Sei sulla pagina 1di 14

ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia

SISTEM ANGKUTAN MULTIMODA DALAM


MENDUKUNG EFISIENSI BIAYA LOGISTIK
DI INDONESIA

MULTIMODAL TRANSPORT SYSTEM IN SUPPORTING


LOGISTICS COST EFFICIENCY IN INDONESIA

Wahyu Wibowo Irwan Chairuddin


Universitas Nasional Sekolah Tinggi Manajemen
kangbowie@gmail.com Transportasi Trisakti
irwan.trisakti@yahoo.co.id

ABSTRACT

The purpose of this study is to obtain information from businessmen about how far
multimoda transportation system that is applied during this time can affect the efficiency
of existing logistics costs and what constraints that affect the implementation of the
multimoda freight transportation system. The role of multimoda transport is growing very
fast in recent decades which are in line with the growth in demand for goods consumed
by society and production machines. The movement of goods is keep on increasing that
requires an efficient transportation and can be executed quickly, so a system is very needed
thatis called multimoda. This system is believed to reduce logistics costs, knowing that
the Indonesia logistical index is still below compared to other countries in Asean, that
is 24% of the GNP. The research found out that the Multimoda Transportation System
has a strong relation with the Logistics Cost Efficiency of r = 0.89 and the regression
relationships form Y = -0809 + 1:12 X + e, X = MultimodaTransport System and Y =
Logistics Efficiency Costs. The influence of Multimoda System on Logistics Costs in the
opinion of the respondents is 80%, assuming other factors are not observed.

Keywords: multimoda systems, logistics cost efficiency, multimoda transportation


problems.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dari pelaku usaha tentang
sejauh mana sistim transportasi multimoda yang diterapkan selama ini dapat
memengaruhi efisiensi biaya logistik yang ada dan kendala-kendala apa saja yang
memengaruhi pelaksanaan sistem angkutan transportasi multimoda tersebut. Peran
angkutan multimoda berkembang sangat cepat dalam beberapa dekade belakangan ini
sejalan dengan pertumbuhan permintaan barang-barang konsumsi masyarakat dan mesin-
mesin produksi. Pergerakan barang menjadi semakin jauh yang membutuhkan angkutan
yang efisien dan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga memang dibutuhkan suatu
sistem yang kemudian dinamakan multimoda. Sistem ini dipercaya dapat mengurangi
biaya logistik, mengingat indeks logistik Indonesia masih di bawah negara-negara lain

25
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721

di Asean, yakni 24% dari GNP. Dari hasil penelitian didapat bahwa Sistem Angkutan
Multimoda mempunyai hubungan yang erat dengan Efisiensi Biaya Logistik sebesar r
= 0.89 dan bentuk hubungan regresinya Y = -0.809 + 1.12 X + e, X = Sistem Angkutan
Multi Moda dan Y = Efisiensi Biaya Logistik. Pengaruh Sistem Multimoda terhadap
Efisiensi Biaya Logistik menurut pendapat responden adalah 80% dengan asumsi faktor
lain tidak diobservasi.

Kata Kunci : sistem multimoda, efisiensi biaya logistik, permasalahan angkutan


multimoda.

26
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia

PENDAHULUAN multimoda dalam rangka kelancaran


arus barang dan arus penumpang serta
Pertumbuhan angkutan barang mendukung sistem logistik nasional yang
dalam beberapa dekade belakangan ini efektif dan efisien.
luar biasa tinggi, sehingga perlu dilakukan Sofyan M. Saleh et al. (2010)
langkah-langkah untuk mengoptimasikan mengatakan bahwa hasil yang diperoleh
angkutan barang tersebut. Langkah ini, menunjukkan bahwa transportasi
menurut Raza (2015), dapat dilakukan antara multimoda/intermoda, khususnya
lain melalui hal-hal sebagai berikut: (1) kombinasi antara moda jalan dan moda
membangun jaringan dan rute-rute pelayanan kereta memberikan transportasi barang
berbagai moda transportasi yang terintegrasi, yang lebih efisien dan, sangat mungkin,
meliputi lalu lintas angkutan jalan, laut, sehingga merupakan pilihan yang terbaik
udara, kereta api, dan dry-port, serta layanan
bagi provinsi Aceh Darussalam.
transportasi terpadu; (2) membangun jaringan
prasarana baik simpul maupun ruang lalu lintas;
Jinca (2009) menegaskan bahwa
(3) memangun terminal terpadu dan fasilitas transportasi merupakan kegiatan
pelayanan alihmoda untuk perpindahan barang mengangkut atau memindahkan muatan
secara cepat dan nyaman.; dan (4) membangun (barang dan penumpang) dari suatu tempat
akses kereta api menuju ke pelabuhan dan ke tempat lain, yang sangat vital bagi
bandara internasional. perekonomian dan pembangunan serta
Ketua Asosiasi Logistik fasilitas penunjang (supporting facility)
dan Forwarder (ALFI) Yukki terhadap pengembangan dan pertumbuhan
Nugrahawan Hanafi (2014) mendukung sektor-sektor lain. Oleh karena itu, kinerja
adanya pengalihan angkutan untuk operasional pelayanan transportasi harus
menyeimbangkan penggunaan moda, ditingkatkan, sehingga efektif dan efisien,
dengan cara melalui multimoda agar biaya melayani kebutuhan dan kehidupan
logistik turun dan menjadi lebih efektif. masyarakat melalui pendekatan terpaduan
Dengan demikian, trade follows the ship dan antarmoda.
bukan sebaliknya. Di mana ada pertumbuhan Islam et al. (2005) mengatakan
ekonomi yang tinggi, di situlah dibutuhkan bahwa supply chains encompass a holistic
multimoda yang banyak, kuat, dan efisien throughput of goods movements to and
sehingga negara ini tak melulu terpaku from partner organizations including
pada angkutan truk. Namun, harus diakui, internal and external suppliers. Similarly,
moda angkutan seperti kapal dan kereta multimodal freight transport represents
api yang menjadi alternatif moda angkutan an integrated system for moving goods
pada saat ini masih kurang kompetitif dari quickly and inexpensively from shipper to
segi tarif karena dianggap masih terlalu consignee by at least two different modes
mahal dibandingkan dengan truk. Dengan under a single contract.
demikian, angkutan jalan raya masih Dari latar belakang di atas penulis
menjadi moda utama dalam sistem logistik tertarik apakah dengan sistim multimoda
nasional. dapat memengaruhi efisiensi biaya logistik
Pengaruh sistim multimoda terhadap di Indonesia. Pasalnya, ada pengaruh jika
efisiensi biaya logistik ini telah dibuktikan sistem angkutan multimoda dinilai baik
melalui peraturan pemerintah dan hasil akan meningkatkan pula efisiensi biaya
penelitian sebagai berikut. Peraturan logistik di Indonesia. Asumsinya, faktor-
Menteri Perhubungan Nomor 15 Tahun faktor lain dianggap tetap atau tidak
2010 Tentang Cetak Biru Transportasi Antar berinteraksi sebagai variabel yang dapat
moda/Multimoda, khususnya di dalam memengaruhi efisiensi biaya logistik.
lampirannya, berupa arah pengembangan Tehnik pengambilan sampling dalam
dan pembangunan transportasi antarmoda/ penelitian ini adalah Sampling Insidental

27
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721

yaituteknik penentuan sampel berdasarkan pengangkutan intermoda di Indonesia


kebetulan, yaitu siapa saja yang secara tanggung jawab masih berada pada
kebetulan atau insidental bertemu dengan masing-masing segmen/bagian kegiatan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, transportasi, karena peraturan perundang–
bila dipandang orang yang kebetulan undangan yang ada belum dapat mencakup
ditemui itu cocok sebagai sumber data. semua aspek tanggung jawab pihak –pihak
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang yaitu yang terlibat dalam rantai pengangkutan
adalah operator-operator perusahaan transportasi tersebut, atau bila ada sering kali tidak
multi moda, pengguna jasa transportasi multi moda,
pemerintah yang terkait dalam hal ini regulator cukup jelas sehingga kadang-kadang
dan dosen-dosen logistik di STMT Trisakti. Tehnik menimbulkan perbedaan penafsiran/
analisis data yang dipergunakan regresi linier konflik.
sederhana dan koefisien kolerasi, Hasan (2005). Dalam hal dokumen angkutan,
tranportasi intermoda di Indonesia juga
belum menggunakan dokumen tunggal.
HASIL DAN PEMBAHASAN Masing-masing moda angkutan pada
umumnya masih menggunakan dokumen
Angkutan multimoda adalah angkutannya sendiri yang belum terintegrasi
angkutan barang dengan menggunakan dengan dokumen angkutan lainnya,
paling sedikit 2 (dua) moda angkutan sehingga tanggung jawab pengangkut
yang berbeda atas dasar satu kontrak sering tidak jelas. Di samping hal ini,
sebagai dokumen angkutan multimoda proses penyelesaian dokumen tersebut
dari satu tempat diterimanya barang oleh relatif lama karena masih dilakukan secara
badan usaha angkutan multimoda ke suatu manual, sehingga cenderung menghambat
tempat yang ditentukan untuk penyerahan kelancaran arus barang. Berdasarkan
barang kepada penerima barang angkutan hasil kajian Badan Litbang Departemen
multimoda. Perhubungan mengenai hal-hal tersebut
Dalam Bab I Pasal 1 Butir 6 Peraturan di atas dapat dikemukakan antara lain:
Menteri No. 8 tahun 2012 dinyatakan: perumusan tanggung jawab para pihak
asosiasi adalah asosiasi badan usaha di pelabuhan terhadap barang yang
angkutan multimoda atau perusahaan jasa diangkat secara intermoda masih belum
angkutan transportasi (freight forwarder) jelas sehingga berpotensi menimbulkan
dan penyedia jasa logistik. Bab III pasal konflik, meskipun ada ketentuan KUH
6 disebutkan: badan usaha angkutan Perdata. Tuntutan ganti rugi atas barang
multimoda dalam melaksanakan kegiatan yang diangkut oleh moda transport darat
angkutan multimoda dapat bekerja sama dalam praktik sulit diselesaikan secara
dengan badan usaha angkutan jalan, memuaskan, terutama pada angkutan truk.
penyeberangan, perkeretaapian, pelayaran, Tanggung jawab ekspeditor diatur pada
atau penerbangan. Pada dasarnya, KUHD, tetapi untuk freight forwarder
Peraturan pemerintah ini dikeluarkan untuk belum ada peraturan khusus.
mendukung sistem logistik nasional. Pengaturan untuk operator
Akan tetapi, pelaksanaan transportasi transportasi intermoda belum ada,
intermoda di negara berkembang termasuk sedangkan kegiatan yang dimaksud
Indonesia belum berjalan dengan baik telah semakin berperan terutama untuk
sebagaimana di negara maju. Hal ini angkutan ke dan dari luar negeri. Hal ini
antara lain tampak dari kenyataan bahwa menunjukan bahwa walaupun peraturan
terdapat dua unsur pokok yang masih perundang-undangan tentang intermoda
menghambat, yaitu tanggung jawab dan lembaganya belum ada di Indonesia,
tunggal dan penggunaan satu dokumen namun freight forwarder nasional telah
angkutan(dokumen tunggal). Dalam proses melakukan kegiatan transportasi intermoda

28
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia

dan bertindak sebagai operator transportasi yang telah ada di Gedebage, Solo, Jebres,
internasional, dengan menggunakan dan lain-lain masih perlu pula ditingkatkan
berbagai dokumen atau kontrak yang dan ditambah untuk daerah lain.
berlandaskan hukum dan konvensi Kepabeanan dan Asuransi.
internasional. Fungsi kepabeanan di Indonesia yang
Sejalan dengan situasi belum dilaksanakan oleh Kantor Bea dan Cukai
adanya perundang-undangan serta pada umumnya dapat dikatakan cukup
penyelenggaraan serta pemantauan khusus siap dalam menunjang pelakasanaan
terhadap kegiatan transportasi intermoda STI. Berdasarkan kajian Badan Litbang
maka belum dirasakan kebutuhan adanya Dephub, pihak Bea dan Cukai secara
penanganan khusus untuk membina konsisten dan berkesinambungan terus
dan mengawasi penyelenggaraan serta mengikuti perkembangan perdagangan
pengembangan sistem transportasi dan transportasi internasional khususnya
intermoda (STI) di Indonesia. Dari dalam penyelenggaraan transportasi
pengalaman di negara maju yang telah intermoda. Akan tetapi, beberapa hal
melaksanakan STI tampaknya diperlukan perlu dikemukakan antara lain: terbuka
adanya suatu badan/komite bersama terhadap praktik perdagangan internasional
(pemerintah, penyelenggara, pemakai melalui keterlibatan dalam Custom
jasa) untuk membina dan mengawasi Cooperation Council (OCC), peningkatan
penyelengggaraan dan pengembangan STI pelayanan melalui pemberlakuan Buku
secara mantap. Prasarana dan Sarana dalam Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI),
penyediaan prasarana dan sarana di dalam yang merupakan adopsi dari harmonized
negeri untuk penyelenggaraan transportasi system untuk perdaganganinternasional,
intermoda secara optimal masih terkendala penerapan electronic data interchange
antara lain oleh keterbatasan kapasitas (EDI) Kepabeanan, peningkatan sistem
pelabuhan bongkar muat kapal besar/ pelayanan BC tanpa tambahanbiaya,
postpanamax. Keadaan ini menyebabkan Penerapan post audit atas barang impor
antara lain kurangnya kemampuan tanpa mengganggu kelancaran arus barang,
transportasi Indonesia untuk angkutan luar dan penerapan Preshipment Inspection di
negeri, sehingga biaya angkutan relatif negara supplier.
tinggi. Khusus mengenai asuransi, bidang
Meskipun demikian, beberapa ini telah siap sejak awal dalam memenuhi
pelabuhan utama antara lain Tanjungpriok tanggung jawabnya, sejak barang berada di
dan Tanjung Perak telah dan sedang tempat asal sampai ke tempat tujuan, tanpa
terus berupaya meningkatkan pelayanan tergantung pada alat angkut maupun jenis
terhadap lalu lintas perdagangan domestik, kontraknya. Perihal SDM penyelenggara,
regional, dan internasional melalui sebagaimana dikemukakan terdahulu,
penerapan manajemen informasi untuk Indonesia masih berada pada tahap awal
kelancaran arus barang (Electronic penerapan transportasi intermoda, sehingga
Data Interchange, sistem komputerisasi relatif baru dalam penanganannya dan
operasional). Manajemen pelayanan just in belum memiliki perusahaan MTO Nasional.
time. Pelayanan kapal dengan zero waiting Perusahaan pendukung MTO di Indonesia,
time. Pusat pelayanan satu atap (PPSA). seperti perusahaan pelayaran, trucking,
Untuk dukungan angkutan darat ke/dari kereta api, dan freight forwarder pada
sentra distribusi atau hinterland masih umumnya masih bekerja sebagai subsistem
diperlukan penambahan jalan dan sarana dari International Freight Forwarder/ MTO.
trucking dan kereta api secara selektif Sejalan dengan keadaan tersebut,
sesuai dengan asal tujuan dan komoditas belum tampak keberadaan SDM yang
yang diangkut. Di samping itu dry port memadai/mantap yang berkemampuan

29
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721

kompetitif dalam penyelenggaraan karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan


transportasi intermoda, baik dalam lalu lintas antarnegara, bersifat multimoda
segi pengelolaan maupun penguasaan dan dengan tanggung jawab tunggal pada
teknologi. Dengan demikian, dalam rangka satu operatior. Sementara itu, pada tingkat
pengembangan STI aspek SDM merupakan regional Asean telah disusun dalam Senior
aspek yang masih banyak dibutuhkan: Transportation Officer Meeting (STOM)
tenaga administrasi dalam berbagai suatu konsep Asean Frame Work Agreement
bidang, antara lain perundang-undangan on Multimodal Transport and Trade
internasional, pengorganisasian segmen Facilitation. Oleh karena itu, meskipun
operasi, akuntansi biaya, pengurusan jasa masih mengalami kendala, Indonesia perlu
transportasi/freight forwarding, asuransi, mempersiapkan diri untuk memanfaatkan
ekspor impor, kepabeanan, electronic data Sistem Transportasi Intermoda agar dapat
interchange (EDI), dan pertarifan. Tenaga berperan dalam perdagangan dunia,
operasi dalam berbagai bidang antara sekaligus memeroleh manfaat, antara lain:
lain teknologi transportasi, pergudangan, meningkatkan daya saing produk nasional,
container terminal, sistem operasi meningkatkan penerimaan devisa negara,
pelabuhan dan bandara, dan pengaturan memperlancar distribusi barang dan jasa ke
barang berbahaya. Pendidikan dan pelatihan seluruh Tanah Air.
meliputi antara lain sispro perdagangan luar Dari uraian di atas, tampak bahwa
negeri, perundang-undangan transportasi, kondisi lingkungaan internal dewasa ini
sistem informasi dan komunikasi, sispro masih relatif lemah dan kurang mendukung
asuransi perdagangan internasional, bagi pelaksanaan penyelenggaraan STI.
perbankan, perpajakan dan tenaga Hal ini berbeda dengan kondisi eksternal
kerja bongkar muat. Patut diingatkan, yang tampak lebih siap/mendukung,
Indonesia adalah anggota GATT/WTO dengan adanya peluang antara lain:
yang merupakan lembaga internasional meningkatnya arus lalu lintas barang
yang memiliki peranan dalam menjalin antarnegara Asean dan APEC,
hubungan perekonomian/perdagangan meningkatnya industri nasional dan ekspor
antarnegara. Pelaksanaan kegiatan GATT nonmigas dari Indonesia, kecenderungan
diperkuat oleh hasil Uruguay Round yang peningkatan lalu lintas barang secara door
bertujuan untuk menciptakan perdagangan to door dengan peti kemas yang sesuai
bebas, menstabilkan sistem perdagangan dengan preferensi pemilik barang. Dengan
internasional, dan memperjuangkan demikian, pembenahan internal dalam
pengurangan berbagai hambatan tarif rangka penyelenggaraan STI di Indonesia
dan nontarif. Salah satu hasil Uruguay perlu mendapat prioritas utama.
Round ialah General Agreement on Trade Terkait engembangan sistem
in Services (GATS) yang mencakup jasa transportasi intermodal, sistem transportasi
transportasi darat, laut, udara, dan perairan nasional melalui Keputusan Menteri
daratan. Perhubungan Nomor KM.15 tahun 1997
Khusus untuk jasa angkutan laut, menetapkan Sistem Transportasi Nasional
negara anggota secara bertahap harus (Sistranas) merupakan tatanan transportasi
memberikan komitmen meliputi: maritime yang terorganisasi secara sistematis, terdiri
transport service, auxiliary service, atas moda transportasi darat (angkutan
dan akses untuk memeroleh pelayanan jalan raya, angkutan kereta api, angkutan
jasa pelabuhan. Dalam hubungan ini, sungai, danau dan penyeberangan), moda
transportasi intermoda/multimoda transportasi laut, moda transportasi udara
diharapkan dapat dimanfaatkan secara dan transportasi pipa. Tiap-tiap moda
optimal dalam menunjang kesepakatan transportasi terdiri atas prasarana dan
GATS tersebut, karena sistem ini memiliki sarana yang saling berinteraksi, membentuk

30
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia

satu sistem pelayanan jasa yang efektif Demikian pula peran serta penyelenggara
dan efisien dan terwujud dalam jaringan tersebut dalam Sistranas, baik di laut
Sistranas yang terpadu secara serasi dan maupun di udara, harus terus ditingkatkan
harmonis, menjangkau seluruh wilayah agar mampu memeroleh pangsa pasar yang
Indonesia dan luar negeri. Ketentuan wajar dalam angkutan luar negeri. Dalam
mengenai Sistranas ini dimaksudkan untuk kaitan dengan penyelengaraan STI, dalam
menjadi pedoman, baik dalam perencanaan kerangka Sistranas, pangsa pelayanan suatu
dan pengembangan maupun dalam moda transportasi ditentukan oleh faktor-
penyelenggaraan serta penataan jaringan faktor antara lain pembinaan pemerintah,
transportasi, agar mampu mewujudkan kondisi geografis, hubungan antardaerah,
penyediaan jasa transportasi sesuai dengan sistem transportasi yang telah ada, dan
tingkat kebutuhan, lancar, tertib, dan karakteristik teknis/ekonomis masing-
teratur. Secara spesifik sasaran Sistranas masing moda transport.
menciptakan penyelenggaraan transportasi Oleh karena itu, untuk mengatasi
yang efektif dalam arti kapasitas ketidakseimbangan angkutan, selain
mencukupi, terpadu, tertib, dan teratur, pengaturan fungsi jarak, juga perlu adanya
lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, klasifikasi jenis muatan yang cocok dan
nyaman, biaya terjangkau, dan efisien, lebih efisien dalam pendistribusian barang. 
dalam arti beban publik rendah dan utilitas Contohnya, moda truk cocok untuk
tinggi. Sistranas yang efektif dan efisien mendistribusikan barang dengan jarak
diwujudkan melalui pembentukan jaringan tempuh kurang dari 400  km dengan jenis
transportasi yang merupakan satu kesatuan barang terangkut yang relatif mudah busuk
jaringan prasarana dan jaringan pelayanan atau yang harus cepat sampai distribusinya
transportasi. ke masyarakat. Alternatif moda lain, yang
Penyelenggara/penyedia jasa cocok mengangkut barang mudah busuk,
transportasi dapat dilakukan oleh menurut Sugiharjo, bisa menggunakan
pemerintah melalui unit pelaksana moda kapal penyebrangan atau ro-ro.
teknis, BUMN, swasta, dan koperasi. Adapun, untuk mendistribusikan barang
Di samping sebagai penyelenggara, dengan jarak lebih dari 1.200 km bisa
pemerintah juga mempunyai peranan dipilih jenis barang yang tidak gampang
sebagai pembina sehingga berkewajiban busuk serta butuh konsolidasi sehingga
untuk menyusun rencana dan merumuskan akan lebih cocok bila diangkut dengan
kebijakan, mengendalikan, dan mengawasi kapal laut.
perwujudan Sistranas. Dihadapkan kepada Fungsi jarak dan jenis muatan
pertumbuhan ekonomi yang akan terus yang dinilai bisa mengurangi biaya
berkembang, yang menuntut pertumbuhan logistik tersebut, dalam penerapannya
sektor transportasi secara memadai, maka akan dikembalikan kepada mekanisme
peranserta para penyelenggara perlu terus pasar. Hal ini karena industri dan  freight
ditingkatkan. Peningkatan peranserta forwarder yang akan menentukan moda
tersebut tampaknya tidak mungkin hanya mana yang paling sesuai. Dalam konteks
dipenuhi oleh pemerintah/ BUMN, tetapi ini, pemerintah tak bisa memaksa pengguna
perlu ditanggulangi pula oleh sektor swasta jasa. Akan tetapi, harus diakui moda
dan koperasi. Dalam hubungan ini maka angkutan seperti kapal dan kereta api yang
peran serta BUMN, swasta dan koperasi menjadi alternatif moda angkutan pada saat
dalam penyelenggaraan dan penyediaan ini masih kurang kompetitif dari segi tarif
jasa transportasi serta pengembangannya, yang dianggap terlalu mahal dibandingkan
perlu terus didorong dan ditingkatkan antara dengan truk. Dengan demikian, angkutan
lain melalui penciptaan iklim usaha yang jalan raya masih menjadi moda utama
sehat/kompetitif dan saling menghidupi. dalam sistem logistik nasional.

31
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721

Untuk mendorong pembangunan murah, dan efisien.


multimoda yang efektif, pemerintah perlu Langkah awal untuk mendorong
segera menggelontorkan insentif kepada industri beralih dari moda truk ke moda
moda kereta api dan kapal agar struktur lain salah-satunya adalah melalui short
biaya logistik menjadi lebih masuk akal sea shipping dan kereta api. Hal ini perlu
atau bahkan bisa lebih murah daripada diberikan perhatian khusus terlebih lebih
truk sambil tidak mengabaikan kualitas dahulu dengan misalnya memberikan
layanannya. Jika ada rangsangan yang insentif. Dengan demikian, biaya logistik
menarik, pengguna jasa logistik dengan lewat kereta api ataupun kapal bisa jauh
sendirinya akan mempertimbangkan lebih murah dibandingkan dengan moda
alternatif transportasi lainnya, karena truk. Hasil tabulasi data dari kuisoner
perputaran roda usaha mereka tentang Pengaruh Sistem Multimoda
membutuhkan pelayanan yang cepat, terhadap Efisiensi Biaya Logistik dapat

Tabel 1. Rekap Tabulasi Data Kuisoner tentang Pengaruh


Sistem Multimoda terhadap Efisiensi Biaya Logistik
Responden Sistim Multimoda Efisiensi Biaya Logitik
(Freight Forwarding)
1 44 45
2 54 57
3 39 35
4 45 40
5 47 48
6 58 57
7 50 44
8 53 49
9 43 33
10 45 44
11 50 53
12 45 49
13 34 32
14 34 32
15 45 46
16 48 48
17 48 45
18 48 48
19 48 48
20 48 48

Tabel 2 Dari perhitungan SPSS didapat hasil sebagai berikut :


Model Summary
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
1 .894 a
.800 .788 3.401

32
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia

dilihat pada Tabel 1. 100%) = 80%, sedangkan pengaruh faktor-


Perhitungan tersebut berarti keeratan faktor lain hanya 20% dengan asumsi
hubungannya (koefisien korelasi r nya) faktor lain ini tidak dimasukkan kedalam
kuat, yaitu sebesar 0.894 dan pengaruh observasi. Hasan (2005) untuk data model
sistem transpotasi multimoda terhadap regresinya dari SPPS tersebut didapat hasil
efisisensi biaya logistik sebesar (R Square x sebagai berikut.

Tabel 3 Koefisien Korelasi


Standardized
Unstandardized Coefficients t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
-6.809 6.166 -1.104 .284
1.120 .132 .894 8.475 .000
Hal ini berarti jika X = Sistem Transportasi Multimoda
Y = Efsiensi Biaya Logistik
maka : Y = -0.809 + 1.12 X + e

benar (2015). Hal ini berarti, kita mesti


Jika Sistem Transportasi Multimodamendukung adanya pengalihan angkutan
yang diterapkan selama ini dapat dinaikkan
untuk menyeimbangkan penggunaan
kinerjanya sebesar 1%, responden akan moda dengan cara melalui multimoda agar
berpendapatan efisiensi biaya logistik akan
biaya logistik turun dan menjadi lebih
naik sebesar 1.12 kali dengan konstantaefektif. Dengan demikian, trade follows
the ship dan bukan sebaliknya. Di mana
awal sebesar -0.809. Sementara itu, untuk
uji hipotesis dan signifikansi dari Tabel 1
ada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, di
diadapat kriteria dan perhitungan sebagai
situlah dibutuhkan multimoda yang banyak,
berikut. kuat dan efisien, sehingga negara ini tak
melulu terpaku pada angkutan truk. Belum
Ho = Tidak terdapat hubungan antara maksimalnya pengaruh sistem multimoda
Sistim Transportasi Multimuda dan dalam efisien biaya logistik menyebabkan
Efisiensi Biaya Logistik. antara lain kurangnya kemampuan
transportasi Indonesia untuk angkutan luar
Ha = Terdapat hubungan positif antara negeri, sehingga biaya angkutan relatif
Sistem Transportasi Multimuda tinggi.
dengan Efisiensi Biaya Logistik.

maka didapat 0.000 (koef. Siqnifikansi) < SIMPULAN


0.05 yang berarti terdapat hubungan yang
signifikan anatara Sistim Transportasi Usaha jasa pengurusan transportasi
Multimoda dan Efisiensi Biaya Logistik. (freight forwading) adalah kegiatan usaha
yang ditujukan mengurus semua kegiatan
Pengaruh yang signifikan itu yang diperlukan bagi terlaksananya
membuktikan bahwa pendapat Ketua pengiriman dan penerimaan barang melalui
Asosiasi Logistik dan Forwarder (ALFI), transportasi darat, laut, dan udara yang
Yukki Nugrahawan Hanafi adalah dapat mencakup kegiatan penerimaan,

33
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721

penyimpanan, sortasi, pengepakan, Maritime Economics & Logistics,


pengukuran, penimbangan, pengurusan 2005, 7, (382–399) r 2005 Palgrave
penyelesaian dokumen, penerbitan Macmillan Ltd All rights reserved.
dokumen angkutan, perhitungan biaya 1479-2931/05 $30.00 diakses pada
angkutan, klaim asuransi atas pengiriman tanggal 30 November 2016 dari
barang, serta penyelesaian tagihan dan https://sci-hub.bz/10.1057/palgrave.
biaya-biaya lainnya berkenaan dengan mel.9100144.
pengiriman barang tersebut sampai
dengan diterimanya oleh yang berhak [Dephub RI] Departemen Perhubungan
menerimanya. Republik Indonesia.1997.
Dalam proses pengangkutan intermoda Keputusan Menteri Perhubungan
di Indonesia, tanggung jawabnya masih Nomor KM.15 tahun 1997 tentang
berada pada masing-masing segmen/bagian Sistem Transportasi Nasional
kegiatan transportasi, karena peraturan (Sistranas). Jakarta: Dephub RI
perundang–undangan yang ada belum
dapat mencakup semua aspek tanggung Hasan, M. Iqbal. 2005.Pokok-Pokok Materi
jawab pihak –pihak yang terlibat dalam Statistik 2 (statistik Inferensi).
rantai pengangkutan tersebut, atau bila Jakarta. Bumi Aksara.
ada sering kali tidak cukup jelas, sehingga
kerap menimbulkan perbedaan penafsiran/ Jinca, M. Yamin. 2010. “Keterpaduan Sistem
konflik. Jaringan Antar Moda Transportasi Di
Perusahaan pendukung MTO Pulau Sulawesi” Jurnal Transportasi
(Multimoda Transpor Operator) di 9 (1): [29 November 2016] http://
Indonesia, seperti perusahaan pelayaran, download.portalgaruda.org/article.
trucking, kereta api, dan freight forwarder php?article=95682&val=3917
pada umumnya masih bekerja sebagai
subsistem dari International Freight [Kemenhub RI] Kementerian Perhubungan
Forwarder/MTO. Sejalan dengan keadaan Republik Indonesia. 2012. Peraturan
ini, belum tampak keberadaan SDM yang Menteri Perhubungan Republik
memadai/mantap yang berkemampuan Indonesia Nomor 8 tahun 2012.
dalam penyelenggaraan transportasi Penyelenggaraan & Pengusahaan
intermoda, baik dalam segi pengelolaan Angkutan Multimoda. Jakarta:
maupun penguasaan teknologi. Kemenhub RI.
Oleh karena itu, menurut penelitian
ini didapat adanya keeratan hubungan [Kemenhub RI] Kementerian Perhubungan
(koefisien korelasi r nya) yang kuat antara Republik Indonesia. 2010. Peraturan
sistem transportasi mult moda di Indonesia Menteri Perhubungan Nomor
dengan efisiensi biaya logistik sebesar : 15 Tahun 2010 Tentang Cetak
0.894 dan ada pengaruh sistem transpotasi Biru Transportasi Antar moda/
multimoda terhadap efisisensi biaya Multimoda, Pasal 1tentang Cetak
logistik sebesar (R Square x 100%) = 80%. Biru Transportasi Antarmoda/
Multimoda Tahun 2010-2030.
Jakarta : Kemenhub RI.
DAFTAR PUSTAKA
Moda & Logistik yang Efektif & Efisien
D Md Z Islam et al. 2005. "Towards dalam Menghadapi Masyarakat
Supply Chain Integration Through Ekonomi Asean (MEA) 2015”
Multimodal Transport in Developing supplychainindonesia.com/new/
Economies: The Case of Bangladesh” download/235

34
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia

Nugrahawan, Yukki Hanafi dalam Fitri


Rachmawati (Kamis, 18/12/2014)
artikel “ARAH BISNIS &
POLITIK 2015: Menuju
Multimoda yang Efisien” diakases
dari http://koran.bisnis.com/
read/20141218/250/383927/
arah-bisnis-politik-2015-menuju-
multimoda-yang-efisien’

Raza, Erwin. 2015. dalam Seminar :


“Membangun Moda Transportasi
Jalan untuk Sistim Transportasi
Multi“

Saleh, Sofyan M. et al. 2010.” Kebijakan


Sistem Transportasi Barang
Multimoda Di Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam”, diakses pada
tanggal 29 November 2016 dari
http://journal.unpar.ac.id/index.
php/journaltransportasi/article/
view/381/365

35
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721

Lampiran 1. Indikator kuisoner variable Sistim Transportasi Multi Moda dan Efisiensi
Biaya Logistik

No. Variabel X (Sistim Transportasi Variabel Y (Efisiensi Biaya Logistik)


Multi Moda)
1 Kinerja Perusahaan Freight Kinerja Perusahaan Freight Forwarding
Forwarding/3PL/Perusahaan Multi /3PL/Perusahaan Multi Moda di
Moda di Indonesia mendukung Indonesia mendukung Efisiensi Biaya
Sistim Transportasi Multi Moda yang Logitik di Indonesia.
diharapkan pemerintah sesuai U.U.
No.8 Tahun 2011.
2 Perusahaan Freight Forwarding/ 3PL/ Rute pengiriman dan carrier yang
Perusahaan Multi Moda di Indonesia dipilih oleh Perusahaan Freight
dapat menentukan rute dan carrier yang Forwarding / 3PL / Perusahaan Multi
tepat / sesuai. Moda yang ada di Indonesia dapat
menekan biaya pengiriman (logistik)
3 Kebijak Tol Laut yang dikeluarkan Kebijak Tol Laut yang dikeluarkan
pemerintah merupakan sistim pemerintah dapat menekan biaya
pengangkutan multi moda pengiriman barang (logistik).
4 Transportasi; pergudangan; konsolidasi Transportasi; pergudangan; konsolidasi
muatan; penyediaan ruang muatan; dan muatan; penyediaan ruang muatan; dan
kepabeanan yang dilakukan perusahaan kepabeanan yang dilakukan perusahaan
multi moda di Indonesia sudah sangat multi moda dapat mengurangi biaya
baik. logistik.
5 Perusahaan multi moda di Indonesia Standard Trading Conditions (STC)
dalam menyusun dokumen yang diberlakukan perusahaan multi
angkutanmultimoda, sudah mengacu moda di Indonesia dalam menyusun
pada Standard Trading Conditions dokumen angkutan multimoda, sudah
(STC). efisien jika dilihat dari segi biaya
logistik.
6 Proses pengurusan izin usaha multi Proses pengurusan izin usaha multi
moda di Indonesia sudah baik dan moda di Indonesia sudah baik dan
cepat. cepat sehingga dapat mengurangi biaya
logistik.
7 Sumber daya yang mengelola kegiatan Sumber daya yang mengelola kegiatan
usaha multi moda sudah bersertifikat usaha multi moda sudah bersertifikat
kompetensi sesuai aturan yang berlaku. kompetensi sesuai aturan yang berlaku
dapat mengurangi biaya logistik.
8 Kegiatan freight fowarder memonitor Kegiatan freight fowarder memonitor
barang sampai tiba ditangan consignee barang sampai tiba ditangan consignee
dengan menghubungi carrier dan dengan menghubungi carrier
agennya diluar negeri dan agennya diluar negeri dapat
mengurangi biaya logistik.
9 Angkutan kreta api dapat merupakan Angkutan kreta api dapat merupakan
bagian dari angkutan multimoda bagian dari angkutan multimoda
yang dilaksanakan oleh badan usaha yang dilaksanakan oleh badan usaha
angkutan multimoda. angkutan multimoda dapat mengurangi
biaya logistic.

36
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia

10 Angkutan perairan dapat merupakan Angkutan perairan dapat merupakan


bagian dari angkutan multimoda bagian dari angkutan multimoda
yang dilaksanakan oleh badan usaha yang dilaksanakan oleh badan usaha
angkutan multimoda angkutan multimoda dapat mengurangi
biaya logitik.
11 Angkutan udara dapat merupakan Angkutan udara dapat merupakan
bagian angkutan multimoda yang bagian angkutan multimoda yang
dilaksanakan oleh badan usaha dilaksanakan oleh badan usaha
angkutan multimoda angkutan multimoda dapat mengurangi
biaya logistic.
12 Angkutan umum dijalan yang Angkutan umum dijalan yang
merupakan bagian angkutan multimoda merupakan bagian angkutan multimoda
dilaksanakan oleh badan hukum dilaksanakan oleh badan hukum
angkutan multimoda angkutan multimoda dapat menurangi
biaya logistik.
Alamat google form untuk kuisoner diatas : https://goo.gl/forms/hDBFcBmSCvtnO93h2

37
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721

Halaman ini sengaja dikosongkan.

38
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017

Potrebbero piacerti anche