Sei sulla pagina 1di 8

JurnalPenelitianTransportasiDarat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 9-16

JUrnal Penelitian TrANSPOrTASI Darat


Journal Homepage: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnaldarat/index
p-ISSN: 1410-8593 | e-ISSN: 2579-8731

Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta


Danar Adi Nugroho* dan Siti Malkhamah
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah
Mada Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia
*danar.adi.st@gmail.com
Diterima: 9 Mei 2018, Direvisi: 23 Mei 2018, Disetujui: 30 Mei 2018

ABSTRACT
Yogyakarta Urban Transportation System Management:Yogyakarta City has become a tourism, economic and
educational activity center that affects its agglomeration. This condition raises the demand for transportation services.
This research aims to find out the performance of existing Yogyakarta urban transportation system management and to
plan the ideal Yogyakarta urban transportation system management which was made by adopting the planning cycle
based on Gray and Hoel’s flowchart.This cycle identifies the performance data, problems and opportunity that exists,
cost, impact and project priority. SWOT analysis method is used to identify the problems and opportunity in the
planning cycle as a basis for the next programs and actions. Mixed method become the basic research method in this
research that compiles qualitative with quantitative methods. The result of this research is the priority of Yogyakarta
Urban Transportation System Management planning in sequence: Road Transportation Network Plan, Urban Spatial
Plan of Yogyakarta, Plan of Public Transport System, Transportation System Plan, Facilitation Plan of Parking and
Utilization Plan of Giwangan Terminal.
Keywords: transportation system management; urban transportation; transportation performance; planning
cycle.

ABSTRAK
Kota Yogyakartasebagai pusat tarikan kegiatan pariwisata, ekonomi dan pendidikan telah memiliki pengaruh yang
berkembang hingga ke aglomerasinya. Kondisi ini menyebabkan bertambahnya permintaan terhadap kebutuhan
pelayanan transportasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja manajemen sistem transportasi Perkotaan
Yogyakarta eksisting serta merencanakan manajemen sistem transportasi Perkotaan Yogyakarta ideal yang dibuat
dengan siklus perencanaan berdasarkan bagan alir dari Gray dan Hoel. Siklus ini mengidentifikasi data kinerja,
permasalahan dan kesempatan yang ada, biaya, dampak dan prioritas proyek. Metode analisis SWOT dipakai untuk
mengidentifikasi permasalahan dan kesempatan dalam siklus perencanaan sebagai dasar penentuan program dan
kegiatan selanjutnya. Mixed method menjadi dasar metode dalam penelitian ini yang menggabungkan metode kualitatif
dengan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah prioritas perencanaan manajemen sistem transportasi Perkotaan
Yogyakarta secara berurutan: Rencana Jaringan Transportasi Jalan, Rencana Tata Ruang Perkotaan Yogyakarta,
Rencana Sistem Angkutan Umum, Rencana Sistem Angkutan Wisata, Rencana Fasilitasi Perparkiran dan Rencana
Pemanfaatan Terminal Giwangan.
Kata Kunci: manajemen sistem transportasi; transportasi perkotaan; kinerja transportasi; siklus perencanaan.

I. Pendahuluan manajemen sistem transportasi. Tujuan dasar dari


Perkotaan Yogyakarta adalah Kota Yogyakarta manajemen sistem transportasi adalah efisiensi
beserta dengan wilayah aglomerasinya (Kuncoro, infrastruktur dengan optimasi manajemen angkutan
2006), telah berkembang menjadi perkotaan yang umum. Optimasi ini dilakukan melalui manajemen
semakin besar dari tahun ke tahun. Sektor demand dan supply, yaitu mengatur cara pergerakan
transportasi menjadi salah satu tulang punggung orang dan barang serta manajemen kapasitas jalan.
dalam pelayanan dan fasilitasi penduduk perkotaan Pengaturan pergerakan orang lebih ke kapan,
tersebut agar dapat meningkat kualitas hidupnya. dimana dan bagaimana perjalanan dilakukan.
Tuntutan terhadap pelayanan transportasi yang Manajemen kapasitas jalan dimaksudkan
semakin baik merupakan hal yang tak dapat mengoptimalkan kapasitas jalan menggunakan jalan
dielakkan terutama mengingat Kota Yogyakarta yang telah ada. Bertambahnya volume lalulintas di
sebagai kota pendidikan, pariwisata dan jasa yang Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa terjadi
menjadi pusat tarikan Perkotaan Yogyakarta. Selain perputaran roda perekonomian yang dinamis. Oleh
penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur yang karenanya manajemen sistem transportasi di Kota
baik maka untuk meningkatkan kinerja Yogyakarta perlu mendukung berputarnya roda
pelayanan transportasi suatu kota diperlukan perekonomian namun juga harus tetap dapat
strategi berupa
doi: http://dx.doi.org/10.25104/jptd.v20i1.640 1
1410-8593| 2579-8731 ©2018 Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian
Nomor Akreditasi: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016 | Artikel ini disebarluaskan di bawah lisensi CC BY-NC-SA 4.0
mempertahankan kinerja jaringan jalan. Perencanaan yang meningkat cukup signifikan dibandingkan
dalam bidang transportasi perlu dilakukan secara pertumbuhan angkutan umum. Kinerja angkutan
kontinyu, komprehensif dan bertahap agar tercapai umum yang kurang baik dalam hal ketepatan waktu
kondisi yang ideal pada sarana dan prasarana menjadi alasan yang mendasar.
transportasi untuk menuju sistem transportasi yang
berkelanjutan. Gossling, 2016, memiliki gagasan bahwa
kepemilikan kendaraan bermotor per kapita akan
Tujuan penelitian ini adalah merencanakan usulan naik secara cepat dan penggunaan kendaraan pribadi
manajemen sistem transportasi perkotaan tersebut menyebabkan turunnya permintaan terhadap
Yogyakarta. Penelitian ini meninjau sistem angkutan umum yang nantinya menyebabkan
transportasi perkotaan secara makro dengan moda menurunnya kinerja jalan dan naiknya beban
transportasi massal berupa bus dan moda terhadap ruang jalan yang tersedia. Untuk
transportasi tidak bermotor dibatasi pada andong, mengantisipasi penurunan kinerja jalan dapat
becak dan sepeda. Pengaturan kendaraan pribadi diantisipasi dengan pembangunan prasarana baru,
lebih ke pergerakan dan bukan kepemilikan. peningkatan kapasitas prasarana yang sudah ada, dan
Transportasi udara, laut, jalan rel dan angkutan peningkatan efisiensi penggunaan prasarana dengan
barang tidak ditinjau dalam penelitian. berbagai perangkat kebijakan rekayasa dan
manajemen lalu lintas yang ada. Pendekatan ini
II. Tinjauan Pustaka dirasakan efektif untuk selang waktu pendek saja.
A. Manajemen Sistem Transportasi Sejalan dengan peningkatan kebutuhan pergerakan
dan urbanisasi yang sangat cepat, pendekatan ini
Manajemen sistem transportasi merupakan suatu
dirasakan tidak akan efektif lagi dan sangat sulit
proses merencanakan dan mengoperasikan suatu
dilaksanakan dilihat dari kebutuhan dana yang
sistem terpusat untuk transportasi perkotaan (Khisty,
sangat besar.
2006). Sasaran utamanya adalah pelestarian sumber
daya, energi, mutu lingkungan dan perbaikan mutu C. Kebijakan Transportasi Perkotaan
hidup untuk dapat memaksimalkan mobilitas
Menurut Makarovaa (2016), kebijakan transportasi
perkotaan dalam sistem yang ada melalui
di negara-negara maju telah berbasis pada
pengembangan tindakan-tindakan tertentu yang
pengembangan dan kemajuan teknologi Intelegent
dapat dikelompokkan dalam empat kategori:
Transport System (ITS), yang menjadi dasar untuk
1. Efisiensi penggunaan ruang jalan yang ada ruang informasi bagi jaringan multimoda di masa
2. Mengurangi penggunaan kendaraan pada depan. Kondisi di Kota Yogyakarta saat ini,
daerah macet penggunaan teknologi ITS belum dapat terpenuhi
sebab telah dan sedang terus dibangun jaringan
3. Meningkatkan pelayanan angkutan umum pendukungnya yaitu Area Traffic Control System
4. Meningkatkan efisiensi manajemen transit (ATCS). Namun kedepannya tentu penggunaan ITS
internal merupakan hal yang harus dilaksanakan demi
memenuhi tuntutan kebutuhan transportasi yang
Sumber daya fiskal, energi dan lingkungan harus
berkelanjutan.
dikelola dengan benar agar tercapai manajemen
sistem transportasi yang baik. Aspek ekonomi dalam D. Standar Pelayanan Bidang Transportasi
manajemen sistem transportasi ditinjau secara makro
Pada studi ini, ruas jalan yang disurvei adalah jalan
dan tidak selalu dinilai dengan uang. Aspek
arteri dan kolektor dengan persyaratan kecepatan
ekonomi tersebut antara lain penurunan tingkat
rencana 60 km/jam untuk arteri primer, 30 km/jam
kemacetan, pengurangan biaya transportasi,
untuk arteri sekunder, 40 km/jam untuk kolektor
perlindungan lingkungan dan menghindari
primer dan 20 km/jam untuk kolektor sekunder
predatory pricing atau pentarifan yang tidak sesuai
(Wicaksono, N., Taofan, 2007). Sedangkan untuk
dengan kemampuan atau kewajiban pengguna
penyelenggaraan angkutan umum perkotaan, load
layanan angkutan umum (Malkhamah, 2014).
factor ideal adalah sebesar 70% (SK Dirjen Hubdat,
B. Permasalahan Transportasi Perkotaan 2002).
Pada umumnya permasalahan transportasi adalah Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan
bagaimana memindahkan orang dari distribusi ruang penelitian-penelitian terdahulu yaitu fokus penelitian
awal ke distribusi ruang akhir tertentu dengan biaya ini pada proses perencanaan siklus manajemen
paling rendah yang dimungkinkan (Brancolini, sistem transportasi dengan data terbaru yang diolah
2016). Biaya dalam hal ini adalah termasuk jarak menjadi bahan monitoring dan evaluasi kinerja
dan waktu. Hal tersebut menjadi salah satu argumen transportasi kota Yogyakarta. Penelitian ini juga
mengenai kepemilikan kendaraan bermotor pribadi menganalisis kebijakan serta langkah-langkah yang

2 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 9-16
telah dilakukan pemerintah untuk menjadi dasar methods yaitu strategi metode campuran konkuren/
rekomendasi manajemen sistem transportasi sewaktu yang berfokus pada strategi embedded
perkotaan Yogyakarta di masa mendatang concurent. Strategi ini memakai metode primer yang
berdasarkan dokumen-dokumen perencanaan dan menjadi panduan penelitian yaitu metode kualitatif
studi sistem transportasi yang telah ada dan kemudian didukung dengan metode kuantitatif
sebagai penguat. Data kualitatif untuk penelitian ini
III. Metodologi Penelitian didapat dari hasil pengamatan, diskusi dan analisis
dokumen, sedangkan untuk data kuantitatif didapat
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
dari survey lapangan, dokumen, laporan dan studi
Studi transportasi tidak dapat ditinjau sepotong- yang terdahulu.
sepotong sebab transportasi merupakan suatu sistem
yang saling berkaitan. Berdasarkan hal tersebut C. Pengumpulan Data
maka studi ini meneliti kawasan aglomerasi Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode
Perkotaan Yogyakarta (Gambar 1) namun lebih survei kecepatan pada tanggal 28 Agustus 2017
terpusat pada wilayah Kota Yogyakarta. Penelitian dengan metode floating car pada ruas-ruas jalan di
dilakukan mulai bulan Agustus 2017 untuk Kota Yogyakarta serta inner ring road pada jam
pengumpulan data primer sampai Februari 2018 puncak pagi dan sore. Metode floating car yaitu
untuk pengumpulan data sekunder. metode mengikuti kecepatan rata-rata mobil-mobil
yang berada dalam suatu ruas atau simpang
B. Jenis Penelitian
sehingga diketahui rata-rata kecepatan pada ruas
Penelitian ini menggunakan metode mixed tersebut. Jam puncak pagi dimulai dari pukul 06.00-
method 08.00 WIB dan pukul 15.30-17.30 WIB untuk jam
(Creswell, 2009) dengan strategi concurrent puncak sore.
mixed

Sumber: Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah,


2017
Gambar 1.

Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta, Danar Adi Nugroho dan Siti Malkhamah 11
Batas Wilayah
Aglomerasi Perkotaan
Yogyakarta.
Rentang waktu tersebut IV. Hasil dan Pembahasan
diprediksi menjadi jam
puncak kepadatan lalu Dalam Gambar 2
lintas yang terjadi dalam menunjukkan bagan
satu hari. Ruas jalan alir yang
yang disurvei adalah ruas dikembangkan oleh
jalan dengan fungsi arteri Gray dan Hoel
dan kolektor. Data yang (1979) dalam Khisty
didapat berupa waktu (2006),untuk
tempuh dan panjang merencanakan
dalam suatu ruas untuk manajemen sistem
kemudian diolah menjadi transportasi yang
data kecepatan. masih relevan sampai
saat ini. Terdapat 13
D. Analisis Data langkah dalam siklus
Data kualitatif untuk perencanaan ini
penelitian ini didapat dari seperti ditunjukkan
hasil pengamatan, yang menunjukkan
diskusi dan analisis siklus perencanaan
dokumen, sedangkan manajemen sistem
untuk data kuantitatif transportasi mulai
didapat dari survei dari mengawali
lapangan, dokumen, proses, menyiapkan
laporan dan studi yang skenario- skenario
terdahulu. tindakan, resiko dan
biaya tindakan,
sampai dengan
pelaksanaan tindakan.
Langkah pertama
adalah mengawali
proses kemudian
mengumpulkan data
kinerja pelayanan
transportasi untuk
kemudian diolah
berupa data
kuantitatif. Langkah Sumber: Gray dan Hoel, 1979 dalam Khisty, 2006
keempat Gambar 2.
Siklus Perencanaan Manajemen
Sistem Transportasi.
adalah kesempatan atau
mengidentifikasi peluang, untuk itu
masalah dan dengan analisis
kesempatan yang SWOT dipakailah
dapat dianalisis strategi S-O
dengan metode (Strength-
SWOT seperti Opportunity) dan
ditunjukkan pada W-T (Weakness-
Tabel 1. Threat) pada
Tabel 2 sebab
Pada langkah
dianggap paling
keempat ini
relevan. Langkah
disyaratkan untuk
kelima adalah
mengidentifikasi
memilih calon
permasalahan dan
proyek yang dalam
12 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 9-16
penelitian ini adalah Penilaian prioritas 1. Pelaksanaan PM 108 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
meningkatkan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek belum seluruhnya
proyek dituangkan
mobilitas orang. untuk pelanggarannya
dalam langkah
kesembilan dan 2. Aksesibilitas angkutan online dalam hal lokasi naik dan tu
Desain pendahuluan umum
pada langkah keenam ditunjukkan dalam
Tabel 3. 3. Tarif parker kendaraan pribadi relative murah (Perda No
dibuat dalam bentuk
tabel yang di Opportunity
Penyelesaian atau
dalamnya akan pemecahan alternatif 1. Rencana pembuatan flyover/underpass di Simpang Kentu
terdapat perkiraan dilakukan bila terdapat 2. Pemerintah berusaha memfasilitasi penggunaan sepeda
biaya dari langkah beberapa alternatif untuk 3. Mayoritas penggerak perekonomian adalah mahasiswa da
ketujuh dan dampak setiap proyek, namun 4. Kebutuhan akan kehandalan penerimaan informasi transp
dari langkah dalam penelitian ini 5. Bus perkotaan seluruhnya akan menggunakan sistem BRT
kedelapan yang semua alternatif
dituangkan dalam pelaksanaan program Threat
bentuk jangka waktu dipakai sehingga tidak 1. Operasional taksi dan ojek online pada dasarnya melanggar h
keefektifan dampak ada yang dihapuskan. KIR dan operasional/perijinan)
pada tabel. Langkah kesebelas 2. Becak motor melanggar undang-undang dan rawan kecelakaa
adalah mempersiapkan melalui uji tipe, sasis becak tidak cocok untuk kecepatan ting
program kasar, yaitu 3. Penutupan perlintasan sebidang di Perkotaan Yogyakarta tela
program yang telah tentang LLAJ, UU No.23/2007 tentang Perkeretaapian, PP N
dapat dilaksanakan KA, Permenhub No.36/2011 tentang Perpotongan dan Persim
namun masih Peraturan Ditjen Hubdat No.SK/770/KA.401 tentang Pedom
Jalur KA)
memerlukan review
maupun revisi. Langkah 4. Jumlah ojek dan taksi online semakin bertambah dengan tari
konvensional
kedua belas adalah
eksekusi program. 5. Aksesibilitas angkutan online dalam hal informasi ketersedia
Langkah terakhir lebih terbuka
Sumber: Hasil Analisis, 2018
dalam perencanaan
manajemen sistem kebijakan serta payung dengan program dan
transportasi Perkotaan hukum yang kegiatan yang lain.
Yogyakarta adalah mendukung terciptanya
Dukungan serta
pelaksanaan dari sistem transportasi
partisipasi aktif dari
program-program dan perkotaan yang lebih
masyarakat sangat
kegiatan yang telah baik. Keberhasilan
diperlukan agar seluruh
direncanakan. Dalam manajemen sistem
pelaksanaan dapat
melaksanakan program transportasi suatu
dan kegiatan tersebut perkotaan
diperlukan SDM yang membutuhkan
memiliki kompetensi, partisipasi berbagai
anggaran yang pihak. SDM
mencukupi, dan berkompetensi
memastikan perencana
Tabel 1. dan pelaku program
Analisis SWOT merupakan orang yang
ahli pada bidangnya.
Strength
Anggaran yang
1. Kendaraan Tidak Bermotor berupa becak dan andong dipertahankan
mencukupi sebagai bentuk kearifan
bergantung
2. Tarif bus Trans Jogja telah disubsidi 50% pada legislatif untuk
3. Manajemen dan operasional Trans Jogja semakin baik: menyetujuinya,
penggunaan tentu
penambahan armada, penambahan shelter diperlukan penjelasan
4. Penggunaan teknologi untuk memecahkan permasalahan dari transportasi
eksekutif (ATCS,
untuk CCTV,
dapat
Weakness
meloloskan
kegiatan tersebut.
Payung hukum sebagai
pedoman agar seluruh
program dan kegiatan
tidak menyalahi aturan
maupun berkonflik
Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta, Danar Adi Nugroho dan Siti Malkhamah 13
berjalan dalam jangka waktu
sebagaimana tertentu, misal 1. Di
mestinya. tahunan, dilakukan Ke
Sosialisasi evaluasi agar kendala Pa
kepada proyek dapat da
masyarakat terdeteksi dan m
memiliki peran pencapaian program T - atu
penting sebagai dapat optimal. 2. Pe
media Langkah-langkah ka
penyampaian dalam bagan alir sa
informasi dan ini dapat dilompati
3. PM
menampung berdasarkan besarnya be
aspirasi permasalahan,
Sumber: Hasil Analisis, 2018
masyarakat. Bila dampak maupun
proyek telah ketersediaan
berjalan maka anggaran. Namun
diperlukan demikian empat
monitoring agar langkah pertama
seluruh langkah harus dijalankan
dapat dijalankan sebab menjadi dasar
sesuai rencana. pengambilan arah
Kemudian pada kebijakan pada
akhir proyek langkah selanjutnya.

Tabel 2.
Strategi Dalam Metode SWOT

SWOT S
Strategi S-O
1. Fasilitas untuk kendaraan tidak bermotor
perlu ditingkatkan, selain untuk menjamin
keselamatan juga dapat menjadi ciri khas
Kota Yogyakarta sebagai daya tarik
pariwisata
2. Saat seluruh bus perkotaan telah berganti
menjadi Trans Jogja maka bekas trayek bus
konvensional dapat dipakai Trans Jogja
beserta segala fasilitasnya (shelter, halte
portabel, bus lane, transit)
O
3. Dapat dibuat kartu berlangganan Trans Jogja
untuk mahasiswa/pelajar berupa smart card
dengan basis kartu tanda mahasiswa/pelajar
4. Dapat dibuat smart card Trans Jogja khusus
wisatawan yang terintegrasi dengan moda lain
seperti becak, andong, Trans Jogja Wisata
ataupun sebagai tiket masuk obyek wisata di
Kota Yogyakarta
5. Optimalisasi ATCS dan VMS yang telah ada
untuk sarana informasi bagi wisatawan/supir
bus terkait ketersediaan parkir dan informasi
lainnya terkait lokasi wisata terdekat

14 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 9-16
Tabel 3.
Perencanaan Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta
Biaya Dampak Prioritas

Menengah

Kegiatan
Program
Panjang
Sangat Besar Besar
Sedang
No. Program dan Kegiatan

Kecil
Rencana Tata Ruang Perkotaan Yogyakarta
1. Pengaturan tata ruang kota √ √ √ √ √ √ 2 1
2. Penataan kawasan Central Business District √ √ √ 3
Rencana Jaringan Transportasi Jalan
1. Optimasi siklus APILL √ √ 1
2. Upgrading APILL ke ATCS dan ITS √ √ 2
3. Pembangunan jalan flyover/underpass √ √ 8
1
4. Normalisasi simpang √ √ √ 3
5. Fasilitasi Kendaraan Tidak Bermotor (KTB) √ √ √ 5
6. Manajemen perlintasan sebidang √ √ 4
7. Peningkatan fungsi jalan √ √ √ 7
Rencana Sistem Angkutan Umum
1. Smart card : Integrasi sistem tiket Trans
Jogja dengan kartu pelajar/mahasiswa √ √ 1
2. Penyediaan feeder di batas wilayah
aglomerasi Perkotaan Yogyakarta √ √ 6
3
3. Penambahan dan revitalisasi halte √ √ 2
4. Evaluasi rute √ √ 3
5. Pengembangan halte transit Trans Jogja di
Bundaran Kridosono √ √ 5
6. Penambahan armada Trans Jogja √ √ 4
Rencana Sistem Angkutan Wisata
1. Skenario drop off dan park and ride untuk weekend √ √ √ 4 1
2. Bus Trans Jogja Wisata √ √ √ 2
Rencana Fasilitasi Perparkiran
1. Penyediaan informasi tentang kapasitas
dan pengarahan parkir (VMS) √ √ 1
2. Penataan on street parking √ √ 5 2
3. Penambahan lokasi off street parking √ √ √ 3
4. Penyediaan lokasi park and ride di luar Kota
√ √ √ 4
Yogyakarta
Rencana Pemanfaatan Terminal Giwangan
1. Penyediaan area park and ride √ √ 6 1
2. Revitalisasi Terminal Giwangan √ √ 2
Sumber:HasilAnalisis, 2018
V. Kesimpulan Bagan alir perencanaan manajemen sistem transportasi
perkotaan Yogyakarta menggunakan bagan alir dari akan lebih mendekati kondisi sebenarnya bila
Gray dan Hoel yang telah memuat langkah-langkah memakai pemodelan transportasi.
untuk mendapatkan program dan kegiatan yang
dapat mewakili tujuan dan sasaran penelitian. Ucapan Terima Kasih
Digunakan 2 strategi SWOT yang menjadi dasar Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dinas
pengembangan perencanaan manajemen sistem Perhubungan Provinsi DIY, Dinas Perhubungan
transportasi perkotaan Yogyakarta. Pertama adalah Kota Yogyakarta, Dinas PUP-ESDM DIY, Dinas
strategi S-O yaitu fasilitas untuk kendaraan tidak PU PKP Kota Yogyakarta serta instansi dan pihak
bermotor perlu ditingkatkan, selain untuk menjamin lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
keselamatan juga dapat menjadi ciri khas Kota dalam membantu penyediaan data dan penyelesaian
Yogyakarta sebagai daya tarik pariwisata. Bila penelitian ini.
seluruh bus perkotaan telah berganti menjadi Trans
Jogja maka bekas trayek bus konvensional dapat Daftar Pustaka
dipakai Trans Jogja beserta segala fasilitasnya
Brancolini, A., Wirth, B. 2016. Equivalent formulations
(shelter, halte portabel, bus lane, transit) dan dibuat
for the branched transport and urban planning
kartu berlangganan Trans Jogja untuk mahasiswa/ problems. Journal de Mathématiques Pures
pelajar berupa smart card dengan basis kartu tanda et Appliquées 106(2016)695–724.
mahasiswa/pelajar. Smart card Trans Jogja khusus
wisatawan yang terintegrasi dengan moda lain Creswell, J., W. 2009. Research Design: Qualitative,
seperti becak, andong, Trans Jogja Wisata ataupun Quantitative and Mixed Methods Approaches.
London: Sage Publications.
sebagai tiket masuk obyek wisata di Kota
Yogyakartajuga perlu dipertimbangkan. Selain itu Gössling, Stefan. 2016. Urban Transport Justice. Journal
perlu optimalisasi ATCS dan VMS eksisting untuk of Transport Geography 54 (2016) 1-9.
sarana informasi bagi wisatawan/supir bus terkait Khisty, C.J., Lall, B.K. 2006. Dasar-dasar Rekayasa
ketersediaan parkir dan informasi lainnya terkait Transportasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
lokasi wisata terdekat.
Kuncoro, Mudrajad. 2006. Aglomerasi Perkotaan di
Kemudian strategi W-T yaitu perlunya koordinasi Daerah Istimewa Yogyakarta. UNISIA No.
khusus antara Kepolisian, Dinas Perhubungan dan 59/XXIX/I/2006.
Polisi Pamong Praja dalam penegakan aturan terkait LKFTUGM. 2017. Laporan Akhir Masterplan
daerah larangan parkir, keberadaan becak motor dan Transportasi Perkotaan. Yogyakarta: Badan
taksi online yang telah melanggar aturan. Penerapan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
manajemen lalu lintas diperlukan untuk kawasan Yogyakarta.
sekitar perlintasan sebidang bila saatnya perlintasan Makarovaa, Irina. 2016. Ensuring Sustainability of Public
ditutup permanen. Untuk mengatasi permasalahan Transport System through Rational Management.
akibat angkutan online maka PM 108/2017 agar Procedia Engineering 178 (2017) 137-146.
segera diberlakukan berikut segala aturan dan
Malkhamah, Siti. 2014. Perencanaan Transportasi
sanksinya.
Penumpang dan Barang. Bahan Kuliah. Magister
Prioritas perencanaan manajemen sistem transportasi Sistem dan Teknik Transportasi. Yogyakarta:
Perkotaan Yogyakarta secara berurutan adalah Universitas Gadjah Mada.
Rencana Jaringan Transportasi Jalan, Rencana Tata Wicaksono, N., Taofan. 2007. Perencanaan Flyover
Ruang Perkotaan Yogyakarta, Rencana Sistem Jatingaleh Ruas Jalan Setia Budi-Teuku Umar
Angkutan Umum, Rencana Sistem Angkutan Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas
Wisata, Rencana Fasilitasi Perparkiran dan Rencana Diponegoro.
Pemanfaatan Terminal Giwangan. Pemerintah Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang
VI. Saran Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan
Metode wawancara mendalam dapat digunakan agar Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.
mendapat pandangan tentang arah kebijakan Jakarta.
transportasi secara mendetail. Proyeksi untuk Pemerintah Republik Indonesia. 2002. Surat Keputusan
monitoring kinerja manajemen sistem transportasi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor
687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah
Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur.
Jakarta.

Potrebbero piacerti anche