Sei sulla pagina 1di 10

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA FISKUS

(Studi pada Fiskus (Pegawai Pajak) KPP Pratama Batu)

Moch. Fatkur Fadhilah


Nengah Sudjana
Nila Firdausi Nuzula
(PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya,

ABSTRACT
The study examined the relationship between tax reform represented by the structure variable (X1), Procedures
(X2), Strategy (X3), Culture (X4) on the performance of the tax authorities (tax officials). This research is a
quantitative research throught survey or questionnaire approach. Methods of data analysis using multiple linear
regression analysis. Data retrieved by using non probabilty sampling with quota sampling approach, to obtain a
sample of 57 respondents. Based on these studies it is known that the performance of the tax authorities is
influenced by the structure and procedures of the organization, while the organization's strategy and culture did
not affect significantly. In testing it was found that organizational strategies are still centralisasi strategy, the
strategy derived from the central office, KPP Pratama Batu can not implement its own strategy to collect taxes in
the Batu city. the existence of the diverse interests of organizational culture in public organizations, in turn,
affects public organizations in terms of type of activity, funding strategies, and the implementation or execution
of activities. It also affects the organizational culture, where public organizations are KPP Pratama Batu could
not develop an organizational culture that is solely focused on direct user or customer.

Keyword : Taxation, Structure Organization, Procedure Organization, Strategy Organization,


Culture Organization, Performance of Tax Authorities

PENDAHULUAN Reformasi perpajakan di Indonesia


Pajak merupakan sumber penerimaan merupakan salah satu program pemerintah
pemerintah yang digunakan untuk membiayai untuk meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal
pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Pajak (DJP). Hal ini dilakukan dengan
Ketergantungan negara terhadap pajak tidak pembenahan pegawai perpajakan guna
dapat terhindarkan, karena sesuai prinsip meningkatkan kemampuan dan keterampilan
demokrasi dimana konsep pemerintahan “dari dalam rangka memahami, menguasai, dan
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Bagi negara melaksanakan peraturan perpajakan yang
maju, kebutuhan akan pajak semakin besar berlaku. Selain itu juga membenahi baik
karena negara tidak dapat bergantung menyangkut prosedur, tata kerja, disiplin,
terhadap pinjaman, sehingga dapat kita maupun mental fiskus. Bagi DJP juga
simpulkan bahwa untuk menjadi negara maju menekankan pada peningkatan pelayanan
suatu negara harus mampu mengelola kepada Wajib pajak, agar dapat mendorong
pajaknya dengan efektif dan efisien, guna kepatuhan Wajib pajak yang akhirnya akan
kepentingan pembangunan nasional. mempengaruhi kineja fiskus (pegawai pajak)
Pajak bersifat dinamis dan mengikuti dalam peningkatan pajak. Beberapa
perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi permasalahan yang dihadapi Direktorat Jenderal
negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan Pajak (DJP) pada masa sebelum dilakukannya
peningkatan penerimaan menjadi alasan reformas administrasi perpajakan meliputi:
dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu 1. Kesulitan untuk mengetahui besarnya
ke waktu, yang berupa penyempurnaan potensi pajak.
terhadap sistem perpajakan. Reformasi sistem 2. Persepsi masyarakat tentang pajak
perpajakan yang ideal diharapkan dapat cenderung negatif.
menunjang negara dalam memenuhi Masyarakat mempertanyakan ke mana
kebutuhan akan pajak. uang pajak dialirkan, karena pihak-

1
pihak yang telah membayar pajak modernisasi administrasi perpajakan bagi Wajib
tidak merasakan manfaat membayar Pajak adalah simplicity, dimana alur pekerjaan
pajak. lebih sederhana dan certainity yaitu terdapat
3. Dilihat dari sisi pemenuhan kewajiban kepastian dalam melaksanakan peraturan
perpajakan, tingkat kepatuhan masih perpajakan.
rendah dan Direktorat Jenderal pajak Program reformasi administrasi perpajakan
(DJP) belum belum mempunyai telah mendapat peran cukup penting dalam
metodologi penggalihan potensi pajak menentukan masa depan Direktorat Jenderal
yang baku, sehingga upaya eksten dan Pajak (DJP). Apabila seluruh aspek reformasi
intensifikasi perpajakan menjadi dalam sudah berjalan dengan baik, maka pihak
terkendala. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat melakukan
4. Organisasi dan jumlah pegawai penilaian berbasis kinerja kepada para pegawai
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) karena kebijakan reformasi administrasi
yangsangat besar dengan manajemen perpajakan yang telah dijalankan telah
SDM yang secara umum belum baik memberikan dampak yang besar bagi
menyangkut : career path, reward and pertumbuhan penerimaan pajak.
punishment, sistem mutasi dan Penilaian kineja fiskus (pegawai pajak)
promosi, maupun pendidikan dan khususnya setelah berlakunya reformasi
pelatihan menyebabkan kualitas administrasi perpajakan merupakan evaluasi
Sumber Daya Manusia (SDM) kinerja fiskus dalam melaksanakan ketentuan
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) masih perpajakan yang berlaku. Menurut Setiyati dan
rendah. Amir yang dikutip Kariyoto (2011:66) untuk
Kebijakan reformasi sangat erat kaitannya mengukur keberhasilan dari kinerja fiskus
dengan administrasi, tujuan administrasi (pegawai pajak) dalam pemungutan pajak
sendiri menurut Kusdi (2009:228) adalah melalui : Cost of collection tax, Tax coverage ratio,
mengelola berbagai upaya perubahan di dalam Tax gap, Tingkat pengembalian Surat Pemberitahuan
organisasi sesuai dengan kondisi-kondisi dan (SPT), dan Besarnya tunggakan wajib pajak.
karakteristik-karakteristik perubahan yang Pengukuran kinerja fiskus merupakan upaya dari
harus dilakukan. DJP dalam menilai keberhasilan reformasi administrasi
mengimplementasikan peran administrasi perpajakan. Karena penilaian kerja merupakan
dalam reformasi perpajakan telah melakukan analisis dan interpretasi keberhasilan atau
perubahan dalam berbagai aspek. Perubahan kegagalan suatu kebijakan, khususnya kebijakan
tersebut melalui perubahan struktur, prosedur, KPP Pratama Batu dalam menjalankan tugas
strategi, dan budaya organisasi. mengamankan pendapatan negara di
Reformasi administrasi yang telah lingkungan Kota Batu.
dilakukan tersebut sebagai bentuk usaha DJP Kota Batu sebagai salah satu kota wisata
untuk mengamankan pendapatan negara dari terbesar di Jawa timur, memiliki potensi pajak
sektor pajak. Dengan perbandingan yang ada yang besar dikarenakan Kota Batu akan menjadi
dalam pengelolaan pajak di berbagai negara, salah satu tujuan investor setiap tahunnya.
utamanya negara-negara yang lebih maju, agar Investasi tersebut meliputi berbagai macam
mudah diaplikasikan dan dilaksanakan maka sektor bidang usaha terutama usaha pada sektor
disusun konsep perpajakan ala Indonesia. wisata, penginapan, dan resotan. Pertumbuhan
Sistem administrasi perpajakan modern juga investasi masih akan terus meningkat yang
merangkul kemajuan teknologi terbaru berdampak pada meningkatnya potensi pajak
dengan berbagai modul otomasi kantor yang sebagai akibat bertambahnya Wajib pajak di Kota
diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol Batu. Berikut peningkatan Wajib pajak yang
yang lebih efektif ditunjang dengan penerapan terdaftar mulai tahun 2010-2013.
kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) yang mengatur perilaku pegawai dalam
melaksanakan tugas. Sehingga manfaat yang
dapat diperoleh dari penerapan sistem

2
Pengertian Fiskus (Pegawai pajak)
Jumlah Wajib Pajak Fiskus adalah pegawai pajak yang
berkewajiban melakukan pembinaan, penelitian
30000
dan pengawasan serta pemeriksaan kewajiban
20000 perpajakan wajib pajak berdasarkan ketentuan
dalam perundang-undangan perpajakan.
10000 Wajib Pajak Administrasi Perpajakan
Nowark dalam Triwigati (2013:28)
0 menyebutkan bahwa istilah “administrasi
2010 2011 2012 2013 perpajakan” dapat diartikan secara sempit dan
secara luas. Dalam arti sempit, administrasi
Gambar 2. Peningkatan Jumlah Wajib Pajak perpajakan merupakan penatausahaan dan
Tahun 2010 - 2013 pelayanan atas hak-hak dan kewajiban-
Sumber : KPP Pratama Batu kewajiban pembayar pajak, baik penatausahaan
dan pelayanan yang dilakukan di kantor pajak
Peningkatan jumlah Wajib pajak di Kota maupun di tempat wajib pajak. Sedangkan
Batu tersebut perlu menjadi perhatian, karena dalam arti luas, administrasi perpajakan
tugas dan tanggung jawab fiskus (pegawai dipandang sebagai :
pajak) menjadi semakin besar, sehingga sudah 1. Fungsi, meliputi fungsi perencanaan,
sewajarnya fiskus perlu meningkatkan pengorganisasian, penggerakan, dan
kinerjanya. Meningkatnya kinerja perpajakan pengadilan perpajakan.
menjadikan reformasi administrasi perpajakan 2. Sistem, sebagai suatu sistem,
yang telah dilakukan berjalan sesuai dengan administrasi perpajakan merupakan
yang diharapkan pemerintah dan rakyat seperangkat unsure (subsistem) yaitu
Indonesia. Fenomena tersebut menjadikan peraturan perundangan, sarana dan
peneliti tertarik untuk menjadikan Kota Batu prasarana, dan wajib pajak yang saling
sebagai wilayah kerja KPP Pratama Batu berkaitan secara bersama – sama
sebagai objek penelitian. menjalankan fungsi dan tugasnya untuk
Reformasi administrasi perpajakan mencapai tujuan tertentu.
diharapkan meliputi pembenahan administrasi 3. Lembaga, sebagai lembaga, administrasi
dan kinerja pegawai perpajakan, kenyataan perpajakan merupakan institusi yang
bahwa sebelum reformasi perpajakan, kinerja mengelola sistem dan melaksanakan
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dinilai belum proses pemajakan.
optimal Dengan menerapkan reformasi
Reformasi Perpajakan
administrasi perpajakan secara menyeluruh,
Menurut Pandiangan dalam Triwigati
diharapkan kinerja fiskus (pegawai pajak)
(2013:26), reformasi perpajakan secara
semakin meningkat. Berdasarkan uraian diatas
komprehensif sebagai suatu kesatuan dilakukan
peneliti tertarik untuk menulis, dengan judul
terhadap 3 (tiga) bidang pokok atau utama yang
“Pengaruh Reformasi Administrasi
secara langsung menyentuh pilar perpajakan
Perpajakan Terhadap Kinerja Fiskus
sebagaimana yang menjadi sasaran sejak tahun
(Pegawai Pajak)”
2002, yaitu :
1. Bidang Administrasi, yakni melalui
TINJAUAN PUSTAKA
modernisasi administrasi perpajakan
Pengertian Pajak
2. Bidang Peraturan, dengan melakukan
Pajak adalah kontribusi Wajib pajak
amandemen terhadap undang-undang
kepada negara yang terutang oleh orang
Perpajakan
pribadi atau badan yang bersifat memaksa
3. Bidang Pengawasan, membangun bank
berdasarkan undang-undang dengan tidak
data perpajakan nasional
mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi Penerapan Reformasi Administrasi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Perpajakan

3
Menurut Nasucha dalam Triwigati faktor, peluang, dan sumber daya yang ada
(2013:30), reformasi administrasi perpajakan sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi
adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja dapat dicapai dengan berhasil dan selamat.
administrasi, baik secara individu, kelompok, a. Kampanye sadar dan peduli pajak
maupun kelembagaan agar lebih efisien, b. Simplifikasi administrasi perpajakan
ekonomis, dan cepat. Menurut Nasucha dalam c. Intensifikasi dan ekstensifikasi
Iqbal (2011:24) menyebutkan penerapan penerimaan pajak.
reformasi administrasi perpajakan meliputi d. Mengembangkan mekanisme internal
struktur organisasi, prosedur organisasi, quality control
strategi organisasi, dan budaya organisasi. e. Bekerja sama dengan instansi lain
Penjelesannya meliputi :
1. Modernisasi Struktur Organisasi 4. Modernisasi Budaya Organisasi
Bahwa struktur organisasi adalah unsur Budaya organisasi didefinisikan sebagai
yang berkaitan dengan pola-pola peran yang sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai
sudah ditentukan dan hubungan antar peran, yang berkembang dalam organisasi dan
alokasi kegiatan kepada sub unit-sub unit mengarahkan perilaku anggota-anggotanya.
terpisah, pendistribusian wewenang di antara Budaya organisasi mewakili persepsi umum
posisi administratif, dan jaringan komunikasi yang dimiliki oleh anggota organisasi.
formal. a. Menerapkan kode etik terhadap seluruh
a. Pembentukan organisasi berdasarkan pegawai Direktorat
fungsi. b. Penyiapan SDM yang berkualitas dan
b. Spesifikasi tugas dan tanggung jawab. professional
c. Menyelesaikan dan menyempurnakan c. Melakukan penyempurnaan sistem
Sistem Informasi Perpajakan (SIP) manajemen SDM
menjadi Sistem Administrasi d. Perkantoran modern
Perpajakan Terpadu (SAPT). e. Bekerja sama dengan instansi
d. Pendelegasian wewenang melalui pemerintah dalam melaksanakan
kordinasi yang memiliki rentang pengawasan terhadap kinerja
kendali perpajakan.
e. Jalur pengawasan tugas pelayanan dan
pemeriksaan. Kinerja Fiskus ( Pegawai Pajak)
Kinerja fiskus di dalam perpajakan
2. Modernisasi Prosedur Organisasi merupakan kemampuan Direktorat Jenderal
Pembahasan dan pemahaman prosedur Pajak mengumpulkan pajak dari masyarakat
organisasi berpijak pada aktivitas organisasi sebagai represenatasi kebijakan pemerintah.
yang dilakukan secara teratur. yang meliputi : (tax collecton of cost) perbandingan
a. Pelayanan satu pintu melalui Account biaya pemungutan pajak dengan penerimaan;
Representative. (tax coverage radio) perbandingan potensi dengan
b. Dukungan teknologi informasi penerimaan pajak; (tax gap ratio) perbandingan
modern. antara realisasi dengan perencanaan penerimaan
c. Proses komunikasi. pajak; kepatuhan penyampaian SPT; dan
d. Pengambilan keputusan berdasarkan tunggakan Wajib pajak.
Standar Operation Procedure
e. Ketentuan perpajakan yang berlaku Model Penelitian
meliputi kepastian hukum, keadilan
dan kesederhanaan. Reformasi Kinerja
Administras Fiskus
3. Modernisasi Strategi Organisasi
i Perpajakan
Strategi organisasi dipandang sebagai
siasat, sikap pandangan dan tindakan yang
bertujuan memanfaatkan segala keadaan, Gambar 3. Model Konsep 0

4
Sumber : Data primer yang diolah organisasi dalam hal ini adalah kinerja fiskus
(pegawai pajak)
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Fiskus (Pegawai Pajak)
X1 Dapat disimpulkan bahwa budaya
Struktur organisasi sangat perlu diterapkan dan selalu
Organisasi dilakukan pengawasan, karena sangat
berhubungan dengan lingkungan organisasi.
X2
Lingkungan organisasi akan mempengaruhi
Prosedur Y kinerja karyawan dalam hal ini adalah fiskus
Organisasi
(pegawai pajak)
Kinerja Hipotesis Penelitian
X3 fiskus H1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan dari
Strategi organisasi struktur organisasi terhadap kinerja
fiskus (pegawai pajak)
X4 H2 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan dari
Budaya Organisasi prosedur organisasi terhadap kinerja
fiskus (pegawai pajak)
H3 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan dari
Gambar 4. Model Hipotesis strategi organisasi terhadap kinerja
Sumber : Data primer yang diolah fiskus (pegawai pajak)
H4 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan dari
Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap budaya organisasi terhadap kinerja
Kinerja Fiskus (Pegawai Pajak) fiskus (pegawai pajak)
Dapat disimpulkan bahwa Struktur yang H5 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan dari
baik dan mudah dipahami akan memudahkan struktur organisasi, prosedur
karyawan dalam hal ini fiskus (pegawai pajak) organisasi, strategi organisasi, dan
untuk melaksanakan kewajibannya untuk budaya organisasi terhadap kinerja
memberikan pelayanan yang maksimal kepada fiskus (pegawai pajak)
wajib pajak, dan secara tidak langsung
meningkatkan kinerja fiskus sendiri dalam METODE PENELITIAN
melaksanakan administrasi perpajakan. Jenis penelitian yang digunakan dalam
Pengaruh Prosedur Organisasi Terhadap penelitian ini adalah penelitian penjelasan
Kinerja Fiskus (Pegawai Pajak) (explanatory research). Sedangkan pendekatan
Dapat disimpulkan bahwa dengan penelitian ini menggunakan pendekatan
prosedur organisasi yang efektif dan efisien kuantitatif. Penelitian ini dikategorikan dalam
rangkaian dari suatu tata kerja yang berurut, penelitian survey karena data penelitian
tahap demi tahap serta jelas menunjukkan jalan diperoleh dengan menggunakan instrumen
atau arus (flow) yang harus ditempuh dari kuisioner.
mana pekerjaan berasal, kemana diteruskan Populasi dan Sampel Penelitian
dan kapan atau dimana selesainya, dalam Populasi yang diambil pada penelitian ini
rangka penyelesaian sesuatu bidang adalah fiskus efektif di lingkungan di Kantor
pekerjaan/tugas dapat berjalan dengan baik Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Batu yang
Pengaruh Strategi Organisasi Terhadap berjumlah 67 orang. Sampel dari penelitian ini
Kinerja Fiskus (Pegawai pajak) diambil dari populasi fiskus pada Kantor
Dapat disimpulkan bahwa strategi Pelayanan Pajak Pratama Batu. Untuk anggota
berperan penting dalam meningkatkan kinerja populasi yang diambil sebagai sampel adalah
fiskus dalam penerimaan pajak, dikarenakan sebanyak 57 orang responden, responden
strategi yang tepat dan sesuai dapat diambil di tiap seksi pada KPP Pratama Batu
meningkatkan motivasi kinerja karyawan yang mudah ditemui.
untuk mencapai visi, misi, dan tujuan Teknik Pengambilan Sampel

5
Teknik pengambilan sampel fiskus (variabel independen) terhadap variabel terikat
(pegawai pajak) di Kantor Pelayanan Pajak (variabel dependen).
(KPP) Pratama Batu menggunakan non a. Pengujian Hipotesis
probability sampling yang merupakan teknik Hipotesis yang akan digunakan dalam
quota sampling, yaitu teknik penentuan penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya
sampel yang dilakukan atas dasar jumlah atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel
jatah yang digunakan. terikat.
Uji Kualitas Data Uji t (Pengujian secara Parsial)
Uji validitas kuisioner penelitian ini Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
menggunakan teknik Pearson Product Moment, signifikansi peran secara parsial antara variabel
yaitu mengkorelasikan skor item dengan skor independen terhadap variabel dependen dengan
total dengan tingkat signifikansi 5%. mengasumsikan bahwa variabel independen lain
Selanjutnya dilakukan uji realibilitas untuk dianggap konstan.
mengukur kekonsistenan jawaban responden. Uji F (Pengujian secara Simultan)
Untuk mengukur konsistensi instrument, maka Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
dilakukan pengujian menggunakan teknik pengaruh semua variabel independen yang
statistik Cronbach’s Alpha dengan tingkat terdapat di dalam model secara bersama-sama
signifikansi sebesar 5%. (simultan) terhadap variabel dependen.
Metode Analisis Data b. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Peneliti menggunakan SPSS (Statistical Koefisien determinasi (R2) pada intinya
Program for Social Scane) versi 17.0 yang mengukur seberapa jauh (%) pengaruh variabel
digunakan untuk memberikan gambaran bebas (X) yang dimasukkan dalam model
mengenai pengaruh reformasi administrasi mempengaruhi variabel terikat (Y), sedangkan
perpajakan terhadap kinerja fiskus (pegawai sisanya dipengaruhi variabel bebas lain yang
pajak). teknik analisi yang digunakan sebagai tidak dimasukkan ke dalam model.
berikut :
1. Analisis deskriptif HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik analisis deskriptif, yaitu statistika Analisis Regresi Linier Berganda
juga digunakan untuk menganalisis data yang Pengujian terhadap hipotesis dilakukan
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa dengan menggunakan model analisis regresi
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku linier berganda. dengan menggunakan SPSS 17
untuk umum atau generalisasi dari 57 dapat dilihat pada tabel berikut:
kuesioner yang terkumpul
2. Uji Asumsi Klasik Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda
Untuk membuktikan apakah model regresi Variabel b Beta Interpretasi
linier berganda yang dipergunakan dalam Bebas Sig t
penelitian memiliki persamaan yang tidak bias, Konstanta 0,963
maka selanjutnya akan dilakukan evaluasi X1 0,645 0,605 Signifikan
ekonometrika. Evaluasi ekonometrika terdiri X2 0,373 0,389 Signifikan
dari uji normalitas, uji multikolineritas, uji X3 0,051 0,053 Tidak
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Signifikan
Namun dalam penelitian ini tidak X4 0,134 0,159 Tidak
menggunakan uji autokorelasi karena data Signifikan
yang digunakan bukan merupakan data time R 0,86
series atau waktu berkala R Squere 0,75
3. Analisis Regresi Linier Berganda Adjust R 0,73
Metode analisis yang digunakan dalam Std Error 14600
penelitian ini adalah analisis regresi linier Sumber : Data Primer yang diolah
berganda. Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk menginformasikan besarnya Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
pengaruh dua atau lebih variabel bebas penelitian dengan analisis regresi antara variabel

6
bebas yaitu struktur, prosedur, strategi, dan Dari uraian hasil diatas maka dapat disimpulkan
budaya terhadap variabel terikat yaitu kinerja hasil analisis secara parsial dapat diuraikan
Fiskus diperoleh persamaan regresi : sebagai berikut
Y = 0,963 + 0,645 X1+ 0,373 X2 + 0,051 X3 - 0,134 a) Variabel Struktur Organisasi (X1)
X4 mempunyai Sig. t sebesar 0,000 atau Sig t <
Adjusted R Squere adalah 0,739 atau 74% artinya 5% ( 0,000 < 0,05) dan t hitung > t Tabel (
variabel struktur organisasi, prosedur organisasi, 5.420 > 2.007) maka secara parsial variabel
strategi organisasi, dan budaya organisasi dalam struktur organisasi berpengaruh signifikan
penelitian ini berpengaruh terhadap variabel terhadap kinerja fiskus. Dilihat dari nilai
terikat kinerja fiskus sebesar 74%, sedangkan koefisiennya variabel struktur organisasi
sisanya sebesar 26% dipengaruhi oleh variabel bertanda positif 0,645, sehingga antara
lain diluar model penelitian ini reformasi struktur organisasi dengan
Hasil Pengujian Hipotesis kinerja fiskus mempunyai hubungan yang
1. Pengujian Hipotesis Simultan positif dan searah. Jika (X1) naik atau
bertambah maka kemungkinan adanya
Tabel 3. Hasil Uji F kinerja fiskus (Y) juga meningkat, dan
H Hasil Uji F Interpretasi sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya
H 5 F Hitung = 39,971 (F Hit > F Tab) konstan
F Tabel = 2,550 (Sig t < 5%) b) Variabel Prosedur Organisasi (X2)
Sig F = 0,000 mempunyai Sig. t sebesar 0,002 atau Sig t <
Sumber : Data Primer yang diolah 5% (0,002 < 0,05) dan t Hitung > t Tabel
(3,265 > 1,675) maka secara parsial variabel
Hasil analisis regresi linier berganda pada prosedur organisasi berpengaruh
alpha sebesar 0,05 diperoleh F Tabel 2,550 signifikan terhadap kinerja fiskus. Dilihat
sedangkan F hitung sebesar 39,971 sehingga dari nilai koefisiennya variabel struktur
dari perhitungan dapat diketahui F Hitung > F organisasi bertanda positif 0,373, sehingga
Tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, antara reformasi struktur organisasi
dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan kinerja fiskus mempunyai
secara serentak variabel struktur organisasi, hubungan yang positif dan searah. Jika
prosedur organisasi, strategi organisasi, (X2) naik atau bertambah maka
budaya organisasi berpengaruh terhadap kemungkinan adanya kinerja fiskus (Y)
kinerja fiskus juga meningkat, dan sebaliknya dengan
asumsi variabel lainnya konstan
2. Pengujian Hipotesis Parsial
c) Variabel Strategi organisasi (X3)
mempunyai Sig. t sebesar 0,523 atau Sig t >
Tabel 4. Hasil Uji t
5% (0,523 > 0,05) dan t Hitung < t Tabel
H Hasil Uji t Interpretasi
(0,643<1,675) maka secara parsial variabel
H1 t Hit = 5,420 (t Hit > t Tab) strategi organisasi tidak berpengaruh
t Tab = 2,007 (Sig t < 5%) signifikan terhadap kinerja fiskus. Dilihat
Sig t = 0,000 dari nilai koefisiennya variabel struktur
H2 t Hit = 3,265 (t Hit > t Tab) organisasi bertanda positif 0,051, sehingga
t Tab = 2,007 (Sig t < 5%) antara reformasi struktur organisasi
Sig t = 0,002 dengan kinerja fiskus mempunyai
H3 t Hit = 0,643 (t Hit < t Tab) hubungan yang positif dan searah. Jika
t Tab = 2,007 (Sig t < 5%) (X3) naik atau bertambah maka
Sig t = 0,523 kemungkinan adanya kinerja fiskus (Y)
H4 t Hit = -1,685 (t Hit < t Tab) juga meningkat, dan sebaliknya dengan
t Tab = 2,007 (Sig t > 5% ) asumsi variabel lainnya konstan
Sig t = 0,98 d) Variabel Budaya Organisasi (X4)
Sumber : Data Primer yang diolah mempunyai Sig. t sebesar 0,98 atau Sig t >
5% (0,98 > 0,05) dan -t Hitung < t Tabel (-

7
1,685<1,675) maka secara parsial variabel Batu merupakan organisasi publik, yang segala
budaya organisasi tidak berpengaruh bentuk mekanisme organisasi untuk mencapai
signifikan terhadap kinerja fiskus. Dilihat tujuan, diatur oleh pusat atau centralisasi
dari nilai koefisiennya variabel struktur 4. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
organisasi bertanda negatif 0,134, Kinerja Fiskus
sehingga antara reformasi budaya Pernyataan hipotesis keempat bahwa
organisasi dengan kinerja fiskus Budaya Organisasi berpengaruh positif dan
mempunyai hubungan yang negatif. Jika signifikan terhadap kinerja fiskus tidak terbukti.
(X4) naik atau bertambah maka tidak Berdasarkan hasil penelitian adalah budaya
berarti juga meningkat kinerja fiskus (Y). organisasi cenderung negatif, hal ini berarti
bahwa meningkatnya budaya menyebabkan
Pembahasan Hasil Penelitian kinerja fiskus yang negatif. Peneliti berasumsi
1. Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap bahwa budaya organisasi pada KPP Pratama
Kinerja Fiskus Batu yang tinggi dalam hal ini pada budaya kerja
Pernyataan hipotesis pertama bahwa fiskus (pegawai pajak), menyebabkan kinerja
Struktur Organisasi berpengaruh positif dan fiskus semakin menurun. Berdasarkan kuesioner
signifikan terhadap kinerja fiskus terbukti. pada pertanyaan “Pemberian sanksi
Pembentukan struktur yang tepat, akan pelanggaran kode etik dan pemberian tambahan
memudahkan jalur pengawasan Wajib pajak. penghasilan merupakan konsep reward dan
2. Pengaruh Prosedur Organisasi Terhadap punishment”, penulis berasumsi bahwa jika
Kinerja Fiskus konsep reward and punishment terus ditingkatkan
Pernyataan hipotesis kedua bahwa dalam hal ini mekanismenya, maka
Struktur Organisasi berpengaruh positif dan kemungkinan akan terjadinya salah paham
signifikan terhadap kinerja fiskus terbukti. antara pegawai menjadi semakin tinggi, karena
Prosedur organiasasi yang menekankan tugas fiskus sendiri dalam memungut pajak
kepastian hukum dan keadilan bagi Wajib adalah kerjasama tim, tidak berorientasikan
pajak memberikan jaminan kepada Wajib pajak pekerjaan pribadi. Salah satu wujud reward and
dalam menjalankan kegiatan perpajakannya punishment yaitu dalam hal mutasi dan
3. Pengaruh Strategi Organisasi Terhadap pemberhentian, bisa menjadi salah satu
Kinerja Fiskus penyebab turunya kinerja, bisa jadi dengan
Pernyataan hipotesis ketiga bahwa Strategi mutasi, pegawai yang berlebihan, pegawai
Organisasi berpengaruh positif dan signifikan dihadapkan dengan proses adaptasi kembali
terhadap kinerja fiskus tidak terbukti. Strategi dengan lingkungan kerja yang baru dalam
organisasi yang tidak berpengaruh terhadap menjalankan tugas untuk melayani Wajib pajak.
kinerja fiskus, disebabkan karena tidak selalu Dalam hal pemberhentian, maka otomatis
strategi yang disusun dapat pegawai pajak akan berkurang yang secara tidak
diimplemmentasikan secara sempurna. Bisa langsung mengurangi kinerja perpajakan dari
jadi, terdapat kelemahan-kelemahan dan KPP tersebut.
kekeliruan. Hal ini bisa terjadi karena setiap 5. Pengaruh Struktur Organisasi, Prosedur
KPP khsuusnya KPP Pratama Batu memiliki Organisasi, Strategi Organisasi, Budaya
sumber daya dan lingkungan kerja yang bisa Organisasi Terhadap Kinerja Fiskus
jadi berbeda dengan KPP lainnya, akibatnya Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat
standar strategi organisasi yang ditentukan pengaruh yang signifikan dan positif antara
oleh kantor pusat terimplementasikan berbeda reformasi administrasi perpajakan terhadap
di setiap KPP khususnya KPP Pratama Batu kinerja fiskus. Hal ini mendukung hasil penelitian
yang wilayah kerjanya adalah Kota Batu. Dapat kariyoto (2011). Dengan hasil ini menunjukkan
disimpulkan bahwa KPP Pratama Batu hanya bahwa fiskus menyambut positif adanya
menerapkan standar operasional pekerjaan reformasi administrasi perpajakan. Reformasi
yang cenderung tidak dinamis dan konstan administrasi melalui perubahan struktur,
yang mengakibatkan implementasi strategi prosedur, strategi, dan budaya organisasi,
tidak dapat berjalan, dikarenakan KPP Pratama

8
dilakukan untuk meningkatkan pelayanan Walaupun program dan kegiatan reformasi
dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. administrasi perpajakan dibagi menjadi empat
Fiskus setelah reformasi administrasi hal yaitu reformasi atau perubahan pada
dituntut untuk mengelola kinerja dengan struktur, prosedur, strategi, dan budaya yang
efektif dan efisien. terutama dalam hal efisiensi memberikan kontribusi yang berbeda terhadap
yang diharapkan fiskus dapat memungut pajak kinerja fiskus, namun dalam prakteknya,
dalam jumlah besar dengan biaya pemungutan merupakan kesamaan rangkaian kegiatan.
yang kecil. Berikut tabel perbandingan jumlah Peningkatan kinerja merupakan tujuan dan cita
biaya dan pemungutan KPP Pratama Batu : setiap unit kerja dan sebagai instansi pemerintah
yang bertugas memungut pajak. Kinerja fiskus
100% tersebut akan meningkatkan customer satisfaction
atau kepuasan Wajib pajak. Karena wajib pajak
80%
Realisasi perlu mendapatkan pelayanan yang baik dan
60%
kepastian bahwa pajak yang dibayar kan
40% digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan
Biaya
20% Pemungutan bersama
0% KESIMPULAN DAN SARAN
2010 2011 2012 2013 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini
dapat memberikan bukti empiris bahwa
Gambar 5. Perbandingan Biaya dan Realisasi
penerapan Reformasi Administrasi
Pemungutan Pajak
Perpajakan yang diwakili oleh variabel
Sumber : Data Primer yang diolah
Struktur Organisasi, Prosedur Organisasi,
Strategi Organisasi, dan Budaya
Berdasarkan gambar tersebut dapat
Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja
disimpulkan bahwa KPP Pratama Batu telah
Fiskus secara Simultan.
menjalankan tugas memungut pajak dengan
2. Sedangakan secara parsial hanya variabel
efisien karena presentase penggunaan biaya
Struktur Organisasi dan Prosedur
yang setiap tahun cenderung menurun. Secara
Organisasi sedangkan Variabel Strategi
efektif dapat terlihat dari peningkatan
Organisai dan Budaya Organisasi tidak
penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan)
berpengaruh dan tidak signifikan
Wajib pajak. Berikut data presentase
3. Nilai koefisien determinasi R2 atau
penerimaan SPT pada tahun 2010-2012 di KPP
Adjusted R Squere adalah 0,739 artinya
Pratama Batu.
variabel struktur organisasi, prosedur
Tabel 5. Presentase Penerimaan SPT organisasi, strategi organisasi, dan budaya
Tahun 2010 2011 2012 organisasi dalam penelitian ini
Penerimaan berpengaruh terhadap variabel terikat
59,9 % 64,9 % 79,7 % kinerja fiskus sebesar 74%, sedangkan
SPT
Sumber : KPP Pratama Batu sisanya sebesar 26% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model penelitian ini
Tabel 5. memberikan gambaran mengenai Saran
sejauh mana penyampaian SPT di wilayah 1. Kekurangan dan kelemahan dalam
kerja KPP Pratama Batu, dapat dilihat bahwa penerapan Reformasi Administrasi
setiap tahun penyampaian SPT meningkat. Perpajakan pada KPP dan Kantor
Walaupun belum mencapai 100% (seratus Wilayah, khususnya KPP Pratama Batu
persen), namun hal tersebut menjelaskan di Lingkungan DJP Jatim III hendaknya
bahwa adanya peningkatan disebabkan karena segera diperbaiki, sehingga reformasi
program-program fiskus di KPP Pratama Batu, administrasi perpajakan dapat mencapai
mampu mengatasi permasalahan Wajib Pajak administrasi perpajakan yang efektif dan
dalam pelaporan SPT sehingga penyampaian efisien dari waktu ke waktu.
SPT dapat meningkat.

9
2. Untuk meningkatkan kinerja bukan Wajib Pajak Terhadap Kinerja
hanya dilihat dari modernnya fasilitas Perpajakan.Universitas Brawijaya, Malang.
yang ada, tetapi fokus pada pada tugas
dan tanggung jawab dalam memungut Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi.
pajak sehingga kinerja fiskus dapat Jakarta : Salemba Empat
ditingkatkan sesuai dengan visi dan
misi menjadi intitusi pemungut pajak Pandiangan, Liberti, 2008, Modernisasi dan
se-Asia Tenggara. Reformasi Pelayanan PerpajakanBerdasarkan
3. Sistem Self Assestment yang digunakan Undang - Undang Terbaru. Jakarta : PT Elex
oleh pemerintah sangat Media Komput indo.
mementingkan penerapan pelayanan
yang berkualitas dan prima. Resmi, Siti, 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus
Pendekatan strategi dan budaya ed.4. Jakarta : Salemba Empat.
organisasi yang berorientasi pelayanan
akan memberikan kemudahan dan Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal.
kenyamanan bagi Wajib pajak dalam Jakarta : Raja Grafindo
melaksanakan kewajiban
perpajakannya Soesilo Zauhar. 2007. Reformasi Administrasi
4. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan Perpajakan, Konsep, Dimensi dan
dengan memperluas sampel dari KPP Strategi.Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
lainnya yang berada di Lingkungan Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
DJP Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
dan disarankan untuk dapat
menggunakan variabel lainnya yang Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regrei dan Uji
belum dijadikan sebagai variabel Hipotesis. Yogyakarta : Medpress
dalam penelitian ini misalnya
akuntabilitas publik dan kepuasan Suratno. 2012. Konsep Prosedur Kerja, diakses
WP. pada tanggal 15 Oktober 2013 dari
http://sulut.kemenag.go.id/index.php?a=arti
DAFTAR PUSTAKA kel&id=13823.
Abimanyu, Anggito. 2004. Reformasi Perpajakan.
Jakarta : Salemba Empat Trwigati, L. 2013. Pengaruh Penerapan
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
Chaizi Nasucha, 2004, Reformasi Administrasi Terhadap Tingkat Kepatuhan.Universitas
Publik. Jakarta: PT. Grasindo Brawijaya, Malang

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis


Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang : Badan Penerbit Universitas
Dipenogoro

Gunadi.2008. Ketentuan dasar pajak penghasilan.


Jakarta : Salemba Empat.

Iqbal, M. 2011. Pengaruh Penerapan Sistem


Administrasi Perpajakan Modern Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. Universitas
Brawijaya, Malang.

Kariyoto. 2011.Pengaruh Reformasi Perpajakan,


Audit perpajakan, Kesadaran Dan Kepatuhan

10

Potrebbero piacerti anche