Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Eltrizar
eltrizar.pupns@gmail.com
SD Negeri 19 Balik Alam Kecamatan Mandau
Kabupaten Bengkalis
ABSTRACT
The problem in this research is the low of Civics learning outcomes in fourth grade (IV) SD Negeri 19
Balik Alam, this can be seen from the average grade, that is 66,23 (with KKM 70). The purpose of this
study is to improve the results of learning Civics fourth grade students SD Negeri 19 Balik Alam with
the application of quantum teaching learning model. This research is a class action research (PTK)
with 2 cycles. Based on data analysis of research results after applying quantum teaching model, the
average percentage of teacher activity in cycle I 66.66% increased to 85.4% in cycle II. The average
percentage of student activity also increased by 56.25% in the first cycle increased to 87.49% in cycle
II. Student learning outcomes on the basic score with the average class 66,23 and in the first cycle has
increased with the average grade grade 71.11 with the percentage increase in learning outcomes
8.87% and the percentage of students who complete 73.07%, and on the second cycle increased again
with the average class of 77.60 with the percentage increase in learning outcomes 17.16% and the
percentage of students who complete 84.61%. The results of this study showed that the application of
quantum teaching model can improve the learning outcomes of fourth grade students of SD Negeri 19
Balik Alam.
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar PKn siswa di kelas empat (IV) SD Negeri
19 Balik Alam, ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas, yaitu 66,23 (dengan KKM 70). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 19 Balik Alam
dengan penerapan model pembelajaran quantum teaching. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus. Berdasarkan analisis data hasil penelitian setelah menerapkan
model pembelajaran quantum teaching, persentase rata-rata aktivitas guru pada siklus I 66,66%
meningkat menjadi 85,4% pada siklus II. Persentase rata-rata aktivitas siswa juga meningkat yaitu
56,25% pada siklus I meningkat menjadi 87,49% pada siklus II. Hasil belajar siswa pada skor dasar
dengan rata-rata kelas 66,23 dan pada siklus I mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata kelas
71,11 dengan persentase peningkatan hasil belajar 8.87% dan persentase siswa yang tuntas 73,07%,
dan pada siklus II meningkat lagi dengan rata-rata kelas 77,60 dengan persentase peningkatan hasil
belajar 17,16% dan persentase siswa yang tuntas 84,61%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
penerapan model pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas
IV SD Negeri 19 Balik Alam.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
462
Nilai luhur dan moral ini dapat diwujudkan memaksimalkan momen belajar. Model
dalam bentuk perilaku kehidupan siswa pembelajaran Quantum pertama
sehari-hari, baik sebagai individu maupun dipraktekan di sebuah sekolah bernama
anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Super Camp. Penggagasnya adalah seorang
Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan wanita kelahiran Amerika bernama Bobbi
usaha untuk membekali siswa dengan DePorter. Meskipun dinamakan
pengetahuan dan kemampuan dasar pembelajaran kuantum, falsafah dan
berkenaan dengan hubungan antarwarga metodologi pembelajaran kuantum tidaklah
dengan negara serta pendidikan diturunkan atau ditransformasikan secara
pendahuluan bela negara agar menjadi langsung dari fisika kuantum. Tidak pula
warga negara yang dapat diandalkan oleh ditransformasikan dari prinsip-prinsip dan
bangsa dan negara. pandangan-pandangan utama fisika
Hasil belajar PKn di kelas IV SD kuantum yang dikemukakan oleh Albert
Negeri 19 Balik Alam yang penulis asuh, Einstein, seorang tokoh terdepan fisika
pada umumnya pembelajaran PKn di kelas kuantum. Dalam fisika kuantum, istilah
dilakukan texs book oriented metode kuantum memang diberi konsep perubahan
ceramah (konvensional) dengan energi menjadi cahaya selain diyakini
keterlibatan siswa yang sangat minim adanya ketakteraturan dan indeterminisme
sehingga hasil belajar siswa tergolong alam semesta. Sementara itu, dalam
rendah. Hal ini terlihat dari hasil nilai pandangan DePorter, istilah kuantum
ulangan harian (UH), dari 26 orang siswa bermakna “interaksi-interaksi yang
hanya 12 orang siswa (46,15%) yang mengubah energi menjadi cahaya” dan
mencapai KKM yang telah ditetapakan istilah pembelajaran kuantum bermakna
sekolah yaitu 70, dan sisanya 14 orang “interaksi-teraksi yang mengubah energi
siswa (53,84%) yang tidak mencapai KKM, menjadi cahaya karena semua kehidupan
dengan nilai rata-rata kelas 70. adalah energi”. DePorter mengaplikasikan
Berdasarkan latar belakang yang hal ini dalam kegiatan pembelajaran. Beliau
dipaparkan tersebut maka peneliti menyatakan bahwa sebagai pelajar, belajar
melakukan penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meraih sebanyak mungkin
dengan judul “Penerapan Model Quantum pencerahan, interaksi, hubungan, dan
Teaching untuk Meningkatkan Hasil inspirasi.
Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 19 Menurut DePorter (2010) Quantum
Balik Alam Kecamatan Mandau”. Teaching adalah pengubahan bermacam-
Arti kata Quantum pada awalnya macam interaksi yang ada di dalam dan di
digunakan untuk hal-hal yang berhubungan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi
dengan kimia dan fisika. Mengikuti ini mencakup unsur-unsur untuk belajar
perkembangan bahasa, penggunaan kata efektif yang mempengaruhi kesuksesan
Quantum juga berhubungan dengan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah
beberapa hal lainnya seperti industri, kemampuan dan bakat alamiah siswa
pengajaran, dan lain sebagainya. Dalam menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi
bidang pendidikan pengajaran definisi mereka sendiri dan bagi orang lain. Dari
Quantum dalam pengajaran dikenal dengan penjelasan di atas mengenai model belajar
Quantum Teaching yang berarti suatu Quantum Teaching, dapat disimpulkan
model pembelajaran yang mengubah bahwa model pembelajaran Quantum
belajar yang meriah dengan segala Teaching merupakan model pembelajaran
nuansanya, juga menyertakan segala kaitan, yang mengedepankan interaksi pada proses
interaksi, dan perbedaan yang pembelajaran dan menekankan kerjasama
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
463
antara siswa dan guru untuk mencapai laki dan 12 orang siswa perempuan.
tujuan bersama. Instumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah perangkat pembelajaran yang
terdiri dari silabus, RPP, dan LKS,
METODE PENELITIAN kemudian instrumen pengumpul data yang
Penelitian ini dilakukan di SD terdiri dari lembar pengamatan aktivitas
Negeri 19 Balik Alam, Kecamatan Mandau. guru dan siswa, dan tes hasil belajar PKn.
Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Untuk mengumpulkan data tentang proses
Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu pembelajaran dan hasil belajar PKn siswa
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas digunakan teknik pengumpulan data.
dengan tujuan untuk meningkatkan mutu Teknik pengumpulan data tentang proses
praktik pembelajaran. Menurut Arikunto pembelajaran digunakan teknik
(2009) PTK adalah suatu pencermatan pengamatan, dan penilaian tes tertulis.
terhadap kegiatan yang berupa sebuah Teknik pengumpulan data tentang hasil
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan belajar PKn digunakan teknik penilaian tes
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. tertulis. Untuk menganalisis data penelitian
Dalam penelitian ini tindakan yang dilakukan dengan analisis deskriptif.
dilakukan peneliti adalah menerapkan 1. Analisis Data Aktifitas Guru dan Siswa
Model Quantum Teaching dalam Aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran PKn. Penelitian dilaksakan kegiatan belajar mengajar dibukukan pada
dalam dua siklus. Pada siklus pertama akan observasi dengan rumus:
dilakukan tindakan yang sesuai dengan NR= x 100 % (KTSP dalam
penerapan model Quantum Teaching, dan
Syahrilfuddin, 2011)
di akhir siklus dilakukan ulangan harian I.
Keterangan :
Pada siklus kedua dilakukan berdasarkan
NR = Persentase rata-rata aktivitas guru/
hasil (refleksi) dari siklus pertama, dan di
siswa
akhir siklus dilakukan ulangan harian II.
JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan
Subjek penelitian ini adalah siswa
SM = Skor maksimal yang didapat dari
kelas IV SD Negeri 19 Balik Alam
aktivitas guru/ siswa
Kecamatan Mandau, dengan jumlah siswa
26 orang, yang terdiri dari 14 orang laki-
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
464
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
465
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
466
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
467
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
468
hasil belajar PKn siswa dalam dua siklus teaching, yang dilakukan selama 4 kali
selama penerapan model pembelajaran pertemuan.
Quantum Teaching.
1. Aktivitas Guru dan Siswa a. Aktivitas Guru
Aktivitas guru dan siswa selama Aktivitas guru diamati oleh seorang
proses pembelajaran berlangsung observer yang dilakukan secara bersamaan
dilaksanakan oleh seorang observer dengan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
mengunakan lembar pengamatan sesuai dengan menggunakan lembar aktivitas
dengan model pembelajaran Quantum guru. Data aktivitas guru pada siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Persentase Aktivitas Guru pada Setiap Pertemuan (Siklus I dan Siklus II)
Siklus Pertemuan Jumlah % Kategori Persentase persiklus
I Pertemuan I 14 58,33% Cukup
66,66%
Pertemuan 2 18 75% Baik
II Pertemuan I 20 83,33% Amat Baik
85,4%
Pertemuan 2 21 87,5% Amat Baik
Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa ini diperoleh aktivitas guru dengan skor 21
pertemuan pertama siklus I aktivitas guru dengan rata-rata 3,5 persentase 87,5%
mendapat skor 14 dengan rata-rata 2,3 kategori amat baik.
persentase 58,33% di kategorikan cukup. b. Aktivitas Siswa
Pertemuan kedua siklus I aktivitas guru Aktivitas siswa diamati oleh
dengan skor 18 dengan rata-rata 3,0 seorang observer yang dilakukan secara
persentase 75% di kategorikan baik. bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
Dilanjutkan dengan pertemuan keempat pembelajaran dengan menggunakan lembar
siklus II, aktivitas guru pada pertemuan ini aktivitas siswa. Data aktivitas siswa pada
diperoleh skor 20 dengan rata-rata 3,3 siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel
persentase 83,33% kategori amat baik, berikut.
sedangkan pertemuan kelima pada siklus II
Tabel 3. Persentase Aktivitas Siswa pada Setiap Pertemuan (Siklus I dan Siklus II)
Siklus Pertemuan Jumlah % Kategori Persentase Persiklus
I Pertemuan I 12 50% Cukup
56,25%
Pertemuan 2 15 62,5% Cukup
II Pertemuan I 20 83,33% Amat Baik
87,49%
Pertemuan 2 22 91,6% Amat Baik
Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa diperoleh skor 20 dengan rata-rata 3,3
pertemuan pertama siklus I aktivitas siswa persentase 83,33% kategori amat baik.
mendapat skor 12 dengan rata-rata 2,0 Sedangkan pertemuan kelima pada siklus II
persentase 50% di kategorikan cukup. ini diperoleh aktivitas guru dengan skor 22
Pertemuan kedua siklus I aktivitas siswa dengan rata-rata 3,6 persentase 91,6%
dengan skor 15 dengan rata-rata 2,5 kategori amat baik.
persentase 62,50% di kategorikan baik. 2. Hasil Belajar PKn
Dilanjutkan dengan pertemuan keempat Hasil belajar PKn siswa kelas IV SD
siklus II, aktivitas siswa pada pertemuan ini Negeri 19 Balik Alam pada siklus I dan
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
469
Dari tabel di atas dapat dilihat dari skor dasar dengan persentase
bahwa siswa yang tuntas secara individu ketuntasan73,07% meningkat dengan
dan persentase ketuntasan secara klasikal kategori tidak tuntas. Hal ini disebabkan
meningkat dari skor dasar, ulangan harian I, karena siswa belum terbiasa dengan model
ulangan harian II. Pada siklus I jumlah pembelajaran Quantum Teaching karena
siswa yang tuntas 19 meningkat 7 orang sebelumnya mereka masih pembelajaran
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
470
masih terpusat pada guru. Pada siklus II siklus II aktivitas siswa juga meningkat
jumlah siswa yang tuntas 22 orang sebesar 83,33% hal ini bisa dilihat siswa
meningkat 10 orang jika dibandingkan sudah mulai memahami langkah-langkah
dengan skor dasar. Persentase klasikal pada model pembelajaran Quantum Teaching
siklus II adalah 84,61% dan dikatan tuntas dan sudah bisa bekerjasama dengan
secara klasikal. Pada siklus II ini dikatakan temannya. Pertemuan kelima siklus II
tuntas secara klasikal hal ini disebabkan aktivitas siswa menjadi 91,6% dengan
karna siswa sudah memahami materi kategori amat baik karena siswa sudah
pembelajaran yang diajarkan melalui memahami dan sudah terbiasa dengan
penerapan model pembelajaran Quantum model pembelajaran Quantum Teaching
Teaching. sehingga aktivitas siswa lebih baik jika
Hasil analisis data dapat diperoleh dibandingkan dengan pertemuan
data aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil sebelumnya.
belajar siswa melalui ulangan harian Hasil belajar siswa berdasarkan
disetiap akhir siklus mengalami pengolahan data yang telah dilaksanakan
peningkatan dengan penerapan model mengalami peningkatan, diperoleh fakta
pembelajaran Quantum Teaching. Aktivitas bahwa sebelum dilakukan tindakan dan
guru melalui penerapan model sesudah dilakukan tindakan didapatkan
pembelajaran Quantum Teaching pada perubahan rata-rata hasil belajar siswa dari
siswa kelas IV SD 19 Balik Alam setiap siklus. Hal ini bisa dilihat dari skor
meningkat disetiap pertemuan. Hal ini dasar dengan dengan rata-rata kelas 66,23
dapat dilihat dari persentase aktivitas guru dan setelah dilakukan tindakan dengan
pada pertemuan pertama adalah 58,33% penerapan model pembelajaran Quantum
dengan kategori cukup. Pertemuan kedua Teaching hasil belajar siswa mengalami
persentase aktivitas guru meningkat 75% peningkatan dengan rata-rata kelas pada
karena guru sudah mulai bisa siklus I yaitu 72,11 meningkat dari skor
mengorganisasikan siswa ke dalam dasar sebesar 5,88 dengan persentase
kelompok dan membimbing siswa ketika peningkatan sebesar 8,87%. Siklus II hasil
diskusi kelompok berlangsung. Pada siklus belajar siswa juga mengalami peningkatan
II pertemuan keempat aktivitas guru dengan rata-rata kelas 77,60 mengalami
meningkat menjadi 83,33% karena guru peningkatan sebesar 11,37 dengan
sudah bisa dalam penerapan langkah- persentase peningkatan sebesar 17,16%.
langkah dalam pembelajaran model Berdasarkan data tersebut dapat dilihat
pembelajaran Quantum Teaching. peningkatan ini terjadi karena adanya
Pertemuan kelima siklus II aktivitas guru refleksi yang dilakukan disetiap akhir siklus
meningkat menjadi 87,5% dengan kategori dan siswa sudah terbiasa dengan penerapan
amat baik. Aktivitas siswa setelah model pembelajaran Quantum Teaching.
penerapan model pembelajaran Quantum Peningkatan hasil belajar ini juga tidak
Teaching mengalami peningkatan disetiap terlepas dari peran guru dalam penguasaan
pertemuan. Hal ini bisa dilihat dengan pembelajaran.
pertemuan pertama siklus I aktivitas siswa Peningkatan hasil belajar yang
50% . Pertemuan kedua siklus I aktivitas didapatkan setelah dilakukan penelitian ini
siswa meningkat menjadi 62,50% pada dikarena pembelajaran tidak terpusat pada
pertemuan kedua ini siswa sudah mulai guru akan tetapi pembelajaran sudah
menanggapi apersepsi yang disampaikan terpusat pada siswa sementara guru hanya
oleh guru walaupun masih ada juga siswa berperan sebagai fasilitator dan motivator
yang kurang aktif. Pertemuan keempat dan interaksi antar siswa sudah mulai
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
471
terjalin dengan baik. Dengan demikian orang siswa yang tidak tuntas.
siswa lebih aktif dalam pembelajaran Sedangkan pada siklus II ketuntasan
individu dan klasikal siswa adalah
84,61% terdiri dari 22 orang siswa yang
SIMPULAN DAN REKOMENDASI tuntas dan 4 orang siswa yang tidak
Berdasarkan hasil analisis data pada tuntas.
bab sebelumnya maka penerapan model Berdasarkan hasil penelitian yang
pembelajaran Quantum Teaching dapat telah diuraikan di atas, peneliti
meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas menyarankan beberapa hal yang
IV SD Negeri 19 Balik Alam. Ini dapat berhubungan dengan penerapan model
dilihat dari data sebagai berikut: pembelajaran Quantum Teaching dalam
1. Penerapan model pembelajaran Quantum pembelajaran PKn yaitu:
teaching dapat meningkatkan aktivitas 1. Penerapan model pembelajaran Quantum
guru pada siklus I pertemuan pertama Teaching dapat menjadi salah satu
58,33% pada pertemuan kedua alternatif dalam pembelajaran PKn di
mengalami peningkatan 75%, siklus II sekolah-sekolah sehingga dapat
pada pertemuan keempat 83,33% meningkatkan hasil belajar PKn pada
kembali meningkat pada pertemuan umumnya dan meningkatkan mutu
kelima 87,5%. Persentase aktivitas siswa pendidikan PKn khususnya.
pada siklus I pertemuan pertama 50% 2. Kepada guru yang akan menerapkan
pada pertemuan kedua mengalami model pembelajaran Quantum Teaching
peningkatan 62,50%, siklus II pada sebaiknya bisa memahami langkah-
pertemuan keempat 83,33% kembali langkah model pembelajaran Quantum
meningkat pada pertemuan kelima Teaching sebelum diterapkan pada
91,6%. peserta didik agar dalam proses
2. Penerapan model pembelajaran Quantum pembelajaran dapat berlangsung dengan
teaching dapat meningkatkan rata-rata baik.
hasil belajar siswa pada skor dasar
adalah 66,23 dan setelah dilakukukan
tindakan, hasil belajar siswa mengalami DAFTAR PUSTAKA
peningkatan dengan rata-rata kelas pada Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian
siklus I yaitu 72,11 meningkat dari skor Tindakan Kelas untuk Guru SD,
dasar sebesar 5,88 dengan persentase SLB, dan TK. Bandung: Yrama
peningkatan sebesar 8,87%. Siklus II Widya
hasil belajar siswa juga mengalami Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian
peningkatan dengan rata-rata kelas 77,60 Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi
mengalami peningkatan sebesar 11,37 Aksara
dengan persentase peningkatan sebesar DePorter, B. 2010. Quantum Teaching.
17,11%. Ketuntasan klasikal pada skor Bandung. Kaifa
dasar sebelum dilakukan penelitian Syahrilfuddin. 2011. Penelitian Tindakan
adalah 46,15% terdiri dari 12 orang Kelas. Pekanbaru. UNRI Press
siswa yang tuntas dan 14 orang siswa Trianto. 2009. Mendesain Model
yang tidak tuntas. Pada siklus I terjadi Pembelajaran Inovativ–Progresif.
peningkatan ketuntasan individu dan Kencana Prenada. Jakarta. Media
klasikal siswa menjadi 73,07% terdiri Grop
dari 19 orang siswa yang tuntas dan 7
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |