Sei sulla pagina 1di 18

Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila

JURNAL KETAHANAN NASIONAL


Vol. 25, No. 2, Agustus 2019, Hal 277-294
DOI:http://dx.doi.org/10.22146/jkn.31823
ISSN:0853-9340(Print), ISSN:2527-9688(Online)
Online sejak 28 Desember 2015 di :http://jurnal.ugm.ac.id/JKN

VOLUME 25 No. 2, Agustus 2019 Halaman 277-294

Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila

Septiana Dwiputri Maharani


Pusat Studi Pancasila, UGM, Yogyakarta
email: septiana.dm@ugm.ac.id

Surono
Pusat Studi Pancasila, UGM, Yogyakarta
email: suronokarti@ugm.ac.id

Hadi Sutarmanto
Fakultas Psikologi, UGM, Yogyakarta
Email:hadi_psy@ugm.ac.id

Ahmad Zubaidi
Fakultas Filsafat, UGM, Yogyakarta
Email: ahmad.zubaidi@ugm.ac.id

ABSTRACT
The Resilience of Pancasila Ideology had ups and downs conditions. Its could not be separated from the efforts
and phenomenon in the society. That phenomenon caused the relisilience of Pancasila ideology be strengthened
or weakened. Moreover, the condition of Indonesia was experiencing ideological problems right now. This paper
decribed about the importance of the resilience of Pancasila ideology in supporting to national resilience, what
were the factors that weakened and strengthened the resilience of Pancasila ideology, and what efforts should be
made to strengthened the resilience of Pancasila ideology.
The methods used in this research were field research and library research, namely interview, FGD, survey,
and literature review. This research also briefly described about the instrument of Pancasila Ideology Index (IKIP).
The main aspects measured in IKIP were divinity, humanity, unity, popularness, and social justice. The indicators
of IKIP were politics, nationality, social, cultural, religious and economic.
This article was written and based on research for two years (2017-2018) conducted in nine provinces in
Indonesia. Namely: Manokwari (West Papua), Ambon (Maluku), Kupang (East Nusa Tenggara), Denpasar (Bali),
Makassar (South Sulawesi), Medan (North Sumatra), Pontianak (West Kalimantan), Yogyakarta (Yogyakarta Special
Region), and Jakarta. The location was chosen and based on the level of heterogeneity (religion, ethnicity, and
culture). Sampling method used multi-stage random sampling.This article also described the portrait of resilience
of Pancasila ideology in the nine (9) cities of Indonesia.

Keywords: Resilience, Pancasila, Ideology, Index of Pancasila Ideology Resilience

ABSTRAK
Ketahanan Ideologi Pancasila mengalami pasang surut. Hal ini tidak terlepas dari adanya upaya dan kejadian
dalam masyarakat yang membuat ketahanan ideologi Pancasila menguat atau melemah, baik secara sengaja maupun
di luar kesengajaan. Terkait dengan kondisi Indonesia saat ini yang tengah mengalami problematika ideologis,

277
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294

penelitian ini sangat diperlukan untuk mengkaji pentingnya ketahanan ideologi Pancasila dalam mendukung
ketahanan nasional; apa saja faktor yang memperkuat dan memperlemah ketahanan ideologi Pancasila; serta upaya
apa saja yang bisa dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ideologi Pancasila.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan pustaka, di antaranya wawancara,
FGD, survei, dan kajian pustaka. Penelitian ini juga menjelaskan secara ringkas instrument Indeks Ideologi (IKIP).
Aspek utama yang diukur dalam IKIP ini adalah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.
Pada setiap aspek dikategorsasikan lagi ke dalam indikator-indikator yaitu yaitu politik, kenegaraan-kebangsaan,
sosial, kebudayaan, keagamaan, dan ekonomi.
Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian selama dua tahun (2017-2018) pada sembilan provinsi di Indonesia,
yaitu Manokwari (Papua Barat), Ambon (Maluku), Kupang (NTT), Denpasar (Bali), Makassar ( Sulawesi Selatan),
Pontianak (Kalimantan Barat), Yogyakarta (DIY), Jakarta (DKI Jakarta), dan Medan (Sumatera Utara). Pemilihan
lokasi berdasarkan tingkat heterogenitas agama, suku, dan budaya. Metode penentuan lokasi survei menggunakan
multi-stage random sampling. Pada akhir artikel ini juga dipaparkan hasil pengukuran tingkat ketahanan ideologi
Pancasila pada sembilan lokasi tersebut.

Kata kunci: Ketahanan, Ideologi, Pancasila, Indek Ketahanan Ideologi Pancasila,

PENGANTAR Ketika potensi melemah dan pelemahan


Permasalahan ketahanan ideologi ideologi Pancasila terdeteksi secara dini maka
Pancasila saat ini sedang membelenggu berbagai hal yang mengarah pada kehancuran
bangsa Indonesia. Hal tersebut terlihat dari bangsa dan negara Indonesia bisa segera
munculnya berbagai isu gerakan pembentukan tertangani dengan baik. Instrumen semacam ini
negara berbasis agama sampai dengan sangat dibutuhkan Indonesia di tengah-tengah
praktik-praktik liberalisasi di berbagai aspek berkecamuknya proxy war di dunia. Pada
kehidupan. Permasalahan ideologi memiliki level berikutnya pemangku kepentingan bisa
dampak yang luar biasa besar. Ketika ideologi menggunakan hasil pengukuran IKIP untuk
bermasalah maka seluruh aspek kehidupan menyusun program - kebijakan penguatan
suatu bangsa akan bermasalah. Karena kapasitas SDM dan kelembagaan.
pada dasarnya ideolgi Pancasila adalah IKIP menjadi sangat penting mengingat
penentu arah perjalanan suatu bangsa. Berkaca persoalan ketahanan nasional dan ideologi
pada hal tersebut maka berbagai upaya semakin mengemuka. Kenyataan tersebut
untuk menyelesaikan permasalahan ideologi sesuai dengan kajian Mugasejati (1999)
mendesak untuk dilakukan. Pada tahap awal, yang menyimpulkan bahwa sejak gelombang
upaya penyelesaian masalah tersebut adalah globalisasi melanda dunia, ruang lingkup
dengan melakukan diagnosa terhadap kondisi permasalahan ketahanan nasional dan
ketahanan ideologi Pancasila di Indonesia. ideologi memasuki periode baru. Dalam
Diagnosa terhadap ketahanan tulisannya, “Agresivitas Amerika: Agenda
ideologi Pancasila dapat dilakukan dengan Baru Ketahanan Nasional dalam Era
memanfaatkan instrumen Indeks Ketahanan Globalisasi”, ia menyebutkan bahwa secara
Ideologi Pancasila (IKIP). Instrumen ini secara politik internasional, globalisasi tidak bekerja
khusus didesain untuk mengukur tingkat secara otomatis. Ada aktor yang secara
ketahanan ideologi Pancasila di Indonesia. sistematis berusaha menggerakkan globalisasi,
Selain itu IKIP juga bisa digunakan untuk baik pada tataran ideologi melalui publikasi
mendeteksi sedini mungkin berbagai potensi atau penyebaran gagasan yang mengagungkan
pelemahan ideologi Pancasila di suatu daerah. proses globalisasi, maupun tataran politik

278
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila

melalui tekanan untuk liberalisasi ekonomi menyusun aspek-aspek dan indikator-indikator


bagi negara-negara di dunia (Mugasejati, apa yang dibutuhkan dalam menyusun
1999: 39). IKIP. Setelah instrumen awal IKIP tersusun
Ancaman terhadap ideologi tersebut kemudian dilakukan ujicoba lapangan dan
dikemas melalui berbagai macam isu yang uji expert. Uji lapangan instrumen dilakukan
sering tidak disadar oleh suatu bangsa. sebanyak dua kali di Sleman.
Misalnya isu-isu demokratisasi, HAM, dan Setelah intrumen teruji dan valid
kelestarian lingkungan hidup di negara- kemudian digunakan untuk mengukur
negara berkembang. Salah satunya adalah ketahanan ideologi Pancasila di sembilan
tuntutan kelestarian hutan tropis di Indonesia. wilayah di Indonesia. Pengukuran ketahanan
Sementara itu, negara-negara berkembang ideologi Pancasila ini dilakukan terhadap
pada umumnya masih harus berjuang untuk responden yang berumur antara 17—40
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya tahun. Dari rentang umur tersebut, subjek
sendiri. Seperti halnya Indonesia yang penelitian dibedakan menjadi tiga kategori,
masih sering dilanda konflik disintegrasi, yaitu remaja, dewasa awal, dan dewasa tengah.
serta adanya oknum-oknum yang tidak atau Jumlah subjek penelitian pada masing-masing
kurang memahami Wawasan Nusantara dan wilayah berjumlah 120 orang sehingga total
Ketahanan Nasional, semua itu merugikan responden adalah 1080 orang. Pengambilan
kepentingan bangsa yang sedang berjuang subjek penelitian menggunakan multistage
mengisi kemerdekaan (Suryosumarto, 1996: random sampling pada masing-masing
61). wilayah tersebut.
Keberadaam IKIP ini diharapkan akan IKIP ini ke depan diharapkan akan
menjadi salah satu solusi pemecahan berbagai menjadi salah satu indikator yang dirujuk
masalah kebangsaan di atas. IKIP ini disusun dan digunakan pemerintah, lembaga-lembaga
melalui penelitian di sembilan lokasi terpilih terkait, dan masyarakat dalam menentukan
di Indonesia dengan mempertimbangkan arah pembangunan nasional.
tingkat heterogenitas suku bangsa (etnik),
agama dan kepercayaan, dan kependudukan. PEMBAHASAN.
Lokasi penelitian adalah Manokwari, Ambon, Hubungan antara ketahanan nasional
Kupang, Denpasar, Makassar, Pontianak, dengan ideologi Pancasila merupakan sesuatu
Yogyakarta, Jakarta, dan Medan. Penelitian ini yang tidak bisa dipisahkan. Ideologi Pancasila
menggali data kualitatif dan kuantitatif. Data merupakan alat pemersatu dan penguat
kualitatif digali dengan menggunakan metode ketahanan nasional. Pada awal pembentukan
wawancara terhadap informan yang memiliki negara Indonesia. Ideologi Pancasila disepakati
pemahaman yang baik tentang ideologi, secara politik yang mendasari dibentuknya
Pancasila, dan ketahanan nasional. Selain itu negara Indonesia. Ideologi ini akan digunakan
juga menggunakan Focus Group Discussion sebagai arah dan cita-cita membangun bangsa
(FGD) yang menghadirkan pakar ideologi, dan negara. Ideologi Pancasila dibangun
pakar filsafat, sejarawan, pakar Pancasila, sebagai gagasan atas keberagaman yang
ahli bahasa, ahli kependudukan, budaya, dan dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kaelan (2002)
ahli statistik. Data kualitatif digunakan untuk menyatakan bahwa jati diri bangsa Indonesia

279
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294

adalah nilai-nilai yang lahir dari hasil buah pengertian yang dinamik, aktif, dan pro-
pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia aktif. Ketahanan nasional merupakan kondisi
tentang kehidupan yang dianggap baik dan dinamik  suatu bangsa yang berisi keuletan
mulia yang menjadi watak, corak, dan ciri dan ketangguhan. Ketahanan nasional
masyarakat Indonesia. juga mengandung kemampuan untuk
Pancasila juga memiliki ciri sebagai mengembangkan kekuatan nasional dalam
ideologi terbuka, yang berarti nilai-nilai Pancasila menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
dapat dikembangkan sesuai dengan perubahan ancaman, hambatan, dan gangguan, baik itu
jaman dalam menjalani kehidupan berbangsa yang berasal dari dalam negeri maupun dari
dan bernegara. Sifat dinamis inilah yang sangat luar negeri, baik yang secara langsung maupun
dibutuhkan dalam tetap menjaga ketahanan yang tidak langsung membahayakan integritas,
nasional di tengah arus perubahan modern. identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
Di samping itu Pancasila juga memiliki safat negara, serta perjuangan mengejar tujuan dan
sebagai ideologi yang kemprehensif. Sifat inilah cita-cita nasionalnya (Suryohadiprojo, 1997:
yang sangat penting dalam mendasari ketahanan 14). Hal tersebut dapat dimengerti sebab salah
nasional. Ideologi komprehensif adalah suatu satu peran konsepsi ketahanan nasional adalah
sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua sebagai metode dan pendekatan komprehensif
aspek kehidupan sosial dan menyeluruh. Ideologi integral dalam penyelenggaraan kehidupan
Pancasila tidak berpihak pada golongan tertentu dan pembangunan nasional (Suryosumarto
karena dikembangkan dari nilai-nilai yang (1997: 35).
ada pada realitas bangsa Indonesia itu mampu Salah satu elemen penting dalam
mengakomodasikan berbagai idealisme yang menggapai ketahanan nasional adalah
berkembang dalam masyarakat yang sifatnya ketahanan ideologi. Untuk kasus di
beragam (Mahendra, 1999). Ciri komprehensif Indonesia, ideologi yang dimaksudkan adalah
lainnya adalah terletak pada esensinya, yaitu ideologi Pancasila. Hal tersebut ditegaskan
nilai-nilai Pancasila merupakan prinsip dasar Suryosumarto (1997: 34) dalam kajiannya
dalam hidup bersama dalam suatu kehidupan yang menyebutkan bahwa ketahanan nasional
kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan mengandung prinsip dasar pengejawantahan
dari suatu bangsa yang beraneka ragam budaya Pancasila dalam segenap aspek kehidupan
dan agama. Kondisi keanekaragaman tersebut nasional. Berbicara tentang ideologi Pancasila,
bersepakat mendirikan suatu negara-bangsa suka tidak suka, kita juga harus merujuk pada
demi terwujudnya cita-cita bersama yaitu suatu pidato Ir. Soekarno dalam Sidang BPUPK
kualitas kehidupan dalam suatu negara (Kaelan, tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato tersebut
2018). ia menegaskan bahwa Pancasila adalah satu-
satunya ideologi yang mampu menyatukan
Mengenal Ketahanan Ideologi Pancasila bangsa Indonesia (Soekarno, 2008). Selain
Pembahasan ketahanan ideologi itu, peran Pancasila dalam perdamaian dunia
Pancasila tidak bisa terlepas dari Ketahanan juga memegang peran yang sangat vital karena
Nasional. Ketahanan nasional sering mampu menjadi ideologi penyeimbang antara
diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai sosialisme dan kapitalisme. Hal tersebut sesuai
national resilience karena dianggap memiliki dengan semangat dan cita-cita luhur para

280
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila

pendiri bangsa Indonesia yang menginginkan dilakukan mengingat pentingnya prospek


terwujudnya perdamaian dunia. ketahanan nasional terhadap generasi muda
Dalam penelusuran awal kepustakaan, pada masa mendatang. Hal itu sesuai dengan
ditemukan adanya karya ilmiah yang analisis Suryosumarto (2001: 23) yang
berhubungan dengan ketahanan ideologi. menunjukkan bahwa ketahanan nasional tidak
Karya ilmiah tersebut kemudian dijadikan dapat terlepas dari faktor-faktor perkembangan
sebagai bahan kajian untuk menggali gagasan berbagai segi kehidupan dalam ranah global,
dan konsep-konsep yang lebih dalam. Salah regional, dan nasional. Suryosumarto, dalam
satunya adalah kajian yang dilakukan oleh kajiannya “Prospek Ketahanan Nasional
Lemhannas pada tahun 2013. Kajian tersebut dalam Era Reformasi dan Otonomi Daerah”,
mampu menggambarkan peta ketahanan juga menyebutkan berbagai contoh studi kasus
nasional di Indonesia, termasuk di dalamnya yang memperlihatkan perlunya penguatan
ketahanan ideologi (Lemhannas, 2013). ketahanan nasional dan ideologi.
Kajian tersebut disusun sebagai sebuah Penguatan ketahanan ideologi perlu
upaya untuk melihat bagaimana tingkat dilakukan mengingat dalam perkembangan
ketahanan ideologi bangsa Indonesia. Akan global terlihat adanya dominasi kepentingan
tetapi, masih ada beberapa hal yang harus ekonomi dan perdagangan setelah berakhirnya
dilengkapi dan disempurnakan. Misalnya, perang dingin antara Blok Barat dan Blok
dalam hal melakukan kajian terhadap Timur yang berpengaruh terhadap negara
ketahanan ideologi yang tidak secara khusus maju, negara berkembang, dan negara miskin.
menyebutkan Pancasila sebagai sumber acuan. Dalam perkembangan regional, ketahanan
Selain itu, variabel-variabel dan indikator nasional berhadapan dengan kesepakatan
ketahanan masih belum tersistematika dengan tentang perdagangan bebas. Sementara dalam
baik. Sementara itu, variabel-variabel yang perkembangan nasional, ketahanan nasional
digunakan sifatnya juga masih sangat umum dihadapkan pada pengaruh kehidupan nasional
dan berfokus pada kelembagaan. Dalam dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan
kajian tersebut belum menyentuh level budaya, serta pertahanan dan keamanan
individu, padahal ketahanan ideologi sangat pasca-1998 (Suryosumarto, 2001: 23-24).
dipengaruhi oleh ideologi apa yang ada di Sementara itu, kajian Maharani menunjukkan
kepala seseorang. Upaya dan studi penguatan bahwa pembudayaan nilai-nilai Pancasila
ketahanan ideologi Pancasila sendiri sudah minimal harus dilakukan dalam tiga tataran,
dirintis oleh Pusat Studi Pancasila Universitas yaitu sistem, pelaku atau aktor, dan model/
Gadjah Mada (PSP UGM) sejak tahun 2011, metode (Maharani, 2015).
melalui riset grand design pembudayaan nilai- Nilai-nilai Pancasila yang meliputi nilai
nilai Pancasila di kalangan generasi muda. ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
Hasil studi menunjukkan bahwa hingga keadilan, harus diterjemahkan ke dalam
penguatan ideologi Pancasila bisa dilakukan variabel dan indikator yang mudah diaplikasikan
dengan cara membudayakan nilai-nilai dalam masyarakat. Sisi aplikatif Pancasila seperti
Pancasila secara masif dan sistematis disebutkan di atas, akan mudah diwujudkan
menggunakan metode inovatif yang sesuai apabila Pancasila itu sendiri bersifat terbuka
dengan perkembangan zaman. Upaya tersebut dan dinamis.

281
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294

Dengan kata lain, Pancasila jangan Pancasila dalam kehidupan saat ini yang
sampai bersifat kaku atau terlalu doktriner. berasal dari luar maupun dalam negeri.
Seperti yang diungkapkan oleh Suryohadiprojo Ancaman dari luar negeri tampak
(1997: 18-19) dalam tulisannya, “Ketahanan pada adanya pihak-pihak yang ingin
Nasional Indonesia”, bahwa doktrin memang mengkampanyekan pandangan hidupnya
diperlukan sebagai pedoman pemikiran. untuk diberlakukan bagi seluruh umat manusia
Namun, doktrin tidak boleh kaku dalam misalnya dengan munculnya liberalisme,
pelaksanaannya. Sebaliknya, doktrin yang komunisme, dan lain sebagaunya. termasuk
terlalu fleksibel justru dapat membuat bangsa bangsa Indonesia. Sementara dari dalam
lepas dari pedoman Pancasila. Implementasi negeri, masih ditemui adanya pihak-pihak
yang dilakukan secara terbuka, tidak kaku, dan yang tidak setuju dengan dijadikannya
dinamis akan meningkatkan ketahanan ideologi Pancasila sebagai ideologi negara. Kasus
Pancasila, sehingga mampu menghadapi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang berbuntut
berbagai tantangan. Di samping itu, upaya pada keputusan pemerintah HTI pada 19 Juli
pembudayaan juga perlu dikembangkan. 2017 mencabut status badan hukum organisasi
Baik itu dalam hal teknik, substansi, maupun kemasyarakatan tersebut adalah contoh
cakupan wilayah pembudayaan. Caranya, nyatanya. Selain itu, muncul pula kelemahan
melalui berbagai kajian, workshop, seminar, yang disebabkan oleh adanya pertentangan
sosialisasi, pelatihan, lomba, kampanye lagu- dalam hal perbedaan interpretasi terhadap
lagu nasional/perjuangan dengan melibatkan nilai-nilai Pancasila.
para pemangku kepentingan, kementerian Pancasila terbukti menjadi ideologi
teknis, Pemerintah daerah, perguruan tinggi, pemersatu bangsa karena jika Pancasila
sekolah, dan masyarakat agar hasilnya menjadi hancur, hancurlah Indonesia. Jacob dalam
maksimal (Maharani, 2015). kajiannya “Disintegrasi Moral Masyarakat
Jika nilai-nilai tersebut sudah berkembang dalam Perspektif Ketahanan Nasional”,
dengan baik, maka secara otomatis ketahanan menyimpulkan bahwa sangat sulit bagi negara-
ideologi Pancasila bisa diraih. Uraian di atas negara berkembang untuk membebaskan diri
menunjukkan bahwa berbagai upaya telah dari nilai-nilai Amerika yang prominen.
dilakukan untuk memperkuat Pancasila Misalnya, hedonisme yang egositis,
sebagai ideologi bangsa Indonesia. Penelitian materialisme dan hiburan dangkal, eksploitasi
ini dimaksudkan untuk melakukan upaya lebih lingkungan berlebihan, individualisme yang
jauh agar ketahanan ideologi Pancasila di radikal, depersonalisasi, pemusatan kekuasaan
suatu daerah bisa terukur. berlebihan, kebijakan yang pragmatis dan
reaktif, serta pendidikan yang hanya menjadi
Urgensi Ketahanan Ideologi embel-embel pasar. Hal tersebut disebabkan
Pertempuran antar berbagai ideologi adanya hegemoni atau imperialisme informasi
di dunia memungkinkan semakin kerasnya yang memengaruhi gaya hidup, daya pikat
usaha untuk saling menjatuhkan, termasuk hutang dan kemewahan, teknik nutritaitment
terhadap Pancasila. Suryohadiprojo (1997: McDonaldisasi dan Disneyisasi yang
18) menegaskan tentang adanya berbagai melengahkan, dan sebagainya (Jacob, 1999:
tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap 6).

282
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila

Selama ini Pancasila telah teruji tanpa dibarengi oleh bentuk aktualisasi dalam
menjadi pandangan hidup yang dibutuhkan kehidupan sehari-hari. Pertanyaannya adalah,
bangsa dengan nilai-nilai ketuhanan, bagaimana seharusnya Pancasila dijadikan
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, hingga sebagai sebuah ideologi negara? Pancasila
keadilannya. Dengan penjiwaan terhadap adalah sistem ideologi bagi negara Indonesia.
nilai-nilai Pancasila, Indonesia sebagai Nama Pancasila terdiri dari dua kata yang
negara berkembang senantiasa terjaga karena berasal dari bahasa Sansekerta: pañca berarti
Pancasila dapat menjadi tameng penguat lima dan sila berarti prinsip atau asas. Sebagai
ketahanan nasional. Sepengetahuan Tim istilah, Pancasila merupakan rumusan dan
Peneliti, belum ada instrumen yang mampu pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
mengukur dan mendeteksi secara dini tingkat bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebelum
ketahanan ideologi Pancasila di Indonesia. dijadikan sebagai dasar negara, nilai-nilai
Kajian tentang ketahanan ideologi Pancasila sudah lahir dalam sejarah bangsa.
Pancasila memiliki banyak manfaat. Secara Ideologi suatu negara akan berdinamika
akademis riset ini mampu menjembatani sesuai dengan perkembangan dalam kehidupan
tataran konsep dan praktis konsep-konsep negaranya. Indonesia tentu saja mengalami
ke-Pancasila-an. Secara praktis, hasil riset dinamika dalam kehidupan sehari-hari. Era
ini mampu digunakan untuk: mengukur Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi, menjadi
tingkat ketahanan ideologi Pancasila pada catatan sejarah bagaimana Pancasila digunakan
generasi muda Indonesia, mengukur tingkat bersama oleh seluruh rakyat Indonesia,
keberhasilan pembudayaan nilai-nilai sehingga memunculkan sebuah ketahanan
Pancasila pada masyarakat, mendeteksi ideologi. Ketahanan ideologi Pancasila dapat
gejala-gejala yang berpotensi memperlemah dimaknai sebagai kondisi dinamik ideologi
ketahanan ideologi Pancasila di Indonesia, bangsa Indonesia yang berisi ketangguhan
dan menyusun rekomendasi kebijakan dalam dan keuletan yang membentuk kekuatan
memperkuat ketahanan nasional. Di samping nasional dalam menghadapi segala tantangan,
itu, IKIP dapat menentukan level ketahanan ancaman, hambatan dan gangguan. Sifat
ideologi Pancasila pada suatu wilayah di keterbukaan Pancasila selalu dipertanyakan
Indonesia. dalam setiap rentang waktu dalam menghadapi
fenomena yang ada. Keterbukaan seperti apa
Prinsip Ketahanan Ideologi Pancasila yang diharapkan untuk tetap mendudukkan
Ada persoalan yang terjadi di negara Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
Indonesia yaitu ketidaksinkronan antara das bangsa. Bagaimana juga individu seharusnya
sollen dan das sein. Artinya, antara nilai dan bersikap dalam setiap dinamika bangsa,
fakta tidak berjalan dengan baik. Moralitas mengingat problem keseharian senantiasa
yang dibangun seringkali tidak berdasar dapat menjadi penghambat atau pendorong
pada apa yang seharusnya dilakukan dengan suatu pandangan hidup. Salah satu faktor
merujuk pada nilai-nilai Pancasila yang yang mempengaruhi ketahanan ideologi ialah
sejak dahulu sudah teraktualisasi dalam sistem nilai.
adat, budaya, dan religiusitas. Pancasila Ideologi yang baik harus mampu
seringkali hanya dijadikan sebagai simbol menampung aspirasi masyarakat baik secara

283
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294

individual maupun sosial. Pembahasan dalam perbatasan, sangat rawan terhadap


ketahanan ideologi di Indonesia relevan ancaman ketahanan ideologi. Kesenjangan
sekali jika dikaitkan dengan proses bagaimana ekonomi merembet pada model tenaga kerja,
ideologi dibangun dan dipertahankan ketrampilan dan jenis pekerjaan, eksploitasi
karena selalu berhimpitan dengan persoalan perempuan misalnya, menjadi persoalan
kepentingan individu dan sosial. Tantangan dalam hal ini. Masyarakat harus menyadari
yang dihadapi dalam mempertahankan bahwa perubahan perilaku dengan membawa
ideologi di era globalisasi adalah merebaknya nilai yang baru tentu akan berpengaruh
perilaku masyarakat yang cenderung memilih pada bangunan negara yang tidak sesuai
liberalisasi sebagai nilai yang dianggap dengan apa yang dicita-citakan dalam nilai
positif, seraya mulai meninggalkan nilai-nilai Pancasila. Sebagai sebuah ideologi, Pancasila
Pancasila. harus dijadikan sebagai alat untuk menjaga
Dekadensi moral telah melepaskan munculnya disintegrasi bangsa.
nilai Pancasila, juga nilai ketuhanan dengan Penting menjaga aspek-aspek untuk
mengalirnya radikalisme dan konflik antarumat diterapkan dan dipahami oleh settiap
beragama, lunturnya nilai kemanusiaan dengan masyarakat dan bagaimana mereka berrelasi
perbuatan yang tidak beradab, dan sebagainya. untuk mengikat kerjasama baik di dalam
Nilai-nilai yang dibangun kemudian dapat maupun di luar. Masyarakat harus menyadari
mengancam nilai persatuan dan kesejahteraan bahwa nilai Pancasila berpengaruh pada
manusia. Berkaitan dengan ideologi, Jusuf sikap dan perilaku atas relasi ke dalam dan
(2008) menyebutkan ada beberapa hal ke luar. Untuk membangun relasi ke dalam,
berpengaruh pada ketahanan ideologi, yaitu (1). masyarakat harus menjaga keberagaman
Wilayah perbatasan relatif jauh dari pantauan sebagai realitas yang ada sebagai suatu
pemerintah pusat. (2) Kondisi sarana dan kekayaan. Untuk membangun relasi ke luar,
prasarana infrastruktur yang tidak memadai. nilai-nilai Pancasila berperan menjadi alat
(3). Kecenderungan masyarakat setempat pemersatu untuk mempertahankan integrasi
kepada negara tetangga. (4). Penggunaan dan kesatuan bangsa. Jika salah satu atau
mata uang asing (di wilayah perbatasan keduanya diabaikan, maka secara perlahan
tertentu). (5). Maraknya penyelundupan. (6) namun pasti keutuhan dan ketahanan ideologi
Pemalsuan dokumen. (7). Pemanfaatan jalan Pancasila mulai bergeser melemah.
setapak. (8). Terjalinnya hubungan keluarga Sebagai filter, Pancasila mampu
diantara masyarakat perbatasan. (9). Tenaga beradaptasi dengan dinamika dunia, dan tak
kerja. (10). Banyaknya pulau-pulau kecil di ada satupun nilai yang harus ditanggalkan.
sekitar perbatasan. (11). Kesenjangan tingkat Berdampingan dengan ideologi dunia,
ekonomi. Pancasila mempunyai nilai universal
Indonesia sangat rawan dengan kondisi dan secara khusus konkret mempunyai
seperti di atas, jika tidak dapat mengelola makna sebagai alat yang disepakati secara
sumber daya manusia, alam, dan fasilitas politis menjadi dasar negara dan ideologi
yang seharusnya diberikan. Mengingat bangsa. Persoalan yang seringkali muncul
secara geografis Indonesia wilayahnya terlebih dahulu adalah primordialisme, yang
berjauhan, maka pulau-pulau kecil, pulau diakibatkan oleh prasangka buruk (negatif)

284
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila

dan stereotip. Ketika prasangka buruk dan dalam menyusun indikator. Setelah melalui
stereotip dikedepankan tanpa didasari oleh diskusi panjang dalam FGD bersama para pakar
pengetahuan dan bukti historis yang benar dan generasi muda, wawancara mendalam
dan memadai, maka tumbuhlah benih-benih dengan pakar dari berbagai lembaga negara
konflik antar individu/etnis/sub etnis/agama/ (Kemendagri, Lemhannas, Bappenas, dan
budaya yang bersumber dari pemahaman lain-lain), serta diskusi intensif tim peneliti,
secara parsial terhadap perilakunya serta akhirnya dicapai beberapa kesepakatan.
simpulan yang tidak adil. Dengan teori Kesepakatan-kesepakatan tersebut kemudian
personalitas, individu yang melakukan hal tertuang dalam sebuah instrumen yang
tersebut, dalam menilai baik atau buruknya kemudian digunakan sebagai patokan dalam
orang lain, mempunyai kecenderungan untuk menyusun blueprint Indeks Ketahanan
menggunakan ukuran moralitas berdasarkan Ideologi Pancasila. Berdasarkan hasil FGD
dominasi kelompok yang satu atas kelompok bersama pakar dan generasi muda, disepakati
yang lain. bahwa Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila
Seringkali secara psikologis mereka merupakan sesuatu yang sangat mungkin untuk
penuh kemarahan dan kegelisahan masa kecil, disusun. Hal itu berdasarkan pemahaman
yang setelah dewasa berkembang menjadi bahwa Pancasila pada hakikatnya adalah suatu
pribadi yang penuh permusuhan, agresif, kesepakatan filososfis dan politis dari segenap
dan selalu mencari kambing hitam. Dalam elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan
teori budaya, sikap prasangka negatif ini negara. Kesepakatan menerima Pancasila bisa
kerap dipengaruhi oleh budaya di mana ia diibaratkan sebagai kontrak sosial seluruh
tinggal, minoritas dan mayoritas menjadi elemen bangsa dalam mendirikan negara.
fakta dominasi, dan pengalaman historis yang Tujuan pokok perumusan Pancasila
mengajarkan mereka melakukan hal tersebut. adalah sebagai dasar filsafat negara
Bentuk dan cara mengatasi konflik tentu dengan konsekuensi seluruh aspek dalam
sangat beragam. Sikap yang muncul dalam penyelenggaraan negara berasaskan sistem
menghadapi konflik tergantung pada segmen nilai Pancasila. Proses kelahiran Pancasila
dalam masyarakat dengan metode masing- berbeda dengan ideologi-ideologi besar
masing dalam menyikapi relasi yang dibentuk. lainnya, seperti liberalisme, komunisme,
Relasi itu berpengaruh pada relasi antaragama, sosialisme, dan lain-lain. Pancasila digali
etnis atau sub etnis, dan sebagainya. Dengan dan dikembangkan oleh para pendiri negara
demikian nilai Pancasila digunakan sebagai melalui proses pengamatan, pembahasan, dan
cara mengatasi problem dan konflik yang ada. konsensus yang cermat berdasarkan nilai-nilai
yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia.
Instrumen Indeks Ketahanan Ideologi Nilai-nilai tersebut kemudian disublimasikan
Pancasila (IKIP) menjadi prinsip hidup kebangsaan dan
Dalam upaya penyusunan instrumen kenegaraan bagi bangsa Indonesia.
penelitian, tim peneliti melakukan berbagai Berdasarkan proses kausalitas perumusan
metode supaya diperoleh hasi yang maksimal. dan pembahasan Pancasila tersebut, dapat
Menjadi sebuah diskusi yang menarik ketika dipahami bahwa kausa materialis Pancasila
membahas tentang dasar yang akan digunakan yang berupa nilai-nilai kultural dan religius,

285
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294

pada hakikatnya berasal dari bangsa Indonesia Dalam makna yang lain, ideologi
sendiri. Pendeknya, perkataan bangsa merupakan suatu konsep yang mendalam
Indonesia pada hakikatnya merupakan kausa mengenai kehidupan yang dicita-citakan
materialis bagi Pancasila. Oleh karena itu, dan ingin diperjuangkan dalam kehidupan
terdapat kesesuaian secara korespondensi nyata. Ideologi juga memiliki fungsi dasar
antara bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai membentuk identitas bangsa dan memiliki
suatu sistem nilai. kecenderungan untuk menentukan karakteristik
Pada awalnya, Pancasila merupakan kelompok manusia. Ideologi berfungsi
suatu pandangan hidup masyarakat. Kemudian, menentukan kepribadian nasional dalam
kondisi bangsa Indonesia yang mengalami konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
penjajahan, mendorong lahirnya perjuangan Dengan ideologi, suatu bangsa akan dapat
untuk mewujudkan jati diri bangsa. Perjuangan mempersatukan cita-cita terbaik yang mereka
tersebut terformulasi dalam suatu prinsip yakini serta mempersatukan perjuangan untuk
yang konsisten dan komprehensif, yaitu nilai- mewujudkan cita-cita tersebut. Dalam konteks
nilai Pancasila. Atas dasar proses kausalitas kehidupan manusia, ideologi dimaknai sebagai
tersebut, Pancasila diakui kebenaran dan sistem nilai. Berdasarkan pemaparan di atas,
kesesuaiannya dengan bangsa Indonesia, peneliti sepakat untuk menyusun Indeks
sehingga pada akhirnya ditentukan sebagai Ketahanan Ideologi Pancasila berdasarkan
dasar filsafat sekaligus ideologi bangsa dan beberapa aspek dan indikator.
negara Indonesia. Ideologi pada hakikatnya Aspek yang akan diukur dalam indeks
dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan, ide, adalah nilai dasar dari masing-masing sila
keyakinan, serta kepercayaan yang menyeluruh dalam Pancasila. Aspek-aspek tersebut meliputi
dan sistematis menyangkut bidang politik, aspek ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kenegaraan-kebangsaan, sosial, kebudayaan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Penentuan
keagamaan, dan ekonomi (Soemargono, tt:8). aspek-aspek berdasarkan kandungan sila-sila
Ketahanan ideologi Pancasila merupakan Pancasila tersebut tidak dimaksudkan untuk
bagian dari ketahanan nasional Indonessia melakukan fragmentasi atau pemisahan
yang dimaknai sebagai suatu kondisi dinamis terhadap sila-sila dalam Pancasila. Hal itu
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan dilakukan sekadar untuk mempermudah
ketangguhan, serta mengandung kemampuan pemetaan dan pengukuran kelima aspek
untuk mengembangkan kekuatan ideologi yang telah disebutkan sebelumnya. Langkah
Pancasila dalam menghadapi segala ancaman, tersebut harus diambil mengingat penyusunan
tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang IKIP notabenenya adalah sebuah kegiatan
datang dari dalam maupun luar Indonesia kuantitatif sehingga setiap aspek harus jelas
(Sunardi, 1997: 2). Ideologi juga didefinisikan dan terukur.
sebagai perangkat prinsip pengarahan (guiding Upaya kuantifikasi aspek-aspek tersebut
principles) untuk memberikan arah dan tujuan terlihat pada upaya pemberian nilai/skor untuk
yang ingin dicapai dalam melangsungkan setiap indikator. Misalnya pada aspek pertama,
dan mengembangkan hidup serta kehidupan yaitu ketuhanan, aspek ketuhanan dibagi ke
nasional suatu bangsa dan negara yang bersifat dalam enam (6) indikator, pada setiap indikator
futuristik (Sastrapratedja, 1991: 143). dipecah lagi ke dalam item-item. Item-item

286
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila

tersebut disusun dengan mempertimbangkan secara acak terhadap pernyataan-pernyataan


aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku yang ada. Akibatnya, pernyataan-pernyataan
individu dalam kehidupan berbangsa dan yang berasal dari satu indikator tidak tersusun
bernegara di Indonesia. Pertimbangannya, secara berurutan. Dalam bahasa yang lain,
semakin baik tingkat pemahaman, sikap, dan nomor urut dari pernyataan-pernyataan yang
perilaku masyarakat dalam hidup berbangsa ada tidak menunjukkan urutan dalam indikator
dan bernegara maka akan semakin baik atau bahkan aspek IKIP. Dari hasil kajian
tingkat ketahanan ideologi Pancasila. Setiap dan diskusi panjang tim peneliti, akhirnya
item tersebut diberi bobot/skor/nilai antara didapatkan beberapa hasil.
1 – 5 poin. Skor 1 menunjukkan bobot yang Instrumen penyusunan Indeks Ketahanan
lebih rendah daripada angka di atasnya. Bobot Ideologi Pancasila ini terdiri atas 5 (lima)
tertinggi dari item ini adalah yang memiliki aspek, yakni aspek ketuhanan, kemanusiaan,
nilai 5 sementara yang terendah adalah nilai 1. persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.
Peneliti sepakat untuk menggunakan Pada setiap aspeknya, dibagi lagi ke dalam
indikator-indikator yang berasal dari para 6 (enam) indikator, yaitu indikator politik,
ahli, yaitu politik, kenegaraan-kebangsaan, kenegaraan-kebangsaan, sosial, kebudayaan,
sosial, kebudayaan, keagamaan, dan ekonomi. keagamaan, dan ekonomi. Total, ada 5 (lima)
Berbagai aspek dan indikator tersebut aspek, 30 (tiga puluh) indikator, dan 114
digabungkan sehingga menjadi sebuah (seratus empat belas) item yang terkumpul
instrumen pengukuran ketahanan ideologi sebelum diujikan secara empiris.
yang komprehensif. Setelah menyusun Kemudian, dari masing-masing indikator
aspek-aspek dan indikator-indikator tersebut, tersebut diterjemahkan ke dalam item-item
Peneliti mengolahnya untuk mendapatkan yang berbeda antara satu dengan lainnya.
instrumen yang lebih sederhana dan terukur. Setelah tersusun aspek, indikator, dan item-
Caranya, dengan menyusun item-item. item ketahanan ideologi Pancasila, kemudian
Susunan item-item tersebut diterjemahkan dilakukan uji validitas (secara empiris)
menjadi pernyataan-pernyataan dalam terhadap 920 responden yang tersebar di
bentuk kuesioner. Pernyataan-pernyataan Ambon, Kupang, Makassar, Denpasar,
dalam kuesioner kemudian disusun ke dalam Pontianak, Yogyakarta, Jakarta, dan Medan.
bentuk favorabel dan unfavarabel. Pernyataan Uji coba dilakukan terhadap responden yang
favorabel berisi pernyataan yang memihak berumur antara 17—40.
objek penelitian. Sementara itu, pernyataan Pemilihan kelompok usia tersebut
unfavorabel merupakan pernyataan yang berdasarkan kesimpulan Hurlock yang
sifatnya tidak mendukung penelitian. mengatakan bahwa pada kelompok usia
Keputusan membuat dua bentuk remaja lanjut, manusia cenderung ingin
pernyataan tersebut bertujuan untuk menonjolkan dirinya sendiri, menjadi pusat
menghindari bias stereotip respons. Di samping perhatian, idealis, mempunyai cita-cita tinggi,
itu, tujuan lainnya adalah untuk menghindari energi besar, bersemangat, dan ingin mencapai
respons dari responden yang cenderung selalu ketidaktergantungan emosional. Sementara itu,
setuju atau tidak setuju. Pada saat menyusun pada masa dewasa awal, Hurlock menyatakan
kuesioner, Peneliti melakukan penyusunan bahwa manusia sedang mengalami masa

287
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294

penyesuain terhadap pola-pola hidup baru hasil uji di atas juga bisa dikatakan bahwa
serta harapan mengembangkan nilai-nilai tidak semua aspek memiliki indikator yang
dan sifat-sifat yang serba baru. Berbagai ciri sama (6/ enam).
tersebut, oleh tim peneliti, dianggap akan Berdasarkan tabel 2 rentang ketahanan
mampu mendukung terbentuknya indeks ideologi Pancasila secara lebih jelas adalah
ketahanan ideologi yang mendekati ideal.
Tabel 1
Data kuesioner yang diperoleh dari Blue Print IKIP Uji Validitas
lapangan kemudian dianalisis berdasarkan Aspek Indikator
aspeknya. Analisis aspek tersebut dipakai Ketuhanan Politik
untuk melihat tingkat validitas dari masing- Kenegaraan-kebangsaan
Sosial
masing item. Uji validitas item sendiri Kebudayaan
dilakukan dengan menggunakan Analisis Keagamaan
Korelasi Pearson. Dari proses analisis, Ekonomi
diperoleh berbagai hasil. Pada awalnya, Kemanusiaan Politik
Kenegaraan-kebangsaan
dari 114 item yang diuji, terdapat 76 item Sosial
yang valid (lihat tabel 1). Item yang valid Kebudayaan
tersebut kemudian digunakan untuk mengukur Keagamaan
Ekonomi
Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila di
Persatuan Politik
seluruh Indonesia. Hasil pengukuran pada Kenegaraan-kebangsaan
delapan lokasi ini sekaligus juga digunakan Sosial
untuk mencari skor/nilai patokan/standar Kebudayaan
Keagamaan
IKIP. Nilai inilah yang akan digunakan
Ekonomi
sebagai pembanding tinggi rendahnya tingkat Kerakyatan Politik
ketahanan ideologi Pancasila di suatu daerah Kenegaraan-kebangsaan
(lihat tabel 2). Sosial
Kebudayaan
Tabel 1 merupakan hasil uji validitas Keagamaan
yang dilakukan oleh tim peneliti. Dari hasil Ekonomi
uji validitas menunjukkan bahwa pada aspek Keadilan Sosial Politik
Persatuan menunjukkan bahwa indikator Kenegaraan-kebangsaan
Sosial
ekonomi tidak menunjukkan konstribusi Kebudayaan
yang valid. Demikian pula dengan indikator Keagamaan
keagamaan pada aspek kerakyatan juga Ekonomi
menunjukkan hal yang sama. Berdasarkan Sumber: Septiana, dkk, 2017.

Tabel 2
Kategorisasi Tingkat Ketahanan Ideologi Pancasila
Interval Norma Kategori Kategori
X ≤ (m – 1,5 SD) X ≤ 232,93 Sangat Rendah
(m – 1,5 SD) < X ≤ (m – 0,5 SD) 232,93 < X ≤ 258,70 Rendah
(m – 0,5 SD) < X ≤ (m + 0,5 SD) 258,70 < X ≤ 284,47 Sedang
(m + 0,5 SD) < X ≤ (m + 1,5 SD) 284,47 < X < 310,24 Tinggi
X ≥ (m + 1,5 SD) X ≥ 310,24 Sangat Tinggi
Sumber: Septiana,dkk, 2017.

288
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila

bahwa suatu daerah akan dikatakan memiliki angka ketahanan yang kuat adalah Nusa
ketahanan ideologi Pancasila yang Sangat Tenggara Timur dan Daerah Istimewa
Tinggi, jika nilainya lebih besar sama dengan Yogyakarta. Sementara itu ada dua daerah
310,24; Tinggi, jika nilainya lebih besar dari yang memiliki tingkat ketahanan ideologi
284,47 – kurang dari 310,24, Sedang di atas Pancasila rendah, yaitu Papua Barat dan DKI
258,70 – 280,82, Rendah, jika nilainya Jakarta.
lebih besar dari 232,93 – 258,70, dan Sangat
Rendah, jika nilainya lebih kecil sama Faktor Pelemahan dan Kekuatan
dengan 232,93. Tabel di atas menunjukkan Ketahanan Ideologi Pancasila
bahwa peneliti sudah berhasil menyusun Ideologi Pancasila menghadapi gejala
nilai standar IKIP di Indonesia. Standar nilai sosial dan tantangan sebagai dinamika ideologi
tersebut kemudian digunakan sebagai patokan pada umumnya. Era modernitas menunjukkan
untuk menentukan tingkat ketahanan ideologi adanya peningkatan kebebasan dan beresiko
Pancasila di Indonesia. pada sikap hidup masyarakat bangsa. Ada
Instrumen IKIP yang telah disusun di faktor yang bisa mengancam ketahanan
atas kemudian digunakan untuk mengukur ideologi dan ada faktor yang menjadi
tingkat ketahanan ideologi Pancasila pada kekuatan ketahanan ideologi. Beberapa faktor
sembilan provinsi di Indonesia. Berdasarkan pelemahan ketahanan ideologi Pancasila
hasil penelitian dan pengukuran diperoleh berawal dari realitas keberagaman, baik
hasil sebagai berikut (lihat tabel 3). secara kultural, etnis dan sub etnis, bahasa,
dan agama/kepercayaan. Muncul sikap-sikap
Tabel 3 intoleransi, primordialisme, stereotip, egositas
Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila Pada 9 Provinsi
NO PROPINSI NILAI KATEGORI
dan rapuhnya empati terhadap sesama.
1 Papua Barat 238,45 Rendah Pelemahan ketahanan ideologi juga dipicu
2 Maluku 268,16 Sedang oleh media yang kerap melemahkan suatu
3 NTT 288,41 Tinggi etnis dan memicu konflik yang akan terjadi
4 Bali 267,61 Sedang
5 Sulawesi Selatan 281,73 Sedang akibat dari kelemahan menginterpretasi suatu
6 Kalimantan Barat 261,74 Sedang persoalan.
7 DIY 285,47 Tinggi Media seringkali hanya mengedepankan
8 DKI Jakarta 258,03 Rendah
bisnis dan untung, dan kerap secara tidak fair
9 Sumatera Utara 261,57 Sedang
Sumber: Septiana, dkk, 2018
untuk menampilkan suatu realitas sosial,
yaitu kemungkinan menyembunyikan fakta
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa pada atau realitas. Faktor pelemahan ketahanan
sembilan daerah yang diteliti meunjukkan ideologi Pancasila juga mengancam warga
bahwa Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila negara dalam usia produktif, terutama pada
menunjukkan angka yang berbeda-beda. pelajar/mahasiswa. Usia produktif dekat
Lima wilayah dari keseluruhan wilayah sekali dengan upaya mereka untuk mencari
menunjukkan ketahanan ideologi yang jati diri, membentuk identitas sesuai dengan
sedang, yaitu Maluku, Bali, Sulawesi Selatan, yang diinginkannya. Oleh karena itu faktor
Kalimantan Barat, dan Sumatera Utara. eksternal dan internal menjadi suatu fokus
Sedangkan daerah-daerah yang menunjukkan untuk bisa dibenahi dengan baik. Pada

289
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294

mereka yang menjadi pelajar/mahasiswa, sebagai kepribadian bangsa Indonesia


unsur dan cara atau metode yang seharusnya yang selalu siap menghadapi tantangan era
diterapkan kepada mereka melalui pendidikan modernitas. Menurut Abdillah (2013) berkait
kewarganegaraan sangatlah penting, dan ini dengan nilai-nilai Pancasila, bahwa
didukung oleh sistem pembelajaran yang baik “Untuk memperkuat integrasi bangsa dan
(Winarno, 2013). meminimalisasi munculnya perselisihan
Faktor kekuatan ketahanan ideologi dan konflik dalam masyarakat, revitalisasi
Pancasila yaitu didasari oleh objektivitas ideologi perlu mendapatkan penekanan
pengalaman Pancasila sesuai dengan sebagai bagian dari penguatan wawasan
kebangsaan. Hal ini dilakukan melalui
kearifan lokal dan tidak mengancam perumusan operasional ideologi Pancasila
eksistensi masyarakat yang lain. Secara yang lebih akademik dan sekaligus lebih
historis masyarakat seharusnya sadar fleksibel serta sosialisasi Pancasila baik
bahwa bangsa Indonesia telah mengalami dalam pendidikan formal maupun dalam
masyarakat. Dalam hal ini pimpinan agama
kehidupan dan perjuangan untuk mencapai
dapat memberikan kontribusi yang positif
satu tujuan bersama, dan oleh karena ittu dengan memberikan input bagi perumusan
harus dipertahankan bersama juga tanpa dan sosialiasinya serta menjadikan
mengesampingkan yang lain. agama sebagai faktor integratif yang
Pancasila harus terbuka dan aktual, menghargai kemajemukan masyarakat
dan bukan sebagai faktor disintegratif
Pancasila menjadi jalan untuk menyelesaikan
yang mendukung eksklusifisme dalam
problematika kehidupan di Indonesia untuk masyarakat. Dan yang lebih penting adalah
mengatasi problem individualitas-sosialitas, adanya keteladanan dari para pemimpin
sistem eklektif inkorporatif menjadi dasar dan politik dalam mempraktikkan nilai-nilai
filter terhadap perubahan. Keberagaman harus Pancasila di lembaga-lembaga negara dan
lembaga-lembaga politik. Sejalan dengan
dihayati sebagai suatu kekayaan yang dijaga hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi
dan dihormati, maka semboyan bangsa atas munculnya konflik antarwarga tentu saja
Bhinneka Tunggal Ika adalah bentuk keyakinan perlu diatasi atau dihilangkan, seperti
atas perbedaan tanpa merusak kebersamaan. ketimpangan ekonomi dan pendidikan”.
Pendidikan moralitas sangat penting bagi
Jika warga negara masih sibuk dengan
masyarakat Indonesia, sebab Indonesia dapat
urusan kemiskinan dan ketidakmerataan
disebut sebagai negara plural yang terlengkap
tentang pendidikan, maka konflik sering terjadi
di dunia di samping negara Amerika. Di
akibat dari meningkatnya sikap individualisme,
Amerika Serikat dikenal semboyan et pluribus
seperti Thomas Hobbes mengatakan Homo
unum, yang mirip dengan semboyan Indonesia
Homini Lupus. Negara wajib memberi solusi
Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti beraneka
atas persoalan warga negaranya, sesuai dengan
ragam namun hakikatnya satu. Bentuk sikap
hak warga negara yang tertuang dalam UUD
pengakuan terhadap ke-bhinneka-an dalam
1945. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka
ke-eka-an tidak serta merta dapat tumbuh pada
semakin tinggi konflik terjadi, dan semakin
diri setiap manusia.
besar masyarakat mempertanyakan kedudukan
Hal itu bersumber dari karakteristik
dan eksistensi Pancasila sendiri. Ketahanan
individual yang melekat pada diri manusia.
ideologi Pancasila dengan tidak melepaskan
Karakteristik ini tentu saja harus ditanamkan
faktor pelemahan dan kekuatan, Indonesia

290
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila

tetap harus membangun dan mempertahankan atau kekuatan ideologi Pancasila, maka apakah
diri dengan mengedepankan otonomi atau yang harus disiapkan bersama untuk Indonesia
kemandirian. Bukan untuk melepaskan di masa yang akan datang? Bagaimana
relasi dengan negara yang lain, karena itu Pancasila benar-benar dapat dipahami oleh
juga sangat penting, tetapi kemandirian itu seluruh masyarakat dan diaktualisasikan
dibangun dengan melihat potensi Indonesia. secara sempurna untuk membangun bangsa
Apa yang bisa dibangun dan diperkuat, dan dan negara. Pada masa Orde Baru, pendidikan
apa yang harus ditinggalkan. Kearifan lokal Pancasila melalui PMP (Pendidikan Moral
menjadi penting untuk membangun bangsa Pancasila) dan P4 yang sekarang sudah
secara arif dan bijaksana. Bukan hal yang terhapus oleh era Reformasi.
mudah mengingat bangsa Indonesia sangat Bagaimana kita dapat memprediksi
majemuk. wajah bangsa Indonesia di masa yang akan
Jika Whitehead mengemukakan bahwa datang? Oleh karena itu indikator apakah
manusia selalu berada dalam proses menjadi, yang harus dipersiapkan sekarang? Bagaimana
maka perjalanan kehidupan bangsa Indonesia ideologi Pancasila selalu dipahami sebagai
dari sebelum menjadi negara Indonesia hingga alat bersama untuk menjaga kestabilitasan
masa kini, merupakan proses kemenjadian negara, jalan untuk menyelesaikan seluruh
individu bangsa Indonesia, tentu saja menuju problematika baik di bidang privat maupun
pada manusia Indonesia seutuhnya, berpihak publik. Dan, bagaimana negara dan pemerintah
pada nilai-nilai Pancasila dengan menghargai serta rakyat bersama-sama menjadikan
keberagaman yang ada. Namun demikian nilai Pancasila sebagai dasar bersama untuk
proses kemenjadian kerap terhalang oleh mengatasi persoalan dunia.
datangnya unsur atau faktor dari luar yang “National integration is the awareness of
akan menghambat personalitas individu. a common identity amongst the citizens of
Langkah penting bagi semua warga a country. It means that though we belong
negara Indonesia adalah berhati-hati terhadap to different castes, religions and regions
munculnya fenomena dalam kehidupan and speak different languages we recognize
the fact that we are all one. This kind of
bangsa Indonesia yang berpotensi merusak integration is very important in the building
dan melunturkan ketahanan ideologi negara. of a strong and prosperous nation” (Kurana,
Misalnya, terorisme yang jelas mengganggu 2010).
stabilitas keamanan, jika tidak diberantas akan
berdampak pada bidang lain seperti ekonomi. Kurana (2010) menyatakan bahwa
Dengan demikian, secara langsung maupun integrasi nasional adalah kesadaran identitas
tidak langsung terorisme selalu berdampak bersama di antara warga negara. Ini berarti
negatif terhadap masyarakat dan bangsa. Titik bahwa meskipun individu memiliki kasta yang
rawan bagi bangsa Indonesia adalah mayoritas berbeda, agama yang berbeda, dan berbicara
penduduk Indonesia yang bergama Islam, bahasa daerah yang berbeda, semua harus
dan pengaruh radikalisme akan menggoyang mengakui kenyataan bahwa semua manusia
ketahanan bangsa. Sebuah pertanyaan yang adalah satu dan dalam bangsa yang satu. Jenis
harus dijawab bersama dengan bermunculan integrasi nasional seperti ini sangat penting
fenomena yang berdampak pada kelemahan dalam membangun suatu bangsa yang kuat
dan makmur.

291
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294

Dengan demikian, bangsa Indonesia Pertama, IKIP merupakan salah satu


memberi gambaran dunia, bahwa keberagaman jawaban atas berbagai pertanyaan dari berbagai
telah disetarakan dalam prinsip Sumpah pihak yang mengungkapkan bahwa Pancasila
Pemuda. Persatuan dan kesatuan bangsa dapat selama ini berada pada level awang-awang
didasarkan pada persamaan tanah air, bahasa, dan belum mampu menyentuh level praktis.
dan berbangsa Indonesia. Kembali pada Meskipun terjadi banyak reduksi nilai-nilai
persoalan menghadapi era globalisasi, penting Pancasila pada upaya ini, namun diharapkan
menengok kearifan lokal. Kearifan lokal akan dengan instrumen ini berbagai pihak bisa
lestari jika selalu diimplementasikan dalam memanfaatkannya untuk memperkuat
kehidupan konkret sehari-hari sehingga ketahanan ideologi Pancasila. Karena dengan
mampu menjawab arus tantangan zaman ketahanan ideologi Pancasila yang kuat
yang selalu berubah. Kearifan lokal juga maka kedaulatan bangsa dan negara menjadi
harus diimplementasikan dalam kebijakan semakin kuat.
negara, misalnya perwujudan kebijakan Kedua, IKIP disusun melalui proses dan
ekonomi didasarkan pada asas gotong-royong perdebatan yang panjang mulai dari level
dan kekeluargaan sebagai salah satu wujud ideologi sampai dengan menjadi indikator
kearifan lokal bangsa Indonesia. Dengan yang terukur. IKIP ini sifatnya kuantitatif,
demikian, kearifan lokal akan efektif berfungsi sehingga data yang berhasil diberikan barulah
sebagai alat yang membekali masyarakatnya berupa angka-angka statistik. Instrumen
dalam merespons arus zaman.  Revitalisasi ini ibarat sebuah kamera yang berfungsi
kearifan lokal dan nilai Pancasila dalam untuk memotret kondisi ketahanan ideologi
merespons berbagai persoalan akut bangsa Pancasila pada suatu daerah. IKIP hanya
dan negara ini, seperti korupsi, kemiskinan, mampu memotret data permukaan bukan
dan kesenjangan sosial, perbuatan melawan kedalaman data. Seperti halnya kamera,
hukum, tindakan asusila, tindakan menentang keakuratan hasil potretan tergantung seberapa
humanisme, hanya akan berjalan jika mendapat besar pixel yang digunakan. Pixel dalam IKIP
dukungan kebijakan negara dan keteladanan. ini seperti halnya responden, keakuratan data
Tanpa itu, kearifan lokal hanya merupakan sangat bergantung pada jumlah responden
aksesori budaya yang tidak bermakna. Dengan yang diteliti.
demikian nilai Pancasila yang digali dalam Ketiga, aspek yang diukur dalam IKIP ini
kearifan lokal perlu direvitalisasi utamanya diambil dari nilai-nilai utama sila-sila Pancasila
dalam pendidikan baik formal maupun non yakni Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
formal, dan diwujudkan nyata dalam kehidupan Kerakyatan, dan Keadilan Sosial. Kemudian dari
sehari-hari. Pancasila sebagai ideologi negara setiap aspek tersebut dikategorisasikan lagi ke
pada dasarnya telah mengakomodasi kearifan dalam enam indikator yaitu Politik, Kenegaraan-
lokal yang hidup di Nusantara dan bukan kebangsaan, Sosial, Kebudayaan, Keagamaan,
sekedar aksesori politik belaka. dan Ekonomi. Dari setiap indikator tersebut
diturunkan lagi ke dalam item-item. Item-item
SIMPULAN tersebut disusun dengan mempertimbangkan
Berdasar penjelasan tersebut di atas aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku
dapat ditarik simpulan sebagai berikut. individu dalam kehidupan berbangsa dan

292
Septiana Dwiputri Maharani, Surono, Hadi Sutarmanto, Ahmad Zubaidi -- Indeks Ketahanan Ideologi Pancasila

bernegara di indonesia. Pertimbangannya, Kaelan. 2018. Etika Kehidupan Berbangsa,


semakin baik tingkat pemahaman, sikap, dan Prinsip-prinsip Etika dalam Kehidupan
perilaku masyarakat dalam hidup berbangsa Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan
dan bernegara maka akan semakin baik tingkat Pancasila. Badan Pengkajian Majelis
ketahanan ideologi Pancasila. Permusyawaratan Rakyat. Jakarta.
Keempat, pada ranah praktis, IKIP juga Bekerjasama dengan Paradigma.
sudah berhasil digunakan untuk mengukur Yogyakarta
tingkat ketahanan ideologi Pancasila pada Kurana, S,. 2010, “National Integration:
sembilan provinsi di Indonesia. Hali pengukuran Complete information on the meaning,
tersebut adalah sebagai berikut: Daerah yang features and promotion of national
memiliki kethanan Kuat adalah Nusa Tenggara integration in India” dalam http://www.
Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta; preservearticles.com /201012271786/
Sedang: Maluku, Bali, Sulawesi Selatan, national-integration.html.
Kalimantan Barat, dan Sumatera Utara; Rendah, Lemhannas, 2013, Ketahanan Nasional
yaitu Papua Barat dan DKI Jakarta. Provinsi D.I. Yogyakarta, Jaka rta:
Kelima, instrumen IKIP yang dihasilkan Laboratorium Pengukuran Ketahanan
dalam riset ini sudah tersusun dengan cukup Nasional Lembaga Ketahanan Nasional
baik dan terbukti sudah bisa digunakan untuk Republik Indonesia.
mengukur tingkat ketahanan ideologi Pancasila Maharani, Septiana Dwiputri, 2015,Model
di suatu daerah. Pada tahap berikutnya bisa Penyiapan Kader: Pelatihan Guru sebagai
digunakan untuk mengukur pada level yang Kader Bangsa yang Berintegritas, Beretos
lebih luas. Kerja, dan Bergotong Royong di Sekolah
dan di Masyarakat. Kajian Kebijakan, kerja
DAFTAR PUSTAKA sama dengan Kementerian Pembangunan
Abdillah, Masykuri, 2013, “Hubungan Agama Manusia dan Kebudayaan RI.
dan Negara”, dalam Jurnal Ahkam, Vol. ________, 2015,Model Gerakan Revolusi
XIII No. 2, Juli 2013. Mental: Pembudayaan Nilai-Nilai
Jacob, T. 1999. “Disintegrasi Moral Masyarakat Pancasila Melalui Lagu-Lagu
dalam Perspektif Ketahanan Nasional” Nasional-Perjuangan sebagai Upaya
dalam Jurnal Ketahanan Nasional IV Penguatan Kepribadian Bangsa yang
(3),https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/ Berkebudayaan.Kajian Kebijakan, kerja
view/11950/8804, diakses 8 November sama dengan Kementerian Pembangunan
2017, pukul 12:30. Manusia dan Kebudayaan RI.
Jusuf, S., 2008, “Konsepsi Ketahanan Nasional ________, 2018, “Grand Desain Indek
dalam Pengembangan Kualitas Materi Ketahanan Ideologi Pancasila” Laporan
Pancasila dan Kewarganegaraan”, dalam Penelitian Pusat Studi Pancasila
Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
April 2008. Mahendra, Yusril Ihza. 1999. Ideologi dan
Kaelan, 2002, Filsafat Pancasila, Pandangan Negara, dalam Gazali ”Yusril Ihza
Hidup Bangsa Indonesia, Yogyakarta: Mahendra, Tokoh Intelektual Muda”.
Paradigma. Rajawali. Jakarta

293
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, No. 2, Agustus 2019: 277-294

Mugasejati, Nanang Pamuji, 1999, “Agresivitas ____________, 1997, “Wawasan Nusantara


Amerika: Agenda Baru Ketahanan dan Ketahanan Nasional dalam
Nasional dalam Era Globalisasi” dalam Kehidupan Nasional dan Perencanaan
Jurnal Ketahanan Nasional IV (1),. Pembangunan” dalam Jurnal Ketahanan
Diakses 8 November 2017, pukul 9:47. Nasional II (3), https://www.google.
Sastrapratedja, M., 1991, Dalam Pancasila co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&s
Sebagai Ideologi. Pancasila Sebagai ource=web&cd=1&cad =rja&uact=8
Landasan Ideologi Dalam Kehidupan &ved=0ahUKEwj27cbN863XAhXCO
Budaya, Jakarta: BP-7 Pusat JQKHSVYDKsQFgglMAA&url=http
Soedarsono, S., 1997, Ketahanan Pribadi dan s%3A%2F%2Fjurnal.ugm.ac.id%2Fj
Ketahanan Keluarga sebagai Tumpuan kn%2Farticle%2Fdownload%2F1160
Ketahanan Nasional, Jakarta, Internusa. 9%2F8640&usg=AOvVaw2PdLg0D_
Soekarno, 2008, Pancasila Dasar Negara: zI1Zo7Uvdg5CsM. Diakses 8 November
Kursus Presiden Soekarno tentang 2017, pukul 09:22.
Pancasila. Yogyakarta: PSP UGM. Suryosumarto, Budisantoso, 2001, “Prospek
Soemargono, Soedjono,tt, Ideologi Pancasila Ketahanan Nasional dalam Era
Sebagai Penjelmaan Filsafat Dan Reformasi dan Otonomi Daerah” dalam
Pelaksanaannya Dalam Masyarakat Kita Jurnal Ketahanan Nasional VI (1),
Dewasa Ini, Makalah Diskusi Dosen https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/ article/
Fakultas Filsafat UGM. view/22023, diakses 8 November 2017,
Suryohadiprojo, Sayidiman, 1997, “Ketahanan pukul 14:18.
Nasional Indonesia” dalam Jurnal Winarno, Sri Haryati, Moh. Muhtarom, 2013,
Ketahanan Nasional II (1).https://jurnal. “Strategi Penanaman Ideologi Pancasila
ugm.ac.id/jkn/article/view/19163/12424. Sebagai Solusi Terkikisnya Nasionalisme
Diakses 8 November 2017, pukul 10:35. Melalui Pengembangan Model
Suryosumarto, Budisantoso, 1996, “Prospek Pembelajaran Berorientasi Kompetensi
Masa Depan Lembaga Ketahanan Pendidikan Kewarganegaraan Perguruan
Nasional” dalam Jurnal Ketahanan Tinggi”, dalam Jurnal Ketahanan
Nasional I (1). https://jurnal.ugm.ac.id/ Nasional, Nomor XIX (2) Agustus 2013.
jkn/article/view/10829/8090. Diakses 8
November 2017, pukul 10:25.

294

Potrebbero piacerti anche