Sei sulla pagina 1di 10

Analisis Kualitatif Bakteri … (Ni Luh Putu Manik Widiyanti dan Ni Putu Ristiati

ANALISIS KUALITATIF BAKTERI KOLIFORM PADA


DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA SINGARAJA BALI

Qualitative Analysis Of Coliform Bacteria At Some Shops Refilled


Drinking Water In Singaraja Bali

Ni Luh Putu Manik Widiyanti*, Ni Putu Ristiati*

Abstract. This work aimed at finding out the quality of refilled drinking water at some shops in Singaraja in
terms of bacteriology, getting information about the sources of the crude water used, and the drinking water
processing procedures followed in the shops. The samples of the refilled drinking water were taken from
three shops, i.e, at Jl.A.Yani (Elita), Satelit (Tirta Alam) and Sukasada (Sinta). The test of availability of
Coliform bacteria was done by using lactose broth nine tubes (series3-3-3) with 9 ml each tube and using
Durham tube in inverse position. The first three tube series were filled with 10 ml water sample, the second
with 1 ml water sample and the third with 0,1 ml water sample. The analysis coliform bacteria in the
laboratory shows that the refilled drinking water from the the three shops did not contain Coliform bacteria (
MPN Coliform/100 cc of sample =0) and MPN index <3. The sources of the crude water used varied. The
two shops used water from tapped water (Elita, Sinta) and the other one used water from Sangga Langit
(Tirta Alam). The two shops used the mixture of ultra violet/UV and ozone (Elita, Tirta Alam) whereas the
other shop only used ultraviolet/UV (Sinta). This reasearch to prove the refilled drinking water at some
shops in Singaraja Bali are meet the standar qualification of Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 and
Dirjen POM Nomor: 037267/B/SK/VII/89.
Key words : Refilled drinking water, Coliform bacteria

PENDAHULUAN (Amerika Serikat) masing-masing 800 dan


640 liter, kota Paris (Perancis) 480 liter, kota
Air adalah materi esensial di dalam
Tokyo (Jepang) 530 liter dan kota Uppsala
kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di
(Swedia) 750 liter per kapita per hari.
dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak
mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan Sejalan dengan kemajuan dan pening-
maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh katan taraf kehidupan, maka jumlah penye-
air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung diaan air selalu meningkat untuk setiap saat.
lebih dari 75% atau di dalam sel hewan ter- Akibatnya kegiatan untuk pengadaan
kandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 sumber-sumber air baru, setiap saat terus di-
juta mil-kubik air yang berada di permukaan lakukan antara lain dengan:
dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 1) Mencari sumber-sumber air baru, baik
0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara berbentuk air tanah, air sungai, air danau.
langsung dapat digunakan untuk kepentingan 2) Mengolah dan menawarkan air laut.
manusia. Karena 97% dari sumber air ter- 3) Mengolah dan menyehatkan kembali
sebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk sumber air kotor yang telah tercemar
salju abadi yang baru dalam kedaan mencair seperti air sungai, air danau.
dapat digunakan.
Masalah pelik yang harus dihadapi
Keperluan sehari-hari terhadap air, ber- dalam masalah mengolah air adalah karena
beda untuk tiap tempat dan untuk tiap ting- semakin meningkat dan tingginya pen-
katan kehidupan. Yang jelas, semakin tinggi cemaran yang memasuki badan air. Pen-
taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah cemaran tersebut dapat berasal dari :
keperluan akan air. 1) Sumber domestik, yang terdiri dari
rumah tangga
Menurut Departemen Kesehatan
2) Sumber non-domestik, yang terdiri dari
(1994), di Indonesia rata-rata keperluan air
kegiatan pabrik, industri, pertanian.
adalah 60 liter per kapita, meliputi : 30 liter
untuk keperluan mandi, 15 liter untuk keper- Menurut Unus Suriawiria (1995),
luan minum dan sisanya untuk keperluan perairan alami memang merupakan habitat
lainnya. Untuk negara-negara yang sudah atau tempat yang sangat parah terkena pence-
maju, ternyata jumlah tersebut sangat tinggi, maran. Sehingga rumus kimia air : H2O,
seperti : untuk kota Chicago dan Los Angeles merupakan rumus kimia air yang hanya
*Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas P-MIPA IKIP Negeri Singaraja 64
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 64 - 73

berlaku untuk air bersih seperti akuades, dinamika keperluan masyarakat terhadap air
akuademin dan sebagainya. Sedang untuk air minum yang bermutu dan aman untuk
alami yang berada di dalam sungai, kolam, dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua
danau, laut dan sumber-sumber lainnya akan depo air minum isi ulang terjamin keamanan
menjadi : H2O ditambah dengan : produknya. Hasil pengujian laboratorium
- Faktor yang bersifat biotik yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan
- Faktor yang bersifat abiotik Makanan (POM) atas kualitas depo air
minum isi ulang di Jakarta (Kompas, 2003)
Faktor-faktor biotik yang terdapat
menunjukkan adanya cemaran mikroba dan
dalam air terdiri dari : bakteria, fungi,
logam berat pada sejumlah contoh.
mikroalgae, protozoa, virus serta sekum-
pulan hewan ataupun tumbuhan air lainnya Berdasarkan Keputusan Menteri
yang tidak termasuk kelompok mikroba. Kesehatan No.1997/2002 tentang Syarat-
Kehadiran mikroba di dalam air mungkin syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum,
akan mendatangkan keuntungan tetapi juga pengawasan mutu air pada depo air minum
akan mendatangkan kerugian. menjadi tugas dan tanggung jawab dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Pengadaan air bersih untuk
kepentingan rumah tangga seperti untuk air Berdasarkan paparan di atas, maka
minum, air mandi, dan sebagainya harus perlu dilakukan uji bakteriologis pada air
memenuhi persyaratan yang sudah minum isi ulang pada depo yang terdapat di
ditentukan peraturan internasional (WHO Kota Singaraja
dan APHA) ataupun peraturan nasional dan
setempat. Dalam hal ini kualitas air bersih di Dalam penelitian ini akan dikaji
Indonesia harus memenuhi persyaratan yang beberapa permasalahan sebagai berikut :
tertuang di dalam Peraturan Menteri a. Apakah terdapat cemaran bakteri
Kesehatan RI No.173/Men.Kes/Per/VIII/77 koliform dalam air minum isi ulang pada
dimana setiap komponen yang depo di kota Singaraja dengan uji
diperkenankan berada di dalamnya harus penduga ( presumtive test )?
sesuai. b. Dari manakah didapatkan sumber air
baku yang dipergunakan pada depo air
Air tawar bersih yang layak minum,
minum isi ulang di kota Singaraja ?
kian langka di perkotaan. Sungai-sungai yang
c. Bagaimanakah pemrosesan air minum
menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai
pada depo air minum isi ulang di kota
macam limbah, mulai dari buangan sampah
Singaraja dilaksanakan ?
organik, rumah tangga hingga limbah
beracun dari industri. Air tanah sudah tidak
TINJAUAN PUSTAKA
aman dijadikan bahan air minum karena telah
terkontaminasi rembesan dari tangki septik
Kelompok kehidupan di dalam air
maupun air permukaan.
Faktor-faktor biotik yang terdapat di
Itulah salah satu alasan mengapa air
dalam air terdiri dari bakteria, fungi,
minum dalam kemasan (AMDK) yang
mikroalgae, protozoa dan virus, serta
disebut-sebut menggunakan air pegunungan
kumpulan hewan ataupun tumbuhan air
banyak dikonsumsi. Namun, harga AMDK
lainnya yang tidak termasuk kelompok
dari berbagai merek yang terus meningkat
mikroba. Kehadiran mikroba di dalam air
membuat konsumen mencari alternatif baru
dapat menguntungkan tetapi juga dapat
yang murah.
merugikan.
Air minum isi ulang menjadi
jawabannya. Air minum yang bisa diperoleh 1) Menguntungkan
di depo-depo itu harganya bisa sepertiga dari a. Banyak plankton, baik fitoplankton
produk air minum dalam kemasan yang ataupun zooplankton merupakan
bermerek. Karena itu banyak rumah tangga makanan utama ikan, sehingga ke-
beralih pada layanan ini. Hal inilah yang hadirannya merupakan tanda ke-
menyebabkan depo-depo air minum isi ulang suburan perairan tersebut. Jenis-jenis
bermunculan. Keberadaan depo air minum isi mikroalgae misalnya : Chlorella,
ulang terus meningkat sejalan dengan

65
Analisis Kualitatif Bakteri … (Ni Luh Putu Manik Widiyanti dan Ni Putu Ristiati

Hydrodyction, Pinnularia, menjadi berbau (bau busuk). Ini


Scenedesmus, Tabellaria. disebabkan oleh adanya bakteri
b. Banyak jenis bakteri atau fungi di belerang misal Thiobacillus yang
dalam badan air berlaku sebagai jasad mempunyai kemampuan mereduksi
”dekomposer”, artinya jasad tersebut senyawa sulfat menjadi H2S.
mempunyai kemampuan untuk meng- e. Badan dan warna air dapat berubah
urai atau merombak senyawa yang menjadi berwarna hijau, biru-hijau atau
berada dalam badan air. Sehingga ke- warna-warna lain yang sesuai dengan
hadirannya dimanfaatkan dalam peng- warna yang dimiliki oleh mikroalgae.
olahan buangan di dalam air secara Bahkan suatu proses yang sering
biologis terjadi pada danau atau kolam yang
c. Pada umumnya mikroalgae besar yang seluruh permukaan airnya
mempunyai klorofil, sehingga dapat ditumbuhi oleh algae yang sangat
melakukan fotosintesis dengan meng- banyak dinamakan blooming. Biasanya
hasilkan oksigen. Di dalam air, jenis mikroalgae yang berperan
kegiatan fotosintesis akan menambah didalamnya adalah Anabaena flos-
jumlah oksigen, sehingga nilai ke- aquae dan Microcystis aerugynosa.
larutan oksigen akan naik/ber-tambah, Dalam keadaan blooming sering terjadi
ini yang diperlukan oleh kehidupan di kasus-kasus :
dalam air. - Ikan mati, terutama yang masih
d. Kehadiran senyawa hasil rombakan kecil yang disebabkan karena
bakteri atau fungi dimanfaatkan oleh jenis-jenis mikroalgae tersebut
jasad pemakai/konsumen. Tanpa dapat menghasilkan toksin yang
adanya jasad pemakai kemungkinan dapat meracuni ikan.
besar akumulasi hasil uraian tersebut - Korosi atau pengkaratan terhadap
dapat mengakibatkan keracunan logam (yang mengandung senyawa
terhadap jasad lain, khususnnya ikan. Fe atau S), karena di dalam massa
mikroalgae penyebab blooming
2) Merugikan
didapatkan pula bakteri Fe atau S
a. Yang paling dikuatirkan, bila di dalam
penghasil asam yang korosif.
badan air terdapat mikroba penyebab
penyakit, seperti : Salmonella Ada pernyataan bahwa air jernih belum
penyebab penyakit tifus/paratifus, tentu bersih. Ini dihubungkan dengan
Shigella penyebab penyakit disentri- keadaan bahwa air, sejak keluar dari mata air,
basiler, Vibrio penyebab penyakit sumur, ternyata sudah mengandung mikroba,
kolera, Entamoeba penyebab disentri- khususnya bakteri atau mikroalgae. Pada air
amuba. yang kotor atau sudah tercemar, misal air
b. Di dalam air juga ditemukan mikroba sungai, air kolam, air danau dan sumber-
penghasil toksin seperti : Clostridium sumber lainnya, disamping akan didapati
yang hidup anaerobik, yang hidup mikroba seperti pada air jernih, juga
aerobik misalnya : Pseudomonas, kelompok mikroba lainnya yang tergolong
Salmonella, Staphyloccus, serta be- penyebab penyakit, penghasil toksin,
berapa jenis mikroalgae seperti penyebab blooming, penyebab korosi,
Anabaena dan Microcystis penyebab deteriorasi, penyebab pencemaran
c. Sering didapatkan warna air bila ini adalah bakteri coli.
disimpan cepat berubah, padahal air
Jenis pengolahan air
tersebut berasal dari air pompa, misal
di daerah permukiman baru yang Proses sanitasi air dapat dilakukan
tadinya persawahan. Ini disebabkan dengan beberapa cara yaitu :
oleh adanya bakteri besi misal 1. Sanitasi air yang paling sederhana dengan
Crenothrix yang mempunyai memanaskan air hingga titik didih.
kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa ferro menjadi ferri. 2. Dengan klorinasi atau pencampuran kaporit
d. Di permukiman baru yang asalnya kedalam air.
persawahan, kalau air pompa disimpan
*Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas P-MIPA IKIP Negeri Singaraja 66
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 64 - 73

Konsentrasi sekitar 2 ppm cukup untuk Penyaringan (filtrasi) dapat dibedakan


membunuh bakteri. Penggunaan kaporit menjadi dua yaitu : 1) filtrasi dengan pasir
akan menimbulkan bau pada air dan untuk dan 2) filtrasi membran. Filtrasi pasir untuk
menghilangkannya diperlukan proses memisahkan partikel berukuran besar (>3
penyaringan dengan media karbon aktif. mikrometer), mikrofiltrasi membran dapat
memisahkan partikel berukuran lebih kecil
3. Penggunaan senyawa perak.
(0,08 mikrometer), ultrafiltrasi dapat me-
Alternatif ini jarang digunakan. Biasanya
misahkan makromolekul, nanofiltrasi dapat
yang digunakan adalah perak nitrat, dengan
memisahkan mikromolekul dan ion-ion
mencampurkannya ke dalam air.
bervalensi dua (misalnya Mg,Ca).Adapun
Penggunaan ini biasanya untuk keadaan
ion-ion dapat dipisahkan dengan membran
memaksa, misalnya tentara pada waktu
”reverses osmosis”. Dengan demikian,
perang atau petugas survei yang harus
penggunaan mikrofiltrasi dapat memisahkan
bekerja di tempat yang jauh dan tak ada air
bakteri, dan penggunaan ultrafiltrasi dapat
bersih.
memisahkan bakteri dan virus.
4. Dengan ultraviolet.
Bahan tersuspensi dapat dihilangkan
Air dialirkan melalui tabung dengan lampu
dengan cara koagulasi/flokulasi, sedimentasi,
ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga
filtrasi pasir atau membran filtrasi
bakteri terbunuh oleh radiasi sinar
(mikrofiltrasi). Bahan-bahan terlarut dapat
ultraviolet. Yang harus diperhatikan adalah
dihilangkan dengan aerasi (misalnya Fe dan
intensitas lampu ultraviolet yang dipakai
Mn), oksidasi (misalnya dengan ozonisasi
harus cukup. Untuk sanitasi air yang efektif
atau radiasi UV), adsorpsi dengan karbon
diperlukan intensitas sebesar 30.000 MW
aktif atau mebran filtrasi (reversed osmosis).
sec/cm2 (micro watt detik per sentimeter
persegi). Radiasi sinar ultraviolet dapat Proses pengolahan air minum pada
membunuh semua jenis mikroba bila prinsipnya harus mampu menghilangkan
intensitas dan waktunya cukup. Tidak ada semua jenis polutan, baik pencemaran fisik,
residu atau hasil samping dari proses kimia maupun mikrobiologis.
penyinaran dengan UV. Namun, agar
Munculnya usaha air minum isi ulang
efektif lampu UV harus dibersihkan secara
merupakan fenomena yang tidak dapat
teratur dan harus diganti paling lama satu
dihilangkan. Dengan menjamurnya usaha
tahun. Air yang akan disinari dengan UV
tersebut, yang diperlukan adalah pengaturan
harus telah melalui filter halus dan karbon
berupa standar produk dan prosesnya.
aktif untuk menghilangkan partikel
Dengan begitu bukan hanya pihak konsumen
tersuspensi, bahan organik, dan Fe atau Mn
yang terlindungi tetapi juga usaha air minum
(jika konsentrasinya cukup tinggi).
isi ulang itu sendiri.
5. Ozonisasi.
Kualitas air
Ozon merupakan oksidan kuat yang
mampu membunuh bakteri patogen, Pengadaan air bersih untuk
termasuk virus. Keuntungan penggunaan kepentingan rumah tangga : untuk air minum,
ozon adalah pipa, peralatan dan kemasan air mandi, dan keperluan lainnya, harus me-
akan ikut di sanitasi sehingga produk yang menuhi persyaratan yang sudah ditentukan
dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak sesuai peraturan internasional (WHO dan
ada kebocoran di kemasan. Ozon APHA) ataupun peraturan nasional atau se-
merupakan bahan sanitasi air yang efektif tempat. Dalam hal ini kualitas air bersih di
disamping sangat aman. Indonesia harus memenuhi persyaratan yang
tertuang dalam peraturan Menteri Kesehatan
Sistem filtrasi RI No.173/Men.Kes/Per/VIII/77 dimana
setiap komponen yang diperkenankan berada
Desinfeksi air minum dapat dilakukan
di dalamnya harus sesuai.
dengan filtrasi membran. Klorinasi tidak
digunakan dalam proses pengolahan air
minum,karena sisa klor dalam air dapat
menimbulkan bau yang mengganggu pada
saat dikonsumsi.

67
Analisis Kualitatif Bakteri … (Ni Luh Putu Manik Widiyanti dan Ni Putu Ristiati

Air baku Aerasi Filtrasi pasir Filter karbon aktif

Filtrasi membran Ozonisasi/Radiasi UV Filtrasi membran

Kemasan Pengisian Pelabelan Ke konsumen

Gambar 1. Skema proses pengolahan air minum

Kualitas air tersebut menyangkut : pada usus manusia. Jadi, adanya bakteri
tersebut pada air atau makanan menunjukkan
a) Kualitas fisik yang meliputi kekeruhan,
bahwa dalam satu atau lebih tahap pe-
temperatur, warna, bau dan rasa.
ngolahan air atau makanan pernah meng-
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya
alami kontak dengan feses yang berasal dari
bahan-bahan organik dan anorganik yang
usus manusia dan oleh karenanya mungkin
terkandung di dalam air seperti lumpur dan
mengandung bakteri patogen lain yang
bahan-bahan yang berasal dari buangan. Dari
berbahaya.
segi estetika, kekeruhan di dalam air
dihubungkan dengan kemungkinan Koliform merupakan suatu grup
pencemaran oleh air buangan. bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak
b) Kualitas kimia yang berhubungan dengan
baik terhadap air, makanan, susu dan produk-
ion-ion senyawa ataupun logam yang
produk susu. Koliform sebagai suatu
membahayakan, di samping residu dari
kelompok dicirikan sebagai bakteri
senyawa lainnya yang bersifat racun, seperti
berbentuk batang, gram negatif, tidak mem-
antara lain residu pestisida. Dengan adanya
bentuk spora, aerobik dan anaerobik
senyawa-senyawa ini kemungkinan besar
fakultatif yang memfermentasi laktosa
bau, rasa dan warna air akan berubah, seperti
dengan menghasilkan asam dan gas dalam
yang umum disebabkan oleh adanya
waktu 48 jam pada suhu 35oC.Adanya
perubahan pH air. Pada saat ini kelompok
bakteri koliform di dalam makanan/minuman
logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn, tidak
menunjukkan kemungkinan adanya mikroba
diharapkan kehadirannya di dalam air.
yang bersifat enteropatogenik dan atau
c) Kualitas biologis, berhubungan dengan toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan.
kehadiran mikroba patogen (penyebab
Bakteri koliform dapat dibedakan
penyakit, terutama penyakit perut), pencemar
menjadi 2 grup yaitu : (1) koliform fekal
(terutama bakteri coli) dan penghasil toksin.
misalnya Escherichia coli dan ( 2 ) koliform
nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes.
Bakteri indikator keamanan air minum Escherichia coli merupakan bakteri yang
Dalam bidang mikrobiologi pangan berasal dari kotoran hewan atau manusia,
dikenal istilah bakteri indikator sanitasi. sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya
Dalam hal ini, pengertian pangan adalah ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman
pangan seperti yang tercantum pada Undang- yang telah mati (Fardiaz, 1993 ). Jadi, adanya
Undang Pangan Nomor 7 tahun 1996 yang Escherichia coli dalam air minum
mencakup makanan dan minuman (termasuk menunjukkan bahwa air minum itu pernah
air minum). terkontaminasi feses manusia dan mungkin
dapat mengandung patogen usus. Oleh
Bakteri indikator sanitasi adalah karena itu, standar air minum mensyaratkan
bakteri yang keberadaannya dalam pangan Escherichia coli harus nol dalam 100 ml.
menunjukkan bahwa air atau makanan
tersebut pernah tercemar oleh feses manusia. Untuk mengetahui jumlah koliform di
Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya dalam contoh digunakan metode Most
adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup Probable Number ( MPN ). Pemeriksaan
*Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas P-MIPA IKIP Negeri Singaraja 68
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 64 - 73

kehadiran bakteri coli dari air dilakukan 10 ml, 3 tabung untuk 1,0 ml, 3 tabung untuk
berdasarkan penggunaan medium kaldu 0,1 ml) atau 5-5-5 .
laktosa yang ditempatkan di dalam tabung
Kehadiran bakteri coli besar
reaksi berisi tabung durham (tabung kecil
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia,
yang letaknya terbalik, digunakan untuk
terbukti dengan kualitas air minum, secara
menangkap gas yang terjadi akibat
bakteriologis tingkatannya ditentukan oleh
fermentasi laktosa menjadi asam dan gas).
kehadiran bakteri tersebut (tabel 1).
Tergantung kepada kepentingan, ada yang
menggunakan sistem 3-3-3 (3 tabung untuk

Tabel 1. Batas maksimum cemaran mikroba dalam air mineral

Nomor Jenis Makanan Jenis Pengujian Batas Maksimum


per gram/per ml

Air mineral Angka lempeng total 102


MPN coliform <3
Escherichia coli* 0
Clostridium perfringens 0
Salmonella negatif

Sumber : Lampiran Surat keputusan Dirjen POM Nomor : 037267/B/SK/VII/89


Catatan :* 100 ml untuk jenis makanan bentuk cair

hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan


Uji Kualitatif Koliform inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350C. Jika
dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas
Uji kualitatif koliform secara lengkap
dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil
terdiri dari 3 tahap yaitu (1) Uji penduga
negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung
(presumptive test), (2) Uji penguat
pada masing-masing seri. MPN penduga
(confirmed test) dan Uji pelengkap
dapat dihitung dengan melihat tabel MPN.
(completed test). Uji penduga juga
merupakan uji kuantitatif koliform
menggunakan metode MPN. 2. Uji penguat (confirmed test)
1.Uji penduga (presumptive test) Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji
ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk
Merupakan tes pendahuluan tentang
asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1
ada tidaknya kehadiran bakteri koliform ber-
x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media
dasarkan terbentuknya asam dan gas di-
Eosin Methylen Biru Agar ( EMBA ) secara
sebabkan karena fermentasi laktosa oleh
aseptik dengan menggunakan jarum
bakteri golongan koli. Terbentuknya asam di-
inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli
lihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan
tumbuh ber-warna merah kehijauan dengan
gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam
kilat metalik atau koloni berwarna merah
tabung Durham berupa gelembung udara.
muda dengan lendir untuk kelompok
Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas
koliform lainnya.
sebanyak 10% atau lebih dari volume di
dalam tabung Durham. Banyaknya
3. Uji pelengkap (completed test)
kandungan bakteri Escherichia coli dapat
dilihat dengan menghitung tabung yang me- Pengujian selanjutnya dilanjutkan
nunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan dengan uji kelengkapan untuk menentukan
gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang
Metode MPN dilakukan untuk menghitung berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan
jumlah mikroba di dalam contoh yang ke dalam medium kaldu laktosa dan medium
berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam agar miring Nutrient Agar ( NA ), dengan

69
Analisis Kualitatif Bakteri … (Ni Luh Putu Manik Widiyanti dan Ni Putu Ristiati

jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi TUJUAN PENELITIAN


pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. Bila
Sejalan dengan orientasi latar belakang
hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada
dan rumusan masalah yang ada, maka
kaldu laktosa, maka sampel positif
penelitian ini dilakukan untuk :
mengandung bakteri Escherichia coli. Dari
a. Mengobservasi dan menganalisis di
media agar miring NA dibuat pewarnaan
laboratorium mutu air pada depo air
Gram dimana bakter Escherichia coli
minum isi ulang di kota Singaraja
menunjukkan Gram negatif berbentuk batang
berdasarkan uji penduga pada standar
pendek. Untuk membedakan bakteri
kualitatif pemeriksaan air
golongan koli dari bakteri golongan coli
b. Mendapatkan informasi tentang sumber
fekal (berasal dari tinja hewan berdarah
air baku yang dipergunakan pada depo
panas), pekerjaan dibuat Duplo, dimana satu
air minum isi ulang di kota Singaraja
seri diinkubasi pada suhu 370C (untuk
c. Mendeskripsikan dan menganalisis
golongan koli ) dan satu seri diinkubasi pada
prosedur pemrosesan air minum yang
suhu 420C (untuk golongan koli fekal).
dilaksanakan pada depo air minum isi
Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh
ulang di kota Singaraja
dengan baik pada suhu 420C, sedangkan
golongan koli fekal dapat tumbuh dengan
MANFAAT PENELITIAN
baik pada suhu 420C.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Standar Nasional Indonesia (SNI)
memberikan kontribusi khususnya kepada
mensyaratkan tidak adanya coliform dalam
konsumen air minum isi ulang dalam upaya
100 ml air minum. Akan tetapi United States
perlindungan terhadap kesehatan masyarakat.
Enviromental Protection Agency (USEPA)
Secara lebih rinci, manfaat penelitian ini
lebih longgar persyaratan uji coliform-nya
dapat diuraikan sebagai berikut :
mengingat coliform belum tentu me-
a. Analisiss kualitas mutu air minum isi
nunjukkan adanya kontaminasi feses
ulang berdasarkan kehadiran bakteri
manusia, apalagi adanya patogen. Usepa
koliform pada uji penduga, dapat
mensyaratkan presence/absence test untuk
digunakan untuk mengetahui apakah air
coliform pada air minum, dimana dari 40
minum tersebut sudah terbebas dari
sampel air minum yang diambil paling
mikroba atau ada cemaran mikrobanya
banyak 5% boleh mengandung coliform.
sebagai upaya perlindungan terhadap
Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari
kesehatan masyarakat.
40, maka hanya satu sampel yang boleh
b. Informasi tentang prosedur pemrosesan
positif mengandung coliform. Meskipun
air minum yang dilaksanakan pada depo
demikian, USEPA mensyaratkan pengujian
air minum isi ulang akan memberikan
indikator sanitasi lain seperti protozoa
dukungan terhadap analisis kualitas yang
Giardia lamblia dan bakteri Legionella.
dilaksanakan di laboratorium.
Pada air bukan untuk minum umum- c. Hasil penelitian ini dapat menambah
nya terdapat perbedaan persyaratan coliform kesadaran pentingnya peningkatan
dan Escherichia coli. Air untuk kolam renang pengawasan kualitas air pada depo air
(primary contact water) misalnya minum isi ulang di kota Singaraja
mensyaratkan kandungan coliform <2,4 x
103, tetapi syarat Escherichia coli tentunya METODA PENELITIAN
lebih ketat, yaitu < 1 x 103 dalam 100 ml.
Subyek Penelitian
4. Uji identifikasi
Subyek penelitian adalah air minum
Dengan melakukan reaksi IMVIC isi ulang pada depo yang terdapat di kota
(Indole, Methyl red, Voges-Proskauer tes, Singaraja meliputi tiga depo yaitu depo di
penggunaan Citrat). Jl.A.Yani, Satelit dan Sukasada.

*Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas P-MIPA IKIP Negeri Singaraja 70


Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 64 - 73

Tempat dan Waktu Penelitian (Jumlah Perkiraan Terdekat) dengan


menggunakan seri 3-3-3.
Tempat penelitian dilakukan di kota
c. Wawancara dengan pengelola depo air
Singaraja. Tahap observasi, analisis dari segi
minum isi ulang tentang sumber air baku
bakteriologis dilaksanakan di laboratorium
yang digunakan dan prosedur
Mikrobiologi, Jurusan Pendidikan Biologi
pemrosesan air minum isi ulang.
FP-MIPA IKIP Negeri Singaraja. Waktu
d. Pengumpulan dokumen
penelitian September-Oktober 2003.
Analisis data
Teknik pengumpulan data
Analisis kualitas air akan kehadiran
Tahap observasi dan analisis contoh-
bakteri koliform dari uji penduga dilakukan
contoh air minum isi ulang berdasarkan
berdasarkan metode standar dari APHA
kehadiran bakteri koliform dari uji penduga
(American Public Health Association,1989 )
dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi
dan Standar Methods for the Examination of
IKIP Negeri Singaraja Bali. Tahapan
Water and Wastewater, 14th edition.
kegiatan yang dilakukan adalah : (1)
American Public Health Association,
persiapan alat dan bahan, (2) pelaksanaan,
American Water Works Association, Water
(3) pengamatan.
Polution Control Federation, Washington,
D.C., 1975 dibandingkan dengan tabel
Alat dan bahan
MPN/JPT ( Cappuccino & Sherman., 1987 ).
Alat yang digunakan : autoclav, Tabel tersebut dapat digunakan untuk mem-
incubator, laminar air flow, tabung reaksi, perkirakan jumlah bakteri colifom dalam 100
tabung Durcham, kawat inokulasi, ml sampel air. Pembacaan hasil uji dilihat
erlenmeyer,spuit, mikroskop stereo. Bahan dari berapa tabung uji yang menghasilkan
yang diperlukan kaldu laktosa, alkohol, gas dan asam (3 seri pertama,kedua dan
kapas, sampel air. ketiga), hasil yang positif asam dan gas di-
bandingkan dengan tabel MPN/JPT. Data di
Pelaksanaan analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data
a. Pengambilan sampel pada tiga depo yaitu dari contoh-contoh air minum isi ulang
depo Elita, Tirta Alam dan Sinta setelah di analisis di laboratorium
b. Penentuan kualitas koliform dengan uji Mikrobiologi, akan dibandingkan dengan
penduga ( Presumtive test ) dilakukan Permenkes No 416/Menkes/Per/IX/1990
dengan 9 tabung ( seri 3-3-3 ). Medium tentang syarat-syarat dan pengawasan
yang digunakan adalah kaldu laktosa kualitas air dan ketentuan yang dikeluarkan
masing-masing tabung berisi 9 ml kaldu oleh Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan
laktosa dilengkapi dengan tabung (POM) tentang batas maksimum cemaran
Durcham dalam posisi terbalik. Untuk mikroba dalam makanan.
pengujian yang menggunakan 9 tabung,
pada 3 seri tabung pertama diisi 10 ml HASIL
sampel air, 3 seri tabung kedua diisi Dari hasil pengujian di laboratorium
dengan 1 ml sampel air, dan 3 seri didapatkan pada tiga depo air minum isi
tabung ketiga diisi dengan 0,1 ml sampel ulang yaitu : Elita, Tirta Alam dan Sinta tidak
air. Semua tabung reaksi kemudian terbentuk gas pada tabung Durham. Ini
diinkubasi pada inkubator pada suhu menunjukkan bahwa air tersebut tidak
370C. Setelah masa inkubasi 1-2 x 24 mengandung bakteri Koliform, dimana nilai
jam diamati terbentuknya gas MPN seri 3-3-3 adalah 0-0-0 dengan indeks
(gelembung udara pada tabung Durcham) MPN < 3. Berarti MPN Koliform/100cc air
dan asam (media menjadi keruh). minum contoh = 0. Hasil ini ditunjukkan
Analisis dilakukan dengan metode MPN pada tabel 2.
(Most Probable Number) atau JPT

71
Analisis Kualitatif Bakteri … (Ni Luh Putu Manik Widiyanti dan Ni Putu Ristiati

Tabel 2. Hasil Pengujian Air Minum Isi Ulang pada Depo di kota Singaraja

Nomor Nama Depo Kandungan

1 Elita -
2 Tirta Alam -
3 Sinta -

Keterangan : - (Negatif), tidak terdapat Koliform

Dari hasil wawancara didapatkan memenuhi syarat mikrobiologis air minum


bahwa air baku yang digunakan berasal dari yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan.
PAM (depo Elita dan Sinta), dan sumber
Berdasarkan tabel nilai MPN seri 3-3-3
mata air Sangga Langit yang diangkut
yang mempunyai nilai MPN 0-0-1, dimana
dengan dengan tangki (depo Tirta Alam).
indeks MPN per 100 ml sampel adalah 3 ( di-
Sedang proses sterilisasi untuk mengolah air
keluarkan oleh Standar Methods for the
minum menggunakan Ultra Violet/UV (depo
Examination of Water and Wastewater, 14th
Sinta), menggunakan UV dan Ozon (Elita
edition. American Public Health Association,
dan Tirta Alam).
American Water Works Association, Water
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Polutin Control Federation, Washington,
ketiga depo air minum isi ulang ini D.C., 1975 dalam Cappuccino & Sherman.,
memenuhi syarat mutu karena tidak 1987 ). Kalau berdasarkan Surat keputusan
ditemukan mikroba koliform. Dirjen POM Nomor : 037267/B/SK/VII/89
bahwa batas cemaran MPN Koliform per ml
sampel adalah < 3. Nilai indeks MPN ini me-
PEMBAHASAN
nunjukkan bahwa ke-3 depo memenuhi
Dari hasil penelitian yang telah standar mutu yang dikeluarkan oleh Dirjen
dilaksanakan diperoleh 3 macam data yaitu POM ( nilai MPN 0-0-0 dengan indeks MPN
tentang kandungan mikroba pada air minum coliform < 3 ). Hal ini disebabkan karena
isi ulang, sumber air baku yang digunakan, sumber air baku yang digunakan masih baik
dan cara pemrosesan air minum isi ulang dalam arti belum tercemar serta proses
tersebut. sterilisasi yang digunakan sudah memenuhi
Dari tabel 2 didapatkan bahwa ketiga standar.
depo air minum isi ulang (Elita,Tirta Alam
dan Sinta) tidak mengandung bakteri KESIMPULAN
koliform, karena setelah masa inkubasi pada Dari pelaksanaan penelitian ini dapat
kaldu laktosa tidak terbentuk gas dalam dibuat simpulan sebagai berikut :
tabung Durham. Ini membuktikan tidak 1. Ketiga depo air minum isi ulang di kota
terjadi fermentasi laktosa oleh bakteri yang Singaraja kualitas airnya berdasarkan uji
tergolong ke dalam kelompok koliform. pendugaan ( presumtive test ) memenuhi
Berdasarkan Permenkes No syarat mutu Permenkes No
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat- 416/Menkes/Per/IX/1990.
syarat dan pengawasan kualitas air 2. Sumber air baku berasal dari PAM pada
menyebutkan bahwa syarat-syarat depo Elita dan Sinta, sedang dari sumber
mikrobiologis untuk air minum adalah MPN air Sangga Langit pada depo Tirta Alam.
Koliform/100 cc sampel = 0. Sedangkan 3. Proses sterilisasi menggunakan Ultra
untuk air bersih = 10 ( untuk air perpipaan ) Violet pada depo Sinta sedang
dan 50 ( untuk air bukan perpipaan ). Jadi penggunaan UV dan ozon pada depo
berdasarkan hal itu dimana hasil uji Elita dan Tirta Alam.
kuantitatif koliform ( uji penduga ) dimana
nilai MPN adalah = 0, maka air minum pada
3 depo yang ada di kota Singaraja Bali
*Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas P-MIPA IKIP Negeri Singaraja 72
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 64 - 73

SARAN __________. 1993. Mikrobiologi Air. Alumni.


Bandung
Dari hasil penelitian ini dapat Warsa, U.C dkk.,1994. Mikrobiologi Kedokteran, edisi
disarankan revisi, Binarupa Aksara, Jakarta.
Volk Wesley A. et al. 1996. Medical Microbiology,
1. Sistem pengolahan air minum depo
Lippincot , Philadelphia.
sebaiknya mendapat sertifikasi dari
lembaga yang memiliki kompetensi
2. Dinas Kesehatan seyogyanya mewajibkan
depo air minum untuk memeriksakan
produknya ke laboratorium yang telah
diakreditasi minimal tiap enam bulan dan
melaporkan hasilnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1985. Persyaratan Sementara Cemaran


Mikroba Dalam Makanan. Pusat
Pemeriksaan Obat dan Makanan. Dirjen POM
Dep. Kes R.I.
Boyd, R. F.1995. Basic Medical Microbiology, fifth
edition, Little brown Company,Boston.
Brock, T. D. 1991. Biology of Microorganisms, sixth
edition, Prentice Hall New York.
Benson, Harold J.,1990. Microbiological Applications:
A Laboratory Manual in General
Microbiology, fifth edition,WCB Publishers.
Dubuque, IA
Cano, Raul J., Jaime S. Colome.1986. Microbiology,
West Publishing Company, New York.
Cappuccino, J.G & N. Sherman. 1987. Microbiology :
A Laboratory Manual. The
Benjamin/Cummings Publishing Company,
Inc. Menlo Park, California
Dirjen POM, Depkes R.I. 1994. Kumpulan Peraturan
Perundang-undangan di Bidang Makanan,
Bhakti Husada.
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PAU.
IPB
Gerhardt, Philipp. et al.1981. Manual Methods for
General Bacteriology, American Society for
Microbiology, Washington D.C.
Jawetz, Melnick & Adelberg. 1995. Mikrobiologi
Kedokteran, EGC, Jakarta.
Kompas.2003.Mengamankan Air Minum Isi Ulang,
Kamis 29 Mei 2003,Jakarta
Phillips, J.A. 1988. Laboratory Manual : Biology of
Microorganisms, fifth edition, Prentice Hall,
Englewood Cliffs, New Jersey.
Pudjarwoto, Nurindah P. 1993. Kualitas Air Minum di
Jakarta Ditinjau dari Sudut Mikrobiologi.
Sanitas Vil. II ( 3 ) : 121-123
Raini, M., M.J. Herman, N. Utama. 1995. Kualitas
Fisik dan Kimia Air Pam di DKI Jakarta
Tahun 1991-1992. Cermin Dunia Kedokteran
( 100 ) : 50-52
Songer,Glenn.1998.http://216.239.33.100/search/q../clo
stridium.html+perfringens&hl =en&ie=UTF
Todar, Kenneth.1998. Bacteriology at UW-Madison.
http://www.bact.wisc.edu/Bact330/lecturesta
ph.
Suriawiria, U. 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum,
Penerbit Angkasa, Bandung

73

Potrebbero piacerti anche