Sei sulla pagina 1di 13

Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni Vol.2, No.

2, Oktober 2017
c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387

PEMBELAJARAN SENI PENCAK SILAT TERHADAP


PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI ANAK
TUNAGRAHITA SEDANG
(Studi Eksperimen Terhadap Siswa tunagrahita Di SKh X
Kota Serang)

Toni Yudha Pratama


FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: toniyudha@untirta.ac.id

Abstrak : children with Intellectual Disability, physical condition is almost no different


from other normal children, as well as with the development of motion and health
conditions. But for moderate tunagrahita children, many health and physical problems
are constrained by Mosier, Grossman and Dingman, 1965, Barlow, 1978, Patton; 1986
in Delphie (2005: 30) 'that they have impaired developmental motion, abnormal growth
rate, sensory impairment especially on vision and hearing perception'. In addition,
according to Martasuta (1983: 4), the 'tunagrahita child exhibits a lack of self-image and
self-concept, and shows a number below normal in terms of size, strength, coordination,
balance, and speed'. Thus, the child's tunagrahita is in dire need of fostering motion
activity in an effort to improve motion skills as well as physical fitness. Research method
is a scientific way used by researchers to obtain data and collection of research results
with a specific purpose and usefulness. The method used in this research is experimental
method. Experimental research is a systematic, logical and thorough research in
controlling conditions. discussion, there is an increase level of physical fitness of children
tunagrahita are aged 12 years and above after being given treatment in the form of
pencak silat training for 6 weeks with one week three times the exercise for 20-30
minutes. From the calculation results using Wilcoxon marked rank test, obtained Thit = 0
and T table 0 or T arithmetic 0 ≤ T table 0. This indicates that the practice of pencak silat
regularly and directionally has an effect on the level of physical fitness of children
tunagrahita being age 12 years up at SKh X Kota Serang.

Keywords : Pencak Silat art, Physical Fitnes, Tunagrahita medium

Anak-anak dengan hambatan Intelektual, kondisi fisiknya hampir tidak berbeda dengan
anak normal lainnya, begitu juga dengan perkembangan gerak dan kondisi kesehatan.
Tapi untuk anak-anak tunagrahita moderat, banyak masalah kesehatan dan fisik dibatasi
oleh Mosier, Grossman dan Dingman, 1965, Barlow, 1978, Patton; 1986 di Delphie
(2005: 30) 'bahwa mereka mengalami gangguan gerak perkembangan, tingkat
pertumbuhan abnormal, gangguan sensorik terutama pada persepsi penglihatan dan
pendengaran'. Selain itu, menurut Martasuta (1983: 4), 'anak tunagrahita menunjukkan
kurangnya citra diri dan konsep diri, dan menunjukkan angka di bawah normal dalam hal
ukuran, kekuatan, koordinasi, keseimbangan, dan kecepatan'. Dengan demikian,
tunagrahita anak sangat membutuhkan aktivitas gerak menumbuhkan dalam upaya
meningkatkan kemampuan gerak serta kebugaran fisik. Metode penelitian adalah cara

183
184 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.2, No.2, Oktober 2017 : 165-184

ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dan pengumpulan hasil
penelitian dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang sistematis,
logis dan menyeluruh dalam mengendalikan kondisi. Diskusi, ada peningkatan tingkat
kebugaran jasmani anak tunagrahita yang berusia 12 tahun ke atas setelah diberi
pengobatan dalam bentuk pelatihan pencak silat selama 6 minggu dengan satu minggu
tiga kali latihan selama 20-30 menit. Dari hasil perhitungan menggunakan uji rank
Wilcoxon ditandai, diperoleh Thit = 0 dan T tabel 0 atau T hitung 0 ≤ T tabel 0. Hal ini
mengindikasikan bahwa praktik pencak silat secara teratur dan terarah berpengaruh
terhadap tingkat kebugaran fisik anak tunagrahita. berusia 12 tahun ke atas di SKh X
Kota Serang.

Kata Kunci : Seni Pencak Silat, Kebugaran Jasmani, Tunagrahita Sedang

PENDAHULUAN Bagi anak tunagrahita ringan,


kondisi fisik hampir tidak berbeda
Perkembangan motorik,
dengan anak normal lainnya,
kognitif, sensori, emosi, maupun
begitupun dengan perkembangan
sosial merupakan perkembangan
gerak dan kondisi kesehatannya.
yang akan dialami oleh semua anak,
Tetapi bagi anak tunagrahita sedang,
begitupun dengan anak tunagrahita,
permasalahan kesehatan dan fisik
dimana perkembangan menurut
banyak mengalami kendala
Chaplin (2002) dalam Desmita
sebagaimana yang dikemukakan oleh
(2005:4) bahwa :
Mosier, Grossman dan Dingman,
Salah satu perkembangan penting
1965, Barlow, 1978, Patton; 1986
yang harus dilewati oleh anak yaitu
dalam Delphie (2005:30) ‘bahwa
perkembangan motorik atau
mereka memiliki hambatan
perkembangan gerak. Gerak
perkembangan gerak, tingkat
merupakan suatu hal yang sangat
pertumbuhan yang tidak normal,
penting bagi kehidupan manusia,
kecacatan sensori khususnya pada
karena disetiap aktivitas yang
persepsi penglihatan dan
dilakukan oleh manusia melibatkan
pendengaran’. Selain itu, menurut
gerak seperti berjalan, berlari dan
Martasuta (1983 : 4), ‘anak
sebagainya.
tunagrahita menunjukkan
kekurangan gambaran diri dan
c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
Pembelajaran Seni Pencak Silat Terhadap Peningkatan (Toni Yudha Pratama) 185

konsep diri, dan menunjukkan angka Kegiatan olahraga merupakan


dibawah normal dalam hal ukuran salah satu cara untuk mencegah
kekuatan, tenaga, keaktifan kurangnya aktivitas gerak pada
koordinasi, keseimbangan, dan seseorang, tetapi kegiatan olahraga
kecepatan’. Dengan begitu, anak harus dilakukan secara teratur dan
tunagrahita sedang sangat terarah agar dapat menghasilkan
membutuhkan pembinaan aktivitas manfaat berupa kesehatan dan
gerak dalam upaya meningkatkan kebugaran tubuh. Olahraga adalah
keterampilan gerak serta kebugaran serangkaian gerak raga yang teratur
jasmaninya. dan terencana untuk memelihara
Begitu pentingnya aktivitas gerak (yang berarti mempertahankan
gerak yang harus dimiliki oleh hidup) dan meningkatkan
seseorang, khususnya anak kemampuan gerak (yang berarti
tunagrahita. Tetapi dewasa ini, meningkatkan kualitas hidup).
semakin meningkat usia, aktivitas Menurut Edward, Supandi (1992)
anak-anak semakin berkurang. dalam Rahman (1994) manfaat
Tuntutan belajar yang sangat besar olahraga adalah,
disekolah, membuat mereka Menurut Tarigan, B (2008:
memiliki ruang gerak yang sangat 42), “olahraga yang cocok bagi anak
terbatas. Dengan lingkungan belajar tunagrahita adalah olahraga yang
yang dibatasi empat sisi dinding sifatnya non kompetitif. Dalam
semakin membatasi ruang gerak setiap aktivitas lebih banyak
mereka. Ditambah lagi aktivitas ditekankan pada permainan yang
dirumah yang juga mendukung pada dapat menimbulkan kesenangan dan
aktivitas kurang gerak seperti memperkecil aktivitas yang bersifat
kesenangan menonton televisi atau kompetitif”. Salah satu jenis olahraga
bermain game. Kondisi tersebut juga yang dapat dilakukan tanpa aktivitas
penulis temukan dilapangan yang yang bersifat kompetitif serta dapat
menggambarkan kondisi anak membantu meningkatkan kebugaran
tunagrahita sedang baik di sekolah jasmani adalah olahraga pencak silat.
maupun di rumah. Pencak silat menurut Gunawan A, G

c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
186 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.2, No.2, Oktober 2017 : 183-195

adalah bela diri tradisional Indonesia dalam menigkatkan kebugaran


yang berakar dari budaya Melayu jasmani. Salah satunya adalah
dan bisa ditemukan hampir di dengan melakukan gerakan-gerakan
seluruh wilayah Indonesia. Dimana dasar bela diri. Tarigan, B (2008: 41)
pencak silat sebagai olahraga dapat menambahkan bahwa “anak
membantu di dalam meningkatkan tunagrahita sedang dapat diberikan
kebugaran jasmani. Gerakan-gerakan latihan, terutama latihan
silat melibatkan seluruh anggota keterampilan gerak dasar”. Gerakan-
tubuh seperti tangan, kaki dan badan, gerakan dasar bela diri ini di dalam
sehingga bila dilakukan secara tepat pencak silat terangkum dalam sebuah
dan terarah tidak hanya akan gerakan senam silat yang sangat
membantu meningkatkan kebugaran sederhana tetapi mengandung teknik-
jasmani, tetapi dapat membantu teknik silat secara menyeluruh.
meningkatkan keterampilan gerak Selain itu di dalam gerakan silat
pada seseorang. terdapat gerakan dasar seperti
Akan tetapi seberapa besar lokomotor, gerak manipulatif dan
pengaruh pencak silat terhadap nonlokomotor.
peningkatan kebugaran jasmani pada Penerapan pencak silat
anak tunagrahita sedang belum sebagai salah satu cara peningkatan
pernah diketahui secara pasti dan kebugaran jasmani adalah karena di
jelas, mengingat bahwa anak dalam olahraga pencak silat ikut
tunagrahita sedang memiliki mengembangkan kekuatan
karakteristik yang berbeda dengan (strength), kecepatan (speed),
anak pada umumnya. Tetapi kelincahan (agility), kelentukan
berdasarkan Kurikulum Tingkat (fleksibility). Dimana aspek-aspek
Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut merupakan komponen-
tunagrahita sedang mata pelajaran komponen yang terdapat pada
pendidikan jasmani, olahraga dan kebugaran jasmani. Selain itu seperti
kesehatan menyebutkan dalam yang telah dikemukakan sebelumnya
standar kompetensi bahwa anak bahwa salah satu aspek pencak silat
tunagrahita dapat melakukan latihan adalah aspek olahraga dimana salah

c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
Pembelajaran Seni Pencak Silat Terhadap Peningkatan (Toni Yudha Pratama) 187

satu manfaat dari olahraga bila menigkatkan kesehatan yang salah


dilakukan secara teratur serta terarah satunya adalah kebugaran jasmani.
dapat meningkatkan kebugaran Dengan melihat fenomena yang
jasmani seseorang. terjadi di lapangan, seperti
Dari pemikiran-pemikiran kurangnya aktivitas gerak pada anak,
tersebut maka peneliti ingin maka hal tersebut mengakibatkan
mengetahui sebesar apakah pengaruh penurunan keterampilan gerak pada
latihan pencak silat dalam anak tunagrahita serta tingkat
menigkatkan kebugaran jasmani kebugaran jasmaninya. Padahal
anak tunagrahita, khususnya anak mereka sangat membutuhkan tingkat
tunagrahita sedang dalam upaya kebugaran jasmani yang baik untuk
memelihara kesehatan agar mereka dapat melakukan segala aktivitasnya
mampu beraktivitas serta dalam upaya mengembangkan
mengembangkan potensinya dengan potensi dirinya dengan lebih baik.
baik dan efisien. Banyak hal yang dapat
dilakukan dalam upaya
a. Identifikasi Masalah meningkatkan kebugaran jasmani.
Diantaranya adalah melakukan
Di dalam penelitian ini, peneliti
olahraga secara teratur dan terarah.
ingin meneliti berbagai permasalahan
Olahraga yang dilakukan dapat
yang dialami oleh anak tunagrahita,
berupa senam, bela diri, atletik dan
khususnya pada anak tunagrahita
lain sebagainya. Dari permasalahan
sedang. Adapaun masalah-masalah
tersebut maka perlu dilakukan
yang ingin diteliti adalah
penelitian tentang pengaruh pencak
menyangkut perkembangan gerak
silat terhadap tingkat kebugaran
yang dilewati oleh anak tunagrahita,
jasmani anak tunagrahita sedang di
serta hal-hal yang berkaitan denagan
sekolah.
kondisi fisiknya, sehingga mereka
membutuhkan suatu latihan gerak
dalam upaya meningkatkan b. Batasan Masalah

keterampilan geraknya serta Penelitian ini memiliki beberapa


batasan agar penelitian tidak
c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
188 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.2, No.2, Oktober 2017 : 183-195

melebar. Batasan-batasan masalah peneliti memiliki sasaran yang jelas,


tersebut adalah sebagai berikut : peneliti merumuskan masalah
1. Subjek yang diteliti sebagai berikut :
difokuskan pada anak “ Apakah pencak silat berpengaruh
tunagrahita sedang. terhadap tingkat kebugaran jasmani
2. Penelitian ini menerapkan anak tunagrahita sedang di SKh X
pencak silat dalam upaya Kota Serang “
meningkatkan tingkat
kebugaran jasmani. d. Hipotesis

Hipotesis yang peneliti ajukan


c. Rumusan Masalah yaitu : “Pencak silat berpengaruh
Berdasarkan hal-hal yang telah terhadap tingkat kebugaran jasmani
dipaparkan sebelumya, dan agar anak tunagrahita sedang.“

e. Kerangka Berfikir

Hambatan anak tunagrahita sedang salah Kurangnya motivasi anak Tingkat kebugaran
satunya adalah kurangnya keterampilan dalam bermain, belajar jasmani rendah
gerak dan kesehatan fisik. dan bergerak

Latihan gerak dan fisik melalui


olahraga pencak silat

Meningkatkan kebugaran jasmani yang diukur dengan tes


ACSPFT yang didalamnya memuat potensi fisik yang
dikembangkan dalam olahraga pencak silat yaitu kekuatan,
kelentukan, kecepatan, keseimbangan dan daya tahan

Agar anak dapat :


1. Mempertahankan kesehatannya
2. Memiliki pengalaman gerak yang baik
3. Melakukan aktivitas belajar dan bermain seperti anak pada umumnya
tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan

Dapat melakukan segala aktivitasnya


sehari-hari dengan lebih efektif dan
efisien

Gambar 1. Kerangka Berfikir

c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
Pembelajaran Seni Pencak Silat Terhadap Peningkatan (Toni Yudha Pratama) 189

METODE PENELITIAN kebugaran jasmani anak tunagrahita


sedang.
Metode penelitian merupakan
cara ilmiah yang digunakan oleh
peneliti untuk memperoleh data dan a. Desain Penelitian
Desain eksperimen yang
pengumpulan hasil penelitian dengan
digunakan dalam penelitian ini yaitu
tujuan dan kegunaan tertentu.
menggunakan desain kelompok
Metode yang digunakan
tunggal dengan pretest-posttest.
dalam penelitian ini adalah metode
Desain ini memiliki hasil yang lebih
eksperimen. Penelitian eksperimen
akurat karena membandingkan
merupakan penelitian yang
keadaan sebelum diberikan
sistematis, logis dan teliti didalam
perlakuan dan sesudah diberikan
melakukan kontrol terhadap kondisi.
perlakuan. Selain itu penelitian
Suharsimi Arikunto (2006:3)
desain ini dilakukan karena jumlah
mengemukakan eksperimen sebagai
subjek yang sangat terbatas.
berikut:
“Eksperimen adalah suatu Dalam hal ini terdapat suatu
cara untuk mencari hubungan kelompok subjek penelitian yang
sebab akibat (hubungan
kausal) antara dua faktor diberi tes awal (pre tes) untuk
yang sengaja ditimbulkan mengetahui kondisi awal sebelum
oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mendapat perlakuan (O1),
mengurangi atau menyisihkan selanjutnya subjek penelitian
faktor-faktor lain yang bisa
mengganggu. Eksperimen mendapat perlakuan (X). Setelah
selalu dilakukan dengan mendapatkan perlakuan selanjutnya
maksud untuk melihat akibat
dari suatu perlakuan.” subjek penelitan diberikan tes akhir
(post tes) untuk mengetahui akibat
Dari pernyataan diatas maka
atau pengaruh dari perlakuan yang
kondisi yang diberikan pada subjek
telah dberikan (O2). Pola desain
penelitian adalah latihan pencak silat
eksperimennya adalah sebagai
dalam upaya meningkatkan
berikut :

c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
190 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.2, No.2, Oktober 2017 : 183-195

Sugiyono (2007:118)
O1 x O2 mengartikan sampel penelitian
merupakan bagian dari jumlah
Gambar 2. Desain Penelitian
dan karakteristik yang dimiliki
Keterangan:
oleh populasi tersebut. Yang
O1 : Tes awal (pre tes)
sebelum subjek mendapat menjadi sampel dalam penelitian
perlakuan
ini adalah anak tunagrahita
X : Perlakuan (Treatment)
O2 : Tes akhir (post tes) sedang usia 12 tahun keatas di
setelah subjek mendapatkan
SKh X Kota Serang sebanyak
perlakuan
enam orang yang terdiri dari dua
b. Populasi dan Sampel Penelitian
perempuan dan empat laki-laki.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini Tabel 1
Daftar Subjek Penelitian
dilaksanakan di SKh X Kota
Serang Nama Jenis
No Usia
Anak Kelamin
2. Populasi
Populasi adalah wilayah 1 OKY L 12 tahun

generalisasi yang terdiri atas 2 AND L 14 tahun

objek atau subjek yang 3 DED L 12 tahun


mempunyai kualitas dan 4 FDL L 12 tahun
karakteristik tertentu yang
5 CNT P 19 tahun
ditetapkan oleh peneliti untuk
6 NON P 14 tahun
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono
HASIL PENELITIAN
2007:117).
Dari hal tersebut, maka populasi Hasil penelitian pengaruh

yang digunakan dalam penelitian pencak silat terhadap tingkat

ini adalah siswa siswi tunagrahita kebugaran jasmani anak tunagrahita

sedang di SKh X Kota Serang sedang usia 12 tahun keatas

dengan usia 12 tahun keatas. menghasilkan hipotesis yaitu :

3. Sampel Penelitian

c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
Pembelajaran Seni Pencak Silat Terhadap Peningkatan (Toni Yudha Pratama) 191

“ dengan latihan pencak silat 1. Siswa OKY (laki-laki)


berpengaruh terhadap tingkat memperoleh nilai T 328
kebugaran jasmani anak tunagrahita 2. Siswa AND (laki-laki)
sedang”. Hal tersebut dapat memperoleh nilai T 289
dijelaskan sebagai berikut : 3. Siswa DED (laki-laki)
Hasil pengolahan data tentang memperoleh nilai T 328
tingkat kebugaran jasmani pada saat 4. Siswa FDL (laki-laki)
pretes diperoleh angka sebagai memperoleh nilai T 331
berikut : 5. Siswa NTS (perempuan)
1. Siswa OKY (laki-laki) memperoleh nilai T 286
memperoleh nilai T 236 6. Siswa CNT (perempuan)
2. Siswa AND (laki-laki) memperoleh nilai T 291
memperoleh nilai T 213
Jika melihat dari kenaikan
3. Siswa DED (laki-laki)
skor setiap siswa dari hasil pretest
memperoleh nilai T 251
dan posttest dapat dijelaskan sebagai
4. Siswa FDL (laki-laki)
berikut :
memperoleh nilai T 267
1. Siswa OKY (laki-laki)
5. Siswa NTS (perempuan)
memperoleh nilai T 236 pada
memperoleh nilai T 199
pretest dan T 328 pada posttest,
6. Siswa CNT (perempuan)
kenaikan skor pada posttest
memperoleh nilai T 208
sebesar 92 point. Kategori tingkat
Semua nilai T siswa kebugaran jasmaninya meningkat
menunjukkan kategori kebugaran dari Kurang Sekali (KS) menjadi
jasmani KURANG SEKALI, baik Sedang (S).
pada siswa laki-laki maupun Peningkatan skor bila dilihat dari
perempuan. Sedangkan hasil setiap butir tes kebugaran jasmani
pengolahan data tingkat kebugaran dapat di jelaskan sebagai berikut :
jasmani pada saat posttest diperoleh a. Aspek kecepatan pada tes lari
angka sebagai berikut : cepat 50 meter mengalami
peningkatan skor dari 9.4

c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
192 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.2, No.2, Oktober 2017 : 183-195

detik menjadi 8.0 detik pada mengalami peningkatan skor


saat post tes. Skor tersebut dari 15 menjadi 17 pada saat
meningkat 4 detik dan post tes. Skor tersebut
meningkat 16 poin pada meningkat dua poin dan
kategori nilai T. meningkat empat poin pada
b. Aspek daya ledak pada tes kategori nilai T.
lompat jauh tanpa awalan f. Aspek kelentukan pada tes
mengalami peningkatan skor lentuk togok kemuka
dari 114 menjadi 122 pada mengalami peningkatan skor
saat post tes. Skor tersebut dari +1 menjadi +3 pada saat
meningkat delapan poin dan post tes. Skor tersebut
meningkat tiga poin pada meningkat dua poin dan
kategori nilai T. meningkat empat poin pada
c. Aspek kelincahan otot lengan kategori nilai T.
pada tes bergantung angkat g. Aspek daya tahan aerobik
badan mengalami peningkatan pada tes lari jauh 1000 meter
skor dari nol menjadi dua pada mengalami peningkatan skor
saat post tes. Skor tersebut dari 7.14.0 menit menjadi
meningkat dua poin dan 4.07.4. skor tersebut
meningkat sembilan poin pada meningkat 3.07.04 menit pada
kategori nilai T. saat post tes dan meningkat 42
d. Aspek kelincahan pada tes lari poin pada kategori nilai T.
hilir mudik 4 X 10 meter
Semua butir tes pada tes
mengalami peningkatan dari
kebugaran jasmani mengalami
17.2 detik menjadi 13.2 detik
peningkatan. Walaupun pada
pada saat post tes. Skor
beberapa butir tes penambahannya
tersebut meningkat empat
tidak menunjukkan angka yang
detik dan meningkat 14 poin
berarti sekali, tetapi jika dilihat
pada kategori nilai T.
berdasarkan kategori nilai T nampak
e. Aspek kekuatan otot perut
lebih baik.
pada tes baring duduk 30 detik

c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
Pembelajaran Seni Pencak Silat Terhadap Peningkatan (Toni Yudha Pratama) 193

2. Siswa AND (laki-laki) menjadi dua pada saat post


memperoleh nilai T 213 pada tes. Skor tersebut meningkat
pretest dan T 289 pada post tes, dua poin dan meningkat
kenaikan skor pada post tes sembilan poin pada kategori
sebesar 76 poin. Kategori tingkat nilai T.
kebugaran jasmaninya meningkat d. Aspek kelincahan pada tes
dari Kurang Sekali (KS) menjadi lari hilir mudik 4 X 10 meter
Kurang (K). mengalami peningkatan dari
Peningkatan skor bila dilihat dari 15.9 detik menjadi 14.4 detik
setiap butir tes kebugaran jasmani pada saat post tes. Skor
dapat di jelaskan sebagai berikut : tersebut meningkat 1.5 detik
a. Aspek kecepatan pada tes lari dan meningkat tujuh poin
cepat 50 meter mengalami pada kategori nilai T.
peningkatan skor dari 11.5 e. Aspek kekuatan otot perut
detik menjadi 9.2 detik pada pada tes baring duduk 30
saat post tes. Skor tersebut detik mengalami peningkatan
meningkat 2.3 detik dan skor dari 10 menjadi 17 pada
meningkat 11 poin pada saat post tes. Skor tersebut
kategori nilai T. meningkat tujuh poin dan
b. Aspek daya ledak pada tes meningkat 12 poin pada
lompat jauh tanpa awalan kategori nilai T.
mengalami peningkatan skor f. Aspek kelentukan pada tes
dari 94 menjadi 120 pada saat lentuk togok kemuka
post tes. Skor tersebut mengalami peningkatan skor
meningkat 26 poin dan dari -1 menjadi +3 pada saat
meningkat lima poin pada post tes. Skor tersebut
kategori nilai T. meningkat empat poin dan
c. Aspek kelincahan otot lengan meningkat enam poin pada
pada tes bergantung angkat kategori nilai T.
badan mengalami g. Aspek daya tahan aerobik
peningkatan skor dari nol pada tes lari jauh 1000 meter

c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
194 Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol.2, No.2, Oktober 2017 : 183-195

mengalami peningkatan skor Hasil tes menunjukkan bahwa


dari 9.12.5 menit menjadi terdapat perbedaan hasil sebelum
5.30.4 skor tersebut diberikan perlakuan dan setelah
meningkat 4.17.6 menit pada diberikan perlakuan. Hasil tes atau
saat post tes dan meningkat skor yang diperoleh siswa sebelum
26 poin pada kategori nilai T. diberikan perlakuan adalah sebagai
berikut :
Semua butir tes pada tes
1. OKY skor 236
kebugaran jasmani mengalami
2. AND skor 213
peningkatan.
3. DED skor 251
4. FDL skor 267
KESIMPULAN
5. NTS skor 199
Berdasarkan hasil penelitian 6. CNT skor 208
dan pembahasan, terdapat
peningkatan tingkat kebugaran CNT meningkat 83 poin
jasmani anak tunagrahita sedang usia Kategori tingkat kebugaran
12 tahun keatas setelah diberikan jasmani meningkat dari kategori
perlakuan berupa latihan pencak silat kurang sekali menjadi kategori
selama 6 minggu dengan waktu satu sedang dan kurang. Bila
minggu tiga kali latihan selama 20 – melihat peningkatan kategori
30 menit. Dari hasil perhitungan tingkat kebugaran jasmani,
menggunakan uji rangking bertanda peningkatannya tidak signifikan,
Wilcoxon, didapat Thit = 0 dan T tetapi sesuai peningkatan skor tes
tabel 0 atau T hitung 0 ≤ T tabel 0. kebugaran jasmani, terdapat
Hal ini menunjukkan bahwa dengan peningkatan yang cukup besar pada
latihan pencak silat secara teratur dan seluruh aspek kebugaran jasmani
terarah mempunyai pengaruh tersebut. Peningkatan yang menonjol
terhadap tingkat kebugaran jasmani pada aspek kebugaran jasmani yaitu
anak tunagrahita sedang usia 12 pada lari cepat 50 meter dan lari jauh
tahun keatas di SKh X Kota Serang. 1000 atau 800 meter. Tes ini
merupakan indikator dari kebugaran

c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387
Pembelajaran Seni Pencak Silat Terhadap Peningkatan (Toni Yudha Pratama) 195

jasmani dalam hal kekuatan dan daya Bandung: Tim Pengajar


Pendidikan Olahraga dan
tahan aerobik . Hal ini di tunjukkan
Kesehatan UPI
pada peningkatan skor yang cukup Hariyadi, S.K. (2003). Teknik Dasar
Pencak Silat Tnding. Jakarta:
besar pada kedua aspek kebugaran
DIAN RAKYAT
jasmani tersebut. Karniawati, I. (2005).
Pengembangan Jurus pada
Ibing Pencak Silat oleh Ibu
DAFTAR PUSTAKA Eem di Paguron Gelar Putra
Domas. Skripsi Sarjana pada
Amin, M. (1995). Pendidikan Anak FPBS UPI bandung: tidak
Tunagrahita. Bandung: diterbitkan
Departemen Pendidikan dan Lala. (2009). Tunagrahita Tidak
Kebudayaan Selalu Idiot. [online].
Arikunto, S. (2006). Prosedur Tersedia.http:
Penelitian Suatu Pendekatan //laraasih.com/pendidikan/tun
Praktek. Jakarta: PT Rineka agrahita-tidak-selalu-idiot-
Cipta lala.[16 Juli 2009]
Astati. (2001). Terapi Musik untuk Lerch, N. (2004). Pencak Silat Tapak
Anak Tunaghrahita. Bandung Suci. [online]. Tersedia :
: CV Pendawa http//www.tapak-
Delphie, B. (2006). Pembelajaran suci.de.index.php?option=co
Anak Berkebutuhan Khusus. m
Bandung: Refika Aditama content&view=article&id=44
Delphie, B. (2006). Pembelajaran &itemid=2&lang=in.[11
Anak Tunagrahita. Bandung: Januari 2004]
Refika Aditama Lutan, R, dkk. (1991). Manusia dan
Delphie, B. (2005). Bimbingan Olahraga. Bandung.
Konseling untuk Perilaku
Non-Adaptif. Bandung:
Pustaka Bani Quraisyi
Downixs (2009). Tes Keterampilan
Olahraga [online]. Tersedia
:http://downixs.wordpress.co
m/2009/11/26/tes-
ketrampilan-olahraga/
[November 26, 2009 ]
Faruq, M.M. (2009). Meningkatkan
Kebugaran Jasmani Melalui
Permainan dan Olahraga
Pencak Silat. Surabaya: PT
Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
Giriwijoyo, S,dkk. (2007). Ilmu
Kesehatan Olahraga.

c-ISSN : 2503-4626
e-ISSN : 2528-2387

Potrebbero piacerti anche