Sei sulla pagina 1di 8

JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA

PENGARUH SENAM KAKI DMTERHADAPPERUBAHAN NADI DORSALIS PEDIS


KLIEN DIABETES MELLITUS
DI PUSKESMAS DINOYO MALANG

THE EFFECT OF DM FOOT EXERCISE ON DORSALIS PEDIS PULSE CHANGES


PATIENT DIABETES MELLITUS IN PUBLIC HEALTH SERVICE DINOYO MALANG

Taufan Arif*
*Prodi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Widyagama Husada Malang
Telp. (0341) 406150 Fax: (0341) 471277
Email: taufanarif1990@gmail.com

ABSTRACT

Lifestylelead to an increased prevalence of degenerative diseases such as Diabetes Mellitus.


The lower limbs, especially the feet were often become less good and arise ulcers that can
develop into necrosis/gangrene. The purpose was to explain the effect of DM foot exercises on
dorsalis pedis pulse changes.
The study used Quasy-experimental pre-post test design. The population were 30 respondents
divided into treatment and control group. Data analysis using wilcoxon sign ranked test for 2
paired samples, and mann whitney test for 2 free samples.
The result of mann-whitney pre test test p value = 0.417 while mann-whitneypost test p value
= 0.003. The results of the pre-post test of the treatment group using wilcoxon signed ranked p
= 0.008 while the pre-post test of the control group using wilcoxon signed ranked p = 0.564.
The results of this study indicate there was influence of DM foot exercises on dorsalis pedis
pulse changes.
DM foot exercises performed at least 3 times a week within 3 weeks can improves Nitric Oxode
Syntesis and arterial vasodilation. The suggestion was to develop a model of prevention of
impairment ulcer diabetic based on other nursing theories.
Keyword: Diabetes mellitus, DM foot exercises, Peripheral

111
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 07/NOMOR 02/OKTOBER 2018

ABSTRAK

Perubahan gaya hidup terutama dikota besar,menyebabkanpeningkatan prevalensi penyakit


degeneratif seperti Diabetes Mellitus.Tungkai bawah terutama kakisering bermasalah akibatnya
perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang dapat
berkembang menjadi nekrosis/gangren.Tujuan penelitian untuk menjelaskanpengaruh senam
kaki DM terhadap perubahan nadi dorsalis pedis.
Penelitian menggunakan Quasy-experimentalpre-post test design. Populasi penelitian ini
berjumlah 30 responden yang terbagi dalam kelompok perlakuan dan kontrol. Analisis data
menggunakan Wilcoxon sign ranked test untuk 2 sampel berpasangan, dan mann whitney test
untuk 2 sampel bebas.
Hasil uji pre test Mann-Whitneytestnilai p = 0.417sedangkan uji post test Mann-Whitneynilai p
= 0.003. Hasil uji pre-post test kelompok perlakuan menggunakan Wilcoxon Signed ranked nilai
p = 0.008sedangkan uji pre-post test kelompok kontrol menggunakan Wilcoxon Signed ranked
nilai p = 0.564. Hasil penelitian ini menunjukkanada pengaruh senam kaki DM terhadap
perubahan nadi dorsalis pedis.
Senam kaki DM yang dilaksanakan minimal 3 kali seminggu dalam jangka waktu 3 minggu
terbukti memberikan pengaruh pada vaskularisasi perifer dan kestabilan glukosa darah. Senam
meningkatkan Nitric Oxode Syntesis dan vasodilatasi arteri.Saran penelitian
adalahmengembangkan model pencegahan impairmentulkus diabetikum berdasarkan teori
keperawatan lainnya.
Kata Kunci: Diabetes mellitus, Senam Kaki DM, Perifer

PENDAHULUAN penderita DM antara lainberupa


penyempitan dan penyumbatan pembuluh
Penyakit Diabetes Mellitus adalah
darah perifer. Tungkai bawah (terutama
penyakit metabolik kronis yang
kaki) sering bermasalah akibatnya perfusi
membutuhkan perawatan medis dan
jaringan bagian distal dari tungkai menjadi
pendidikan pengelolaan mandiri untuk
kurang baik dan timbul ulkus yang
mencegah komplikasi. Perubahan gaya
kemudian dapat berkembang menjadi
hidup terutama dikota
nekrosis/gangren (Sudoyo, 2006).
besar,menyebabkanpeningkatan prevalensi
Laporan Tahunan Rumah Sakit
penyakit degeneratif seperti Diabetes
tahun 2012 (per 31 Mei 2013), kasus
Melitus. Epidemiologik DM seringkali
penyakit terbanyak pasien rawat jalan
tidak terdeteksi sehingga morbiditas dan
pada rumah sakit tipe B yang berjumlah
mortalitas tinggi pada kasus yang tidak
24 rumah sakit, kasus
terdeteksi ini (Sudoyo,2006).
terbanyakmerupakan penyakit degeneratif
Kepatuhan yang buruk terhadap
yakni Hipertensi (112.583 kasus) dan
standar perawatan diabetes merupakan
Diabetes Mellitus (102.399 kasus). Dua
penyebab utama berkembangnya penyakit
besar penyakit terbanyak pasien rawat jalan
ke arah komplikasi baik terhadap diri
pada rumah sakit tipe C adalah
sendiri, sosial, dan pembiayaan
Hipertensi (42.212 kasus) dan Diabetes
(Sudoyo,2006).
Mellitus (35.028 kasus) (Dinkesprov Jatim,
Komplikasi DM dapat bersifat
2015).
jangka pendek dan panjang.Komplikasi
Sekitar 15% penderita DM dalam
jangka panjang diantaranya kerusakan
perjalanan penyakitnya akan mengalami
makroangiopati yang dapat menyebabkan
komplikasi luka kaki diabetik dan resiko
penyakit vaskuler perifer yaitu sirkulasi
amputasi ektremitas bawah 15-46 kali lebih
darah dan tungkai yang menurun dan
tinggi pada penderita DM dibandingkan
kerusakan endotel pembuluh darah. Tanda
dengan orang yang tidak menderita
terjadinya angiopati pembuluh darah pada
DM(Yumizone,2008).Lima puluh hingga
112
PENGARUH SENAM KAKI DMTERHADAPPERUBAHAN NADI DORSALIS PEDIS.. | TAUFAN ARIF

75% amputasi ekstremitas bawah dilakukan kali dalam seminggu, dan lebih baik jika
pada pasien-pasien yang menderita dilakukan setiap hari.
diabetes. Sebanyak 50% dari kasus-kasus
amputasi ini diperkirakan dapat dicegah BAHAN DAN METODE
bila pasien diajarkan tindakan preventif Desain penelitian menggunakan
untuk merawat kaki dan rancanganquasy experimental pre-posttest
mempraktekkannya setiap hari. control group design. Populasi pada
Terjadinya masalah kaki diawali penelitian ini menggunakan populasi
adanya hiperglikemia pada penyandang terjangkau (Accesssible Population) yaitu
DM yang menyebabkan kelainan pembuluh penderita DM di wilayah Puskesmas
darah dan kelainan neuropati.Teori vaskuler Dinoyo.Sampel penelitian sebanyak 30
Hipoksik–Iskemik menjelasakan pada orang yang dibagi ke dalam kelompok
penderita neuropati diabetik terjadi perlakuan dan kelompok kontrol. Cara
penurunan aliran darah keendoneurium pengambilan responden menggunakan
yang disebabkan oleh adanya resistensi purposive sampling.
pembuluh darah akibat Variabel independent penelitian ini adalah
hiperglikemia(Setiawan, 2011). Penurunan senam kaki DM, sedangkan variabel
aliran darah melalui pembuluh darah perifer dependent adalah nadi dorsalis pedis.
merupakan tanda pada semua penyakit Instrumen yang digunakan untuk variabel
vaskuler perifer. Efek fisiologis berubahnya independent adalah Satuan Acara Kegiatan
aliran darah tergantung pada besarnya (SAK), sedangkan variabel dependent
kebutuhan jaringan yang melebihi suplai menggunakan pemeriksaan biologis in-
oksigen dan nutrisi yang tersedia.Faktor vivo. Data yang terkumpul kemudian
aliran darah yang kurang juga akan lebih dianalisis memakai uji mann whitney untuk
lanjut menambah rumitnya pengelolaan 2 kelompok yang tidak berpasangan, dan
kaki (Sudoyo,2006). wilcoxon sign ranked untuk uji 2 kelompok
Senam kaki DM adalah latihan yang berpasangan dengan nilai signifikan 0,05.
dilakukan oleh pasien DM untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu
meningkatkan sirkulasi darah bagian bawah
(Tjkroprawito, 2000). Selain itu senam kaki
DM juga dapat meningkatkan kekuatan otot
betis, otot paha, dan juga mengatasi
keterbatasan pergerakan sendi (Ilyas,
2009).
Adapun teknik gerakan yang
digunakan sangat sederhana, mudah dan
tidak memerlukan waktu khusus misalnya
pada waktu santai sambil menonton televisi
bisa dipraktekkan. Teknik gerakannya
yaitudengan membentuk jari-jari seperti
cakar dan meluruskan kembali, mengangkat
dan memutar tumit, memutar pergelangan
kaki, membuat angka 0-9 diudara dan
dengan menggunakan kertas koran yang
dirobek-robek dengan kaki kemudian
dibentuk bola. Senam kaki DM apabila
dilakukan dengan teratur dan benar dapat
mencegah komplikasi (ulkus diabetikum).
Pelaksanaan senam kaki diabet minimal 3

HASIL PENELITIAN
113
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 07/NOMOR 02/OKTOBER 2018

Tabel 1 Distribusi karakteristik umum responden


Kelompok Kelompok
Karakteristik Perlakuan Kontrol
∑ % ∑ %
Inti 1 6.7 2 13.3
Tipe Keluarga
Besar 14 93.3 13 86.7
46-55 4 26.7 8 53.3
Umur 56-65 5 33.3 5 33.3
>65 6 40.0 2 13.3
SD 3 20.0 6 40.0
SMP 4 26.7 2 13.3
Pendidikan
SMA 8 53.3 6 40.0
PT 0 0.0 1 6.7
Laki 1 6.7 0 0.0
Kelamin
Perempuan 14 93.3 15 100.0
Tidak bekerja/IRT 9 60.0 7 46.7
Pekerjaan Pensiunan 3 20.0 2 13.3
Wiraswasta 3 20.0 6 40.0
< 1 tahun 4 26.7 7 46.7
Lama Menderita DM
>1 tahun 11 73.3 8 53.3
Merokok Tidak 15 100.0 15 100.0

Karakteristik umur kelompok


Karakteristik tipe keluarga kelompok
perlakuan mayoritas lebih dari 65 tahun
perlakuan mayoritas keluarga inti sebanyak
sebanyak 6 orang (40.0%), sedangkan
14 orang (93.3%), sedangkan kelompok
kelompok kontrol mayoritas 45-55 tahun
control mayoritas keluarga inti sebanyak 13
sebanyak 8 orang (53.3%).
orang (86.7%).
Karakteristik Pekerjaan kelompok
Karakteristik umur kelompok
perlakuan mayoritas tidak bekerja sebanyak
perlakuan mayoritas lebih dari 65 tahun
9 orang (60.0%), sedangkan kelompok
sebanyak 6 orang (40.0%), sedangkan
kontrol mayoritas tidak bekerja sebanyak 7
kelompok kontrol mayoritas 45-55 tahun
orang (46.7%).
sebanyak 8 orang (53.3%).
Karakteristik lama menderita DM
Karakteristik pendidikan kelompok
kelompok perlakuan mayoritas lebih dari 1
perlakuan mayoritas SMA sebanyak 8
tahun sebanyak 11 orang (73.3%),
orang (53.3%), sedangkan kelompok
sedangkan kelompok kontrol mayoritas
kontrol mayoritas SD dan SMA dimana
lebih dari 1 tahun sebanyak 8 orang
masing-masing sebanyak 6 orang (40.0).
(53.3%).
Karakteristik jenis kelamin kelompok
Karakteristik merokok kelompok
perlakuan mayoritas perempuan tahun
perlakuan dan kontrol mayoritas tidak
sebanyak 14 orang (93.3%), sedangkan
merokok masing-masing sebanyak 15
kelompok kontrol mayoritas perempuan
orang (100.0%).
sebanyak 15 orang (100.0%).

Tabel 2 Karakteristik khusus nadi dorsalis pedis


Post Test
Kelompok Variabel Test Hasil Analisis
Lemah Normal ∑
Pre Lemah 5 7 12 Wilcoxon pre-post test p
Perlakuan Nadi
Test Normal 0 3 3 0.008
Pre Lemah 9 1 10 Wilcoxon pre-post test p
Kontrol Nadi
Test Normal 2 3 5 0.564
Mann Whitney Pre test p 0.417
Analisis
Mann Whitney Post Test p 0.03

114
PENGARUH SENAM KAKI DMTERHADAPPERUBAHAN NADI DORSALIS PEDIS.. | TAUFAN ARIF

hasil perbedaan pada uji pre-post test


Tabel 2 menunjukkan hasil tabulasi
kelompok perlakuan, dan perbedaan pada
silang bahwa pada kelompok perlakuan
uji post test antara kelompok perlakuan dan
mayoritas mengalami perbaikan nadi dari
kontrol dapat diartikan bahwa terdapat
nadi lemah menjadi nadi normal sebanyak 7
pengaruh senam kaki DM terhadap nadi
orang, sedangkan pada kelompok control
dorsalis pedis pada klien DM.
mayoritas tetap nadinya lemah saat
Prinsip dari olahraga/latihan
dilakukan post test sebanyak 9 orang.
jasmani bagi diabetessama dengan latihan
Tabel 2 menunjukkan hasil uji Pre test
jasmani secara umum,yaitu memenuhi
Mann-Whitneytestnilai p = 0.417 yang
beberapa hal, seperti frekwensidilakukan 3-
berarti tidak ada perbedaan antara 2
5 kali per minggu, intensitas ringan dan
kelompok bebas, sedangkan uji Post test
sedang, dan durasi 30-60 menit. Jenis
Mann-Whitneynilaip = 0.003 yang berarti
latihan jasmani akan meningkatkan
ada perbedaan antara 2 kelompok bebas.
kemampuan kardiorespirasi seperti jalan
Hasil uji pre-post test kelompok perlakuan
jogging, berenang,dan bersepeda.Latihan
menggunakan Wilcoxon Signed ranked
jasmani secara teratur penting bagi
nilai p = 0.008 yang berarti ada perbedaan
kesehatan setiap orang karena akan
antara 2 kelompok berpasangan, sedangkan
memberikan banyak tenaga,membuat
uji pre-post test kelompok kontrol
jantung lebih kuat,meningkatkan
menggunakan Wilcoxon Signed ranked
sirkulasi,memperkuat otot,membantu
nilai p = 0.564 yang berarti tidak ada
mengatur berat badan,memperbaiki
perbedaan antara 2 kelompok berpasangan.
kolesterol dan lemak tubuh yang lain, dan
PEMBAHASAN mengurangi stress(Sherwood, 2011).
Olah raga yang dianjurkan untuk
Hasil penelitian variabel nadi penderita DM adalah senam kaki
dorsalis pedis menunjukkan bahwa saat DM.Latihan kaki atau senam kaki adalah
dilakukan pre test responden pada kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh
kelompok perlakuanmayoritas nadi dorsalis pasien diabetes untuk mencegah terjadinya
medis lemah, tetapi saat dilakukan post test luka dan membantu melancarkan sirkulasi
mayoritas nadi dorsalis pedis berubah darah bagian bawah.Senam kaki dapat
menjadi normal. Pada kelompok kontrol membantu memperbaiki sirkulasi
pada saat pre test mayoritas nadi dorsalis darah,memperkuat otot-otot kecil
pedis lemah, sedangkan saat dilakukan post kaki,mengatasi keterbatasan gerak sendi
test nadi dorsalis pedis mayoritas tetap dan mencegah terjadinya kelainan bentuk
lemah. kaki(Misnadiarliy,2006). Waspadji (2009)
Hasil analisis data juga menjelaskan manfaat senam kaki DM akan
menunjukkan bahwa saat dilakukan uji dapat memperbaiki sirkulasi darah,
perbedaan 2 sampel bebas antara hasil pre memperkuat otot-otot kecil kaki, dan
test pada kelompok perlakuan dan control mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki.
menunjukkan hasil tidak ada adanya Nadi adalah aliran darah yang
perbedaan yang bermakna, sedangkan hasil menonjol dan dapat diraba diberbagai
post test pada kelompok perlakuan dan tempat pada tubuh.Nadi merupakan
control menunjukkan adanya perbedaan indicator status sirkulasi.Sirkulasi
yang bermakna.Uji analisis perbedaan 2 merupakan alat supaya sel menerima
sampel berpasangan pada kelompok nutrient dan membuang sampah yang
perlakuan antara hasil pre test dan post test dihasilkan dari metabolisme.Denyut nadi
menunjukkan adanya perbedaan yang menentukan adanya atau tidaknya obstruksi
bermakna diantara kedua sampel, dilokasi tersebut sehingga bisa dipastikan
sedangkan pada kelompok control antara sirkulasi darah menurun atau sudah terjadi
pre dan post test menunjukkan tidak adanya iskemia (Waspadji, 2009).
perbedaan antara nadi dorsalis pedis pada Saat olahraga seperti senam
pre-post kelompok control.Adanya sebuah kakiakan terjadi pembakaran gula darah
115
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 07/NOMOR 02/OKTOBER 2018

mengakibatkan turunnya gula darah, penghambat yang reversibel terhadap


afinitas oksigen hemoglobin ,dan viskositas sintesis NOS, dalam kondisi patologis
darah. Sebaliknya terjadi peningkatan jumlah ADMA dalam darah lebih besar 10
sirkulasi darah, saturasi oksigen, perfusi kali lipat sehingga peningkatan kadar
jaringan, dan sistem imunitas ADMA sangat bermakna terhadap
sehinggaproses penyembuhan ulkus kaki penurunan jumlah produk NO (Yasa,
diabetik dapat berlangsung lebih 2013).
cepat(Smeltzer & Bare, 2002). Penelitian Purnamasari (2012)
Hiperglikemia yang terjadi pada tentang pengaruh senam kaki terhadap
pasien diabetes mellitus mempengaruhi frekuensi nadi dorsalis pedis pada pasien
terjadinya fleksibilitas sel darah merah diabetes mellitus tipe 2 menjelaskan
yang melepas O2, sehingga O2 dalam darah terdapat pengaruh yang signifikan pada
berkurang dan terjadi hipoksia perifer yang senam kaki diabetes terhadap frekuensi
menyebabkan perfusi jaringan perifer tidak nadi dorsalis pedis.Nilai rata-rata frekuensi
efektif. Karakteristik ketidakefektifan nadi di dorsalis pedis sebelum dilakukan
perfusi jaringan perifer dapat ditandai senam kaki ialah 72,058x/menit dan nilai
dengan denyut nadi lemah, perubahan rata-rata frekuensi nadi dorsalis pedis
fungsi motoric, perubahan karakteristik sesudah melakukan senam kaki ialah
kulit, waktu pengisian CRT > 3 detik, 79,647x/menit.Senam kaki sangat
adanya oedema ekstremitas, nyeri, dianjurkan pada penderita Diabetes melitus
kesemutan, dan perubahan warna kulit yang mengalami gangguan sirkulasi dan
menjadi pucat atau sianosis (Sukron, 2016). neurophaty pada kaki.
Terjadinya penurunan aliran darah Penelitian Sukron (2016) tentang
yang disebabkan oleh resistensi pembuluh penerapan diabetic foot exercise pada
darah akibat hiperglikemia dan juga pasien diabetes mellitus dengan masalah
berbagai faktor metabolik yang dapat keperawatan ketidakefektifan perfusi
menyebabkan penebalan pembuluh darah. jaringan perifer di Ruang Azzara I RSI
Hiperglikemia yang persisten merangsang surabaya jemursari menjelaskan bahwa
produksi radikal bebas oksidatif yang dengan menerapkan asuhan keperawatan
disebut reactive oxygen species (ROS). holistik yang ditekankan pada tindakan
Radikal bebas ini membuat kerusakan mandiri perawat berupa penerapan senam
endotel vaskuler dan menetralisasi nitric kaki diabetik, menunjukkan hasil tujuan
oxide (NO), yang berefek menghalangi tercapai dengan kriteria hasil: tanda-tanda
vasodilatasi mikrovaskuler. Penderita DM vital dan gula darah dalam batas normal,
tipe 2 terjadi ketidakmampuan usaha Capillary Refill Time (CRT) kembali< 3
peningkatan NO pada pembuluh detik, perfusi hangat, kering, merah, kaki
darah.(Smeltzer & Bare, 2002). tidak terasa kesemutan dan kaku, terjadi
NO merupakan gas radikal bebas penurunan skala nyeri dari skala nyeri 6
dan sangat efektif, gas ini berumur pendek menjadi 3. Simpulan dari penelitian ini
dihasilkan dalam endotelium arteri, yang adalah penerapan senam kaki diabetic
dapat mengirimkan sinyal ke sel lain membuktikan adanya peningkatan sirkulasi
dengan menembus membran dan mengatur perfusi perifer sesudah dilakukan senam
fungsi sel sehingga akan mengakibatkan kaki.
relaksasi dinding arteri dengan cara Opini peneliti adalah adanya sebuah
mengkatalisis reaksi dengan mengkonversi pengaruh senam kaki diabetes terhadap
L-arginine menjadi citrulline dan NO serta nadi dorsalis pedis karena jenis senam ini
memerlukan bantuan calmodulin dan snagat mudah dilakukan oleh semua orang
pteridintetrahydrobiopterin sebagai dan dalam keadaan serta kesibukan
kofaktor (Yasa, 2013).Selain NO dalam apapun.Kegiatan senam kaki DM hanya
arteri juga terdapat Asymmetic membutuhkan waktu rata-rata 15 menit dan
dimethyllarginine (ADMA) yang bisa dilakukan 2-3 kali sehari sesuai dengan
merupakan molekul endogen sebagai kemampuan responden.Dalam penelitian
116
PENGARUH SENAM KAKI DMTERHADAPPERUBAHAN NADI DORSALIS PEDIS.. | TAUFAN ARIF

saya ini, responden selama 3 minggu diabetes mellitus tipe 2’. Skripsi,
melakukan senam kaki DM yang Universitas Katolik
dilaksanakan 2-3 kali per minggu. Adanya Widyamandala Surabaya
senam kaki DM akan berdampak langsung Setiawan, 2011, ’Senam kaki untuk
pada microvaskuler dan makrovaskuler penderita Diabetes Melitus’,
perifer klien DM. Senam ini akan diakses 20 Mei 2017 jam 15.00,
meningkatkan pelebaran pembuluh darah <www.Ikc.or.id/2011/10/26
krena pluk-pluk dalam pembuluh darah senam_kaki_untuk_diabetes_meli
akibat arterosklerosis atau yang lainnya tus>
menjadi berkurang sehingga peredaran Sherwood, 2011,Human Physiologi From
darah menjadi lancer dan nadi menjadi cells to systems Seventh Edition,
semakin kuat teraba. Brrooks/Cole Cengage Learning,
United States
SIMPULAN dan SARAN Smeltze &Bare, 2002 Keperawatan
Intervensi melalui senam kaki DM Medikal Bedah Brunner &
dapat meningkatkan kekuatan nadi dorsalis Sudarth.Edisi 8 Vol 2, EGC,
pedis pada klien diabetes mellitus di Jakarta
Puskesmas Dinoyo Malang. Sudoyo, A 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dinas Kesehatan Kota Malang DalamJilid III Edisi IV, Interna
sebaiknya meningkatkan kompetensi Publishing, Jakarta.
tenaga kesehatan puskesmas untuk Sukron, M 2016, ‘Penerapan Diabetic Foot
pelaksanaan penatalaksaan penyakit Exercise Pada Pasien Diabetes
diabetes mellitus terkini dengan Mellitus Dengan Masalah
mengadakan seminar. Keperawatan Ketidakefektifan
Puskesmas Dinoyo Kota Malang Perfusi Jaringan Perifer Di
sebaiknya lebih banyak menyediakan Ruang Azzara I RSI Surabaya
media promosi kesehatan salah satunya Jemursari, Tesis, Universitas NU
melalui booklet senam kaki diabetes yang Surabaya
tentunya dapat memandirikan klien DM Tjkroprawito, 2000,Diabates Melitus:
untuk merawat diri sendiri di rumah. Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi
Edisi 3, Gramedia Pustaka,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta
Waspadji, 2009. Diabetes Melitus:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Mekanisme dasardan
2015, Profil Kesehatan Provinsi pengelolaannya yang rasional,
Jawa Timur Tahun 2014, diakses dalam Soegondo., Soewondo.,&
pada tanggal 30 Mei 2017, Subekti, Edisi 2. Penatalaksanaan
<www.depkes.go.id/resources/do Diabetes Melitus Terpadu. FKUI,
wnload/profil/PROFIL_KES_PR Jakarta
OVINSI_2012/15_Profil_Kes.Pro Yasa, A2013, Efek Nitric Oxide, Tabloid
v.JawaTimur_2012.pdf>. Profesi Kardiovaskuler, diakses
Ilyas, 2009,Olahraga bagi diabetesi,FKUI, pada 10 Desember 2017,
Jakarta <http://tpkindonesia.blogspot.co
Misnadiarly, 2006,Diabetes Melitus: m/2013/04/peranan-nitric-oxide-
Gangren, Ulser, Infeksi. no-dan-asymetric.html>
Mengenali gejala, Yumizone, 2008, ‘Kaki Diabetik’, diakses
Menanggulangi Mencegah 10 Mei 2017jam 21.28 WIB,
Komplikasi, Pustaka Populer <hhtp://yumizone.words.com/200
Obor, Jakarta 8/12/01/kaki-diabetik/>
Purnamasari, Y 2012. ‘pengaruh senam
kaki terhadap frekuensi nadi
dorsalis pedis pada pasien
117
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA | VOLUME 07/NOMOR 02/OKTOBER 2018

118

Potrebbero piacerti anche