Sei sulla pagina 1di 5

SP-20-5

Suetyarini. Jumlah Sel Spermiogenesis Tikus Putih yang Diberi Tanin Daun Beluntas

Jumlah Sel Spermiogenesis Tikus Putih yang Diberi Tanin Daun Beluntas
(Pluchea indica) sebagai Sumber Belajar

Rr. Eko Susetyarini


Jurusan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang
E-mail: niniek08@gmail.com

Abstract: Antifertilitas medicinal plants as yet widely used, it is necessary antifertilitas alternative medicine, especially in
men, namely beluntas (Pluchea indica). Beluntas antifertilitas can be used as drugs in early stages of pre-clinical
trials (Susetyarini, 2011). This study is a continuation of the tannins that can lower sperm fertilization potential of
rat (Susetyarini, 2010). Assessment beluntas leaf tannin in affecting spermatogenesis has not been done, it is
necessary to study the stages of spermatogenesis, especially spermiogenesis. Spermiogenesis is the process of
formation of spermatids into spermatozoa. Spermatozoa role in the fertilization process. This study aimed to
determine the effect of leaf tannin cell count spermiogenesis beluntas against white male rats with various
observation time. The research used the experimental treatment control group (without giving tannin), giving tannin
treatment groups with as many as 0.8 ml to a white male adult rats were repeated 3 times. Observation time 49 +3
days, 49 days +16, 49 +26 days, 49 days and 49 +49 +36 days. White rats each observation time and taken off
organ and testicular histology preparations made by the method of Humason Data were analyzed using ANOVA
and Duncan's test further. Results of data analysis showed that p <0.05 means that there is the effect of tannin
beluntas with various time observation of spermatids and spermatozoa number of white male rats. Highest number
of spermatids and spermatozoa during the observation time 49 +3 days and the lowest number of spermatids and
spermatozoa at +49 49 day observation period. The results could be used as a source of learning on Animal
Reproduction and Embryology course.

Keywords: spermiogenesis, beluntas leaf tannin, learning resource

1. PENDAHULUAN germinal yang menyusun beberapa lapisan, setiap


lapisan menunjukkan perbedaan generasi. Bagian
Spermatozoa merupakan hasil dari proses lamina basalis sampai lumen tubulus seminiferus akan
spermatogenesis yang terjadi di dalam tubulus terlihat lapisan spermatogonia, spermatosit, spermatid
seminiferus pada testis. Proses spermatogenesis dan spermatozoa yang dekat dengan lumen (Widotama,
dipengaruhi oleh hormon testosteron. Kadar testosteron 2008). Menurut Junquiera, dkk dalam Istriyati dan
merupakan parameter antifertilitas (Zhang et al., dalam Susilowati (2008) spermatogenesis merupakan
Susetyarini, 2011). Kadar testosteron tinggi atau rendah serangkaian proses yang meliputi proliferasi,
(di bawah ambang normal) akan berakibat negatif feed differensiasi dan pematangan sel-sel spermatogenik,
back pada hipotalamus dan mengakibatkan proses jika terjadi hambatan pada satu tahap perkembangan
spermatogenesis terganggu, jika kadar testosteron akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
normal akan menggertak testis untuk melakukan proses Spermatogenesis dapat dibedakan dua tahap, yaitu
spermatogenesis (Walker and Cheng, 2005; Nurliani, spermatositogenesis dan spermiogenesis.
dkk, 2005). Fertilisasi dapat terjadi, jika spermatozoa Spermatositogenesis adalah proses pembentukan
memiliki kemampuan menembus (penetrasi) lapisan- spermatogonia menjadi spermatid. Spermiogenesis
lapisan ovum, kemudian dilanjutkan dengan fusi dan adalah proses pembentukan spermatid menjadi
singami dari kedua inti spermatozoa dan ovum sehingga spermatozoa.
menghasilkan zigot. Spermatozoa dihasilkan dari proses Jumlah sel spermatogenik adalah jumlah sel
spermatogenesis di dalam tubulus seminiferus testis. spermatogonia, spermatosit primer, spermatosit
Spermatogenesis adalah proses terbentuknya sekunder, spermatid dan spermatozoa yang terletak pada
spermatozoa dari spermatogonium, melalui tubulus seminiferus yang menandakan adanya proses
perkembangan yang kompleks dan teratur. spermatogenesis yang terjadi di dalam testis. Jumlah sel
Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus spermiogenesis adalah jumlah sel spermatid dan
testis, melalui beberapa proses, yaiu proliferasi, spermatozoa. Waktu yang diperlukan untuk
deferensiasi dan transformasi. Pada tubulus seminiferus pembentukan spermatogonia 3 hari, spermatosit primer
terdapat beberapa kelompok sel yang mempunyai sel selama 16 hari, spermatosit II 26 hari, spermatid 36 hari

462 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Suetyarini. Jumlah Sel Spermiogenesis Tikus Putih yang Diberi Tanin Daun Beluntas

dan spermatozoa 49 hari (Rugh, dalam Susetyarini cair. Dosis yang digunakan 0,8 ml dan kontrol
2010). Spermatozoa yang terbentuk di dalam testis (pemberian aquades).
disalurkan ke saluran epididimis untuk mengalami Populasi yang digunakan ialah tikus putih jantan
proses pematangan. (Ratus norwegicus) umur 2-3 bulan strain Wistar
Tanaman obat telah memberikan sumbangan dengan bobot badan rata-rata 150-175 g. Sampel yang
terhadap dunia kesehatan baik secara individu maupun diperlukan sebanyak 18 ekor tikus putih jantan untuk
kolektif. Tanaman obat mengandung bahan aktif melihat jumlah spermatogonia. Ada 5 waktu
penting terutama dari senyawa metabolit sekunder pengamatan dengan pemberian tannin 0,8 ml sesuai
dengan struktur yang unik dan bervariasi. Senyawa waktu pengamtan, yaitu 49+3 hari; 49+16 hari; 49+26
bahan alam dalam tanaman telah menyumbang sekitar hari; 49+ 36 hari dan 49+49 hari yang diulang 3 kali.
40% dari bahan obat. Beberapa golongan senyawa Pengambilan sampel dilakukan secara random.
metabolit sekunder yang bersifat bioaktif di antaranya Tempat penelitian ialah di laboratorium Biomedik
alkaloid, tanin, flavonoid (Edioga, 2005). FK UMM. Kandang tikus berukuran panjang 45 cm,
Beluntas mengandung bermacam senyawa aktif, lebar 35 cm, dan tinggi 18 cm, yang berisi seperangkat
pada daun terkandung senyawa aktif, yaitu alkaloid, tempat makan dan minum. Alat yang digunakan ialah
flavonoid, tannin, minyak atsiri. Beluntas merupakan spuit disposable, seperangkat alat bedah, tabung plastik,
salah satu tanaman sebagai obat antifertilitas mikroskop cahaya binoculer (Olymphus CH21) Japan,
(Susetyarini, 2011). kamera digital Olymphus.
Tannin biasanya berupa senyawa amorf, Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fraksi
higroskopis yang berwarna coklat kuning yang dapat tannin daun beluntas. Variabel terikat adalah jumlah sel
larut dalam air, terutama air panas, membentuk larutan spermiogenesis (jumlah spermatid dan spermatozoa).
koloid bukan larutan sebenarnya. Makin murni tannin, Variabel yang dikendalikan oleh peneliti adalah suhu,
maka kurang kelarutannya dalam air dan makin mudah kandang, pakan, minum tikus putih, dan pencahayaan
memperoleh bentuk kristal. Tannin juga larut dalam 12 jam pada waktu malam hari.
pelarut organik yang polar, tetapi tidak larut dalam Sebelum diberi perlakuan, hewan coba
pelarut organik non polar, seperti benzena dan diaklimatisasi selama 1 minggu dalam kondisi
kloroform. Interaksi tannin dengan protein mempunyai laboratorium. Perlakuan yang diberikan berupa tanin
sifat yang khas dan bergantung pada struktur tannin. daun beluntas 0,8 ml.pada tikus putih jantan sedangkan
Beberapa tannin terbukti mempunyai aktivitas kelompok kontrol diberi aquades secara oral setiap
antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor dan sehari. Selama percobaan, pakan dan air minum PDAM
menghambat enzim seperti ‘reverse’ transkiptase dan diberikan secara ad libitum. Pakan yang diberikan
DNA topoisomerase (Robinson dalam Susetyarini, adalah berupa pelet pakan (Br2). Setiap tahapan waktu
2010). Penggunaan senyawa aktif yang ada pada daun pengamatan tikus putih jatan dimatikan, dibedah dan
pare dapat digunakan sebagai antifertilitas pada hewan organ testis diambil untuk dibuat preparat histology.
coba, Tanin ternyata menghambat sintesis protein. Pembuatan preparat histology testis dengan
Tanin pada tanaman Curcuma domestica dapat menggunakan metode Humason. Preparat histology
menggumpalkan spermatozoa, alkaloid Cucurbitasin diamati di mikroskop dengan pembesaran 400 kali,
akan menekan sekresi hormon reproduksi, yaitu hormon kemudian dihitung jumlah spermatogonia. Spermatid
testosteron sehingga proses spermatogenesis terganggu terletak pada no 5 dan spermatozoa terletak pada no 6
(Susetyarini, 2011). terlihat pada gambar 1.
Permasalahan di atas adalah permasalahan pada Data jumlah spermatid dan spermatozoa dianalisis
reproduksi khususnya pada hewan model, yaitu tikus dengan menggunakan anava dan uji lanjut Duncan.
putih jantan (Ratus norwegicus).Penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan mekanisme tanin daun beluntas
dalam menghambat jumlah sel spermiogenesis dan
waktu pemberian tanin daun beluntas yang efektif dalam
menurunkan jumlah sel spermiogenesis. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan dasar obat kontrasepsi tradisional dan dapat
diaplikasikan sebagai sumber belajar mata kuliah
Embriologi dan Reproduksi Hewan.

2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan Gambar 1. Spermatogenesis Tikus (Espinosa et al. dalam
rancangan percobaan RAK. Waktu penelitian Susetyarini, 2011)
dilaksanakan pada bulan April sampai Oktober 2012.
Jenis senyawa aktif daun beluntas berupa fraksi tannin

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 463


Suetyarini. Jumlah Sel Spermiogenesis Tikus Putih yang Diberi Tanin Daun Beluntas

3. HASIL DAN PEMBAHASAN spermatozoa lebih rendah dibanding waktu pengamatan


49+36 hari. Pemberian tannin daun beluntas dengan
Hasil penelitian dari fraksi tanin daun beluntas disajikan waktu pengamatan 49+36 hari jumlah spermatid dan
pada Tabel 1. Data dianalisis homogenitas dan spermatozoa lebih rendah dibanding waktu pengamatan
normalitas menunjukkan data penelitian yang 49+26 hari. Pemberian tannin daun beluntas dengan
ditemukan homogen dan normal, kemudian dilanjutkan waktu pengamatan 49+26 hari jumlah spermatid dan
dengan analisis Anova. Hasil analisis ragam satu spermatozoa lebih rendah dibanding waktu pengamatan
bertujuan untuk membuktikan pengaruh tanin daun 49+16 hari. Pemberian tannin daun beluntas dengan
beluntas terhadap jumlah spermatid dan spermatozoa waktu pengamatan 49+16 hari jumlah spermatid dan
tikus putih jantan. Hasil ringkasan hasil analisis ragam spermatozoa lebih rendah dibanding dengan waktu
disajikan pada Tabel 2. pengamatan 49+3 hari.
Senyawa aktif tanin diduga berperanan dalam
Tabel 1 Rerata dan Sd Spermatogenesis Tikus Putih Jantan menurunkan jumlah sel spermiogenesis. Temuan
Setelah Diberi Tanin Daun Beluntas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut sesuai
pendapat Herdiningrat (2002), senyawa antifertilitas
Perlakuan Spermatid Spermatozoa dari tumbuhan obat bekerja dengan 2 cara, yaitu melalui
efek sitotoksik dan melalui efek hormonal yang
Kontrol f f menghambat laju metabolisme sel spermiogenesis
226,24±10,08 429,67±27,47
49+3 hari e e dengan cara mengganggu keseimbangan sistem
152,01±2,58 272,36±52,12 hormon. Diduga tanin pada daun beluntas bekerja
49+16 hari d d sebagai senyawa antifertilitas melalui efek hormonal.
113,64±2,94 154,92±7,27
49+26 hari c c Mekanisme senyawa aktif tersebut sesuai dengan
102,31±1.08 152,68±1,80
pendapat Robinson, (2003) yang menyatakan bahwa
49+36 hari b b
90,28±1,45 113,88±3,24 tanin pada kulit kayu durian digunakan sebagai bahan
49+49 hari a a baku untuk sintesis hormon steroid. Tanin pada daun
80,13±1,08 100,73±1,62
beluntas mempunyai struktur kimia mirip steroid.
Steroid merupakan struktur dasar dari hormon
Tabel 2 Hasil Ringkasan Analisis Ragam Satu faktor Jumlah testosteron. Mekanisme kerja senyawa aktif masuk
Sel Spermiogenesis Tikus Putih Jantan Setelah Diberi Fraksi melalui biosintesis steroid terutama testosteron
Tanin Daun Beluntas sehingga akan dihasilkan bahan yang strukturnya mirip
testosteron (Nurliani, dkk, dalam Susetyarini, 2011).
Spermatid Spermatozoa Akibatnya testosteron mempunyai efek umpan
F hit; p F hit= 439,404 F hit= 80,761 balik negatif pada kelenjar hipofisis anterior, sebagai
p= 0,000 p= 0,000 penguat pada umpan balik hipofisis anterior terhadap
hypothalamus. Umpan balik ini secara khusus diduga
menghambat sintesis dan sekresi LH dan akan
Pada Tabel 1 disajikan bahwa jumlah spermatid menurunkan sekresi testosteron. Testosteron yang dapat
dan spermatozoa kelompok kontrol mempunyai rata- menyebabkan umpan balik seperti ini adalah testosteron
rata lebih tinggi (spermatid 226,24 sel dan spermatozoa yang bebas (Weinbauer, et al., dalam Susetyarini,
429,67 sel dari kelompok yang diberi perlakuan fraksi 2011).
tanin daun beluntas. Temuan untuk kelompok waktu Testosteron yang bebas dapat masuk ke dalam
pengamatan 49+49 hari rata-rata jumlah spermatid target organ (sel sertoli) secara pasif melalui proses
80,13 sel dan spermatozoa 100,73 sel lebih rendah difusi. Testosteron bebas tersebut mengalami perubahan
dibanding dengan kelompok waktu pengamatan 49+3 menjadi produk yang lebih aktif yaitu
hari; 49+16 hari; 49+26 hari dan 49+36 hari. dehidrotestosteron. Perubahan testosteron menjadi
Hasil analisis menunjukkan bahwa F hitung dehidrotestosteron dikatalis oleh enzim 5α-reduktase.
spermatid 439,404, p = 0,000; spermatozoa 80,761; p = Dehidrotestosteron ini akan menyebabkan terlepasnya
0,000 (Tabel 2). Data tersebut menunjukkan bahwa p < suatu protein tertentu (Hsp 90) dari reseptor androgen
0,05, berarti hipotesis nol “Tidak ada pengaruh sehingga memungkinkan DHT berikatan dengan
pemberian fraksi tannin daun beluntas dengan berbagai reseptor androgen yang terdapat dalam sitoplasma sel
waktu pengamatan terhadap jumlah spermatid dan sertoli. Kompleks reseptor-Dehidrotestosteron akan
spermatozoa tikus putih jantan” ditolak, tetapi hipotesis masuk ke dalam inti sel dan berinteraksi dengan sekuens
penelitian tentang “Ada pengaruh pemberian fraksi spesifik dari DNA sel sertoli. Penempelan ini akan
tannin daun beluntas berbagai waktu pengamatan menginduksi sintesis m RNA. Kompleks DHT-reseptor
terhadap jumlah spermatid dan spermatozoa tikus putih androgen-DNA bersama dengan RNA polimerase dan
jantan” diterima. protein transkripsi basal akan menginisiasi proses
Pada Tabel 1 hasil uji lanjut Duncan menunjukkan sintesis protein yang pada akhirnya akan membentuk
bahwa pemberian tannin daun beluntas dengan waktu androgen dependent protein. Protein yang disintesa di
pengamatan 49+49 hari jumlah spermatid dan
464 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya
Suetyarini. Jumlah Sel Spermiogenesis Tikus Putih yang Diberi Tanin Daun Beluntas

dalam sel sertoli dibutuhkan untuk proses musculus L) Setelah Pemberian Ekstrak Kulit
pembelahan/meiosis dari spermatogonia. Kayu Durian (Durio zibenthinus Murr). Berk.
Spermatogonia terbentuk akan mengalami proses Penel. Hayati:11 (77-79).
perkembangan menjadi spermatosit, spermatid serta Robinson, 2003. Kandungan Organik Tumbuhan
spermatozoa (Weinbauer, et al., dalam Susetyarini, Tinggi. ITB. Bandung
2012). Spermatogenesis dapat berlangsung baik jika Susetyarini, E, 2010. Uji Aktivitas Tanin Daun Beluntas
hubungan fungsional-gonadotropin pituitary-gonad (Pluchea indica) Terhadap Potensi Fertilisasi
berjalan normal. Spermatozoa Tikus Putih Jantan. Laporan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai Penelitian. Lemlit UMM.
sumber belajar bagi mahasiswa Biologi pada mata Susetyarini, E, 2011. Aktivitas dan Keamanan Senyawa
kuliah Reproduksi dan Embriologi Hewan. Pada Aktif Daun Beluntas Sebagai Antifertilitas Serta
matakuliah ini dibahas mengenai proses pembentukan Pemanfaatannya Sebagai Buku Antifertilitas.
sel gamet jantan dan betina. Proses pembentukan sel Disertasi. Pasca UM. Malang
gamet jantan terjadi di dalam testis yang disebut Susetyarini. E. 2012. Jumlah Spermatogonia Tikus
spermatogenesis, spermatogenesis ada 2 tahapan, yaitu Putih yang Diberi Tanin Daun Beluntas (pluchea
spermatositogenesis dan spermiogenesis. Sumber indica) dengan Berbagai Waktu Pengamatan.
belajar akan berkesan pada mahasiswa bila memberikan Prosiding. UII.Yogyakarta
dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan Walker, W.H and Cheng, J. 2005. Review: FSH and
cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih Testosterone Signaling in Sertoli Cells. Paper.
sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran Society for Reproduction and Fertility. 130:15-28
yang dilandasi penelitian yang berasal dari Indonesia Widotama, G. 2008. Pengaruh Isolat Herba Vernonia
sehingga membumi. cinerea terhadap Spermatogenesis Tikus Putih.
Jurnal Kimia 2 (2): 117-124
4. SIMPULAN, SARAN, DAN
REKOMENDASI Penanya:
Tiwi Numrapi
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa fraksi tanin daun beluntas terbukti Pertanyaan:
mempengaruhi jumlah sel spermiogenesis tikus putih Senyawa tannin merupakan senyawa antigizi. Dengan
jantan. Semakin lama pemberian 49+49 hari jumlah sel adanya pemberian senyawa tannin dari daun beluntas,
spermiogenesis (spermatid dan spermatozoa) tikus putih apakah besar pengaruhnya terhadap zat gizi yang
jantan semakin menurun dibandingkan dengan jumlah dikonsumsi tikus putih tersebut?
sel spermiogenesis yang tidak diberi fraksi tanin Seperti yang telah ibu jelaskan bahwa harapannya
beluntas. senyawa tannin daun beluntas ini dapat digunakan
Rekomendasi, dapat digunakan sebagai sumber sebagai alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi dalam bentuk
belajar pada mahasiswa biologi dengan data yang apa yang ingin ibu kembangkan? Apakah ini dapat
berasal dari penelitian yang membumi, yaitu tanaman digunakan sebagai kontrasepsi bagi wanita?
obat yang berasal dari Indonesia, sebagai acuan untuk
pengembangan obat antifertilitas tradisional dari uji pre- Jawaban:
klinis menuju uij klinis. Senyawa tannin merupakan senyawa fenol yang
cenderung bersifat asam yang melepaskan ion H+ dan
gugus hidroksinya akan mengikat C6H5O sehingga
5. DAFTAR PUSTAKA menjadi anion fenolisida yang bersifat racun sehingga
dapat merusak membrane plasma. Hal ini akan
Edeoga, 2005. Phytochemical Constituents Of Some mempengaruhi kadar glukosa dalam otot sehingga
Nigerian Medicinal Plants. African Journal of mempengaruhi gerakan yang mengakibatkan fertilisasi
Biotechnology, 4(7). 685-688. kurang optimal (lemah).
Istriyati dan F. Susilowati, 2008. Pengaruh Ekstrak Alat kontrasepsi pria yang telah berkembang adalah
Etanol Biji Jarak (Ricinus communis L) terhadap suntik testosterone. Harapannya senyawa tannin yang
Struktur Histologis Testis Tikus Sawah (Ratus diekstrakkan dari daun beluntas ini akan dikembangkan
argentiventer robinson & kloss). J. Manusia dan sebagai alat kontasepsi dalam bentuk cairan yang
Lingkungan. 15(2): 47-58 dimasukkan melalui mulut (oral) baik berupa pil atau
Herdriningrat, S., 2002. Efek Pemberian Infus Buah jenis sediaan obat lainnya.
Manggis Muda (Garcinia mangostana Linn) Beberapa penelitian menyatakan bahwa senyawa tannin
Terhadap Spermatozoa Mencit (Mus musculus). yang terdapat pada daun beluntas ini tidak hanya
Majalah Andrologi Indonesia. 10: 130. berpotensi sebagai alat kontrasepsi pria, tetapi
Nurliani A, Rusmiati, H.B Santoso. 2005. dinyatakan dapat pula digunakan sebagai alat
Perkembangan Sel Spermatogenik Mencit (Mus kontrasepsi bagi wanita.

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 465


Nama akhir penulis 1 et al. Ringkasan Judul Naskah

466 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya

Potrebbero piacerti anche