Sei sulla pagina 1di 12

397

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III A
SD NEGERI 02 KUNDUR

Raja Usman
rajausman@ut.ac.id
Dosen FKIP Universitas Terbuka, UPBJJ Pekanbaru

ABSTRACT
This research is done because the still low student's IPS score is 62. Learning process in favor of the
teacher is not on the student side. The subject matter that is delivered is the environment and
implement the cooperation of third grade students of SD Negeri 02 Kundur. Type of research,
classroom action research (PTK). The study was conducted in two cycles. Prior to carrying out the
action, a preliminary test is conducted to find out how far students have knowledge. Learning method
uses contextual teaching and learning (CTL) method. Data collection techniques by making RPP,
Observation, action, reflection, and evaluation while the technique of data analysis is by observation
techniques, interviews, results of relection, and evaluation. The research subjects of third grade
students of SD Negeri 02 Kundur, consist of 13 women, and 14 men. Prasiklus 72.59 did not complete
37,04% and 63,96% complete, cycle I, 77,70 not 55,56% complete and complete to 44,44% and cycle
II increased to 100%. Total prasiklus value of 1959 lowest 66 and 90 highest, cycle I total value 2098,
low 65 and highest 93, cycle II number 2280, lowest score 70 and highest value 95. So the use of CTL
method can improve student learning result of SD Negeri 02 Kundur.

Keywords: CTL learning method, IPS learning result

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya nilai IPS siswa yaitu 62. Proses pembelajaran
berpihak kepada guru bukan dipihak siswa. Pokok bahasan yang disampaikan adalah lingkungan dan
melaksanakan kerjasama siswa kelas III SD Negeri 02 Kundur. Jenis penelitian, penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Sebelum melaksanakan tindakan diadakan tes
awal untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan yang dimiliki siswa. Metode pembelajaran
menggunakan metode pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning
(CTL). Teknik pengumpulan data dengan membuat RPP, Observasi, tindakan, refleksi, dan evaluasi
sedangkan teknik analisis data adalah dengan teknik observasi, wawancara, hasil releksi, dan evaluasi.
Subjek penelitian siswa kelas III SD Negeri 02 Kundur, terdiri dari 13 orang perempuan, dan 14 orang
laki-laki. Hasil belajar Prasiklus 72,59 tidak tuntas 37,04 % dan tuntas 63,96 %, siklus I, 77,70 tidak
tuntas 55,56 % dan tuntas menjadi 44,44% dan siklus II meningkat menjadi 100 %. Jumlah nilai
prasiklus sebesar 1959 nilai terendah 66 dan tertinggi 90, siklus I jumlah nilai 2098, nilai terendah 65
dan tertinggi 93, siklus II jumlah 2280, nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95. Jadi penggunaan
metode CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri 02 Kundur.

Kata Kunci: metode pembelajaran CTL, hasil belajar IPS

PENDAHULUAN akan memilih menjadi fasilitator, motivator


Peningkatan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran. Bila guru
sangat erat hubungannya dengan interaksi masih dominan memberikan pelajaran
antara guru dan siswa. Guru yang bijak kepada siswanya maka siswa akan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
398

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

selamanya menjadi pasif, selanjutnya siswa (Contextual Teaching and Learning).


merasakan perasaan bosan, atau jenuh dan Metode ini diharapkan dapat membantu
tidak nyaman. Oleh sebab itu, guru harus guru mengaitkan materi pembelajaran
berganti posisi bahwa siswa lebih banyak lingkungan dan melaksanakan kerja sama di
bereaksi dalam kelas. Menurut S. Balen sekitar rumah dan sekolah kepada siswa.
(2004) dalam mengajar terkandung pesan Mereka akan melihat secara nyata
mengembangkan potensi siswa yang kehidupan antara keluarga dan lingkungan,
beraneka ragam dan bukan menjadikan sekolah dan lingkungannya. Melalui
siswa sebagai penerima atau pemakai pasif metode ini siswa akan menemukan sendiri
(konsumen) ilmu pengetahuan yang ada materi yang mereka pelajari. Secara
dalam benak guru. Selanjutnya S. Balen otomatis mereka mengenal langsung konsep
(2004) menyatakan bahwa mengajar juga yang dipelajari.
bukan sekedar mempersiapkan siswa Berdasarkan latar belakang masalah,
menghadapi ujian akhir nasional (UAN), rumusan masalah sebagai berikut:
ujian akhir sekolah (UAS) ataupun tes 1. Apakah metode pembelajran kontektual
masuk jenjang sekolah berikutnya. Tujuan (contextual teaching and learning) dapat
hakiki mengajar adalah mempersiapkan digunakan dalam materi pokok bahasan
siswa untuk paling tidak dapat bertahan lingkungan dan melaksanakan kerjasama
bukan mempersiapkan siswa saling tidak siswa klas III A SD Negeri 02 Kundur.
dapat bertahan hidup tetapi paling tidak 2. Apakah metode pembelajran kontektual
mereka dapat memberikan pengetahuan (contextual teaching and learning) dapat
atau ilmu yang mereka peroleh kepada meningkatkan aktivitas belajar siswa
orang lain. kelas III A SD Negeri 02 Kundur.
Dalam kenyataan hasil belajar siswa 3. Apakah metode pembelajran kontektual
masih rendah yaitu 62, berarti siswa tidak (contextual teaching and learning) dapat
mengalami langsung apa yang akan meningkatkan hasil belajar siswa kelas
dipelajarinya. Jikapun mereka menguasai III A SD Negeri 02 Kundur
materi pembelajaran hanya sebentar saja
kemudian akan lupa lagi. Penyebab- Berdasarkan latar belakang dan
penyebab antara lain guru masih banyak rumusan masalah di atas, tujuan penelitian
menggunakan metode ceramah. Guru ini adalah:
menggunakan proses pembelajaran di 1. Mendeskripsikan penggunaan metode
lingkungan kelas saja dan tidak dilakukan pembelajran kontektual (contextual
di luar kelas. Disesuaikan dengan pokok teaching and learning) dalam materi
bahasan memahami lingkungan dan pokok bahasan lingkungan dan
melaksanakan kerjasama di sekitar rumah melaksanakan kerjasama siswa kelas III
dan sekolah. Nilai dari kriteria ketuntasan A SD Negeri 02 Kundur.
minimal (KKM) ditetapkan oleh sekolah 2. Mendeskripsikan aktifitas belajar siswa
sebesar 70. Dari permasalahan di atas perlu pada metodepembelajran kontektual
diadakan pengamatan dari teman sejawat, (contextual teaching and learning)
supevisi kepala sekolah bahwa metode yang dalam materi pokok bahasan lingkungan
digunakan masih belum tepat. dan melaksanakan kerjasama siswa kelas
Upaya untuk meningkatkan hasil III A SD Negeri 02 Kundur
belajar dan pengetahuan siswa tentang 3. Mendeskripsikan bahwa metode
lingkungan yang ada di sekitar tempat pembelajran kontektual (contextual
tinggal dan sekitar sekolah maka perlu teaching and learning) dapat
dilakukan dengan memilih metode meningkatkan hasil belajar dalam materi
pembelajaran pendekatan kontekstual pokok bahasan lingkungan dan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
399

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

melaksanakan kerjasama siswa kelas III meliputi aspek-aspek manusia, tempat dan
A SD Negeri 02 Kundur. lingkungan, waktu, keberlanjutan dan
perubahan sistem sosial dan budaya dan
Manfaat penelitian ini diharapkan perilaku, ekonomi dan kesejahteraan.
dapat membantu siswa, guru, kepala Pengajaran IPS SD diandalkan untuk
sekolah. membina generasi penerus usia dini agar
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan memahami potensi dan peran dirinya
pemahaman tentang lingkungan dan bermasyarakat dengan penuh ras
kerjasama terhadap lingkungan tempat kebersamaan dan kekelurgaan serta mahir
tinggal dan sekolahnya, sehingga siswa berperan erat di lingkungannya sebagai
dapat merasakan sendiri betapa insan sosial dan warga negara yang baik.
manfaatnya mereka memperoleh konsep Menurut Rusman (2010)
dan kenyataan yang mereka rasakan. mendifiniskan bahwa belajar adalah: (1)
2. Bagi guru, dapat memberikan belajar menunjukkan suatu aktivitas pada
pengelaman dan wawasan pengetahuan diri seseorang yang disadari atau disengaja;
tentang lingkungan rumah dan sekolah (2) belajar merupakan interaksi individu
secara langsung dengan metode dengan lingkungannya (dapat berupa
pembelajaran kontektual (contextual manusia atau objek-objek lain siswa dapat
teaching and learning) sehingga mereka memperoleh dari pengalamannya; (3) hasil
merasakan suatu manfaatnya mengenal belajar ditandai dengan perubahan tingkah
lingkungan mereka sendiri. laku. Menurut Aunurrahman (2012) belajar
3. Kepala sekolah, dapat memberikan adalah suatu proses yang dilakukan
petunjuk kepada guru dalam memilih individu untuk memperoleh suatu
metode yang tepat dalam pelaksanaan perubahan tingkah laku yang baru secara
pembelajaran dan memberikan keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
kesempatan dalam kelompok kegiatan individu itu sendiri di dalam interaksi
guru (KKG). dengan lingkungannya. Sedangkan menurut
W.Gulo (2011) belajar adalah aktivitas
Badan Standar Nasional Pendidikan manusia di mana semua potensi manusia
(BSNP, 2007) pengajaran IPS kelas rendah dikerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas
disajikan dalam pendekatan tematik, hanya pada kegiatan mental intelektual,
sedangkan IPS pelajaran mandiri mulai tetapi juga melibatkan kemampuan-
diprogramkan pada kelas 4 ke atas. Oleh kemampuan yang bersifat emosional
karena itu, materi pengajaran IPS lebih bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan
banyak dititikberatkan kepada dunia siswa fisik.
dan lingkungannya. selanjutnya mata Dari uraian di atas dapat
pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki disimpulkan belajar suatu proses yang
kemampuan mengenal konsep-konsep yang dilakukan individu dari pengalamannya
berkaitan dengan kehidupan masyarakat sendiri sehingga mengalami perubahan
dan lingkungannya, memiliki kemampuan tingkah laku dalam pengertian
dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa pembelajaran, menurut Pribadi. (2011)
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, pembelajaran adalah serangkaian aktivitas
dan keterampilan dalam kehidupan sosial yang sengaja diciptakan dengan maksud
dan kemanusiaan, serta memiliki untuk memudahkan terjadinya proses
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama belajar. Aunurrahman (2012) menyatakan
dan berkompetensi dalam masyarakat yang bahwa learning to the together, learning to
majemuk, di tingkat lokal, nasional dan live with others, pada dasarnya adalah
global. Adapun ruang lingkup pelajaran IPS mengajarkan, melatih dan membimbing

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
400

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

peserta didik agar mereka dapat pengetahuan yang diperoleh dari proses
menciptakan hubungan melalui komunikasi belajar sehingga memiliki pengetahuan
yang baik, menjauhi prasangka-prasangka kognetif, afektif, dan psikomotor.yang
buruk terhadap orang lain serta menjauhi dapat disampaikan kepada orang lain.
dan menhindari terjadinya perselisihan dan Menurut Slameto (2003) ada dua
konflik. Menurut Pribadi (2011) faktor yang dapat menghambat dalam
pembelajaran adalah proses yang sengaja belajar yaitu faktor intern dan faktor
dirancang untuk menciptakan tejadinya ekstern. Faktor intern merupakan faktor
aktivitas belajar dalam diri individu. yang ada dalam diri individu yang sedang
Dengan kata lain pembelajaran merupakan belajar meliputi (1) faktor jasmani,
sesuatu hal yang bersifat eksternal dan kesehatan dan cacat tubuh; (2) faktor
sengaja dirancang untuk mendukung fsikologis, yang meliputi intelegensi,
terjadinya proses belajar internal dalam diri perhatian, minat, bakat, motivasi,
individu. Dari uraian di atas disimpulkan pematangan dan kesiapan; (2) faktor
bahwa pembelajaran adalah aktivitas untuk kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani
melatih, membimbing siswa dalam dan kelelahan rohani, seperti stress dan
menciptakan terjadinya aktivitas belajar bosan. Sedangkan faktor eksternal
dalam diri individu. merupakan faktor yang ada di luar diri
Menurut Dimyati (2006) hasil individu sendiri yaitu (1) faktor keluarga;
belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa (2) faktor sekolah; (3) faktor dalam
dari pengalaman-pengalaman atau latihan- masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam
latihan yang diikutinya selama masyarakat, teman bergaul, dan bentuk
pembelajaran yang berupa aspek kognetif, kehidupan masyarakat.
aspek efektif, dan aspek psikomotor. Menurut Dimyati dan Mudjiono
Menurut Arikunto (1990) hasil belajar (2006:239) ada dua faktor yang
dasar (1) pendiagnosis kelemahan dan mempengaruhi belajar yaitu intern dan
keunggulan siswa beserta sebab-sebabnya; ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi
(2) hasil belajar sering digunakan sebagai siswa belajar yaitu, sikap terhadap belajar,
dasar untuk mementukan siswa-siswa yang motivasi belajar, konsentrasi belajar,
paling cocok untuk jenis pendidikan; (3) mengolah bahan belajar, menyimpan
hasil melajar menentukan apakah seorang perolehan hasil belajar, menggali hasil
siswa dapat dianikkan ke kelas yang lebih belajar yang tersimpan, kemampuan
tinggi atau tidak; dan (4) hasil belajar dapat berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa
berkembang sessuai dengan tingkat percaya diri sendiri, intelensi siswa,
kemampuan dan potensi yang mereka keberhasilan belajar, kebiasaan belajar,
miliki, maka perlu dipikirkan ketepatan cita-cita siswa, sedangkan faktor ekstern
penempatan siswa pada kelompok yang belajar yaitu guru sebagai pembina siswa
sesuai. Sudjana (1990) menyatakan bahwa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran,
hasil belajar merupakan realisasi atau kebijakan penilai, lingkungan sosial siswa
pemekaran dari kecakapan-kecakapan dan sekolah, kuriklulum sekolah.
potensial atau kapasitas yang dimiliki Syah (2007) menjelaskan bahwa
seseorang. Hasil belajar materi pokok hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tiga
bahasan lingkungan dan melaksanakan faktor yaitu (1) Faktor internal adalah faktor
kerjasama siswa dikatakan berhasil apabila yang berasal dari diri siswa yang meliputi
siswa dapat menerapkan, aspek fisiolis, aspek psikologis; (2) faktor
mengkomunikasikan kepada orang lain eksternal adalah faktor yang berasal dari
terhadap konsep yang diterimanya. Dapat luar diri siswa yang meliputilingkungan
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah social, lingkungan emosional; (3) faktor

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
401

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

pendekatan pembelajaran meliputi metode situasi dunia tempat tinggalnya. Komponen


pembelajaran, strategi pembelajaran dan dalam metode pembelajaran kontektual
gaya mengajar. Dapat diambil kesimpulan (contextual teaching and learning) yaitu:
bahwa faktor penghambat dalam belajar 1. Konstriktivisme (constructivisme) siswa
adalah faktor intern dan ekstern siswa belajar menggunakan pikirannya sendiri
sendiri. dan mengembangkan pikirannya
Menurut Eleine B. Jhonson (2008) menemukan dan mengkonstruksikan
pembelajaran kontekstual (Contextual sendiri pengetahuan dan keterampilan
Teaching and Learning) adalah sebuah barunya.
sistem yang merangsang otak untuk 2. Menentukan (inquiry) siswa dapat
menyusun pola-pola yang mewujudkan menemukan sendiri materi pelajaran
makna. Selanjutnya Eline menyatakan yang dipelajarinya.
bahwa pembelajaran kontekstual 3. Bertanya (questioning) siswa
(Contextual Teaching and Learning) pada mengembangkan siat keingintahuannya
suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan menggunakan pertanyaan-
dengan otak yang menghasilkan makna pertanyaan.
dengan menghubungkan muatan akademis 4. Masyarakat belajar (learning
dengan konteks dari kehidupan sehari-hari community) menciptakan masyarakat
siswa. Jadi membuat usaha siswa aktif, belajar dengan pembentukan kelompok-
mempelajari konsep dan menerapkan dan kelompok belajar yang aggotanya
mengaitkan dengan dunia nyata. heterogen.
Menurut Blanchard (2001) 5. Permodelan (modeling) guru
pembelajaran kontekstual Contextual menghadirkan model sebagai contoh
Teaching and Learning) merupakan suatu dalam pembelajaran.
konsep yang membuat guru mengaitkan 6. Refleksi (redflection), refleksi ini
kontek mata pelajaran demngan situasi dilakukan pada akhir pelajaran
dunia nyata dan memotivasi peserta didik berdasarkan materi yang sudah
membuat hubungan antara pengetahuan dan dipelajari.
penerapannya dalam kehidupan merekla 7. Autentik Asesmen (authentic
sebagai anggota keluarga, warga negara dan assessment) siswa melakukan penilaian
ternaga kerja.(U.S. Departement Of sebenarnya dengan berbagai cara, baik
Education and the National School to Work dalam proses maupun hasil sebagai tolok
Office). ukur keberhasilan pembelajaran.
Menurut Mujahid (2005)
pendekatan kontekstual merupakan konsep Kelebihan dari metode contextual
belajar yang membantu guru mengaitkan teaching and learning menurut Mujahid
antara materi yang diajarkannya dengan (2005) adalah siswa dapat lebih memahami
situasi dunia nyata siswa dan mendorong apa yang dipelajari karena pembelajaran
siswa membuat hubungan antara dikaitkan dengan masalah kehidupan
pengetahuan yang dimilikinya dengan sehari-hari. Kekurangan dari metode
penerapannya dalam kehidupan mereka pembelajaran kontektual (contextual
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. teaching and learning) yaitu (1) untuk
Dari uraian di atas dapat menjalankan metode ini dibutuhkan
disimpulkan bahwa metode contextual kejadian serta membutuhklan banyak waktu
teaching and learning suatu metode yang dalam pelaksanaannya, (2) guru lebih
menghubungkan materi pelajaran dengan intensif membimbing karena guru tidak lagi
lingkungan nyata di mana siswa berada berperan sebagai pusat informasi, dan (3)
sehingga siswa dapat merasakan sendiri tugas guru adalah mengelola kelas sebagai

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
402

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

sebuah tim yang bekerja bersama untuk siswa yang tidak dapat mengikuti
menemukan pengetahuan dan ketrampilan pembelajaran, tidak mendapatkan
yang baru bagi siswa. pengetahuan dan pengalaman yang sama
Menurut Sanjaya (2005) kelebihan dengan teman lainnya katena siswa tidak
metode contextual teaching and learning mengalami sendiri; (2) perasaan kuatir pada
ini (1) memberikan kesempatan kepada anggota kelompok akan hilangnya
semua siswa untuk mengembangkan karakteristik siswa karena harus
harapan, mengembangkan bakat dan menyesuaikan dengan kelompoknya; dan
mengetahui informasi terbaru; (2) (3) banyak siswa yang tidak senang apabila
memberikan kesempatan kepada siswa disuruh bekerja sama dengan yang lainnya
untuk menemukan makna pelajaran dengan karena siswa yang tekun merasa harus
cara mengkorelasikan isi pelajaran dengan bekerja melebihi siswa yang lain dalam
kehidupan sehari-hari siswa. Kelemahannya kelompoknya.
(1) guru harus meluangkan waktu yang Menurut Sardiman (2011) belajar
lebih banyak untuk mencari informasi- adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun
informasi terbaru yang nantinya dapat mental. dalam proses belajar keduanya
berguna dalam proses pembelajaran di kelas saling berkaitan. Lebih lanjut Peaget
sehingga membutuhkan tenaga dan pikiran menerangkan dalam buku Rasdiman bahwa
yang cukup melelahkan dan menyita waktu jika seorang anak berpikir tanpa berbuat
bagi guru. dan (2) guru dalam proses sesuatu berarti anak itu tidak berpikir.
pembelajaran akan membutuhkan waktu Menurut Hanafiah dan Suhana (2010)
yang cukup lama. aktivitas belajar dapat memberikan nilai
Menurut Anisa (2013) kelebihan tambah bagi siswa berupa (1) siswa
metode pembelajaran kontektual memiliki kesadaran untuk belajar
(contextual teaching and learning) yaitu: sebagaimana wujudnya motivasi untuk
(1) pembelajaran lebih bermakna, artinya belajar sejati, (2) siswa mencari
siswa melakukan sendiri kegiatan pengalaman dan langsung mengalami
berhubungan dengan materi yang ada sendiri yang dapat memberikan dampak
sehingga siswa dapat memahaminya terhadap terhadap pembentukan pribadi
sendiri; (2) pembelajaran lebih produktif yang integral, (3) siswa belajar menurut
dan mampu menumbuhkan penguatan minat dan kemampuannya, (4)
konsep kepada siswa karena pembelajaran menumbuhkembangkan sikap disiplin dan
kontekstual(Contextual Teaching And suasana belajar yang demokratis di
Learning) menuntut siswa menemukan kalangan siswa, (5) pembelajaran
sendiri bukan menghafal; (3) dilaksanakan secara konkret hingga dapat
menumbuhkan kebenaran siswa menumbuhkembangkan pemahaman
mengemukakan pendapat tentang materi berpikir kritis serta menghindari terjadinya
yang dipelajari; (4) menumbuhkan rasa verbalisme, dam (6)
ingin tahu tentang materi yang dipelajari menumbuhkembangkan sikap kooperatif
dengan bertanya kepada guru; (5) dikalangan siswa sehingga sekolah menjadi
menumbuhkan kemampuan dalam hidup sejalan dan serasi dengan kehidupan
bekerjasama dengan teman yang lain untuk di masyarakat di sekitarnya.
memcahkan masalah yang ada; dan (6) Dari uraian di atas dapat
siswa dapat membuat kesimpulan sendiri disimpulkan bahwa aktivitas terdiri dari
kegiatan pembelajaran. fisik dan mental siswa berpikir dan
Dzaki dalam Annisa (2013) metode memiliki kesadaran, mencari pengalaman,
pembelajaran kontekstual (contextual minat dan kemampuan, sikap disiplin dan
teaching and learning) (1) kekurangan bagi suasana belajar secara konkret, pemahaman

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
403

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

berpikir kritis dan menghindari verbalisme perencanaan; (2) tahap tindakan; (3) tahap
sehingga sejalan dan serasi dengan pengamatan (observasi), dan (4) refleksi.
kehidupan di masyarakat. Persiapan siklus I yaitu membuat
RPP, menyusun format penilaian guru,
format penilaian siswa, LKS, dan evaluasi.
METODE PENELITIAN Pada RPP, guru menyusun kompetensi
Jenis penelitian ini adalah penelitian tujuan pembelajaran, kegiatan belajar dan
tindakan kelas (PTK) menurut prosedur evaluasi sesuai dengan materi dan metode
terdiri dari empat bagian yaitu perencanaan, yang digunakan. Format penilaian guru,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. disusun prosedur pembelajaran guru.format
Menurut Kemmis (1998) Action penilaian siswa berdasarkan prosedur
Reseach as a form of sel-reflective kegiatan siswa. LKS media yang digunakan
undertokaken by participants in a social untuk siswa belajar dan mempelajari serta
(including educational) situation in order to melatih diri sesuai dengan kompetensi.
improve the rationality and justice of (a) Kegaitan awal terdiri dari (1)
their on social or educational practices, (b) membaca doa, (2) mengabsensi siswa, (3)
their understanding of these practices, and mengapersepsi siswa, (4) menjelaskan
(c) the situations in which practices are tujuan pembelajaran, dan (5) metode yang
carried out. Menurut Suhardjono (2007) digunakan. Kegiatan inti, (1) siswa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian dibagikan kelompok, masing-masing
tindakan yang dilakukan di kelas dengan kelompok terdiri dari seorang ketua, (2)
tujuan memperbaiki atau meningkatkan guru menjelaskan pokok bahasan yang akan
mutu praktik pembelajaran. Dari uraian di dipelajari; (3) guru memberikan LKS yang
atas dapat disimpulkan bahwa penelitian memuat materi pokok bahasan lingkungan
tindakan kelas peraktik pendidikan sosial dan melaksanakan kerjasama kepada
yang dilakukan di kelas guru sendiri untuk siswa untuk didiskusikan, (4) siswa
memperbaiki proses pendidikan. membuat tugas yang diberikan guru, (5)
Penelitain dilakukan di lokasi SD siswa menyimpulkan hasil diskusinya, (6)
Negeri 02 Kundur, Jalan Simpang Urung siswa membuat laporan hasil didiskusi, dan
Tanjungbatu. Materi pembelajaran IPS (6) siswa dievaluasi. Kegiatan akhir, siswa
semester 1 dengan pokok bahasan menyimpulkan hasil belajar dan diberi
lingkungan dan melaksanakan kerja sama di evaluasi untuk mengetahui sejauh mana
sekitar rumah dan sekolah. Dengan jumlah konsep yang mereka pelajari telah
siswa 27 orang terdiri dari 14 orang laki- dikuasainya.
laki dan 13 orang perempuan.Waktu Dari kegiatan awal, inti dan akhir
penelitian pada bulan Agustus 2016. siswa akan menemukan pemikiran-
Pelaksanaan penelitian 21 Agustus dan 22 pemikiran pada konsep materi
Agustus 2016, terdiri dari dua siklus. pembelajaran. Kemudian mereka membuat
Sebelum melaksanakan penelitian, guru dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
teman sejawat melakukan diskusi untuk memudahkannya mendalami materi karena
memilih metode apa yang tepat dalam mereka melakukan pembahasan dan mereka
pokok bahasan lingkungan dan merefleksi diri dan mebuat penilaian dari
melaksanakan kerjasama di sekitar rumah materi yang telah dipelajari. Proses
dan sekolah. Apa saja yang akan observasi dilakukan oleh teman sejawat
dipersiapkan dalam pelaksanaan tersebut. yaitu melakukan pengamatan dan mencatat
Setelah diskusi selesai maka diambil kejadian-kajadian yang dilakukan guru
keputusan bahwa penelitian tindakan kelas sesuai dengan prosedur pembelajaran,
akan dilakukan empat tahap yaitu (1) tahap sedangkan pengamatan siswa berupa

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
404

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

aktivitas belajar, Pengamatana tersebut membuat tugas yang diberikan guru, (5)
dilakukan mulai dari perencanaan, siswa menyimpulkan hasil diskusinya, (6)
pelaksanaan, dan evaluasi. Dari pengamatan siswa membuat laporan hasil diskusi. (6)
ini data yang terkumpul didiskusikan untuk siswa dievaluasi.
perbaikan siklus berikutnya. Observasi dilakukan oleh teman
Proses repleksi siklus kedua, teman sejawat sesuai dengan temuan yang
sejawat dan guru mendiskusikan tentang dilakukan pada siklus pertama, terhadap
proses pembelajaran, apakah sudah guru dan hasil belajar siswa. Temuan yang
memenuhi semua kriteria dalam prosedur diperoleh dari siklus kedua guru yaitu:
pembelajaran yang digunakan oleh guru, 1. Guru telah melakukan prosedur
Begitu juga peningkatan aktivitas dan hasil pembelajaran dengan baik dan benar.
belajar siswa. Jika masih ada penilaian yang 2. Guru sebagai fasilitator dapat
belum tercapai maka pelaksanaan perbaikan mengaktifkan kegiatan siswa dalam
pada siklus pertama dilanjutkan kepada berdiskusi
siklus kedua. Perbaikan pembelajaran siklus 3. Guru dapat meningkatkan siswa dalam
kedua atas dasar hasil yang didapat pada hasil belajarnya.
pengamatan dan catatan lapangan dari Proses refleksi setelah berakhirnya
teman sejawat. Catatan tersebut yang bisa proses pembelajaran pada siklus kedua
menghambat pelaksanaan pada siklus telah banyak perubahan dan peningkatan.
pertama seperti prosedur pelaksanaan tidak Pelaksanaan pembelajaran guru telah
sesuai dengan yang direncanakan. berjalan dengan baik sesuai dengan
Rendahnya hasil belajar siswa tidak prosedur yang direncanakan, aktivitas siswa
mencapai kriteria ketuntasan minimal yang dalam melakukan tugas telah meningkat,
ditentukan sekolah.Aktivitas belajar siswa begitu juga hasil belajar yang ditentukan
masih belum memadai. Atau masih rendah sekolah telah brhasil.
dalam perbaikan pembelajaran siklus Teknik pengumpulan data diperoleh
kedua, langkah-langkah yang dilakukan dari hasil pengamatan teman sejawat
oleh guru yaitu: tentang prosedur pelaksanaan guru dan
1. Menyusun rencana perbaikan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa.
pembelajaran (RPP) Dalam pelaksanaan tersebut data observasi
2. Membuat pedoman kegiatan guru dan telah ditentukan dari perencanaan,
siswa. pelaksanaan kegiatan dengan memberikan
3. Membuat lembar kerja siswa (LKS) ceklis. Nilai siswa ditentukan dengan
4. Membuat tes untuk peningkatan hasil menggunakan rentang nilai dan kriteria
belajar siswa nilai sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah
dan sangat rendah.. untuk aktivitas
Kegaitan awal terdiri dari (1) digunakan kriteria tinggi, cukup, atau,
membaca doa, (2) mengabsensi siswa, (3) rendah.
mengapersepsi siswa, (4) menjelaskan Teknik analisis data dengan
tujuan pembelajaran, dan (5) metode yang menggunakan pengolahan secara
digunakan. Kegiatan inti, (1) siswa kuantitatif. Analisis dilakukan setiap
dibagikan kelompok, masing-masing berakhirnya proses pembelajaran. Gunanya
kelompok terdiri dari seorang ketua, (2) adalah untuk mengetahui peningkatan
guru menjelaskan pokok bahasan yang akan aktivitas dan hasil belajar siswa dari hasil
dipelajari; (3) guru memberikan LKS yang yang diperoleh maka diambil kesimpulan
memuat materi pokok bahasan lingkungan penelitian.
dan melaksanakan kerjasama kepada
siswa untuk didiskusikan, (4) siswa

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
405

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

HASIL DAN PEMBAHASAN dipelajari; (3) guru memberikan LKS yang


Penelitian ini dilakukan beberapa memuat materi pokok bahasan lingkungan
siklus. Data hasil siklus I disimpulkan dan melaksanakan kerjasama kepada siswa
bahwa siswa belum mencapai kcriteria untuk didiskusikan, (4) siswa membuat
keberhasilan yang telah ditetapkan, pada tugas yang diberikan guru, (5) siswa
siklus II hasil belajar telah mencapai sesuai menyimpulkan hasil diskusinya, (6) siswa
kriteria ditetapkan. Berikut ini dijabarkan membuat laporan hasil didiskusi, dan (6)
data yang diperoleh pada masing-masing siswa dievaluasi. Kegiatan akhir, siswa
siklus. Siklus I pelaksanaan penelitian 21 menyimpulkan hasil belajar dan diberi
Agustus 2016 dan siklus II 22 Agustus evaluasi untuk mengetahui sejauh mana
2016 dilaksanakan masing-masing dalam konsep yang mereka pelajari telah
satu kali pertemuan. Sebelum mulai dikuasainya.
pelaksanaan memberikan petunjuk kepada Pengamatan terhadap aktivitas siswa
guru pengajar bagaimana cara belajar mendengarkan penejelasasn guru dari 66,67
dengan menggunakan metode pendekatan meningkatkan menjadi 88,89 %, bertanya
kontekstual (contextual teaching learning). 55,56 % meningkat menjadi 66,67 %,
Tindakan pelaksanaan siklus I belum memberikan saran dari 25,93 % meningkat
mencapai target yang ditetapkan sedangkan menjadi 51,85 %, memberikan pendapat
siklus II sudah mencapai target yang 44,45 % meningkat menjadi 59,26 %,
ditentukan. Pelaksanaan siklus I dan siklus melakukan tugas dari 70, 37 % meningkat
II dengan permasalahan yaitu pokok menjadi 92,59 %, melakukan percobaan
bahasan lingkungan dan melaksanakan 59,26 % meningkat menjadi 88,89 %
kerjasama di sekitar rumah dan sekolah melakukan diskusi kelompok 74,07 %
pada siswa kelas III SD Negeri 02 Kundur. meningkat menjadi 92,59 %, melakukan
Kegiatan awal dimulai dengan diskusi kelas 62,96 % meningkat menjadi
membaca doa, mengabsensi siswa, 77,78 %, dan membuat laporan seiklus I
mengapersepsi siswa, menjelaskan tujuan dan siklus II masing-masing 100 %.
pembelajaran, dan metode yang digunakan. Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
Kegiatan inti dimulai dengan (1) siswa pada siklus I dan siklus II dalam metode
dibagikan kelompok, masing-masing contextual teaching and learning dapat
kelompok terdiri dari seorang ketua, (2) dilihat pada tabel 1 berikut:
guru menjelaskan pokok bahasan yang akan

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II


Nilai
No Aspek Penilian
Siklus I Siklus II
1 Mendengarkan penjelasan guru 18 66,67 % 24 88,89 %
2 Bertanya 15 55,56 % 18 66,67 %
3 Memberikan saran 7 25,93 % 14 51,85 %
4 Memberikan pendapat 12 44,45 % 16 59,26 %
5 Melakukan tugas 19 70,37 % 25 92,59 %
6 Melakukan percobaan 16 59,26 % 24 88,89 %
7 Melakukan diskusi kelompok 20 74,07 % 25 92,59 %
8 Melakukan diskusi kelas 17 62,96 % 21 77,78 %
9 Membuat laporan 27 100 % 27 100 %

Berdasarkan refleksi dari awal paling rendah dalam aktivitas pada siklus I
hingga akhir dari dua siklus tersebut yang adalah memberikan saran karena mereka

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
406

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

masih ragu apakah saran yang diajukan orang (44,44 %). Pada siklus kedua
dakan diterima guru atau teman mereka, meningkat menjadi 27 orang (100%).
dan paling tinggi adalah berdiskusi di kelas Prasiklus jumlah nilai satu kelas
dan membuat laporan. Untuk siklus II sama 1959 dan rata-rata nilai kelas 72,56. siklus
seperti halnya siklus I yaitu memberikan pertama jumlah nilai keseluruhan berjumlah
saran, dan yang tinggi dan meningkat pada 2098, rata-rata nilai kelas 77,70. siklus
siklus II adalah melakukan tugas dan kedua jumlah nilai kelas 2280 dan rata-rata
melakukan iskusi kelompok. Selanjutnya nilai kelas 84,44. Nilai terendah pada
deskripsi hasil belajar siswa pada Tabel 2 prasiklus 62, dan tertinggi 90. Siklus
yaitu mulai dari prasiklus tuntas hanya 10 pertama nilai terendah 65 dan tertinggi 93,
orang (37,04%), dan tidak tuntas 17 orang sedangkan siklus kedua nilai terendah 71
(62,96 %). Pada siklus pertama yang tuntas dan tertinggi 95.
15 orang (55,50 % dan tidak tuntas 12

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II


No. Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Jumlah Nilai 1959 2098 2280
2 Rata-rata Nilai 72,56 77,70 84,44
3 Jumlah Siswa 27 27 27
KKM 70 70 70
Tuntas 10 (37,04 %) 15 (55,56 %) 27 (100%)
Tidak Tuntas 17 (62,96 %) 12 (44,44%)

Hasil belajar berdasarkan rentang dan tidak tuntas 44,44 % sedangkan pada
nilai dam kriteria penilaian pada prasiklus siklus kedua meningkat menjadi 100 %
yang tuntas 37,94 % dan tidak tuntas 67,96. tuntas.
Pada siklus pertama yang tuntas 55,56 %

Tebel 3. Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan II


Nilai
Rentang
No Kriteria Pra- Siklus Siklus
Nilai % % %
siklus I II
1 90-100 Sangat Tinggi 2 07,41 8 29,63 11 40,74
2 80-89 Tinggi 7 25,93 3 11,11 8 29,63
3 70-79 Cukup 1 03,70 4 14,81 8 29,63
4 60-69 Rendah 17 62,96 12 44,44
5 0-59 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0
Jumlah 1959 2098 2280
Rata-rata 72,56 77,70 84,44
Tuntas 37,04 % 55,56 % 100 %
Tidak Tuntas 62,96 % 44,44 %

Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut baru mereka alami. Namun


akan diuraikan berdasarkan pengelolaan demikian, pada siklus kedua siswa sudah
kelas. Guru biasanya menggunakan metode dapat beradaptasi dengan menggunakan
ceramah, sekarang menggunakan metode proses pembelajaran melalui metode yang
kontekstual (contextual teaching and baru.
learning) siswa merasakan bahwa metode
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
407

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

Siklus pertama siswa sudah 2. Metode pembelajaran kontekstual


diberikan bekal terhadap konsep materi (contextual teaching and learning) dapat
pokok bahasan lingkungan dan meningkatkan aktivitas belajar siswa.
melaksanakan kerjasama. Aktivitas belajar Keaktifan siswa dapat dibuktikan dengan
siswa masih rendah mencapai 48,15 % adanya peningkatan dalam pembuatan
tetapi pada siklus kedua miningkat menjadi tugas yang diberikan, merespon
81,48 %. Hasil belajar pada prasiklus yang pertanyaan teman dan guru, aktif
tuntas 37,04 % dan tidak tuntyas sebanyak menanyakan bila tidak dimengerti.
62,96 %, pada siklus pertama yang tuntas 3. Metode pembelajaran kontekstual
sebanyak 55,56 % dan yang tidak tuntas (contextual teaching and learning) dapat
sebanyak 44,64 %, dan pada siklus kedua meningkatkan hasil belajar IPS pokok
ketuntasan belajar mencapai 100 %.. Pada bahasan lingkungan dan melaksanakan
siklus pertama mereka masih ada keragu- kerjasama di sekitar rumah dan sekolah
raguan dalam melaksanakan tugas yang pada siswa kelas III A SD Negeri 02
diberikan guru. Siswa merasa malu Kundur. Hal ini terbukti pada prasiklus
bertanya, merespon tugas yang diberikan. nilai siswa yang tertinggi 90 dan
Ini disebabkan metode yang dipakai guru terendah 62; siklus pertama menjadi
memang benar-benar harus menggunakan nilai tertinggi 93 dan terendah 93; dan
pikiran mereka untuk menemukan konsep siklus kedua nilai tertinggi 95 dana
materi pembelajaran. Tetapi masalah terendah 70. Jika dilihat hasilnya maka
tersebut tidak berjalan lama karena guru kriteria hasil belajar siswa mendapat
telah menjelaskan tugas yang harus mereka peringkat tertinggi yaitu 95.
kerjakan. Pada siklus kedua mereka sudah
biasa kembali dan aktivitras dan hasil Berdasarkan temuan di lapangan
belajar siswa meningkat. peneliti mengajukan beberapa saran
perbaikan yaitu:
1. Penerapan metode contextual teaching
SIMPULAN DAN REKOMENDASI and learning dapat disesuaikan dengan
Berdasarkan hasil penelitian dan karakteristik siswa sehingga siswa dapat
pembahasan teman sejawat dengan guru mengikuti proses pembelajaran dengan
dalam menganalisis pengolahan sesuai data menyenangkan.
yang mengajar menggunakan metode 2. Guru harus mampu memilih metode
pembelajaran kontekstual (contextual yang tepat dan menciptakan suasana
teaching and learning) dapat disimpulkan: belajar yang menyenangkan bagi
1. Metode pembelajaran kontekstual siswanya sesuai dengan pokok bahasan
(contextual teaching and learning) dapat yang diajarkan untuk membangkitkan
diterapkan dalam pembelajaran IPS motivasi belajar siswa dan hasilnya baik.
pokok bahasan lingkungan dan 3. Kepala sekolah hendaknya memberikan
melaksanakan kerjasama di sekitar kesempatan kepada guru untuk
rumah dan sekolah pada siswa kelas III mengikuti KKG agar proses
SD Negeri 02 Kundur. Metode pembelajaran tidak monoton.
pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learning) juga dapat
digunakan karena siswa langsung DAFTAR PUSTAKA
berhadapan dengan lingkungan di Anisa. 2013. Kajian Pustaka Pembelajaran
sekitarnya dan menghadapi suatu Kontektual (Contextual Teaching
peristiwa yang benar-benar nyata dari and Learning). (Online).
konsep yang sudah dipelajarinya.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
408

Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman

http://www.sekolahdasar.net. S. Balen. 2004. Contextual Teaching And


Diakses tanggal 19 Agustus 2016 Learning. (Online).
Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-dasar http://serumpunilmu21.wordpress.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta. com/about 011/01/12. Diakses
Depdikbud tanggal 10 Agustus 2016
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam
Pembelajaran. Bandung. Penerbit Implementasi Kurikulum
Alfabeta Kompetensi. Jakarta. Kencana
Badan Standar Nasional Pendidikan Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan
(BSNP). 2007. Model Rencana Motivasi Belajar Mengajar.
Pelaksanaan Pembelajaran Jakarta. Rajawali
Kurikulum Tingkat Satuan Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang
Pendidikan. Jakarta. Depdiknas Mempengaruhinya. Jakarta. Bina
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Aksara
Pembelajaran. Jakarta. Rineka Sudjana. Nana. 1990. Penilaian Hasil
Cipta Proses Belajar Mengajar.
Dzaki. 2013. Kajian Pustaka Bandung. Remaja Rosdakarya
Pembelajaran Kontekstual Suhardjono. 2007. Penelitian Tindakan
(Contextual Teaching And Kelas. Jakarta. Bumi Aksara
Learning). (Online). http:// Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi
www.sekolahdasar.net. Diakses Pendidikan dan Pendekatan Baru.
tanggal 19 Agustus 2016 Bandung. Pustaka Insan Madani
Gagne. R. M. dkk. 2005. Principles of
Instructional Design. New York.
Wadsworth Publishing.Co.
Gulo, W. 2011. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta. Gramedia Widiasarana
Indonesia
Hanafiah, Nanang dan Cucu, Suhana. 2010.
Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung. Refika Aditama
Kemmis, S and Mc. Taggart. R. 1998. The
Action Reseachh Planner.
Victoria. The Deakin University
Mujahid, Imam. 2005. Contextual
Teaching And Learning. (Online).
http://media154.wordpress.com/C
TL. Diaksaes tanggal 10 Agustus
2016
Pribadi, A. Benny. 2011. Model Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta.
Dian Rakyat
Rusman. 2010. Model Model
Permbelajaran Mengembangkan
Profesional Guru. Jakarta. Raja
Grafindo Persada

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |

Potrebbero piacerti anche