Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
The purpose of this study is to obtain information from businessmen about how far
multimoda transportation system that is applied during this time can affect the efficiency
of existing logistics costs and what constraints that affect the implementation of the
multimoda freight transportation system. The role of multimoda transport is growing very
fast in recent decades which are in line with the growth in demand for goods consumed
by society and production machines. The movement of goods is keep on increasing that
requires an efficient transportation and can be executed quickly, so a system is very needed
thatis called multimoda. This system is believed to reduce logistics costs, knowing that
the Indonesia logistical index is still below compared to other countries in Asean, that
is 24% of the GNP. The research found out that the Multimoda Transportation System
has a strong relation with the Logistics Cost Efficiency of r = 0.89 and the regression
relationships form Y = -0809 + 1:12 X + e, X = MultimodaTransport System and Y =
Logistics Efficiency Costs. The influence of Multimoda System on Logistics Costs in the
opinion of the respondents is 80%, assuming other factors are not observed.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dari pelaku usaha tentang
sejauh mana sistim transportasi multimoda yang diterapkan selama ini dapat
memengaruhi efisiensi biaya logistik yang ada dan kendala-kendala apa saja yang
memengaruhi pelaksanaan sistem angkutan transportasi multimoda tersebut. Peran
angkutan multimoda berkembang sangat cepat dalam beberapa dekade belakangan ini
sejalan dengan pertumbuhan permintaan barang-barang konsumsi masyarakat dan mesin-
mesin produksi. Pergerakan barang menjadi semakin jauh yang membutuhkan angkutan
yang efisien dan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga memang dibutuhkan suatu
sistem yang kemudian dinamakan multimoda. Sistem ini dipercaya dapat mengurangi
biaya logistik, mengingat indeks logistik Indonesia masih di bawah negara-negara lain
25
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
di Asean, yakni 24% dari GNP. Dari hasil penelitian didapat bahwa Sistem Angkutan
Multimoda mempunyai hubungan yang erat dengan Efisiensi Biaya Logistik sebesar r
= 0.89 dan bentuk hubungan regresinya Y = -0.809 + 1.12 X + e, X = Sistem Angkutan
Multi Moda dan Y = Efisiensi Biaya Logistik. Pengaruh Sistem Multimoda terhadap
Efisiensi Biaya Logistik menurut pendapat responden adalah 80% dengan asumsi faktor
lain tidak diobservasi.
26
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia
27
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
28
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia
dan bertindak sebagai operator transportasi yang telah ada di Gedebage, Solo, Jebres,
internasional, dengan menggunakan dan lain-lain masih perlu pula ditingkatkan
berbagai dokumen atau kontrak yang dan ditambah untuk daerah lain.
berlandaskan hukum dan konvensi Kepabeanan dan Asuransi.
internasional. Fungsi kepabeanan di Indonesia yang
Sejalan dengan situasi belum dilaksanakan oleh Kantor Bea dan Cukai
adanya perundang-undangan serta pada umumnya dapat dikatakan cukup
penyelenggaraan serta pemantauan khusus siap dalam menunjang pelakasanaan
terhadap kegiatan transportasi intermoda STI. Berdasarkan kajian Badan Litbang
maka belum dirasakan kebutuhan adanya Dephub, pihak Bea dan Cukai secara
penanganan khusus untuk membina konsisten dan berkesinambungan terus
dan mengawasi penyelenggaraan serta mengikuti perkembangan perdagangan
pengembangan sistem transportasi dan transportasi internasional khususnya
intermoda (STI) di Indonesia. Dari dalam penyelenggaraan transportasi
pengalaman di negara maju yang telah intermoda. Akan tetapi, beberapa hal
melaksanakan STI tampaknya diperlukan perlu dikemukakan antara lain: terbuka
adanya suatu badan/komite bersama terhadap praktik perdagangan internasional
(pemerintah, penyelenggara, pemakai melalui keterlibatan dalam Custom
jasa) untuk membina dan mengawasi Cooperation Council (OCC), peningkatan
penyelengggaraan dan pengembangan STI pelayanan melalui pemberlakuan Buku
secara mantap. Prasarana dan Sarana dalam Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI),
penyediaan prasarana dan sarana di dalam yang merupakan adopsi dari harmonized
negeri untuk penyelenggaraan transportasi system untuk perdaganganinternasional,
intermoda secara optimal masih terkendala penerapan electronic data interchange
antara lain oleh keterbatasan kapasitas (EDI) Kepabeanan, peningkatan sistem
pelabuhan bongkar muat kapal besar/ pelayanan BC tanpa tambahanbiaya,
postpanamax. Keadaan ini menyebabkan Penerapan post audit atas barang impor
antara lain kurangnya kemampuan tanpa mengganggu kelancaran arus barang,
transportasi Indonesia untuk angkutan luar dan penerapan Preshipment Inspection di
negeri, sehingga biaya angkutan relatif negara supplier.
tinggi. Khusus mengenai asuransi, bidang
Meskipun demikian, beberapa ini telah siap sejak awal dalam memenuhi
pelabuhan utama antara lain Tanjungpriok tanggung jawabnya, sejak barang berada di
dan Tanjung Perak telah dan sedang tempat asal sampai ke tempat tujuan, tanpa
terus berupaya meningkatkan pelayanan tergantung pada alat angkut maupun jenis
terhadap lalu lintas perdagangan domestik, kontraknya. Perihal SDM penyelenggara,
regional, dan internasional melalui sebagaimana dikemukakan terdahulu,
penerapan manajemen informasi untuk Indonesia masih berada pada tahap awal
kelancaran arus barang (Electronic penerapan transportasi intermoda, sehingga
Data Interchange, sistem komputerisasi relatif baru dalam penanganannya dan
operasional). Manajemen pelayanan just in belum memiliki perusahaan MTO Nasional.
time. Pelayanan kapal dengan zero waiting Perusahaan pendukung MTO di Indonesia,
time. Pusat pelayanan satu atap (PPSA). seperti perusahaan pelayaran, trucking,
Untuk dukungan angkutan darat ke/dari kereta api, dan freight forwarder pada
sentra distribusi atau hinterland masih umumnya masih bekerja sebagai subsistem
diperlukan penambahan jalan dan sarana dari International Freight Forwarder/ MTO.
trucking dan kereta api secara selektif Sejalan dengan keadaan tersebut,
sesuai dengan asal tujuan dan komoditas belum tampak keberadaan SDM yang
yang diangkut. Di samping itu dry port memadai/mantap yang berkemampuan
29
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
30
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia
satu sistem pelayanan jasa yang efektif Demikian pula peran serta penyelenggara
dan efisien dan terwujud dalam jaringan tersebut dalam Sistranas, baik di laut
Sistranas yang terpadu secara serasi dan maupun di udara, harus terus ditingkatkan
harmonis, menjangkau seluruh wilayah agar mampu memeroleh pangsa pasar yang
Indonesia dan luar negeri. Ketentuan wajar dalam angkutan luar negeri. Dalam
mengenai Sistranas ini dimaksudkan untuk kaitan dengan penyelengaraan STI, dalam
menjadi pedoman, baik dalam perencanaan kerangka Sistranas, pangsa pelayanan suatu
dan pengembangan maupun dalam moda transportasi ditentukan oleh faktor-
penyelenggaraan serta penataan jaringan faktor antara lain pembinaan pemerintah,
transportasi, agar mampu mewujudkan kondisi geografis, hubungan antardaerah,
penyediaan jasa transportasi sesuai dengan sistem transportasi yang telah ada, dan
tingkat kebutuhan, lancar, tertib, dan karakteristik teknis/ekonomis masing-
teratur. Secara spesifik sasaran Sistranas masing moda transport.
menciptakan penyelenggaraan transportasi Oleh karena itu, untuk mengatasi
yang efektif dalam arti kapasitas ketidakseimbangan angkutan, selain
mencukupi, terpadu, tertib, dan teratur, pengaturan fungsi jarak, juga perlu adanya
lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, klasifikasi jenis muatan yang cocok dan
nyaman, biaya terjangkau, dan efisien, lebih efisien dalam pendistribusian barang.
dalam arti beban publik rendah dan utilitas Contohnya, moda truk cocok untuk
tinggi. Sistranas yang efektif dan efisien mendistribusikan barang dengan jarak
diwujudkan melalui pembentukan jaringan tempuh kurang dari 400 km dengan jenis
transportasi yang merupakan satu kesatuan barang terangkut yang relatif mudah busuk
jaringan prasarana dan jaringan pelayanan atau yang harus cepat sampai distribusinya
transportasi. ke masyarakat. Alternatif moda lain, yang
Penyelenggara/penyedia jasa cocok mengangkut barang mudah busuk,
transportasi dapat dilakukan oleh menurut Sugiharjo, bisa menggunakan
pemerintah melalui unit pelaksana moda kapal penyebrangan atau ro-ro.
teknis, BUMN, swasta, dan koperasi. Adapun, untuk mendistribusikan barang
Di samping sebagai penyelenggara, dengan jarak lebih dari 1.200 km bisa
pemerintah juga mempunyai peranan dipilih jenis barang yang tidak gampang
sebagai pembina sehingga berkewajiban busuk serta butuh konsolidasi sehingga
untuk menyusun rencana dan merumuskan akan lebih cocok bila diangkut dengan
kebijakan, mengendalikan, dan mengawasi kapal laut.
perwujudan Sistranas. Dihadapkan kepada Fungsi jarak dan jenis muatan
pertumbuhan ekonomi yang akan terus yang dinilai bisa mengurangi biaya
berkembang, yang menuntut pertumbuhan logistik tersebut, dalam penerapannya
sektor transportasi secara memadai, maka akan dikembalikan kepada mekanisme
peranserta para penyelenggara perlu terus pasar. Hal ini karena industri dan freight
ditingkatkan. Peningkatan peranserta forwarder yang akan menentukan moda
tersebut tampaknya tidak mungkin hanya mana yang paling sesuai. Dalam konteks
dipenuhi oleh pemerintah/ BUMN, tetapi ini, pemerintah tak bisa memaksa pengguna
perlu ditanggulangi pula oleh sektor swasta jasa. Akan tetapi, harus diakui moda
dan koperasi. Dalam hubungan ini maka angkutan seperti kapal dan kereta api yang
peran serta BUMN, swasta dan koperasi menjadi alternatif moda angkutan pada saat
dalam penyelenggaraan dan penyediaan ini masih kurang kompetitif dari segi tarif
jasa transportasi serta pengembangannya, yang dianggap terlalu mahal dibandingkan
perlu terus didorong dan ditingkatkan antara dengan truk. Dengan demikian, angkutan
lain melalui penciptaan iklim usaha yang jalan raya masih menjadi moda utama
sehat/kompetitif dan saling menghidupi. dalam sistem logistik nasional.
31
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
32
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia
33
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
34
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia
35
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
Lampiran 1. Indikator kuisoner variable Sistim Transportasi Multi Moda dan Efisiensi
Biaya Logistik
36
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
ISSN 2355-4721 Sistem Angkutan Multimoda dalam Mendukung Efisiensi Biaya Logistik di Indonesia
37
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017
Wahyu Wibowo, Irwan Chairuddin ISSN 2355-4721
38
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol. 04 No. 01, Maret 2017