Sei sulla pagina 1di 12

KARAKTERISTIK ANTRIAN KAPAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU KAPAL (WAITING TIME)


DI PELABUHAN TANJUNG PERAK

*1 2 3
Frizky Andrian Perdana , Alwafi Pujiraharjo , Indradi Wijatmiko
1
Mahasiswa, Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Brawijaya
2
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
3
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Korespondensi: andrianfrizky43@gmail.com

ABSTRACT
Economic growth in Indonesia especially in East Java and Eastern Indonesia has caused the number of ship
visits in Tanjung Perak Port to increase. These conditions resulted in a higher ship queue that will linearly
cause the waiting time of the ship (waiting time) in the port which is getting longer. Therefore it is necessary
to study about the average of ship waiting time, the characteristics of ship queue, the factors that affect the
waiting time of the ship, the direction of improvement. This study uses the Queue Analysis Method, Multiple
Regression Analysis and SWOT Analysis. The analysis shows that the average waiting time at Tanjung Perak
Harbor is the longest in the northern and western emerald terminal of 46.20 hours, and the smallest is in the
diamond terminal 29.94 hours and the terminal of 29 , 94 hours. From queuing characteristics, the percentage
of server usage of northern and western emerald terminal terminal has exceeded the capacity of 124.44%,
while the southern emerald terminal is 94.40%, Diamond Terminal is 70.56%, Multipurpose Terminal is
84.31%, and Mirah terminal 85.24%, From the simulation of North and West Jamrud Terminal requires at
least 7 servers. The most influential factor on (waiting time) is the Availability of Pier (X4) of 13.25% and then
the effect of the Production of Loading and Unloading (X1) of 12.11% with the regression model obtained is
Y = 403.914-8.198 X1-6.551X2- 4,874 X3-6,409 X4-6,909 X5. The Strategy must be done to decrease the
waiting time of ships at Tanjung Perak Port by maximizing the performance of the loading and unloading force
(TKBM), transferring the vessel to dock at the surrounding ports such as Lamong Bay Terminal and Manyar
BMS Gresik Terminal and improving services and document processing procedures at the port to cope with
the increase in the flow of goods. Developing Surabaya's West Sailing Channel (APBS) to revitalize the Sailing
Flow and harbor pools, implement correct port regulation and maximize existing guidance to anticipate the
increase in ship visits.

Keywords: Ship Wait Time, Queue, Multiple Linear Regression, SWOT

1. PENDAHULUAN Pelabuhan Tanjung Perak menjadi meningkat,


Pelabuhan merupakan pintu gerbang sehingga aktivitas bongkar muat barang di
untuk masuk ke suatu daerah tertentu dan Pelabuhan Tanjung Perak juga menjadi
sebagai prasarana penghubung antar daerah, meningkat. Dengan kondisi sarana dan
antar pulau, bahkan antar negara. Pelabuhan prasarana yang tetap serta seringkali tidak
berperan sebagai terminal yang disertai pengoptimalan kinerja pelabuhan,
mempertemukan moda transportasi baik tentunya hal tersebut berpotensi menimbulkan
intermodal maupun multimodal, mendorong antrian kapal untuk sandar di Pelabuhan
lancarnya transaksi perdagangan serta Tanjung Perak sehingga menimbulkan waktu
perindustrian bagi pembangunan ekonomi [1]. tunggu kapal semakin besar akibatnya kinerja
Pertumbuhan sektor industri di Jawa Pelabuhan kurang optimal yang akan
Timur dan Indonesia Bagian Timur telah menimbulkan biaya ekonomi yang tinggi, yang
menyebabkan jumlah kunjungan kapal di akan berdampak langsung dengan harga barang

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 166
di pasaran. Seperti banyak diketahui bahwa 2. METODE PENELITIAN
biaya logistik terbesar di Indonesia ada di 2.1 Tahapan Penelitian
pelabuhan dan menjadi permasalahan nasional. Adapun tahapan-tahapan yang
Dari uraian diatas, maka yang menjadi dilaksanakan dalam penelitian dapat dilihat pada
permasalahan dalam penelitian ini adalah: Gambar 1.
1. Berapa rata-rata waktu tunggu kapal (waiting
time) di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya?
2. Bagaimana karakteristik antrian kapal di
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dilihat
dari tingkat kedatangan dan tingkat
pelayanan?
3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
waktu tunggu (waiting time) kapaldi
Pelabuhan Tanjung Perak?
4. Bagaimana rekomendasi perbaikan untuk
menurunkan waktu tunggu kapal (waiting
time) di Pelabuhan Tanjung Perak?
Pembatasan masalah lingkup penelitian
pada penelitian ini adalah:
1. Studi, penelitian dan pengambilan data hanya
pada lingkup pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya di 4 (empat) terminal yaitu
Terminal Jamrud, Terminal Berlian,
Terminal Mirah, dan Terminal Nilam
(Multipurpose).
2. Lingkup penelitian meliputi pelayanan kapal
dan utilisasi fasilitas. Pengamatan dilakukan
terhadap jenis dan ukuran kapal yang
bersandar di dermaga atau pelabuhan
meliputi: Kapal Petikemas, Kapal General
Cargo (non Petikemas), Kapal Curah Kering
dan Kapal Curah Cair.
3. Ukuran Kapal atau bobot mati kapal yang
termasuk dalam penelitian adalah Kapal
Petikemas, Kapal General Cargo (Non
Petikemas), Kapal Curah Kering dan Kapal
Gambar 1. Diagram alir penelitian
Curah Cair dengan bobot mati mulai dari GT
500. 2.2 Metode Analisis Data
4. Metode yang digunakan adalah metode Metode analisis yang digunakan data dalam
Analisis Model Antrian, Analisis Regresi penelitian ini antara lain:
Linear Berganda dan Analisis SWOT. 1. Analisis Antrian
Analisis Antrian digunakan untuk
mengetahui karakteristik antrian di Pelabuhan
Tanjung Perak Pengamatan dilakukan untuk
mendapatkan data jumlah kedatangan kapal,
waktu kedatangan kapal, dan waktu pelayanan
kapal di pelabuhan yaitu dengan cara:

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 167
a. Pengambilan sampel data dilakukan selama 1 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
(satu) bulan sesuai dengan penetapan 3.1 Rata-Rata Waktu Tunggu Kapal
kedatangan dan pelayanan kapal dari Kantor (Waiting Time) di Pelabuhan Tanjung
Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak. Perak
b. Pengamatan dilakukan berdasarkan jenis dan Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen
tipe kapal dari tiap-tiap terminal yang Perhubungan Laut Nomor:
menggunakan jasa Pelabuhan Tanjung
UM.002/38/18/DJPL-11 Tahun 2011 tentang
Perak.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam Standar Kinerja Operasional Pelabuhan
analisis antrian antara lain: disebutkan bahwa Waktu Tunggu Kapal
a. Disiplin antrian First Come First Service (waiting time) adalah jumlah waktu sejak
dengan menggunakan model antrian Multi pengajuan permohonan tambat setelah kapal
Channel Single Phase tiba di lokasi labuh sampai kapal digerakkan
b. Waktu antar kedatangan mengikuti distribusi menuju tambatan sampai dengan tiba di
poisson tambatan.
c. Waktu antar pelayanan mengikuti distribusi
eksponensial Total time in
Port

d. Sumber masukan tidak terbatas dan ukuran


Pre-and Berthing Waiting
antrian tidak terbatas. Pre-and post
Time sailing delay

Berthing

2. Analisis Regresi Berganda Waiting Time

Analisis Regresi Berganda digunakan Time at Berth Time at Berth

untuk memperoleh faktor-faktor yang


mempengaruhi waktu tunggu kapal (waiting Operasional
Time at Berth Operational Time at Berth (BWT)
time) di Pelabuhan Tanjung Perak. Dalam
analisis ini menggunakan data primer yang free berth
Available
Proceeds to
berth
Alternately working and non working
periods
start of finish of
didapatkan dari kuesioner dari pengguna jasa Arrival At Port Arrival At Berth
operation operation
leaves berth leaves port

Pelabuhan Tanjung Perak yaitu perusahaan Sumber : (PT. Pelabuhan Indonesia (Persero), 2009)
pelayaran yang penentuan sampelnya dihitung
menggunakan rumus Slovin: [5] Gambar 2. Skema waktu kapal selama di
𝑵 pelabuhan
𝒏 = 𝟏 +𝑵𝒆𝟐 ......................................................... (1)
Pada penelitian ini peneliti melakukan
Dimana: perhitungan dari data sekunder yaitu data
n = ukuran sampel penetapan kapal yang telah disahkan oleh
N = ukuran populasi Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak selama 1
e = perkiraan tingkat kesalahan (10% = 0,1)
(satu) bulan yaitu pada bulan Januari 2016,
kemudian peneliti membagi pada 5 (lima)
maka : terminal yang ada di Pelabuhan Tanjung Perak.
391 Untuk menghitung waktu tunggu kapal
𝑛= 2
= 79,63 ≈ 𝟖𝟎 Responden
1 + 391 (0,1) menggunakan Persamaan 2 dibawah ini:
𝑊𝑇𝑖 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑖 − 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛𝑖
3. Analisis SWOT ...................................................................................... (2)
Untuk menentukan strategi perbaikan
guna menurunkan waktu tunggu kapal (waiting Di mana i menunjukkan nomor kapal, jadi untuk
time) di pelabuhan tanjung perak dengan menghitung rata-rata waktu tunggu kapal
menganalisa faktor–faktor strategi internal dan (waiting time) dipelabuhan tanjung perak
eksternal. Kemudian dilakukan wawancara dan menggunakan Persamaan 3 berikut:
𝑛
pembagian kuesioner terhadap responden ̅̅̅̅̅ = ∑𝑖=1 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑖 −𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛𝑖 ..(3)
𝑊𝑇
dianggap faham mengenai kondisi dan rencana 𝑛

pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak. Di mana


̅̅̅̅̅ : rata-rata waktu tunggu
𝑊𝑇
n : banyak kapal

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 168
Hasil perhitungan rata-rata waktu tunggu Alur analisis antrian di Pelabuhan
kapal dari 5 (lima) terminal Pelabuhan Tanjung Tanjung Perak terdiri dari tahapan pra analisis,
Perak dapat dilihat pada Gambar 3. tahapan uji kesesuaian probabilitas distribusi
dan tahapan analisis.
1) Menduga Banyak Server (M)
Banyaknya server dihitung dengan
asumsi memanfaatkan panjang dermaga yang
ada di Pelabuhan Tanjung Perak dan rata-rata
untuk panjang kapal dengan persamaan :
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑟𝑚𝑎𝑔𝑎
𝑀 = 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑑𝑜𝑤𝑛 ( ) .. (4)
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙+𝐽𝑎𝑔𝑎𝑎𝑛

Tabel 1. Jumlah server


Banyak
Panjang Rata-rata
Gambar 3. Grafik rata-rata waktu tunggu kapal Nama Dermaga Dermaga Panjang
Jagaan Server
(waiting time) Pelabuhan Tanjung Perak 10 meter M
(m) Kapal (m)
(unit)
Jamrud Utara &
800 + 210 163,063 173,063 5
Dari Gambar 3 diketahui waktu tunggu Barat
(waiting time) rata-rata tertinggi berada pada Jamrud Selatan 800 97,400 107,400 7
Terminal Jamrud khususnya dermaga Jamrud Berlian
785 + 700 +
112,414 122,414 12
140
Utara dan Barat yaitu sebesar 46,20 Jam atau
Nilam Timur 210 + 310 84,542 94,542 5
1,92 hari kapal menunggu untuk mendapat
pelayanan. Mirah 312 + 338 99,140 109,140 5

3.2 Karakteristik Antrian Kapal 2) Arrival Rate (𝜆)


Kondisi eksisting Pelabuhan Tanjung Arrival rate merupakan rata-rata dari banyak
Perak terbagi dalam beberapa terminal dimana kapal yang datang (k) per hari. Data diperoleh
penelitian difokuskan kepada 4 (empat) antara dari observasi yang dilakukan dari tanggal 26-
lain: Terminal Jamrud dibagi menjadi 2 terminal 12-2015 s/d 28-1-2016 atau 34 hari. Arrival Rate
yaitu Terminal Jamrud Utara dan Barat yang (λ) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
diperuntukkan untuk melayani bongkar dan
𝑘ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 +⋯+𝑘ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
muat general cargo internasional, Terminal 𝜆= 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑟𝑖
.................... (5)
Jamrud Selatan dapat dikatakan terminal
multipurpose karena peruntukkannya melayani Data yang diperoleh dihitung menggunakan
bongkar dan muat general cargo dan kontainer persamaan diatas maka diperoleh nilai Arrival
domestik. Terminal Mirah yang melayani Rate (λ) dari masing-masing dermaga dapat
general cargo domestik dan kontainer domestik, dilihat pada Tabel 2.
Terminal Berlian untuk kontainer domestik dan Tabel 2. Arrival rate (λ) untuk masing-masing
Terminal Nilam (Multipurpose) bongkar dan dermaga
muat curah cair dan general cargo domestik. Jumlah Rata-rata
Kedatangan Jumlah Kedatangan
Nama Dermaga
Kapal Perhari (Hari) Kapal / Hari
(Unit) (Unit)
Jamrud Utara Barat 64 34 1.882

Jamrud Selatan 100 34 2.941


Berlian 239 34 7.029

Nilam Timur 59 34 1.735

Mirah 87 34 2.559

Gambar 4. Skema kedatangan kapal yang akan 3) Service Rate (𝜇)


sandar di dermaga Pelabuhan Service Rate (μ) merupakan rata-rata
Tanjung Perak pelayanan kapal per hari. Lama pelayanan untuk

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 169
masing-masing kapal didapatkan dengan rumus Mirah 1.666 0.600

sebagai berikut: 4) Tahapan Uji Kesesuaian Probabilitas


∑𝑛
𝑘=1 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑘 −𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑆𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑘
Distribusi Poisson Kedatangan Kapal
𝛺= ........... (6)
𝑛 Untuk menghitung peluang kedatangan
di mana: kapal per hari digunakan persamaan sebagai
𝑘: no urut kapal berikut: (Zaiontz, 2014)
𝑛: banyak kapal yang mendapatkan pelayanan 𝑒 −𝜆 𝜆𝑥
saat observasi 𝑃(𝑥) = , untuk 𝑥 = 0,1,2,3,4, … ........ (8)
𝑥!
Setelah didapatkan Rata-rata Lama di mana
Pelayanan Kapal (Ω) maka dapat dicari nilai 𝑃(𝑥) = peluang kedatangan 𝑥 kapal/hari
Service Rate (𝜇) dengan rumus sebagai berikut: 𝑥 = banyaknya kedatangan kapal/hari
𝜇=
1
.......................................................................... (7) 𝜆 = rata-rata kedatangan kapal/hari
𝛺
𝑒 = 2.7183
Tabel 3. Rata-rata lama pelayanan kapal (𝛺) dan Hasil distribusi poisson masing-masing dermaga
Service Rate (𝜇) ditampilkan secara grafik pada Gambar 5.
Nama Dermaga Rata-rata waktu Service Rate (μ)
pelayanan / kapal (Unit)
(Hari) 5) Uji Distribusi Eksponensial Pelayanan Kapal
Jamrud Utara Barat 3.305 0.303
Uji eksponensial untuk waktu pelayanan
Jamrud Selatan 2.247 0.445
Berlian 1.205 0.830
dilakukan dengan menggunakan persamaan
Nilam Timur 2.429 0.412 sebagai berikut: [2]

Gambar 5. Grafik peluang kedatangan kapal per hari

𝑃(𝑡) = 𝜆𝑒 −𝜆𝑡 , untuk 𝑥 ≥ 0 .................................. (9) 𝑒 = 2.7183


Hasil distribusi eksponensial dari masing-
di mana:
masing dermaga yang ditampilkan secara grafik
𝑃(𝑡) = peluang waktu pelayanan lebih dari t
pada Gambar 6.
𝑡 = waktu pelayanan
𝜆 = rata-rata waktu pelayanan

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 170
Gambar 6. Grafik peluang pelayanan kapal per hari

6) Server Utilization (𝜌) merupakan persentase


7) Peluang tidak terdapat satupun kapal dalam
penggunaan server menggunakan persamaan:
system menggunakan persamaan: [2]
𝜆
𝜌 = 𝑀𝜇 ................................................... (10) 𝑃0 =
1
, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑀𝜇 >
1 𝜆 𝑛 1 𝜆 𝑛 𝑀𝜇
[∑𝑀−1
𝑛=0 𝑛!(𝜇) ]+𝑀!(𝜇) 𝑀𝜇−𝜆
Dimana :
𝜆 ............................................................. (11)
M = jumlah saluran pelayanan (channel)
 = tingkat layanan rata-rata di setiap Pada Terminal Jamrud Utara dan Barat tidak
(channel) dapat di analisis ke tahap selanjutnya karena
 = rata-rata tingkat kedatangan nilai 𝑀𝜇 ≤ 𝜆. Berikut hasil analisis dapat dilihat
Hasil dari perhitungan prosentase pada Tabel 5.
penggunaan server (𝜌) didapatkan untuk
masing-masing dermaga dapat dilihat pada Tabel 5. Peluang tidak terdapat satupun kapal
Tabel 4. dalam system (𝑷𝟎 )
Arrival Rate Server Service
Nama Dermaga (λ) (M) Rate (𝐏𝟎 )
Tabel 4. Persentase penggunaan server (𝝁)
Nama Dermaga Arrival Server Service Server Jamrud Utara dan
1.882 5 0.303 -
Rate (M) Rate Utilization Barat
(λ) (𝝁) (𝝆) Jamrud Selatan 2.941 7 0.445 0.04%
Jamrud Utara dan
1.882 5 0.303 124.44%
Barat Berlian 7.029 12 0.830 0.02%
Jamrud Selatan 2.941 7 0.445 94.41% Nilam Timur
1.735 5 0.412 0.91%
(Multipurpose)
Berlian 7.029 12 0.830 70.57%
Mirah 2.559 5 0.600 0.83%
Nilam Timur
1.735 5 0.412 84.22%
(Multipurpose)
Mirah 2.559 5 0.600 85.30%

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 171
8) Rata-rata banyaknya kapal dalam system Tabel 8. Rata-rata kapal (unit) yang menunggu
menggunakan persamaan: (Heyzer & Render, (𝑳𝒒 )
2009) Nama Dermaga
(𝐋𝐬)
Arrival Service (𝑳𝒒 )
Rate Rate Kapal
𝑀 Kapal
(λ) (𝝁)
𝜆𝜇(𝜆⁄𝜇) 𝜆 Jamrud Utara dan
𝐿𝑠 = (𝑀−1)!(𝑀𝜇−𝜆)2 𝑃0 + 𝜇 ..................... (12) Barat
- 1.882 0.303 -

Jamrud Selatan 20,722 2.941 0.445 14,115


Hasil dari perhitungan rata-rata banyaknya kapal
Berlian 8,928 7.029 0.830 0,460
dalam system didapatkan untuk masing-masing
dermaga dapat dilihat pada Tabel 6. Nilam Timur
7,657 1.735 0.412 3,441
(Multipurpose)
Tabel 6. Rata-rata banyaknya kapal dalam Mirah 8,069 2.559 0.600 3,807
system (𝑳𝒔)
Nama Dermaga Arrival Server Service 11) Rata-rata waktu menunggu persamaan yang
(𝐋𝐬)
Rate (M) Rate (𝐏𝟎 )
(λ) (𝝁)
Kapal digunakan: [2]
Jamrud Utara dan 1
1.882 5 0.303 - -
Barat 𝑊𝑞 = 𝑊𝑠 − ................................................ (15)
𝜇
Jamrud Selatan 2.941 7 0.445 0.04% 20,722

Berlian 7.029 12 0.830 0.02% 8,928


Hasil perhitungan rata-rata waktu menunggu dan
Nilam Timur
dilayani didapatkan untuk masing-masing
1.735 5 0.412 0.91% 7,657
(Multipurpose) dermaga dapat dilihat pada Tabel 9.
Mirah 2.559 5 0.600 0.83% 8,069
Tabel 9. Rata-rata waktu menunggu
Arrival Service (𝑾𝒒 )
9) Rata-rata waktu menunggu dan dilayani Nama Dermaga
(𝑾𝒔 )
Rate Rate Hari
Hari
menggunakan persamaan: [2] (λ) (𝝁)
𝑀 Jamrud Utara dan
𝜇(𝜆⁄𝜇 ) 1 Barat
- 1.882 0.303 -
𝑊𝑠 = (𝑀−1)!(𝑀𝜇−𝜆)2 𝑃0 + ........................... (13)
𝜇 Jamrud Selatan 7,046 2.941 0.445 4,799

Hasil perhitungan rata-rata waktu menunggu dan Berlian 1,270 7.029 0.830 0,065
dilayani didapatkan untuk masing-masing Nilam Timur
4,413 1.735 0.412 1,983
(Multipurpose)
dermaga dapat dilihat pada Tabel 7.
Mirah 3,153 2.559 0.600 1,488
Tabel 7. Rata-rata waktu menunggu dan
dilayani
Nama Dermaga Arrival Server Service
3.3 Solusi Untuk Terminal Jamrud Utara
(𝐖𝐬)
Rate (M) Rate (𝐏𝟎 )
Hari dan Barat
(λ) (𝝁)
Jamrud Utara Solusi untuk Jamrud Utara Barat dapat
1.882 5 0.303 - -
dan Barat dicari dengan melakukan simulasi penambahan
Jamrud Selatan 2.941 7 0.445 0.04% 7,046 channel sampai didapatkan nilai server
Berlian 7.029 12 0.830 0.02% 1,270 utilization dibawah 100%.
Nilam Timur
(Multipurpose)
1.735 5 0.412 0.91% 4,413 Tabel 10. Hasil analisis penambahan Channel
Mirah 2.559 5 0.600 0.83% 3,153 Terminal Jamrud Utara dan Barat
Service Server
Arrival Rate (λ)
10) Rata-rata kapal (unit) yang menunggu Server (M) Rate (µ) Utilization
(unit/hari)
(unit/hari) (p)
persamaan yang digunakan : [2]
1,882 5 0,303 124.44%
𝜆
𝐿𝑞 = 𝐿𝑠 − .................................................. (14) 1,882 6 0,303 103.70%
𝜇
1,882 7 0,303 88.88%
Hasil dari perhitungan rata-rata kapal (unit) yang
menunggu didapatkan untuk masing-masing
dermaga dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa
solusi agar nilai server utilization pada Jamrud
Utara Barat dapat ditekan dibawah 100% adalah
menambah server sebanyak 2 channel sehingga
banyak server menjadi 7 channel. Dengan
penambahan 2 channel dapat dihitung kebutuhan
penambahan panjang dermaga minimal
sepanjang 366,125  400 meter.

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 172
Mengingat untuk menambah channel atau X5 terhadap Y tersebut. Untuk nilai koefisien
menambah panjang dermaga di Terminal Jamrud determinasi (r-square) menunjukkan sebesar
Utara dan Barat sulit untuk direalisasikan, maka 0.531, yang menyatakan besarnya pengaruh dari
solusi yang paling mungkin dapat diberikan agar X1, X2, X3, X4, dan X5 terhadap Y. Artinya
Terminal Jamrud Utara dan Barat sebagai sebesar 53.1% keragaman dari Y dipengaruhi
terminal general cargo internasional di oleh adanya faktor X1, X2, X3, X4, dan X5.
Pelabuhan Tanjung Perak adalah dengan cara Sedangkan sisanya 46.9% ditentukan oleh faktor
mengalihkan sebagian kapal untuk bersandar di lain di luar variabel yang diteliti.
pelabuhan sekitar misalnya ke Terminal Teluk Maka persamaan regresi yang diperoleh
Lamong dan Terminal Manyar BMS Gresik. adalah Y= 403.914– 8.198 X1- 6.551 X2 – 4.874
X3 – 6.409 X4 – 6.909 X5.
3.4 Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Waktu Tunggu Tabel 12. Uji validitas instrumen penelitian
Variabel Item Uji Validitas Keputusan
(Waiting Time) Kapal r Hitung Sign.(p) r Tabel
Metode analisis data yang digunakan Produktifitas X1.1 0.921 0.000 0,2199 Valid
Bongkar X1.2 0.870 0.000 0,2199 Valid
dalam menentukan faktor yang mempengaruhi Muat (X1) X1.3 0.713 0.000 0,2199 Valid
waiting time adalah metode analisis regresi Pelayanan X2.1 0.919 0.000 0,2199 Valid
berganda. Variabel dan indikator yang Dokumen X2.2 0.741 0.000 0,2199 Valid
(X2) X2.3 0.833 0.000 0,2199 Valid
digunakan dalam analisis regresi berganda ini Kondisi X3.1 0.907 0.000 0,2199 Valid
adalah sebagai berikut: Alur
X3.2 0.969 0.000 0,2199 Valid
Pelayaran
(X3) X3.3 0.961 0.000 0,2199 Valid
Tabel 11. Variabel dan indikator penelitian Ketersedian X4.1 0.920 0.000 0,2199 Valid
Konsep Variabel Indikator Kode Dermaga X4.2 0.917 0.000 0,2199 Valid
(X4) X4.3 0.908 0.000 0,2199 Valid
Kinerja Tenaga Kerja X5.1 0.825 0.000 0,2199 Valid
X1.1 Pelayanan
Bongkar Muat (TKBM) Pemanduan X5.2 0.814 0.000 0,2199 Valid
Produktifitas Kinerja Peralatan (X5) X5.3 0.811 0.000 0,2199 Valid
X1.2
Bongkar Bongkar Muat
Muat (X1) Ketersediaan
Gudang/Lapangan X1.3 Tabel 13. Uji reliabilitas instrumen penelitian
Penumpukan Alpha
Prosedur Pelayanan Variabel Keterangan
X2.1 Cronbach
Pelayanan Dokumen Produktifitas Bongkar Muat Tingkat kehandalan
Waktu Dokumen Kinerja Pegawai di 0.792
(X1) tinggi
X2.2
Tunggu (X2) Kantor Pelayanan Waktu Pelayanan Dokumen Tingkat kehandalan
0.785
Kapal Fasilitas Pelayanan (IT) X2.3 (X2) tinggi
(Waiting Kondisi Pasang Surut X3.1 Tingkat kehandalan
Kondisi Alur Pelayaran (X3) 0.942
Time) sangat tinggi
Alur Lalu lintas kapal X3.2
(Y) Tingkat kehandalan
Pelayaran Ketersedian Dermaga (X4) 0.903
sangat tinggi
Ukuran Kapal X3.3
(X3) Tingkat kehandalan
Ketersedian Jumlah Dermaga X4.1 Pelayanan Pemanduan (X5) 0.752
tinggi
Dermaga Kondisi Fisik Dermaga X4.2
(X4) Fasilitas Dermaga X4.3
Jumlah Kapal Pandu dan
Pelayanan Kapal Tunda
X5.1 Tabel 14. Uji korelasi product momen Pearson
Variabel Uji korelasi Kesimpulan
Pemanduan Jumlah Tenaga Pandu X5.2
(X5) Jarak antara Lego Korelasi (r) Sig.
X5.3
Jangkar ke Dermaga (p)
X1 -0.566 0.000 Ada hubungan yang signifikan
antara X1 dan Y
Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan X2 -0.433 0.000 Ada hubungan yang signifikan
adanya hubungan yang signifikan secara positif antara X2 dan Y
antara X1 (RX1= -0.566 dan p=0.000), X2 (RX2= X3 -0.424 0.000 Ada hubungan yang signifikan
Y antara X3 dan Y
-0.433 dan p=0.000), X3 (RX3= -0.424 dan
X4 -0.587 0.000 Ada hubungan yang signifikan
p=0.000), X4 (RX4= -0.587 dan p=0.000), X5 antara X4 dan Y
(RX5= -0.518 dan p=0.000), dengan Y. X5 -0.518 0.000 Ada hubungan yang signifikan
Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan nilai antara X5 dan Y

koefisien korelasi ganda (Multiple R) sebesar Keterangan: X1= Produktifitas Bongkar Muat, X2= Pelayanan
Dokumen, X3= Kondisi Alur Pelayaran, X4= Ketersedian
0.729 yang menyatakan besarnya derajat Dermaga, X5= Pelayanan Pemanduan, Y= Waktu Tunggu Kapal
keeratan hubungan antara X1, X2, X3, X4, dan X5 (Waiting Time)
terhadap Y mencapai 0.729 serta adanya
hubungan yang kuat antara X1, X2, X3, X4, dan

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 173
Tabel 15. Hasil analisis regresi mempengaruhi waktu tunggu kapal. Kemudian
Variabel
Koefisien Std.
Beta Thitung Sig. Keterangan hasil survey lingkungan tersebut direkapitulasi
regresi (b) Error
dan diolah menjadi faktor internal dan faktor
Konstanta 403.914 40.743 9.914 0.000 Signifikan
ekternal.
X1 -8.198 3.875 -0.214 -2.116 0.038 Signifikan
X2 -6.551 3.149 -0.181 -2.080 0.041 Signifikan 2) Perhitungan Penentuan Pembobotan Skor
X3 -4.874 2.180 -0.199 -2.236 0.028 Signifikan SWOT.
X4 -6.409 3.002 -0.226 -2.135 0.036 Signifikan Setelah diketahui dan dipetakan faktor-faktor
X5 -6.909 3.081 -0.221 -2.243 0.028 Signifikan
internal dan eksternal maka dilakukan
R (Multiple R) = 0,729
R Square = 0,531
pembagian kuesioner. Dari pemetaan SWOT
R Square (Adjusted) = 0,499 bobot dan rating ditentukan berdasar pada isian
F hitung = 16.749
F tabel = (df regresi, df residual) = (5,74) = 2.338 kuisioner [6]. Perhitungan pembobotan skor
Sign. F = 0,000 SWOT EFAS dan IFAS terlihat pada Tabel 18
t tabel = (0,05/2, 74) = 1.993
α = 0,05 dan Tabel 18.
3) Matriks SWOT
Tabel 16. Perhitungan sumbangan efektif Hasil perhitungan bobot dan skor IFAS dan
Variabel R Beta Perhitungan SE EFAS, faktor–faktor dari strategi tersebut akan
X1 -0.566 -0.214 -0.566x-0.214x100 12.11% diolah ke dalam matrik SWOT untuk
X2 -0.433 -0.181 -0.433x-0.181x100 7.83% merumuskan strategi yang nanti akan dipakai
X3 -0.424 -0.199 -0.424x-0.199x100 8.46%
dalam rangka mengurangi waktu tunggu kapal
X4 -0.587 -0.226 -0.587x-0.226x100 13.25%
(waiting time) Pelabuhan Tanjung Perak.
X5 -0.518 -0.221 -0.518x-0.221x100 11.43% 4) Diagram Analisa SWOT
Total Sumbangan Efektif 53.09% Dari perhitungan nilai total kekuatan – total
kelemahan dan nilai total peluang – total
Berdasarkan Tabel 16, variabel ancaman, maka akan di lakukan plot ke diagram
Ketersedian Dermaga (X4) menunjukkan kartesius untuk mendapatkan strategi yang akan
sumbangan efektif yang paling besar digunakan.
(dominan) yaitu sebesar 13.25%, diikuti Dari Gambar 7 yang didasarkan pada
kemudian oleh pengaruh dari Produktifitas perhitungan SWOT IFAS dan EFAS S >O, yakni
Bongkar Muat (X1) dengan sumbangan efektif kekuatan lebih besar dari pada peluang yang ada,
sebesar 12.11%. dimana arah kebijakannya adalah rapid growth
strategy yang berarti pertumbuhan peran yang
3.5 Strategi Perbaikan untuk dilaksanakan dapat dilakukan dengan cepat
Menurunkan Waktu Tunggu (strategi agresif). Strategi tersebut dapat
(Waiting Time) Kapal di Pelabuhan dilakukan untuk menurunkan waktu tunggu
(waiting time) kapal di Pelabuhan Tanjung Perak
Tanjung Perak
yang diuraikandengan cara sebagai berikut :
SWOT adalah identitas berbagai factor
a. Memaksimalkan kinerja Tenaga Kerja
secara sistematis untuk merumuskan strategi
Bongkar Muat (TKBM)
pelayanan.[4]
b. Mengalihkan kapal ke pelabuhan sekitar
1) Penentuan Faktor-Faktor Internal dan
misalnya Terminal Teluk Lamong dan
Eksternal
Terminal Manyar BMS Gresik
Dalam analisa SWOT IFAS EFAS dilakukan
c. Meningkatkan pelayanan dan prosedur
survey lingkungan dengan mengumpulkan
pengurusan dokumen di pelabuhan;
berbagai informasi tentang strategi mengurangi
d. Mengembangkan Alur Pelayaran
waktu tunggu kapal dipelabuhan. Pengumpulan
Surabaya(APBS) untuk merevitalisasi alur
informasi dilakukan dengan cara wawancara
pelayaran dan kolam pelabuhan
langsung kepada pihak-pihak yang dianggap
e. Menerapkan regulasi tentang kepelabuhanan
berkompeten tentang pelabuhan, observasi
dengan benar
lapangan, dari hasil analisis antrian serta analisis
f. Memaksimalkan tenaga pandu yang ada.
korelasi dan regresi faktor-faktor yang

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 174
Tabel 18. Hasil Perhitungan Bobot dan Skor Tabel 18. Hasil Perhitungan Bobot dan Skor
IFAS EFAS
FAKTOR - FAKTOR FAKTOR - FAKTOR
BOBOT BOBOT
NO STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING SKOR NO STRATEGI EKSTERNAL BOBOT RATING SKOR
RELATIF RELATIF
INDIKATOR KEKUATAN INDIKATOR PELUANG
1 Kinerja Tenaga Kerja 1 Beroperasinya Terminal
Bongkar Muat (TKBM) 3,4 0,12 2,70 0,33 Teluk Lamong dan
3,60 0,12 2,50 0,31
sangat baik; Terminal Manyar BMS
2 Prosedur pelayanan Gresik
dokumen yang 3,5 0,13 2,70 0,34 2 Meningkatnya volume
3,60 0,12 2,60 0,32
sederhana; bongkar
3 Klusterisasi dermaga 4 0,14 2,50 0,36 3 Kebijakan pemerintah
3,50 0,12 2,40 0,29
4 Lalu lintas kapal yang tentang Kepelabuhanan;
3,2 0,12 3,00 0,35
lancar 4 Adanya Proyek
5 Jumlah tenaga pandu Pendalaman Alur
3,8 0,14 2,10 0,29 3,80 0,13 2,60 0,34
yang memadai; Pelayaran Barat
Jumlah Indikator Kekuatan Surabaya (APBS);
17,9 0,65 1,67
5 Jumlah kunjungan kapal
FAKTOR - FAKTOR mengalami peningkatan 4,00 0,14 2,10 0,29
BOBOT
NO STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING SKOR yang signifikan.
RELATIF
INDIKATOR KELEMAHAN Jumlah Indikator Peluang 18,50 0,63 1,54
1 Kurangnya ketersedian
1,80 0,06 3,70 0,24
dermaga NO FAKTOR - FAKTOR BOBOT BOBOT RATING SKOR
2 Kurang memadainya STRATEGI EKSTERNAL RELATIF
Fasilitas Pelayanan dan 2,10 0,08 3,10 0,24 INDIKATOR
informasi teknologi (IT); ANCAMAN
3 Kedalaman alur pelayaran 1 Adanya pendangkalan
dan kolam Pelabuhan 1,60 0,06 3,50 0,20 atau sedimentasi pada
1,70 0,06 3,80 0,22
Masih Kurang Alur Pelayaran dan
4 Kurangnya jumlah kapal Kolam Pelabuhan;
2,30 0,08 3,70 0,31 2 Adanya kebijakan terkait
pandu dan kapal tunda.
2,50 0,09 3,50 0,30
5 Peralatan Bongkar Muat perdagangan;
yang tidak sesuai dengan 2,00 0,07 3,50 0,25 3 Kurang disiplinnya
peruntukan pengguna jasa terhadap
2,20 0,08 3,50 0,26
Jumlah Indikator Kelemahan 9,80 0,35 prosedur penyandaran
1,24
kapal;
Total Faktor Internal 27,7 1 2,91
4 Faktor cuaca yang tidak
2,10 0,07 3,30 0,24
Kekuatan - kelemahan 0,43 menentu;
5 Tingkat pemakaian
Sumber: Data primer yang diolah 2016 dermaga yang cukup 2,30 0,08 3,30 0,26
tinggi (BOR)
Jumlah Indikator Ancaman 10,80 0,37 1,28
Total Faktor Eksternal 29,30 1,00 2,81
Peluang - Ancaman 0,26
Sumber: Data primer yang diolah 2016

4. KESIMPULAN DAN SARAN kapal/hari dan Terminal Mirah 2,559


4.4 Kesimpulan kapal/hari. Rata-rata waktu pelayanan (service
Berdasarkan hasil analisa dapat ditarik rate) Terminal Jamrud Utara dan Barat sebesar
kesimpulan antara lain: 0,303 hari/kapal, Terminal Jamrud Selatan
1. Rata-rata waktu tunggu kapal (waiting (service rate) 0,445 hari/kapal, Terminal
time) Pelabuhan Tanjung Perak pada 5 Berlian (service rate) 0,830 hari/kapal,
terminal diketahui: Terminal Jamrud Utara dan Terminal Nilam Timur (service rate) 0,412
Barat adalah 46,20 jam, Terminal Jamrud hari/kapal, kemudian Terminal Mirah sebesar
Selatan 42,61 jam, Terminal Berlian 29,94 (service rate) 0,600 hari/kapal. Pola antrian
jam, Terminal Nilam Timur (multipurpose)
pada Terminal Jamrud Selatan dengan nilai (𝜌)
adalah 41,77 jam dan Terminal Mirah adalah
29,94 jam. = 94.40%, 𝑃0 = 0.04%, 𝐿𝑠 = 20.722 kapal, 𝑊𝑠 =
Kerakteristik antrian di Pelabuhan 7.046 hari, 𝐿𝑞 = 14.115 kapal, 𝑊𝑞 = 4.799 hari,
Tanjung Perak pada Terminal Jamrud Utara Terminal Berlian (𝜌) = 70.56%, 𝑃0 = 0.02%,
dan Barat memiliki rata-rata waktu kedatangan 𝐿𝑠 = 8.928 kapal, 𝑊𝑠 = 1.270 hari, 𝐿𝑞 = 0.460
1,882 kapal/hari, Terminal Jamrud Selatan kapal, 𝑊𝑞 = 0.065 hari, Terminal Nilam Timur
2,941 hari, Terminal Berlian 7,029 kapal/hari, (Multipurpose) (𝜌) = 84.31%, 𝑃0 = 0.91%, 𝐿𝑠 =
Terminal Nilam Timur (multipurpose) 1,735 7.657 kapal, 𝑊𝑠 = 4.413 hari, 𝐿𝑞 = 3.441 kapal,

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 175
𝑊𝑞 = 1.983 hari, Terminal Mirah (𝜌) = 85.24%, diikuti kemudian oleh pengaruh dari
𝑃0 = 0.83%, 𝐿𝑠 = 8.069 kapal, 𝑊𝑠 = 3.153 hari, Produktifitas Bongkar Muat (X1) dengan
𝐿𝑞 = 3.807 kapal, 𝑊𝑞 = 1.488 hari. Untuk sumbangan efektif sebesar 12.11%.
Selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut
fasilitas Terminal Jamrud Utara dan Barat
dapat diketahui bahwa X1, X2, X3, X4, dan X5
sudah tidak memadai. Solusi terbaik untuk ternyata mampu memberikan sumbangan
menurunkan tingkat penggunaan dermaga (𝜌) efektif total sebesar 53.09% terhadap Y.
adalah dengan cara mengalihkan sebagian 3. Strategi dalam mengurangi waktu tunggu
kapal ke Terminal Teluk Lamong. (waiting time) kapal di Pelabuhan Tanjung
2. Faktor yang mempengaruhi waktu tunggu Perak yaitu dengan memaksimalkan kinerja
kapal (waiting time) Pelabuhan Tanjung Perak Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM),
dari 5 variabel dengan 15 indikator, diperoleh mengalihkan kapal untuk bersandar di
dari semua variabel berpengaruh terhadap
pelabuhan sekitar misalnya Terminal Teluk
waktu tunggu kapal dengan model regresi
Lamong dan Terminal Manyar BMS Gresik
yang didapatkan yaitu Y= 403.914– 8.198 X1-
6.551 X2 – 4.874 X3 – 6.409 X4 – 6.909 X5. serta meningkatkan pelayanan dan prosedur
Variabel Ketersedian Dermaga (X4) pengurusan dokumen di pelabuhan untuk
menunjukkan sumbangan efektif yang paling menanggulangi kenaikan arus barang.
besar (dominan) yaitu sebesar 13.25%,

Tabel 19. Matrik SWOT strategi mengurangi waktu tunggu kapal (waiting time) Pelabuhan Tanjung
Perak
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Perbaikan Kinerja Tenaga Kerja Bongkar 1. Kurangnya ketersedian dermaga;
IFAS Muat (TKBM); 2. Kurang memadainya Fasilitas Pelayanan
2. Prosedur pelayanan dokumen yang dan informasi teknologi (IT);
sederhana; 3. Kedalaman Alur pelayaran dan Kolam
3. Klusterisasi dermaga; Pelabuhan Masih Kurang;
EFAS 4. Lalu lintas kapal yang lancar; 4. Kurangnya jumlah kapal pandu dan kapal
5. Jumlah tenaga pandu yang memadai; tunda.
5. Peralatan Bongkar Muat yang tidak sesuai
dengan peruntukan;

Peluang (Opportunity) Strategi - SO Strategi - WO


1. Beroperasinya Terminal  Memaksimalkan kinerja Tenaga Kerja  Menambah panjang dermaga atau dengan
Teluk Lamong dan Terminal Bongkar Muat (TKBM) dan Mengalihkan mengalihkan kepal untuk bersandar di
kapal ke Terminal Teluk Lamongdan pelabuhan pendukung serta Mendorong
Manyar BMS Gresik; Terminal Manyar BMS Gresikserta dan memaksimalkan proyek APBS untuk
2. Meningkatnya volume meningkatkan pelayanan dan prosedur memperdalam Alur Pelayaran dan kolam
bongkar dan muat; pengurusan dokumen di pelabuhan untuk pelabuhan, serta Menambah jumlah kapal
3. Kebijakan pemerintah tentang menanggulangi kenaikan arus barang pandu dan kapal tunda untuk
Kepelabuhanan; (S1,2,3 O1,2) mengantisipasi peningkatan arus kunjungan
4. Adanya pengembangan Alur kapal (W1,3,4 O5)
Pelayaran Barat Surabaya  Pengembangan APBS untuk
merevitalisasi Alur Pelayaran dan kolam  Menempatkan dan menggunakan peralatan
(APBS); pelabuhan, menerapkan regulasi tentang bongkar muat sesuai dengan
5. Jumlah kunjungan kapal kepelabuhanan dengan benar serta peruntukannya serta Menambah fasilitas
mengalami peningkatan yang memaksimalkan tenaga pandu yang ada teknologi informasi di pelabuhan untuk
signifikan. guna mengantisipasi kenaikan kunjungan mengantisipasi peningkatan kenaikan arus
kapal (S4,5, O3,4,5) barang di pelabuhan (W2,5 O1,2)

Ancaman (Threat) Strategi - ST Strategi - WT


1. Adanya pendangkalan atau  Memaksimalkan kinerja Tenaga Kerja  Menambah panjang dermaga dan
sedimentasi pada Alur dan Bongkar Muat (TKBM) dan penempatan Menempatkan peralatan Bongkar muat
kapal di dermaga serta penyederhanaan sesuai dengan spesifikasinya untuk
Kolam Pelabuhan; prosedur pelayanan dokumen di menurunkan nilai BOR (W1,4,T2,5)
2. Adanya kebijakan terkait pelabuhan untuk mengurangi tingkat
perdagangan; pemakaian dermaga (BOR) (S1,2,3 T2,5)  Memperdalam alur pelayaran dan kolam
3. Kurang disiplinnya pengguna pelabuhan, Menambah fasilitas pelayanan
jasa terhadap prosedur  Memindahkan fasilitas instalasi yang ada yang berbasis Teknologi Informasi serta
penyandaran kapal; di alur pelayaran dan Memaksimalkan menambah jumlah kapal pandu dan kapal
4. Faktor cuaca yang tidak tenaga pandu untuk memperlancar lalu tunda, untuk memaksimalkan kinerja
lintas kapal (S4,5 T1) operasional kapal (W2,3,5, T1,3,4)
menentu;
5. Tingkat pemakaian dermaga
yang cukup tinggi (BOR)

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 176
Gambar 7. Hasil analisis diagram SWOT
4. Strategi berikutnya adalah dengan 5. DAFTAR PUSTAKA
mengembangkan Alur Pelayaran Barat [1] Lasse, D. A. (2012). Manajemen Kepelabuhanan.
Surabaya (APBS) untuk merevitalisasi alur Jakarta: NIKA.
pelayaran dan kolam pelabuhan, menerapkan [2] Heyzer, J. H., & Render, B. (2009). Operation
regulasi tentang kepelabuhanan dengan benar Management, Volume 1. Pennsylvania State
serta memaksimalkan tenaga pandu yang ada University: Pearson Prentice Hall.
guna mengantisipasi kenaikan kunjungan [3] PT. Pelabuhan Indonesia (Persero). (2009).
kapal. Pengoperasian Pelabuhan - Referensi
Kepelabuhanan Seri 6 . Jakarta: PT. Pelabuhan
4.5 Saran Indonesia (Persero).
[4] Rangkuti, F. (2005). Analisa SWOT Teknik
1. Dari hasil analisa variabel X1, X2, X3, X4, dan
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia
X5terhadap Y (waktu tunggu) didapat
Pustaka.
sumbangan efektif sebesar 53 % yang
[5] Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif.
membuktikan bahwa masih ada 47 %
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
variabel yg belum ditentukan. hal ini dapat
[6] Umar, H. (2005). Strategic Management in Action
digunakan sebagai bahan acuan untuk
Cetakan Kelima. Jakarta: Gramedia Pustaka
penelitian selanjutnya.
Utama.
2. Perlunya peningkatan jalinan koordinasi [7] Zaiontz, C. (2014). Poisson Dstribution. Diambil
antara semua pihak yang berkepentingan di kembali dari Real Statistics Using Excel:
Pelabuhan Tanjung Perak terkait dengan http://www.real-statistics.com/binomial-and-
pelayanan kapal dan barang sehingga related-distributions/poisson-distribution/
terselenggara pelayanan yang optimal bagi
masyarakat pengguna jasa angkutan
penyeberangan.

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 177

Potrebbero piacerti anche