Sei sulla pagina 1di 11

Dinamika Sekolah Dasar DOI: doi.org/10.21009/DSD.XXX.

P-ISSN xxxxx E-ISSN xxxxx

PENCIPTAAN ONOMATOPE MUSIK MELALUI ADAPTASI RUMUS


PHYTAGORAS

Yulianti Fitriani
Universitas Pendidikan Indonesia, Kampus Serang
Email : yuliantifitriani@upi.edu

Novi Listiyani
SDN Serang 9, Kota Serang
Email : novilistiyani.nl@gmail.com

Walianah
SDN Serang 1, Kota Serang
Email : walianah577@gmail.com

Agniya Rachmawati Salya


SDN Saninten 3, Kab. Pandeglang
Email : agniyarachmawati@gmail.com

Abstract: This paper is motivated by simple thinking about the phenomenon of music learning in the
scope of science (mathematics) in which music and mathematics in this case will be tried to adapt one
formula, phytagoras into onomatopoeic sound patterns. This is based on the experience of human life
that can not be separated from the element of expression that can stimulate cognitive activity,
sensitivity and psychomotor abilities or skills through musical and mathematical experiences. The
subject matter being discussed is about the adaptation of the phytagoras formula to the rhythmic
patterns of times 3, 4 and 5, and finding the form of music that results from the adaptation of the
phytagoras formula. This research uses descriptive method with a type of Self-Report to describe
various possibilities obtained from the results of the study. The results obtained are various kinds of
sounds from the results of the formulation / creation of onomatopoeia originating from animal sounds
and sounds in Tradition musical instruments (waditra karawitan) and Western musical instruments.
This research is recommended as an initial step to be developed by education practitioners, especially
teachers, to be able to be applied to integrated learning (thematic) that combines art and mathematics,
and can be used as a learning strategy that can also increase musical power by saying various sounds
using tempo and birama based on the types in the phytagorean theorem.

Keywords: onomatopoeia, music (al), phytagoras.

Abstrak: Tulisan ini dilatarbelakangi oleh pemikiran sederhana mengenai fenomena pembelajaran
musik dalam ruang lingkup sain (matematika) yang mana musik dan matematika dalam hal ini akan
dicoba diadaptasikan salah satu rumus yaitu phytagoras ke dalam pola-pola bunyi secara onomatope.
Hal ini didasari oleh pengalaman kehidupan manusia yang tak bisa terlepas dari unsur ekspresi yang
dapat merangsang aktivitas kognitif, sensitivitas dan kemampuan atau kemahiran secara psikomotorik
melalui pengalaman-pengalaman musikal dan matematis. Adapun pokok persoalan yang menjadi
bahasan adalah mengenai adaptasi rumus phytagoras terhadap pola ritmikal birama 3, 4 dan 5, serta
menemukan bentuk musik yang dihasilkan dari pengadaptasian rumus phytagoras. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan jenis Self-Report untuk menggambarkan berbagai
kemungkinan yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil yang diperoleh yakni berbagai macam bunyi
dari hasil perumusan/penciptaan onomatope yang bersumber dari suara hewan dan bunyi-bunyi pada

1
Dinamika Sekolah Dasar P-ISSN xxxxxx E-ISSN xxxxxx

instrumen musik Tradisi (waditra karawitan) maupun instrument musik Barat. Penelitian ini
direkomendasikan sebagai langakah awal untuk dikembangkan oleh para praktisi pendidikan
khususnya guru untuk dapat diterapkan pada pembelajaran terpadu (tematik) yang memadukan antara
seni dan matematika, serta dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran bermain yang dapat pula
meningkatkan daya musikalitas dengan mengucapkan berbagai macam bunyi menggunakan tempo
dan birama berdasarkan tipe-tipe dalam teorema phytagoras.

Kata Kunci:, onomatope, musik(al), phytagoras.

2
Dinamika Sekolah Dasar P-ISSN xxxxxx E-ISSN xxxxxx

PENDAHULUAN formal seperti di sekolah-sekolah namun


juga kematangan pendidikan non-formal
Diskusi mengenai seni tentu
yang seyogyanya diperoleh peserta didik
mempunyai tempat yang unik dalam
secara menyeluruh, utuh dan berkualitas
kehidupan manusia, karena sudah menjadi
(dalam Fitriani, 2014, hlm. 128). Berkaitan
fitrahnya mereka selalu menginginkan
dengan hal tersebut di berbagai sisi musik
sesuatu yang indah, yang memberikan rasa
dapat dipadukan dengan matematika, seperti
estetis (berkenaan dengan keindahan).
halnya eksperimen-eksperimen kreativitas
Berekesenian tidak bisa terlepas dari intuisi
musik yang menggunakan rumus
seseorang dalam berekspresi, merangsang
phytagoras.
aktivitas kognitif dalam otak, meningkatkan
Teorema Pythagoras adalah suatu
kecerdasan intelektual dan membangun
keterkaitan dalam geometri Euklides antara
sensitivitas dalam diri seseorang.
tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema
Seiring berkembangnya ilmu sain
ini dinamakan mengikuti nama filsuf dan
dan teknologi, musik dalam bingkai
matematikawan Yunani abad ke-6 SM.
pendidikan di Indonesia khususnya pada
Rumus pythagoras merupakan rumus yang
tingkat satuan pendidikan sekolah dasar
ditemukan oleh ilmuwan yunani yang
belum banyak disentuh keterkaitannya
bernama Pythagoras pada abad keenam
dengan pengembangan ilmu pengetahuan
Masehi (kira-kira pada tahun 525 sebelum
yang lain, sehingga terkesan hanya berdiri
Masehi). Berbekal keyakinan dan
sendiri. Padahal, Sjukur menyatakan bahwa
kesungguhan untuk bereksplorasi, kami
musik diwajibkan sebagai pendidikan sejak
sebagai inovator dalam penelitian ini ingin
taman kanak-kanak sampai dengan
mencoba membuat terobosan baru dengan
perguruan tinggi. Musik hidup sebagai
membuat sejumlah (bank bunyi) bunyi-
pendidikan, bukan sekedar pelajaran.
bunyi tiruan yang dikenal dengan istilah
Tujuannya bukan untuk membuat orang
‘onomatope’ musik dengan menggabungkan
menjadi pemusik, sama halnya dengan
tipe-tipe dari rumus phytagoras dengan
pendidikan olahraga dan matematikayang
unsur musik berupa birama. Maka dari itu,
tidak memaksa semua menjadi olahragawan
dirumuskan 2 pokok fokus garapan dalam
atau matematikawan. Hal ini berimbas tidak
penelitian ini, diantaranya: Bagaimana
hanya terhadap perkembangan pendidikan
adaptasi rumus phytagoras terhadap pola

3
Dinamika Sekolah Dasar P-ISSN xxxxxx E-ISSN xxxxxx

ritmikal birama 3, 4 dan 5?, dan Bagaimana


bentuk musik yang dihasilkan dari
pengadaptasian rumus phytagoras?.
Berdasarkan rumusan tersebut, maka tujuan
dari penelitian ini adalah (1) menemukan
berbagai bentuk kemungkinan adaptasi
rumus phytagoras terhadap pola ritmikal
birama 3, 4, 5 dan kelipatannya (hasil
Gambar 1.1 Pola 3-4-5 dan 9-12-15
pengembangan); (2) mendokumentasikan
musik yang dihasilkan dari pengadaptasian METODE
rumus phytagoras dalam bentuk audio.
Metode penelitian yang digunakan
Dalil Pythagoras merupakan istilah
yakni metode deskriptif dengan jenis Self-
lain dari teorema pythgoras. Pengertiannya,
Report untuk menggambarkan berbagai
bahwa sisi miring atau sisi terpanjang pada
kemungkinan yang diperoleh peneliti dari
segitiga siku-siku sama dengan jumlah
hasil penelitian. Subjek yang menjadi fokus
kuadrat sisi-sisi lainnya. Dalam dalil
penelitian sekaligus sebagai pelaku kegiatan
/teorema pythagoras, ada pola angka yang
seni adalah peneliti sendiri. Penelitian
perlu diingat agar memudahkan dan
dilaksanakan lebih kurang 5 minggu,
mempercepat penyelesaian soal pythagoras
bertempat di Universitas Pendidikan
akan lebih mudah dan cepat dalam
Indonesia Kampus Serang. Dalam penelitian
mengerjakannya, pola tersebut
kualitatif, instrument utamanya adalah
dikelompokkan ke dalam 4 tipe sebagai
peneliti itu sendiri.
berikut:
Teknik pengumpulan data dilakukan
Tabel 1.1 Tipe Phytagoras
dengan observasi langsung untuk
mendapatkan informasi yang sesuai dengan
permasalahan dan tujuan penelitian. Serta
mendokumentasikan segala kegiatan untuk
memperoleh data, termasuk dengan
menggunakan perlengkapan lain seperti
catatan, kamera dan rekaman. Teknik

4
Dinamika Sekolah Dasar P-ISSN xxxxxx E-ISSN xxxxxx

analisis data yang kami lakukan yakni Berdasarkan tabel tipe teorema
dengan mendeskripsikan semua file pythagores, kami menggunakan birama per-
dokumenter kemudian dikorelasikan. empat-an (3/4, 4/4, 5/4, 6/4, 7/4, dan
seterusnya) pada musik untuk menemukan
HASIL
angka penjumlahan selisih tipe pada masing-
Musik memiliki berbagai varian masing birama melalui adaptasi rumus yang
ritme/ritmik dalam sebuah karya atau hasilnya menjadi langkah/jarak untuk
repertoar, baik yang berupa lagu maupun menentukan hasil akhir yang serempak.
komposisi karya bebas. Ritme sangat erat Berikut gambaran visualnya:
kaitannya dengan birama. Birama adalah Tipe 1 ( 3-4-5)
ayunan rangkaian gerak kelompok beberapa Hitungan langkah untuk kemunculan angka
pulsa yang pulsa pertamanya mendapat bersama: Jumlah dari selisih tipe.
aksen kuat dan yang lainnya tidak mendapat 3 - 4 - 5 = 1 + 1 = 2 (jumlah langkah
aksen kuat, berlangsung secara berulang- setiap birama). Pola angka yang sering
ulang dan teratur. mucul dalam tipe 3-4-5 adalah:
Kami telah membuat daftar 50 jenis
bunyi yang dilambangkan dengan angka
seperti pada tabel berikut:
 Jenis pola phytagoras 3-4-5 diperoleh
Tabel 2.1 Bank Bunyi
bunyi
a. 2-2-2 (Ting-Ting-Ting)
b. 1-4-4 (Dong-Pak-Pak)
c. 3-2-1 (Nong-Ting-Dong), dst.

Tipe 1 (6 - 8 – 10)
Hitungan langkah untuk kemunculan angka
bersama: Jumlah dari selisih tipe.
6 - 8 - 10 = 2 + 2 = 4 (jumlah langkah
Jumlah bunyi sebanyak 50 buah
setiap birama).
didasarkan pada 4 macam tipe teorema
Pola angka yang sering mucul dalam tipe 6 -
phytagoras dimana angka 50 adalah angka
8 – 10 adalah:
terbesar.

5
Dinamika Sekolah Dasar P-ISSN xxxxxx E-ISSN xxxxxx

 Jenis pola phytagoras 12-16-20diperoleh


 Jenis pola phytagoras 6 - 8 – 10
bunyi
diperoleh bunyi
a. 8-8-8 (puk-puk-puk)
a. 4-4-4 (pak-pak-pak)
b. 4-16-16 (pak-nung-nung), dst.
b. 2-8-8 (ting-puk-puk)
c. 6-4-2 (tang-pak-ting), dst.
Tipe 1 (15 - 20 – 25)
Hitungan langkah untuk kemunculan angka
Tipe 1 (9 - 12 - 15)
bersama: Jumlah dari selisih tipe.
Hitungan langkah untuk kemunculan angka
15 - 20 - 25 = 5 + 5 = 10 (jumlah
bersama: Jumlah dari selisih tipe.
langkah setiap birama). Pola angka yang
9 - 12 - 15 = 3 + 3 = 6 (jumlah langkah
sering mucul dalam tipe 15-20-25 adalah:
setiap birama). Pola angka yang sering
mucul dalam tipe 9 - 12 - 15 adalah:

 Jenis pola phytagoras 15 - 20 – 25


diperoleh bunyi
 Jenis pola phytagoras 9 - 12 - 15
a. 10-10-10 (teng-teng-teng)
diperoleh bunyi
b. 5-20-20 (dung-des-des), dst.
a. 6-6-6 (tang-tang-tang)
b. 3-12-12 (nong-nang-nang)
Tipe 2 (5 - 12 – 13)
c. 9-6-3 (dang-tang-nong), dst.
Hitungan langkah untuk kemunculan angka
bersama: Jumlah dari selisih tipe.
Tipe 1 (12 - 16 – 20)
5 - 12 - 13 = 7 + 1 = 8 (jumlah langkah
Hitungan langkah untuk kemunculan angka
setiap birama). Pola angka yang sering
bersama: Jumlah dari selisih tipe.
mucul dalam tipe 5-12-13 adalah:
12 - 16 - 20 = 4 + 4 = 8 (jumlah
langkah setiap birama). Pola angka yang
sering mucul dalam tipe 12-16-20 adalah:

6
Dinamika Sekolah Dasar P-ISSN xxxxxx E-ISSN xxxxxx

 Jenjenis pola phytagoras 5 – 12 – 13


diperoleh bunyi Tipe 3 (7 - 24 – 25)
a. 3-8-8 (nong-puk-puk) Hitungan langkah untuk kemunculan angka
b. 1-4-3 (dong-pak-nong), dst. bersama: Jumlah dari selisih tipe.
7 - 24 - 25 = 17 + 1 = 18 (jumlah
Tipe 2 (10 – 24 – 26) langkah setiap birama). Pola angka yang
Hitungan langkah untuk kemunculan angka sering mucul dalam tipe 7 - 24 – 25adalah:
bersama: Jumlah dari selisih tipe.
10 - 24 - 26 = 14 + 2 = 16 (jumlah
langkah setiap birama). Pola angka yang
 Jenis pola phytagoras 7 - 24 –
sering mucul dalam tipe 10-24-26 adalah:
25diperoleh bunyi
a. 4-18-18 (pak-tong-tong)
b. 1-12-12 (dong-nang-nang), dst.
 Jenis pola phytagoras 10 – 24 – 26
diperoleh bunyi Tipe 3 (14 - 48 – 50)
a. 6-16-16 (tang-nung-nung) Hitungan langkah untuk kemunculan angka
b. 6-8-6 (tang-puk-tang), dst. bersama: Jumlah dari selisih tipe.
14 - 48 - 50 = 34 + 2 = 36 (jumlah
Tipe 2 (15 - 36 – 39) langkah setiap birama). Pola angka yang
Hitungan langkah untuk kemunculan angka sering mucul dalam tipe 14 - 48 – 50 adalah:
bersama: Jumlah dari selisih tipe.
15 - 36 - 39 = 21 + 3 = 24 (jumlah
langkah setiap birama). Pola angka yang
sering mucul dalam tipe 15 - 36 – 39 adalah:  Jenis pola phytagoras 14 - 48 – 50
diperoleh bunyi
a. 8-36-36 (puk-jreng-jreng)
b. 2-36-38 (ting-jreng-dut), dst.
 Jenis pola phytagoras 15 - 36 – 39
diperoleh bunyi
Tipe 4 (8 - 15 – 17)
a. 9-24-24 (dang-aw-aw)
Hitungan langkah untuk kemunculan angka
b. 3-12-9 (nong-nang-dang), dst.
bersama: Jumlah dari selisih tipe.

7
Dinamika Sekolah Dasar P-ISSN xxxxxx E-ISSN xxxxxx

8 - 15 - 17 = 7 + 2 = 9 (jumlah langkah 1. Tipe 3-4-5 pada tipe ini di dapat hasil


setiap birama). Pola angka yang sering sebagai berikut:
mucul dalam tipe 8 - 15 – 17adalah: a. Birama 3/4 = dengan melihat bank
bunyi didapatkan bunyi Dong – Ting
– Nong, , mengucapkan tiga bunyi
diulang secara terus-menerus dimana
 Jenis pola phytagoras (8 - 15 – 17)
setiap kelipatan bunyi ke-dua, bunyi
diperoleh bunyi
mendapat tekanan yang suara yang
a. 1-9-9 (dong-dang-dang)
lebih kencang.
b. 2-3-1 (ting-nong-dong), dst.
Contoh: Dong – Ting – Nong –
Dong – Ting – Nong dst.
Tipe 4 (16 - 30 – 34)
b. Birama 4/4 = dengan melihat bank
Hitungan langkah untuk kemunculan angka
bunyi didapatkan bunyi Dong –
bersama: Jumlah dari selisih tipe.
Ting – Nong – Pak, mengucapkan
16 - 30 - 34 = 24 + 4 = 28 (jumlah
empat bunyi diulang secara terus
langkah setiap birama). Pola angka yang
menerus dimana setiap kelipatan
sering mucul dalam tipe 16 - 30 – 34 adalah:
bunyi ke-dua, bunyi mendapat
tekanan yang suara yang lebih
kencang.

 Jenis pola phytagoras 16 - 30 – 34 Contoh: Dong – Ting – Nong – Pak

diperoleh bunyi – Dong – Ting – Nong – Pak dst.

a. 12-28-28 (nang-was-was) c. Birama 5/4 = dengan melihat bank

b. 8-26-22 (puk-cit-gug), dst. bunyi didapatkan bunyi Dong – Ting


– Nong – Pak - Dung, ,
PEMBAHASAN mengucapkan lim bunyi diulang

Bentuk musik hasil pengadaptasian secara terus-menerus dimana setiap

rumus phytagoras dengan mengembangkan kelipatan bunyi ke-dua, bunyi

repertoar musik melalui 3 macam tipe mendapat tekanan yang suara yang

teorema phytagoras yaitu 3-4-5, 9-12-15 dan lebih kencang.

16-30-34 dengan menggunakan birama


seperempat dan tempo 70 bpm.

8
Dinamika Sekolah Dasar P-ISSN xxxxxx E-ISSN xxxxxx

Contoh: Dong – Ting – Nong – Pak – Ting – Nong – Pak – Dung – Tang
– Dung – Dong – Ting – Nong – Pak – Neng – Puk – Dang – Teng – Dur –
– Dung dst. Nang dst.
2. Tipe 9-12-15 pada tipe ini di dapat hasil c. Birama 15/4 = dengan melihat bank
sebagai berikut: bunyi didapatkan bunyi Dong – Ting
a. Birama 9/4 = dengan melihat bank – Nong – Pak – Dung – Tang – Neng
bunyi didapatkan bunyi Dong – Ting – Puk – Dang – Teng – Dur – Nang –
– Nong – Pak – Dung – Tang – Neng Tung – Pok – Der, mengucapkanlima
– Puk – Dang, mengucapkan belas bunyi diulang secara terus-
Sembilan bunyi diulang secara terus- menerus dimana setiap kelipatan
menerus dimana setiap kelipatan bunyi ke-enam, bunyi mendapat
bunyi ke-enam, bunyi mendapat tekanan yang suara yang lebih
tekanan yang suara yang lebih kencang.
kencang. Contoh: bunyi Dong – Ting – Nong
Contoh: Dong – Ting – Nong – Pak – Pak – Dung – Tang – Neng – Puk
– Dung – Tang – Neng – Puk – – Dang – Teng – Dur – Nang – Tung
Dang – Dong – Ting – Nong – Pak – – Pok – Der – bunyi Dong – Ting –
Dung – Tang –Neng – Puk – Dang Nong – Pak – Dung – Tang – Neng –
dst. Puk – Dang – Teng – Dur – Nang –
b. Birama 12/4 = dengan melihat bank Tung – Pok – Der dst.
bunyi didapatkan bunyi Dong – Ting 3. Tipe 16 – 30 – 34 pada tipe ini di dapat
– Nong – Pak – Dung – Tang – Neng hasil sebagai berikut:
– Puk – Dang – Teng – Dur – Nang, a. Birama 16/4 = dengan melihat bank
mengucapkan dua belas bunyi bunyi didapatkan bunyi Dong – Ting
diulang secara terus-menerus dimana – Nong – Pak – Dung – Tang – Neng
setiap kelipatan bunyi ke-enam, – Puk – Dang – Teng – Dur – Nang –
bunyi mendapat tekanan yang suara Tung – Pok – Der – Nung,
yang lebih kencang. mengucapkan enam belas bunyi
Contoh: Dong – Ting – Nong – Pak diulang secara terus-menerus dimana
– Dung – Tang – Neng – Puk – setiap kelipatan bunyi ke-delapan
Dang – Teng – Dur – Nang – Dong

9
Dinamika Sekolah Dasar P-ISSN xxxxxx E-ISSN xxxxxx

belas, bunyi mendapat tekanan yang Dong – Ting – Nong – Pak – Dung –
suara yang lebih kencang. Tang – Neng – Puk – Dang – Teng –
Contoh: Dong – Ting – Nong – Pak Dur – Nang – Tung – Pok – Der –
– Dung – Tang –Neng – Puk – Dang Nung – Ser – Tong – Ding – Des –
– Teng – Dur – Nang – Tung – Pok – Meng – Gug – Mbe – Aw – Set – Cit
Der – Nung – Dong – Ting – Nong – – Ar – Was – Wes – Wos dst.
Pak – Dung – Tang – Neng – Puk – c. Birama 34/4 = dengan melihat bank
Dang – Teng – Dur – Nang – Tung – bunyi didapatkan bunyi Dong – Ting
Pok – Der – Nung – Dong – Ting – – Nong – Pak – Dung – Tang – Neng
Nong – Pak – Dung – Tang –Neng – – Puk – Dang – Teng – Dur – Nang –
Puk – Dang – Teng – Dur – Nang – Tung – Pok – Der – Nung – Ser –
Tung – Pok – Der – Nung dst. Tong – Ding – Des – Meng – Gug –
b. Birama 30/4 = dengan melihat bank Mbe – Aw – Set – Cit – Ar – Was –
bunyi didapatkan bunyi Dong – Ting Wes – Wos – Cung – Cing – Cang –
– Nong – Pak – Dung – Tang – Neng Hus, mengucapkan 34 bunyi diulang
– Puk – Dang – Teng – Dur – Nang – secara terus-menerus dimana setiap
Tung – Pok – Der – Nung – Ser – kelipatan bunyi ke-delapan belas,
Tong – Ding – Des – Meng – Gug – bunyi mendapat tekanan yang suara
Mbe – Aw – Set – Cit – Ar – Was – yang lebih kencang.
Wes – Wos, mengucapkan tiga puluh Contoh: Dong – Ting – Nong – Pak
bunyi diulang secara terus-menerus – Dung – Tang –Neng – Puk – Dang
dimana setiap kelipatan bunyi ke- – Teng – Dur – Nang – Tung – Pok –
delapan belas, bunyi mendapat Der – Nung – Ser – Tong – Ding –
tekanan yang suara yang lebih Des – Meng – Gug – Mbe – Aw –
kencang. Set – Cit – Ar – Was – Wes – Wos –
Contoh: Dong – Ting – Nong – Pak Cung – Cing – Cang – Hus – Dong –
– Dung – Tang –Neng – Puk – Dang Ting – Nong – Pak – Dung – Tang –
– Teng – Dur – Nang – Tung – Pok – Neng – Puk – Dang – Teng – Dur –
Der – Nung – Ser – Tong – Ding – Nang – Tung – Pok – Der – Nung –
Des – Meng – Gug – Mbe – Aw – Ser – Tong – Ding – Des – Meng –
Set – Cit – Ar – Was – Wes – Wos – Gug – Mbe – Aw – Set – Cit – Ar –

10
Dinamika Sekolah Dasar P-ISSN xxxxxx E-ISSN xxxxxx

Was – Wes – Wos – Cung – Cing – mengucapkan bunyi-bunyi tersebut secara


Cang – Hus dst. bersamaan. Semoga melalui riset sederhana
ini dapat memberikan kontribusi positif bagi
KESIMPULAN
dunia pendidikan khususnya dalam
Berdasarkan hasil penelitian ini, mengembangkan materi pelajaran musik dan
diperoleh kesimpulan bahwa matematika menghubungkannya dengan pelajaran lain
dapat juga diterjemahkan melalui musik. seperti halnya matematika.
Begitu juga sebaliknya, musik dapat
DAFTAR PUSTAKA
mengadaptasi rumus phytagoras sebagai
alternatif inovasi dalam mengembangkan Fitriani, Yulianti (2014). “Model
Pembelajaran Seni Musik melalui
permainan-permainan bunyi yang Lesson Study; Studi Kasus di SDN
menyerupai benda atau hewan (onomatope). Jawilan, Serang” dalam Resital
Jurnal Seni Pertunjukan.
Dengan menggunakan teorema phytagoras Yogyakarta: Galang Press.
dan menghubungkannya dengan beberapa
NN. (2018). Onomatope. Online:
unsur yang ada pada musik seperti birama, https://id.wikipedia.org/wiki/Onomat
tempo dan bunyi, dapat menghasilkan ope. (25 Mei 2018)

repertoar musik yang baru dengan Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode
memanfaatkan berbagai macam bunyi Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
seperti bunyi alat musik, bunyi suara hewan
Widiyaningsih, S. (2015). Rumus
dan bunyi-bunyian yang lain. Penggunaan
Pythagoras. Online:
berbagai macam bunyi yang ketukannya http://www.cara.aimyaya.
com/2015/04/rumus-phytagoras
disesuaikan dengan tempo dan birama dapat
html. (04 November 2017)
melatih konsentrasi seseorang yang

11

Potrebbero piacerti anche