Sei sulla pagina 1di 9

THE HUMANISTIC APRROACH TO CHANGE

AND THE DEVELOPMENT OF BEHAVIOR


IN THE REALM OF EDUCATION

Pebri Yanasari
Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Program Studi Interdisiplinary Islamic Studies
Email: Phebhe@yahoo.co.id

Abstract: Learning is a view of the basic of human development. With study, human life and working according to
what has been learned to make changes yourself so that behavior can develop. It is said in the learning theories of
humanistic man that can be essentially learned in a natural manner capable of adjusting to all the changes that have
or are happening in the surrounding. Therefore, as the educator who is the executor is important in the process of
learning to interpret his position as a wise parent who can understand what the needs of the needs of the students
in their studies, both methodologically and based on the subject matter that will be given to students. If such a case
is well understood by teacher, then it will have a positive impact not only for teachers but for students themselves.
To teachers course, students will sympathize to follow the activies of learning from his teacher. And students will
easily understand the teaching materials well because the teachers strategies and subject matter in accordance
with the call of his soul. Moreover, in the aspect of its application, learning theory humanistic learning in the teacher
is directing the students to think induktif attach great importance to experience and foster student engagement
scara is active in the learning process. This study, using the approach of humanist and textual. Learning theory
humanist is the concept of learning is looking at the development of the human personality. Focusing on the
human potential to seek and find skills they have and develop those abilities.
Keyword: Humanist, the development of behavior

Abstrak: Belajar merupakan suatu proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia
hidup dan bekerja menurut apa yang telah dipelajari untuk melakukan perubahan-perubahan diri sehingga tingkah
lakunya dapat berkembang. Dikatakan dalam teori belajar humanistik bahwa manusia pada hakikatnya dapat
belajar secara alamiah dan mampu menyesuaikan diri terhadap segala perubahan yang ada atau yang terjadi
disekitarnya. Oleh sebab itu, selaku pendidik yang merupakan eksekutor penting dalam proses pembelajaran
harus memaknai posisinya sebagai orang tua yang bijaksana yang dapat memahami apa yang menjadi kebutuhan
siswa dalam kegiatan belajarnya, baik secara metodologis maupun berdasarkan materi pelajaran yang akan
diberikan kepada siswa. Jika hal demikian ini dengan baik dipahami oleh guru, maka akan berdampak positif yang
tidak hanya bagi guru akan tetapi bagi siswa itu sendiri. Kepada guru tentunya siswa akan bersimpati mengikuti
kegiatan pembelajaran dari gurunya. Dan kepada siswa, akan mudah memahami materi ajar dengan baik karena
strategi guru maupun materi pelajaran sesuai dengan panggilan jiwanya. Apalagi pada aspek penerapannya,
teori belajar humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementing-
kan pengalaman, serta menumbuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajarnya. Penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif/library research dengan menggunakan pendekatan humanis dan tekstual.
Teori belajar humanistik merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian
manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut.

Kata kunci: humanis, perkembangan perilaku

Pendahuluan psikologi yang kemudian berpengaruh terhadap


Dalam dunia pendidikan banyak dikenal be- arah pengembangan teori, praktek pendidikan
berapa teori pendidikan. Salah satunya yaitu teori dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
humanistik yang fokus pembahasanya menitik- humanistik. Oleh karena itu prespektif disiplin ilmu
beratkan kepada perilaku seseorang manusia. yang digunakan penulis dalam penulisan jurnal
Pada hakikatnya teori ini berkembang dari aliran ini tiga pendekatan, yaitu pendidikan, psikologi

NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016 159


160 NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016

dan sosial. Pendekatan humanistik, di lain pihak domain yang ada. Dengan kata lain, pendekatan
menekankan renungan-renungan filosofis tentang humanistik dalam pembelajaran menekankan
apa artinya menjadi manusia yang utuh. Banyak pentingnya emosi atau perasaan (emotional
ahli psikologi yang berorientasi eksistensial yang approach), komunikasi yang terbuka, dan nilai-
mengajukan argumen menentang pembatasan studi nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Teori belajar
tingkah laku manusia pada metode-metode yang humanistik pada dasarnya memiliki tujuan belajar
digunakan oleh ilmu pengetahuan alam. Sebagai untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu
contoh, Bugental (1965), Roger (1961), May (1953, peserta didik mengalami perubahan dan mampu
1958, 1961, 1969), Frankl (1959), Jourard (1968, memecahkan permasalahan hidup dan bisa
1971), Maslow (1968,1970), dan Arbuckle (1975) menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
yang mengemukakan kebutuhan psikologi akan Belajar merupakan sebuah proses yang ter-
suatu perspektif yang lebih luas yang mencakup jadi pada manusia dengan berpikir, merasa, dan
pengalaan subjektif klien atas dunia pribadinya. bergerak untuk memahami setiap kenyataan
Guru terkadang hanya memahami bahwa proses yang diinginkannya untuk menghasilkan sebuah
pembelajaran hanya sekedar transfer of knowledge, perilaku, pengetahuan, atau teknologi atau apapun
dan hal ini sering tidak disadari oleh guru. Bahkan yang berupa karya dan karsa manusia tersebut.
menurut Reber (1989) sebagaimana yang dikutip Belajar berarti sebuah pembaharuan menuju
oleh Muhibbin Syah, menyatakan bahwa belajar pengembangan diri individu agar kehidupannya
adalah the process of acquiring knowledge (proses bisa lebih baik dari sebelumnya. Belajar pula bisa
memperoleh pengetahuan). Pengertian ini biasanya berarti adaptasi terhadap lingkungan dan interaksi
dipakai oleh aliran psikologi kognitif, sehingga seorang manusia dengan lingkungan tersebut.
lebih menekankan knowledge dan menafikan
value. Menurut Morgan dan kawan-kawan (1986) Metode Penelitian
sebagaimana yang dikutip oleh Baharuddin dan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Esa Nur Wahyuni, bahwa belajar adalah perubahan
kualitatif yakni melalui penelusuran kepustakaan
tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai
(library research), yaitu jenis penelitian dari
hasil latihan atau pengalaman dan adanya proses
khazanah literatur dan menjadikan “dunia teks”
internal yang terjadi di dalam diri seseorang.
sebagai objek utama analisinya dengan cara
Perubahan ini tidak terjadi karena adanya warisan,
menuliskan, mengkreditkan, mengklasifikasi, me-
genetik, atau respon secara alamiah, kedewasaan,
reduksi dan menyajikan data yang diperoleh dari
atau keadaan organisme yang bersifat temporer,
sumber tertulis.1 Penelitan ini bersifat deskriptif
seperti kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa
analitik yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
takut, melainkan perubahan dalam pemahaman,
informasi mengenai keterangan suatu variabel
prilaku, persepsi, motivasi, atau gabungan dari
dan tema serta keadaan yang ada yaitu keadaan
semuanya. Dengan demikian, belajar tidak hanya
yang terdapat pada saat penelitian. 2 Penulis
transfer of knowledge, tetapi juga transfer of
mencoba menganalisis muatan isi literatur-liteatur
value, sehingga siswa mengalami perubahan dan
yang berkaitan dengan teori humanistik dengan
mampu memecahkan permasalahan hidup dan
proses belajar siswa. Penelitian ini digunakan
bisa menyesuaikan diri dengan lingkunganya.
untuk memecahkan masalah aktual maupun
Untuk mengembangkan hal tersebut, se- yang sudah lampau, dengan jalan mengumpulkan
harusnya dalam suatu sistem pendidikan siswa data, menyusun dan mengklarifikasikannya dan
tidak harus menyesuaikan dengan kurikulum (siswa menganalisisnya.
untuk kurikulum), tetapi sebaliknya, kurikulum
untuk siswa. Artinya, orientasi belajar bukan Pembahasan
menyelesaikan materi, akan tetapi lebih me-
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
nekankan pada proses penerimaaan materi. Seperti
belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
yang diungkapkan oleh aliran teori humanistik,
sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para
orientasi belajar dalam proses pembelajaran
pendidik adalah membantu peserta didik untuk
harus berhulu dan bermuara pada manusia itu
sendiri. Aliran humanistik memandang bahwa
1
belajar bukan sekedar pengembangan kualitas Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogakart:
Rake Sarasin, 1989).,h. 43
kognitif saja, melainkan juga sebuah proses yang
Pebri Yanasari: The Humanistic Aprroach to Change and the Development of Behavior 161

mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing- hati nurani, perubahan sikap dan analisis terhadap
masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi
sebagai manusia yang unik dan membantu dalam ini adalah siswa merasa senang bergairah, ber-
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri inisiatif dalam belajar dan terjadi pola perubahan
mereka. Dalam teori belajar humanistik proses pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.4
belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap
itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan berhasil jika siswa memahami lingkungannya
pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses
teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia
dan proses belajar dalam bentuknya yang paling mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-
ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bukan dari sudut pandang pengamatnya. Selanjutnya
bisa kita amati dalam dunia keseharian. Teori Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan
apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk humanistik adalah pengembangan nilai-nilai dan
“memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan
diri dan sebagainya) dapat tercapai. pemerolehan pengetahuan yang luas tentang
Teori belajar humanistik pada dasarnya sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir
memiliki tujuan belajar untuk memanusiakan produktif.
manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat Pendekatan sistem bisa dapat di lakukan
dianggap berhasil apabila si pembelajar telah sehingga para peserta didik dapat memilih suatu
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. rencana pelajaran agar mereka dapat mencurahkan
Artinya peserta didik mengalami perubahan dan waktu mereka bagi bermacam-macam tujuan
mampu memecahkan permasalahan hidup dan belajar atau sejumlah pelajaran yang akan dipelajari
bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-
Dengan kata lain, si pembelajar dalam proses aktifitas kreatif yang mungkin dilakukan.pembatasan
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia praktis dalam pemilihan hal-hal itu mungkin di
mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik- tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran
baiknya. dan keadaan tetapi dalam pendekatan sistem itu
“Tujuan utama para pendidik adalah membantu sendiri tidak ada yang membatasi keanekaragaman
siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu pendidikan ini. 5
membantu masing-masing individu untuk mengenal “Para teoritikus humanistik, seperti Carls
diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan Rogers (1902-1987) dan Abraham Maslow (1908-
membantu dalam mewujudkan potensi-potensi 1970) menyakini bahwa tingkah laku manusia
yang ada dalam diri mereka”.3 tidak dapat dijelaskan sebagai hasil dari konflik-
Senada dengan pendapat di atas, belajar adalah konflik yang tidak disadari maupun sebagai hasil
pentingnya isi dari proses belajar bersifat elektrik, pengkondisian (conditioning) yang sederhana. Teori
tujuannya adalah memanusiakan manusia atau ini menyiratkan penolakan terhadap pendapat
mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanistik bahwa tingkah laku manusia semata-mata di-
dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa tentukan oleh faktor diluar dirinya. Sebaliknya,
untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman, teori ini melihat manusia sebagai aktor dalam
dan membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif drama kehidupan, bukan reaktor terhadap instink
dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan atau tekanan lingkungan. Teori ini berfokus pada
melalui kegiatan diskusi, membahas materi secara pentingnya pengalaman disadari yang bersifat
berkelompok sehingga siswa dapat mengemukakan subjektif dan self-direction”6
pendapatnya masing-masing didepan kelas. Perhatian psikologi humanistik terutama
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila kurang mengerti terhadap materi 4
Herpratiwi. Teori Belajar dan Pembelajaran,(Bandar
yang diajarkan. Pembelajaran berdasarkan teori lampung: Universitas Lampung, 2009).,h. 59
5
humanistik yang bersifat pembentukan kepribadian, Hamzah B Uno,. Orientasi Baru Dalam Psikologi
Perkembangan, (Jakarta: Bumi aksara, 2006)., h. 13
6
Dra.Desmita, M.Si, Psikologi Perkembangan Peserta Didik;
3
162 NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016

tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap pendidikan. Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah
individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud- karakteristik yang sangat kuat yang nampak dari
maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada para pendidik beraliran humanisme. Karena berfikir
pengalaman-pengalaman mereka sendiri.7 Menurut dan merasakan saling beriringan, mengabaikan
para pendidik aliran humanistis penyusunan dan pendidikan emosi sama dengan mengabaikan
penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan salah satu potensi terbesar manusia. Kita dapat
perasaan dan perhatian siswa. Gerakan munculnya belajar menggunakan emosi kita dan mendapat
psikologi humanistik disebabkan oleh semacam keuntungan dari pendekatan humanisme ini sama
kesadaran bersama beranggapan bahwa pada seperti yang ingin kita dapatkan dari pendidikan
dasarnya tidak ada teori psikologi yang berke- yang menitik beratkan kognitif.
mampuan menjelaskan manusia sebagai suatu
totalitas dan yang sewajarnya mengfungsikan Ciri-ciri dan Prinsip dalam Teori Belajar Humanistik
manusia. Mereka meyakini bahwa tiap individu Pendekatan humanisme dalam pendidikan
pada dasarnya mempunyai kapasitas serta
menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan
dorongan sendiri untuk mengembangkan potensi
yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari
kemanusiaannya. Keleluasaan untuk memilih apa
dan menemukan kemampuan yang mereka punya
yang akan dipelajari dan kapan serta bagaimana
dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal
mereka akan mempelajarinya merupakan ciri
ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan
utama pendekatan humanisme. Bertujuan untuk
metode untuk pengembangan diri yang ditujukan
membantu siswa menjadi self-directed serta self-
untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan
motivated leaner. Penganut paham ini yakin bahwa
hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau
siswa akan bersedia melakukan banyak hal apabila
kemampuan membangun diri secara positif ini
mereka memiliki motivasi yang tinggi dan mereka
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena
diberi kesempatan untuk menentukan apa yang
keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
mereka inginkan. Pengertian humanisme yang
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap
beragam membuat batasan-batasan aplikasinya
berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan
dalam dunia pendidikan mengundang berbagai
dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
macam arti pula.
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
Kemampuan positif disini erat kaitannya
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar
dengan pengembangan emosi positif yang terdapat
ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
dalam dominan efektif, misalnya keterampilan
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
membangun dan menjaga relasi yang hangat
pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah
dengan orang lain, bagaimana mengajarkan
membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya,
kepercayaan, penerimaan, kesadaran, memahami
yaitu membantu masing-masing individu untuk
perasaan orang lain, kejujuran interpersonal, dan
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah
yang unik dan membantu dalam mewujudkan
meningkatkan kualitas keterampilan interpersonal
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
dalam kehidupan sehari-hari. Selain menitikberatkan
Carl R. Rogers dalam Hadis9 kurang menaruh
pada hubungan interpersonal, para pendidiknya
perhatian kepada mekanisme proses belajar.
yang beraliran humanisme juga mencoba untuk
Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan
membuat pembelajaran yang membantu anak didik
untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat, pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang
sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak
berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi,
ada keterlibatan intelektual maupun emosional
merasakan, dan berfantasi. Pendidik humanisme
peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori
mencoba untuk melihat dalam spektrum yang
belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus
lebih luas mengenai perilaku manusia.8
bersumber pada diri peserta didik.
Melihat hal-hal yang diusahakan oleh para
pendidik humanisme, tampak bahwa pendekatan Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu:
ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia (1) belajar yang bermakna dan (2) belajar yang
tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi

7
Herpratiwi. Teori Belajar dan Pembelajaran.Bandar
Pebri Yanasari: The Humanistic Aprroach to Change and the Development of Behavior 163

jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek Pendekatan client-centered difokuskakn pada
pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar tanggungjawab dan kesanggupan klien/siswa untuk
yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses menemukan cara-cara menghadapi kenyataan
pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi secara lebih penuh. Klien/siswa sebagai seorang
tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik. yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah
Bagaimana proses belajar dapat terjadi menurut orang yang harus menemukan tingkah laku yang
teori belajar humanisme? Orang belajar karena ingin lebih pantas bagi dirinya. 13 Penyantuman teori
mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu client-centered dalam pembahasannya terkait
untuk dipelajari, mengusahakan proses belajar pembahasan pendekatan humanis adalah terkait
dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri dalam proses belajar siswa tidak akan terlepas
tentang apakah proses belajarnya berhasil. dengan aktivitas lingkungan sekitarnya.
Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan
belajar peserta didik menurut pandangan teori Perubahan dan Perkembangan Perilaku
humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan Secara luas Kartini Kartono mendefinisikan
aktif dalam: (1) membantu menciptakan iklim kelas perkembangan:
yang kondusif agar peserta didik bersikap positif “Perubahan-perubahan psikofisis sebagai
terhadap belajar, (2) membantu peserta didik untuk hasil proses pematangan fungsi-fungsi psikos dan
memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh factor
kebebasan kepada peserta didik untuk belajar, lingkungan dan proses belajar pada waktu tertentu
(3) membantu peserta didik untuk memanfaatkan menuju kedewasaan”14
dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan
J. P. Chaplin dalam dictionary of Psychology-
pendorong belajar, (4) menyediakan berbagai
nya menyatakan, arti perkembangan pada prinsipnya
sumber belajar kepada peserta didik, dan (5)
adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif
menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan
dan ini terjadi dalam rentang kehidupan manusia
dari berbagai peserta didik sebagaimana adanya. 10
dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student aspek yang terdapat dalam organisme-organisme
center) yang memaknai proses pengalaman tersebut. 15
belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami
Menurut F. J. Monks, dkk, dalam Noer Rohmah
potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara
pengertian, perkembangan menunjuk pada “suatu
positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat
proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak
negatif. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses
dapat diulang kembali, perkembangan menunjuk
belajarnya daripada hasil belajar. Kasus-kasus yang
pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak
menuntut penyesuaian diri terhadap suatu situasi
dapat diputar kembali”. Perkembangan juga
tertentu dalam lingkungan sekolah, keluarga atau
dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan
pergaulan sosial, kliennya dapat diselesaikan secara
tetap yang menuju kearah suatu organisasi pada
tuntas tanpa mengajak siswa menjalani proses
tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
konseling menurut konsepsi Rogers.11 Yang mana
pertumbuhan, pematangan, dan belajar”.16
Roger menguraikan ciri-ciri yang membedakan
Meskipun semua ahli sependapat bahwa yang
pendekatan client-centered dari pendekatan-
dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu
pendekatan lain.12
proses perubahan pada seseorang kearah yang
lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka
10
Rogerss membedakan dua tipe belajar, yaitu kognitif berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses
(kebermaknaan) dan experiental (pengalaman atau signifikan).
Guru menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pe- perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki.
ngetahuan terpakai, seperti mempelajari mesin dengan tujuan Dalam jurnal ini tidak akan dibahas mengenai
untuk memperbaiki mobil. Experiental learning menunjuk pada proses itu berlangsung, namun bagaimana dalam
pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar
experiental learning mencakup; keterlibatan siswa secara
13
personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi,
efek yang membekas pada siswa. Mulyati, Psikologi Belajar. (Refika Aditama: Bandung, 2010).,h. 92
14
(Yogyakarta: CV. Andi Offset. 2005).,h. 57. Kartini Kartono, Psikologi Anak, (Alumni: Bandung,
11
W.S. Winkel & M.M Sri Hastuti, Bimbingan & Konseling 1982).,h. 49
15
di Institusi Pendidikan, (Media Abadi: Yogyakarta, 2012).,h. 407 Chaplin, J. P. Dictionary Of Psychology. Terj. Kartini
12
Rogers, C., & J. Wood, Client-Centered Theory: Carl Kartono, Cet. Ke-8. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).,h. 86
16
164 NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016

proses itu akan mempengaruhi teori humanis ada anak yang perkembangannya cepat, ada yang
berperan dalam perubahan psikologis klien/siswa. sedang, dan ada yang lambat. Jadi perkembangan
Sudah menjadi hal yang pasti bahwa setiap fase anak yang satu berbeda dengan anak yang lain,
atau tahapan perkembangan kehidupan manusia baik dalam perkembangan organ atau aspek
senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan kejiwaannya maupun cepat atau lambatnya
belajar. Kegiatan belajar dalam hal ini bukan perkembangan tersebut.
berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah.
Tugas belajar yang berlaku dalam setiap fase Implikasi Teori Belajar Humanistik
perkembangan merupakan keharusan universal dan
Penerapan teori humanistik lebih menunjuk
idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan
pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran
belajar keterampilan melakukan sesuatu pada fase
yang mewarnai metode-metode yang diterapkan.
perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada
Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah
manusia normal. Di samping itu,hal-hal lain yang
menjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan
juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan ter-
guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai
sebut adalah:
makna belajar dalam kehidupan peserta didik.
a. Karena adanya kematangan fisik ertentu pada Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada
fase perkembangan tertentu peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk
b. Karena adanya dorongan cita-cita psikologis memperoleh tujuan pembelajaran.
manusia yang sedang berkembangan itu sendiri Peserta didik berperan sebagai pelaku utama
c. Karena adanya tuntuan cultural masyarakat (stundent center) yang memaknai proses pe-
sekitar ngalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta
d. Belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan ter- didik memahami potensi diri, mengembangkan
tentu pada saat atau masa perkembangan yang potensi dirinya secara positif dan meminimalkan
tepat dipandang berkaitan langsung dengan potensi diri yang bersifat negatif.
tugas-tugas perkembangan berikutnya. Psikologi humanistik memberi perhatian atas
Antara perkembangan dan belajar terdapat guru sebagai fasilitator. Berikut ini adalah berbagai
hubungan sangat erat, sehingga hampir semua cara untuk memberi kemudahan belajar dan ber-
proses perkembangan mememerlukan belajar. bagai kualitas fasilitator, yaitu:
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap 1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada
anak biasanya berkembang karena belajar. Setiap penciptaan suasana awal, situasi kelompok,
fase perkembangan memiliki ciri dan sifat yang atau pengalaman kelas
khas, sehingga ada tingkah laku yang dianggap 2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan
sebagai tingkah laku buruk atau kurang sesuai, yang memperjelas tujuan-tujuan perorangan di
sebenarnya merupakan tingkah laku yang wajar dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok
untuk fase tertenu itu. Menurut teori diseqilibrium, yang bersifat umum.
sehubungan dengan dinamika manusia, justru
3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-
tidak mencari keseimbangan bahkan dengan
masing peserta didik untuk melaksanakan
sengaja ia mencari dan menantng timbulnya
tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya,
ketidakseimbangan, dengan mencobakan semua
sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi
potensinya dala bentuk macam-macam aktivitas dan
di dalam belajar yang bermakna tadi.
eksperimen. Anak selalu berusaha memasuki dunia
4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan
luar dengan jalan bereksplorasi dan berekspansi;
sumber-sumber untuk belajar yang paling luas
didorong oleh rasa ingin tahun dan sekaligus untuk
dan mudah dimanfaatkan para peserta didik
mengetes kemampuan sendiri. Suatu prinsip dari
untuk membantu mencapai tujuan mereka.
teori perkembangan menyatakan bahwa motif
utama dari hidup ini adalah: meniadakan dan 5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai
melepaskan diri dari seua rintangan, dan rasa suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
tegang. Dan keseimbangan akan tercapai jika setiap dimanfaatkan oleh kelompok.
kebutuhan sudah terpenuhi, sehingga hilanglah 6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di
semua ketegangan dan gangguan batin. Setiap dalam kelompok kelas, dan menerima baik
anak memang mempunyai tempo kecepatan isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap
Pebri Yanasari: The Humanistic Aprroach to Change and the Development of Behavior 165

dengan cara yang sesuai, baik bagi individual yaitu: menyadari diri sebagai suatu proses
ataupun bagi kelompok pertumbuhan yang sedang dan akan terus
7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, berubah, mengenali konsep dan identitas diri,
fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan dan menyatupadukan kesadaran hati dan
sebagai seorang peserta didik yang turut pikiran. Perubahan yang dilakukan terbatas
berpartisipasi, seorang anggota kelompok, pada subtansi materi saja, tetapi yang lebih
dan turut menyatakan pendangannya sebagai penting pada aspek metodologis yang dipandang
seorang individu, seperti peserta didik yang sangat manusiawi.
lain. 2. Active Learning dicetuskan oleh Melvin L.
8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta Siberman. Asumsi dasar yang dibangun dari
dalam kelompok, perasaannya dan juga model pembelajaran ini ialah bahwa belajar
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga bukan merupakan konsekuensi otomatis dari
tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil penyampaian informasi kepada siswa. Belajar
secara pribadi yang boleh saja digunakan atau membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan
ditolak oleh peserta didik sekaligus. Pada saat kegiatan belajar itu aktif,
9. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan- siswa melakukan sebagian besar pekerjaan
ungkapan yang menandakan adanya perasaan belajar. Mereka mempelajari gagasan-gagasan,
yang dalam dan kuat selama belajar memecahkan berbagai masalah dan menerap-
kan apa yang mereka pelajari. Dalam Active
10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator,
Learning cara belajar dengan mendengarkan saja
pimpinan harus mencoba untuk menganali
akan sedikit ingat, dengan cara mendengarkan,
dan menerima keterbatasan-keterbatasannya
melihat dan mendiskusikan dengan siswa lain
sendiri.17
akan paham, dengan cara mendengar, melihat,
Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran berdiskusi, dan melakukan akan memperoleh
cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir pengetahuan dan keterampilan, dan cara untuk
induktif, mementingkan pengalaman, serta mem- menguasai pelajaran yang terbagus ialah dengan
butuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam membelajarkan.
proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus
3. Quantum Learning merupakan cara pengubahan
dapat menentukan langkah-langkah pembelajaran
macam-macam interaksi. Hubungan dan
yang mengacu pada aspek tersebut. Adapun
inspirasi yang di dalam dan di sekitar
contoh langkah kongkrit yang bisa dijadikan bahan
momen belajar. Dalam prakteknya, Quantum
pertimbangan oleh guru adalah:
Learning menggabungkan sugetologi teknik
1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
pemercepatan belajar dan neurolenguistik
2. Menentukan materi pelajaran. dengan teori keyakinan dan metode tertentu.
3. Mengidentifikasi kemampuan awal siswa. Quantum Learning mengasumsikan bahwa
4. Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang jika siswa mampu menggunakan potensi
memungkinkan siswa secara aktif melibatkan nalar dan emosinya secara jitu akan mampu
diri dalam proses pembelajaran membuat loncatan prestasi yang tidak bisa
diduga sebelumnya. Dengan metode belajar
yang tepat siswa bisa meraih prestasi belajar
Model Pembelajaran Humanis
secara berlipat ganda. Salah satu konsep
1. Humaningo of The Classroom, ini dilatar-
dasar dari metode ini ialah belajar itu harus
belakangi oleh kondisi sekolah yang otoriter,
mengasikkan dan berlangsung dalam suasana
tidak manusiawi, sehingga menyebabkan peserta
gembira, sehingga pintu masuk untuk informasi
didik putus asa yang akhirnya mengakhiri
baru akan lebih besar dan terekam dengan
hidupnya. Kasus ini banyak terjadi di Amerika
baik.
Serikat dan Jepang. Humaning Of The Classroom
ini dicetuskan oleh Jhon P. Miller yang terfokus 4. The Accelerated Learning, merupakan pem-
pada pengembangan model pendidikan afektif. belajaran yang dipercepat. Konsep dasar dari
Pendidikan model ini tertumpu pada tiga hal, pembelajaran ini berlangsung sangat cepat,
menyenangkan, dan memuaskan. Pemilik
konsep ini Dave Meiver menyarankan kepada
166 NUANSA Vol. IX, No. 2, Desember 2016

pendekatan somantic, auditory, visual dan aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku
intellectual (SAVI). Somantic dimaksudkan serta guru hanya sebagai fasilitator. Teori belajar
sebagai learning by moving and doing (belajar humanistik merupakan konsep belajar yang lebih
dengan bergerak dan berbuat). Auditory adalah melihat pada sisi perkembangan kepribadian
learning bay talking and hearing (belajar dengan manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk
berbicara dan mendengarkan). Visual diartikan mencari dan menemukan kemampuan yang mereka
learning by observing and picturing (belajar punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.
dengan mengamati dan menggambarkan). Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan
Intellectual maksudnya ialah learning by pada materi-materi pembelajaran yang bersifat
problem solving and reflecting (belajar dengan pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
pemecahan masalah dan melakukan refleksi). sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
Bobbi De Porter menganggap accelerated Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru
learning dapat memungkinkan siswa untuk sebagai fasilitator
belajar dengan kecepatan yang mengesankan,
dengan upaya yang normal dan dibarengi Daftar Pustaka
kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-
Chaplin, J. P. Dictionary Of Psychology. Terj. Kartini
unsur yang sekilas tampak tidak mempunyai
Kartono, Cet. Ke-8, Jakarta: Raja Grafindo
persamaan, misalnya hiburan, permainan,
Persada, 2002
warna, cara berfikir positif, kebugaran fisik
Corey, Gerald, Teori dan Praktek Konseling &
dan kesehatan emosional. Namun semua
Psikoterapi, Refika Aditama: Bandung, 2010.
unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan
pengalaman belajar efektif . Dakir, Dasar-dasar Psikologi. Jakarta: Pustaka
Pelajar, 1993
Dalam penerapannya, peneliti melihat ter-
dapat kelebihan maupun kelemahan dari teori Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik
humanistic. Dari sisi kelebihannya teori ini sangat ; Panduan bagi Orang Tua dan Guru dalam
cocok untuk materi-materi pembelajaran untuk Memahami Psikologi Anak Usia SD,SMP,dan
pembentukan maupun peningkatatan kepribadian, SMA, Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2009
perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena Ema Widodo, Mukhtar dan, Konstruksi ke Arah
soisal yaitu siswa atau peserta didik merasa Penelitian Deskriptif, Yogyakarta: Auyrous, 2000
memiliki motivasi, memiliki inisiatif dalam belajar Hadis, Abdul. Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung:
dan terjadi perubahan pola piker, perilaku dan Alfabeta, 2006
sikap atas kemauan sendiri. Dan menjadi manusia
Herpratiwi. Teori Belajar dan Pembelajaran, Bandar
yang bebas, berani dan tidak terikat oleh pendapat
lampung: Universitas Lampung, 2009
orang lain dan menjadi dirinya sendiri secara
tanggungjawab tanpa melanggar aturan, norma, Kartono, Kartini, Psikologi Anak, (Alumni: Bandung,
disiplin, atau etika yang berlaku dalam masyarakat. 1982
Sedangkan kekurangannya adalah tidak memiliki M. Dalyono,. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka
urgensi yang cocok dalam penerapannya terhadap Cipta, 2012
siswa/peserta didik yang memiliki pola piker yang Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif,
dikatakan pasif yaitu siswa yang lebih menyukai Yogakarta: Rake Sarasin, 1989.
dunia sendiri yaitu secara intelektual ketimbang Mulyati, Psikologi Belajar. Yogyakarta: CV. Andi
untuk melebur dalam lingkungannya selaku Offset. 2005
manusia/makhluk sosial. Aplikasi dari berbagai
Rogers, C., & J. Wood, Client-Centered Theory:
teori tergantung pada kecocokan individu masing-
Carl Rogers, In A. Burton (Ed), Operational
masing.
Theories of Personality, Brunner/Mazel, New
York, 1974.
Penutup
Uno B. Hamzah , Orientasi Baru Dalam Psikologi
Aplikasi dalam teori ini, peserta didik di- Perkembangan, Jakarta: Bumi aksara, 2006
harapkan menjadi manusia yang bebas, berani,
W.S. Winkel & M.M Sri Hastuti, Bimbingan &
tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur
Konseling di Institusi Pendidikan, Media Abadi:
pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa
Yogyakarta, 2012

Potrebbero piacerti anche