Sei sulla pagina 1di 11

Jurnal Komunikasi Pembangunan

ISSN 1693-3699 Juni 2011, Vol.9, No.2

KOMUNIKASI PARTISIPATIF PADA PROGRAM POS


PEMBERDAYAAN KELUARGA
(Studi Kasus di RW 05 Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)
Participative Communication on Center For Family Empowerment Program
(Case Study in RW 05 Situgede Village, West Bogor, Bogor)
I. Satriani, P. Muljono, R.W.E. Lumintang
Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Gedung KPM IPB Wing I Level 5, Jalan Kamper Kampus
IPB Darmaga, Telp. 0251-8420252, Fax. 0251-8627797

ABSTRACT

Empowerment occurred if individuals or communities were assigned to discuss their daily need, especially
in education and health matter. And also the topics were focused in political and economic issues. Empowerment
program in alleviating poverty and improving the quality of human resources, promoted by Center for Human
Resources Development (P2SDM), LPPM IPB, cooperated with Damandiri Post Family Empowerment (Posdaya)
program. This particular cooperation leading to develop Posdaya poverty community at different level, such were
village, hamlet and RW. The objectives of study were: to analyze the role of companion, community leader in
Posdaya activities, the participatory communication and its impact to community as well. The research was a
constructivist paradigm, located in RW 05 Situgede village, West Bogor, Bogor. The research was conducted in April
May, 2011. The study result was the P2SDM-IPB companion as well as consultant task always coodinated by
Posdaya Kenanga. The Situgede village, especially RW 05 had several ultimate tasks, included: cadres supervising,
training and motivating. Internal involvement Posdaya Kenanga leaders were: providing insight, advice, criticism and
building ideas for sustainability activities. The participatory communication occurred in Posdaya Kenanga were:
access, heteroglasia, poliponi, dialogue and carnival. Benefit of cadres were: information and knowledge sharing,
problem solving and familiarity relationship. Refers to participatory communication among cadres, they could work
optimally as well as equaly right to submit opinions, suggestions, and criticism. As a result, their responsibility
increased.

Keywords: participatory communication, empowerment, cadres.

I. PENDAHULUAN “terbatas” pada implementasi atau


1.1 Latar Belakang penerapan program, masyarakat tidak
Dalam era kemunculan dikembangkan dayanya menjadi kreatif
paradigma baru komunikasi dari dalam dirinya dan harus menerima
pembangunan yang partisipatif, semua keputusan yang sudah diambil “pihak
pihak diundang untuk berpartisipasi luar.” Partisipasi menjadi bentuk yang
dalam proses komunikasi sampai pasif (Midgley, 1986 dalam Prijono dan
dengan pengambilan keputusan. Pranaka, 1996).
Komunikasi pendukung pembangunan Pemerintah pada tahun 2006
dilaksanakan dalam model komunikasi menyatakan bahwa pembangunan,
horizontal, interaksi komunikasi utamanya pembangunan manusia dan
dilakukan secara lebih demokratis. keluarga, tidak saja menjadi tanggung
Kegiatan komunikasi bukan kegiatan jawab dan monopoli pemerintah, tetapi
memberi dan menerima melainkan memerlukan kerja sama dan partisipasi
“berbagi” dan “berdialog.” Selama ini, masyarakat luas. Hal ini berkaitan
keterlibatan masyarakat hanya dilihat dengan keterlibatan masyarakat dalam
dalam konteks yang sempit, artinya upaya pembangunan manusia yang
manusia cukup dipandang sebagai secara tidak langsung berkontribusi
tenaga kasar untuk mengurangi biaya dalam meningkatkan indeks
pembangunan sosial. Dengan kondisi pembangunan manusia (Human
ini, peran-peran serta masyarakat Development Index).
17
Komunikasi Partisipatif Pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga

Upaya dalam pengentasan Posdaya, maka masyarakat diajak untuk


kemiskinan melalui pemberdayaan dan turut bersama-sama P2SDM LPPM IPB
peningkatan kualitas sumberdaya untuk merencanakan apa yang menjadi
manusia, salah satunya yaitu program kebutuhan dan keinginannya,
pemberdayaan yang saat ini tengah melaksanakan dan memberikan
dikembangkan oleh Pusat penilaian terhadap apa yang akan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia telah dilaksanakannya. Komunikasi
(P2SDM) LPPM IPB bekerjasama dalam kegiatan Posdaya sangat
dengan Yayasan Damandiri adalah diperlukan agar apa yang diinginkan
membangun dan mengembangkan Pos baik oleh P2SDM LPPM IPB maupun
Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di masyarakat dalam pelaksanaan Posdaya
wilayah-wilayah yang memiliki kantong dapat tercapai. Dengan komunikasi
kemiskinan baik tingkat desa, dusun partisipatif diharapkan dapat
atau RW. Menurut Suyono dan menghilangkan berbagai hambatan,
Haryanto (2007), Posdaya sebagai terutama dalam hal tukar-menukar
forum silaturahmi, advokasi, informasi maupun berbagai
komunikasi, informasi, edukasi dan ketimpangan dalam pelaksanaan
sekaligus bisa dikembangkan menjadi Posdaya. Oleh karena itu, sejauh mana
wadah koordinasi kegiatan penguatan komunikasi partisipatif dalam
fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. pelaksanaan Posdaya perlu dikaji. Hal
Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut lain yang menarik adalah karena
diharapkan setiap keluarga mampu Posdaya merupakan program
membangun dirinya menjadi keluarga pemberdayaan yang melibatkan institusi
sejahtera, keluarga yang mandiri dan pendidikan dalam hal ini P2SDM
keluarga yang mampu menghadapi LPPM IPB dan hingga saat ini
tantangan masa depan dengan lebih penelitian atau kajian yang secara
baik. spesifik membahas tentang komunikasi
Kota Bogor masih dihadapkan partisipatif dalam pelaksanaan Posdaya
pada masalah besarnya jumlah warga belum pernah dilakukan. Berdasarkan
miskin yang berdasarkan data Badan hal tersebut dan latar belakang yang
Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 telah diuraikan di atas, maka dirasakan
jumlah warga miskin Kota Bogor perlu untuk melakukan penelitian lebih
mencapai 42.328 Rumah Tangga. mendalam agar program Posdaya dapat
Berbagai kegiatan yang dilakukan pada lebih dikembangkan lagi.
tahun 2010 telah menurunkan KK
miskin sebanyak 1.452 keluarga miskin, 1.2 Perumusan Masalah
atau 3,43% dari 42.328 KK, dengan Berdasarkan pemaparan di atas,
jumlah terbanyak ada di Kecamatan maka perumusan masalah dalam
Bogor Barat yang mencapai 358 KK. penelitian adalah untuk menjawab
Salah satu wilayah di Kota Bogor yang pertanyaan di antaranya:
mendapatkan kesempatan melaksanakan 1. Bagaimana peran pendamping,
program percontohan Institut Pertanian perangkat kelurahan dan tokoh
Bogor dalam rangka peningkatan Indeks masyarakat dalam kegiatan
Pembangunan Manusia adalah Posdaya?
Kecamatan Bogor Barat Kelurahan 2. Bagaimana komunikasi partisipatif
Situgede RW 05. yang terjadi pada kader dalam
Posdaya merupakan kegiatan Posdaya?
pemberdayaan dari, oleh, dan untuk 3. Bagaimana dampak komunikasi
masyarakat. Melalui komunikasi yang partisipatif pada kader dalam
partisipatif sesuai dengan gagasan kegiatan Posdaya?
18
I. Satriani, P. Muljono, R.W.E. Lumintang

4. Bagaimana respons masyarakat mengembangkan usaha secara efisien di


terhadap kehadiran Posdaya? bidang usaha yang dapat memberi
1.3 Tujuan Penelitian manfaat dalam batas waktu yang tidak
Penelitian ini bertujuan untuk: tertentu, (5) mewujudkan partisipasi
1. Menganalisis peran pendamping, aktif masyarakat dalam pembangunan.
perangkat kelurahan dan tokoh 2.2 Komunikasi Partisipatif
masyarakat dalam kegiatan Posdaya. Komunikasi partisipatif adalah
2. Menganalisis komunikasi suatu proses komunikasi dimana terjadi
partisipatif yang terjadi pada kader komunikasi dua arah atau dialogis,
dalam kegiatan Posdaya. sehingga menghasilkan suatu
3. Menganalisis dampak komunikasi pemahaman yang sama terhadap pesan
partisipatif pada kader dalam yang disampaikan. Rahim (2004),
kegiatan Posdaya. mengajukan empat konsep terkait
4. Menganalisis respons masyarakat komunikasi partisipatif akan mendorong
terhadap kehadiran Posdaya terbangunnya pemberdayaan
(empowerment) yaitu heteroglasia,
2. TINJAUAN TEOROTIS dialogis, poliponi dan karnaval.
2.1 Komunikasi Pertama, Heteroglasia: Konsep ini
Menurut Leeuwis (2009), menunjukkan fakta bahwa sistem
komunikasi merupakan sebuah proses pembangunan selalu dilandasi oleh
penting yang digunakan oleh manusia berbagai kelompok dan komunitas yang
dalam pertukaran pengalaman dan ide, berbeda-beda dengan berbagai variasi
dan hal itu menjadi pemicu penting bagi ekonomi, sosial, dan faktor budaya yang
penyampaian pengetahuan dan persepsi saling mengisi satu sama lain. Kedua,
dari berbagai jenis (misalkan Dialog adalah komunikasi transaksional
pembelajaran). Karena itu, komunikasi dengan pengirim (sender) dan penerima
merupakan unsur inti dalam perubahan (receiver) pesan saling berinteraksi
strategi untuk mendorong perubahan. dalam suatu periode waktu tertentu
Soekartawi (1988) menyatakan bahwa hingga sampai pada makna-makna yang
komunikasi, yaitu suatu pernyataan saling berbagi. Ketiga, Poliponi adalah
manusia, baik secara perorangan bentuk tertinggi dari suatu dialog
maupun berkelompok, yang bersifat dimana suara-suara yang tidak menyatu
umum dengan menggunakan lambang- atau terpisah dan meningkat menjadi
lambang yang berarti, maka tampak terbuka, memperjelas satu sama lain,
bahwa dengan perkembangan obyek dan tidak menutupi satu sama lain.
tertentu akan memerlukan komunikasi Keempat, Karnaval: Konsep ini bagi
yang lebih spesifik. Misalnya, komunikasi pembangunan membawa
komunikasi pembangunan, komunikasi semua varian dari semua ritual seperti
politik, komunikasi antar budaya, dan legenda, komik, festival, permainan,
sebagainya. parody, dan hiburan secara bersama-
Tujuan komunikasi menurut sama. Proses ini dilakukan dengan tidak
Levis (1996) antara lain adalah: (1) formal dan biasa juga diselingi oleh
informasi, untuk memberikan informasi humor dan canda tawa.
yang menggunakan pendekatan dengan 2.3 Program Posdaya
pemikiran, (2) persuasif, untuk Posdaya atau Pos pemberdayaan
menggugah perasaan penerima, (3) keluarga adalah forum silaturahmi,
mengubah perilaku (sikap, pengetahuan advokasi, komunikasi, informasi,
dan keterampilan) perubahan sikap edukasi dan sekaligus bisa
terhadap pelaku pembangunan, (4) dikembangkan menjadi wadah
meningkatkan kemampuan untuk koordinasi kegiatan penguatan fungsi-
19
Komunikasi Partisipatif Pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga

fungsi keluarga secara terpadu (Suyono menurut versi ilmuan tertentu.


& Haryanto, 2007). Posdaya juga dapat Paradigma penelitian yang digunakan
menjadi wadah pelayanan keluarga adalah paradigma konstruktivisme.
secara terpadu, yaitu pelayanan Pemaknaan terhadap setiap kegiatan
pengembangan keluarga secara Posdaya Kenanga yang dikonstruksi dan
berkelanjutan dalam berbagai bidang, dimaknai oleh pelaku dalam Posdaya
utamanya agama, pendidikan, Kenanga.
kesehatan, wirausaha dan lingkungan
hidup, sehingga keluarga secara 3.4 Pengumpulan Data
harmonis bisa tumbuh mandiri di
Data diperoleh dengan
desanya.
menggunakan teknik pengumpulan data
melalui studi dokumentasi, pengamatan
3. METODE PENELITIAN berperan serta, wawancara mendalam
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dan diskusi kelompok terarah
(FGD/Focused Group Discussion).
Penelitian dilaksanakan di
Posdaya Kenanga RW 05 Kelurahan
Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota 3.5 Analisis Data
Bogor. Pengambilan dan pengumpulan Data yang diperoleh dianalisis
data dilaksanakan sejak April sampai secara kualitatif. Analisis data kualitatif
dengan Mei 2011, kemudian dilanjutkan adalah upaya yang berlanjut, berulang
dengan pengolahan data dan dan terus-menerus. Analisis data
penyusunan hasil penelitian pada bulan berlangsung bersamaan dengan proses
Mei sampai dengan Juli 2011. pengumpulan data. Analisis data yang
dilaksanakan meliputi reduksi data
3.2 Subyek Penelitian dan Key (memilah, memfokuskan pada hal yang
Informan penting), penyajian data (narasi, kutipan
pernyataan, foto), interpretasi data, dan
Informan penelitian adalah para
penarikan kesimpulan.
kader Posdaya Kenanga dan seseorang
atau lembaga yang mendukung data
penelitian. Seseorang atau lembaga
tersebut yaitu pemerintah kelurahan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Peran Pendamping, Perangkat
(lurah, kepala urusan sosial dan
kemasyarakatan), tokoh masyarakat. Kelurahan dan Tokoh
Jumlah informan yang berhasil ditemui Masyarakat dalam Kegiatan
sebanyak 27 orang yang terdiri dari 18 Posdaya Kenanga 05 Situgede
orang kader Posdaya Kenanga, dua
orang pendamping, dua orang perangkat 4.1.1 Peran Pendamping
kelurahan, satu orang tokoh masyarakat Faktor pendukung keberhasilan
serta 4 orang dari masyarakat pemberdayaan masyarakat salah
. satunya adalah pendampingan. Peran
3.3 Paradigma Penelitian yang dominan dalam kegiatan Posdaya
Kenanga adalah peran dari pendamping
Paradigma merupakan
yakni pihak P2SDM LPPM IPB yang
pandangan yang mendasar dari ilmuan
selalu melakukan koordinasi dengan
tentang apa yang menjadi pokok kajian
pengurus Posdaya Kenanga. Peran dari
semestinya harus dipelajari sebagai
pihak P2SDM LPPM IPB adalah
suatu ilmu pengetahuan (Salim, 2001).
sebagai pendamping dan konsultan.
Paradigma merupakan suatu pokok
Pendampingan yang dilakukan adalah
persoalan dalam suatu cabang ilmu
20
I. Satriani, P. Muljono, R.W.E. Lumintang

dalam bentuk kunjungan ke Posdaya, 4.1.2 Peran Perangkat Kelurahan


konsultasi pengurus atau kader, Perangkat Kelurahan Situgede
mendampingi untuk melihat kegiatan di sebagai institusi pemerintahan, memiliki
Posdaya lain yang berhasil, dan peran dalam kegiatan Posdaya Kenanga
mengikutkan dalam berbagai kegiatan RW 05 antara lain pembinaan kader,
diskusi, seminar atau kegiatan pelatihan. pelatihan para kader serta memotivasi
Peran pendamping selain mendampingi
kader. Pembinaan yang dilakukan oleh
juga membantu dalam penyusunan pihak kelurahan terhadap kegiatan
proposal kegiatan untuk diajukan ke Posdaya Kenanga adalah penyampaian
pihak luar. Ketika terjadi permasalahan, informasi, monitoring kegiatan, dan
hambatan di dalam Posdaya Kenanga membantu penyelesaian masalah.
koordinator maupun kader melakukan Keterlibatan perangkat kelurahan di
konsultasi untuk penyelesaiannya. Posdaya Kenanga tidak intensif
Pendampingan yang dilakukan dikarenakan program atau kegiatan
bersifat tidak terikat dan tidak lepas,
yang ada di RW lain juga membutuhkan
tetapi kontrol selalu dilakukan terhadap peran dan perhatian dari Kelurahan
Posdaya Kenanga. Pendampingan yang Situgede. Cakupan wilayah yang luas
dilakukan oleh pihak P2SDM LPPM yaitu terdapat 10 RW dan 33 RT
IPB kepada Posdaya Kenanga tidak membuat perangkat Kelurahan Situgede
terjadwal, pendampingan dilakukan perhatiannya terbagi-bagi, ini dilakukan
ketika Posdaya Kenanga mengikuti agar tidak terjadi kecemburuan terhadap
pelatihan, adanya kunjungan serta RW 05. Semua RW dan RT yang ada di
penyampaian informasi mengenai Kelurahan Situgede memperoleh
kegiatan di Posdaya. Tidak perhatian yang sama serta tidak ada
terjadwalnya pendampingan diharapkan yang dibeda-bedakan.
kader atau pengurus dan masyarakat
dapat mandiri dalam melaksanakan
kegiatan di Posdaya Kenanga. 4.1.3 Peran Tokoh Masyarakat
Meskipun pendampingan di lapangan Tokoh masyarakat yang menjadi
secara fisik tidak dilakukan secara panutan bagi RW 05 dilibatkan dalam
intensif, tetapi kontrol dari pendamping kegiatan Posdaya Kenanga. Peran
melalui alat komunikasi (telepon dan keterlibatan tokoh masyarakat dalam
SMS) selalu dilakukan serta setiap tiga Posdaya Kenanga adalah sebagai
bulanan Posdaya Kenanga harus penasehat seperti memberikan
menyerahkan laporan kemajuan di pandangan-pandangan, saran, kritikan,
setiap bidang kegiatan. dan ide-ide yang membangun untuk
Pendampingan dapat dicermati keberlangsungan kegiatan Posdaya
bukan untuk membuat masyarakat terus Kenanga. Namun, keterlibatan tokoh
bergantung kepada pendamping, masyarakat dalam Posdaya Kenanga
melainkan upaya menciptakan masih kurang, tokoh masyarakat
akselerasi dan mempertahankan memberikan kontribusi yang besar
semangat masyarakat dalam ketika ada perselisihan pendapat,
menghidupkan modal sosial yaitu permasalahan internal kader dan
kegotongroyongan guna terciptanya hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan yang berkesinambungan. Posdaya Kenanga.
Ibarat orang tua terhadap anak-anaknya Kegiatan atau program yang
yang dewasa, sudah dapat mandiri tetapi masuk ke wilayah masyarakat selalu
tetap masih perlu diberi arahan dan mencari tokoh masyarakat untuk
bimbingan serta tidak sepenuhnya menjelaskan maksud dan tujuan dari
dilepas. kegiatan atau program tersebut, ini
21
Komunikasi Partisipatif Pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga

merupakan peraturan baku karena orang kader melainkan banyak kader


kegiatan atau program yang diterima yang mempunyai hak dalam
tokoh masyarakat dipastikan juga keterlibatan di setiap bidang kegiatan
diterima masyarakat. Tokoh masyarakat Posdaya Kenanga.
seringkali menjadi bentuk pemasaran Ruang publik menurut
sosial yang efektif guna mengubah Habermas adalah wahana di mana
perilaku masyarakat.
setiap kepentingan terungkap secara
gamblang, setiap warga masyarakat
4.2 Komunikasi Partisipatif pada sejatinya memiliki akses yang sama
Program Pos Pemberdayaan untuk berpartisipasi, kemudian mereka
Keluarga (Posdaya) terdorong untuk mendahulukan
kepentingan bersama dan mencapai
Komunikasi partisipatif adalah
konsensus mengenai arah masyarakat
suatu proses komunikasi dimana terjadi
tersebut ke depan dan menemukan
komunikasi dua arah atau dialogis,
solusi bersama dalam memecahkan
sehingga menghasilkan suatu
masalah-masalah yang mereka hadapi.
pemahaman yang sama terhadap pesan
Akses yang sama pada setiap kader
yang disampaikan.
dikarenakan masing-masing kader
memiliki tujuan untuk membantu
4.2.1 Memiliki Akses yang Sama masyarakat dengan meningkatkan
Kader di Posdaya Kenanga kesejahteraan masyarakat, memberikan
memiliki akses yang sama untuk pelayanan kepada masyarakat, serta
berpartisipasi dalam perencanaan, untuk kemajuan di wilayahnya.
pelaksanaan, evaluasi serta pengambilan Keterlibatan kader dalam setiap rapat
keputusan. Akses yang terlihat di tidak hanya duduk, diam dan
Posdaya Kenanga adalah semua kader mendengar melainkan memperjuangkan
diundang untuk menghadiri rapat kepentingan masyarakat bersama bukan
rencana kerja Posdaya Kenanga dan kepentingan perorangan ataupun
rapat evaluasi. Kehadiran kader dalam pribadi.
rapat tidak hanya mendengarkan
informasi yang disampaikan melainkan 4.2.2 Munculnya Heteroglasia
terlibat aktif dalam penyampaian
Mengikuti rapat dan terlibat
pendapat, masukan, serta kritikan.
dalam pengamatan berperan serta
Dalam musyawarah, kader yang hadir
terhadap pelaksanaan kegiatan di
bukan hanya sebagai peserta rapat
masing-masing bidang Posdaya
melainkan terlibat dalam berpendapat.
Kenanga menunjukkan keberagaman
Kader diberikan ruang dalam
dari kader, baik keberagaman usia,
pengambilan keputusan, karena Posdaya
gender, pendidikan dan pekerjaan.
Kenanga tidak dilaksanakan oleh satu

22
I. Satriani, P. Muljono, R.W.E. Lumintang

6%
Usia (Tahun)
24% 35%
31-40
41-50
51-60
35%
>61

Pendidikan Pekerjaan
6% 6% 6%
17% 6% Ibu Rum ah
12% SR 12% Tangga
6% Guru
SD 53%
SMP 23% Konsultan

53% SMA Wiraswasta


S1
Petani Jam ur
S2

Gambar 1 Keberagaman kader di Posdaya Kenanga

Perbedaan usia dapat dijembatani Posdaya Kenanga didominasi oleh


dengan saling mengisi kelemahan atau perempuan sebesar 61% dan laki-laki
kekurangan kader satu sama lain, kader sebesar 39%. Kesetaraan dan keadilan
yang berusia di atas 40 tahun serta telah gender dilakukan dengan tidak
memiliki banyak pengalaman dalam memihak antara laki-laki dan
kegiatan sosial kemasyarakatan dapat perempuan. Antara laki-laki dan
memberikan pengetahuan kepada kader perempuan memiliki kesempatan untuk
yang masih muda, sedangkan kader memenuhi kebutuhan sosial, kebutuhan
yang lebih muda masih memiliki dasar, dan kebutuhan ekonomi. Dalam
motivasi dan semangat untuk mengikuti kegiatan Posdaya Kenanga keterlibatan
kegiatan sosial kemasyarakatan. kader laki-laki dan perempuan adalah
Perbedaan usia yang dimiliki masing- sama, baik perencanaan, pelaksanaan,
masing kader tidak menghalangi dalam evaluasi dan pengambilan keputusan.
melakukan aktivitas pada kegiatan Kesetaraan gender menciptakan
Posdaya Kenanga. keadilan struktur dalam masyarakat.
Kegiatan Posdaya Kenanga Kesetaraan gender antara laki-laki dan
dilaksanakan oleh perempuan dan laki- perempuan dilakukan untuk
laki, ini menunjukkan bahwa kesetaraan peningkatan kesejateraan yang bersifat
gender antara laki-laki dan perempuan pemberdayaan guna terjadinya
sudah diterapkan. Selama ini diketahui keseimbangan fungsi dan peranan
yang mendominasi menjadi kader dalam antara laki-laki dan perempuan yang
kegiatan sosial kemasyarakatan adalah lebih kondusif.
perempuan, namun sekarang laki-laki Beragam pekerjaan yang
terlibat menjadi kader dalam kegiatan dimiliki dapat saling mengisi antara
sosial kemasyarakatan terutama dalam sesama kader. Pekerjaan sebagai guru
kegiatan Posdaya Kenanga. Kader di dan konsultan serta memiliki
23
Komunikasi Partisipatif Pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga

pendidikan perguruan tinggi dapat 4.3 Komunikasi Melalui Dialog


memberikan pandangan, pengetahuan, Dialog adalah interaksi yang
ide, saran, serta kritikan yang terjadi antara pendengar dengan
membangun untuk kegiatan Posdaya pembicara atau antara pemimpin rapat
Kenanga. Akan tetapi pendidikan SMA dengan peserta rapat secara
serta bekerja sebagai ibu rumah keseluruhan. Makna dari dialog adalah
tanggapun mampu memberikan
mengenal dan menghormati pembicara
informasi dan pengetahuan mengenai lain atau suara lain. Dalam dialog setiap
keadaan di lingkungan tempat tinggal orang memiliki hak yang sama untuk
ini dikarenakan ibu-ibu lebih banyak bicara atau untuk didengar, dan
menghabiskan waktu di rumah sehingga mengharap bahwa suaranya tidak
mengetahui kondisi serta situasi yang ditekan oleh orang lain atau disatukan
terjadi di wilayah tempat tinggalnya. dengan suara orang lain. Peserta rapat
Pendidikan yang dimiliki oleh kader atau kader tidak hanya hadir, mengisi
menentukan pekerjaan yang dimiliki.
daftar hadir dan menjadi pendengar saat
Pendidikan menentukan pola pikir dari rapat berlangsung. Secara fisik saling
kader dalam menyampaikan pendapat bertatap muka antara kader laki-laki dan
serta melakukan sosialisasi di perempuan serta pendamping,
lingkungannya. memberikan kesempatan untuk
menyampaikan pandangan, saran, kritik
4.2.3 Terjadinya Poliponi serta ide untuk kemajuan Posdaya
Kenanga dan memperkecil terjadinya
Poliponi merupakan bentuk
perselisihan pendapat. Keakraban antara
tertinggi dari dialog, dimana masyarakat
kader dan pendamping dalam dialog
atau partisipan memberikan pendapat,
menciptakan kepercayaan satu sama
masukan tanpa ada intervensi, tanpa ada
lain karena telah saling mengenal dan
penekanan suatu pandangan atas
merupakan bagian dari rekan kerja.
pandangan lain dan tidak dominasi
dalam menyampaikan ide, saran dan Dialog dalam menyelesaikan
kritik. Keterbukaan dalam penyampaian atau mengatasi hambatan atau kendala
suara memberikan hak yang sama dilakukan untuk mencari kesepakatan
kepada kader tanpa ada penekanan atas antara sesama kader. Melalui dialog
pandangan kader yang satu dengan terjadi saling menghargai sesama kader
pandangan yang lain. Penyampaian dan saling memiliki kegiatan dalam
suara dalam rapat merupakan bentuk Posdaya Kenanga sehingga
kontribusi kader terhadap menimbulkan rasa tanggung jawab
perkembangan dan kemajuan dari sesama kader untuk menyelesaikan
kegiatan yang dilaksanakan di Posdaya permasalahan. Dialog merupakan proses
Kenanga. Interupsi dalam rapat yang tepat dalam penyelesaian masalah,
merupakan bentuk tidak adanya mengatasi kendala atau hambatan serta
intervensi atau penekanan dan pengambilan keputusan. Konteks rapat
pemaksaan dalam menyampaikan dalam forum pemberdayaan, pemimpin
pendapat maupun saran. Mengutarakan rapat membuka ruang dialog sehingga
jawaban, pendapat, masukan, kritik komunikasi antara pemimpin rapat dan
serta ide antara kader dan pendamping partisipan tidak terkesan menggurui dan
tidak ada pembatas, antara kader dan berlangsung setara.
pendamping sejajar sehingga tidak ada
yang merasa “digurui” ataupun
“menggurui.”

24
I. Satriani, P. Muljono, R.W.E. Lumintang

4.3.1 Adanya Karnaval 4.5 Respons Masyarakat terhadap


Karnaval pada komunikasi Kehadiran Posdaya di RW 05
partisipatif adalah melakukan kegiatan Kelurahan Situgede
dengan tidak formal dan diselingi
Respons sebagai sesuatu yang
humor. Konsep karnaval pada Posdaya
dikerjakan oleh seseorang sebagai hasil
Kenanga dilakukan oleh bidang
atau akibat menerima stimulus.
kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.
Masyarakat mengetahui kehadiran
Karnaval bidang kesehatan dilakukan
Posdaya Kenanga melalui tiga bentuk
pada H-1 pelaksanaan Posyandu dan
yaitu 1) papan nama yang berdiri di
Posbindu dengan membersihkan
halaman Posyandu Kenanga, 2)
lingkungan sekitar Posyandu dan
dibentuknya PAUD Kenanga oleh
Posbindu sebelum dilakukan
Posdaya Kenanga dan 3) Posdaya
penimbangan balita, periksa kondisi
Kenanga mendapat kunjungan dari
kehamilan dan periksa kondisi
Pemda Palu Sulawesi Tengah.
kesehatan lansia setiap bulannya. Di
Masyarakat merespon kehadiran
bidang ekonomi konsep karnaval telihat
Posdaya Kenanga sangat baik terbukti
pada saat proses pembuatan dodol talas
dengan semakin banyaknya jumlah
dan pengemasan dodol talas, serta di
anak-anak yang tergabung dalam PAUD
bidang lingkungan konsep karnaval
Kenanga yang dalam proses belajar
terlihat pada saat kebersihan lingkungan
mengajarnya tidak dipungut biaya
mingguan “jumsih” (Jumat Bersih) dan
apapun (gratis). Dari keempat bidang
kerja bakti kebersihan lingkungan
yang ada di Posdaya Kenanga, PAUD
sebulan sekali setiap hari Minggu.
Kenanga merupakan kegiatan yang
banyak diketahui masyarakat berkaitan
4.4 Dampak Komunikasi Partisipatif erat dengan Posdaya Kenanga
pada Program Pos Pemberdayaan dibandingkan dengan bidang lainnya
Keluarga (Posdaya) seperti bidang kesehatan, ekonomi dan
Dampak komunikasi partisipatif lingkungan. Tanggapan yang diberikan
dalam setiap kegiatan dan rapat di masyarakat terhadap Posdaya Kenanga
Posdaya Kenanga dirasakan kader adalah mereka mengetahui kehadiran
banyak memberikan manfaat. Manfaat Posdaya Kenanga di wilayah RW 05
yang di dapat yaitu saling berbagi karena mereka melihat (menggunakan
informasi dan pengetahuan, indera penglihatan) papan nama
penyelesaian masalah diselesaikan Posdaya Kenanga. Dibentuknya PAUD
secara bersama serta terjalinnya Kenanga di wilayah RW 05 membuat
keakraban sesama kader. Keberadaan masyarakat yang memiliki anak di
Posdaya Kenanga menjadikan kader bawah lima tahun merencanakan untuk
saling berbagi informasi dan memasukkan anak mereka ke PAUD
pengetahuan serta menjadi tempat Kenanga (sikap). Selama enam bulan
bertukar pikiran atau pendapat, PAUD Kenanga melakukan aktivitas
pandangan untuk mencari solusi dalam belajar dan mengajar, jumlah
menyelesaikan permasalahan. masyarakat yang mendaftarkan anak
Koordinasi antara sesama kader dalam mereka semakin bertambah yakni dari
melaksanakan kegiatan membentuk 35 anak menjadi hampir 50 anak yang
kekompakkan dan memunculkan sikap terdaftar di PAUD Kenanga (tindakan).
saling percaya sesama kader.

25
Komunikasi Partisipatif Pada Program Pos Pemberdayaan Keluarga

5. KESIMPULAN DAN SARAN 4. Respons masyarakat terhadap


5.1 Kesimpulan kehadiran Posdaya Kenanga
disambut dengan baik, yakni dilihat
1. Perangkat Kelurahan Situgede, pihak
dari semakin bertambahnya jumlah
P2SDM LPPM IPB serta tokoh
anak yang bersekolah di PAUD
masyarakat memiliki peran masing-
Kenanga.
masing di kegiatan Posdaya
Kenanga. Perangkat Kelurahan 5.2 Saran
sebagai institusi pemerintahan,
memiliki peran dalam kegiatan 1. Perlunya pelaksanaan sosialisasi
Posdaya Kenanga RW 05 antara lain yang dilakukan kader kepada
pembinaan kader, pelatihan para masyarakat, dimana sosialisasi bukan
kader serta memotivasi kader. Peran hanya penyebaran informasi,
dari pihak P2SDM LPPM IPB adalah melainkan keterlibatan masyarakat
sebagai pendamping dan konsultan. dalam kegiatan Posdaya menuju
Peran keterlibatan tokoh masyarakat penyadaran tentang permasalahan
dalam Posdaya Kenanga adalah yang dihadapi dan tumbuhnya
sebagai penasehat seperti semangat untuk menyelesaikannya
memberikan pandangan-pandangan, secara mandiri.
saran, kritikan, dan ide-ide yang 2. Perlunya monitoring dan evaluasi
membangun untuk keberlangsungan secara rutin kepada kader serta
kegiatan Posdaya Kenanga. kegiatan Posdaya untuk memastikan
2. Komunikasi partisipatif yang bahwa proses pemberdayaan
meliputi akses, heteroglasia, (empowerment) betul-betul
poliponi, dialog dan karnaval terjadi dijalankan.
dalam kegiatan Posdaya Kenanga. 3. Perlunya dilakukan penelitian
3. Dampak komunikasi partisipatif lanjutan yang menganalisis mengenai
dalam Posdaya Kenanga meliputi partisipasi masyarakat dalam
saling berbagi informasi dan kegiatan Posdaya. Dikarenakan
pengetahuan, menyelesaikan sasaran akhir dari Posdaya adalah
permasalahan secara bersama dan membentuk manusia-manusia
terjalinnya keakraban sesama kader. (masyarakat) yang bermutu dan
sejahtera.

Peran Pendamping
Komunikasi
Partisipatif:
Peran Perangkat
1. Akses Dampak
Kelurahan
POSDAYA 2. Heteroglasia Komunikasi
KENANGA 3. Poliponi Partisipatif
Peran Tokoh
4. Dialog
Masyarakat
5. Karnaval
Respons Masyarakat

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Hasil Penelitian

26
I. Satriani, P. Muljono, R.W.E. Lumintang

DAFTAR PUSTAKA
Leeuwis C. 2009. Komunikasi Untuk
Inovasi Pedesaan. Berpikir
Kembali tentang Penyuluhan
Pertanian. Yogyakarta:
Kanisius.
Levis L.R. 1996. Komunikasi
Penyuluhan. Bandung: Citra
Aditya Bakti
Prijono Ony S. dan Pranaka, A.M.W.
(penyunting). 1996.
Pemberdayaan, Konsep,
Kebijakan dan Implementasi.
Jakarta : Centre For Strategic
and International Studies.
Rahim SA. 2004. Participatory
Development Communication as
a Dialogical Process dalam
White, SA. 2004. Participatory
Communication Working for
Change and Development. New
Delhi: Sage Publication India
Pvt Ltd.
Salim A. 2001. Teori dan Pardigma
Penelitian Sosial. Yogyakarta:
PT Tiara Wacana.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar
Komunikasi Pertanian. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Suyono H. dan R Haryanto 2007. Buku
Pedoman Pembentukan dan
Pengembangan Pos
Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya). Jakarta: Balai
Pustaka.

Potrebbero piacerti anche