Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
Dr. Kautsar R. Salman, SE. MSA. Ak. BKP. SAS. CA. AWP
NIP: 36010197
Email: kautsar@perbanas.ac.id
STIE Perbanas Surabaya
Jalan Wonorejo Timur Nomer 16 Surabaya
ABSTRACT
1
sama selama batas waktu dan kondisi PT. Duta Karya Bersatu merupakan
tertentu. jenis perusahaan jasa yang menyediakan
Adanya aset tetap selalu tenaga-tenaga outsourcing dalam bidang
disandingkan dengan akumulasi cleaning service yang telah resmi menjadi
penyusutan, dimana merupakan akumulasi PKP sejak tahun 2012. Selama ini PT. Duta
dari biaya-biaya penyusutan selama periode Karya Bersatu telah menyusutkan aset
tertentu sejak aset tersebut digunakan. tetapnya secara komersial, dan perhitungan
Penyusutan merupakan pembebanan dari tersebut berbeda dengan kebijakan
pemakaian suatu aset yang berumur lebih perpajakan. Walaupun hal tersebut bukan
dari satu tahun. Pembebanan penyusutan sebuah permasalahan, namun jika diteliti
tersebut dikenal dengan istilah biaya lebih jauh terdapat beberapa praktik
penyusutan aset tetap. Besarnya nilai perhitungan penyusutan aset tetap yang
penyusutan dihitung dengan rumus yang kurang sesuai dengan teori yang berlaku.
telah diatur menurut Standar Akuntansi Praktik kurang sesuai yang pertama adalah
Keuangan (SAK) yang berlaku. Metode adanya penyusutan aset tetap yang melebihi
penyusutan menentukan cara dalam batas umur ekonomisnya. Berdasarkan data
mengalokasikan penyusutan nilai aset yang telah diolah dari rekapitulasi
secara sistematis dalam periode masa penyusutan aset tetap perusahaan, besarnya
manfaat asset tersebut. biaya penyusutan yang masa manfaatnya
Seperti yang telah disinggung telah habis adalah sebesar Rp
sebelumnya bahwa rumus yang digunakan 27.678.788,04 per tahun 2019.
untuk menghitung nilai penyusutan telah Selanjutnya permasalah yang kedua
diatur dalam SAK. Selain SAK yang adalah terdapat temuan lain yang dinilai
merupakan pedoman pada dunia akuntansi, kurang sesuai dengan teori perpajakan yang
Undang-Undang Perpajakanpun turut berlaku. Dalam hal ini yaitu adanya
mengatur tentang kebijakan penyusutan ketidaksesuaian antara aset-aset tetap yang
yang digunakan oleh perusahaan. Dari dilaporkan dalam lampiran penyesuaian
kedua kebijakan peraturan tersebut terdapat fiskal dengan aset tetap yang telah
persamaan dan perbedaan yang ditemukan. disajikan dalam rekapitulasi penyusutan
Dari sisi perbedaan tersebut maka akan aset tetap perusahaan. Ketidaksesuaian
menimbulkan adanya selisih diantara tersebut diakibatkan karena terdapat
laporan keuangan secara komersial dan beberapa aset tetap yang seharusnya
laporan keuangan fiskal. disajikan dalam SPT 1771, namun tidak
Pada dasarnya perusahaan disajikan. Selain itu pula dalam hal
dibebaskan untuk mengatur sendiri pengklasifikasian masa manfaat aset
perhitungan penyusutannya yang tetapnya pun perusahaan tidak
berlandaskan pada SAK, namun pajak tetap berlandaskan pada PMK No 96 Tahun
akan melakukan koreksi atas perhitungan 2009 sebagai dasar peraturan perpajakan
penyusutan apabila terdapat perbedaan untuk menentukan masa manfaat aset tetap.
perhitungan diantara keduanya. Hal Dari latar belakang masalah yang telah
tersebutlah yang dikenal dengan koreksi disajikan, maka karya ilmiah ini disusun
fiskal yang bertujuan untuk menyesuaikan dan diharapkan dapat menganalisis
perhitungan diantara keduanya. bagaimana PT. Duta Karya Bersatu selama
Berdasarkan praktek di lapangan, beberapa ini memperhitungkan penyusutan aset
perusahaan memilih untuk menyusun tetapnya baik secara komersial maupun
perhitungan penyusutan secara komersial fiskal, dan juga melihat bagaimana dampak
yang kemudian akan menimbulkan adanya dari perbedaan tersebut pada pajak
koreksi fiskal pada saat pelaporan pajak penghasilan badannya.
perusahaan, sebagai salah satu contoh
subjeknya adalah PT. Duta Karya Bersatu.
2
Rumusan Masalah tujuan administratif, dan diharapkan untuk
Bagaimana perhitungan penyusutan aset digunakan selama lebih dari satu periode
tetap secara komersial pada PT. Duta Karya (Dwi dkk, 2016). Menurut Walter Harrison
Bersatu? (2012), aset tetap atau properti, prabik, dan
Bagaimana perhitungan penyusutan aset peralatan (PPE) adalah aset tidak lancar
tetap secara fiskal pada PT. Duta Karya atau jangka panjang yang berwujud –
Bersatu? misalnya, tanah, bangunan, dan peralatan.
Bagaimana pengaruh perbedaan Di samping kedua pendapat di atas,
perhitungan secara komersial dan fiskal menurut pendapat Waluyo (2016) aset tetap
tersebut terhadap pajak penghasilan badan adalah aset berwujud yang digunakan
pada PT. Duta Karya Bersatu ? dalam operasi perusahaan dan tidak
Tujuan Penelitian dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kegiatan normal perusahaan dan
bukti empiris mengenai perhitungan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
penyusutan aset tetap secara komersial, dan tahun.Dari beberapa pendapat di atas terkait
fiskal, serta pengaruhnya terhadap pajak pengertian aset tetap, dapat disimpulkan
penghasilan badan PT. Duta Karya Bersatu. bahwa aset tetap adalah aset tidak lancar
Manfaat Penelitian atau jangka panjang berwujud yang
Pihak-pihak yang diharapkan dapat digunakan dalam operasi perusahaan, untuk
memperoleh manfaat dari artikel ini direntalkan kepada pihak lain ataupun
diantaranya adalah pihak perusahaan (PT. untuk tujuan administratif yang tidak
Duta Karya Bersatu), kampus (STIE dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan
Perbanas Surabaya), peneliti selanjutnya, normal perusahaan.
serta bagi penulis sendiri. Manfaat yang Menurut Waluyo (2016), suatu benda
dapat diperoleh pihak PT. Duta Karya berwujud dapat dikelompokkan sebagai
Bersatu yaitu dapat memberikan tambahan aset tetap apabila :
informasi serta masukan yang baik guna a. Manfaat keekonomisan masa yang
mencapai efektifitas perusahaan untuk akan datang yang berkaitan dengan
menghitung penyusutan aset tetapnya. aset tersebut kemungkinan akan
Kemudian bagi STIE Perbanas diharapkan mengalir ke dalam perusahaan; dan
dapat menjadi kumpulan referensi yang b. Biaya perolehan dapat diukur secara
bermanfaat untuk para civitas andal.
akademikanya. Biaya perolehan aset tetap adalah kas
Selanjutnya bagi peneliti atau setara kas yang dibayarkan atau dinilai
selanjutnya diharapkan artikel ini dapat wajar yang diserahkan untuk memperoleh
menambah wawasan serta menjadi bahan aset tetap pada saat perolehannya.Biaya
referensi apabila akan melakukan penulisan perolehan tersebut merupakan akumulasi
karya ilmiah dengan topik yang sama. dari harga beli dan semua biaya yang dapat
Untuk yang terakhir bagi penulis, diatribusikan langsung hingga aset tersebut
diharapkan dapat menambah wawasan dan siap untuk digunakan.
pengetahuan terkait topik penyusutan aset Depresiasi Aset Tetap
tetap di perusahaan. Setiap aset tetap yang telah siap untuk
digunakan, maka sejak saat itulah aset tetap
TINJAUAN PUSTAKA tersebut juga harus diperhitungkan biaya
Akuntansi Aset Tetap Secara Komersial penyusutannya. Penyusutan adalah
Perplehan Aset Tetap pengalokasian sistematis atas biaya aset
Aset tetap adalah aset berwujud yang selama umur manfaatnya (Harrison dkk,
dimiliki untuk digunakan dalam produksi 2012). Beban penyusutan dimaksudkan
atau penyediaan barang atau jasa, untuk untuk mengalokasikan seberapa besar aset
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tetap tersebut telah digunakan, sejak masa
3
aset tetap tersedia untuk digunakan hingga Penyusutan dimulai pada bulan
penghentian pengakuan aset tetap tersebut. dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk
Biaya penyusutan harus diakui dalam harta yang masih dalam proses pengerjaan,
laporan laba rugi (IAI, 2018). Nilai dari penyusutannya dimulai pada bulan
biaya penyusutan adalah biaya perolehan selesainya pengerjaan aset tersebut (UU
suatu aset atau jumlah yang disubtitusikan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 11). Dengan
untuk biaya dalam laporan keuangan persetujuan Direktorat Jenderal Pajak,
dikurangi dengan nilai sisa (Waluyo, wajib pajak diperkenankan melakukan
2016). Adapun tiga hal yang harus penyusutan mulai pada bulan harta tersebut
dipertimbangkan suatu entitas dalam digunakan untuk mendapatkan, menagih
mengalokasikan nilai aset tetap sebagai dan memelihara penghasilan atau pada
biaya penyusutan (Dwi dkk, 2016), yaitu bulan harta yang bersangkutan mulai
nilai biaya aset tetap yang disusutkan, menghasilkan.
taksitan masa manfaat aset tetap, dan Metode Penyusutan, Penentuan Umur,
metode penyusutan yang sesuai. dan Perbandingannya dengan SAK
Berdasarkan hasil observasi pada PT. EMKM
Duta Karya Bersatu, perusahaan ini Untuk menghitung penyusutan, masa
termasuk dalam skala UMKM sehingga manfaat dan tarif penyusutan aset tetap
standar akuntansi yang sesuai adalah SAK berwujud ditetapkan sebagai berikut :
EMKM. Berikut merupakan hal-hal yang Tabel 2.1
harus dipertimbangan untuk menyusutkan Kelompok Masa Manfaat Aset Tetap
suatu aset sesuai ketentuan pada SAK Menurut Perpajakan
EMKM : Tarif Penyusutan
Masa
a. Mulainya Penyusutan Kelompok Garis Saldo
Manfaat
Penyusutan dimulai ketika suatu aset Lurus Menurun
tersedia untuk digunakan, misalnya Bukan
aset berada di lokasi dan kondisi yang Bangunan:
diperlukan sehingga mampu beroperasi Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%
sebagaimana yang diharapkan oleh Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%
manajemen. Penyusutan dihentikan Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%
ketika aset dihentikan pengakuannya. Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%
b. Metode Penyusutan Bangunan:
Berdasarkan SAK EMKM, metode Permanen 20 Tahun 5% -
penyusutan yang diijinkan untuk Non
digunakan adalah metode garis lurus 10 Tahun 10% -
Permanen
dan saldo menurun. Sumber : UU RI Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
c. Penentuan Umur Manfaat Pajak Penghasilan Pasal 11
Penentuan umur manfaat aset tetap Metode penyusutan yang diakui sesuai
menurut SAK EMKM paragraf 11.16, SAK EMKM sama dengan metode yang
adalah berdasarkan periode kegunaan digunakan pada perpajakan. Sehingga
yang diperkirakan oleh entitas. apabila wajib pajak telah menyusutkan
Akuntansi Aset Tetap Secara Fiskal aktiva tetapnya sesuai metode yang diakui
Pada dasarnya untuk ketentuan SAK EMKM, maka wajib pajak tersebut
perolehan aset tetap tidak memiliki tidak perlu lagi dilakukan koreksi fiskal
perbedaan antara komersial maupun fiskal, berkaitan penggunaan metode dalam
namun perbedaan diantara keduanya penyusutan. Selain mengatur tentang masa
terletak pada penyusutannya, seperti manfaat, tarif dan metode penyusutan, pada
berikut ini : peraturan perpajakan juga mengatur lebih
Mulainya Penyusutan dan rinci terkait jenis aset non bangunan apa
Perbandingannya dengan SAK EMKM saja yang masuk dalam setiap
4
kelompoknya. Peraturan tersebut terdapat secara komersial. Perbedaan ini disebabkan
dalam PMK Nomor 9 Tahun 2009. karena terdapat perbedaan pengakuan
Pajak Penghasilan Badan penghasilan dan biaya secara komersial dan
Pajak adalah kontribusi wajib kepada pajak. Laba secara komersial dihitung dan
negara yang terutang oleh orang-orang diakui berdasarkan Pernyataan Standar
pribadi atau badan yang bersifat memaksa Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak sesuai dengan skala perusahaan. Sementara
mendapatkan imbalan secara langsung dan itu untuk pengakuan pendapatan dan biaya
digunakan untuk keperluan negara bagi secara pajak didasarkan pada peraturan
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat perpajakan yang berlaku di Indonesia. Oleh
(PAJAK, 2018). Kemudian untuk definisi karena terdapat perbedaan tersebutlah,
selanjutnya adalah pajak penghasilan maka untuk mengetahui besarnya
badan. Pajak penghasilan badan merupakan penghasilan kena pajak, wajib pajak badan
pajak yang dikenakan atas penghasilan perlu melakukan penyesuaian fiskal untuk
yang diterima oleh subjek pajak badan menyesuaikan laba secara komersial agar
yang telah berstatus wajib pajak. Badan sesuai dengan peraturan perpajakan yang
yang menjadi subjek pajak dapat bertempat berlaku. Penghasilan neto (laba) fiskal
kedudukan di Indonesia (subjek pajak inilah yang nantinya akan digunakan untuk
dalam negeri), serta dapat pula bertempat menghitung besarnya pajak penghasilan
kedudukan di luar negeri, atau menjalankan badan terutang. Untuk lebih jelasnya,
kegiatan usahanya melalui BUT (subjek berikut merupakan gambaran umum
pajak luar negeri). Badan yang telah penyesuaian (rekonsiliasi) fiskal untuk
menjadi wajib pajak harus dikenakan pajak wajib pajak, baik orang pribadi maupun
atas penghasilan yang telah diperolehnya. badan (Waluyo, 2016).
Setelah dijabarkan penghasilan badan Rekonsiliasi fiskal sendiri dibagi
yang termasuk objek pajak diatas, untuk menjadi dua, yaitu :
menghasilkan besarnya pajak penghasilan a. Rekonsiliasi Fiskal Positif
badan, maka diperlukan perhitungan Rekonsiliasi fiskal positif adalah
penghasilan kena pajak. Penghasilan kena adanya penyesuaian antara laporan laba
pajak merupakan perhitungan dari rugi komersial dengan peraturan
penghasilan bruto badan yang kemudian perapajakan, dimana penyesuaian tersebut
dikurangkan dengan biaya-biaya untuk akan berdampak pada meningkatnya laba
menagih, mendapatkan, dan memelihara pada laporan laba rugi fiskal. Hal tersebut
penghasilan tersebut. Kemudian akan menghasilkan perhitungan pajak
penghasilan kena pajak tersebut akan terutang badan yang lebih besar daripada
dikalikan dengan tarif yang sesuai dengan perhitungan laba rugi secara komersial.
skala usaha yang dijalankan oleh badan dan Adanya peningkatan laba ini dapat
Undang-Undang Pajak Penghasilan. disebabkan karena meningkatnya
Adapun salah satu contoh biaya yang dapat penghasilan ataupun berkutangnya beban
mengurangi penghasilan badan adalah yang seharusnya diakui menurut
biaya penyusutan atas pengeluaran untuk ketentuan perpajakan. Salah satu
memperoleh harta berwujud. contohnya adalah apabila terdapat selisih
Penyesuaian Fiskal antara penyusutan aset tetap secara
Seperti telah disinggung di atas, bahwa komersial dengan fiskal, maka apabila
untuk menghasilkan pajak penghasilan, jumlah beban penyusutan komersial lebih
maka wajib pajak badan harus terlebih besar maka jumlah tersebutlah yang
dahulu memperhitungkan penghasilan kena menjadi koreksi fiskal positif.
pajaknya. Penghasilan kena pajak b. Rekonsiliasi Fiskal Negatif
merupakan penghasilan neto (laba) secara Rekonsiliasi fiskal negatif adalah
fiskal, yang mungkin berbeda dengan laba adnaya penyesuaian antara laporan laba
5
rugi komersial dengan peraturan observasi atau pemantauan secara langsung
perapajakan, dimana penyesuaian tersebut terhadap perusahaan subjek penelitian dan
akan berdampak pada menurunnya laba dengan melakukan proses wawancara
pada laporan laba rugi fiskal. Hal tersebut dengan Bapak Ali selaku head of
akan menghasilkan perhitungan pajak accounting yang menjadi penanggung
terutang badan yang lebih kecil daripada jawab masalah akuntansi dan perpajakan
perhitungan laba rugi secara komersial. PT. Duta Karya Bersatu.
Adanya peningkatan laba ini dapat Selain data primer, penelitian ini juga
disebabkan karena menurunnya menggunakan data sekunder yang
penghasilan ataupun meningkatnya beban merupakan data pelengkap bagi data
yang seharusnya diakui menurut primer. Data ini diperoleh melalui proses
ketentuan perpajakan. Salah satu dokumentasi, yaitu meminta sejumlah data
contohnya adalah adanya pendapatan dari tertulis yang telah ada di perusahaan. Data
bunga deposito, dimana pendapatan yang diambil untuk penelitian ini adalah
tersebut tidak boleh diakui secara berupa rekapitulasi aset tetap perusahaan,
perpajakan karena termasuk ke dalam laporan laba rugi perusahaan tahun 2018,
pajak penghasilan final (PPh pasal 4 ayat SPT PPh Badan beserta lampiran daftar
2), sehingga jumlah tersebut meruapakan penyusutantahun tahun 2018.
rekonsiliasi fiskal negatuf. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis yang dilakukan
METODE PENELITIAN dalam penelitian ini adalah :
Desain Penelitian 1. Tahap pertama yang dilakukan
Desain penelitian yang diterapkan adalah dengan meminta data-data
adalah pendekatan deskriptif kualitatif yang diperlukan terkait dengan
yaitu mengumpulkan, mengolah dan perhitungan penyusutan dan laporan
menginterpretasikan data untuk tahunan perusahaan, baik secara
menggambarkan realita empiris yang komersial maupun pajaknya.
terkait dengan praktik perhitungan 2. Kemudian melakukan wawancara
penyusutan aset tetap pada perusahaan. kepada kepala bagian accounting
Dari realita empiris tersebut kemudian akan terkait kebijakan akuntansi atas
dibandingkan dengan teori yang berlaku perhitungan penyusutan aset tetap
untuk mengetahui perbedaan antara praktik perusahaan.
lapangan dengan teori yang berlaku. 3. Setelah data primer dan sekunder
Batasan Penelitian diperoleh, akan dilakukan tabulasi
Agar pembahasan lebih terarah, maka pada data-data tersebut.
ruang lingkup penelitian hanya dibatasi 4. Tahap keempat yaitu melakukan
pada perhitungan penyusutan aset tetap analisis dari perbedaan perhitungan
secara komersial dan perhitungan penyusutan aset tetap secara
penyusutan secara fiskal pada PT. Duta komersial dan fiskal.
Karya Bersatu untuk periode yang berakhir 5. Setelah melakukan analisis pada
pada tahun 2018. Dari perbedaan tersebut perbedaan perhitungan penyusutan
kemudian dianalisis dampaknya terhadap tersebut, dilakukan analisis dampak
pajak penghasilan badan terutang dari perbedaan tersebut pada pajak
perusahaan. penghasilan badan terutang PT.
Data dan Metode Pengumpulan Data Duta Karya Bersatu.
Pada penelitian ini digunakan dua jenis 6. Setelah data yang diperlukan telah
data, yaitu data primer dan data sekunder. lengkap, tahap terakhir yang
Data primer merupakan data yang dilakukan adalah menyusun laporan
diperoleh secara langsung dari subjek yang tugas akhir dan menarik kesimpulan
diteliti. Data ini diperoleh dengan cara serta memberikan saran.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor C-
Gambaran Subyek Penelitian 34427 HT.01.01. tahun 2005 tanggal 26
Sejarah Singkat Perusahaan Desember 2005 sekaligus berubah nama
Karir perusahaan berawal pada tahun menjadi :
2000 yang ditandai dengan adanya kegiatan PT. “DUTA KARYA BERSATU”
positif dari eks. karyawan PT. Bank Duta Dalam hal melaksanakan pekerjaan
Cabang Surabaya yang secara yuridis telah perusahaan, perusahaan kami betul-betul
berakhir keberadaannya sejalan dengan sangat commit terhadap kepuasan customer
dilakukannya merger diantara semua bank dan cooperativer sesuai dengan motto
take over (termasuk diantaranya PT. Bank kami.
Duta) dengan PT. Bank Danamon sesuai Visi Misi
keputusan pemerintah pada bulan Mei Visi Perusahaan:
2000. “Menjadi perusahaan terpercaya dan
Aktivitas cleaning sevice pertama kali berkualitas”
dilakukan tahun 1991 pada gedung Bank Terpercaya dan berkualitas memiliki makna
Duta cabang Surabaya yang terdiri dari 5 bahwa PT. Duta Karya Bersatu akan
lantai dengan lokasi kantor di Jalan memberikan pelayanan dengan kualitas
Gubernur Soeryo D/H Jalan Pemuda terbaik, baik dari segi obat-obatan dan
Nomor 12 Surabaya dengan komposisi peralatan kebersihan yang digunakan
interior/eksterior : hingga tenaga kerja yang dikirimkan.
1. Lantai I : Granit Tenaga kerja yang dikirimkan tentu
2. Lantai II – V : Full Carpet memiliki nilai moral dan tanggung jawab
3. Dinding Luar : Alcubon yang tinggi. Harga yang ditawarkan juga
4. Dinding Dalam : Marmer by Italian bisa dinegosiasikan kembali. Semua
Sedangkan aktivitas cleaning service kelebihan-kelebihan tersebut ditujukan agar
dilakukan sampai dengan akhir oktober klien merasa puas dengan pelayanan
2000 atau sampai dengan aktivitas terakhir perusahaan dan menjadi percaya untuk
dari Bank Duta cabang Surabaya. Dengan tetap bekerjasama dengan PT. Duta Karya
pertimbangan untuk membantu Bersatu.
mengurangu tingkat pengangguran, Misi Perusahaan :
mengingat tenaga kerja yang terlibat saat 1. Memberikan pelayanan terbaik kepada
itu sebanyak + 26 orang, maka kegiatan klien-klien kami.
cleaning service tersebut dilanjutkan 2. Kualitas sebagai bisnis plan PT. DKB
dengan mendirikan suatu badan usaha yang (Quality is the best Business plan).
bernama :
“CV DUTA KARYA BERSAMA”
Secara resmi CV Duta Karya Bersama
didirikan pada tanggal 3 Oktober tahun
2000 dengan akte nomor 4 oleh notaris
Abdurachim SH dan telah didaftarkan pada
kantor Pengadilan Negeri Surabaya dengan
nomor registrasi 1152/CV/2001 tertanggal
29 Agustus 2001.
Dalam perkembangannya, pada bulan
Juli 2005 “CV Duta Karya Bersama”
meningkatkan status badan hukum menjadi
Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan akta
pendirian Perseroan Terbatas nomor 8
tanggal 20 Juli 2005 yang dibuat notaris
Rudi Effendi SH, serta keputusan Menteri
7
Struktur Organisasi yang berhubungan dengan adminitrasi
perusahaan, sehingga aset tetap yang
digunakan meliputi komputer, kendaraan,
mesin fotokopi, dan peralatan sejenis.
Kemudian kegiatan lapangan yang
dimaksud meliputi segala kegiatan yang
dilakukan di area klien. Maksud dari klien
disini adalah pihak ketiga (badan atau
orang pribadi) yang terikat kontrak
kerjasama dengan perusahaan untuk
menggunakan jasa cleaning servicenya,
yang meliputi penggunaan tenaga kerja,
obat-obatan dan peralatan kebersihan yang
terkait. Peralatan terkait yang digunakan
oleh klien tersebut masih menjadi hak milik
Sumber : PT. Duta Karya Bersatu perusahaan dan akan dikembalikan ketika
Profil Usaha klien memutuskan kontrak kerjasamanya.
Nama Perusahaan : PT.Duta Karya Oleh sebab itu seluruh aset tetap tersebut
Bersatu tetap diakui, diukur, dicatat dan disusutkan
Pemilik Perusahaan : Rukmono Prabowo oleh perusahaan. Untuk lebih
Alamat : Jl. Manyar Kertoarjo menggambarkan apa saja jenis aset tetap
III/52 Surabaya PT. Duta Karya Bersatu, berikut akan
Kantor Cabang : - Jl. Kawi Selatan disajikan tabelnya :
No.37 Malang Tabel 4.1
- Gerbang Sentul Jenis Aset Tetap PT. Duta Karya
Estate Blok G No.9 Bersatu
Bogor NO JENIS ASET TETAP
Telp/Fax : +6231-5943440 / 1 Mesin Poles dan Hand Polesh
5950805 2 Poles Highspeed
Email : dkbcleaningservice@gmail.com 3 Vacum 60, 30, 15
Bidang Usaha : Cleaning Service, 4 Mesin Potong dan Peralatan Climbing
Labour Supply, 5 Scrubber
Trading 6 Jet Spray
Didirikan pada : 3 Oktober 2000 7 Pompa Air
Jam Operasional : 09.00-17.00 8 HT dan Telepon
(Senin-Jumat) 9 Ceklok
Hasil Penelitian
10 Blower dan AC
Perhitungan Penyusutan Aset Tetap
11 Meja dan Kursi
secara Komersial pada PT. Duta Karya
12 Mesin Fotokopi dan Fax
Bersatu
13 Komputer, software, dan printer
PT. Duta Karya Bersatu adalah
perusahaan outsourcing yang lebih 14 Kendaraan
Sumber : PT. Duta Karya Bersatu
berfokus pada jasa cleaning service,
Pada Tabel 4.1 telah disajikan terkait
sehingga perusahaan memiliki aset tetap
apa saja jenis aset tetap PT. Duta Karya
yang beraneka ragam. Perusahaan subjek
Bersatu dan dari masing-masing jenis
penelitian ini merupakan perusahaan yang
tersebut memiliki jumlah yang berbeda,
kegiatan operasionalnya dibagi menjadi
sehingga total keseluruhan aset tetap
dua, yaitu kegiatan operasional kantor dan
perusahaan juga cukup banyak. Mengingat
kegiatan lapangan. Kegiatan operasional
bahwa aset tetap yang dimiliki oleh
kantor yang dimaksud adalah segala proses
8
perusahaan beraneka jenis dan cukup contoh misalkan pada tahun yang berakhir
banyak jumlahnya, maka diperlukan pada Desember 2018 seharusnya usia
adanya kebijakan akuntansi yang penggunaa aset adalah sebelas tahun,
digunakan perusahaan untuk mengakui dan namun dalam rumus hanya tertulis delapan
mengukur aset tetapnya. Berdasarkan hasil tahun. Kendala tersebut dapat terjadi karena
obsevasi, perusahaan ini tergolong ke kurang efisiennya daftar rekapitulasi yang
dalam skala UMKM, sehingga kebijakan dibuat perusahaan. Kurangnya efisiensi
akutnansi yang sesuai adalah SAK-EMKM. yang dimaksud adalah karena rekapitulasi
Aset tetap pada PT. Duta Karya tersebut hanya dibuat dalam satu sheet pada
Bersatu diakui dan dicatat pada saat tanggal satu file microsoft excel, sehingga
pembelian sesuai dengan nota atau faktur menyebabkan akuntannya harus selalu
pembeliannya. Perusahaan menggunakan mengganti rumus setiap pergantian bulan
dasar harga perolehan untuk menilai aset bahkan periode.
tetapnya kemudian mencatat dengan Untuk kolom selanjutnya yaitu biaya
mendebet akun inventaris dan mengkredit penyusutan diisi dengan rumus :
akun kas/rekening koran/hutang usaha.
Setelah aset tetap dicatat dan diukur,
langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Kemudian untuk kolom akumulasi
bagian akuntansi adalah mencatat aset tetap penyusutan akhir dihitung dengan cara
tersebut ke dalam satu sheet pada microsoft menambah akumulasi penyusutan awal
excel yang merupakan Rekapitulasi dengan biaya penyusutan. Untuk kolom
Inventaris PT. Duta Karya Bersatu. Pada yang terakhir yaitu kolom nilai buku diisi
tabel rekapitulasi inventaris yang disusun dengan rumus harga perolehan dikurangi
oleh perusahaan terdapat kolom nomor dengan akumulasi penyusutan akhir. Ketiga
urut, keterangang (yang berisi keterangan kolom ini telah dihitung dengan rumus
jenis aset tetap yang dibeli), tanggal yang semestinya, namun apabila pada
perolehan, harga perolehan, nilai akumulasi kolom akumulasi penyusutan awal
penyusutan awal, nilai biaya penyusutan, memiliki nilai yang kurang akurat
nilai akumulasi penyusutan akhir, dan nilai dikarenakan penetuan usia aset tetap yang
buku dari aset tersebut. kurang sesuai, maka nilai akumulasi
Pada kolom akumulasi penyusutan penyusutan akhir dan nilai bukunya pun
awal diisi dengan rumus yang digunakan juga tidak menghasilkan nilai yang akurat.
untuk memperhitungkan akumulasi Berdasarkan data rekapitulasi
penyusutan dari awal periode penggunaan inventaris PT. Duta Karya Bersatu yang
aset tetap hingga saat ini. Berdasarkan hasil telah diterima tersebut, kemudian diolah
wawancara dengan Bapak Ali perhitungan untuk menghitung total biaya penyusutan
penyusutan aset tetap yang digunakan oleh aset tetap selama satu periode 2018.
PT. Duta Karya Bersatu menggunakan Berikut adalah tabel yang telah dihasilkan
metode garis lurus. Dalam hal ini dari pengolahan data sekunder tersebut :
perusahaan menggunakan tarif 10% dari
harga perolehan aset tetap untuk
menghitung penyusutannya, sehingga
rumus yang digunakan pada kolom ini
adalah :
14
sebesar Rp 45.513.662,44. Nilai tersebut
tentu akan mempengaruhi besarnya pajak Tabel 4.9
penghasilan badan terutang PT. Duta Karya Rekapitulasi SPT 1771 Induk
Bersatu. PT. Duta Karya Bersatu
Setelah diketahui besarnya selisih URAIAN RUPIAH
penyusutan, maka nilai tersebut akan a. Penghasilan neto fiskal 848.341.374
dipindahkan ke dalam formulir formulir b. Kompensasi kerugian fiskal 0
SPT 1771 Lampiran I poin 6.a. Hal tersebut c. Penghasilan kena pajak (a + b) 848.341.374
dikarenakan besarnya biaya penyusutan d. PPh terutang (PPh ps, 31E ayat 1) 189.652.531
secara komersial lebih kecil dibandingkan e. Kredit pajak dalam negeri 142.637.387
dengan biaya penyusutan secara fiskal, f. PPh dibayar sendiri (d – e) 47.015.145
yang menimbulkan adanya koreksi fiskal g. PPh ps 25 42.694.364
negatif. Koreksi fiskal negatif tersebut akan h. PPh kurang/lebih dibayar (f – g) 4.320.781
mengakibatkan adanya penurunan laba
Sumber : Data Diolah
secara fiskal. Untuk dapat mengetahui
besarnya laba secara fiskal PT. Duta Karya Berdasarkan Tabel 4.9 dapat
Bersatu, maka berikut akan disajikan tabel disimpulkan bahwa apabila perhitungan
yang merupakan rekapitulasi SPT 1771 – I: biaya penyusutan secara komersial dan
Tabel 4.8 biaya penyusutan secara fiskal disusun
Rekapitulasi SPT 1771 Lampiran I berdasarkan aturan yang berlaku, maka
untuk tahun pajak 2018, PT. Duta Karya
PT. Duta Karya Bersatu
Bersatu akan memperoleh lebih bayar pajak
URAIAN RUPIAH sebesar 4.320.781. Peraturan yang berlaku
Jumlah penghasilan neto komersial 439.107.181 tersebut adalah peraturan perhitungan
Penyesuaian Fiskal Positif : penyusutan secara komersial yang
i. Selisih penyusutan komersial di atas penyusutan fiskal 0 didasarkan pada SAK EMKM dan untuk
Jumlah penyesuaian fiskal positif 454.747.855 perhitungan penyusutan secara fiskal
Penyesuaian Fiskal Negatif : didasarkan pada Undang-Undang
Perpajakan yang berlaku.
a. Selisih penyusutan komersial di bawah penyusutan fiskal 45.513.662 PENUTUP
Jumlah penyesuaian fiskal negatif 45.513.662 Saran
Penghasilan Neto Fiskal 848.341.374 Penelitian ini bertujuan untuk
Sumber: Data Diolah memperoleh bukti empiris terkait dengan
Langkah selanjutnya setelah mengisi perhitungan penyusutan secara komersial
formulis 1771 – I adalah mengisi formulis dan fiskal, serta pengaruhnya terhadap
induk SPT Tahunan PPh Badan, dimana pajak penghasilan terutang perusahaan.
dalam formulir tersebut akan diketahui Kemudian pada hasil penelitian dan
besarnya pajak penghasilan badan terutang pembahasan telah disajikan terkait bukti-
dan pajak yang harus dibayar atau bukti empiris tersebut untuk mendukunng
dikompensasikan perusahaan, atau dengan tujuan dari penelitian ini. Selanjutnya
kata lain kurang bayar atau lebih bayar berdasarkan hasil analisis yang telah
pajak. Untuk menggambarkan lebih jelas dilakukan terhadap perhitugan penyusutan
dari penjelasan tersebut, maka berikut akan PT. Duta Karya bersatu, maka dapat
disajikan tabel rekapitulasi dari formulir disimpulkan bahwa :
SPT 1771 induk PT. Duta Karya Bersatu : 1. PT. Duta Karya Bersatu telah
menerapkan kebijakan akuntansi untuk
aset tetap yang dimiliki, dimana aset
tetapnya dicatat dengan akun inventaris
dan diukur sebesar harga perolehan.
Kemudian untuk metode penyusutan
15
yang dipilih adalah metode garis lurus besarnya biaya penyusutan dalam satu
tanpa memperhitungkan nilai sisa dari tahun.
aset tersebut. Kebijakan akuntansi 2. Dalam hal penyusutan secara fiskal,
yang ditetapkan perusahaan dinilai sebaiknya perusahaan
telah sesuai dengan SAK EMKM yang mengklasifikasikan umur manfaat aset
berlaku. tetapnya berdasarkan PMK No. 96
2. Dalam hal perhitungan penyusutan Tahun 2009 agar dapat menghasilkan
secara komersial, PT. Duta Karya nilai biaya penyusutan yang sesuai
Bersatu meggunakan tarif sebesar 10% dengan peraturan perpajakan yang
dari harga perolehan, yang kemudian berlaku.
diestismsikan bahwa masa masa 3. Apabila perusahaan ingin menyamakan
manfaat aset tetapnya adalah 10 tahun. besarnya biaya penyusutan setiap tahun
Kendala yang ditemukan dalam antara fiskal dengan komersial, maka
penerapan rumus untuk menghitung sebaiknya perusahaan memilih untuk
akumulasi penyusutan masing-masing menggunakan kebijakan fiskal dalam
aset tetapnya dinilai masih kurang memperhitungkan besarnya biaya
akurat, dikarenakan rekapitulasi yang penyusutannya.
disusun kurang efisien. Kemudian Implikasi Penelitian
besarnya biaya penyusutan aset tetap Berdasarkan kesimpulan dan saran
yang terdapat dalam Laporan Laba yang telah dijealskan, diharapkan dapat
Rugi tidak sama dengan hasil memberikan implikasi atau dampak
rekapitulasi penyusutan yang disusun penelitian terhadap perusahaan yaitu
perusahaan. sebagai berikut :
3. Untuk aspek perpajakannya, PT. Duta 1. Perusahaan dapat menyusun daftar
Karya Bersatu memilih metode garis penyusutan aset tetap secara berkala
lurus untuk memperhitungkan biaya setiap bulannya yang sesuai dengan
penyusutan fiskalnya. Dalam hal periode penggunaannya agar dapat
pengklasifikasian kelompok masa menunjukkan besarnya biaya
manfaat aset tetap dan penginputan penyusutan dan nilai buku aktual setiap
pada daftar penyusutan fiskal, periodenya.
perusahaan masih belum menerapkan 2. Perusahaan dapat mengklasifikasikan
peraturan perpajakan yang berlaku. umur manfaat dan melaporkan aset
4. Adapun perbedaan perhitungan tetapnya sesuai dengan peraturan
penyusutan secara komersial dan perpajakan yang berlaku.
secara fiskal tentu berpengaruh pada 3. Perusahaan dapat memilih kebijakan
besarnya pajak penghasilan terutang yang sesuai, antara peraturan dalam
dan pajak kurang atau lebih bayar SAK EMKM atau peraturan dalam
perusahaan. Undang-Undang Perpajakan untuk
Saran memperhitungkan penyusutan aset
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka tetapnya.
dari penelitian ini dapat diberikan saran DAFTAR RUJUKAN
sebagai berikut : Djoko, M. (2012). Pengaruh Perpajakan
1. Sebaiknya perusahaan menyusun pada Penerapan Standar Akuntansi
daftar penyusutan aset tetapnya secara keuangan Entitas Tanpa
bulanan dalam satu file, tidak hanya Akuntabilitas Publik. Yogyakarta:
dalam satu sheet microsoft excel saja. ANDI.
Kemudian dari daftar penyusutan Dwi, M., & et.all. (2016). Akuntansi
bulanan tersebut dibuatkan rekapitulasi Keuangan Menengah BERBASIS
dan dijumlahkan untuk menghitung PSAK.
Jakarta: Salemba Empat.
16
Harrison, W., & et.all. (2012). Akuntansi http://jdih.esdm.go.id/peraturan/UU
Keuangan INTERNATIONAL %20No.%2036%20Thn%202008.p
FINANCIAL REPORTING df
STANDARDS - IFRS. Jakarta: Waluyo. (2016). Akuntansi Pajak. Jakarta:
Erlangga. Salemba Empat.
Ikatan, A. I. (2015). Standar Akuntansi Warren, C. S., & et.all. (2017).
Keuangan Entitas Tanpa PENGANTAR AKUNTANSI 1
Akuntabilitas Adaptasi Indonesia. Jakarta:
Publik. Jakarta: Ikatan Akuntansi Salemba Empat.
Indonesia (IAI)
Salman, R. K. (2017). Perpajakan PPh dan
PPN. Jakarta: Indeks.
Salman, R. K., & Mochammad, F. (2017).
Akuntansi Manajemen Alat
Pengukuran dan Pengambilan
Keputusan Manajerial. Jakarta:
Indeks.
Kieso, D. E., Weygant, J. J., & Warfield, T.
D. (New York). Intermediate
Accounting Second Edition IFRS
Edition. 2014: WIleyPLUS.
Mardiasmo. (2016). PERPAJAKAN EDISI
TERBARU 2016. Yogyakarta:
ANDI.
PAJAK. (2013). Susunan dalam Satu
Naskah Undang-Undang Pajak
Penghasilan. Retrieved 10 10,
2018, from pajak.go.id:
http://www.pajak.go.id/sites/default
/files/UU-PPh-001-13-
UU%20PPh%202013-
00%20Mobile.pdf
PAJAK, D. J. (2018, 10 02). SUSUNAN
DALAM SATU NASKAH
UNDANG-
UNDANG DAN KETENTUAN
UMUM DAN TATA CARA
PERPAJAKAN.
Retrieved from Kemenkeu:
https://www.kemenkeu.go.id/sites/d
efault/files/uu-kup%20mobile.pdf
Reeve, J. M., & et.all. (2009). Pengantar
Akuntansi Adaptasi Indonesia.
Jakarta:
Salemba Empat.
UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan. (n.d.). Retrieved 10
10, 2018, from jdih.esdm.go.id:
17