Sei sulla pagina 1di 18

JES-MAT, Vol. 6 No.

1 Maret 2020

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS


PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MELATIH
KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS
PESERTA DIDIK KELAS XI
1)
Tito Nurdiyanto, 2)Inda Rafida, 3)Aulia Nuhadila, 4)Sesi Winarni
1)
SMA Negeri 2 Tungkal Jaya, Sumber Sari, Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Banyuasin,
Sumatera Selatan, Indonesia
2)
SMA Negeri 2 Palembang, Jl. Puncak Sekuning No.84, Lorok Pakjo, Kec. Ilir Bar. I, Kota
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
3)
MAN 1 Pesawaran, Gn. Sugih, Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Indonesia
4)
Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal Hadist, Jl. Tuanku Imam Bonjol, Kota Baru Selatan,
Martapura, Kota Baru Sel., Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera
Selatan, Indonesia
titonurdiyanto_tnk@yahoo.co.id, rafidainda@yaho.com, aulianuhadila@gmail.com,
ssessiiww@gmail.com

Abstrac
This study was intended to produce a learner worksheet based on problem with valid and practical,
and to determine the potential effects on mathematical connections ability in derivative material.
This research type is development with formative research. The subjects of this research were 36
students of class XI MIPA 1 SMAN 2 Palembang. The techniques that used in data collection are
interviews, document analysis, and test. Based on the result of document and data analysis could be
concluded that this research produced worksheet based on problem based learning in derivative
material that valid and practical, and the worksheet that had been developed had a potential effect on
students mathematical connections ability in derivative material. Therefore worksheet from this
research that had been developed can be used by the students.
Keywords: Development, Student Worksheet, Problem Based Learning, Mathematical Connection
Ability

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis problem
based learning yang valid dan praktis, serta untuk mengetahui efek potensial terhadap kemampuan
koneksi matematis peserta didik pada materi turunan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian pengembangan atau development research tipe formative research. Subjek penelitiannya
adalah peserta didik kelas XI MIPA 1 SMAN 2 Palembang sebanyak 36 orang peserta didik. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, analisis dokumen dan tes. Hasil analisis
wawancara, dokumen dan tes dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menghasilkan lembar kerja
peserta didik (LKPD) materi turunan berbasis problem based learning yang valid dan praktis, serta
memiliki efek potensial terhadap kemampuan koneksi matematis peserta didik pada materi turunan.
Oleh karena itu, LKPD yang telah dikembangkan ini dapat digunakan oleh peserta didik.

Kata Kunci : Pengembangan, Lembar Kerja Peserta Didik, Problem Based Learning, Kemampuan
Koneksi Matematis

Cara Menulis Sitasi: Nurdiyanto, T., Rafida, I., Nuhadila, A., Winarni, S. (2020).
Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based Learning pada Materi Turunan untuk Melatih
Kemampuan Koneksi Matematis Peserta Didik Kelas X. Jurnal Edukasi dan Sains
Matematika (JES-MAT), 6 (1), 37 – 54.

37
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

PENDAHULUAN Padahal koneksi matematis adalah


Turunan fungsi aljabar merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh
materi penting yang harus dipelajari oleh peserta didik. Hal ini ditinjau dalam
peserta didik, baik program MIPA maupun Kurikulum 2013 revisi pada Kompetensi
IPS. Ditinjau dari Kurikulum 2013 pada Lulusan dalam dimensi pengetahuan, yaitu
mata pelajaran Matematika Wajib, materi kemampuan peserta didik untuk
turunan fungsi aljabar ada pada jenjang mengaitkan pengetahuan tentang teknologi,
Kelas XI (Kemendikbud, 2017). Turunan seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
fungsi aljabar juga banyak digunakan di diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat,
bidang eksak maupun sosial, seperti dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
menghitung kepadatan kawat, laju negara, serta kawasan regional
pertumbuhan organisme, pemisahan (Kemendikbud, 2016). Namun, sebagian
molekul, biaya marginal, biaya total, dan besar peserta didik masih mempelajari
biaya total penerimaan (Burhanuddin & matematika dengan terpisah, tidak mengerti
Utami, 2017). Dalam Ujian Nasional pun bagaimana keterkaitan antar konsep dalam
terdapat aplikasi turunan yang disajikan matematika maupun di luar konteks
dalam bentuk penyajian masalah yang matematika (Asih, Rosita, & Tonah, 2018).
berkaitan dengan materi lainnya. Hal ini yang membuat mereka kesulitan
Namun kenyataannya, turunan fungsi dalam memahami suatu permasalahan
aljabar menjadi materi yang masih sulit dalam matematika.
dikuasai oleh sebagian besar peserta didik. Kemampuan koneksi matematis
Jika dihadapkan dengan soal penyajian sendiri adalah kemampuan mengaitkan
masalah yang berkaitan dengan materi antar topik matematika, mengaitkan
turunan fungsi aljabar, peserta didik akan matematika dengan disiplin ilmu lain, dan
kesulitan menerjemahkan bacaan soal mengaitkan matematika dengan kehidupan
menjadi kalimat matematika dan sehari hari. (Fajar, Wahyuni, & Santi, 2019;
mengaitkan permasalahan dengan konsep Astuti, Hartono, Bunayati, & Indaryanti,
lain yang terkait (Faudziah, Nurainah, 2017; Lestari & Yudhanegara, 2015).
Nuryatin, Maryanasari, & Hidayat, 2019; Dalam penelitian ini, untuk membantu
Asih, Rosita, & Tonah, 2018). Didukung peserta didik mengembangkan kemampuan
dengan hasil penelitian Apriliyanto (2019) koneksi matematis, peneliti
menunjukkan bahwa terdapat beberapa mengembangkan Lembar Kerja Peserta
kesalahan yang dilakukan peserta didik Didik (LKPD) berbasis Problem Based
dalam menyelesaikan permasalahan Learning (PBL) materi turunan fungsi
turunan fungsi aljabar. Kesalahan tersebut aljabar.
adalah kesalahan dalam memahami PBL merupakan model
masalah sebesar 7,5%, kesalahan dalam pembelajaran yang berorientasi pada
tahap merencanakan penyelesaian sebesar masalah yang dirancang untuk mendukung
12,5%, dan kesalahan dalam menyelesaikan peserta didik secara aktif memperdalam
masalah sebesar 55%. Dari uraian-uraian di pengetahuannya dan melihat keterkaitan
atas, jelas koneksi matematis peserta didik antar konsep saat memecahkan masalah
materi turunan fungsi aljabar masih rendah. (Septian & Komala, 2019; Atiningsih,

38
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

2018; Herawati, 2017; Lestari, Saputri, & penting untuk dapat mengembangkan
Prihartini, 2016). Kemampuan mengaitkan kemampuan matematika peserta didik
antar konsep matematika dalam sesuai dengan tujuan pembelajaran.
memecahkan masalah akan terjadi pada Sehubungan dengan latas belakang di
struktur kognitif (Nurdiyanto, Hartono, & atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
Indaryanti, 2019; Rustina & Anisa, 2018). dengan judul “Pengembangan LKPD
Ketika peserta didik mengungkapkan ide, Berbasis Problem Based Learning untuk
gagasan terhadap permasalahan yang Melatih Kemampuan Koneksi Matematis
diberikan dengan mengaitkan konsep- Peserta Didik Kelas XI”
konsep sebelumnya dengan pengetahuan
baru yang dihadapi akan menjadikan proses LANDASAN/KAJIAN TEORI
pembelajaran lebih bermakna untuk Model Problem Based Learning (PBL)
mendukung penyelesaian masalah tersebut Problem Based Learning (PBL)
(Nurdiyanto, Rafida, & Zulkardi, 2019). merupakan model pembelajaran yang
Dengan PBL, peserta didik yang melihat menghadapkan peserta didik pada suatu
keterkaitan antar konsep-konsep dalam masalah sejak awal, kemudian diikuti oleh
matematika dan keterkaitan matematika aktivitas proses pencarian informasi yang
dengan ilmu disiplin yang lain mempunyai berpusat pada siswa (Suprihatiningrum,
pengetahuan yang luas untuk 2014). Pada aspek filosofi, PBL berpusat
menyelesaikan permasalahan yang pada peserta didik yang dihadapkan pada
dihadapi. suatu permasalahan. PBL bertujuan agar
Hasil penelitian Zulfah, Fauzan, & peserta didik mampu memperoleh dan
Armiati (2018) tentang pengembangan mengkonstruksi pengetahuan secara efisien,
LKPD berbasis PBL untuk mengetahui kontekstual, dan terintegrasi.
kemampuan pemecahan masalah. LKPD Senada dengan Lestari &
tersebut dapat membantu peserta didik Yudhanegara (2015), PBL adalah model
dalam menyelesaikan permasalahan. Dalam pembelajaran yang menghadapkan peserta
proses menjawab pertanyaan di LKPD didik pada suatu masalah sehingga peserta
tersebut, peserta didik menerjemahkan didik dapat mengembangkan kemampuan
permasalahan ke dalam bentuk matematika, berpikir tingkat tinggi dan keterampilan
membuat variabel, mengaitkan konsep penyelesaian masalah, serta memperoleh
matematika, membuat model matematika pengetahuan baru terkait dengan
untuk menyelesaikan permasalahan permasalahan tersebut. Menurut Rusman
tersebut. Penelitian oleh Prisiska, Hapizah, (2016:229) menyatakan bahwa model PBL
& Yusuf (2017) memiliki efek potensial adalah salah satu model pembelajaran yang
terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam memfasilitasi berkembangkannya
LKPD, peserta didik dituntut untuk keterampilan berfikir peserta didik
mengembangkan kemampuan berfikir (penalaran, komunikasi, dan koneksi)
peserta didik dalam menyelesaikan dalam memecahkan masalah. Model PBL
permasalahan. menjadi inovasi pembelajaran karena dalam
Dari hasil penelitian-penelitian proses pembelajarannya, kemampuan
tersebut, dapat dilihat bahwa proses atau peserta didik dioptimalkan melalui proses
langkah-langkah PBL itu sendiri sangat kerja kelompok atau tim yang sistematis,

39
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

sehingga peserta didik dapat Kemampuan Koneksi Matematis


membudayakan, mengasah, dan Koneksi matematika merupakan
mengembangkan kemampuan befikirnya dua kata yang berasal dari Mathematical
secara berkesibambungan. Connection yang dipopulerkan oleh NCTM
Berdasarkan penjelasan di atas, (National Council of Teacher of
dapat disimpulkan bahwa PBL adalah Mathematics) dan dijadikan sebagai standar
model pembelajaran dimana peserta didik kurikulum pembelajaran matematika
dihadapkan pada suatu masalah nyata, sekolah dasar dan menengah. Kemampuan
sehingga peserta didik berperan aktif dalam koneksi matematis adalah kemampuan
kegiatan belajar dan mampu menyelesaikan mengaitkan antartopik matematika,
masalah dengan tujuan peserta didik mengaitkan matematika dengan disiplin
memperoleh dan mengembangkan ilmu lain, dan mengaitkan matematika
pengetahuannya. dengan kehidupan sehari-hari (Fajar,
Menurut Trianto (2017:93), PBL Wahyuni, & Santi, 2019; Astuti, Hartono,
memiliki beberapa karakteristik, yaitu Bunayati, & Indaryanti, 2017; Lestari &
pengajuan pertanyaan atau masalah, Yudhanegara, 2015).
berfokus pada keterkaitan antardisiplin, Berdasarkan penjelasan di atas,
penyelidikan autentik, menghasilkan dapat disimpulkan bahwa kemampuan
produk dan memaparkannya, serta koneksi matematis merupakan kemampuan
kolaborasi. Sintak dalam PBL adalah (1) peserta didik dalam mencari hubungan dari
orientasi peserta didik pada masalah, (2) suatu konsep dan prosedur, kemudian
mengorganisasikan peserta didik untuk memahami antar topik dalam matematika,
belajar, membimbing penyelidikan individu dan kemampuan peserta didik
dan kelompok, (4) mengembangkan dan mengaplikasikan konsep matematika
menyajikan hasil karya, serta (5) tersebut ke dalam bidang lain atau dalam
menganalisis dan mengevaluasi proses kehidupan sehari-hari dan mengaitkan
pemecahan masalah (Trianto, 2017:98). antara topik dalam pelajaran matematika.
Dalam penelitian ini langkah-langkah PBL Menurut NCTM (2000), indikator
yang digunakan adalah (1) orientasi peserta untuk kemampuan koneksi matematis,
didik pada masalah (memahami yaitu (1) mengenali dan memanfaatkan
permasalahan), (2) mengorganisasikan hubungan-hubungan antara gagasan dalam
peserta didik pada masalah matematika, (2) memahami bagaimana
(mengidentifikasi permasalahan), (3) gagasan-gagasan dalam matematika saling
membimbing penyelidikan individu dan berhubungan dan mendasari satu sama lain
kelompok (merancang rencana untuk menghasilkan suatu keutuhan
penyelesaian), (4) mengembangkan dan koheren, dan (3) mengenali dan
menyajikan hasil karya (mengembangkan menerapkan matematika dalam konteks di
rencana menyelesaikan) serta (5) luar matematika. Sejalan dengan hal
menganalisis dan mengevaluasi proses tersebut, Lestari & Yudhanegara (2015)
memecahkan masalah (evaluasi dan mengemukakan indikator kemampuan
mengambil kesimpulan dari penyelesaian). koneksi matematis, yaitu (1) mencari
hubungan berbagai representasi konsep dan
prosedur, (2) memahami hubungan di

40
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

antara topik matematika, (3) menerapkan Maharani, 2018; Herawati, 2017).


matematika dalam bidang studi lain atau Kemampuan dasar yang dapat
kehidupan sehari-hari, (4) memahami dikembangkan untuk melihat keterkaitan
representasi ekuivalen suatu konsep, (5) antar matematika itu sendiri maupun
mencari hubungan satu prosedur dengan matematika dengan topik di luar
prosedur lain dalam representasi yang matematika adalah kemampuan koneksi
ekuivalen, dan (6) menerapkan hubungan matematis. Sedangkan Problem Based
antartopik matematika dan antara topik Learning (PBL) menjaadi model
matematika dengan topik di luar pembelajaran yang berorientasi pada
matematika. rancangan permasalahan untuk
Dalam penelitian ini, indikator mengaktifkan peserta didik saar
koneksi matematika yang digunakan adalah memperdalam pengetahuannya dan melihat
(1) Mengenali dan menggunakan hubungan keterkaitan antar konsep saat memecahkan
di anatara ide-ide matematika. dalam hal masalah. Diharapkan kemampuan koneksi
ini, peserta didik diharapkan dapat matematis peserta didik dapat dilatih
mengenali ide matematika dengan menggunakan Problem Based Learning
menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan, (PBL).
serta konsep yang mendasari jawaban dan
menggunakan ide matematika tersebut METODE PENELITIAN
untuk menyelesaikan masalah. (2) Jenis Penelitian
Memahami bagaimana ide matematika Penelitian ini merupakan penelitian
terhubung dan menjadi satu kesatuan yang pengembangan (development research) tipe
koheren. Dalam hal ini, peserta didik formative research yang bertujuan untuk
diharapkan untuk menyelesaikan masalah mengembangkan Lembar Kerja Peserta
dari hubungan antara prosedur dengan Didik (LKPD) yang valid dan praktis, serta
konsep-konsep matematika yang mendasari memliki efek potensial berbasis Problem
jawaban dengan urutan langkah Based Learning (PBL) untuk melatih
penyelesaian yang benar. (3) Mengenali kemampuan koneksi matematis peserta
dan mengaplikasikan matematika di bidang didik pada materi turunan kelas XI.
studi lain atau kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini, peserta didik diharapkan Waktu dan Tempat Penelitian
dapat memodelkan masalah menjadi bentuk Penelitian ini dilaksanakan di Kelas
matematika dan menginterpretasikan XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Palembang pada
jawaban ke dunia nyata. semester genap tahun pelajaran 2018/2019
yang dimulai dari 1-29 April 2019.
Hubungan Kemampuan Koneksi
Matematis dan Problem Based Learning Subjek Penelitian
(PBL) Subjek penelitian ini adalah peserta
Matematika tidak dapat dipisahkan didik kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2
dari konsep yang satu dengan konsep Palembang yang berjumlah sebanyak 36
lainnya, maupun kaitan matematika dengan orang, yaitu 17 peserta didik laki-laki dan
bidang ilmu yang lain ataupun kehidupan 19 peserta didik perempuan.
sehari-hari (Nurfauziyyah, Laelasari, &

41
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Prosedur
Prosedur pada penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Alur desain formative research (Tessmer, 1993; Zulkardi, 2002)


Berdasarkan alur desain formative instrumen penelitian ke beberapa peserta
research di atas, penelitian ini dibagi didik. Peneliti kemudian merevisi
menjadi tiga tahap, yaitu self evaluation instrumen penelitian berdasarkan hasil
(tahap persiapan dan pendesainan), diskusi validasi dan uji coba ke beberapa
formative evaluation (expert review dan peserta didik.
one-to-one, serta small group), kemudian Pada tahap field test, kegiatan
field test. penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan
Pada tahap self evaluation, peneliti pembelajaran dalam RPP dan LKPD. Pada
menyusun instrumen penelitian yang terdiri akhir pelaksanaan penelitian, peneliti
dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mengambil data tes kemampuan koneksi
(RPP) dan Lembar Kerja Peserta Didik matematis peserta didik pada materi
(LKPD) berbasis Problem Based Learning turunan fungsi aljabar.
(PBL), dan soal tes untuk melihat
kemampuan koneksi matematis peserta Data, Intrumen, dan Teknik
didik beserta rubrik penskoran. Pengumpulan Data
Pendesainan instrumen penelitian ini Data yang dikumpulkan dalam
didasarkan pada tujuan pencapaian hasil penelitian ini adalah wawancara dan
belajar sesuai dengan Kurikulum 2013 analisis dokumen dan tes. Wawancara yang
revisi dan berbasis pada Problem Based dilakukan dalam penelitian ini adalah
Learning (PBL). wawancara tak terstruktur yang digunakan
Selanjutnya pada tahap formative berupa garis-garis besar permasalahan yang
evaluation, instrumen penelitian divalidasi akan ditanyakan. Analisis dokumen untuk
oleh 3 dosen pakar dan 2 guru mata melihat kevalidan dan kepraktisan
pelajaran matematika. Validasi dilakukan dilakukan terhadap RPP, LKPD, dan soal
dengan berpedoman pada indikator tes secara konten, konstruk, dan bahasa
kemampuan koneksi dan langkah-langkah oleh pakar. Tes dilakukan untuk melihat
Problem Based Learning (PBL). Sejalan efek potensial sejauh mana kemampuan
dengan itu, peneliti juga mengujicobakan koneksi peserta didik dengan menggunakan

42
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Problem Based Learning (PBL). Kemudian sesuai dengan Problem Based Learning dan
koneksi matematis peserta didik didapat mendukung indikator kemampuan koneksi
dari tes akhir setelah selesai materi matematis), dan Bahasa (LKPD sesuai
pembelajaran. Soal tes yang diberikan dengan EYD dan intruksinya jelas).
berbentuk uraian dan mengacu pada Efek potensial terhadap kemampuan
indikator koneksi matematis, yaitu : (1) koneksi matematis peserta didik akan
mengidentifikasi hal-hal yang diketahui dan dianalisis berdasarkan hasil tes. Data tes
ditanyakan untuk menyelesaikan masalah diambil dari setiap langkah penyelesaian
kehidupan sehari-hari, (2) menuliskan soal-soal yang diberikan. Setelah dilakukan
masalah kehidupan sehari-hari menjadi tes untuk mengukur koneksi matematis
bentuk matematika, dan (3) menggunakan peserta didik, didapatkanlah skor untuk
hubungan antara materi prasyarat dengan masing-masing peserta didik. Skor yang
masalah yang akan diselesaikan. didapat tersebut dijumlahkan dan kemudian
Soal tes yang dikerjakan peserta dianalisis. Cara menganalisisnya adalah
didik diperiksa sesuai dengan pedoman sebagai berikut.
penskoran yang telah dibuat. 1. Mengkonversikan skor dalam bentuk
nilai. Skor yang telah diperoleh,
Teknik Analisis Data dikonversikan menjadi nilai dalam
Analisis pada penelitian ini dibagi rentang menggunakan aturan
menjadi dua, yaitu analisis dokumen dan sebagai berikut.
analisis hasil tes, serta didukung
wawancara tidak terstruktur. Analisis
dokumen dilakukan untuk melihat 2. Menentukan kategori kemampuan
kevalidan dan kepraktisan LKPD. Adapun koneksi matematis peserta didik.
kevalidan LKPD dianalisis dengan merevisi Setelah nilai setiap peserta didik
berdasarkan hasil diskusi dengan pakar dan diperoleh, selanjutnya adalah
hasil ujicoba ke beberapa peserta didik. menentukan kategori kemampuan
Validasi oleh pakar dilakukan dengan koneksi matematis peserta didik yang
mempertimbangkan Konten (LKPD sesuai dapat dilihat pada tabel 1.
dengan tujuan pembelajaran pada
Kurikulum 2013 revisi), Konstruk (LKPD
Tabel 1. Kategori kemampuan koneksi matematis peserta didik
Nilai Peserta Didik Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang

HASIL PENELITIAN DAN mengetahui efek potensial terhadap


PEMBAHASAN kemampuan koneksi matematis peserta
Penelitian ini bertujuan untuk didik pada materi turunan. Pada penelitian
menghasilkan Lembar Kerja Peserta Didik pengembangan LKPD ini melalui tahapan:
(LKPD) berbasis Problem Based Learning self evaluation, formative evaluation, dan
(PBL) yang valid dan praktis, serta untuk field test.

43
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Pada self evaluation, peneliti Peneliti mendesain LKPD berbasis


melakukan persiapan berupa mengurus Problem Based Learning (PBL) pada
perizinan penelitian ke sekolah yang dituju materi aplikasi turunan untuk 2 kali
dan analisis tujuan pembelajaran sesuai pertemuan proses pembelajaran dan 1 kali
Kurikulum 2013 revisi. Selanjutnya peneliti pertemuan untuk tes. Pertemuan pertama
membuat desain awal instrumen penelitian menyajikan permasalahan nilai optimum
berupa RPP, LKPD, soal tes dan rubrik (nilai maksimum) suatu fungsi
penskoran. Kemudian pada tahap formative menggunakan turunan pertama, pertemuan
evaluation, peneliti melakukan evaluasi kedua menjadikan permasalahan nilai
terhadap desain awal instrumen penelitian optimum (nilai minimum) suatu fungsi
yang telah dibuat dengan melakukan self menggunakan turunan pertama, dan
evaluation, expert review, dan one-to one. pertemuan ketiga menyajikan tes untuk
Hasil perbaikan desain awal dari tahapan kemampuan koneksi matematis peserta
ini dilanjutkan pada ujicoba ke small didik. Desain awal instrumen penelitian
group. Dari ujicoba small group diperoleh yang dirancang peneliti divalidasi oleh
beberapa perbaikan lagi terhadap desain pakar dan diujicobakan one-to-one. Adapun
sebelumnya untuk direvisi kembali, validator adalah dosen-dosen Pendidikan
selanjutnya diujicobakan ke field test. Matematika FKIP Universitas Sriwijaya
Palembang, guru matematika SMA Srijaya
Desain Lembar Kerja Peserta Didik Negara Palembang, guru matematika SMA
Berbasis Problem Based Learning untuk Negeri 2 Palembang. Beberapa hal yang
Melatih Kemampuan Koneksi perlu diperbaiki dari hasil validasi dan uji
Matematis coba tersebut diringkas pada tabel 2.
Tabel 2. Komentar, saran, dan keputusan perbaikan
Instumen Temuan Validasi dan One-to-One Perbaikan
RPP  Gambaran kegiatan masih belum  Memperbaiki dan mendetailkan
terlihat jelas dan langkah-langkah langkah-langkah kerja RPP dari
kerja pada LKPD harus dijelaskan LKPD
pada RPP secara rinci  Memperbaiki format sesuai K13
 Sesuaikan dengan format yang ada revisi
di sekolah K13 revisi
LKPD  Gambar dalam permasalahan  Memperbaiki gambar pada
harus jelas permasalahan
 Perbaiki redaksi kalimat pada soal  Memperbaiki redaksi kalimat
 Perbaiki perintah dan pertanyaan pada soal LKPD
menggiring pada langkah  Memperbaiki pertanyaan-
penyelesaian pertanyaan menggiring langkah
 Sesuaikan setiap langkah kerja penyelesaian
pada LKPD dengan proses PBL  Menyesuaikan langkah-langkah
 Pertimbangkan perintah membuat LKPD sesuai dengan proses PBL
grafik dari fungsi yang terdapat  Menghapus perintah atau langkah
dalam LKPD membuat grafik fungsi
Soal Tes  Permasalahan dalam soal tes perlu  Memperbaiki soal tes dengan
ditambahkan beberapa konsep menambahkan beberapa konsep
 Indikator masih terlalu umum, lain selain konsep yang sedang

44
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Instumen Temuan Validasi dan One-to-One Perbaikan


harus difokuskan lagi supaya dipelajari
berbeda dengan kemampuan  Memperbaiki indikator yang
matematis lainnya digunakan
 Kurangi jumlah soal tes, sesuaikan  Menghilangkan satu soal tes,
dengan waktu pengerjaan sehingga terdapat dua soal tes

Setelah peneliti melakukan salah satu desain awal LKPD tentang


perbaikan pada RPP, LKPD, dan soal tes, permasalahan nilai optimum (nilai
selajutnya peneliti mengujicobakan LKPD maksimum) suatu fungsi menggunakan
dan soal tes pada peserta didik yang bukan turunan pertama (Gambar 2) yang
subjek penelitian (Kelas XI MIPA 3 SMA kemudian direvisi (Gambar 3 dan Gambar
Negeri 2 Palembang). Berikut merupakan 4).

Gambar 2. LKPD prototype


Uji Coba Lapangan Lembar Kerja Selain itu, LKPD dirancang untuk
Peserta Didik Berbasis Problem Based memunculkan kemampuan koneksi
Learning untuk Melatih Kemampuan matematis peserta didik. Indikator pertama
Koneksi Matematis adalah mengidentifikasi hal-hal yang
LKPD dirancang sesuai dengan diketahui dan ditanyakan untuk
langkah-langkah Problem Based Learning menyelesaikan masalah kehidupan sehari-
(PBL), yaitu orientasi peserta didik pada hari. Indikator kedua adalah menuliskan
masalah, mengorganisasikan peserta didik masalah kehidupan sehari-hari menjadi
pada masalah, membimbing penyelidikan bentuk matematika. Indikator ketiga adalah
individu dan kelompok, mengembangkan menggunakan hubungan antara materi
dan menyajikan hasil karya, serta prasyarat dengan masalah yang akan
menganalisis dan mengevaluasi proses diselesaikan. Berikut deskripsi proses
memecahkan masalah (Trianto, 2017:98). pembelajaran pada pertemuan 1.

45
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Pada pertemuan pertama, materi Dari pertemuan ini, peserta didik


yang diajarkan adalah nilai optimum (nilai mulai memahami permasalahan dengan
maksimum) suatu fungsi menggunakan mampu mengenali ide-ide matematika
turunan pertama. Kegiatan pembelajaran dengan menuliskan apa yang diketahui dan
menggunakan LKPD sebagai media ditanyakan. Kemudian mengidentifikasi
pembelajaran. Dalam kegiatan ini peserta unsur-unsur yang dibutuhkan dan mulai
didik dikelompokkan menjadi 9 kelompok membuat ide/gagasan kelompknya dari
belajar. masalah matematika yang dibuat. Berikut
Peserta didik diberikan sebuah salah satu cuplikan dialog kelompok lima
permasalahan di LKPD untuk menentukan yang sedang berdiskusi meyelesaikan
luas maksimum suatu area tanah yang dapat permasalahan di LKPD dan kegiatan
dibatasi oleh pagar (Gambar 3). LKPD juga kelompok dapat dilihat pada Gambar 3.
berisi beberapa pertanyaan sesuai dengan S1 : “diketahui panjang kawat 800 m,
langkah-langkah PBL untuk materi nilai dan bentuk pagarnya 2 rangkap.”
optimum (nilai maksimum) suatu fungsi S2 : “ini yang ditanya luas maksimum
menggunakan turunan pertama: orientasi tanah yang dibatasi pagar, berarti butuh
peserta didik pada masalah (memahami panjang dan lebar gambar ini.”
permasalahan), mengorganisasikan peserta S3 : “lihat dulu ini nah sebelah yang
didik pada masalah (mengidentifikasi nempel tembok itu kan nggak dipagarin, itu
permasalahan), membimbing penyelidikan bagian panjang. Terus gunakan keliling
individu dan kelompok (merancang rencana kan untuk cari panjang dan lebar tanah.”
penyelesaian), mengembangkan dan S4 : “karena ada yang nggak
menyajikan hasil karya (mengembangkan dipagarin, artinya kelilingnya panjangnya
rencana menyelesaikan) serta menganalisis 1 yang dirangkap 2 kawat, dan lebarnya 2
dan mengevaluasi proses memecahkan yang dirangkap 2 kawat.”
masalah (evaluasi dan mengambil S1 : “jadi kelilingnya itu 2p ditambah
kesimpulan dari penyelesaian). Peneliti 4 lebar
bertindak sebagai guru yang membimbing
peserta didik dalam proses pembelajaran.

46
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Gambar 3. Peserta didik memahami dan mengidentifikasi permasalahan (Kelompok 5)

Pada saat diskusi juga terlihat P : “terus setelah disederhanakan ini


peserta didik mengidentifikasi dan bagaimana untuk mengarah ke panjang
merancang rencana penyelesaian masalah dan lebar tadi?
dengan membuat ide/ gagasan M6 : “kalo kita mau buat bentuk l,
kelompoknya dari permasalahan berarti . Kita subtitusi l ini ke
matematika yang dibuat. Kemudian peserta
, bisa dapat fungsi bentuk
didik diarahkan untuk membuat
.
membentuk model matematika dan
beberapa persamaan. Pada proses ini M5 : “harusnya ( ) ini. Nilai
peserta didik masih perlu bimbingan untuk maksimumnya kalau turunan pertamanya
mengaitkan persamaan-persamaan tersebut ( ( )) nya sama dengan no. Dapat
untuk menyelesaikan permasalahan yang dan ”
terdapat pada LKPD. Selanjutnya, peserta M7 : “aku cari luas maksimumnya, jadi
didik mengembangkan rencana .
penyelesaian dengan menentukan panjang Selanjutnya, peserta didik mulai
dan lebar daerah yang dibatasi pagar merancang rencana penyelesaian dengan
menggunakan turunan pertama. Berikut ini menguraikan informasi yang diperoleh
cuplikan dialog kelompok empat dan untuk menyelesaikan permasalahan yang
kegiatan kelompok dapat dilihat pada dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.
M5 : “kita gunain keliling tadi kan, jadi
. Disederhanain jadi
.”

47
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Gambar 4. Peserta didik merancang rencana penyelesaian dan menyelesaikannya


(Kelompok 4)

Dari pekerjaan peserta didik pada M8 : “kita buat persamaannya dalam p


gambar 4, kelompok empat menggunakan saja ya, jadinya . Jadi
turunan pertama dari fungsi yang fungsinya itu ( ) ( ) .
digunakan untuk mencari panjang dan lebar P : “terus kalo sudah dapat fungsi
tanah yang dibatasi oleh pagar, kemudian gimana?”
menghitung luas daerah itu menggunakan M9 : “berarti dari ( )
rumus luas persegi panjang. ini kita cari turunan pertama kan dengan
Sedangkan pada kelompok 5 pake kalo () jadi maksimum
terdapat hal yang sedikit berbeda. Ketika didapat .”
merancang rencana penyelesaian peserta M8 : “cari luas maksimumnya subtitusi
didik membuat persamaan dalam bentuk p ini ke fungsi yang kita dapat tadi
(panjang) untuk membuat fungsi f(l). loh, berapa jadi?”
Berikut ini cuplikan dialog kelompok lima M9 :“ jadinya”.
dan kegiatan kelompok dapat dilihat pada
Gambar 5.

48
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Gambar 5. Peserta didik merancang rencana penyelesaian dan menyelesaikannya


(Kelompok 5)

Dari pekerjaan peserta didik pada mengaitkan beberapa persamaan untuk


gambar 5, kelompok lima menggunakan menyelesaikan permasalahan, serta
turunan pertama dari fungsi aljabar yang mengingatkan kembali materi sebelumnya
digunakan untuk mencari lebar tanah yang yang telah diperlajari yang berkaitan
dibatasi oleh pagar, kemudian menghitung dengan permasalahan.
luas daerah itu dengan mensubtitusi nilai Kemampuan Koneksi Matematis pada
lebar ke fungsi yang didapat. Materi Turunan Berbasis Problem Based
Berdasarkan cuplikan-cuplikan di Learning
atas dan hasil presentasi kelompok di depan Pada pertemuan ketiga dilakukan evaluasi
kelas, terlihat bahwa dengan sedikit arahan untuk melihat kemampuan koneksi
peneliti, peserta didik telah mampu matematis peserta didik setelah diterapkan
menggunakan ide-ide matematika yang media LKPD berbasis Problem Based
mereka kenali untuk menyelesaikan Learning (PBL). Pada tes evaluasi
permasalahan yang terdapat pada LKPD. diberikan 2 soal uraian. Soal tes yang telah
Dengan mengemukakan pendapat-pendapat dikerjakan peserta didik diperiksa dan
yang berbeda tentu bertambah mantap dan diberikan nilai sesuai rubrik penilaian yang
luas pemahaman peserta didik untuk telah dibuat sesuai dengan indikator
menyelesaikan permasalahan yang kemampuan koneksi matematis. Skor
diberikan (Nurdiyanto, Hartono, & tersebut kemudian dikonversikan ke dalam
Indaryanti, 2019). bentuk nilai. Selanjutnya diperiksa hasil
Dari pertemuan ini dapat jawaban peserta didik dengan
disimpulkan bahwa LKPD yang dirancang menggunakan indikator kemampuan
dengan langkah-langkah PBL telah dapat koneksi matematis. Adapun kemampuan
memunculkan indikator kemampuan koneksi matematis peserta didik yang telah
koneksi matematis peserta didik. Namun, dianalisis dan dikonversikan sesuai aturan,
peserta didik masih perlu arahan dari dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4
peneliti yang berperan sebagai guru untuk berikut.

49
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Tabel 3. Distribusi frekuensi kemampuan koneksi matematis peserta didik


Kemampuan Koneksi Matematis Peserta
Nilai Kategori didik
Frekuensi %
Sangat Baik 4 11,11%
Baik 16 44,44%
Cukup 14 38,89%
Kurang 2 5,56%
Rata-rata Baik 84,97

Tabel 4. Persentase kemampuan koneksi matematis berdasarkan indikator


No Indikator Persentase
1 Mengenali dan menggunakan hubungan antar ide-ide dalam 94,44%
matematika
2 Keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk ide satu 86,11%
kesatuan yang koheren
3 Mengenali dan mengaplikasikan di bidang studi lain atau 72,22%
kehidupan sehari-hari

Tabel 4 menunjukkan bahwa dalam matematika sebesar 94,44%.


kemampuan koneksi matematis peserta Sementara persentase kemunculan paling
didik terkategori baik dengan rata-rata rendah adalah indikator mengenali dan
. Sedangkan tabel 5 memperlihatkan mengaplikasikan di bidang studi lain atau
persentase kemunculan indikator-indikator kehidupan sehari-hari.
kemampuan koneksi matematis. Dari tabel Adapun gambaran kemampuan koneksi
5 terlihat bahwa persentase kemunculan matematis peserta didik berdasarkan hasil
indikator paling tinggi adalah indikator tes dan hasil wawancara adalah sebagai
berikut.
pertama, yaitu mengenali dan
menggunakan hubungan antar ide-ide

Mengenali dan
menggunakan
hubungan antar ide-ide
dalam matematika

Menyelesaikan masalah dari


hubungan antar konsep–konsep
matematika yang mendasari
jawaban
Mengggunakan konsep
matematika

Gambar 6. Pekerjaan NAFD jawaban soal nomor 1

50
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Lembar jawaban di atas (Gambar 6) lingkaran yang merupakan keliling


merupakan jawaban untuk soal nomor 1. lingkaran kita misalkan , maka dengan
Ketiga indikator kemampuan koneksi rumus keliling lingkaran didapatkan
matematis sudah muncul. Mulai dari .
indikator mengenali dan menggunakan P : “kemudian untuk yang persegi?”
antar ide-ide dalam matematis sudah
NAFD : “yang persegi jadi keliling
terlihat dari jawaban peserta didik tersebut
persegi. Jadinya dengan gunakan rumus
dengan menuliskan kembali apa yang
keliling persegi jadinya . Baru
diketahui dan ditanya serta menggunakan
kemudian uat persamaan dengan gunakan
konsep-konsep matematis yang mendasari
luas lingkaran dan luas persegi.”
jawaban. Peserta didik juga telah
P : “bagaimana NAFD mencari nilai
melakukan indikator memanfaatkan
x agar jumlah luas kedua bangun agar
keterkaitan ide-ide matematika dan
maksimum?”
membentuk ide satu dengan ide yang
NAFD : “karena jumlah maka luas
lainnya dengan menuliskan urutan
lingkaran ditambah luas persegi, sehingga
langkaah-langkah penyelesaian yang
di dapat persamaan ini (menunjuk
digunakan dengan tepat. Berikut cuplikan
persamaan). Nah, agar maksimum
dialog wawancara peneliti dan peserta
maka , sehingga setelah dihitung
didik.
P : “informasi apa yang didapat dari dapatlah .
permasalahan ini?” Dari hasil tes dan wawancara,
NAFD : “kawat ini dibagi 2, satunya peneliti berpendapat bahwa kemampuan
berbentuk lingkaran dan satunya berbentuk koneksi matematis NAFD terkategori baik.
persegi. Panjang kawat dalam lengkung

51
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Mengenali dan
menggunakan
hubungan antar ide-ide
dalam matematika

Menyelesaikan masalah dari


hubungan antar konsep–konsep
matematika yang mendasari
jawaban

Menggunakan konsep
matematika

Mengaplikasikan
matematika di luar
kontek matematka

Gambar 7. Pekerjaan AV jawaban soal nomor 2

Lembar jawaban di atas (Gambar 7) P : “informasi apa yang diperoleh


merupakan jawaban untuk soal nomor 2. dari permasalahan ini AV?”
Ketiga indikator kemampuan koneksi AV : “ luas permukaannya
matematis sudah muncul pada jawaban. tapi tanpa tutup. Nah kalo volumenya
Peserta didik mengenali dan menggunakan maksimum, kita diminta mencari tinggi
antar ide-ide dalam matematis dengan wadah.”
menuliskan kembali apa yang diketahui dan P : “jadi gunakan konsep apa saja?”
ditanya serta menggunakan konsep-konsep AV : “gunakan luas permukaan tabung
matematis yang mendasari jawaban. tapi tanpa tutup dan volume tabung ini.
Kemudian peserta didik memanfaatkan Nah jadi luas alas ditambah luas selimut.,
keterkaitan ide-ide matematika dan sehingga di dapat persamaan .
membentuk ide satu dengan ide yang
Kemudian persamaan ini kita subtitusi ke
lainnya dengan menuliskan urutan langkah-
volume tabung.”
langkah penyelesaian yang digunakan
P : “kemudian agar volumenya
dengan tepat. Setelah itu, peserta didik
maksimum bagaimana?”
mengaplikasikan matematika di luar
AV : “berarti dan di dapatlah
konteks matematika. Berikut cuplikan
jari-jarinya . Nah jari-jari ini kita
dialog wawancara peneliti dan peserta
didik. subtitusi ke persamaan awal tadi

52
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

didapatkan agar volumenya studi lain atau kehidupan sehari-hari


maksimum.” sebesar 72,22%
Dari hasil tes dan wawancara,
peneliti berpendapat bahwa kemampuan DAFTAR PUSTAKA
koneksi matematis AV sangat baik. Apriliyanto, B. (2019). Analisis kesalahan
siswa dalam pemecahan masalah
SIMPULAN DAN SARAN turunan fungsi aljabar. Jurnal
Berdasarkan hasil analisis, Komunikasi Pendidikan, 3(2), 117-125.
penelitian ini menghasilkan Lembar Kerja Asih, K.S., Rosita, C.D., & Tonah. (2018).
Peserta Didik (LKPD) yang valid dan Analisis learning obstacles pada pokok
bahasan aplikasi turunan pada siswa
praktis, serta memiliki efek potensial
kelas XI SMA. Prosiding SNMPN II,
berbasis Problem Based Learning untuk Prodi Pendidikan Matematika,
melatih kemampuan koneksi matematis Unswagati, Cirebon. (pp. 211-221).
peserta didik pada materi turunan kelas XI. Astuti, P., Hartono, Y., Bunayati, H., &
Valid tergambar dari penilaian validator Indaryanti. (2017). Pengembangan LKS
dari segi konten, konstruk, dan bahasa. berbasis pendekatan pemodelan
Sedangkan kepraktisan tergambar dari hasi matematika untuk melatih kemampuan
ujicoba bahwa peserta didik dapat koneksi matematis siswa SMP kelas
VIII. Jurnal Pendidikan Matematika,
mengikuti langkah-langkah kegiatan di 11(2), 61-77.
LKPD. Secara keseluruhan peserta didik Atiningsih, S.M. (2018). Penerapan model
dapat memahami serta menyelesaikan problem based learning untuk
permasalahan yang diberikan guna meningkatkan tanggung jawab dan
menuntut koneksi matematis peserta didik kemampuan koneksi matematika
pada materi turunan. LKPD memilik efek peserta didik kelas XI. Journal of
potensial yang terlihat dari hasil tes Medives, 2(1), 77-86.
Burhanuddin, AG., & Utami, T.P. (2017).
kemampuan koneksi matematis peserta
Ketuntasan belajar turunan fungsi
didik kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 aljabar melalui pembelajaran think pair
Palembang terdapat empat kategori, yaitu share. Serambi Academica, 5(2), 67-73
peserta didik dengan kemampuan koneksi Fajar, D.S., Wahyuni, I., & Santi, D.P.D.
sangat baik 11,11%, baik 44,44%, cukup (2019). Desain bahan ajar berbasis
38,89%, dan kurang 5,56%. Indikator kemampuan koneksi matematis siswa
kemampuan koneksi matematis yang paling SMP pada kelas VII. JES-MAT, 5(2),
125-136.
tinggi muncul pada peserta didik, yaitu
Faudziah, L., Nurainah, Nuryatin, S.,
indikator pertama: mengenali dan
Maryanasari, R., & Hidayat, W. (2019).
menggunakan hubungan antar ide-ide Analisis kesulitan kemampuan koneksi
dalam matematika sebesar 94,44%, matematis dilihat dari perbedaan
indikator kedua keterkaitan ide-de jurusan di SMK. Journal On Education,
matematika dan membentuk ide satu sama 1(3), 101-106.
kesatuan yang koheren sebesar 86,11%, Herawati, L. (2017). Peningkatan
dan kemunculan indikator paling rendah kemampuan koneksi matematik peserta
didik menggunakan model problem
adalah indikator ketiga mengenali dan
based learning (pbl) dengan berbantuan
mengaplikasikan matematika di bidang software geogebra. Jurnal Penelitian

53
JES-MAT, Vol. 6 No.1 Maret 2020

Pendidikan dan Pengajaran aritmatika sosiala kelas VII. JPPM,


Matematika, 3(1), 39-44. 10(2), 82-94.
Kemendikbud. (2016). Peraturan menteri Rusman. (2016). Model-model
pendidikan dan kebudayaan nomor 20 pembelajaran mengembangkan
tahun 2016 tentang standar kompetensi profesionalisme guru. Jakarta: Rajawali
lulusan. Jakarta: Kemendikbud. Pers.
Kemendikbud. (2017). Silabus mata Rustina, R., & Anisa, W.N. (2018).
pelajaran matematika SMA /MA /SMK Kontribusi model problem based
/MAK. Jakarta: Kemendikbud. learning terhadap peningkatan
Lestari, K.A., & Yudhanegara, M.R. kemampuan koneksi dan pemecahan
(2015). Penelitian pendidikan masalah matematik. Jurnal Riset
matematika. Bandung: Refika Aditama. Pendidikan Matematika Jakarta, 1(1),
Lestari, P., Saputri, S.A., & Prihartini, E. 8-14.
(2016). Penerapan pembelajaran Septian, A., & Komala, E. (2019).
berbasis masalah untuk meningkatkan Kemmapuan koneksi matematik dan
kemampuan koneksi matematis siswa motivasi belajar siswa dengan
sekolah menengah. PRISMA, Prosiding menggunakan model problem-based
Seminar Nasional Matematika. (pp. 65- learning (pbl) berbantuan geogebra di
71). SMP. PRISMA, 8(1), 1-13.
NCTM. (2000). Principle and standards Suprihatiningrum, J. (2014). Strategi
for school mathematics. USA: NCTM. pembelajaran: teori dan aplikasi.
Nurdiyanto, T., Rafida, I., & Zulkardi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
(2019). Pengembangan LKPD materi Tessmer, M. (1993). Planning and
trigonometri berbasis generative conducting formative evaluations.
learning di kelas X. Jurnal Pendidikan London: Kogan Page.
Matematika, 14(1), 51-66. Trianto. (2017). Mendesian model
Nurdiyanto, T., Rafida, I., & Zulkardi. pembelajaran inovatif, progresif, dan
(2019). Penerapan model generative kontekstual. Jakarta: Kencana Prenada
learning untuk meningkatkan hasil Media Group.
belajar peserta didik pada materi limit Zulfah, Fauzan, A., & Armiati. (2018).
kelas XI MIPA 1 SMA negeri 2 Pengembangan lembar kerja peseta
palembang. Lentera Sriwijaya: Jurnal didik berbasis problem based learning
Ilmiah Pendidikan Matematika, 1(1), untuk materi matematika kelas VIII.
38-54. Jurnal Pendidikan Matematika, 12(2),
Nurfauziyyah, F., Laelasari, & Maharani, 33-46.
A. (2018). Desain bahan ajar berbasis Zulkardi. (2002). Developning a learning
kemampuan koneksi matematis dengan environment on realistic mathematics
metode discovery learning. UJMES, education for Indonesian students
2(2), 155-59. teachers. Disertasi. Diakses tanggal 18
Prisiska, R.N., Hapizah, & Yusuf, M. Januari 2019 dari
(2017). Pengembangan LKS berbasis http://project.edte.utwente.nl/cascade/i
problem based learning materi mei/dissertation/html.

54

Potrebbero piacerti anche