Sei sulla pagina 1di 8

UJI AKTIVITAS TRAKEOSPASMOLITIK EKSTRAK ETANOL CENTELLA

ASIATICA (L.) URB. PADA ORGAN TERPISAH TRAKEA MARMUT UNTUK


MELIHAT EFEK ANTIASMA

Emil Bachtiar Moerad*, Swandari Paramita, Abdillah Iskandar, Sjarif Ismail,


Moriko Pratiningrum, Hadi Irawiraman

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, Samarinda


*Corresponding Author: emilpsku@yahoo.co.id

ABSTRACT

Asthma is a chronic inflammatory airway disease characterized by the occurrence of reversible


hyperesponsif and constriction of the airways. Asthma is still a major health problem in the world. The
provision of anti-asthma drugs is treatment of the disease. However, there are problems of drug side effects
and problems costs incurred to purchase the drug, especially asthma is a chronic disease that requires long-
term treatment. Thus it is necessary for natural based antiasthma drug development with affordable cost and
fewer side effects. This study was conducted to test the potential of the ethanol extract of Centella asiatica
(L.) Urb. which is traditionally used by Dayak tribe as cough medicine. This study was conducted to look at
the tracheospasmolytics activity of the ethanol extract of C. asiatica on isolated organ of guinea pig trachea
to see the effect of antiasthma. The results showed the extract of C. asiatica had significant
tracheospasmolytics activity when compared to the negative control. Although the vE max value of C.
asiatica lower than aminophylline, but the EC50 value is not much different from the aminophylline as a
positive control. It is concluded that the ethanol extract of C. asiatica had the tracheospasmolytics effect
based activity for antiasthma.

Keywords: Centella asiatica, spasmolytic, trachea isolated organ

ABSTRAK

Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang ditandai dengan terjadinya hiperesponsif
saluran nafas dan penyempitan saluran nafas secara reversibel. Asma hingga kini masih merupakan masalah
kesehatan utama di dunia. Pemberian obat-obatan anti asma merupakan penatalaksanaan penyakit tersebut.
Namun demikian terdapat masalah efek samping obat dan masalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian
obat tersebut, apalagi asma merupakan penyakit kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang.
Dengan demikian maka perlu pengembangan obat antiasma berbasis tumbuhan obat dengan biaya yang lebih
terjangkau dan efek samping yang lebih sedikit. Penelitian ini dilakukan untuk menguji potensi ekstrak etanol
Centella asiatica (L.) Urb. yang secara tradisional digunakan etnis Dayak sebagai obat batuk. Penelitian ini
dilakukan untuk melihat aktivitas trakeospasmolitik ekstrak etanol C. asiatica pada organ terpisah trakea
marmut untuk melihat efek antiasma. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak C. asiatica memiliki aktivitas
trakeospasmolitik yang signifikan jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Meskipun nilai E maks C.
asiatica lebih rendah daripada aminofilin, namun nilai EC 50 tidak jauh berbeda dengan aminofilin sebagai
kontrol positif. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol C. asiatica memiliki efek antiasma
berdasarkan aktivitas trakeospasmolitiknya.

Kata kunci: Centella asiatica, spasmolitik, organ terpisah trakea

Submitted on: 10 April 2017 Accepted on: 8 December 2017

DOI: https://doi.org/10.25026/jtpc.v4i2.139

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 52


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Uji aktivitas trakeospasmolitik ekstrak etanol centella asiatica (l.) Urb. Pada organ terpisah trakea marmut
untuk melihat efek antiasma

PENDAHULUAN efek mengurangi kekakuan otot polos.


Asma merupakan penyakit Hal ini menunjukkan adanya potensi
inflamasi kronik saluran nafas yang tumbuhan obat sebagai spasmolitik [4].
ditandai dengan terjadinya hiperesponsif Mekanisme pengurangan kekakuan otot
saluran nafas dan penyempitan saluran polos ini menyerupai mekanisme pada
nafas secara reversibel [1]. Asma adalah obat-obatan asma, terutama pada
salah satu penyakit tidak menular utama golongan antikolinergik.
di dunia. Sekitar 235 juta penduduk di Salah satu tumbuhan obat yang
seluruh dunia menderita asma, terutama diduga memiliki potensi efek spasmolitik
pada anak-anak. Faktor risiko utama adalah Centella asiatica (L.) Urb.
untuk terjadinya asma adalah kombinasi Tumbuhan ini tersebar di Afrika,
dari kerentanan genetik dengan paparan Australia, Amerika Selatan hingga Asia
lingkungan seperti polusi udara [2]. Selatan dan Tenggara, termasuk
Obat-obatan asma diberikan untuk Indonesia. Tumbuhan ini dikenal dengan
penatalaksanaan penderita asma. Obat- nama pegagan dalam bahasa Indonesia
obatan asma ada beberapa macam, yaitu dan asiatic atau indian pennywort dalam
golongan beta agonis kerja singkat seperti bahasa Inggris [5]. Sementara itu etnis
salbutamol; golongan antikolinergik Dayak di Kalimantan Utara menyebutnya
seperti ipratropium bromida; dan sebagai daun tapal kuda dan digunakan
golongan agonis adrenergik seperti untuk mengobati sakit batuk [6]. Keluhan
epinefrin. Sementara itu untuk batuk dalam penelitian ini diidentikkan
penatalaksanaan asma yang jangka dengan asma, karena salah satu
panjang digunakan golongan manifestasi klinik awal penderita asma
kortikosteroid; golongan beta adalah batuk, sedangkan sesak masih
adrenoseptor agonis kerja lama seperti belum ada, hal ini sulit dibedakan oleh
salmeterol; golongan antagonis reseptor orang awam dan pengobat tradisional.
leukotrin seperti zafirlukast; dan Berdasarkan hal tersebut diatas maka
golongan stabiliser sel mast seperti penelitian ini bermaksud untuk melihat
sodium kromolin [3]. aktivitas spasmolitik dan antispasmodik
Hampir sebagian besar obat-obatan ekstrak C. asiatica dengan menggunakan
asma tersebut diatas memiliki efek organ terpisah trakea marmut untuk
samping terhadap pasien. Selain itu biaya melihat efek antiasma.
yang dikeluarkan untuk pembelian obat-
obatan tersebut tidak murah, apalagi METODE PENELITIAN
untuk pengobatan asma yang bersifat
jangka panjang. Berdasarkan hal tersebut, Waktu dan Tempat
maka upaya pencarian obat antiasma baru Penelitian dilakukan pada bulan
perlu dilakukan. Salah satu sumber obat Mei hingga Oktober 2016. Penelitian ini
antiasma adalah tumbuhan obat yang telah memperoleh kelayakan etik dari
berasal dari alam, yang diharapkan lebih Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
murah dan lebih sedikit efek sampingnya. Kesehatan, Fakultas Kedokteran
Penelitian terhadap pengobatan Universitas Mulawarman. Lokasi
tradisional pada masyarakat di berbagai pengambilan sampel tumbuhan obat
tempat menunjukkan adanya tumbuhan dilakukan di Kabupaten Malinau,
yang digunakan untuk menghilangkan Kalimantan Utara. Identifikasi tumbuhan
sesak nafas. Penelitian juga menunjukkan obat dilakukan oleh Laboratorium
bahwa beberapa tumbuhan obat memiliki Dendrologi, Fakultas Kehutanan

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 53


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Uji aktivitas trakeospasmolitik ekstrak etanol centella asiatica (l.) Urb. Pada organ terpisah trakea marmut
untuk melihat efek antiasma

Universitas Mulawarman. Pengolahan Uji Aktivitas Tracheospasmolitik


sampel tumbuhan obat hingga proses Saluran Nafas
ekstraksi dan uji aktivitas Untuk melihat aktivitas
trakeospasmolitik dengan organ terpisah trakheospasmolitik bahan ekstrak secara
trakea marmut dilakukan di Laboratorium in vitro, dilakukan pada organ terpisah
Farmakologi, Fakultas Kedokteran trakhea marmut yang diprekontraksi
Universitas Mulawarman. dengan histamin. Pengulangan dilakukan
sebanyak 3 kali dan setiap pengujian
Pembuatan Ekstrak Tumbuhan Obat digunakan satu marmut untuk satu organ
Simplisia yang telah dihaluskan terpisah trakhea mamut.
lalu dimaserasi dengan pelarut etanol. Untuk mendapatkan organ terpisah
Pada penelitian ini digunakan pelarut trakhea marmut, maka dilakukan
etanol absolut. Untuk pembuatan ekstrak, euthanasia dengan penyuntikan ketamin
dimasukkan satu bagian serbuk kering secara intraperitoneal dengan dosis 100
simplisia ke dalam maserator (ditimbang mg/kgBB; setelah marmut tidak bergerak,
botol maserasi sebelum dimasukkan dilakukan dislokasi pada leher. Cara
simplisia dan ditimbang ulang setelah pengambilan trakhea dan preparasi serta
dimasukkan simplisia), ditambahkan 10 cara pemasangan organ terpisah cincin
bagian pelarut (ukur volume sebelum trakea dilakukan seperti yang dijelaskan
dimasukkan). Selanjutnya direndam oleh Vogel dan Vogel (1997) [8]. Trakea
selama 6 jam sambil sesekali diaduk yang telah dipotong sekitar 3-4 mm
(menggunakan shaker orbital dengan dimasukkan dalam organ bath yang berisi
kecepatan 20 rpm selama 10 menit) pada Physiological Salt Solution (PSS), salah
suhu kamar, kemudian didiamkan selama satu ujung trakea dipasang transducer
18 jam. Maserat dipisahkan dengan cara isometrik yang dihubungkan dengan alat
filtrasi dengan menggunakan kertas amplifikasi perekam digital AD
saring Whatman. Proses penyarian instrument dengan program Chart ver.5.
diulangi dua kali dengan jenis dan jumlah Perubahan tonus kontraksi otot trakea
pelarut yang sama. Semua maserat pada komputer tercatat dalam gram.
dikumpulkan, kemudian diuapkan dengan Trakea dibiarkan dalam organ bath untuk
vakum rotavapor suhu 50°C hingga ekuilibrasi selama 60 menit dalam larutan
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak pekat PSS yang diganti setiap 10 menit dengan
yang didapat kemudian dikeringkan lebih PSS yang baru.
lanjut dengan dimasukkan dalam Setelah stabil, maka diberikan
desikator yang berisi silika gel biru dalam histamin untuk melihat respons kontraksi
oven suhu 50°C. Setelah didapatkan otot trakea yang meningkat sampai
ekstrak kering, dihitung rendemen yang maksimal mendatar, selanjutnya
diperoleh, yaitu persentase bobot (b/b) diberikan isoproterenol untuk melihat
antara rendemen dengan bobot serbuk respons trakheospasmolitik. Jika terjadi
simplisia yang digunakan dengan cara peningkatan tonus setelah pemberian
penimbangan. Ekstrak kering disimpan histamin dan penurunan tonus setelah
dalam kulkas -20°C sebelum dilakukan pemberian isoproterenol, maka trakhea
penelitian lebih lanjut [7]. tersebut dinyatakan baik dan siap untuk
dilakukan bioassay ekstrak. Selanjutnya
larutan diganti tiga kali berturut-turut dan
setiap 10 menit sekali larutan diganti

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 54


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Uji aktivitas trakeospasmolitik ekstrak etanol centella asiatica (l.) Urb. Pada organ terpisah trakea marmut
untuk melihat efek antiasma

dengan yang baru sampai keadaan stabil berikut: (1,27±0,81), (0,28±0,24),


dan siap untuk dilakukan percobaan. (-1,22±0,74), (-2,67±0,85), (-4,84±1,42),
Pertama-tama dilakukan pemberian (-9,22±1,39)%; dan pada Kontrol (pelarut
histamin satu konsentrasi dan diamati ekstrak) didapatkan hasil (2,31±0,61),
sampai mencapai kontraksi trakhea yang (3,68±0,42), (5,54±0,97), (6,00±0,47),
maksimal dan mendatar, lalu diberikan (5,85±0,57), (4,80±0,86)%; sedangkan
ekstrak antiasma secara etnobotani secara pada aminofilin didapatkan hasil
kumulatif (0,01; 0,03; 0,1; 0,3 dan 3 (0,82±1,01), (0,68±1,32), (-3,94±3,19),
mg/ml) sampai efek maksimal tercapai. (-23,78±5,53), (-57,78±5,14),
Dari hasil uji ekstrak tersebut dapat (-93,68±3,01)%; hasil uji statistik antara
diketahui nilai E maks ekstrak. Hasil kelompok Kontrol dengan ekstrak dan
yang didapat dinyatakan dalam persen Kelompok aminofilin dengan ekstrak
penurunan tonus yang dihitung dari : dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil
[nilai tonus maksimum trakhea setelah penelitian menunjukkan aktivitas
pemberian dosis tunggal histamin spasmolitik ekstrak etanol daun C.
dikurang penurunan tonus maksimum asiatica pada konsentrasi 3 mg/ml
trakhea setelah pemberian bahan ekstrak] mampu menurunkan tonus ileum marmut
dibagi nilai tonus maksimum setelah lebih baik dibanding dengan kontrol
pemberian dosis tunggal histamin negatif dan secara statistik ada perbedaan
kemudian dikali 100%. Penghitungan ini bermakna antara keduanya (p<0,05).
dilakukan pada setiap dosis ekstrak yang Efek maksimal (E maks) ekstrak
diberikan sehingga dapat ditabulasikan etanol daun C. asiatica lebih tinggi
dalam bentuk kurva dosis respon, daripada aminofilin sebagai kontrol
selanjutnya dihitung nilai EC50. positif. Hal ini menunjukkan kekuatan
ekstrak tumbuhan obat ini memang tidak
Analisis Data sekuat aminofilin, seperti yang terlihat
Aktivitas trakheospasmolitik pada Gambar 2. Namun demikian untuk
ditabulasikan dalam bentuk mean + SE EC50, ekstrak etanol daun C. asiatica
kurva dosis respon, kemudian dihitung memiliki nilai yang tidak jauh berbeda
nilai E maks dan EC50. Data diuji dengan aminofilin sebagai kontrol positif,
homogenitas dan variansi, jika distribusi seperti yang terlihat pada Gambar 3. Hal
data normal dan variansi sama ini menunjukkan bahwa C. asiatica
dilanjutkan dengan uji t. Perbedaan memiliki efikasi yang baik (dengan
dikatakan signifikan jika p<0.05. konsentrasi yang kurang lebih sama
dengan aminofilin, sudah dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN menimbulkan efek 50%) sebagai
Hasil uji aktivitas spasmolitik spasmolitik jika dibandingkan dengan
ekstrak etanol daun C. asiatica pada aminofilin. Efikasi berhubungan dengan
organ terpisah trakea marmut pada E maks dan potensi suatu obat
konsentrasi 0,01, 0,03, 0,1, 0,3, 1 dan 3 berhubungan dengan niai EC50 [9].
mg/ml secara berurutan adalah sebagai

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 55


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Uji aktivitas trakeospasmolitik ekstrak etanol centella asiatica (l.) Urb. Pada organ terpisah trakea marmut
untuk melihat efek antiasma

Gambar 1. Grafik perbedaan relaksasi trakea marmut antara C. asiatica (CA), aminofilin sebagai kontrol
positif (AMN) dan kontrol negatif (KN) pada isolat organ trakea marmut

Gambar 2. Grafik perbandingan nilai E maks antara ekstrak C. asiatica (CA) dan aminofilin sebagai kontrol
positif (AMN)

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 56


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Uji aktivitas trakeospasmolitik ekstrak etanol centella asiatica (l.) Urb. Pada organ terpisah trakea marmut
untuk melihat efek antiasma

Gambar 3. Grafik perbandingan EC50 antara antara ekstrak C. asiatica (CA) dan aminofilin sebagai kontrol
positif (AMN)

C. asiatica termasuk dalam famili nummularioides A. Rich., Hydrocotyle


Apiaceae. Sinonim tumbuhan ini adalah pallida DC., Hydrocotyle reniformis
Centella asiatica var. asiatica, Centella Walter, Hydrocotyle repanda Pers.,
asiatica var. crista Makino, Centella Hydrocotyle sarmentosa Salisb.,
boninensis Nakai ex Tuyama, Centella Hydrocotyle thunbergiana Spreng.,
glochidiata (Benth.) Drude, Centella Hydrocotyle triflora Ruiz & Pav.,
hirtella Nannf., Centella tussilaginifolia Hydrocotyle tussilaginifolia Baker,
(Baker) Domin, Centella ulugurensis Hydrocotyle uniflora Colenso,
(Engl.) Domin, Centella uniflora Hydrocotyle wightiana Wall., dan
(Colenso) Nannf., Chondrocarpus Trisanthus cochinchinensis Lour [10].
asiaticus Nutt., Chondrocarpus triflorus Penelitian yang menemukan zat
Nutt., Glyceria asiatica Nutt., Glyceria aktif yang terkandung di dalam ekstrak C.
triflora Nutt., Hydrocotyle asiatica L., asiatica telah banyak dilakukan. Derivat
Hydrocotyle asiatica var. floridana utama triterpen saponosid yang
J.M.Coult. & Rose, Hydrocotyle asiatica ditemukan dalam C. asiatica adalah
var. monantha F.Muell., Hydrocotyle asiatic acid, madecassic acid, asiaticoside
biflora P. Vell., Hydrocotyle brasiliensis dan madecassoside [11]. Asiaticoside
Scheidw. ex Otto & F. Dietr., berhasil diisolasi pertama kali dari daun
Hydrocotyle brevipedata St. Lager & St.- C. asiatica pada tahun 1950an.
Lag., Hydrocotyle dentata A.Rich, Asiaticoside selanjutnya menjadi sumber
Hydrocotyle ficarifolia Stokes, pembuatan asiatic acid. Asiacotide
Hydrocotyle ficariodes Lam., sendiri awalnya menunjukkan efek
Hydrocotyle hebecarpa DC., Hydrocotyle antimikroba, dan saat ini digunakan
inaequipes DC., Hydrocotyle lunata Lam., sebagai bahan herbal penyembuhan luka
Hydrocotyle lurida Hance, Hydrocotyle bersama dengan madecassic acid dan

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 57


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Uji aktivitas trakeospasmolitik ekstrak etanol centella asiatica (l.) Urb. Pada organ terpisah trakea marmut
untuk melihat efek antiasma

asiatic acid. Madecassic acid sendiri juga [3]. Papadakis MA, McPhee SJ. (2013).
memiliki kemampuan menstimulasi Current Medical Diagnosis and Treatment.
Fifty Second Edition. 243-259. McGraw
sintesis kolagen [12]. Sepanjang Hill Lange. New York.
pengetahuan peneliti, ini adalah studi [4]. Amit K, Vandana V. (2013). Medicinal
pertama yang meneliti tentang efek properties of Acorus calamus. Journal of
trakeospasmolitik dari ekstrak etanol Drug Delivery & Therapeutics. 3(3): 143-
daun C. asiatica. Meskipun demikian 144.
[5]. World Health Organization. (1999). WHO
tumbuhan ini tercatat di beberapa tempat Monographs On Selected Medicinal Plants.
memang digunakan secara tradisional Volume 1. 77-85. World Health
sebagai obat asma [13,14]. Penelitian Organization. Geneva.
serupa dilakukan oleh Jamil et al (2007) [6]. Ismail S, Suwasono RA, Supriyoko W,
yang menunjukkan bahwa ekstrak etanol Kuswanto H, Paryono P. (2015).
Laporan Penelitian Riset Eksplorasi
C. asiatica menunjukkan aktivitas Pengetahuan Lokal Etnomedisin
antispasmodik pada kontraksi ileum tikus dan Tumbuhan Obat di Indonesia Berbasis
yang diinduksi asetilkolin, yang Komunitas di Suku Abai, Kabupaten
disebabkan oleh kandungan glikosidanya Malinau, Propinsi Kalimantan Utara.
[15]. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI.
Komponen bioaktif yang diisolasi [7]. Departemen Kesehatan RI. (2008).
dari C. asiatica seperti quarcetin Farmakope Herbal Indonesia. Edisi
memiliki efek antiasma dan perelaksasi Pertama. Departemen Kesehatan RI.
otot polos, apigenin memiliki efek Jakarta.
antispasmodik pada otot polos dan [8]. Vogel HG, Vogel WH. (1997). Drug
discovery and evaluation: pharmacological
luteolin memiliki efek antispasmodik assays. Chapter D: Respiratory activity:
[16]. Spasmolytic activity in isolated guinea pig
trachea. 184-185. Springer-Verlag. Berlin.
KESIMPULAN [9]. Katzung BG. (2009). Basic and Clinical
Hasil penelitian ini menunjukkan Pharmacology. Eleventh Edition. McGraw
Hill. San Fransisco.
bahwa ekstrak etanol C. asiatica [10]. The Plant List. (2013). Version 1.1.
memiliki efek antiasma berdasarkan http://www.theplantlist.org
aktivitas trakeospasmolitiknya Perlu [11]. Orhan IE. (2012). Centella asiatica (L.)
adanya penelitian lanjutan agar C. Urban: From Traditional Medicine to
asiatica dapat dikembangkan sebagai Modern Medicine with Neuroprotective
sumber obat antiasma baru berbasis Potential. Evidence-Based Complementary
and Alternative Medicine. ID 946259: 1-8.
tumbuhan obat. [12]. Alfarra HY, Omar MN. (2013). Centella
asiatica: from folk remedy to the medicinal
DAFTAR PUSTAKA biotechnology - a state revision.
International Journal of Biosciences. 3(6):
[1]. Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci 49-67.
AS, Longo DL, Loscalzo J. (2015). [13]. Bhavna D, Jyoti K. (2011). Centella
Harrison’s Principles of Internal Medicine. asiatica: the elixir of life. International
Nineteenth Edition. 1669-1680. McGraw Journal of Research in Ayurveda and
Hill Education. New York. Pharmacy. 2(2): 431-438.
[2]. World Health Organization. (2013). [14]. Chippada SC, Volluri SS, Bammidi SR,
Factsheets: Asthma. Vangalapati M. (2011). In Vitro Anti
http://www.who.int/mediacentre/fa Inflammatory Activity of Methanolic
ctsheets/fs307/en/. Diakses tanggal 29 Extract Of Centella asiatica BY HRBC
Maret 2017. Membrane Stabilization. Rasayan Journal
of Chemistry. 4(2): 457-460.

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 58


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Uji aktivitas trakeospasmolitik ekstrak etanol centella asiatica (l.) Urb. Pada organ terpisah trakea marmut
untuk melihat efek antiasma

[15]. Jamil SS, Nizami Q, Salam M. (2007). [16]. Roy DC, Barman SK, Shaik MM. (2013).
Centella asiatica (Linn.) Urban A Review. Current Updates on Centella asiatica:
Natural Product Radiance. 6(2): 158-170. Phytochemistry, Pharmacology and
Traditional Uses. Medicinal Plant
Research. 3(4): 20-36

How to cited this article :


Moerad EB, Paramita S, Iskandar A, Ismail S, Pratiningrum M, Irawiraman H. 2017. Uji Aktivitas
Trakeospasmolitik Ekstrak Etanol Centella asiatica (l.) Urb. pada Organ Terpisah Trakea Marmut untuk
Melihat Efek Antiasmanorvegicus, J. Trop. Pharm. Chem. (4)2. 52-58.

J. Trop. Pharm. Chem. 2017. Vol 4. No. 2. 59


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

Potrebbero piacerti anche