Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
Raja Usman
rajausman@ut.ac.id
Dosen FKIP Universitas Terbuka, UPBJJ Pekanbaru
ABSTRACT
This research is done because the still low student's IPS score is 62. Learning process in favor of the
teacher is not on the student side. The subject matter that is delivered is the environment and
implement the cooperation of third grade students of SD Negeri 02 Kundur. Type of research,
classroom action research (PTK). The study was conducted in two cycles. Prior to carrying out the
action, a preliminary test is conducted to find out how far students have knowledge. Learning method
uses contextual teaching and learning (CTL) method. Data collection techniques by making RPP,
Observation, action, reflection, and evaluation while the technique of data analysis is by observation
techniques, interviews, results of relection, and evaluation. The research subjects of third grade
students of SD Negeri 02 Kundur, consist of 13 women, and 14 men. Prasiklus 72.59 did not complete
37,04% and 63,96% complete, cycle I, 77,70 not 55,56% complete and complete to 44,44% and cycle
II increased to 100%. Total prasiklus value of 1959 lowest 66 and 90 highest, cycle I total value 2098,
low 65 and highest 93, cycle II number 2280, lowest score 70 and highest value 95. So the use of CTL
method can improve student learning result of SD Negeri 02 Kundur.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya nilai IPS siswa yaitu 62. Proses pembelajaran
berpihak kepada guru bukan dipihak siswa. Pokok bahasan yang disampaikan adalah lingkungan dan
melaksanakan kerjasama siswa kelas III SD Negeri 02 Kundur. Jenis penelitian, penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Sebelum melaksanakan tindakan diadakan tes
awal untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan yang dimiliki siswa. Metode pembelajaran
menggunakan metode pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning
(CTL). Teknik pengumpulan data dengan membuat RPP, Observasi, tindakan, refleksi, dan evaluasi
sedangkan teknik analisis data adalah dengan teknik observasi, wawancara, hasil releksi, dan evaluasi.
Subjek penelitian siswa kelas III SD Negeri 02 Kundur, terdiri dari 13 orang perempuan, dan 14 orang
laki-laki. Hasil belajar Prasiklus 72,59 tidak tuntas 37,04 % dan tuntas 63,96 %, siklus I, 77,70 tidak
tuntas 55,56 % dan tuntas menjadi 44,44% dan siklus II meningkat menjadi 100 %. Jumlah nilai
prasiklus sebesar 1959 nilai terendah 66 dan tertinggi 90, siklus I jumlah nilai 2098, nilai terendah 65
dan tertinggi 93, siklus II jumlah 2280, nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95. Jadi penggunaan
metode CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri 02 Kundur.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
398
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
399
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
melaksanakan kerjasama siswa kelas III meliputi aspek-aspek manusia, tempat dan
A SD Negeri 02 Kundur. lingkungan, waktu, keberlanjutan dan
perubahan sistem sosial dan budaya dan
Manfaat penelitian ini diharapkan perilaku, ekonomi dan kesejahteraan.
dapat membantu siswa, guru, kepala Pengajaran IPS SD diandalkan untuk
sekolah. membina generasi penerus usia dini agar
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan memahami potensi dan peran dirinya
pemahaman tentang lingkungan dan bermasyarakat dengan penuh ras
kerjasama terhadap lingkungan tempat kebersamaan dan kekelurgaan serta mahir
tinggal dan sekolahnya, sehingga siswa berperan erat di lingkungannya sebagai
dapat merasakan sendiri betapa insan sosial dan warga negara yang baik.
manfaatnya mereka memperoleh konsep Menurut Rusman (2010)
dan kenyataan yang mereka rasakan. mendifiniskan bahwa belajar adalah: (1)
2. Bagi guru, dapat memberikan belajar menunjukkan suatu aktivitas pada
pengelaman dan wawasan pengetahuan diri seseorang yang disadari atau disengaja;
tentang lingkungan rumah dan sekolah (2) belajar merupakan interaksi individu
secara langsung dengan metode dengan lingkungannya (dapat berupa
pembelajaran kontektual (contextual manusia atau objek-objek lain siswa dapat
teaching and learning) sehingga mereka memperoleh dari pengalamannya; (3) hasil
merasakan suatu manfaatnya mengenal belajar ditandai dengan perubahan tingkah
lingkungan mereka sendiri. laku. Menurut Aunurrahman (2012) belajar
3. Kepala sekolah, dapat memberikan adalah suatu proses yang dilakukan
petunjuk kepada guru dalam memilih individu untuk memperoleh suatu
metode yang tepat dalam pelaksanaan perubahan tingkah laku yang baru secara
pembelajaran dan memberikan keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
kesempatan dalam kelompok kegiatan individu itu sendiri di dalam interaksi
guru (KKG). dengan lingkungannya. Sedangkan menurut
W.Gulo (2011) belajar adalah aktivitas
Badan Standar Nasional Pendidikan manusia di mana semua potensi manusia
(BSNP, 2007) pengajaran IPS kelas rendah dikerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas
disajikan dalam pendekatan tematik, hanya pada kegiatan mental intelektual,
sedangkan IPS pelajaran mandiri mulai tetapi juga melibatkan kemampuan-
diprogramkan pada kelas 4 ke atas. Oleh kemampuan yang bersifat emosional
karena itu, materi pengajaran IPS lebih bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan
banyak dititikberatkan kepada dunia siswa fisik.
dan lingkungannya. selanjutnya mata Dari uraian di atas dapat
pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki disimpulkan belajar suatu proses yang
kemampuan mengenal konsep-konsep yang dilakukan individu dari pengalamannya
berkaitan dengan kehidupan masyarakat sendiri sehingga mengalami perubahan
dan lingkungannya, memiliki kemampuan tingkah laku dalam pengertian
dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa pembelajaran, menurut Pribadi. (2011)
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, pembelajaran adalah serangkaian aktivitas
dan keterampilan dalam kehidupan sosial yang sengaja diciptakan dengan maksud
dan kemanusiaan, serta memiliki untuk memudahkan terjadinya proses
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama belajar. Aunurrahman (2012) menyatakan
dan berkompetensi dalam masyarakat yang bahwa learning to the together, learning to
majemuk, di tingkat lokal, nasional dan live with others, pada dasarnya adalah
global. Adapun ruang lingkup pelajaran IPS mengajarkan, melatih dan membimbing
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
400
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
peserta didik agar mereka dapat pengetahuan yang diperoleh dari proses
menciptakan hubungan melalui komunikasi belajar sehingga memiliki pengetahuan
yang baik, menjauhi prasangka-prasangka kognetif, afektif, dan psikomotor.yang
buruk terhadap orang lain serta menjauhi dapat disampaikan kepada orang lain.
dan menhindari terjadinya perselisihan dan Menurut Slameto (2003) ada dua
konflik. Menurut Pribadi (2011) faktor yang dapat menghambat dalam
pembelajaran adalah proses yang sengaja belajar yaitu faktor intern dan faktor
dirancang untuk menciptakan tejadinya ekstern. Faktor intern merupakan faktor
aktivitas belajar dalam diri individu. yang ada dalam diri individu yang sedang
Dengan kata lain pembelajaran merupakan belajar meliputi (1) faktor jasmani,
sesuatu hal yang bersifat eksternal dan kesehatan dan cacat tubuh; (2) faktor
sengaja dirancang untuk mendukung fsikologis, yang meliputi intelegensi,
terjadinya proses belajar internal dalam diri perhatian, minat, bakat, motivasi,
individu. Dari uraian di atas disimpulkan pematangan dan kesiapan; (2) faktor
bahwa pembelajaran adalah aktivitas untuk kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani
melatih, membimbing siswa dalam dan kelelahan rohani, seperti stress dan
menciptakan terjadinya aktivitas belajar bosan. Sedangkan faktor eksternal
dalam diri individu. merupakan faktor yang ada di luar diri
Menurut Dimyati (2006) hasil individu sendiri yaitu (1) faktor keluarga;
belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa (2) faktor sekolah; (3) faktor dalam
dari pengalaman-pengalaman atau latihan- masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam
latihan yang diikutinya selama masyarakat, teman bergaul, dan bentuk
pembelajaran yang berupa aspek kognetif, kehidupan masyarakat.
aspek efektif, dan aspek psikomotor. Menurut Dimyati dan Mudjiono
Menurut Arikunto (1990) hasil belajar (2006:239) ada dua faktor yang
dasar (1) pendiagnosis kelemahan dan mempengaruhi belajar yaitu intern dan
keunggulan siswa beserta sebab-sebabnya; ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi
(2) hasil belajar sering digunakan sebagai siswa belajar yaitu, sikap terhadap belajar,
dasar untuk mementukan siswa-siswa yang motivasi belajar, konsentrasi belajar,
paling cocok untuk jenis pendidikan; (3) mengolah bahan belajar, menyimpan
hasil melajar menentukan apakah seorang perolehan hasil belajar, menggali hasil
siswa dapat dianikkan ke kelas yang lebih belajar yang tersimpan, kemampuan
tinggi atau tidak; dan (4) hasil belajar dapat berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa
berkembang sessuai dengan tingkat percaya diri sendiri, intelensi siswa,
kemampuan dan potensi yang mereka keberhasilan belajar, kebiasaan belajar,
miliki, maka perlu dipikirkan ketepatan cita-cita siswa, sedangkan faktor ekstern
penempatan siswa pada kelompok yang belajar yaitu guru sebagai pembina siswa
sesuai. Sudjana (1990) menyatakan bahwa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran,
hasil belajar merupakan realisasi atau kebijakan penilai, lingkungan sosial siswa
pemekaran dari kecakapan-kecakapan dan sekolah, kuriklulum sekolah.
potensial atau kapasitas yang dimiliki Syah (2007) menjelaskan bahwa
seseorang. Hasil belajar materi pokok hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tiga
bahasan lingkungan dan melaksanakan faktor yaitu (1) Faktor internal adalah faktor
kerjasama siswa dikatakan berhasil apabila yang berasal dari diri siswa yang meliputi
siswa dapat menerapkan, aspek fisiolis, aspek psikologis; (2) faktor
mengkomunikasikan kepada orang lain eksternal adalah faktor yang berasal dari
terhadap konsep yang diterimanya. Dapat luar diri siswa yang meliputilingkungan
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah social, lingkungan emosional; (3) faktor
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
401
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
402
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
sebuah tim yang bekerja bersama untuk siswa yang tidak dapat mengikuti
menemukan pengetahuan dan ketrampilan pembelajaran, tidak mendapatkan
yang baru bagi siswa. pengetahuan dan pengalaman yang sama
Menurut Sanjaya (2005) kelebihan dengan teman lainnya katena siswa tidak
metode contextual teaching and learning mengalami sendiri; (2) perasaan kuatir pada
ini (1) memberikan kesempatan kepada anggota kelompok akan hilangnya
semua siswa untuk mengembangkan karakteristik siswa karena harus
harapan, mengembangkan bakat dan menyesuaikan dengan kelompoknya; dan
mengetahui informasi terbaru; (2) (3) banyak siswa yang tidak senang apabila
memberikan kesempatan kepada siswa disuruh bekerja sama dengan yang lainnya
untuk menemukan makna pelajaran dengan karena siswa yang tekun merasa harus
cara mengkorelasikan isi pelajaran dengan bekerja melebihi siswa yang lain dalam
kehidupan sehari-hari siswa. Kelemahannya kelompoknya.
(1) guru harus meluangkan waktu yang Menurut Sardiman (2011) belajar
lebih banyak untuk mencari informasi- adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun
informasi terbaru yang nantinya dapat mental. dalam proses belajar keduanya
berguna dalam proses pembelajaran di kelas saling berkaitan. Lebih lanjut Peaget
sehingga membutuhkan tenaga dan pikiran menerangkan dalam buku Rasdiman bahwa
yang cukup melelahkan dan menyita waktu jika seorang anak berpikir tanpa berbuat
bagi guru. dan (2) guru dalam proses sesuatu berarti anak itu tidak berpikir.
pembelajaran akan membutuhkan waktu Menurut Hanafiah dan Suhana (2010)
yang cukup lama. aktivitas belajar dapat memberikan nilai
Menurut Anisa (2013) kelebihan tambah bagi siswa berupa (1) siswa
metode pembelajaran kontektual memiliki kesadaran untuk belajar
(contextual teaching and learning) yaitu: sebagaimana wujudnya motivasi untuk
(1) pembelajaran lebih bermakna, artinya belajar sejati, (2) siswa mencari
siswa melakukan sendiri kegiatan pengalaman dan langsung mengalami
berhubungan dengan materi yang ada sendiri yang dapat memberikan dampak
sehingga siswa dapat memahaminya terhadap terhadap pembentukan pribadi
sendiri; (2) pembelajaran lebih produktif yang integral, (3) siswa belajar menurut
dan mampu menumbuhkan penguatan minat dan kemampuannya, (4)
konsep kepada siswa karena pembelajaran menumbuhkembangkan sikap disiplin dan
kontekstual(Contextual Teaching And suasana belajar yang demokratis di
Learning) menuntut siswa menemukan kalangan siswa, (5) pembelajaran
sendiri bukan menghafal; (3) dilaksanakan secara konkret hingga dapat
menumbuhkan kebenaran siswa menumbuhkembangkan pemahaman
mengemukakan pendapat tentang materi berpikir kritis serta menghindari terjadinya
yang dipelajari; (4) menumbuhkan rasa verbalisme, dam (6)
ingin tahu tentang materi yang dipelajari menumbuhkembangkan sikap kooperatif
dengan bertanya kepada guru; (5) dikalangan siswa sehingga sekolah menjadi
menumbuhkan kemampuan dalam hidup sejalan dan serasi dengan kehidupan
bekerjasama dengan teman yang lain untuk di masyarakat di sekitarnya.
memcahkan masalah yang ada; dan (6) Dari uraian di atas dapat
siswa dapat membuat kesimpulan sendiri disimpulkan bahwa aktivitas terdiri dari
kegiatan pembelajaran. fisik dan mental siswa berpikir dan
Dzaki dalam Annisa (2013) metode memiliki kesadaran, mencari pengalaman,
pembelajaran kontekstual (contextual minat dan kemampuan, sikap disiplin dan
teaching and learning) (1) kekurangan bagi suasana belajar secara konkret, pemahaman
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
403
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
berpikir kritis dan menghindari verbalisme perencanaan; (2) tahap tindakan; (3) tahap
sehingga sejalan dan serasi dengan pengamatan (observasi), dan (4) refleksi.
kehidupan di masyarakat. Persiapan siklus I yaitu membuat
RPP, menyusun format penilaian guru,
format penilaian siswa, LKS, dan evaluasi.
METODE PENELITIAN Pada RPP, guru menyusun kompetensi
Jenis penelitian ini adalah penelitian tujuan pembelajaran, kegiatan belajar dan
tindakan kelas (PTK) menurut prosedur evaluasi sesuai dengan materi dan metode
terdiri dari empat bagian yaitu perencanaan, yang digunakan. Format penilaian guru,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. disusun prosedur pembelajaran guru.format
Menurut Kemmis (1998) Action penilaian siswa berdasarkan prosedur
Reseach as a form of sel-reflective kegiatan siswa. LKS media yang digunakan
undertokaken by participants in a social untuk siswa belajar dan mempelajari serta
(including educational) situation in order to melatih diri sesuai dengan kompetensi.
improve the rationality and justice of (a) Kegaitan awal terdiri dari (1)
their on social or educational practices, (b) membaca doa, (2) mengabsensi siswa, (3)
their understanding of these practices, and mengapersepsi siswa, (4) menjelaskan
(c) the situations in which practices are tujuan pembelajaran, dan (5) metode yang
carried out. Menurut Suhardjono (2007) digunakan. Kegiatan inti, (1) siswa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian dibagikan kelompok, masing-masing
tindakan yang dilakukan di kelas dengan kelompok terdiri dari seorang ketua, (2)
tujuan memperbaiki atau meningkatkan guru menjelaskan pokok bahasan yang akan
mutu praktik pembelajaran. Dari uraian di dipelajari; (3) guru memberikan LKS yang
atas dapat disimpulkan bahwa penelitian memuat materi pokok bahasan lingkungan
tindakan kelas peraktik pendidikan sosial dan melaksanakan kerjasama kepada
yang dilakukan di kelas guru sendiri untuk siswa untuk didiskusikan, (4) siswa
memperbaiki proses pendidikan. membuat tugas yang diberikan guru, (5)
Penelitain dilakukan di lokasi SD siswa menyimpulkan hasil diskusinya, (6)
Negeri 02 Kundur, Jalan Simpang Urung siswa membuat laporan hasil didiskusi, dan
Tanjungbatu. Materi pembelajaran IPS (6) siswa dievaluasi. Kegiatan akhir, siswa
semester 1 dengan pokok bahasan menyimpulkan hasil belajar dan diberi
lingkungan dan melaksanakan kerja sama di evaluasi untuk mengetahui sejauh mana
sekitar rumah dan sekolah. Dengan jumlah konsep yang mereka pelajari telah
siswa 27 orang terdiri dari 14 orang laki- dikuasainya.
laki dan 13 orang perempuan.Waktu Dari kegiatan awal, inti dan akhir
penelitian pada bulan Agustus 2016. siswa akan menemukan pemikiran-
Pelaksanaan penelitian 21 Agustus dan 22 pemikiran pada konsep materi
Agustus 2016, terdiri dari dua siklus. pembelajaran. Kemudian mereka membuat
Sebelum melaksanakan penelitian, guru dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
teman sejawat melakukan diskusi untuk memudahkannya mendalami materi karena
memilih metode apa yang tepat dalam mereka melakukan pembahasan dan mereka
pokok bahasan lingkungan dan merefleksi diri dan mebuat penilaian dari
melaksanakan kerjasama di sekitar rumah materi yang telah dipelajari. Proses
dan sekolah. Apa saja yang akan observasi dilakukan oleh teman sejawat
dipersiapkan dalam pelaksanaan tersebut. yaitu melakukan pengamatan dan mencatat
Setelah diskusi selesai maka diambil kejadian-kajadian yang dilakukan guru
keputusan bahwa penelitian tindakan kelas sesuai dengan prosedur pembelajaran,
akan dilakukan empat tahap yaitu (1) tahap sedangkan pengamatan siswa berupa
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
404
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
aktivitas belajar, Pengamatana tersebut membuat tugas yang diberikan guru, (5)
dilakukan mulai dari perencanaan, siswa menyimpulkan hasil diskusinya, (6)
pelaksanaan, dan evaluasi. Dari pengamatan siswa membuat laporan hasil diskusi. (6)
ini data yang terkumpul didiskusikan untuk siswa dievaluasi.
perbaikan siklus berikutnya. Observasi dilakukan oleh teman
Proses repleksi siklus kedua, teman sejawat sesuai dengan temuan yang
sejawat dan guru mendiskusikan tentang dilakukan pada siklus pertama, terhadap
proses pembelajaran, apakah sudah guru dan hasil belajar siswa. Temuan yang
memenuhi semua kriteria dalam prosedur diperoleh dari siklus kedua guru yaitu:
pembelajaran yang digunakan oleh guru, 1. Guru telah melakukan prosedur
Begitu juga peningkatan aktivitas dan hasil pembelajaran dengan baik dan benar.
belajar siswa. Jika masih ada penilaian yang 2. Guru sebagai fasilitator dapat
belum tercapai maka pelaksanaan perbaikan mengaktifkan kegiatan siswa dalam
pada siklus pertama dilanjutkan kepada berdiskusi
siklus kedua. Perbaikan pembelajaran siklus 3. Guru dapat meningkatkan siswa dalam
kedua atas dasar hasil yang didapat pada hasil belajarnya.
pengamatan dan catatan lapangan dari Proses refleksi setelah berakhirnya
teman sejawat. Catatan tersebut yang bisa proses pembelajaran pada siklus kedua
menghambat pelaksanaan pada siklus telah banyak perubahan dan peningkatan.
pertama seperti prosedur pelaksanaan tidak Pelaksanaan pembelajaran guru telah
sesuai dengan yang direncanakan. berjalan dengan baik sesuai dengan
Rendahnya hasil belajar siswa tidak prosedur yang direncanakan, aktivitas siswa
mencapai kriteria ketuntasan minimal yang dalam melakukan tugas telah meningkat,
ditentukan sekolah.Aktivitas belajar siswa begitu juga hasil belajar yang ditentukan
masih belum memadai. Atau masih rendah sekolah telah brhasil.
dalam perbaikan pembelajaran siklus Teknik pengumpulan data diperoleh
kedua, langkah-langkah yang dilakukan dari hasil pengamatan teman sejawat
oleh guru yaitu: tentang prosedur pelaksanaan guru dan
1. Menyusun rencana perbaikan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa.
pembelajaran (RPP) Dalam pelaksanaan tersebut data observasi
2. Membuat pedoman kegiatan guru dan telah ditentukan dari perencanaan,
siswa. pelaksanaan kegiatan dengan memberikan
3. Membuat lembar kerja siswa (LKS) ceklis. Nilai siswa ditentukan dengan
4. Membuat tes untuk peningkatan hasil menggunakan rentang nilai dan kriteria
belajar siswa nilai sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah
dan sangat rendah.. untuk aktivitas
Kegaitan awal terdiri dari (1) digunakan kriteria tinggi, cukup, atau,
membaca doa, (2) mengabsensi siswa, (3) rendah.
mengapersepsi siswa, (4) menjelaskan Teknik analisis data dengan
tujuan pembelajaran, dan (5) metode yang menggunakan pengolahan secara
digunakan. Kegiatan inti, (1) siswa kuantitatif. Analisis dilakukan setiap
dibagikan kelompok, masing-masing berakhirnya proses pembelajaran. Gunanya
kelompok terdiri dari seorang ketua, (2) adalah untuk mengetahui peningkatan
guru menjelaskan pokok bahasan yang akan aktivitas dan hasil belajar siswa dari hasil
dipelajari; (3) guru memberikan LKS yang yang diperoleh maka diambil kesimpulan
memuat materi pokok bahasan lingkungan penelitian.
dan melaksanakan kerjasama kepada
siswa untuk didiskusikan, (4) siswa
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
405
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
Berdasarkan refleksi dari awal paling rendah dalam aktivitas pada siklus I
hingga akhir dari dua siklus tersebut yang adalah memberikan saran karena mereka
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
406
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
masih ragu apakah saran yang diajukan orang (44,44 %). Pada siklus kedua
dakan diterima guru atau teman mereka, meningkat menjadi 27 orang (100%).
dan paling tinggi adalah berdiskusi di kelas Prasiklus jumlah nilai satu kelas
dan membuat laporan. Untuk siklus II sama 1959 dan rata-rata nilai kelas 72,56. siklus
seperti halnya siklus I yaitu memberikan pertama jumlah nilai keseluruhan berjumlah
saran, dan yang tinggi dan meningkat pada 2098, rata-rata nilai kelas 77,70. siklus
siklus II adalah melakukan tugas dan kedua jumlah nilai kelas 2280 dan rata-rata
melakukan iskusi kelompok. Selanjutnya nilai kelas 84,44. Nilai terendah pada
deskripsi hasil belajar siswa pada Tabel 2 prasiklus 62, dan tertinggi 90. Siklus
yaitu mulai dari prasiklus tuntas hanya 10 pertama nilai terendah 65 dan tertinggi 93,
orang (37,04%), dan tidak tuntas 17 orang sedangkan siklus kedua nilai terendah 71
(62,96 %). Pada siklus pertama yang tuntas dan tertinggi 95.
15 orang (55,50 % dan tidak tuntas 12
Hasil belajar berdasarkan rentang dan tidak tuntas 44,44 % sedangkan pada
nilai dam kriteria penilaian pada prasiklus siklus kedua meningkat menjadi 100 %
yang tuntas 37,94 % dan tidak tuntas 67,96. tuntas.
Pada siklus pertama yang tuntas 55,56 %
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
408
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Hasil Belajar IPS
Raja Usman
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |