Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
After almost 2 years implementation of National Health Insurance (JKN) held by Health Social Insurance
Organizing Board (BPJS Kesehatan), many evaluation needs to be done. One of them is BPJS Kesehatan Center
located in hospital that provide direct service for patients who referred by the First Level Health Care (FKTP). This
studyaim to analyzecustomer gap betweenexpected serviceand perceived service patientsinBPJS Kesehatan
CenterRSALdr. RamelanSurabaya. This is an observasional study and cross sectional analytic design. Sample
were in equal to 95 people and collected by systematic random sampling. Samples were outpatients who ever
used BPJS Kesehatan Center service in RSAL dr. Ramelan Surabaya. Data were collected by questionnaires and
calculated by Customer Gap to identify the differences between expected service and perceived service. Data
were processed by Wilcoxon Sign Rank Test (α = 0,05). The results showedmost respondentshadvery high
expectationsandreceived quite good services. Wilcoxon SignRankTestshowedthere is a differencebetweenthe
expected service and perceived service (p = 0,000). This studyconcluded that customer gap in all aspects of
BPJS Kesehatan Center service, such as competency, responsiveness, assurance, empathy, communication,
caring, dan physical environment. Negative result indicates that expectedservice (ES) is greater than
theperceived service(PS). Respondentsare not satisfiedwith the overallperceived serviceatBPJS Kesehatan
Center.
Keywords : BPJS Kesehatan Center, customer gap, expected service, perceived service
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) pelayanan kesehatan di RSAL dr. Ramelan
beragam persoalan muncul dan masih banyak Surabaya sesuai dengan perjanjian kerja sama yang
evaluasi yang perlu dilakukan. Pada Fasilitas sudah disepakati antara RSAL dr. Ramelan
Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL), pasien masih Surabaya dengan BPJS Kesehatan Kantor Cabang
alur rujukan dan prosedur administratif untuk berobat Berdasarkan penelitian yang dilakukan
lebih lanjut. Minimnya sosialisasi mengenai hal Handini (2015), proporsi pasien pengguna BPJS
tersebut merupakan alasan utama banyaknya Kesehatan merupakan separuh dari total pasien di
keluhan pasien terhadap pelayanan BPJS RSAL dr. Ramelan Surabaya. Karena utilisasi pasien
Kesehatan Center (BPJS Kesehatan Center) pelayanan BPJS Kesehatan Center di RSAL dr.
merupakan salah satu unit kerja BPJS Kesehatan Ramelan Surabaya. Survei pendahuluan dilakukan
yang ditempatkan di RSAL dr. Ramelan Surabaya untuk mengetahui mutu pelayanan yang
yang bertugas membantu penyelenggaraan kegiatan mempengaruhi kepuasan pasien rawat jalan
pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan. terhadap pelayanan BPJS Kesehatan Center di
RSAL dr. Ramelan Surabaya. Survei dilakukan atau hasil yang dirasakan dengan harapan (Kotler,
kepada 30 pasien rawat jalan pengguna BPJS 2008). Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
Kesehatan di pelayanan BPJS Kesehatan Center di agar dapat memuaskan pelanggan maka harus
RSAL dr. Ramelan Surabayapada tahun 2014. Hasil diidentifikasi dahulu apa keinginan, kebutuhan dan
survei pendahuluan menunjukkan kepuasan pasien harapan pelanggan sehingga pengorbanan yang
terhadap pelayanan BPJS Kesehatan Center RSAL telah dikeluarkan pelanggan sebanding yang
pasien yang tidak puas cukup besar yaitu 63,33%. Kepuasan pelanggan tergantung pada
Prosedur administratif yang panjang dan rumit, serta sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi
kecepatan pelayanan BPJS Kesehatan Centeryang harapan pelanggan (Kotler et al., 2008). Bila kinerja
lama sehingga menunggu antrian panjang produk lebih rendah ketimbang harapan pelanggan,
merupakan alasan utama yang menimbulkan pembeli tidak puas. Bila pretasinya sesuai atau
terhadap pelayanan BPJS Kesehatan Center di berdasarkan kualitas pelayanan (service quality)
RSAL dr. Ramelan Surabaya, adanya ketidakpuasan yang dirasakan oleh pelanggan. salah satu bentuk
pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang Functional quality merupakan persepsi konsumen
diterima oleh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk terhadap pelayanan yang diterima. Aspek Functional
mengidentifikasi pelayanan yang diharapkan pasien Quality antara lain Competency yaitu kemampuan
(Expected Service) dan pelayanan yang diterima dan keterampilan pemberi pelayanan dalam
Customer Gap untuk mengetahui perbedaan antara ketersediaan dan ketanggapan pemberi pelayanan
pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang dalam memberikan pelayanan, Assurance atau
diterima oleh pasien yang berdampak pada kepercayaan pelayanan yang diberikan pemberi
kepuasan pasien. Penelitian ini diharapkan dapat pelayanan, Empathy sebagai bentuk perhatian
bermanfaat sebagai bahan evaluasi proses pemberi pelayanan dalam memberikan pelayanan,
manajemen dalam upaya peningkatan kepuasan Communication atau informasi yang diberikan oleh
pasien BPJS Kesehatan Center di RSAL dr. pemberi pelayanan dalam memberikan pelayanan
Kepuasan didefinisikan sebagai tingkat dalam memberikan pelayanan, seperti fasilitas fisik
Menurut Zeithaml (2000), harapan positif, karena pelanggan merasa puas. Namun bila
pelanggan didefinisikan sebagai keyakinan kualitas pelayanan yang dirasakan lebih rendah dari
pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu yang diharapkan maka pelanggan tidak merasa
produk jasa yang akan dijadikannya standar acuan puas, maka terdapat kesenjangan yang akan
dalam menilai kinerja produk atau jasa menimbulkan permasalahan bagi perusahaan.
harapan yang berbeda yaitu jasa yang diinginkan pengukuran kepuasan pelanggan yang dilakukan
(desired service) dan jasa yang dianggap cukup untuk mengetahui besarnya kesenjangan yang
(adequate service) (Lovelock dan Wright, 2002). terjadi antara harapan pelanggan dan kinerja
Desired service merupakan perpaduan antara apa pelayanan yang dihasilkan. Customer Gap ini dapat
yang diyakini pelanggan dapat (can be) dan terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi
seharusnya (should be) diterima. Sehingga dapat perusahaan berdasarkan kriteria yang berbeda, atau
dinyatakan bahwa desired service merupakan tingkat justru pelanggan keliru menginterpretasikan kualitas
pelanggan. Di antara kedua tipe harapan tersebut Penelitian ini adalah penelitian
terdapat zona toleransi dimana pelanggan masih observasionalanalitik untuk menganalisis dan
dapat mmenerima variasi dari kualitas pelayanan. mengetahui perbedaan antara variabel yang telah
Zona ini dapat melebar maupun menyempit pada ditentukan terhadap kepuasan pasien pada
seorang pelanggan dan berbeda antara pelanggan pelayanan BPJS Kesehatan Center di RSAL dr.
quality gap yang disebabkan adanya perbedaan Populasi penelitian adalah pasien
antara pelayanan yang diharapkan (Expected pelayanan BPJS Kesehatan Center di RSAL dr.
Service) dan pelayanan yang diterima (Perceived Ramelan Surabaya. Berdasarkan data pada tahun
Service) oleh pelanggan. Gap ini merupakan suatu 2014 terdapat rata-rata 718.602 kunjungan oleh
adaptasi model persepsi dan harapan pelanggan pasien pengguna BPJS Kesehatandi pelayanan
tehadap kualitas pelayanan jasa yang bernama BPJS Kesehatan Center RSAL dr. Ramelan
Parasuraman dan Barry, 2000). Jika kualitas pada data tersebut, sehingga dalam satu bulan rata-
pelayanan yang diharapkan dan yang diterima sama rata kunjungan sebanyak 15.050 kunjungan. Hasil
oleh pelanggan bahkan lebih baik dari harapan, wawancara terhadap petugas RSAL dr. Ramelan
maka perusahaan akan mendapat citra dan dampak Surabaya diketahui bahwa rata-rata untuk satu
kasus penyakit, pasien akan mengunjungi rumah diharapkan (ES) dengan pelayanan yang diterima
sakit sebanyak dua kali dalam jangka waktu dekat. pasien (PS). Total PS dikurangi dengan total ES.
Berdasarkan data tersebut, maka jumlah kunjungan Dengan ketentuan sebagai berikut. Jika nilainya
dibagi 2 untuk mengetahui jumlah populasi yang kurang dari 0 maka ES > PS, berarti pelanggan
sebenarnya. Sehingga didapatkan populasi kurang puas dengan pelayanan yang diterima. Jika
Besar sampel penelitian ini adalah 95 orang pelanggan cukup puas dengan pelayanan yang
yang dipilih menggunakan teknik systematic random diterima. Jika nilainya lebih dari 0 maka ES < PS,
sampling(α=0,05). Pertimbangan kondisi responden berarti pelanggan sangat atau lebih dari puas
yang dinamis dan batasan waktu pengambilan data dengan pelayanan yang diterima.
dalam sehari yaitu 156 pasien. Sedangkan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
waktu pengambilan data selama 2 minggu atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
sekitar 10 hari aktif, maka untuk memenuhi 95 Kesehatan Center (BPJS Kesehatan Center)
sampel diperlukan 10 responden setiap hari. Interval merupakan salah satu unit kerja BPJS Kesehatan
pengambilan sampel yaitu k = 16. Titik awal yang ditempatkan di RSAL dr. Ramelan Surabaya
pengacakan adalah 1, berarti responden pertama yang bertugas membantu penyelenggaraan kegiatan
adalah pasien pertama. Interval k = 16 maka pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan.
responden selanjutnya adalah pasien ketujuhbelas. Dalam pelaksanaannya, BPJS Kesehatan Center
Demikian seterusnya sampai terpenuhi sepuluh RSAL dr. Ramelan Surabaya mensosialisasikan,
kuesioner yang dikembangkan berdasarkan kualitas Ramelan Surabaya sesuai dengan perjanjian kerja
pelayanan (service quality) dan perbandingan aspek sama yang sudah disepakati antara RSAL dr.
functional qualityantara pelayanan yang diharapkan Ramelan Surabaya dengan BPJS Kesehatan Kantor
dan pelayanan yang diterima pasien pada pelayanan Cabang Utama Surabaya.
BPJS Kesehatan Center di RSAL dr. Ramelan Tugas pokok dan fungsi BPJS Kesehatan
Surabaya. Data dianalisis dengan menggunakan uji Center RSAL dr. Ramelan Surabaya meliputi
komparasi satu sampel berpasangan Wilcoxon Sign menyelesaikan komplain pasien peserta BPJS yang
Rank Test untuk menguji apakah ada perbedaan timbul akibat dari ketidakpuasan pelayanan,
antara pelayanan yang diharapkan (expected membuat pengajuan klaim atau tagihan secara
service) dengan pelayanan yang diterima pasien kolektif setiap bulan kepada BPJS Kantor Cabang
(perceived service). Analisis Customer Gap dihitung Utama Surabaya, membuat daftar pecah medis atau
berdasarkan selisih antara pelayanan yang daftar distribusi jasa medis/pengelolaan perolehan
Tabel 1 Distribusi Aspek Pelayanan yang Diharapkan (expected service)Pasien di Pelayanan BPJS Kesehatan
Center RSAL dr. Ramelan Surabaya
Aspek Kurang Cukup Sangat Total
Diharapkan Diharapkan Diharapkan
n % n % n % n %
Communication 0 0% 21 22,1 % 74 77,9 % 95 100 %
Caring 0 0% 25 26,3 % 70 73,7 % 95 100 %
Empathy 0 0% 26 27,4 % 69 72,6 % 95 100 %
Responsiveness 0 0% 31 32,6 % 64 67,4 % 95 100 %
Competency 0 0% 35 36,8 % 60 63,2 % 95 100 %
Physical Environment 0 0% 35 36,8 % 60 63,2 % 95 100 %
Assurance 2 2,1 % 36 37,9 % 57 60,0 % 95 100 %
dari pendapatan BPJS, membuat Surat Eligibilitas pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut
Peserta (SEP) rawat jalan dan rawat inap pasien (FKTL) sangat diperlukan kejelasan informasi
sesuai rujukan serta mmelengkapi berkas pasien mengenai alur pelayanan mulai pasien datang,
sesuai sistem INA CBG’s untuk selanjutnya berkas mengakses BPJS Kesehatan Center, berobat hingga
diserahkan untuk verifikasi oleh verifikator BPJS keluar rumah sakit (Handini, 2015). Informasi
Perbedaan pelayanan yang diharapkan (Expected Kesehatan Center yang jelas dan tidak
Service) dan pelayanan yang diterima (Perceived
Service) pasien membingungkan pasien juga sangat diharapkan.
(expected service) dan pelayanan pelayanan yang informasi berbentuk papan atau media informasi
diterima (perceived service) pasien diukur dengan tertulis, sehingga dapat memudahkan pasien
cara membandingkan 7 atribut functional quality. mengakses informasi secara langsung, tanpa harus
Hasil penilaian pasien berdasarkan aspek pelayanan bertanya atau dijelaskan secara lisan oleh petugas
yang diharapkan (expected service) pasien di BPJS Kesehatan Center. Kejelasan komunikasi
pelayanan BPJS Kesehatan Center RSAL dr. petugas BPJS Kesehatan Center dengan pasien
Mayoritas lebih dari separuh responden kebenaran informasi yang disampaikan petugas,
memiliki harapan sangat tinggi berdasarkan ketanggapan petugas dalam menjawab pertanyaan
keseluruhan aspek pelayanan BPJS Kesehatan pasien serta menanggapi kritik dan masukan pasien.
Center RSAL dr. Ramelan Surabaya. Harapan Aspek caring juga sangat diharapkan oleh
responden yang sangat tinggi terkait pada aspek banyak responden contohnya seperti keramahan
communication seperti kejelasan informasi dan dan kesopanan petugas BPJS Kesehatan Center
prosedur pelayanan BPJS Kesehatan Center. Pada kepada pasien. Kesopanan dan keramahan dalam
era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) seperti ini di memberikan pelayanan merupakan salah satu
peningkatan kualitas jasa. Citra pelayanan industri sabar dalam memberikan pelayanan kepada banyak
jasa sangat ditentukan oleh orang-orang yang pasien setiap harinya harinya di BPJS Kesehatan
berada pada front line dalam melayani langsung Center. Perhatian dan kepedulian petugas
pelanggan eksternal (Gaspersz, 2007). BPJS diharapkan responden berupa kemauan petugas
Kesehatan merupakan asuransi sosial sehingga untuk menjawab dan menjelaskan berbagai macam
dalam melayani peserta perlu adanya interaksi atau pertanyaan pasien. Sikap atau attitude merupakan
kontak sosial, sehingga menimbulkan kepercayaan salah satu bentuk pelayanan prima (service
setahun ini. Kontak sosial merupakan komponen Hasil penilaian pasien berdasarkan aspek
yang membentuk interaksi sosial (Sudarma, pelayanan yang diterima (perceived service)pasien
2008).Kontak sosial misalnya komunikasi antara di pelayanan BPJS Kesehatan Center RSAL dr.
pasien dan petugas kesehatan di rumah sakit. Ramelan Surabaya pada tabel 2.
keramahan dan kesopanan petugas sebagai bentuk pelayanan yang cukup dari aspek competency
kontak sosial dalam memberikan pelayanan BPJS seperti kompetensi dan pengetahuan petugas BPJS
Kesehatan Center. Karena keramahan dan Kesehatan Center cukup baik. Kompetensi petugas
kesopanan merupakan hal utama yang diharapkan dirasa cukup baik dalam memberikan pelayanan
pasien ketika berhadapan langsung dengan pemberi BPJS Kesehatan Center. Petugas BPJS Kesehatan
Empathy yang sangat diharapkan seperti dalam hal merekap kelengkapan berkas
responden berupa kesabaran petugas BPJS administrasi pasien dan membuat SEP rawat jalan.
Kesehatan Center dalam melayani pasien. Perhatian Hal ini sesuai dengan pendapat Amriyati dkk (2003)
dan kepedulian petugas juga bagian dari aspek menyatakan bahwa kompetensi kinerja merupakan
empathy yang diharapkan responden. Responden hasil perilaku karyawan dalam perspektif teori
Tabel 2 Distribusi Aspek Pelayanan yang Diterima (perceived service) Pasien di Pelayanan BPJS Kesehatan
Center RSAL dr. Ramelan Surabaya
Akan tetapi masih banyak pula responden sebanyak 64 responden. Total Perceived Service>
yang menerima pelayanan yang kurang baik dari Total Expected Service (Positive Ranks) sebanyak 3
aspek responsiveness seperti kecepatan petugas responden. Total Perceived Service = Total
dan waktu tunggu di pelayanan BPJS Kesehatan Expected Service (Ties) sebanyak 28 responden.
Center kurang baik. Hal ini disebabkan karena loket Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh
BPJS Kesehatan Center yang dibuka hanya responden memiliki harapan yang lebih tinggi
berjumlah 4 loket dan petugas BPJS Kesehatan dibandingkan dengan pelayanan yang diterima.
Center terbatas, sedangkan jumlah pasien rawat Karena pelayanan yang diterima kurang sesuai
jalan sangat banyak. Sehingga menyebabkan antrian dengan harapannya sehingga dapat menimbulkan
ketidakseimbangan antara yang dilayani dengan bahwa ada perbedaan pelayanan yang didapatkan
pelayannya (Siagian, 2004). antara pasien umum dan pasien rujukan BPJS
cukup diapatkan oleh pasien. Tetapi bentuk empathy rendahnya mutu pelayanan kepada pasien secara
pada pelayanan yang diterima berupa kepedulian keseluruhan, bukan karena diskriminasi rumah sakit
dan kesabaran petugas kurang sebanding dengan antara pasien umum dan pasien BPJS Kesehatan.
harapan pasien terhadap aspek empathy pelayanan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari
Hal ini dapat disebabkan karena jumlah pasien (2015) menunjukkan adanya perbedaan tingkat
pelayanan BPJS Kesehatan Center sangat banyak, kepuasan antara pasien BPJS non Penerima
sedangkan jumlah petugas yang melayani terbatas. Bantuan Iuran (non PBI) dengan pasien umum
Sehingga aspek empathy petugas yang diterima terhadap pelayanan RSUD Ambarawa. Begitu juga
pasien cukup, walaupun terpaut dibawah harapan dengan penelitian Rizkiyanto (2014) menyimpulkan
Salah satu tujuan penelitian ini yaitu untuk keperawatan pada pasien BPJS PBI dan Umum di
melihat perbedaan antara pelayanan yang Ruang Rawat Inap Kelas III RSD dr.Soebandi
diharapkan (expected service) dan pelayanan Jember. Apabila secara umum mutu pelayanan
pelayanan yang diterima (perceived service). Hasil rumah sakit buruk, maka pasien rujukan BPJS
uji Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan terdapat Kesehatan akan semakin merasakan dampaknya
perbedaan antara pelayanan yang diharapkan karena prosedur administratif yang lebih kompleks
(expected service) dan pelayanan yang diterima dibandingkan dengan pasien umum. Hal ini
(perceived service)(sig=0,000). Total Perceived disebabkan karena kebutuhan dan utilisasi pasien
Service< Total Expected Service (Negative Ranks) BPJS Kesehatan yang semakin besar.
Tabel 3 Customer Gap di Pelayanan BPJS Kesehatan Center di RSAL dr. Ramelan Surabaya
Penilaian customer gap diperoleh dari ada pelayanan ekstra tak diduga dari perusahaan.
selisih antara pelayanan yang diharapkan (expected Dalam hal ini, BPJS Kesehatan Center di RSAL dr.
service) dan pelayanan yang diterima (perceived Ramelan Surabaya belum memberika pelayanan
service).Setiap aspek pelayanan diberi bobot dan prima (excellent service) bagi pasien karena
diakumulasikan dengan tingkatan harapan serta pelayanan yang diharapkan pasien lebih tinggi
tingkatan penerimaan pelayanan oleh pasien. Hasil daripada pelayanan yang diterima pasien.
bahwa expected service (ES) lebih besar daripada Mayoritas responden sangat
perceived service(PS), atau harapan pasien jauh mengharapkan pelayanan BPJS Kesehatan Center
lebih tinggi daripada pelayanan yang diterima atau memiliki harapan sangat tinggi terhadap semua
pasien. Kesimpulannya responden tidak puas aspek pelayanan BPJS Kesehatan Centerterutama
dengan keseluruhan pelayanan yang diterima pada aspek communication, dan caring. Mayoritas
BPJS Kesehatan Center di RSAL dr. Ramelan responden menerima pelayanan BPJS Kesehatan
Secara sederhana, pelayanan prima competency. Tetapi masih banyak pula responden
(excellent service) dapat diartikan sebagai suatu yang menerima pelayanan yang kurang baik dari
dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain, Semua aspek pelayanan BPJS Kesehatan
pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang Center RSAL dr. Ramelan Surabaya menunjukkan
memenuhi standar kualitas. Layanan prima adalah adanya Customer Gap, antara lain aspek
pelayanan yang sangat baik dan melampaui Competency, Responsiveness, Assurance, Empathy,
harappan pelanggan. (Rahmayanty, 2010). Awalnya Communication, Caring, dan Physical Environment.
pelanggan memiliki harapan sederhana dan Berarti bahwa Expected Service (ES) lebih besar
sementara dengan standar umum namun ternyata daripada Perceived Service (PS), atau harapan
pasien jauh lebih tinggi daripada pelayanan yang Batara, Ateep Adya. (2002). Dasar-dasar Pelayanan
Prima.Jakarta, PT Elex Media Komputindo.
diterima pasien. Kesimpulannya responden tidak Gaspersz, Vincent. (2003). Lean Six Sigma for
Manufacturing and Service Industries.
puas dengan keseluruhan pelayanan yang diterima Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Handini, Indira Probo. (2015). Analisis Faktor yang
pada BPJS Kesehatan Center di RSAL dr. Ramelan Berhubungan dengan Pelayanan yang
Diharapkan (Expected Service) dan
Surabaya. Pelayanan yang Diterima (Perceived Service)
Pasien Studi di BPJS Kesehatan Center
Peningkatan kepuasan pasien dapat RSAL dr. Ramelan Surabaya. Skripsi.
Universitas Airlangga Surabaya.
dilakukan dengan survei kepuasan pelanggan Kurniasari, Sisilia Rindi. (2015). Analisis Perbedaan
Tingkat Kepuasan antara Pasien Rawat Inap
secara berkala untuk mengetahui harapan pasien. Peserta BPJS Non PBI dan Pasien Umum
Terhadap Mutu Pelayanan di RSUD
Salah satu pelayanan yang diterima pasien dengan Ambarawa.Thesis. Universitas Diponegoro
Semarang.
kurang baik yaitu aspek responsiveness. Sehingga Kotler & Keller. (2008). Manajemen Pemasaran edisi
12 jilid 1. New Jersey, Prentice Hall
untuk meningkatkan responsiveness pelayanan Lovelock, C.H., & Wright, L.K. (2002). Principles of
Service Marketing and Management. Second
dapat dilakukan penambahan jumlah loket serta Edition. New Jersey, Prentice Hall.
Rahmayanty, Nina. (2010). Manajemen Pelayanan
kejelasan nomor dan panggilan antrian. Salah satu Prima dan Membangun Customer Loyalty.
Yogyakarta, Graha Ilmu.
customer gap pelayanan terdapat pada aspek Rizkiyanto. (2014). Mutu pelayanan keperawatan
pada pasien BPJS PBI dan Umum di Ruang
communication. Sehingga untuk meminimalisir gap Rawat Inap Kelas III RSD dr.Soebandi
Jember. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
tersebut dapat diberikan sosialisasi atau media Jember.
Siagian. (2004). Penelitian Operasional dan Praktek.
tentang syarat administratif, alur dan prosedur Jakarta, Universitas Indonesia Press.
Sudarma, Momon. (2008). Sosiologi untuk
pelayanan bagi peserta BPJS Kesehatan mulai dari Kesehatan. Jakarta, Penerbit Salemba
Medika.
pasien datang hingga pasien keluar rumah sakit. Yanuaria, Myrra., & Wulandari, R.D. (2013).
Penyusunan Upaya Peningkatan Pelayanan
Antenatal Care berdasarkan Voice of
Customer. JurnalAdministrasi Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Vol 1 No 1. pp 66-74.
Zeithaml, Valerie A., Parasuraman A., & Berry,
Amriyati. (2003). Kinerja Perawat Ditinjau dari Leonard. (2000). Delivering Quality Service:
Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu. Balancing Customer Perception and
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol Expectation. New York, The Free Press.
6 No 1.