Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
net/publication/307669271
CITATIONS READS
6 1,115
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Kajian etnobiologi dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati di gunung Ungaran Jawa Tengah View project
IN SITU CONSERVATION MANAGEMENT OF WREATHED HORNBILL (Rhyticeros undulatus) AT UNGARAN MOUNTAINOUS AREA, CENTRAL JAVA, INDONESIA View project
All content following this page was uploaded by Muhammad Abdullah on 16 March 2017.
Abstract
Research on the vegetation diversity and bord habitat profile has been carried out
in the Mangrove Forest of Pulau Nyamuk in Karimunjawa National Park to examine
the relationship between vegetation types and mangrove habitat profile and the spatial
usage by birds. A transect method has been employed to survey the vegetation and the
point count method was used to survey the birds. There were 14 vegetation types and 19
species of birds from 14 families at two observational sites in mangrove forest in Pulau
Nyamuk. Exchoecaria agallocha dominated the eastern part of Pulau Nyamuk, whereas
Lumnitzera racemosa dominated the northern part of the island. The vegetational space
utilization by birds can be grouped based on the vertical vegetation stratification, i.e. the
land, the understorey, the subcanopy and the canopy.
(Aksornkoae 1993 dalam Noor et al. 1999). keanekaragaman jenis vegetasi dan profil
Di Indonesia, berkurangnya hutan mangrove habitat burung, maka dapat diketahui hubungan
akibat dari pengambilan kayu untuk keperluan antara keanekaragaman jenis vegetasinya dan
komersial, serta peralihan peruntukan untuk penggunaan ruang habitat atau strata vegetasi
tambak dan areal pertanian (khususnya padi oleh burung. Permasalahan dalam penelitian
dan kelapa). ini adalah bagaimana keanekaragaman jenis
Di Pulau Nyamuk kawasan hutan vegetasi dan profil habitat burung di hutan
mangrove juga telah mengalami pengurangan mangrove Pulau Nyamuk, Taman Nasional
luas area. Penyebab utama dari berkurangnya Karimunjawa. Tujuan dari penelitian ini adalah
hutan mangrove di kawasan ini adalah akibat untuk mengetahui keanekaragaman jenis
pengambilan kayu secara berlebih untuk vegetasi dan profil habitat dalam hubungannya
keperluan rumah tangga, yaitu sebagai bahan dengan pemanfaatan strata ruang vegetasi oleh
bakar. Dampak ini semakin meluas sebagai burung di Pulau Nyamuk.
akibat terjadinya kenaikan BBM (Bahan Bakar
Minyak). Letak pulau yang cukup terisolasi Bahan dan Metode
dari pulau lain di Kepulauan Karimunjawa Penelitian ini berlokasi di kawasan
juga menjadi salah satu penyebab semakin hutan mangrove Pulau Nyamuk, Taman
menurunnya luas area mangrove. Penduduk Nasional Karimunjawa Kabupaten Jepara
yang tinggal di Pulau Nyamuk sangat kesulitan Propinsi Jawa Tengah. Waktu penelitian
mendapatkan BBM, sehingga hutan mangrove dilakukan pada bulan Maret – Oktober 2009.
menjadi alternatif terakhir mendapatkan kayu Alat yang digunakan dalam penelitian
untuk keperluan rumah tangga sehari-hari. Hal ini adalah: binokuler (Nikon 8 x 30, 8.3”CF
ini menyebabkan Pulau Nyamuk ditetapkan WF), Monokuler (Nikon 20 x 60), GPS
sebagai kawasan atau zone rehabilitasi. Selain (Global Positioning System) Garmyn e-trex
merehabilitasi terumbu karang di sekitar Pulau 12 chanel, termometer, higrometer, kompas,
Nyamuk, Balai Taman Nasional Karimunjawa kamera, tape recorder, buku panduan lapangan
(BTN Karimunjawa) juga mulai mencoba burung, buku panduan pengenalan tumbuhan
merehabilitasi hutan mangrove. mangrove, tallysheet, meteran, tali serta alat
Studi komprehensif hutan mangrove di tulis. Bahan yang digunakan adalah peta
Indonesia belum begitu banyak, khususnya topografi Kepulauan Karimunjawa skala 1 :
di Pulau Nyamuk belum pernah diteliti 25.000 (Bakosurtanal).
keanekaragaman jenis vegetasinya dalam Pengambilan data vegetasi di hutan
hubungannya dengan profil habitat burung. mangrove digunakan metode garis berpetak
Penelitian terakhir yang dilakukan Sunyoto berukuran 20 x 20 m untuk tingkat pohon, 5 x
et al. (2002; 2004) terbatas hanya kegiatan 5 m untuk pancang, dan 2 x 2 m untuk tingkat
inventarisasi spesies saja, tidak melihat semai. Penempatan transek di sepanjang jalur
bagaimana hubungannya dengan profil habitat metode titik hitung, bervariasi tergantung
burung. Hasil pengamatan burung yang dengan kondisi vegetasi di lapangan. Jenis
dilakukan Prawiladilaga (2003) dan Susanto et vegetasi diidentifikasi, apabila tidak dikenal
al. (2004) di Kepulauan Karimunjawa, ternyata difoto atau disimpan sebagai herbarium untuk
Pulau Nyamuk tidak termasuk dalam lokasi diidentifikasi di laboratorium.
penelitian. Mengingat pentingya peranan hutan Pengamatan profil vegetasi dilakukan
magrove bagi keberlangsungan hidup satwa untuk mengetahui fungsi dan pemanfaatan
khususnya burung, maka perlu dilakukan habitat bagi burung di masing-masing lokasi
penelitian yang mengkaji keanekaragaman penelitian. Profil vegetasi dibuat dari struktur
jenis vegetasinya dan profil habitat burung vertikal penutupan tajuk, yaitu dengan
di Pulau Nyamuk. Dengan mengetahui membuat petak ukur pengamatan berukuran
Biosaintifika Vol. 2 No.1, Maret 2010,
ISSN 2085-191X, Hal 27-39 29
vegetasi di hutan mangrove bagian timur untuk untuk strata semai, 1,49 untuk strata pancang,
masing-masing strata vegetasi adalah 1,38 dan 1,65 untuk strata pohon. Berdasarkan
Kartijono dkk, Keanekaragaman Jenis Vegetasi dan Profil Habitat Burung,
34
dijumpai sebanyak 7 jenis vegetasi, yaitu Xylocarpus granatum. Jenis yang dominan
Avicennia alba, Bruguiera cylindrical, pada tingkat pancang adalah jenis Ceriops
Ceriops tagal, Exchoecaria agallocha, Ficus tagal (INP 75,00). Sementara jenis yang
superba, Rhizopora apiculata, dan Xylocarpus dijumpai pada tingkat pohon adalah Bruguiera
moluccensis. Jika dilihat berdasarkan strata gymnorhiza, Ceriops tagal, Exchocaria
vegetasi, pada strata semai dijumpai 3 jenis, glauca, Heritiera littoralis, Lumnitzera
pada strata pancang dijumpai 5 jenis, dan pada racemosa, dan Xylocarpus granatum dengan
strata pohon dijumpai 6 jenis. Jenis-jenis yang jenis yang paling besar nilai pentingya adalah
dijumpai pada strata semai adalah Acanthus Lumnitzera racemosa (INP 93,55).
Biosaintifika Vol. 2 No.1, Maret 2010,
ISSN 2085-191X, Hal 27-39 35
(Magguran, 1988). Kategori H’ sedang kelimpahan antar jenis burung yang dijumpai
menurut Mangguran berkisar antara 1,5–3,5. pada lokasi penelitian. Semakin tinggi nilai
Indeks kemerataan jenis burung di Pulau indeks kemerataan, menunjukkan tingginya
Nyamuk sebesar 0,57. Nilai indeks kemerataan keseragaman kemelimpahan antar jenis yang
menunjukkan tinggi rendahnya keseragaman dijumpai. Demikian juga sebaliknya.
Biosaintifika Vol. 2 No.1, Maret 2010,
ISSN 2085-191X, Hal 27-39 37
Jenis burung yang paling dominan lebih dari satu jenis, yaitu serangga, buah,
adalah Zosterops chloris, kemudian Nectarinia bahkan nektar.
calcostetha, dan Nectarinia jugularis. Nilai Secara fisik hutan mangrove berfungsi
dominansi menunjukkan jumlah individu untuk menjaga lingkungan fisik daerah pesisir
atau kemelimpahan masing-masing jenis yang dari gangguan alam yang diakibatkan oleh
dijumpai. Nilai dominansi jenis-jenis burung perairan, seperti abrasi, gelombang, ombak,
dapat dilihat pada gambar 6. dan badai. Secara ekologi hutan mangrove
Dominasi Zosteropidae dalam hal ini berfungsi sebagai tempat daerah asuhan
Zosteropis chloris disebabkan kelompok ini (nursery ground), daerah pemijahan (spawning
memiliki daerah sebaran yang cukup luas, ground), dan tempat mencari makan (feeding
menghuni hutan sekunder, hutan terbuka, ground) bagi beranekaragam biota laut seperti
perdu, mangrove, lahan budidaya, dan ikan, udang, kerang, dan kepiting (Fachrul,
permukiman, sering berada di pulau-pulau 2006). Selain itu, hutan mangrove merupakan
kecil, khususnya di semak hutan pantai. habitat bagi beberapa jenis satwa liar seperti
Kelompok ini juga memiliki perilaku sangat kera, ular, biawak, dan burung. Satwa tersebut
gesit, bergerak aktif tidak kenal lelah, terbang menggunakan mangrove sebagai tempat
diantara pepohonan, semak, dan pada semua untuk mencari makan, berbiak, dan tempat
bagian strata vegetasi (MacKinnon et al.1993). beristirahat atau perlindungan.
Di Kepulauan Karimunjawa, spesies tersebut Keadaan habitat hutan mangrove di
hampir selalu ditemukan di semua pulau Pulau Nyamuk dapat digambarkan dalam
dan semua tipe habitat. Pengamatan juga bentuk profil yang menggambarkan keadaan
menunjukkan jenis makanan Zosterops chloris vegetasinya. Keadaan habitat hutan mangrove
Kartijono dkk, Keanekaragaman Jenis Vegetasi dan Profil Habitat Burung,
38
di Pulau Nyamuk dapat digambarkan dengan secara vertikal yang meliputi empat tingkat,
sketsa profil habitat. Suatu sketsa dari profil yaitu ruang tanah dan tumbuhan bawah, tajuk
habitat sepanjang garis transek sangat berguna bagian bawah, tajuk bagian tengah, dan tajuk
bagi penelitian burung yang menempati habitat bagian atas. Penggunaan tingkatan ruang
hutan mangrove. Komposisi dari suatu profil tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
habitat sangat bermanfaat untuk membuat Dari Gambar 9, jenis-jenis burung yang
suatu kesimpulan tentang hubungan antara memanfaatkan ruang tanah dan tumbuhan
derajat kelimpahan burung dengan tipe habitat bawah adalah jenis Abroscopus superciliaris,
(Alikodra 2002). Profil habitat di hutan Ixobrychus sinensis, Numenius phaeopus,
mangrove Pulau Nyamuk digambarkan dengan Zosterops chloris, Amaurornis phoenicurus,
profil vegetasi sebagai berikut. Anas gibberifrons, dan Butorides striatus. Jenis
Dari Gambar 8 terlihat bahwa di burung yang dijumpai pada tajuk bawah antara
Hutan mangrove bagian timur didominasi lain Zosterops chloris, Nectarinia jugularis,
oleh Exchoecaria glauca. Hal ini sesuai Nectarinia calcostetha, dan Rhinomyias
dengan dengan INP Exchoecaria glauca umbratilis. Pada tajuk tengah dijumpai
yang memiliki nilai penting tertinggi pada jenis Nectarinia calcostetha, Nectarinia
strata pohon di hutan mangrove bagian jugularis, Todirhampus chloris, Zosterops
timur (Gambar 2c). Sementara pada gambar chloris, Ducula bicolor, Treron vernans,
8, di hutan mangrove bagian utara tampak Rhinomyias umbratilis, dan Chalcophaps
jenis yang mendominasi adalah Lumnitzera indica. Sedangkan pada tajuk atas dijumpai
racemosa. Hal ini menggambarkan bahwa jenis Nectarinia calcostetha, Nectarinia
Lumnitzera racemosa memiliki INP yang jugularis, Anas gibberifrons, Zosterops
paling tinggi di antara jenis pohon lainnya chloris, dan Eurystomus orientalis.
(Gambar 4c). Penggunaan stratifikasi vegetasi
Hutan mangrove memiliki peranan yang berhubungan erat dengan ketersedian sumber
sangat penting bagi beberapa jenis burung. pakan pada stratifikasi tersebut, sehingga
Beberapa jenis burung menggunakan hutan aktivitas burung dalam memanfaatkan
mangrove sebagai tempat untuk membuat ruang habitat yang ada dapat berubah-
sarang, misalnya beberapa jenis burung ubah, tergantung penampakan habitat yang
dari famili ardeidai seperti kuntul karang menyediakan makanan. Berubahnya aktivitas
(Egretta sacra.), dan kokokan laut (Butorides makan pada struktur vertikal di suatu pohon
striatus). Bagi jenis burung pemakan ikan sangat dipengaruhi oleh penyebaran pakan
seperti Cekakak sungai (Todirhampus chloris), di pohon tersebut. Zoosterops chloris hampir
mangrove merupakan habitat penting untuk dapat ditemui di semua strata, baik pada strata
mencari makanan. Selain itu di mangrove juga tanah dan tumbuhan bawah, tajuk bawah, tajuk
terdapat banyak serangga yang dapat menjadi tengah, dan tajuk atas. Hal ini terkait dengan
sumber pakan untuk burung-burung terestrial ketersediaan sumberdaya pakan bagi burung
seperti Cenenen kelabu (Orthotomus ruficeps) tersebut. Selain karena ketersedian sumber
dan Sikatan-rimba dada-kelabu (Rhinomyias pakan, pemanfaatan stratifikasi vegetasi
umbratilis). Vegetasi mangrove yang sedang oleh burung berhubungan dengan kebutuhan
berbunga akan menarik perhatian beberapa aktivitas lain, seperti untuk untuk bertengger,
jenis burung dari suku Nectarinidae untuk bersarang, mengawasi mangsa, berlindung,
mengunjunginya. dan beristirahat.
Penggunaan habitat dalam hubungannya
dengan pemanfaatan strata ruang vegetasi oleh Penutup
burung di Pulau Nyamuk dapat digambarkan Secara umum nilai indeks
dengan penggunaan ruang stratifikasi vegetasi keanekaragaman (H’) vegetasi di hutan
Biosaintifika Vol. 2 No.1, Maret 2010,
ISSN 2085-191X, Hal 27-39 39