Sei sulla pagina 1di 46

PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN KEKERASAN DAN

KOMPOSISI KIMIA PRODUK CINDERAMATA BERLOGO


SOLIDARITY M FOREVER DENGAN METODE
PENGECORAN LOGAM MENGGUNAKAN BAHAN
ALUMUNIUM 6063

(Skripsi)

Oleh :

RYAN HERMAWAN

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT

MAKING AND HARDNESS TEST AND CHEMICAL COMPOSITION TEST


ON SOUVENIR WITH SOLILDARITY M FOREVER USING METAL
DRYING METHOD USING ALUMINUM MATERIAL 6063

BY

RYAN HERMAWAN

In this study the making of souvenirs with the casting process and raw materials from
aluminum 6063. Aluminum 6063 is an aluminum alloy that has heat-treated
properties and has good properties in corrosion resistance and high strength which are
widely used for architectural frames. Aluminum 6063 series is included in the 6xxx
series aluminum alloy, namely Al-Mg-Si [3].

In this study aluminum products are produced by casting using sand molds where the
equipment is simple and low cost. After conducting the casting process, the finished
product will undergo testing including hardness test, material content test, etc. to
determine the value of Rockwell hardness and composition content before and after
the smelting process. The test results of aluminum composition 5052 before smelting
are; Si 0.532%, Fe 0.317%, Cu 0.046%, Mn 0.018%, Mg 0.562%, Cr 0.013%, Zn
0.070%. And the test results of aluminum 6063 composition after smelting are; Si
0.791%, Fe 0.351%, Cu 0.0583%, Mn 0.0148%, Mg 0.502%, Cr 0.0102%, Ni
0.0152%, Zn 0.0658% and Ti 0.0161%. The hardness test results with the Rockwell
method on aluminum 6063 before smelting averaged 85.5 HRB and after smelting
averaged 77 HRB. Decrease in hardness test against aluminum 6063 before smelting
and after smelting that is equal to 8.5 HRB. The results of the chemical composition
test were the most influences on the decrease in the level of hardness against the ratio
of aluminum 6063 before smelting and after smelting namely the reduction of Mg
content by 0.06% and increasing Si content by 0.259%.

Keywords:Aluminium 6063, casting, hardness test, chemical compotition test .


ABSTRAK

PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN KEKERASAN DAN KOMPOSISI


KIMIAPRODUK CINDERAMATA BERLOGO SOLIDARITY M FOREVER
DENGAN METODE PENGECORAN LOGAM MENGGUNAKAN BAHAN
ALUMUNIUM 6063

Oleh

RYAN HERMAWAN

Pada penelitian kali ini pembuatan cenderamata dengan proses pengecoran dan bahan

baku dari alumunium 6063. Alumunium 6063 merupakan paduan alumunium yang

memiliki sifat dapat diperlakukan-panas dan memiliki sifat baik dalam daya tahan

korosi dan kekuatan tinggi yang banyak dipakai untuk bingkai arsitektur. Alumunium

seri 6063 termasuk dalam golongan paduan alumunium seri 6xxx, yaitu Al-Mg-Si[3].

Pada penelitian ini produk alumunium dihasilkan melalui proses pengecoran (casting)

menggunakan cetakan pasir dimana pada proses ini peralatannya sederhana dan biaya

rendah. Setelah melakukan proses pengecoran, produk cor yang telah jadi akan

mengalami pengujian diantaranya uji kekerasan, uji kandungan material dan lain

sebagainya untuk mengetahui nilai kekerasan Rockwell dan kandungan komposisi

sebelum dan setelah proses peleburan. Hasil uji komposisi aluminium 6063 sebelum

peleburan yaitu; Si 0.532%, Fe 0.31%, Cu 0.046%, Mn 0.018%, Mg 0.562%, Cr


0.013%, Zn 0.07%. Dan hasil uji komposisi aluminium 6063 setelah peleburan yaitu;

Si 0.791%, Fe 0.351%, Cu 0.0583%, Mn 0.0148%, Mg 0.502%, Cr 0.102%, Ni

0.0152%, Zn 0.658% dan Ti 0.0161%. Hasil uji kekerasan dengan metode Rockwell

terhadap aluminium 6063 sebelum peleburan rata-rata 85.5 HRB dan setelah

peleburan rata-rata 77 HRB. Penurunan uji kekerasan terhadap aluminium 6063

sebelum peleburan dan setelah peleburanya itu sebesar 8.5 HRB. Hasil uji komposisi

kimia merupakan hal yang paling mempengaruhi turunnya tingkat kekerasan terhadap

perbandingan aluminium 6063 sebelum peleburan dan setelah peleburanya

berkurangnya kandungan Mg sebesar 0.06% dan bertambahnya kandungan Si sebesar

0.259 %.

Keywords: Alumunium 6063, Pengecoran, Uji kekerasan, Uji komposisi Kimia


PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN KEKERASAN DAN KOMPOSISI
KIMIA PRODUK CINDERAMATA BERLOGO SOLIDARITY M FOREVER
DENGAN METODE PENGECORAN LOGAM MENGGUNAKAN BAHAN
ALUMUNIUM 6063

Oleh
RYAN HERMAWAN

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Enim, pada tanggal 12


Oktober 1993 sebagai anak kedua dari 3 bersaudara,
dari pasangan Bapak Sukarsono dan Mujiah.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) 26 Tanjung Enim
diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Muhammadiyah 2 Tanjung Enim
diselesaikan pada tahun 2008, SMK Bukit Asam
Tanjung Enim diselesaikan pada tahun 2011, dan
pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa
jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur Ujian
Masuk Lokal Strata S-1.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa


Teknik Mesin (HIMATEM) sebagai anggota Divisi Otomotif pada periode 2013-
2014 dan 2014-2015.

Penulis melaksanakan kerja praktik di PT. Perkebunan Nusantara VII Natar


Lampung Selatan dengan judul laporan “Analisa Perhitungan Masa Pakai Roleer
Crepper di PTPN VII Unit Usaha Pematang Kiwah Natar Lampung Selatan”.
Kemudian pada tahun 2018 penulis melakukan penelitian dengan judul
“Pembuatan serta Pengujian Kekerasan dan Komposisi Kimia Produk
CinderaMata Berlogo Solidarity M Forever Dengan Metode Pengecoran Logam
Menggunakan Bahan Aluminium 6063” dibawah bimbingan Nafrizal, S.T.,M.T.,
Harnowo Supriadi S.T,.M.T dan Zulhanif, S.T.,M.T.
Motto Hidup

“Pengetahuan tidak hanya didasarkan pada kebenaran saja, tetapi

juga kesalahan”

-Cari Gustaf Cung-

“Dan sebuah kesalahan dan kegagalan adalah batu loncatan untuk

menuju kesuksesan”

-Anonim-

“Tidak ada kesuksesan melainkan dengan pertolongan Allah SWT”

(Q.S. Huud: 88)

“start now or not at all”

-Ryan Hermawan-
SANWACANA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan

baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

pendidikan S1 di Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Dalam laporan ini

penulis mengambil judul “PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN

KEKERASAN DAN KOMPOSISI KIMIA PRODUK CINDERAMATA

BERLOGO SOLIDARITY M FOREVER DENGAN METODE

PENGECORAN LOGAM MENGGUNAKAN BAHAN ALUMUNIUM

6063”. Dengan selesainya laporan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak

bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak, oleh karena itu penyusun

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ahmad Su’udi, S.T.,M.T. Sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin

Universitas Lampung.

2. Bapak Nafrizal S.T., M.T. Sebagai Pembimbing Skripsi penulis.

3. Bapak Harnowo Supriadi S.T.,M.T. Sebagai Pembimbing II Skripsi penulis.

4. Bapak Zulhanif, S.T.,M.T. Sebagai Penguji Skripsi penulis.

5. Kedua orang tua, kakak, adikku dan keluarga yang telah memberikan

bimbingan moral maupun spiritual, juga atas nasehat dan doanya.


6. M. Arif Dwi Syahputra sebagai partner tugas akhir, Cris, M Nur Ali Akbar,

Doni Pambudi, Alan Suseno yang selalu membantu, menyemangati serta

memotivasi penulis.

7. Teman satu perjuangan angkatan 2012 dan semua pihak khususnya S1 dan

D3 Teknik mesin Universitas Lampung.

8. Dan Yesi Ariyantika yang selalu memberikan semangat serta doa kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan

sangat berguna untuk kita semua demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhir

kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kita

semua khususnya teknologi tepat guna. Amin

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Bandar Lampung, 31 Januari 2019

Penulis

RYAN HERMAWAN
i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.......................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................v

I. PENDAHULUAN ............................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................1

B. Tujuan ..........................................................................................3

C. Batasan Masalah ..........................................................................3

D. Sistematika Penulisan ..................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................5

A. Pengecoran ...................................................................................5

B. Pola ..............................................................................................7

C. Cetakan ........................................................................................8

D. Pasir Cetak ..................................................................................9

E. Tungku .........................................................................................9

F. Alumunium .................................................................................10

G. Alumunium 6063 .........................................................................11

H. Pengujian Kekerasan....................................................................12

I. Pengujian Komposisi Kimia ........................................................13


ii

III. METODE PENELITIAN ................................................................15

A. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................15

B. Alir Penelitian ..............................................................................16

C. Alat dan Bahan Pengujian............................................................17

1. Alat yang digunakan ................................................................17

2. Bahan yang digunakan.............................................................22

D. Prosedur Penelitian .....................................................................23

1. Persiapan Alumunium 6063 ....................................................23

2. Prosedur Pengecoran ...............................................................24

3. Prosedur Pengujian Kekerasan ................................................25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................26

A. Proses Pengecoran dan Hasil Pengecoran....................................26

B. Pengujian Kekerasan Metode Rockwell ......................................30

V. SIMPULAN DAN SARAN..............................................................34

A. Simpulan ......................................................................................34

B. Saran ............................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Pengecoran Logam Dengan Cetakan Pasir ..................... 6

Gambar 2. Tungku Krusibel.......................................................................... 10

Gambar 3. Alumunium 6063......................................................................... 12

Gambar 4. Cara Kerja Mesin Pengujian Kekerasan...................................... 13

Gambar 5. Optical emission spectrometer .................................................... 14

Gambar 6. Diagram Alur Penelitian ................................................................... 16

Gambar 7. Uji Kekerasan Metode Rockwell ................................................. 17

Gambar 8. Alat Uji Komposisi ............................................................................ 18

Gambar 9. Gerinda Pemotong ............................................................................. 19

Gambar10. Amplas ............................................................................................... 19

Gambar 11. Ladel Penuangan .............................................................................. 20

Gambar 12. Rangka Cetak ................................................................................... 20

Gambar 13. Alumunium ...................................................................................... 22

Gambar 14. Pasir ................................................................................................... 23


iv

Gambar 15. Pola .................................................................................................... 26

Gambar 16. Pembuatan Cetakan ......................................................................... 27

Gambar 17. Tungku Kupola ................................................................................ 28

Gambar 18. Proses Penuangan Al-Mg-Si .......................................................... 28

Gambar 19. Proses Pembongkaran Produk Cor ................................................ 29

Gambar 20. Produk Cor ........................................................................................ 29


v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rencana Kegiatan Penelitian .......................................................... 15

Tabel 2. Hasil PengujianKomposisi Kimia Al-Mg-Si 6063 ......................... 30

Tabel 3. Hasil PengujianKekerasn Metode Rockwell ................................... 31


1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia industri pengecoran logam berbagai model produk cor

membanjiri pasar dosmetik baik di Indonesia maupun amerika. Produk-

produk cor banyak kita jumpai mulai dari perabotan rumah tangga,

komponen-komponen otomotif, bingkai arsitektur. Salah satu contoh bingkai

arsitektur ialah cenderamata. Cenderamata merupakan suatu produk yang bisa

dibawa oleh seseorang sebagai kenang-kenangan yang terkait dengan benda.

Kadang-kadang sering disebut dengan oleh-oleh, souvenir, tanda mata, atau

kenang-kenangan. Kebanyakan produk cor menggunakan bahan alumunium.

Alumunium (Al) sendiri merupakan logam ringan dan lunak yang mempunyai

sifat tahan terhadap korosi, dengan tampilan yang menarik serta mempunyai

daya hantar panas atau daya hantar listrik yang relatif tinggi dan lebih mudah

dibentuk. Alumunium murni mempunyai kekuatan dan sifat mekanis yang

rendah. Kekuatan alumunium murni itu sendiri tidak dapat ditingkatkan

secara langsung dengan proses perlaukan panas (TALAT Lecture 2202,1994)

Pada penelitian kali ini pembuatan cenderamata dengan proses pengecoran

dan bahan baku dari alumunium 6063. Alumunium 6063 merupakan paduan

alumunium dengan magnesium (Mg) dan silumin (Si), paduan ini memiliki
2

sifat dapat diperlakukan-panas dan memiliki sifat baik dalam daya tahan

korosi dan kekuatan tinggi. Alumunium 6063 banyak dipakai untuk bingkai

arsitektur. Alumunium seri 6063 termasuk dalam golongan paduan

alumunium seri 6xxx, yaitu Al-Mg-Si (Irawan.Y.S,2013).

Sebelumnya (Setiawan,2014) telah melakukan penelitian tentang pengujian

kekerasan dan komposisi kimia produk cor propeller alumunium dari hasil

penelitian tersebut berbahan alumunium daur ulang didapatkan hasil uji

kekerasan metode Rockwell dengan rata-rata 60,5 HRB dan hasil uji

komposisi kimia Al = 71,2 %, Cu = 11,7%, Si= 2,57% dan Fe= 0,67%.

Salah satu cara untuk mengetahui kekuatan atau ketahanan suatu material dan

sebagai pendukung bagi spesifikasi suatu material adalah dengan

menggunakan metode uji kekerasan. Uji kekerasan dianggap lebih spesifik

untuk mengetahui ketahanan suatu material terhadap deformasi, dan untuk

mengetahui sifat mekanisnya (Kenji.Chijiwa,1976). Oleh karena itu dalam

penyusunan Skripsi ini penulis mengambil judul “ PEMBUATAN SERTA

PENGUJIAN KEKERASAN DAN KOMPOISI KIMIA PRODUK

CENDERAMATA BERLOGO SOLIDARITY M FOREVER DENGAN

METODE PENGECORAN LOGAM MENGGUNAKAN BAHAN

ALUMUNIUM 6063”
3

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan produk cenderamata berlogo Solidarity M Forever sebagai

produk untuk kenang-kenangan atau tanda mata menggunakan bahan

alumunium 6063 dengan metode pengecoran.

2. Mengetahui perubahan komposisi kimia bahan yang digunakan sebelum

dan setelah dilakukan proses pengecoran.

3. Mengetahui angka kekerasan dari produk cenderamata berlogo Solidarity

M Forever menggunakan bahan alumunium 6063.

C. Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis membatasi masalah yang diangkat

yaitu

1. Proses pengecoran pada pembuatan produk cenderamata.

2. Bahan yang digunakan hanya alumunium 6063.

3. Pengujian kekerasan yang dilakukan dengan menggunakan metode

Rockwell.

4. Produk pengecoran diasumsikan tidak terjadi cacat.

D. Sistematika Penullisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan laporan penelitian tugas akhir

adalah sebagai berikut:


4

Bab I. Pendahuluan; Berisikan tentang latar belakang masalah yang diambil,

tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan penelitian tugas

akhir.

Bab II. Tinjauan Pustaka; Berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dan

mendukung pembahasan tentang pembuatan serta pengujian kekerasan dan

komposisi kimia produk cor dengan menggunakan bahan alumunium 6063.

Bab III. Metodologi Penelitian; Berisikan tentang metode-metode yang

dilakukan penulis dalam melakukan pengumpulan informasi, tempat dan

waktu penelitiam dan menerangkan tentang alur penelitian serta bagaimana

proses pengambilan data.

Bab IV. Data Pembahasan; Berisikan data pengamatan yang diperoleh hasil

produk cor cinderamata Solidarity M Forever dengan menggunakan bahan

alumunium 6063, perhitungan data hasil dari uji kekerasan dan mengetahui

data hasil komposisi kimia bahan sebelum dan setelah dilakukan proses

pengecoran.

Bab V. Penutup; Berisikan simpulan yang diperoleh dari hasil perhitungan

dan pembahasan serta saran.

Daftar pustaka; Memuat referensi yang dipergunakan dalam menyelesaikan

laporan penelitian tugas akhir.

Lampiran; Memuat segala sesuatu yang berhubungan dengan materi yang

dibahas sebagai pelengkap laporan.


5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengecoran

(Groover,2010) menyatakan bahwa pengecoran merupakan suatu proses

dimana material logam yang dileburkan kedalam tungku dan dituangkan ke

dalam cetakan kemudian logam cair tersebut akan mengeras sesuai bentuk

rongga didalam cetakan. Proses pengecoran merupakan proses pembentukan

paling kuno, yang diperkirakan sudah ada sejak 6000 tahun yang lalu. Adapun

prinsip dari pengecoran cukup sederhana, yakni melelehkan logam,

menuangkan cairan ke dalam cetakan dan membiarkan mendingin maupun

mengeras. Namun ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk

menghasilkan proses pengecoran yang baik, baik itu pengecoran ingot,

maupun pengecoran dengan bentuk tertentu. Ketentuan ingot biasanya

dihubungkan dengan kebutuhan utama dari industri logam, yang biasanya

dideskripsikan sebagai sebuah hasil pengecoran yang dibentuk secara besar

dengan bentuk yang sederhana, ditujukan untuk mengalami proses-proses

pembentukan lanjutan seperti penempaan maupun proses pengerolan.

Skema alir proses pada pembuatan coran bisa dilihat pada gambar 1 sebagai

berikut:
6

Bahan Tungku Ladel


baku

Sistem Mesin
pengolahan pembuatan Penuangan
pasir cetakan

Pasir Rangka cetak

Pembongkaran

Pembersihan

Pemeriksaan

Gambar 1. Alir proses pada pembuatan coran(Surdia,1996:3).

Pada pembuatan coran terdapat proses-proses seperti: pencairan logam,

membuat cetakan, menuangkan, membongkar, membersihkan dan

memeriksa coran (gambar 1). Untuk mencairkan logam tungku atau tanur

yang dipakai umumnya tungku kupola dimana tungku tersebut termasuk

dalam frekuensi rendah yang digunakan untuk besi cor, frekuensi tinggi

dipergunakan untuk baja cor serta tungku krush untuk paduan tembaga atau

coran paduan ringan, karena tungku-tungku ini bisa memberikan logam cair

yang lebih baik dan sangat ekonomis untuk logam-logam

tersebut(Surdia,1996:3).

Pengecoran bentuk ditujukan sebagai suatu proses pembentukan dengan

bentuk geometri yang kompleks dan mendekati hasil akhir yang diinginkan
7

dari suatu bagian produk. Adapun variasi dari metode pengecoran bentuk

sangat banyak, menjadikan proses yang serbaguna disetiap manufaktur.

Dibawah ini akan dijelaskan beberapa keuntungan dari pengecoran bentuk :

1. Pengecoran bisa digunakan untuk membuat bagian dengan geometri yang

kompleks, termasuk bentuk bagian dalam dan bagian permukaan luar.

2. Beberapa proses pengecoran dapat menghasilkan bentuk geometri yang

telah mendekati hasil akhir yang diinginkan. Dengan beberapa proses

pemesinan dibutuhkan untuk menghasilkan dimensi dan detail yang lebih

mendekati lagi.

3. Pengecoran bisa menghasilkan bagian yang sangat besar. Hasil

pengecoran yang beratnya lebih dari 100 ton pun dapat dibuat.

4. Proses pengecoran bisa dilakukan pada logam apapun, dengan syarat

logam tersebut bisa dipanaskan dan melebur menjadi bentuk cair atau

lelehan.

5. Beberapa metode pengecoran cocok digunakan pada produksi massal.

Namun, dari sekian banyak keuntungan yang telah disebutkan, ada juga

beberapa kerugian yang berhubungan dengan pengecoran, dimana kerugian-

kerugian ini termasuk dalam batasan sifat mekanik, porositas, akurasi dimensi

dan hasil akhir permukaan dari beberapa proses pengecoran, resiko keamanan

pada manusia ketika proses pelelehan logam.

B. Pola

(Surdia, 1982:62) menyatakan bahwa, pola yang sering dipakai untuk cetakan

produk cor bisa terbuat dari logam dan kayu. Pola yang berbahan dasar dari
8

kayu harga yang lebih murah dan mudah dibuat dibandingkan pola logam.

Adapun macam-macam bahan dari pola logam sesuai dengan penggunaannya.

contohnya logam yang tahan panas seperti: besi cor, baja cor dan paduan

tembaga cocok untuk pola pada pembuatan cetakan kulit, sedangkan untuk

paduan ringan lebih mudah diolah.

Adapun hal yang harus diperhatikan pada pemilihan pola logam yaitu untuk

menjaga ketelitian ukuran benda coran, terutama dalam masa produksi

sehingga unsur pola bisa lebih lama dan produktivitas lebih tinggi. (Surdia,

1982:62).

C. Cetakan

Cetakan adalah merupakan alat yang digunakan sebagai tempat cairan logam

yang akan dibentuk oleh model. Pembuatan cetakan dalam proses pengecoran

merupakan hal yang sangat penting sesuai dengan modelnya masing-masing

yang diinginkan. Proses pembuatan cetakan dapat dilakukan dengan cara

manual secara tangan, atau dengan mesin yang paling modern. Pembuatan

cetakan dengan menggunakan manual atau tangan dilakukan apabila

produksinya dalam jumlah yang kecil sedangkan untuk bentuk coran yang

sulit dan dalam jumlah yang besar dapat dilakukan dengan cara

menggunakan mesin. Untuk jenis cetakan ditinjau dari bahan cetakan yang

dipakai dibagi menjadi dua yaitu cetakan pasir dan cetakan logam(Brown,

1999).
9

D. Pasir cetak

Ada banyak jenis dari pasir cetak yang digunakan pada pengecoran logam

salah satunya adalah pasir silika. Pasir silika ini sendiri berfungsi untuk

menyaring lumpur, tanah maupun partikel besar atau kecil dalam air dan

biasa digunakan untuk penyaringan tahap awal. Pada umumnya pasir silika

ditemukan di kerak kontinen bumi yang memiliki struktur Kristal heksagonal

yang terbuat dari silika triagonal terkristalisasi dengan skala kekerasan mohs

7 dan densitas 2,65 g/cm3 titik lebur 1715 oC, bentuk butir pasir bersudut,

panas sfesifik 0,185 dan konduktivitas panas 12 –1000 w/m.oC, ukuran butir

pasir 100 mesh/ kurang lebih 0,1 mm. Bentuk umum silika adalah prisma

segienam yang memiliki ujung piramida segienam(Brown, 1999).

E. Tungku

Tungku merupakan salah satu alat yang pasti digunakan dalam proses

pengecoran yang berfungsi untuk mengubah logam atau meleburkan logam

hingga cair dan tentunya harus sesuai dengan jenis logam dan jumlah logam

yang diperlukan. Untuk paduan alumunium, paduan tembaga, paduan timah

hitam dan paduan ringan lainnya biasanya dileburkan dengan menggunakan

tungku jenis krusibel, sedangkan untuk besi cor tungku yang dipakai adalah

tungku kupola. Adapun untuk melebur baja dan material tahan temperatur

tinggi tungku yang digunakan ialah tungku induksi dengan frekwensi tinggi

Salah satunya tungku krusibel dipergunakanuntuk meleburkan logam tanpa

harus berhubungan langsung dengan bahan pembakaran tidak langsung

(indirect fuel-fired furnace). Selain itu dapat digunakan untuk peleburan


10

logam non-besi seperti perunggu, kuningan, paduan seng dan

alumunium(Rahmat,2015).

Gambar 2. Tungku krusibel(Sumber: R.J. Fruehan,1998)

F. Alumunium

Alumunium adalah logam yang paling banyak ditemukan dikerak bumi,

dimana alumunium termasuk dalam unsur ketiga terbanyak setelah oksigen

dan silikon. Karakteristik utama dari alumunuim ini sendiri adalah ringan

(berat jenis = 2,7 g/cm³) yang memiliki konduktivitas panas dan listrik yang

tinggi, memiliki ketahanan korosi yang baik dalam atmosfer biasa, serta

memiliki keuletan yang cukup tinggi. Alumunium jauh lebih ringan jika

dibandingkan dengan baja (berat jenis = 7,8g/cm³). Salah satu kelemahan

utama alumunium adalah titik leburnya yang relatif rendah, hanya 660 º C.

Titik lebur baja jauh lebih tinggi ,yaitu sekitar 1,500 ºC(Atmaja,2011).

(Davis,Jr.1993) menjelaskan bahwa alumunium murni adalah logam yang

lunak, ringan, tahan lama, dan dapat ditempa. Kekuatan tensil dari
11

alumunium murni adalah 90 MPa, sedangkan untuk alumunium paduan

memiliki kekuatan tensil berkisar antara 200- 600 MPa. Alumunium murni

100% tidak memiliki kandungan unsur apapun didalamnya dibandingkan

dengan alumunium paduan melainkan selalu ada pengotor yang terkandung

didalamnya. Pengotor yang mungkin berada didalam alumunium murni

biasanya adalah gelembung gas yang masuk akibat proses peleburan dan

pendinginan atau pengecoran yang tidak sempurna, mengakibatkan kualitas

cetakan dan bahan baku yang tidak baik terhadap material cetakan

Sedangkan (Atmaja,2011) menjelaskan bahwa penambahan logam paduan

tertentu bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanik, seperti kekuatan tensil

dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika melebihi konsentrasi

tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya kerapuhan

akibat terbentuknya senyawa, kristal, dalam logam. Paduan yang biasanya

digunakan pada alumunium adalah silikon, magnesium, tembaga, seng,

mangan, dan juga lithium.

G. Alumunium 6063

Alumunium 6063 merupakan paduan alumunium dengan magnesium (Mg)

dan silumin (Si), paduan alumunium ini memiliki sifat dapat diperlakukan-

panas, memiliki sifat baik dalam daya tahan korosi dan kekuatan tinggi.

Alumunium 6063 lebih banyak dipakai untuk bingkai arsitektur.


12

Gambar 3. Alumunium 6063


(Sumber: irawan.Y.S,2013)

Alumunium 6063 termasuk dalam golongan paduan alumunium seri 6xxx,

yaitu Al-Mg-Si. paduan ini kurang baik sebagai bahan tempaan dibandingkan

dengan paduan lainnya, tetapi sangat liat. Irawan.Y.S,2013).

H. Pengujian Kekerasan

Menurut (Wahyuni.I,2013), Kekerasan adalah sifat mekanik dari suatu

material. Dimana suatu pengujian kekerasan sangat mudah dipakai oleh setiap

penggunanya. Salah satu cara pengujian kekerasan yang paling banyak

digunakan di Amerika Serikat adalah uji kekerasan metode Rockwell. Hal

ini disebabkan oleh sifatnya yang bebas dari kesalahan manusia. Pada

umumnya hal yang pertama diterapkan ialah beban awal sebesar 10 kg

untuk menempatkan benda uji dimana berfungsi untuk memperkecil jumlah

preparasi permukaan yang dibutuhkan. Kemudian selanjutnya diterapkan

beban yang besar, dan secara otomatis kedalaman lekukan akan terekam

pada gage penunjuk yang menyatakan angka kekerasan. Umunya penunjuk

tersebut terdiri atas 100 bagian, dimana pada masing-masing bagian


13

menyatakan penembusan sedalam 0,00008 inci.

(Wahyuni, Dkk., 2003) mengatakan bahwa skala umum yang dipakai

didalam pengujian kekerasan ini adalah :

a. HRa diperuntukkan material yang sangat keras

b. HRb diperuntukkan untuk material yang sifatnya lunak

c. HRc diperuntukkan material dengan tingkat kekerasan sedang

Gambar 4. Cara kerja mesin penguji kekerasan Rockwell


(Sumber: Nugroho, 2010)

I. Pengujian Komposisi Kimia

Uji komposisi merupakan pengujian yang berfungsi untuk mengetahui jumlah

suatu kandungan yang terdapat pada suatu logam, baik logam ferro mapun

logam non fero. Untuk pengujian ini menggunakan mesin spectometer

dengan pembakaran bahan menggunakan elektroda dan terlihat unsure apa

saja yang terkandung karena terdapat perbedaan warna pada setiap unsurnya.

Pada pengujian komposisi kimia, peneliti menggunakan bahan alumunium


14

6063 (Purnawan.A.Dkk,2016)

Gambar 5. Optical emission spectrometer


(Pusat Penelitian Metalurgi dan Material )

Prinsip kerja dari alat tersebut, yaitu mengukur intensitas dari energi atau

radiasi yang dipancarkan dalam bentuk sinar oleh atom-atom yang mengalami

perubahan tingkat energi elektron. Atom-atom tereksitasi dihasilkan dari

proses pembakaran local pada permukaan bahan, dimana pembakaran local

tersebut mengakibatkan molekul-molekul senyawa menguap dan terurai

menjadi atom-atom unsur yang bersangkutan. Pada keadaan ini, terjadi

eksitasiel elektron dari tingkat energi terendah ketingkat energi yang lebih

tinggi.
15

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 5 bulan yaitu dari bulan Juli 2018 sampai

dengan November 2018. Penelitian akan dilakukan di Lab. Material Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung dan Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) Tanjung Bintang Lampung Selatan.

Tabel1.Rencana kegiatan penelitian

Juli Agusutus September Oktober November


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi Literatur

Persiapan Alat dan


2
Bahan

3 Proses pengecoran

Pengujian dan
4
Pengambilan Data

5 Pengolahan data

Pembuatan laporan
6
akhir
16

B. Alir Penelitian

Adapun diagram alir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini:

Mulai

Studi Literatur

Uji Kandungan Material Uji Kekerasan Sebelum


Sebelum Peleburan Peleburan

Proses Pengecoran

Uji Kekerasan Uji Kandungan Material Produk Coran


Setelah Peleburan Setelah Peleburan Berupa Cinderamata

Data Penelitian

Analisa dan Pembahasan

Ya Tidak
k

Kesimpulan

Selesai

Gambar 6. Diagram alir penelitian


17

C. Alat dan Bahan Pengujian

Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Alat Pengujian

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mesin Uji Kekerasan

Uji kekerasan akan digunakan untuk mengetahui angka kekerasan dari

bahan alumunium 6063 yang telah dilakukan proses pengecoran dan

melihat mutu untuk memastikan alumunium 6063 memiliki spesifikasi

kualitas tertentu.

Gambar 7. Universal hardness tester.


18

b. Optical emission spectrometer

Gambar 8. Optical emission spectrometer


(Pusat Penelitian Metalurgi dan Material )

Prinsip kerja dari alat tersebut, yaitu mengukur intensitas dari energy

atau radiasi yang dipancarkan dalam bentuk sinar oleh atom-atom

yang mengalami perubahan tingkat energy elektron. Atom-atom

tereksitasi dihasilkan dari proses pembakaran local pada permukaan

bahan, dimana pembakaran local tersebut mengakibatkan molekul-

molekul senyawa menguap dan terurai menjadi atom-atom unsure

yang bersangkutan. Pada keadaan ini, terjadi eksitasi elelektron dari

tingkat energy terendah ketingkat energy yang lebih tinggi. Kemudian

sambil kembali kekeadaan dasar electron akan mengemisikan energy

melalui pancaran sinar.


19

c. Gerinda pemotong

Gambar 9. Gerinda pemotong

Dalam penelitian ini gerinda pemotong digunakan untuk memotong

spesimen uji komposisi kimia dan uji kekerasan sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Amplas

Gambar 10. Amplas

Pada penelitian ini amplas digunakan untuk meratakan permukaan

aluminium 6063 untuk digunakan sebagai spesimen uji kekerasan,

selain itu digunakan untuk membersihkan permukaan dari pola

cetakan. Adapun dalam penelitian ini menggunakan amplas

dengan ukuran kekasaran sebesar 80, 120, 360, 1000, 1200 dan

1500.
20

e. Ladel

Gambar 11. Ladel penuangan.

Ladel di sini berfungsi untuk membawa logam cair dari tanur

menuju kecetakan dan menuangkannya dengan cepat dan aman

agar menjamin hasil produk coran. Ladel penuang dapat terbuat

dari pelat baja ataupun bahan tahan api .

f. Rangka cetak

Gambar 12. Rangka cetak

Rangka cetak digunakan sebagai tempat untuk membuat cetakan

dan rangka cetak bisa terbuat dari logam (plat) dan kayu.
21

g. Pola

Pola berfungsi sebagai cetakan suatu produk yang ingin kita

produksi. Dalam hal ini pola yang dibuat sesuai dengan produk cor

yang akan dibuat yaitu cinderamata Solidarity M Forever dengan

dimensi panjang 17 cm, lebar 2 cm, tinggi 25 cm, dan huruf timbul

setebal 0,3 cm.


22

2. Bahan

a. Alumunium 6063

Gambar 13. Alumunium 6063

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alumunium

6063. Alumunium 6063 merupakan paduan alumunium dengan

magnesium (Mg) dan silumin (Si), paduan ini memiliki sifat dapat

diperlakukan panas dan memiliki sifat baik dalam daya tahan

korosi dan kekuatan tinggi. Alumunium 6063 banyak dipakai untuk

bingkai arsitektur Alumunium seri 6063 termasuk dalam golongan

paduan alumunium seri 6xxx, yaitu Al-Mg-Si.


23

b. Pasir

Gambar 14. Pasir cetak

Penelitian ini menggunakan pasir silika dengan ukuran 100 mesh

atau setara dengan 0.1 mm yang digunakan pada proses

pengecoran.

D. Prosedur Penelitian

Berikut adalah prosedur penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini,

yaitu :

1. Persiapan Alumunium 6063

a. Mempersiapkan bahan alumunium 6063 berbentuk plat dengan

berat 5 Kg.

b. Potongan bahan dengan ukuran 4cm x 6cm untuk pengujian

kekerasan Rockwell.
24

2. Prosedur pengecoran

a. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat cetakan seperti rangka

cetak, pasir silika, pola cenderamata, ayakan pasir.

b. Mengisi rangka cetak dengan pasir silika yang telah diayak, setelah

pasir terisi penuh kemudian dipadatkan, membentuk cetakan

dengan cara menekan pola kepasir yang telah dipadatkan sehingga

cetakan terbentuk sesuai dengan pola yang diinginkan.

c. Menyiapkan alat dan bahan untuk proses peleburan seperti tungku,

ladel dan bahan alumunium 6063.

d. Memanaskan tungku hingga temperatur 700oC, kemudian masukan

alumunium 6063 kedalam tungku, tunggu hingga alumunium

melebur.

e. Menuangkan alumunium yang telah lebur menggunakan ladel

kedalam cetakan melalui saluran turun.

f. Menunggu hingga temperature menurun dan cairan alumunium

mengeras, lalu melakukan pembongkaran cetakan.

g. Melakukan pembersihan terhadap produk cenderamata dengan cara

memotong saluran naik dan saluran turun serta memperhalus

permukaan produk.

h. Menyiapkan sisa pengecoran alumunium 6063 (saluran naik dan

saluran turun) untuk dilakukan pengujian komposisi dan kekerasan

metode Rockwell setelah peleburan.


25

3. Prosedur uji kekerasan metode Rockwell

a. Menyiapkan bahan Alumunium 6063, lalu memotong sebagian

bahan berukuran 4 cm x 6 cm sebanyak 2 buah spesimen untuk

dilakukan pengujian komposisi dan kekerasan metode Rockwell.

b. Melakukan uji komposisi dan kekerasan metode Rockwell terhadap

spesimen alumunium 6063 yang telah dipotong sebelum proses

peleburan.

c. Meletakkan spesimen alumunium 6063 pada meja uji dari alat.

d. Kemudian mengatur handle alat uji hingga indentor menyentuh

permukaan spesimen.

e. Mengkalibrasi alat uji ketitik nol.

f. Putar handle hingga jarum dari skala minor menunjukkan angka 3.

g. Kemudian tarik tuas beban, tunggu hingga 10 detik.

h. Menarik kembali tuas beban.

i. Kemudian baca nilai kekerasan yang dihasilkan dan catat.

j. Turunkan handle landasan hingga indentor tidak lagi menyentuh

spesimen .

k. Ulangi langkah dengan titik yang berbeda.


34

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan adalah

sebagai berikut:

1. Proses pembuatan produk cor dimulai dari meleburkan aluminium 6063,

sementara menunggu proses peleburan, kita membuat cetakan produk cor

mulai dari mengayak pasir ke dalam rangka cetak, setelah penuh dan rata

kita cetak pola dengan cara menekan ke permukaan pasir tersebut, setelah

tercetak pola diangkat kemudian membuat saluran untuk jalan masuknya

cairan aluminium 6063. Setelah aluminium 6063 cair kemudian

dituangkan ke dalam saluran cetakan tersebut hingga rongga cetakan

terisi penuh. Setelah cetakan dingin dilanjutkan dengan proses

pembongkaran lalu melakukan pembersihan terhadap produk cor.

2. Hasil uji kekerasan dengan metode Rockwell terhadap aluminium 6063

sebelum peleburan rata-rata 85.5 HRB dan setelah peleburan rata-rata 77

HRB. Penurunan uji kekerasan terhadap aluminium 6063 sebelum

peleburan dan setelah peleburan yaitu sebesar 8.5 HRB.

3. Hasil uji komposisi kimia merupakan hal yang paling mempengaruhi

turunnya tingkat kekerasan terhadap perbandingan aluminium 6063


35

sebelum peleburan dan setelah peleburan yakni berkurangnya kandungan

Mg sebesar 0,06% dan bertambahnya kandungan Si sebesar 0259 %.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang teknik dan metode pada

pengecoran produk cinderamata , sehingga dapat meningkatkan kualitas

dan daya saing produk.

2. Pada saat melakukan pengecoran sebaiknya dilakukan dengan baik dan

benar saat penuangan dan juga suhu penuangannya.

3. Sebaiknya untuk pembuatan pola cetakan bentuk gambar atau hurufnya

jangan tegak lurus melainkan sedikit miring dan tumpul untuk

mempermudah dalam mencetak pola ke pasir cetak.


DAFTAR PUSTAKA

Anshori.A,2018. Pengaruh Hasil pengecoran Flange dengan Material

Alumunium Menggunakan Cetakan Pasir CO2 dengan Variasi Media

Pendinginan Oli, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Atmaja,R.G,2011.Analisis Sifat Mekanik Penambahan Unsur Cu Pada Coran

Alumunium, Universitas Hasanuddin, Makasar.

Brown, R.J, 1999. Ferrous Foundryman’s Handbook (Eleventh edition), Foseco

International, London, England.

Davis.J.R, 1993. Aluminium and aluminium alloys, in ASM specially Hand book,

ASM international, Metal Parts, Ohio

El-Karomi,dkk, 2016. Pengaruh Penambahan Unsur Magnesium Terhadap

Kekerasan, Struktur Mikro dan Kekuatan Impact Pada Velg Alumunium

(Al-0,55 Si).

Groover,PMikell, 2010.Fundamentals Of Modern Manufacturing (4thedition),

Lehigh University,UnitedStates of America.

Ika wahyuni, Dkk, 2013, Uji kekerasan Material dengan Metode Rockwell.

Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

Surabaya

Irawan.S.Y, 2013. Diakses pada tanggal 18 Januari 2018 pukul 19.30 WIB

https://matrudian.files.wordpress.com/2013/10/material-teknik-08th.pdf
Jain, P.L. Foundry Patterns Design and Manufacture. New Delhi : Tata McGraw

–Hill Publishing Company, 1989.

Pratiwi, DKK, 2012. Hubungan Jenis Cetakan Terhadap Kualitas Produk Cor

Aluminium, Universitas Sriwijaya, Palembang.

Rahmat,M.R, 2015. Perancangan dan pembuatan tungku Heat Treatment.

Universitas Islam 45, Bekasi.

Setiawan, H., (2014), Pengujian Kekerasan dan Komposisi Kimia Produk Cor

Propeler Alumunium, Prosiding SNST ke-5 2014, Universitas Wahid

Hasyim, Semarang.

Setyawan.S, 2006, Pengaruh Variasi Penambahan Tembaga (Cu) Dan Jenis

Cetakan Pada Proses Pengecoran Terhadap Tingkat Kekerasan Paduan

Alumunium Silikon (Al-Si), Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Surdia.T.1996:3 .Teknik Pengecoran Logam. Jakarta : Pradnya Paramitha.

Potrebbero piacerti anche