Sei sulla pagina 1di 39

LAPORAN PENELITIAN

IMPLEMENTASI KEGIATAN SHOLAT DHUHA SEBAGAI


PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB

(STUDI DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BATU)

Disusun oleh:

1. Ela Yuniar NPM 21601011032


2. Vira Indrasanti NPM 21601011052
3. Ahmad Misbah Sholihuddin NPM 21601011182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


2019
LEMBAR PENGESAHAN

ii
ABSTRACT
The research entitled "Implementation of Dhuha Prayer Activities as Formation
of Disciplinary Character and Responsibility in Batu Negeri MTs 2019/2020
Academic Year" was written by Ela Yuniar, Vira Indasari, and Ahmad Misbah
Sholihuddin.

This research is motivated by school who not only create intelligent people in
theoretical science, but also have good character or character. There are many religious
activities that can form good character towards students, including the existence of
daily Duha prayer activities. With the existence of the Duha prayer activities,
researchers are interested in examining the Duha prayer activities as forming the
character of the discipline and the responsibilities of students in MTs Negeri Batu.

The focus of this research is: 1) How is the implementation of the Duha prayer
activities in MTs Negeri Batu ?. 2) How is the formation of the character of discipline
and responsibility for the implementation of the Duha prayer activities in MTs Negeri
Batu?

This research is expected to be useful for researchers and also for readers, so
that it can be used as a reference, including in the formation of students' character.

In this study researchers used qualitative research methods with the type of case
study research. The techniques used by researchers are interview, observation, and
documentation. The research instrument used was the presence of researchers,
interview sheets, and observation sheets. From the results of the research used, it can
be obtained data, namely, that the Duha prayer activities have been carried out since
the establishment of the State Stone MTs. Dhuha prayer activities are not only carried
out by students, but teachers also follow them. From the Dhuha prayer activities can be
formed the character of discipline and responsibility. Because the Dhuha prayer is held
in the morning, so if students do not arrive on time they will have their own sanctions.
But even though students are late, the disciplinary officer always gives them the
opportunity to pray at the school yard.

iii
Dhuha prayer is a two rak'ah prayer which is done in the morning with the aim
of asking to increase fortune. Dhuha prayer activities themselves can also form
characters or in other words Duha prayer activities are one way to shape one's character.
The character itself is actually owned by everyone, but the character must be formed
so that the character that has been thought by someone can be a good character.

Keywords: Dhuha Prayer, Character Building

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... ii


ABSTRACT..............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 6
A. Konteks Penelitian ...................................................................................................... 6
B. Fokus Penelitian .......................................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 9
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................................... 9
E. Penegasan Istilah Judul ............................................................................................ 10
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................. 12
A. Penelitian Terdahulu ................................................................................................ 12
B. Kajian Teori .............................................................................................................. 13
C. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................................... 17
A. Lokasi Penelitian ....................................................................................................... 17
B. Metode Analisis Data ................................................................................................ 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 23
A. Hasil Penelitian.......................................................................................................... 23
B. Pembahasan ............................................................................................................... 25
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 29
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 29
B. Saran .......................................................................................................................... 30
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................................. 31
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................... 32
CURICULUM VITAE............................................................................................................ 37

v
BAB I

PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian

Karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dalam diri seseorang.


Melalui karakter seorang dapat menjadi pribadi yang baik atau yang buruk.
Mengapa demikian? Karena jika seseorang telah memiliki karakter yang baik
maka seterusnya dia akan dapat berbuat baik sesuai karkter yang dimilikinya.
Tetapi jika seseorang itu memiliki karakter yang kurang baik, maka dia juga
akan seterusnya berbuat yang tidak atau kurang baik.

Manusia telah diciptakan oleh Allah SWT untuk menjadi pemimpin


yang baik dimuka bumi. Oleh karena itu manusia diharuskan memiliki karakter
yang baik yang dapat memberikan rahmat di lingkungan sekitarnya. Karena
sebelum menjadi panutan bagi orang banyak seseorang harus mampu menjadi
pengaruh baik bagi lingkungan sekitar dan juga diri sendiri. Sehingga segala
sesuatu seharusnya dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.

Karakter seseorang dapat dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan, karena


tidak mungkin seseorang itu memiliki karakter demikian jika tidak dibiasakan
sejak lama. Oleh sebab itu, sebaiknya jika memang terdapat seorang individu
yang memiliki karakter yang kurang baik, maka lebih baik jika orang tersebut
dibimbing melalui kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga dapat terbiasa
untuk berbuat yang baik.

Demikian halnya dengan seorang peserta didik, mereka juga harus


dibiasakan untuk memiliki karakter yang baik sebelum mereka dapat
terjerumus oleh pergaulan yang kurang baik. Dengan mereka memiliki pondasi
karakter yang baik, meskipun mereka berada di lingkungan kurang baik,
mereka akan tetap dapat mempertahankan karakter baik yang dimiliki. Terlebih
jika peserta didik telah mencapai usia puber atau yang biasa disebut dengan

6
fase remaja awal yang mungkin dapat mudah terpengaruh oleh lingkungan luar
yang menjadikan seorang menjadi seorang yang pembantah, suka tidak masuk
sekolah, sulit apabila dinasihati, dan lain sebagainya. Oleh karena itu
kebiasaan-kebiasaan baik harus selalu ditanamkan dalam diri peserta didik
sejak dini.

Saat ini seluruh lembaga pendidikan telah mensetarakan antara


pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. Pendidikan keagamaan juga
termasuk pada pendidikan karakter yang biasa disebut dengan Budi Pekerti.
Oleh karena itu seorang guru harus mampu membentuk karakter dan kebiasaan-
kebiasan yang baik untuk peserta didik.

Karena saat ini banyak orang yang memiliki kecerdasan intelektual


yang tinggi namun tidak memiliki etika atau karakter yang baik. Menjadi
pribadi yang santun, berakhlak mulia dan berbudi luhur tidak terjamin dari
keberhasilan akademik peserta didik. (Hilmy, 2016: 103) Contohnya saja
pejabat yang memiliki kecerdasan yang tinggi sehingga mereka mampu
mendapatkan jabatan yang tinggi, tetapi dengan kecerdasan yang mereka miliki
menjadikan mereka menyalahgunakan kecerdasannya dengan berbuat yang
tidak baik, contohnya seperti korupsi, kurangnya disiplin, dan terkadang terlalu
terlena dengan jabatan dan melupakan kewajibannya sebagai wakil rakyat.
Oleh karena itu pendidikan saat ini harus dapat mensejajarkan antara
pendidikan umum dan pendidikan karakter atau agama.

Seperti halnya di MTs Negeri Batu yang selalu mensinergikan antara


pendidikan keagamaan dan pelajaran umum. Meskipun berstatus madrasah, di
sana selalu menanamkan kepada peserta didiknya untuk terus bersemangat
belajar dengan menyeimbangkan antara pendidikan agama dan umum.
Madrasah yang dikenal selalu mendapatkan prestasi akademik setiap tahunnya.
Dibalik prestasi yang didapatkan, terdapat proses panjang yang selalu
ditanamkan kepada peserta didik. Meskipun peserta didik didorong untuk lebih
mendalami pelajaran umum agar prestasinya membaik, mereka juga selalu

7
dibiasakan untuk melakukan kegiatan keagamaan, salah satunya yaitu dengan
selalu rutin melaksanakan sholat dhuha setiap harinya. Meskipun terdapat acara
seperti kegiatan kemerdekaan, dan lain-lain. Di MTs Negeri Batu tidak pernah
lupa untuk melaksanakan sholat dhuha.

Kegiatan sholat dhuha tidak hanya dilaksanakann oleh peserta didiknya,


akan tetapi juga harus dilaksanakan oleh seluruh guru-guru di MTs Negeri
Batu. Karena peserta didik juga membutuhkan panutan yang dapat dicontoh.
Sebagai seorang guru, memberikan contoh yang baik merupakan suatu
keharusan. Karena guru itu “digugu” dan “ditiru” sehingga seorang guru harus
bersikap selayaknya seorang pemimpin yang patut untuk ditiru. Sehingga
apabila gurunya saja melakukan suatu kebaikan maka tidak ada alasan bagi
peserta didik untuk tidak mengikutinya. Karena sebagai seorang guru terdapat
beberapa kemampuan yang harus dimiliki salah satunya ialah pemimpin atau
leader. Sehingga seorang guru harus memiliki sikap yang mampu
mempengaruhi orang lain termasuk peserta didiknya, termasuk dalam hal
pembentukan karakter.

Pembentukan karakter tidak bisa dilakukan oleh peserta didik itu sendiri
dan dengan siklus yang cepat, tetapi membutuhkan orang lain untuk
mengarahkannya dan juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Oleh
karena itu karakter harus dibentuk melalui suatu pembiasaan sehingga akhirnya
menjadi suatu kebiasaan yang apabila ditinggalkan menimbulkan keresahan
pada diri orang tersebut. Pembiasaan tersebut bisa dilakukan dengan berbagai
macam cara termasuk salah satunya dengan pembiasaan sholat dhuha setiap
harinya. Mungkin dengan adanya kegiatan sholat dhuha di MTs Negeri Batu
tidak hanya memberikan manfaat pada karakter religius tetapi terhadap karakter
yang lainnya seperti disiplin dan tangung jawab.

Oleh karena itu kami ingin meneliti tentang implementasi kegiatan


sholat dhuha dalam pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta
didik di MTs Negeri Batu.

8
B. Fokus Penelitian

Dari uraian konteks penelitian di atas dapat diambil fokus penelitian


sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi kegiatan sholat dhuha di MTs Negeri Batu?


2. Bagaimana pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab dari
implementasi kegiatan sholat dhuha di MTs Negeri Batu?
C. Tujuan Penelitian

Dari fokus penelitian diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan implementasi kegiatan sholat dhuha di MTs


Negeri Batu.
2. Untuk menjelaskan pembentukan karakter disiplin dan tangung jawab
dari implementasi kegiatan sholat dhuha di MTs Negeri Batu.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Agar pembaca semakin mengetahui tentang kebaikan yang
didapatkan dalam sholat dhuha. Sehingga banyak yang menjadikan
kebiasaan dalam dirinya untuk melaksanakan sholat dhuha setiap hari.
2. Bagi Lembaga
Agar lebih meningkatkan antusiasme peserta didik untuk dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan kegamaan yang lainnya untuk
meningkatkan karakter yang baik dalam didri peserta didik. Dan tidak
lupa pula, semua guru juga ikut melaksanakannya sehingga peserta
didik dapat mengikuti apa yang di perbuat oleh gurunya.

9
3. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman dari obyek
yang diteliti guna penyempurnaan dan bekal di masa mendatang serta
menambah pengalaman dan wawasan.
E. Penegasan Istilah Judul

Pada pembahasan penegasan istilah, peneliti akan menjelaskan secara


umum atau secara garis besar mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam
judul penelitian ini dengan tujuan yaitu memberikan pengertian kepada
pembaca tentang apa yang dilakukan dan apa yang hendak dicapai dalam
penelitian. Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah Implementasi
Kegiatan Sholat Dhuha sebagai Pembentukan Karakter Peserta Didik di MTs
Negeri Batu dan untuk penegasan istilah dari judul tersebut adalah sebagai
berikut.

1. Implementasi Kegiatan Sholat Dhuha

Secara umum implementasi merupakan dari suatu rencana yang


telah disusun dengan baik, matang, dan rinci yang menghasilkan
tindakan atau pelaksanaan. Jadi, implementasi dilaksanakan ketika telah
ada perancanaan yang baik dan matang, sehingga telah memiliki
kepastian dan kejelasan akan rencana tersebut.

Menurut Budi Winarno implementasi merupakan mencapai suatu


tujuan yang telah ditentukan melalui suatu tindakan tindakan yang
dilakukan oleh sekelompok individu.

Sholat dhuha merupakan kegiatan ibadah sholat yang


dilaksanakan ketika naiknya matahari. Jumlah rakaat sholat dhuha
paling sedikit adalah dua rakaat dan paling sempurna delapan rakaat
(Muwakhid, Wahid, dkk, 2016:137). Sholat dhuha hukumnya Sunnah
muakad karena Nabi Muhammad selalu melaksanakannya dan manusia
senang dengannya serta besar keutamaannya.

10
2. Pembentukan Karakter
Kata karakter memiliki makna yaitu watak, sikap, perilaku, ciri
khas yang melekat pada diri setiap individu. Karakter manusia terbagi
menjadi dua macam yaitu karakter baik dan karakter buruk yang
diantara keduanya bisa dihasilkan melalui pembentukan-pembentukan
atau pembiasaan-pembiasaan oleh dirinya sendiri maupun oleh
lingkungan di sekitarnya.
3. Disiplin
Disiplin adalah perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan yang berlaku melalui suatu tindakan.
4. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan bagian dari karakter yang dimiliki
oleh seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana
seharusnya dilakukan baik terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan, dan Tuhan.

11
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan perbandingan dan
menghindari duplikasi penulisan penelitian. Selain itu kajian penelitian
terdahulu juga memiliki andil yang besar dalam rangka mendapatkan
informasi sebelumnya untuk mendapatkan landasan teori ilmiah. Adapun
yang akan dijadikan kajian pustaka dalam skripsi ini adalah:
1. Skripsi Asmaul Husna yang berjudul “Pembiasaan Shalat Dhuha
Sebagai Pembentukan Karakter Siswa Di Man Tlogo Blitar Tahun
Ajaran 2014/2015”. Skripsi ini menyimpulkan bahwa dengan
dibiasakan kegiatan sholat dhuha dapat membentuk beberapa
karakter pada peserta didik, yaitu karakter religius, karakter disiplin,
dan karakter bekerja keras.
2. Skripsi Moh. Sholeh dengan judul “Pembiasaan Shalat Dhuha
Dalam Pembinaan Akhlak Siswa kelas 4 di MI Ma’arif Candran
Sidoarum Godean Yogyakarta”. Skripsi ini menyimpulkan tentang
pembinaan akhlak siswa kelas 4 MI dengan menerapkan
pembiasaan shalat dhuha setiap pagi hari.
Berdasarkan beberapa kajian pustaka atau hasil penelitian terdahulu di
atas, penelitian yang akan dilakukan tentu berbeda dengan penelitian atau
pembahasan yang telah ada sebelumnya. Karena pada penelitian ini akan
difokuskan pada implementasi kegiatan sholat dhuha dalam pembentukan
karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik di MTs Negeri Batu dengan
latar belakang berupa kondisi dari peserta didik MTs Negeri Batu yang
menjunjung tinggi prestasi akademik tetapi tetap tidak meninggalkan
kewajiban untuk membentuk karakter yang baik bagi peserta didik.

12
B. Kajian Teori
1. Sholat Dhuha
Menurut Rasjid (1976: 64) sholat menurut Bahasa Arab berarti
do’a, kemudian yang dimaksud do’a tersebut merupakan ibadah yang
tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dari
takbir dan diakhiri dengan salam, sesuai dengan firman Allah SWT:

) 45 : ‫ (الئنكبوت‬ꞏꞏꞏ ‫صلَوةَ تَ ْن َهى َع ِن ْالفَحْ شَا ِء َو ْال ُم ْنك َِر‬


َّ ‫صلَوةَ ا َِّن ال‬
َّ ‫َواَقِ ْي ُم ال‬
“Tunaikanlah sholat dan, sesungguhnya sholat itu mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar…” (Al-Ankabut : 45)

Ayat tersebut merupakan ayat tentang perintah untuk


menunaikan sholat fardhu atau sholat wajib yang mana sholat wajib
merupakan beban yang diberikan kepada setiap manusia untuk
melaksanakan sholat dan apabila tidak melakukannya maka orang
tersebut berdosa.
Namun yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu sholat
Sunnah yang mana sholat yang apabila dikerjakan oleh orang tersebut
akan mendapatkan pahala tetapi apabila tidak dikerjakan maka tidak
apa-apa.
Shalat sunnah memiliki banyak fadhilah. Keutamaan tersebut
merupakan bagian dari ungkapan kasih sayang Allah terhadap hamba
hamba-Nya yang gemar beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya
dengan mendirikan shalat-shalat sunnah. Keutamaan-keutamaan
tersebut antara lain:
a. Menyempurnakan nilai shalat fardlu
Allah memberikan solusi untuk memperbaiki kekurangan dari sholat
fardhu yakni shalat sunnah.

13
b. Mengurangi dosa yang telah lalu
Dengan membiasakan diri untuk melaksanakan shalat sunnah, akan
dapat menghilangkan dosa-dosa kecil yang tidak sengaja dilakukan
dalam kegiatan sehari-hari.
c. Mengangkat derajat
Hamba-hamba Allah yang telah bisa menjadikan shalat sunnah
sebagai bagian tidak terpisahkan dalam ibadah keseharian kepada
Allah SWT, maka Allah akan mengangkat derajad dari hambanya
tersebut.
d. Mendapatkan rumah disurga
Sesuai dengan hadits Nabi tang berarti
“Ummu Habibah berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda: “siapa yang shalat 12 (dua belas) rakaat dalam sehari
semalam, akan dibangun baginya sebuah rumah disurga.” (H.R
Muslim). (Makhdlori, 2007: 38)
Menurut Rasjid (1976: 147) Sholat dhuha yaitu sholat Sunnah
dua rakaat atau lebih, maksimal dua belas rakaat. Waktu untuk
melaksanakan sholat dhuha yaitu ketika matahari naik setinggi tumbak
sampai tergelincir matahari.
Shalat dhuha merupakan shalat yang dilakukan pada waktu
terbitnya matahari hingga tergelincirnya matahari. Hal ini
mengisyaratkan bahwa shalat dhuha dikhususkan untuk sebuah
keperluan yang erat kaitannya dengan aktivitas dalam pencarian rejeki
termasuk memohon agar dimudahkan, disucikan dan didekatkan rejeki,
dan meminta agar Allah selalu memberkahi rejekinya sebagaimana
terkandung dalam doa sesudah shalat dhuha (Makhdlori, 2007: 41).
Niat sholat dhuha
ُ ‫سنَّةً ال‬
‫ض َحى َر ْكعَتَي ِْن ِ َّّلِلِ تَعَا لَى‬ َ ُ‫أ‬
ُ ‫ص ِلى‬
“Saya niat sholat dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala”

14
2. Karakter
Karakter adalah tindakan seseorang kepada orang lain yang
ditunjukkan dengan adanya moralitas, kebenaran, kebaikan, kekuatan,
dan sikap seseorang (Yaumi, 2016: 7-8). Karakter merujuk pada cara
belajar seseorang dalam segala situasi. Karakter merupakan sikap nyata
yang semestinya dilakukan ketika sedang berhadapan dengan orang lain
(Miller, 2005: 456). Misalkan dengan bertutur kata yang sopan kepada
orang lain, selalu menolong ketika orang lain membutuhkan bantuan,
menghormati orang lain.
Indonesia sebagai negara merdeka, memiliki dasar tersendiri
dalam merumuskan nilai-nilai karakter. Karakter yamg dimaksud yaitu
religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat dan komusikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan peduli social, dan tanggung jawab.
Karakter tersebut merupakan karakter yang paling mendasar yang harus
dimiliki oleh warga Indonesia (Mumpuni, 2018: 20)
Karakter merupakan jiwanya manusia yang dapat dibentuk
dengan pembiasaan sehari-hari (Mumpuni, 2018: 12)
3. Disiplin
Menurut Yaumi (2016: 92) disiplin merupakan tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku yang ditunjukkan
dari suatu tindakan. Disiplin merupakan pengontrolan diri untuk
mendorong dan mengarahkan seluruh daya dan upaya dalam
menghasilkan sesuatu tanpa ada yang menyuruh untuk melakukan
(Stevenson dalam Yaumi, 2016)
Disiplin tidak hanya berkaitan dengan waktu, tetapi juga
mengarah pada perilaku patuh terhadap aturan. Misalnya, disiplin dalam
belajar di sekolah, dapat diwujudkan dengan selalu datang tepat waktu,

15
memakai seragam sesuai aturan, mengerjakan tugas yang diberikan
guru dengan baik, dan lain sebagainya
4. Tanggung Jawab
Menurut Yaumi (2016: 114) Tanggung jawab adalah tugas dan
kewajiban sebagaimana seharusnya dilakukan baik terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan, dan Tuhan, dari adanya karakter yang
dimiliki oleh seseorang tersebut. Seseorang yang bertanggung jawab
kewajibannya akan terlaksanakan dengan baik dengan memahami
penggunaan waktu yang efektif.

C. Kerangka Berpikir

KEGIATAN SHOLAT DHUHA

PEMBENTUKAN
KARAKTER

TANGGUNG
DISIPLIN
JAWAB

Karakter merupakan jiwanya manusia yang dapat dibentuk dengan


pembiasaan sehari-hari (Mumpuni, 2018: 12). Pembiasaan karakter disiplin
dan tanggung jawab di MTs Negeri Batu dapat dibentuk melalui kegiatan
sholat dhuha setiap harinya.

16
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terdapat di MTs Negeri Batu. Madrasah Tsanawiyah


Negeri Batu mulai berdiri pada tahun 2004 tepatnya sejak awal
berlangsungnya tahun pelajaran 2004/2005 atas himbauan Bapak W ali
Kota dan Wakil Wali Kota Batu beserta sebagian besar masyarakat Kota
Batu. Pada saat itu madrasah milik pemerintah yang ada hanya MAN Malang
II yang berlokasi di Kota Batu. Maka dicetuskanlah ide bahwa cepat atau
lambat di Kota Batu perlu adanya Madrasah Terpadu yang terdiri dari MIN,
MTsN dan MAN. Karena MAN sudah lama berdiri, maka yang diperlukan
sekarang adalah saatnya merintis MIN dan MTsN sebagai jawaban atas
kebutuhan masyarakat di Kota Batu. Hal ini sesuai pula dengan julukan Kota
Batu sebagai Kota Pariwisata yang Religius.

Pada awal berdirinya, MTs Negeri Batu bernama : “MTs Persiapan


Negeri”. Beroperasi sejak tahun pelajaran 2004/2005 berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Kantor W ilayah Departemen Agama Provinsi
Jawa Timur Nomor Kw.13.4/4/PP.03.2/2580/SKP/2004 Tanggal 5
November 2004 dengan Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 212357902135
dan terbaru : 121135790001.

Madrasah Tsanawiyah Persiapan Batu ini dikelola oleh Yayasan


Pendidikan Al Ikhlas yang beralamat di jalan Sultan Agung No. 7 Telp.
(0341) 512123 Kota Batu dengan pertimbangan bahwa Madrasah ini betul-
betul dipersiapkan untuk menjadi MTs Negeri Kota Batu. Sedangkan MTs
Negeri Batu sendiri beralamat di jalan Pronoyudo, Kelurahan Dadaprejo Kec.
Junrejo Kota Batu, dimana kawasan ini secara umum merupakan daerah
pegunungan dengan udara yang sejuk dan asri serta lingkungan masyarakat
yang Religius dan sangat mendukung keberadaan Madrasah.

17
Setelah lebih kurang lima tahun beroperasi, dan tentunya setelah
melalui berbagai macam hambatan dan rintangan akhirnya pada tanggal 02
April 2009 berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 48 Tahun 2009,
penetapan penegerian madrasah ini diresmikan langsung oleh Kepala
Kantor W ilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Timur dan dihadiri pula
oleh W alikota Batu beserta jajarannya dalam acara Launching Penegerian
MTs Negeri Batu sekaligus pelantikan Kepala Madrasah dan Kepala Urusan
Tata Usaha di lokasi madrasah : Jl. Pronoyudo – Kel. Dadaprejo Kec. Junrejo
Kota Batu. Dengan demikian madrasah ini resmi beralih status menjadi :
Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu di Kota Batu.

Dalam hal sarana dan prasarana yang dimiliki sampai dengan saat
ini MTs Negeri Batu baru memiliki 26 lokal (dua puluh enam ruang
kelas), 1 ruang kelas difungsikan sebagai ruang Kepala, 1 ruang kelas
difungsikan sebagai ruang TU, 2 ruang kelas difungsikan sebagai ruang
wakil kepala dan guru, 1 ruang kelas difungsikan sebagai laboratorium
komputer, 1 ruang kelas difungsikan sebagai perpustakaan, 16 (empat belas)
KM/WC untuk siswa yang semuanya dibangun dengan dana yang diperoleh
dari Bantuan Imbal Swadaya Asfi Kemenag, bantuan Pemerintah Kota Batu
dan partisipasi Orang tua / Wali Murid serta dana DIPA MTs Negeri Batu
yang baru diterima sejak Tahun Anggaran 2010.

Sedangkan sarana dan prasarana yang belum dimiliki sebagai penunjang


berupa laboratorium IPA, laboratorium Bahasa, laboratorium komputer,
ruang Multimedia, ruang kesenian dan ruang olahraga sebagai pusat kegiatan
siswa.

Kondisi ini sangat bertolak belakang apabila melihat animo


masyarakat yang begitu besar untuk menyekolahkan putera / puterinya di
lembaga Madrasah (berdasarkan penerimaan siswa baru setiap tahunnya). Hal
ini menjadi tantangan tersendiri bagi MTs Negeri Batu untuk
meningkatkan kualitas dan tidak menjadi sekolah pilihan kedua.

18
Sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama,
Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu senantiasa membenahi diri agar
menjadi madrasah yang ideal sehingga mampu bersaing dengan lembaga
pendidikan setingkat, apalagi untuk saat ini MTs Negeri Batu merupakan
satu-satunya Madrasah Tsanawiyah Negeri yang ada di Kota Batu.

B. Metode Analisis Data

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang


berlandaskan pada sifat postpositifisme, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan) analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. (Sugiono, 2011:9)

Dalam melaksanakan observasi ini kami menggunakan metode


pendekatan kualitatif. Metode ini sangat relevan digunakan sebagai metode
observasi karena metode ini berguna untuk menemukan pengetahuan yang
terdapat pada suatu budaya atau komunitas tertentu. Dalam melakukan
kegiatan observasi tersebut, tentunya kami melakukan dengan adanya izin dari
pihak sekolah yang berwenang, tanpa adanya paksaan satu sama lain.
Dikatakan metode kualitatif ini sering disebut dengan metode naturalistik
karena penelitiannya dilakukan kondisi yang alamiyah sehingga data yang
terkumpul bersifat kualitatif.

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang sesuai dengan jenis penelitian ini


yaitu penelitian kualitatif, maka dalam pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan beberapa teknik diantaranya:

a. Teknik Observasi

Teknik observasi ini dilakukan dengan cara pengamatan pada


subjek penelitian di lapangan. Dengan menggunakan metode ini

19
peneliti memilih bentuk observasi partisipan, yaitu pengumpulan
data melalui observasi terhadap objek dengan pengamatan secara
langsung.

b. Teknik Wawancara

Menurut Rochiati (2018: 130) wawancara merupakan


kumpulan dari pertanyaan yang akan diajukan secara verbal kepada
orang-orang yang dianggap mampu memberikan informasi atau
penjelasan hal-hal yang penting untuk didapatkan. Teknik wawancara
ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan sholat dhuha. Adapun sumber informasi adalah
wakil kepala sekolah, guru,dan siswa. Metode ini digunakan untuk
mencari data tentang implementasi kegiatan sholat dhuha dalam
pembentukan karakter peserta didik di MTs Negeri Batu.

c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan sehingga peneliti mendapatkan
informasi yang lebih akurat serta pemahaman yang mendalam tentang
kegiatan sholat dhuha dalam pemebentukan karakter peserta didik.
2. Instrumen Penelitian
a. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti bertindak sebagai
instrument sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti merupakan
suatu peranan yang penting karena peneliti sebagai satu-satunya
instrument karena hanya manusia yang dapat menghadapi situasi yang
berubah-ubah dan tidak menentu, seperti halnya dalam meneliti
kegiatan peserta didik.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai lembar pengamatan yang
digunakan untuk mengukur kegiatan sholat dhuha yang dilaksanakan
oleh peserta didik.

20
c. Pedoman Interview/Wawancara
Pedoman wawancara digunakan dalam melaksanakan
kegiatan wawancara kepada narasumber. Isi dari pedoman
wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan mengenai kegiatan sholat
dhuha yang dilaksanakan di MTs Negeri Batu. Peneliti menggunakan
pedoman wawancara tersebut agar proses wawancara dapat tersusun
sistematis sehingga tidak adanya komunikasi yang kurang jelas.
3. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data peneliti menggunakan teknik analisis
data kualitatif, karena data-data yang diperoleh berupa kumpulan
keterangan atau berupa deskripsi yang berbentuk kata-kata. Proses
analisis data dimulai dengan menelaah data yang didapat dari berbagai
sumber, melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Setelah melakukan observasi yang cukup peneliti melanjutkan
dengan wawancara, pada saat wawancara peneliti juga dengan
menganalisis jawaban dari narasumber jika dirasa jawaban dari
narasumber belum memuaskan maka peneliti akan melakukan wawancara
yang lebih mendalam lagi.
Aktifitas analisis dara kualitatif yaitu antara lain:
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu kesimpulan akhir dan
diverifikasi yang dihasilkan dari penajaman, penggolongan,
pengarahan, pembuangan sesuatu yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data sedemikian rupa. Reduksi data berlangsung
selama penelitian berlangsung secara terus-menerus
b. Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang
bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dimaksudkan
untuk menemukan suatu makna dari data-datayabf telah ditemukan,

21
kemudian disusun secara sistematis dari bentuk innformasi yang
kompleks menjadi sederhana namun selektif.
c. Penarikan Kesimpulan
Analisis yang telah dilaksanakan selama pengumpulan data
digunakan untuk mengambil kesimpulan. Sehingga menemukan
oula mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi.
d. Verifikasi
Setiap data yang dikumpulkan oleh peneliti akan diambil
kesimpulan kemudian dicek kembali dengan data berikutnya sampai
peneliti dapat menemukan data yang benar-benar sesuai dengan
permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian untuk diambil
kesimpulan akhir

22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Implementasi Kegiatan Sholat Dhuha di MTs Negeri Batu
Sejak awal berdirinya MTs Negeri Batu, kegiatan sholat dhuha
sudah mulai diterapkan. Karena menurut Pak Sugiarto selaku wakil
kepala madrasah pada saat wawancara pada tanggal 29 Agustus 2019
pukul 07.11 mengatakan bahwa usaha harus dilaksanakan baik lahir
maupun batin. Usaha lahir sudah diusahakan bahwa peserta didik telah
diberi tata tertib, diberikan pelajaran dengan ilmu pengetahuan, dan
sebagainya. Tetapi masalah hidayah, masalah hasil, itu merupakan
kuasa dari Allah SWT. Kita harus usaha termasuk dengan
dilaksanakannya sholat dhuha.
Dengan itu peserta didik telah dibiasakan untuk sholat dhuha
empat rakaat setiap hari. Peserta didik dibiasakan untuk berusaha secara
lahir dan juga tidak lupa untuk berusaha secara batin, dengan selalu
berdo’a dan beribadah kepada Allah salah satunya ialah dengan
melaksanakan sholat dhuha. Banyak manfaat dengan melaksanakan
sholat dhuha yang diketahui secara umum yaitu sholat untuk
mendatangkan rezeki. Rezeki disini tidak hanya berupa materi tetapi
juga ilmu pengetahuan, kesehatan, dan masih banyak rezeki lain. Oleh
karena itu di sini peserta didik telah berusaha secara fisik untuk mencari
ilmu , maka juga dengan diiringi juga dengan usaha secara batin dengan
pembiasaan sholat dhuha setiap hari.
Selain peserta didik, guru juga memberi contoh kepada peserta
didik untuk dapat melaksanakan sholat dhuha berjamah. Selain,
memberi contoh, guru juga merasakan kenikmatan tersendiri dengan
adanya sholat dhuha setiap hari.

23
2. Pembentukan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
Dengan adanya kegiatan sholat dhuha setiap pagi, selain
membentuk karakter religius karena sudah pasti sholat dhuha
berhubungan dengan karakter religius. Tetapi selain membentuk
karakter religius, kegiatan sholat dhuha di MTs Negeri Batu juga dapat
membentuk karakter yang lain seperti disiplin dan tanggung jawab.
a. Karakter Disiplin
Dari kegiatan sholat dhuha menurut Pak Sugiarto dapat
mebentuk karakter disiplin karena pukul 06.30 peserta didik harus
sudah ada di madrasah untuk persiapan sholat dhuha. Dan jika ada
yang datang melebihi pukul 06.30 maka akan diberikan sanksi
tersendiri oleh petugas tata tertib.
Harapan sekolah saat peserta didik telah sampai di madrasah
peserta didik diharapkan langsung pergi menuju ke Masjid namun
nyatanya saat peserta didik sampai di madrasah mereka tidak
bergegas menuju Masjid melainkan masih bersenda gurau dengan
teman-temannya, sehingga para guru harus memanggil peserta
didik untuk pergi ke Masjid atau dengan kata lain memaksa peserta
didik untuk pergi ke Masjid dan melaksanakan sholat dhuha.
Segala sesuatu harus dibiasakan supaya menjadi terbiasa,
dengan dibiasakan sholat dhuha setiap hari, peserta didik menjadi
terbiasa untuk bersikap disiplin dan menghargai waktu untuk
melaksanakan sholat dhuha dan tidak terlambat untuk datang ke
sekolah.
Dengan adanya kegiatan sholat dhuha yang dilakasanakan
setiap harinya, maka akan timbul kebiasaan pada diri peserta didik.
Mereka akan selalu melaksanakannya meskipun telah berada di
rumah. Meskipun saat ini peserta didik masih perlu dipaksa, karena
menurut pak Sugiarto perbuatan baik itu memang perlu paksaan

24
sehingga mereka menjadi terbiasa untuk melaksanakan sholat
dhuha.
b. Tanggung Jawab
Dengan adanya kegiatan sholat dhuha, peserta didik mampu
berusaha bertanggung jawab dengan melaksanakan kewajibannya
yaitu datang kesekolah, tidak terlambat dan melaksanakan sholat
dhuha. Seperti yang telah peneliti amati ketika peneliti ada di
madrasah bahwa peserta didik berusaha untuk tidak terlambat dan
semangat untuk datang ke Masjid untuk melaksanakan sholat
dhuha. Dan apabila peserta didik terlambat maka akan diberikan
sanksi atau hukuman sehingga peserta didik merasakan jera.
Namun meskipun peserta didik terlambat untuk datang kesekolah,
peserta didik juga dipersilahkan untuk melaksanakan kegiatan
sholat dhuha tetapi ditempatkan di halaman sekolah.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di MTs Negeri Batu,
terdapat 2 pokok pembahasan yang menjadi acuan wawancara dalam
menganalisis sebuah persoalan tentang pembentukan karakter melalui
kegiatan sholat dhuha. Diantaranya adalah implementasi kegiatan sholat
dhuha dan pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab dari hasil
wawancara dan observasi ini, secara singkat dapat dibahas sebagai berikut:
1. Implementasi Kegiatan Sholat Dhuha di Mts Negeri Batu
Sejak awal berdirinya MTs Negeri Batu, kegiatan sholat dhuha
sudah mulai diterapkan. Karena menurut Pak Sugiarto selaku wakil
kepala madrasah mengatakan bahwa usaha harus dilaksanakan baik
lahir maupun batin. Usaha lahir sudah diusahakan bahwa peserta didik
telah diberi tata tertib, diberikan pelajaran dengan ilmu pengetahuan,
dan sebagainya. Tetapi masalah hidayah, masalah hasil, itu merupakan
kuasa dari Allah SWT. Kita harus berusaha termasuk dengan
dilaksanakannya sholat dhuha.

25
Menurut Rasjid (1976: 147) Sholat dhuha yaitu sholat Sunnah
dua rakaat atau lebih, maksimal dua belas rakaat. Waktu untuk
melaksanakan sholat dhuha yaitu ketika matahari naik setinggi tumbak
sampai tergelincir matahari
Dengan itu peserta didik telah dibiasakan untuk sholat dhuha
empat rakaat setiap hari. Peserta didik telah dibiasakan untuk berusaha
secara lahir dan juga tidak lupa untuk berusaha secara batin, dengan
selalu berdo’a dan beribadah kepada Allah salah satunya ialah dengan
melaksanakan sholat dhuha. Banyak manfaat dengan melaksanakan
sholat dhuha yang diketahui secara umum yaitu sholat untuk
mendatangkan rezeki. Rezeki disini tidak hanya berupa materi tetapi
juga ilmu pengetahuan, kesehatan, dan masih banyak rezeki lain. Oleh
karena itu di sini peserta didik telah berusaha secara fisik untuk mencari
ilmu , maka juga dengan diiringi juga dengan usaha secara batin dengan
pembiasaan sholat dhuha setiap hari.
Seperti yang dalam buku Makhdlori (2007: 41) bahwa shalat
dhuha dikhususkan untuk sebuah keperluan yang erat kaitannya dengan
aktivitas dalam pencarian rejeki termasuk memohon agar dimudahkan,
disucikan dan didekatkan rejeki, dan meminta agar Allah selalu
memberkahi rejekinya sebagaimana terkandung dalam doa sesudah
shalat dhuha
Selain peserta didik, guru juga memberi contoh kepada peserta
didik untuk dapat melaksanakan sholat dhuha berjamah. Selain,
memberi contoh, guru juga merasakan kenikmatan tersendiri dengan
adanya sholat dhuha setiap hari.
2. Pembentukan karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
a. Karakter Disiplin
Dari kegiatan sholat dhuha menurut Pak Sugiarto dapat
mebentuk karakter disiplin karena pukul 6.30 peserta didik harus
sudah ada di madrasah untuk persiapan sholat dhuha. Dan jika ada

26
yang datang melebihi pukul 6.30 maka akan diberikan sanksi
tersendiri oleh petugas tata tertib.
Menurut Yaumi (2016: 92) disiplin adalah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Disiplin merupakan pengontrolan diri
untuk mendorong dan mengarahkan seluruh daya dan upaya dalam
menghasilkan sesuatu tanpa ada yang menyuruh untuk melakukan
(Stevenson dalam Yaumi, 2016)
Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa, karakter disiplin
merupakan sikap yang taat terhadap aturan, dan aturan di MTs
Negeri Batu adalah peserta didik harus sudah berada di madrasah
pukul 6.30 untuk melaksanakan sholat dhuha.
Segala sesuatu harus dibiasakan biar menjadi terbiasa, dengan
dibiasakan sholat dhuha setiap hari, peserta didik menjadi terbiasa
untuk bersikap disiplin dan menghargai waktu untuk melaksanakan
sholat dhuha dan tidak terlambat untuk datang ke sekolah.
Dengan adanya kegiatan sholat dhuha yang dilakasanakan
setiap harinya, maka akan timbul kebiasaan pada diri peserta didik.
Mereka akan selalu melaksanakannya meskipun telah berada di
rumah. Meskipun saat ini peserta didik masih perlu dipaksa, karena
menurut pak Sugiarto perbuatan baik itu memang perlu paksaan
sehingga mereka menjadi terbiasa untuk melaksanakan sholat
dhuha.
b. Karakter Tangung Jawab
Menurut Yaumi (2016: 114) Tanggung jawab adalah
karakter yang dimiliki oleh seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajiban sebagaimana seharusnya dilakukan baik terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan, dan Tuhan. Seseorang yang
bertanggung jawab akan dapat memahami waktu dengan

27
menggunakannya secara efektif, sehingga kewajibannya
terlaksanakan dengan baik.
Dengan adanya kegiatan sholat dhuha, peserta didik mampu
berusaha bertanggung jawab dengan melaksanakan kewajibannya
yaitu datang kesekolah, tidak terlambat dan melaksanakan sholat
dhuha. Seperti yang telah peneliti amati ketika peneliti ada di
madrasah bahwa peserta didik berusaha untuk tidak terlambat dan
semangat untuk datang ke Masjid untuk melaksanakan sholat
dhuha.
Dari data lokasi penelitian tersebut menunjukkan bahwa
dengan adanya kegiatan sholat dhuha di MTs Negeri Batu, dapat
membentuk karakter siswa yang disiplin dan tanggung jawab.
Dengan kegiatan shalat dhuha yang terus-menerus dan konsisten,
peserta didik akan menjadi terbiasa melaksanakan sholat dhuha,
sehingga tanpa absen dan tanpa pengawasan dari Bapak/Ibu Guru
mereka akan melaksanakan dengan kesadaran dirinya dan menjadi
suatu kebiasaan yang sulit apabila ditinggalkan. Kegiatan shalat
dhuha menjadi program harian MTs Negeri Batu yang dilaksanakan
setiap pagi pukul 06.30 WIB melatih siswa untuk disiplin dan
tanggung jawab, merangsang mereka untuk datang pagi dan tepat
waktu. Jika mereka terlambat dan tidak mengikuti, maka ada sanksi
yang diberlakukan agar mereka jera dan menjadi displin. Selain itu,
sebelum mulai pembelajaran diadakan do’a bersama melalui shalat
dhuha agar siswa terlatih selain berikhtiar dengan sungguh-sungguh
harus diiringi dengan berdo’a dan bertawakal kepada Allah.

28
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis kemukakan dari keseluruhan penulisan
laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Kegiatan Sholat Dhuha di MTs Negeri Batu
Sholat dhuha yaitu sholat Sunnah dua rakaat atau lebih,
maksimal dua belas rakaat. Waktu untuk melaksanakan sholat dhuha
yaitu ketika matahari naik setinggi tumbak sampai tergelincir matahari.
Dengan itu peserta didik telah dibiasakan untuk sholat dhuha
empat rakaat setiap hari. Peserta didik dibiasakan untuk berusaha secara
lahir dan juga tidak lupa untuk berusaha secara batin, dengan selalu
berdo’a dan beribadah kepada Allah salah satunya ialah dengan
melaksanakan sholat dhuha. Banyak manfaat dengan melaksanakan
sholat dhuha yang diketahui secara umum yaitu sholat untuk
mendatangkan rezeki. Rezeki disini tidak hanya berupa materi tetapi
juga ilmu pengetahuan, kesehatan, dan masih banyak rezeki lain. Oleh
karena itu di sini peserta didik telah berusaha secara fisik untuk mencari
ilmu , maka juga dengan diiringi juga dengan usaha secara batin dengan
pembiasaan sholat dhuha setiap hari.
2. Pembentukan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
a. Karakter Disiplin
Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Disiplin
merupakan pengontrolan diri untuk mendorong dan mengarahkan
seluruh daya dan upaya dalam menghasilkan sesuatu tanpa ada
yang menyuruh untuk melakukan (Stevenson dalam Yaumi, 2016)
Dengan adanya kegiatan sholat dhuha yang dilakasanakan
setiap harinya, maka akan timbul kebiasaan pada diri peserta didik
untuk datang pagi dan melaksanakan sholat dhuha. Mereka akan

29
selalu melaksanakannya meskipun telah berada di rumah.
Meskipun saat ini peserta didik masih perlu dipaksa perbuatan baik
itu memang perlu paksaan sehingga mereka menjadi terbiasa untuk
melaksanakan sholat dhuha.
3. Karakter Tangung Jawab
Tanggung jawab adalah karakter yang dimiliki oleh
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana
seharusnya dilakukan baik terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan, dan Tuhan..
Dengan adanya kegiatan sholat dhuha, peserta didik mampu
berusaha bertanggung jawab dengan melaksanakan kewajibannya
yaitu datang kesekolah, tidak terlambat dan melaksanakan sholat
dhuha. Seperti yang telah peneliti amati ketika peneliti ada di
madrasah bahwa peserta didik berusaha untuk tidak terlambat dan
semangat untuk datang ke Masjid untuk melaksanakan sholat
dhuha.
B. Saran
1. Dari berbagai paparan dan penjelasan diatas diatas dapat diketahui
bahwa karakter merupakan sesuatu yang harus dibentuk dan dibiasakan
sejak dini. Pembentukan karakter dapat melalui berbagai macam cara
termasuk dengan pelaksanaan kegiatan sholat dhuha setiap harinya.
Dari hasil penelitian tersebut peneliti berharap penelitian ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca sehingga selalu
membiasakan perbuatan baik dan semoga selalu menjaga rutinitas
sholat dhuha.
2. Kami sebagai peneliti atau penyusun hasil observasi ini menyadari
banyaknya kekurangan dalam pnyusunan laporan ini. Karena kami
masih dalam tahap belajar untuk menyusun laporan ini. Oleh karena itu
kami mohon kritik dan saran yang membangun sehingga dalam
penulisan selanjutnya menjadi lebih baik.

30
DAFTAR RUJUKAN

Hilmy, Masdar. 2016. Pendidikan Islam dan Tradisi Ilmiah. Malang: Madani.

Husna, Asmaul. 2015. Pembiasaan Sholat Dhuha sebagai Pembentukan Karakter


Siswa di MAN Tlogo Blitar Tahun Ajaran 2014/2015 [Skripsi].
Tulungagung ( ID): Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.

Khon, Abdul Majid. 2015. Hadis Tarbawi Hadis-hadis Pendidikan. Jakarta:


Prenamedia Group.

Makhdlori, Muhammad. 2007. Menyingkap Mukjizat Shalat Dhuha. Yogyakarta:


Diva Press.

Mumpuni, Atikah. 2018. Integrasi Nilai Karakter dalam Buku Pelajaran Analisis
Konten Buku Teks Kurikulum 2013. Yogyakarta: Budi Utama

Muwakhid, Wakhid, dkk. 2016. Membentuk Mahasiswa Berkarakter (Integrasi Ilmu,


Tauhid, Ibadah, dan Akhlak). Malang: Inteligensia Media.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabet

Wiriaatmadja, Rochiati. 2018. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Yaumi, Muhammad. 2016. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi.


Jakarta: Prenamedia Group

Hasil wawancara dari Pak Sugiarto (Wakil Kepala Sekolah) pada tanggal 28 Agustus
2019, pukul 07.30

Hasil Observasi tentang kegiatan sholat dhuha di MTs Negeri Batu pada tanggal 6 s/d
30 Agustus 2019

31
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lembar Observasi
INSTRUMENT PENELITIAN KEGIATAN SHOLAT DHUHA
PEDOMAN OBSERVASI
Hari/Tanggal Observasi : Selasa/ 6 Agustus 2019
Lokasi Observasi : MTs Negeri Batu
No Aspek Pengamatan Hasil Pengamatan
1 Kehadiran peserta didik Sebelum 6.30 peserta didik telah banyak
yang hadir di sekolah kemudian mereka
disambut oleh guru dengan bersalaman
kemudian menaruh tas dan barang bawaan
di dalam kelas, setelah itu bergegeas
menuju masjid untuk melaksanakan
kegiatan sholat dhuha
2 Kerapian peserta didik Peserta didik datang dengan keadaan yang
rapih, seragam yang sesuai, dan memakai
sepatu hitam
3 Tempat pelaksanaan sholat Pelakasanaan kegiatan sholat dhuha yaitu
dhuha di masjid depan madrasah. Karena
kebetulan di depan sekolah terdapat masjid
besar. Dan di mmasjid itu juga biasanya
dilaksanakan kegiatan sholat berjamaah
yang lainnya. Namun pada suatu waktu
kegiatan sholat dhuha dilaksanakan di
halaman sekolah pada saat memperingati
hari kemerdekan Republik Indonesia.
4 Pelaksanaan sholat dhuha Pelaksanaan kegiatan sholat dhuha selalu
dilaksanakan setiap harinya pada sekitar
jam 7. Mungkin kegiatan sholat dhuha
tidak dilakasanakan pada saat hari senin
karena melakukan upacara bendera. Tetapi
dilain hari itu, kegiatan sholat dhuha tetap
dilaksanakan meskipun terdapat acara-
acara disekolah. Seperti acara lomba
kemerdekaan, manasik haji, dan acara-
acara besar lainnya.
5 Perlengkapan dalam sholat Setiap peserta didik putri diwajibkan
dhuha membawa mukena karena menjaga
kerapian mukena yang telah disediakan di

32
masjid khusus untuk mussafir. Biasanya
peserta didik telah berwudhu dari rumah,
dan ketika sampai di madrasah bisa
langsung melaksanakan sholat dhuha
6 Keterlibatan guru dalam Guru juga mengikuti kegiatan sholat dhuha
kegiatan sholat dhuha untuk mmemotivasi peserta didik. Karena
umumnya peserta didik melihat dari
gurunya, apabila guru tidak melaksanakan
dikhawatirkan peserta didik akan meniru.
Tetapi selain itu agar guru juga dapat
membiasakan diri untuk melaksanakan
sholat dhuha setiap hari.
7 Kendala dalam pelaksanaan Terdapat peserta didik yang telat sehingga
sholat dhuha tidak mengikuti kegiatan sholat dhuha
bersama
8 Sanksi bagi yang tidak Biasanya terdapat peserta didik yang telat
melaksanakan sholat dhuha yang menjadikan mereka tidak mengikuti
sholat dhuha bersama. Mereka yang telat
dihukum dengan cara membuat mereka
malu dan dipakaikan pakaian yang
bercirikan mereka telat datang ke sekolah.
Kemudian mereka disuruh untuk sholat
dhuha dihalaman sekolah

Lembar Wawancara
INSTRUMENT PENELITIAN KEGIATAN SHOLAT DHUHA
PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber : Akhmad Sugiarto, S. Si


Waktu : 07.17 WIB
Hari/Tanggal Wawancara : Kamis/ 29 Aguatus 2019
Lokasi Wawancara : MTs Negeri Batu
No Pertanyaan Hasil Wawancara
1 Apa yang melatar belakangi Usaha itu kita lakukan lahir dan batin,
dilaksanakan kegiatan sholat dhohirnya sudah berusaha bagaimana
dhuha setiap harinya? siswa diberikan tata tertib dan pelajaran
dengan ilmu. Tetapi masalah hidayah dan

33
hasil itu Allah yang berikan. Dengan itu
maka dilaksanakan adanya sholat dhuha
2 Sejak kapan kegiatan sholat Sejak awal berdirinya MTs Negeri Batu,
dhuha mulai ditanamkan? 2004/2005
3 Apa tujuan dari dilaksanakan Tujuannya kita melakukan usaha secara
kegiatan sholat dhuha setiap dhohir dan batin. Berdo’a kepada Allah
harinya?
4 Apakah terdapat manfaat Secara umum sholat dhuha adalah sholat
tersendiri bagi guru dari mendatangkan rezeki. Seperti yang pernah
kegiatan sholat dhuha setiap ditanyakan kepada guru-guru pindahan.
harinya? Dengan ada di sini mereka bersyukur
karena bisa melaksanakan sholat dhuha
dengan istiqomah. Ketenangan tidak bisa
dilihat secara fisik.
5 Bagaimana pembentukan Dapat membentuk karakter disiplin dan
karakter dari kegiatan sholat tanggung jawab. Mau tidak mau harus ada
dhuha? pada jam 6.30. segala sesuatu harus di
paksa sehingga dapat menjadikan
kebiasaan.
6 apakah terdapat faktor Mengambil wudhu dirumah.
penghambat dalam pelaksanaa Masih ada yang nunggu dipaksa dulu
sholat dhuha? untuk di masjid.
Masih terdapat yang bergurau sendiri
7 Apakah terdapat tim khusus Terdapat biro agama
dalam pelaksanaan sholat Kerja sama seluruh komponen termasuk
dhuha? guru.
Kepala sekolah
8 Apakah terdapat sanksi dari Terdapat sanksi kepada peserta didik yang
peserta didik yang tidak telat.
melakasanakan sholat dhuha? Tetapi masih diberikan kesempatan untuk
sholat dhuha di lapangan secara terbuka.

34
Dokumentasi

Pelaksanaan dhuha pada kegiatan kemerdekaan

Sholat dhuha bagi peserta didik yang datang terlambat

35
Peserta didik kembali ke sekolah setelah selesai melaksanakan sholat duha

36
CURICULUM VITAE
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ela Yuniar


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Agama Islam
4 NPM 21601011032
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 19-Juni-1998

6 E-mail yuniarela5@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 083848325877


B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi Jurusan Tahun

TK/RA RA Thoriqotussa’adah 2003-2005

SD/MI MI Thoriqotussa’adah 2005-2010

SMP/MTs MTs Sunan Bonang 2010-2013

SMA/MA SMA Islam NU Pujon IPA 2013-2016

Perguruan Universitas Islam Malang PAI 2016-sekarang


Tinggi

37
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Vira Indrasanti


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Agama Islam
4 NPM 21601011053
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 28-Juni-1998

6 E-mail virasanti1998@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 087760288184


A. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi Jurusan Tahun

TK/RA RA 07 Al-Hasanah 2003-2005

SD/MI SDN Sidomulyo 03 2005-2010

SMP/MTs SMP Raden Fatah 2010-2013

SMA/MA MAN Kota Batu Bahasa 2013-2016

Perguruan Universitas Islam Malang PAI 2016-sekarang


Tinggi

38
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ahmad Misbah Sholihuddin


2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Agama Islam
4 NPM 21601011182
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 04 Oktober 1998

6 E-mail misbah.ams04@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0823-3425-8622
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi Jurusan Tahun

TK/RA Sunan Giri Merjosari 2003-2005

SD/MI MI Yapuri Merjosari 2005-2010

SMP/MTs SMP An-Nur 2010-2013

SMA/MA SMA An-Nur Bahasa 2013-2016

Perguruan Universitas Islam Malang PAI 2016-sekarang


Tinggi

39

Potrebbero piacerti anche