Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Pipa 5
9
Gate Valve 732,68 801,06 537,30 732,68 390,76
Globe Valve 293,07 390,76 488,45 263,77 273,53
Strainer 146,53 224,68 293,07 156,31 273,53
Elbow 90 146,53 400,53 253,99 136,76 214,92
Total 9759,33 9778,76 13285,97 12182,06 11117,2
Bilangan Reynold
No Jenis Pipa Q = 18,31 Q = 19,12 Q = 20 Q = 23,62 Q = 24,45
L/menit L/menit L/menit L/menit L/menit
1 Pipa Induk 19240,62 20070,77 21016,52 24820,51 25692,69
Perpipaan 1 115443,76 120424,6 126099,14 148923,0 154156,19
2
7 8
3 Perpipaan 2 57721,88 60212,33 63049,57 74461,54 77078,09
4 Perpipaan 3 25654,16 26761,03 28022,03 33094,01 34256,93
5 Perpipaan 4 25654,16 26761,03 28022,03 33094,01 34256,93
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan fluida incompressible yaitu air untuk
mempelajari tentang dinamika fluida pada sistem perpipaan. Fluida zat cair yang
mengalir melalui sebuah pipa dengan panjang tertentu menyebabkan terjadinya
kerugian energi berupa penurunan tekanan (pressure drop) disebabkan oleh mayor
losses akibat gesekan sepanjang dinding pipa akibat perubahan bentuk saluran
seperti belokan, katup maupun sambungan pipa dan juga tergantung besar
koefisien gesek pipa tersebut (Malau,2012). Ada 6 sistem perpipaan yang terbagi
menjadi satu perpipaan induk, perpipaan I, perpipaan II, perpipaan III, perpipaan
IV dan perpipaan V. Sistem perpipaan dilengkapi dengan instrumentasi seperti
measurement device (venture meter, orifice meter, dan pilot static), fitting (bend
90, elbow 90, strainer Y) dan valve (gate valve, globe valve dan ball valve).
Dari sistem perpipaan tersebut dilakukan pengamatan mengenai penurunan
tekanan, friction loss, bilangan reynold dan daya pompa dengan variasi debit
sebesar 18,31 (Q1); 19,12 (Q2); 20 (Q3); 23,62 (Q4) dan 24,45 L/menit (Q5).
14000
12000
Pressure Drop m2/s2
10000
Pipa Induk
8000
Perpipaan I
6000 Perpipaan II
4000 Perpipaan III
2000 Perpipaan IV
0 Perpipaan V
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Laju Alir (L/menit)
semakin besar debit aliran maka pressure drop yang didapat juga semakin besar.
Dari grafik terlihat bahwa perpipaan V memiliki nilai pressure drop yang lebih
besar dibandingkan pipa lainnya. Aliran dalam pipa dipengaruhi atas kontur
permukaan penampang pipa akibat kekasaran permukaan dan penggunaan
komponen pipa. Pada pipa V terdiri dari globe valve, gate valve, strainer dan
elbow 90. Pressure drop yang terjadi paling besar adalah pada globe valve pada
sisi tengah katup mengakibatkan tekanan keluar. Hal ini terjadi karena perubahan
arah aliran yang mendadak dari diameter pipa sebelumnya (Sepfitrah dan Yose,
2013).
450
400
350
Friction Loss (m2/s2)
300
Pipa Induk
250
Perpipaan I
200
Perpipaan II
150
Perpipaan III
100
Perpipaan IV
50
Perpipaan V
0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Laju Alir (L/menit)
400000
350000
300000
Bilangan Reynold
Perpipaan V
250000 Perpipaan
200000 IV
150000 Perpipaan
100000 III
Perpipaan II
50000
Perpipaan I
0 Pipa induk
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Laju Alir (L/menit)
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat hubungan antara debit aliran terhadap
bilangan Reynold berbanding lurus. Semakin besar debit aliran fluida maka
bilangan Reynold yang didapat juga semakin besar. Pada Gambar 4.3 perpipaan V
memiliki bilangan Reynold paling besar, seharusnya perpipaan I memiliki bilngan
Reynold yang lebih besar. Jenis aliran tergantung pada kecepatan aliran fluida
rata-rata, diameter pipa, viskositas dan densitas fluida (Sepfitrah dan Yose, 2013).
Pada perpipaan I nilai kecepatan aliran fluida sebesar 24,29 m/s (Lampiran A).
Hal ini terjadi yang menyebabkan perpipaan I memiliki bilangan Reynold yang
lebih besar. Ketidaksesuaian data dengan teori tersebut dikarenakan adanya
kesalahan praktikan pada saat melakukan praktikum.
400000
350000
300000
Daya Pompa (W)
250000
200000
150000
100000
50000
0
18.31 19.1 20 23.62 24.45
Laju Alir (L/menit)
Pada praktikum ini daya pompa dihitung untuk melihat kemampuan (daya)
suatu pompa untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan system perpipaan. Usaha pompa diperoleh dari energi mekanik
actual (Ws) yang diberikan oleh pompa dan energi mekanik yang disuplai ke
dalam sistem (Wp), hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perbedaan
ketinggian, kecepatan aliran fluida, pressure drop dan friction loss. Hubungan
debit alian terhadap besarnya daya pompa dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.4 Hubungan debit aliran terhadap daya pompa
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa debit alir berbanding lurus
dengan daya pompa. Semakin besar debit alirannya maka daya pompa juga akan
semakin besar. Pada debit alir 18,31; 19,12; 20; 23,62 dan 24,45 L/menit
didapatkan daya pompa secara berturut-turut adalah 460,08; 557,96; 625,52;
705,91 dan 916,96 J/s. Menurut (Geankoplis, 2003), jika debit aliran fluida
semakin besar maka dibutuhkan daya pompa yang lebih besar untuk mendorong
fluida dalam suatu perpipaan. Unutk membuat fluida mengalir dari satu titik ke
titik lainnya dalam sebuah pipa maka diperlukan gaya penggerak. Biasanya energi
atau gaya penggerak disuplai oleh peralatan mekanik seperti pompa yang mana
akan meningkatkan energi mekanik fluida, energi ini digunakan untuk
meningkatkan kecepatan perpindahan fluida.
17
BAB V
KESIMPULAN
Geankoplis, C.J. 2003. Transport Process and Unit Operation. Prentice Hall,
New Jersey.
Hermawati, A. 2013. Optimasi Sistem Perawatan Pompa Sentrifugal di Unit
Utility PT ABC. Jurnal Ilmiah Solusi. Vol 1, No 1.
Kustanto, H dan Y Prihatin. 2013. Kajian Pengaruh Variasi Diameter Pipa Hisap
PVC pada Sistem Perpipaan Tunggal Pompa Sanyo. Jurnal Teknik ATW.
Vol 8.
Malau J. dan Stepu T. 2012. Analisa Pressure Drop Pda Sistem Perpipaan Fuel Oil
Boiler Pada PT PLN Pembakitan Sumatra Bagian Utara Siacang – Belawan
dengan Menggunakan Pipe Flow Expert. Jurnal E-Dinamis. Vol 3. No 3.
McCabe, W.L., J.C Smith and P Harriot. 1986. Unit Operation of Chemical
Engineering. McGraw-Hill Book Co. USA.
Nugroho, A. S. 2015. Perencanaan Instalasi Pemipaan dengan Menggunakan
Methode Pipe Flow Expert. Jurnal politeknosains. Vol 14, No 2.
Pratikno dan S Wahyudi. 2012. Penurunan Kerugian Head pada Belokan Pipa
dengan Peletakan Tube Bundle. Jurnal Teknik Mesin. Vol 12, No 1.
Salam, N. 2015. Pengaruh Potongan Pipa pada Pipa Miller 90°terhadap Kerugian
Head Aliran Fluida. Jurnal Energi dan Manufaktur. Vol 8, No 2.
Sepfitrah dan Yose, R. 2013. Analisa Pressure Drop pada Instalasi Pipa Alat Uji
Rugi Aliran Menggunakan CFD Fluent 6.0. Jurnal Teknik Sipil.
19