mempertahankan atau kekuatan ideologi Pancasila, maka apakah
diri dengan mengedepankan otonomi atau yang harus disiapkan bersama untuk Indonesia
kemandirian. Bukan untuk melepaskan di masa yang akan datang? Bagaimana
relasi dengan negara yang lain, karena itu Pancasila benar-benar dapat dipahami oleh
juga sangat penting, tetapi kemandirian itu seluruh masyarakat dan diaktualisasikan
dibangun dengan melihat potensi Indonesia. secara sempurna untuk membangun bangsa
Apa yang bisa dibangun dan diperkuat, dan dan negara. Pada masa Orde Baru, pendidikan
apa yang harus ditinggalkan. Kearifan lokal Pancasila melalui PMP (Pendidikan Moral
menjadi penting untuk membangun bangsa Pancasila) dan P4 yang sekarang sudah
secara arif dan bijaksana. Bukan hal yang terhapus oleh era Reformasi.
mudah mengingat bangsa Indonesia sangat Bagaimana kita dapat memprediksi
majemuk. wajah bangsa Indonesia di masa yang akan
Jika Whitehead mengemukakan bahwa datang? Oleh karena itu indikator apakah
manusia selalu berada dalam proses menjadi, yang harus dipersiapkan sekarang? Bagaimana
maka perjalanan kehidupan bangsa Indonesia ideologi Pancasila selalu dipahami sebagai
dari sebelum menjadi negara Indonesia hingga alat bersama untuk menjaga kestabilitasan
masa kini, merupakan proses kemenjadian negara, jalan untuk menyelesaikan seluruh
individu bangsa Indonesia, tentu saja menuju problematika baik di bidang privat maupun
pada manusia Indonesia seutuhnya, berpihak publik. Dan, bagaimana negara dan pemerintah
pada nilai-nilai Pancasila dengan menghargai serta rakyat bersama-sama menjadikan
keberagaman yang ada. Namun demikian nilai Pancasila sebagai dasar bersama untuk
proses kemenjadian kerap terhalang oleh mengatasi persoalan dunia.
datangnya unsur atau faktor dari luar yang “National integration is the awareness of
akan menghambat personalitas individu. a common identity amongst the citizens of
Langkah penting bagi semua warga a country. It means that though we belong
negara Indonesia adalah berhati-hati terhadap to different castes, religions and regions
munculnya fenomena dalam kehidupan and speak different languages we recognize
the fact that we are all one. This kind of
bangsa Indonesia yang berpotensi merusak integration is very important in the building
dan melunturkan ketahanan ideologi negara. of a strong and prosperous nation” (Kurana,
Misalnya, terorisme yang jelas mengganggu 2010).
stabilitas keamanan, jika tidak diberantas akan
berdampak pada bidang lain seperti ekonomi. Kurana (2010) menyatakan bahwa
Dengan demikian, secara langsung maupun integrasi nasional adalah kesadaran identitas
tidak langsung terorisme selalu berdampak bersama di antara warga negara. Ini berarti
negatif terhadap masyarakat dan bangsa. Titik bahwa meskipun individu memiliki kasta yang
rawan bagi bangsa Indonesia adalah mayoritas berbeda, agama yang berbeda, dan berbicara
penduduk Indonesia yang bergama Islam, bahasa daerah yang berbeda, semua harus
dan pengaruh radikalisme akan menggoyang mengakui kenyataan bahwa semua manusia
ketahanan bangsa. Sebuah pertanyaan yang adalah satu dan dalam bangsa yang satu. Jenis
harus dijawab bersama dengan bermunculan integrasi nasional seperti ini sangat penting
fenomena yang berdampak pada kelemahan dalam membangun suatu bangsa yang kuat
dan makmur.
291
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294
292
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila
293
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294
294