Sei sulla pagina 1di 11

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN MELALUI KEPUASAN KERJA


Alim Hidayat
Magister Manajemen Universitas Pancasila, Jakarta
alimbinagriya@gmail.com

ABSTRACT
There are many aspects and factors that can affect employee performance in a
company. This study will observe about the influences of organizational culture and work
motivation to the employee performance, the influence of organizational culture and work
motivation to job satisfaction on and the influences of job satisfaction can affect to
employee’s performance at PT. Asuransi Binagriya Upakara. This study uses literature and
empirical methods with a survey approach (questionnaire) by taking a sample of 120
respondents, and statistical analysis of structural Equation Model (SEM). The research
shows that there is a positive and significant influence of organization culture to employee
performance (57%), there is a positive and significant influence of work motivation to
employee performance (47%), there is a positive and significant influence of
organizational culture to job satisfaction (49%), there is a positive influence of work
motivation to job satisfaction (51%). Likewise, from indirect relations, there is an indirect
positive influence of organizational culture on employee performance through job
satisfaction (87%), and indirect positive effects of work motivation on employee
performance through job satisfaction (72%).
Based on the study above to improve employee’s performance from organizational
culture aspect, it is recommended through developing innovation culture, from
motivational aspect it is recommend through improvement of behavior and work ethic, as
well as an active role of the leaders in motivating and evaluating company’s standard
procedure such as work system, procedure, and HR Provision. Form the aspect of job
satisfaction it is recommended to create an encouraging working climate, evaluating and
analyzing the need of work facilities and infrastructures, as well as analyzing and
evaluating compensation and benefit for employees, so that will help to increase
employee’s performance.
Keywords: Organizational Culture, Work Motivation, Job Satisfaction, Employees
Performance

ABSTRAK
Banyak aspek atau faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam suatu
perusahaan. Penelitian ini akan meneliti tentang bagaimana pengaruh budaya organisasi
terhadap Kinerja karyawan, bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan, bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja, bagaimana
pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dan bagaimana pengaruh kepuasan kerja

Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 17


terhadap kinerja karyawan pada PT. Asuransi Binagriya Upakara. Penelitian ini
menggunakan metode kepustakaan dan empiris dengan pendekatan survey (kuesioner)
dengan mengambil sampel 120 responden, dan analisis statistic Stcuktural Equation Model
(SEM). Dari temuan penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan
budaya organisasi terhadap Kinerja karyawan (57%), terdapat pengaruh positif motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan (47%), terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya
organisasi terhadap kepuasan kerja (59%), terdapat pengaruh positif motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja (49%) dan terdapat pengaruh positif kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan (51%). Demikian juga dari hubungan tidak langsung, terdapat pengaruh
positif secara tidak langsung budaya organisasi terhadap kinerja karyawan melalui
kepuasan kerja (87%), dan pengaruh positif tidak langsung motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan melalui kepuasan kerja (72%). Disarankan pada perusahaan untuk lebih
meningkatkan kinerja karyawan dari faktor aspek Budaya Organisasi berupa
mengembangkan budaya berinovasi, perilaku dan peningkatan etos kerja dari faktor
aspek motivasi disarankan pada perusahaan untuk peran aktif pimpinan dalam memotivasi,
mengevaluasi ketentuan perusahaan terutama sistem dan prosedur kerja serta ketentuan
SDM dari factor aspek kepuasan kerja perusahaan disarankan untuk menciptakan iklim
kerja yang kondusif, mengevaluasi dan menganalisa kebutuhan sarana dan prasarana kerja
serta mengevaluai dan menganalisa pemberian kompensasi sehingga kinerja karyawan
lebih meningkat.
Kata kunci: Budaya Organisasi, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kinerja Karyawan

Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 18


LATAR BELAKANG Kepuasan kerja bagi seorang karyawan merupakan
faktor yang amat penting karena kepuasan yang
Dalam menghadapi persaingan di era global,
diperolehnya akan turut menentukan sikap positif
perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efektif dan
terhadap pekerjaan. Perasaan puas dalam bekerja
efisien. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan
dapat menimbulkandampak positif terhadap perilaku,
perusahaan harus dapat meningkatkan daya saing
seperti misalnya tingkat kedisiplinan dansemangat
dalam rangka menjaga kelangsungan hidup
kerja yang cenderung meningkat. Kepuasan kerja
perusahaan. PT Asuransi Binagriya Upakara
juga berhubungandengan outcomes seperti kinerja,
merupakan salah satu perusahaan asuransi kerugian
sehingga apabila kepuasan kerja semakin tinggi maka
di Indonesia yang mempunyai kebijakan
akan menimbulkan semangat dalam bekerja. Dengan
mengoptimalkan karyawannya untuk menjalankan
demikian seseorang akan lebih mudah mencapai
proses bisnis Asuransi.
tingginya kinerja.
Karyawan merupakan unsur terpenting dalam
Kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap
menentukan maju mundurnya suatu perusahaan.
seseorang terhadap pekerjaannya sendiri, karena
Untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan
makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang akan
karyawan yang sesuai dengan persyaratan dan
tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif. Hal
kebutuhan perusahaan, serta mampu menjalankan
ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh karyawan
tugas-tugas yang telah ditentukan oleh perusahaan.
yang ada pada saat ini arahnya negatif.Sebaliknya
Pada umumnya setiap perusahaan akan selalu
ketidakpuasan kerja akan menimbulkan sikap kerja
berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawannya,
yang negatif. Positif dan negatifnya sikap kerja
dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan
seseorang mengikuti tingkat kepuasan kerja yang
akan tercapai.
dirasakan.
Kemampuan karyawan tercermin dari kinerjanya,
Kenyataan yang dialami bahwa para karyawan
kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal.
dihadapkan dengan berbagai peraturan dan prosedur
Kinerja karyawan tersebut merupakan salah satu
kerja sesuai yang ditetapkan organisasi. Kejelasan
modal bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya.
organisasi dan sistem penghargaan bagi para
Sehingga kinerja karyawan adalah hal yang patut
karyawan merupakan beberapa faktor yang turut
diperhatikan oleh pemimpin perusahaan.
mempengaruhi kepuasan kerja. Hal ini menyangkut
Kinerja pada umumnya diartikan sebagai kesuksesan
persepsi mereka terhadap sistem insentif,
seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
kelengkapan sarana kerja, serta kehangatan hubungan
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai
kerja dengan atasan maupun sesama rekan kerja.
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
Kebutuhan tersebut merupakan sumber-sumber
dibebankan kepadanya untuk mencapai target kerja.
kepuasan kerja yang perlu mendapat pemenuhan
Karyawan dapat bekerja dengan baik bila memiliki
yang semakin baik.
kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan
Permasalahan lain yang berkaitan dengan kepuasan
kerja yang optimal. Kinerja karyawan merupakan
kerja adalah kesadaran berkarya para karyawan untuk
salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan
organisasi, di mana hal tersebut merupakan suatu
atau organisasi dalam mencapai tujuannya.
kewajiban yang perlu lebih ditumbuhkembangkan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja
untuk mencapai tujuan organisasi. Kejelasan tujuan
karyawan adalah kepuasan kerja karyawan. Kepuasan
dan kebijakan yangditerapkan oleh organisasi, turut
kerja karyawan pada PT. Asuransi Binagriya Upakara
mempengaruhi komitmen karyawan di dalam
perlu mendapat perhatian dari top manajemen.
menjalankan tugas.
Beberapa hal yang berhubungan dengan kepuasan
Tingkat komitmen karyawan terhadap nilai-nilai dan
kerja karyawan yang harus mendapat perhatian
tujuan organisasi juga akan mempengaruhi kepuasan
tersebut antara lain masih belum maksimalnya
kerja. Untuk itu kejelasan tujuan dan kebijakan yang
pencapaian target organisasi, rendahnya kesadaran
diterapkan oleh organisasi merupakanfaktor yang
berkarya para karyawan untuk organisasi, kurangnya
amat penting dan perlu diterapkan dengan baik dan
penghargaan terhadap karyawan yang berkinerja baik
benar sehingga komitmen karyawan terhadap
serta tingkat kedisiplinan dan motivasi yang
organisasi dapat semakin tumbuh. Tentunya
cenderung menurun.

Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 19


komitmen organisasi dan para karyawan dapat 5. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap
tumbuh bersamaan dengan terciptanya iklim Kinerja Karyawan pada PT. Asuransi Binagriya
organisasi yang kondusif. Kehangatan hubungan Upakara Kantor?
kerja ditempat pekerjaan, perhatian organisasi
terhadap sarana dan prasarana yang semakin
TUJUAN PENELITIAN
memadai, penghargaan kepada karyawan yang
semakin baik perlu mendapat perhatian atasan karena
faktor-faktor tersebut memberikan sumbangan 1. Untuk mengkaji pengaruh Budaya organisasi (X1)
positif terhadap iklim organisasi. terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Asuransi
Iklim organisasi yang terbentuk secara positif dalam Binagriya Upakara.
keseharian para karyawan dapat membentuk nilai- 2. Untuk mengkaji pengaruh Motivasi kerja (X2)
nilai organisasi yang menjadi habit atau kebiasaan terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada PT.
baik para karyawan dan menciptakan budaya Asuransi Binagriya Upakara.
organisasi yang baik untuk menunjang keberhasilan 3. Untuk mengkaji pengaruh Budaya organisasi (X1)
organisasi dalam mencapai tujuan. terhadap Kepuasan Kerja (Z) pada PT. Asuransi
Setiap manusia sebagai makhluk memiliki bekal Binagriya Upakara.
untuk hidup, yang disebut budi atau akal dan budaya 4. Untuk mengkaji pengaruh Motivasi Kerja (X2)
(culture). Daya budi berupa cipta, rasa, dan karsa terhadap Kepuasan Kerja (Z) pada PT. Asuransi
(Koentjaraningrat dalam Ndraha, 2005:13). Manusia Binagriya Upakara.
dapat diartikan sebagai sebuah konsep atau sebuah 5. Untuk mengkaji pengaruh Kepuasan Kerja (Z)
fakta, sebuah gagasan atau sebuah realitas, sebuah terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Asuransi
kelompok atau sebuah individu (Ndraha, 2005:13). Binagriya Upakara.
Tantangan yang cukup komplek lainnya adalah
mengubah budaya kerja lama yang tidak sesuai lagi
dengan nilai-nilai budaya kerja baru pada seluruh KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
karyawan secara sukarela. Orang tidak akan berubah Budaya Organisasi
dengan sendirinya hanya dengan diperintah, dan Budaya organisasi merupakan aspek subjektif dari
hanya akan berubah kalau dia menyadarinya dan apa yang terjadi di dalam suatu perusahaan yang
menginginkannya secara sukarela, orang yang mengacu kepada abstraksi seperti nilai dan norma
bersedia meninggalkan cara lama sangat sedikit yang meliputi seluruh atau bagian suatu bisnis. Hal
jumlahnya, bahkan ketika situasi menjamin sekalipun ini mungkin tidak didefinisikan, didiskusikan atau
(Osborne dan Plastrik, 2000:241). bahkan diperhatikan. Namun budaya dapat memiliki
pengaruh pada perilaku seseorang dalam bekerja.
RUMUSAN MASALAH Budaya organisasi sangat diperlukan oleh setiap
perusahaan yang perlu selalu dikembangkan dan
1. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap disesuaikan dengan perubahan lingkungan organisasi.
Kinerja Karyawan pada PT. Asuransi Binagriya Lingkungan organisasi terdiri dari sumber daya
Upakara? manusia dengan latar belakang dan tingkatan yang
2. Apakah Motivasi kerja berpengaruh terhadap berbeda. Dengan demikian, perubahan budaya
Kinerja Karyawan pada PT. Asuransi Binagriya organisasi dilakukan terlebih dahulu melalui
Upakara? pengubahan pola pikir segenap sumber daya manusia
3. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap di dalam organisasi.
Kepuasan Kerja pada PT. Asuransi Binagriya Budaya dikembangkan dan mengekspresikan dirinya
Upakara? sendiri dalam cara yang berbeda dan dalam
4. Apakah Motivasi Kerja berpengaruh terhadap organisasi yang berbeda pula, oleh karena itu budaya
Kepuasan Kerja pada PT. Asuransi Binagriya organisasi terdapat ketidaksamaan dalam beberapa
Upakara? hal. Pada umumnya tidak ada budaya yang ideal,
hanya ada budaya yang sesuai.

Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 20


Motivasi Kerja pekerjaannya. Karyawan yang puas lebih menyukai
situasi kerjanya daripada karyawan yang tidak puas,
Motivasi kerja merupakan salah satu unsur penting yang tidak menyukai situasi kerjanya.
bagi karyawan sebuah lembaga, artinya motivasi Kepuasan kerja karyawan merupakan faktor
harus dimiliki setiap karyawan. Karyawan dengan yangdianggap penting, karena dapat mempengaruhi
motivasi kerja baik akan melaksanakan setiap jalannya organisasi secara keseluruhan. Kepuasan
pekerjaan yang diberikan dengan sebaik-baiknya dan yang dirasakan karyawan dalam bekerja merupakan
mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki suatu petunjuk bahwa karyawan memiliki perasaan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, seperti yang senang dalam menjalankantugasnya. Kepuasan kerja
dikemukakan oleh Robins (1996:198) bahwa juga merupakan suatu sikap positif karyawan
“Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan terhadap berbagai situasi di tempat pekerjaan. Bagi
tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, organisasi, kepuasan kerja karyawan harus mendapat
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk perhatian, terutama bagi pimpinan organisasi dalam
memenuhi sesuatu kebutuhan individual”. Motivasi mengambil kebijakan. Bagi karyawan, kepuasan
kerja yang rendah atau kurang baik akan merugikan kerja merupakan faktor individu dan sarana untuk
lembaga, karena dengan motivasi kerja yang rendah mencapai produktivitas kerja. Jadi dalam lingkup
pencapaian tujuan lembaga akan tertunda. Oleh manajemen sumber daya manusia, faktor kepuasan
karena itu motivasi kerja merupakan sesuatu yang kerja memberikan manfaatbaik bagi
penting yang harus dimiliki karyawan. organisasi/perusahaan, karyawan, bahkan bagi
Pendapat lain yang sejalan dengan pernyataan diatas masyarakat.
dikemukakan oleh Hasibuan (2007:143) yang Kinerja
menyatakan “Motivasi kerja adalah pemberian daya Menurut Keban (2003:43), menyebutkan bahwa
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja kinerja (performance) dalam organisasi didefinisikan
seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja sebagai tingkat pencapaian hasil “the degree of
efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya accomplishmen “ atau kinerja merupakan tingkat
untuk mencapai kepuasan”. Dari beberapa pendapat pencapaian tujuan organisasi secara
di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa motivasi kerja berkesinambungan. Menurut Steers & Porter
merupakan dorongan untuk bekerja dalam rangka (2003:67) pengertian kinerja organisasi adalah
mencapai tujuan atau kepuasan. Motivasi kerja tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan
karyawan tidak selamanya berada dalam kondisi tugas dapat dijalankan secara aktual dan misi
baik, oleh Karena itu perlu adanya upaya untuk organisasi tercapai. Untuk itu kinerja dari para
meningkatkan motivasi kerja di saat motivasi kerja karyawan harus mendapat perhatian dari para
karyawan menurun. Meningkatkan motivasi kerja pimpinan perusahaan, sebab menurunnya kinerja dari
karyawan bisa dilakukan dengan memperhatikan dan karyawan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan
memenuhi kebutuhan karyawan serta menghargai atau kinerja organisasi secara keseluruhan.
hasil dari pekerjaan mereka.
METODE PENELITIAN
Kepuasan Kerja Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan,
Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku
individu terhadappekerjaannya, seorang dengan suatu disiplin ilmu. Sementara itu metode penelitian
tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap adalah cara alamiah untuk memperoleh data dengan
yang positif terhadap pekerjaan itu, seorang yang kegunaan dan tujuan tertentu. Umumnya tujuan dari
tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan,
negatif terhadap pekerjaan itu (Robbins, 2001:139). pembuktian dan pengembangan (Edy Supriyadi,
Sejalan dengan hal tersebut menurut Umam 2014:1-2).
(2010:192) mengatakan bahwa kepuasan merupakan Metode penelitian dikelompokkan dalam dua tipe
sikap positif tenaga kerja terhadap pekerjaannya, utama yaitu kualitatif dan kuantitatif. Metode
yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kualitatif adalah metode penelitian yang bersifat
kerja. Penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam
Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 21
Umumnya dengan mengkaji masalah kasus per kasus
secara mendalam dengan landasan teori tertentu dan Budaya Organisasi
cenderung bersifat subjektif. (X1)
Metode kuantitatif adalah penelitian menggunakan
desain penelitian kuantitatif yang bertujuan H3
H1
menjaring data kuantitatif dalam bentuk data numerik Kepuasa H5 Kinerja
dengan menggunakan instrumen yang divalidasi yang n Kerja
H2 Karyawan
mencerminkan dimensi dan indikator dari variabel
(Z)
dan disebarkan kepada populasi dan sampel tertentu (Y)
H4
(Wirawan, 2012).
Metode kuantitatif disebut juga dengan metode
Motivasi Kerja
positivistic dikarenakan berasaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini dikenal dengan metode (X2)
scientifiec atau metode ilmiah dikarenakan sudah
memenuhi kaidah ilmiah seperti empiris, terukur,
objektif, sistematis dan rasional (Edy Supriyadi,
2014:7). Termasuk dalam metode kuantitatif adalah HIPOTESIS
metode penelitian eksperimen dan survey.
Metode survei merupakan penelitian yang H1 = Budaya Organisasi berpengaruh terhadap
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
yang tepat. Metode survai merupakan salah satu Kinerja Karyawan
bentuk penelitian yang melibatkan manusia untuk
memperoleh informasi. Untuk itu maka perlu disusun H2 = Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja
satu instrumen penelitian yaitu kuesioner (daftar
pertanyaan) dan pedoman wawancara (interview Karyawan
guide) (Pandoyo & Sofyan, 2018). Metode survey
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat H3 = Budaya Organisasi berpengaruh terhadap
tertentu yang alamiah, misalnya dengan menyebarkan
kuesioner. Salah satu desain metode survey dengan Kepuasan Kerja
menggunakan teknik analisa regresi sederhana dan
regresi berganda. H4 = Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kepuasan
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif dengan pengujian Kerja
menggunakan statistic inferensial dengan bantuan
aplikasi Metode SEM dan LISREL 8.8. Dari aplikasi H5 = Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja
tersebut selanjutnya akan dilakukan penafsiran
terhadap angka-angka yang diperoleh sehingga dapat Karyawan
diketahui sejauh mana hubungan antar variabel yang
diteliti.

Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 22


HASIL DAN PEMBAHASAN table 1,960 (n=120, =5%). Indikator adanya
Tabel 1. hubungan baik ini juga dapat dilihat beberapa
variabel indikator, terutama dari aspek nilai-nilai,
t-value dan Standardized Estimate Persamaan moralitas, norma dan etika, dan cara berkomunikasi
Struktural dalam melayani nasabah menjadi bagian penting dari
Variabel Standardized Nilai budaya organisasi pada perusahaan. Meskipun tidak
dapat dipungkiri ada beberapa hal yang kurang
() t seperti pola perilaku dan cara bekerja yang masih
kurang terpola sehingga kurang maksimal terhadap
Budaya Organisasi 0,59 7,57
kinerja. Aspek-aspek seperti nilai, moralitas,
terhadap Kepuasan kebiasaan atau kultur dalam organisasi ini sangat
Kerja penting sebagaimana dikatakan Wirawan (2007)
bahwa budaya organisasi adalah bagaimana norma,
Budaya Organisasi 0,57 6,81 nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan
terhadap Kinerja organisasi, dan sebagainya bekerja atau berkembang.
Karyawan Disini peran pimpinan dan anggota organisasi sangat
penting, dengan demikian pola pikir, sikap, dan
Kepuasan Kerja 0,51 7,08 perilaku anggota organisasi dapat mempengaruhi
terhadap Kinerja kinerja karyawan atau dapat meningkatkan produksi,
atau juga bagaimana cara karyawan melayani para
Karyawan
konsumen organisasi. Hal yang sama dikatakan
Motivasi Kerja 0,49 5,46 Robbins (2002) bahwa budaya organisasi merupakan
terhadap Kepuasan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-
anggota organisasi, suatu sistem dari makna bersama.
Kerja Hasil penelitian ini relevan dengan beberapa hasil
Motivasi Kerja 0,47 6,04 penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan H.M.
Affandi (2002), dimana dalam penelitian nya yang
terhadap Kinerja
berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi terhadap
Karyawan Kepuasan Kerja, Komitmen dan Kinerja pegawai di
lingkungan pemerintah Kota Semarang”.
Disimpulkan bahwa Iklim Organisasi mempengaruhi
Secara teoritis Budaya Organisasi memiliki pengaruh kepuasan kerja dan Iklim Organisasi mempengaruhi
terhadap Kinerja Karyawan. Budaya Organisasi yang Kinerja Pegawai. Demikian juga, penelitian yang
baik dan kondusif dalam suatu organisasi akan dilakukan Surachim & Firdaus (2008), tentang:
berdampak baik pula terhadap kinerja karyawan. Dari Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
hasil penelitian mengenai pengaruh Budaya karyawan pada Divisi Parmaservise PT. Combiphar,
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT Jakarta, yang menyimpulkan Iklim Organisasi
Asurasi Binagriya Upakara menunjukkan bahwa mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kepuasan
secara umum terdapat pengaruh positif antara Budaya Kerja Karyawan.
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan. Indikator ini Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT
diperoleh berdasarkan hasil penelitian melalui studi Asurasi Binagriya Upakara. Indikator ini diperoleh
lapangan penyebaran angket, dimana dari persepsi berdasarkan hasil uji statistik, dari nilai koefisien beta
para responden yang diteliti menunjukkan adanya diperoleh nilai 0,47 atau hampir 47% kinerja
budaya yang baik dalam perusahaan, hasil ini karyawan dipengaruhi motivasi kerja. Demikian juga
dibuktikan dari uji statistik dimana dari nilai dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai t hitung 6,04
koefisien beta diperoleh nilai 0,57 atau hampir 57% atau lebih besar dari nilai t table 1,960 (n=120,
Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja =5%). Dari beberapa variabel indikator yang diteliti
Karyawan. Demikian juga dari hasil uji hipotesis yang berperan adanya Motivasi Kerja terhadap
dimana nilai t hitung 6,81 atau lebih besar dari nilai t karyawan seperti pangkat, karir atau jabatan,

Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 23


prosedur kerja, status sosial, adanya kebebasan dalam antara karyawan dengan atasan atau antara karyawan
melaksanakan pekerjaan, serta pencapaian yang dengan karyawan lainnya, dan dorongan untuk
diinginkan. Meskipun demikian, ada beberapa berprestasi. Hal ini menunjukkan kepuasan kerja juga
indikator yang kurang berpengaruh, seperti kurang tidak semata-mata karena pengaruh besaran gaji atau
kompeten dalam tugas, dan penilaian terhadap tunjangan, akan tetapi juga karena pengaruh budaya
pekerjaan. Adanya hubungan positif antara Motivasi organisasi dalam perusahaan. Budaya organisasi ini
Kerja dengan Kinerja Karyawan ini sejalan dengan berkaitan dengan perilaku-perilaku yang terjadi
definisi seperti dikemukakan oleh G.R. Terry yang dalam perusahaan, bagaimana setiap karyawan
dikutip oleh Hasibuan (2006) bahwa “motivasi bertindak, berpikir dan merasa dalam suatu
adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang organisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Wirawan
individu yang merangsangnya untuk melakukan (2007), bahwa budaya organisasi adalah sebagai
tindakan-tindakan”. Dengan demikian motivasi dapat norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat,
diibaratkan sebagai daya penggerak atau pendorong kebiasaan organisasi, dan sebagainya yang
yang menciptakan kegairahan aktivitas atau kerja dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri,
seseorang untuk bekerja secara maksimal, baik secara pemimpin, dan anggota organisasi yang
individu maupun bekerja sama, bekerja efektif, dan disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga
mencapai sesuai yang diinginkan. Dalam dunia kerja mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku
setiap setidaknya ada beberapa hal yang memotivasi anggota organisasi dalam memproduksi produk,
karyawan, seperti untuk mendapatkan melayani para konsumen, dan mencapai tujuan
penghasilan/gaji bulanan dan gaji bulanan ini organisasi. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa
seringkali menjadi motivasi utama, kemudian sasaran budaya organisasi yang baik akan mempunyai
karir. Mereka yang memiliki motivasi macam ini pengaruh yang besar terhadap perilaku para
akan bekerja secara baik dan bahkan melebihi anggotanya karena tingginya tingkat kebersamaan
deskripsi kerjanya karena ada posisi lebih tinggi yang dan intensitas untuk menciptakan suatu iklim
diincarnya, akan tetapi ada juga karyawan yang internal. Sebaliknya, jika budayanya kurang baik
bekerja pada perusahaan hanya untuk mencari maka akan menurunkan tingkat kebersamaan dan
pengalaman. Umumnya, motivasi kerja model ini intensitas untuk menciptakan iklim organisasi yang
hanya dimiliki oleh mereka yang baru lulus (fresh baik. Budaya organisasi juga dapat meningkatkan
graduate) sebelum mampu bekerja di tempat yang kinerja. Dimana budaya organisasi yang kondusif
lebih baik. Hasil penelitian ini hampir sama dengan menciptakan kepuasan kerja, etos kerja, dan motivasi
beberapa penelitian sebelumnya, seperti yang kerja karyawan. Semua faktor tersebut merupakan
dilakukan Zulkifli (2015), Siswantara (2009), Devi indikator terciptanya kinerja tinggi dari karyawan
(2009) dan penelitian lainnya mengenai pengaruh yang akan menghasilkan kinerja organisasi juga
motivasi terhadap kinerja, yang berkesimpulan tinggi. Hasil penelitian ini hampir relevan dengan
adanya pengaruh motivasi terhadap kinerja penelitian yang dilakukan oleh H.M. Affandi (2002),
karyawan. Meskipun tidak tertutup kemungkinan Wibowo (2008), Sudarmadi (2007) yang melakukan
dalam suatu penelitian terdapat hubungan rendah penelitian tentang pengaruh budaya atau organisasi
antara motivasi dengan kinerja karyawan. dan pengaruhnya terhadap kepuasan dan kinerja
Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada PT karyawan, dimana dari hasil penelitiannya rata-rata
Asurasi Binagriya Upakara. Indikator ini diperoleh menyimpulkan bahwa budaya atau iklim organisasi
berdasarkan hasil uji statistik, dari nilai koefisien beta Iklim memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan
diperoleh nilai 0,59 atau hampir 59% Kepuasan Kerja kerja dan kinerja pegawai.
dipengaruhi Budaya Organisasi, hal ini diperkuat dari Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja karyawan
hasil uji hipotesis diperoleh nilai t hitung 7,57 atau pada PT Asurasi Binagriya Upakara. Indikator ini
lebih besar dari nilai t table 1,960 (n=120, =5%). diperoleh berdasarkan hasil uji statistik, dari nilai
Indikator adanya hubungan baik ini dapat dilihat koefisien beta diperoleh nilai 0,49 atau hampir 49%
beberapa variabel indikator, terutama dari indikator Kepuasan Kerja dipengaruhi Motivasi Kerja, hal ini
variabel kepuasan, sikap dalam bekerja, interaksi diperkuat dari hasil uji hipotesis dimana diperoleh

Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 24


nilai t hitung 5,46 atau lebih besar dari nilai t table kenyataannya banyak pimpinan perusahaan belum
1,960 (df=n-2, 120-2=118, =5%). Indikator adanya sepenuhnya menyadari pengaruh dan arti penting dari
hubungan baik ini dapat dilihat beberapa variabel kepuasan kerja. Bahkan perusahaan masih
indikator, terutama dari indikator variabel kepuasan, menganggap SDM sebagai biaya (cost) bagi
sikap dalam bekerja, pengaruh besaran perusahaan, sehingga pengelolaan SDM yang ada
gaji/tunjangan, jaminan sosial, dan fasilitas yang belum maksimal dilakukan. Hasibuan (2014)
diberikan perusahaan. Hal ini sejalan dengan mengatakan seseorang cenderung bekerja dengan
pendapat Hasibuan (2003) yang menyatakan bahwa penuh semangat apabila kepuasan dapat diperolehnya
“Seseorang cenderung akan bekerja dengan penuh dari pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan.
semangat apabila kepuasan dapat diperolehnya dari Hasil penelitian mengenai pengaruh kepuasan
pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan ini relevan dengan
merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan beberapa hasil penelitian sebelumnya, seperti
prestasi kerja karyawan dalam mendukung Wibowo (2008), dan Devi (2009) yang meneliti
terwujudnya tujuan perusahaan”. Demikian juga Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap
pendapat Wirawan (2015) yang menyatakan bahwa Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasional
Kepuasan kerja adalah persepsi perasaan dan sikap Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Karyawan
orang mengenai berbagai aspek dari pekerjaannya. Outsourcing PT Semeru Karya Buana Semarang).
Jadi dalam hal ini kepuasan merupakan ungkapan Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa variabel
perasaan dan sikap seseorang atau dalam hal ini kepuasan kerja berpengaruh signifikan positif
karyawan mengenai berbagai aspek dari terhadap kinerja karyawan, namun variabel motivasi
pekerjaannya. Persepsi tersebut dapat positif yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan positif
menimbulkan kepuasan kerja dan dapat juga negatip terhadap komitmen organisasional. Lebih lanjut,
menimbulkan ketidakpuasan. Persepsi positif dapat variabel kepuasan kerja dan motivasi menunjukkan
menimbulkan akibat positip yaitu tumbuh motivasi pengaruh yang signifikan positif terhadap kinerja
dan otomatis kinerja juga naik, sebaliknya jika karyawan. Disini menunjukkan bahwa faktor
persepsi negatip maka dapat menimbulkan kinerja kepuasan memiliki pengaruh langsung dan signifikan
rendah. Muara dari pada kepuasan kerja ini dapat terhadap kinerja karyawan.
dilihat dari tinggi rendahnya kinerja karyawan yang
selanjutnya mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja KESIMPULAN DAN SARAN
organisasi. Jelas disini motivasi memiliki hubungan Berdasarkan hasil pengolahan data atas variabel
erat dengan tingkat kepuasan kerja. Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT diperoleh pengaruhnya sebesar 0,57 atau 57%. Hal
Asurasi Binagriya Upakara. Indikator ini diperoleh ini berarti bahwa Budaya Organisasi memiliki
berdasarkan hasil uji statistik, dari nilai koefisien beta pengaruh postif terhadap Kinerja Karyawan PT
diperoleh nilai 0,51 atau hampir 51% Kinerja Asuransi Binagriya Upakara. Hal ini dibuktikan
Karyawan dipengaruhi Kepuasan Kerja, hal ini dengan t-value > t-tabel dimana nilai t-valuenya
diperkuat dari hasil uji hipotesis dimana diperoleh adalah 6,81 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai t hitung 7,08 atau lebih besar dari nilai t table semakin kuat atau solidnya Budaya Organisasi, maka
1,960 (df=n-2, 120-2=118, =5%). Indikator adanya akan semakin meningkatkan Kinerja Karyawan.
pengaruh signifikan ini dapat dilihat beberapa Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan diperoleh
variabel indikator, terutama dari kinerja karyawan pengaruhnya sebesar 0,47 atau 47 %. Hal ini berarti
seperti pencapaian kerja, kualitas kerja, inisiatif kerja, bahwa Motivasi kerja memiliki pengaruh postif
meskipun ada beberapa variabel indikator yang terhadap Kinerja Karyawan PT Asuransi Binagriya
kurang signifikan. Semakin baik tingkat kepuasan Upakara. Hal ini dibuktikan dengan t-value > t-
karyawan maka akan meningkat pula kinerja tabel dimana nilai t-valuenya adalah 6,04. Hasil
karyawan, sebaliknya jika tingkat kepuasan menurun penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
maka secara otomatis kinerja karyawan juga akan Motivasi kerja, maka akan semakin meningkatkan
menurun. Oleh karena itu, faktor kepuasan kerja Kinerja Karyawan.
merupakan aspek penting dalam perusahaan. Dalam

Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 25


Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja terutama budaya belajar dan budaya berinovasi untuk
diperoleh pengaruhnya sebesar 0,59 atau 59%. Hal menjawab tantangan dunia asuransi di masa depan;
ini berarti bahwa Budaya Organisasi memiliki (2) Melengkapi perilaku budaya melayani dengan
pengaruh postif terhadap Kepuasan Kerja karyawan baik dengan pola perilaku mengenalkan dan
PT Asuransi Binagriya Upakara. Hal ini dibuktikan memasarkan produk-produk perusahaan. Pola
dengan t-value > t-tabel dimana nilai t-valuenya perilaku ini harus terpatri pada semua karyawan
adalah 7,57. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan; dan (3) Etos kerja karyawan lebih
semakin kuat atau solidnya Budaya Organisasi akan ditingkatkan dengan tetap berpegang pada semangat
semakin meningkatkan Kepuasan Kerja. kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja iklas
Motivasi kerja terhadap Kepuasan kerja diperoleh Perusahaan harus peka terhadap hal-hal yang dapat
pengaruhnya sebesar 0,49 atau 49%. Hal ini berarti meningkatkan Motivasi Kerja. Motivasi Kerja yang
bahwa Motivasi kerja memiliki pengaruh postif terarah, jelas dan terstruktur yang selalu berorientasi
terhadap Kepuasan kerja karyawan PT Asuransi pada kepentingan dan bertujuan perusahaan
Binagriya Upakara. Hal ini dibuktikan dengan t-value diharapkan dapat meningkat kinerja karyawan.
> t-tabel dimana nilai t-valuenya adalah 5,46. Hasil Beberapa hal dapat dilakukan: (1) Peran aktif
penelitian menunjukkan bahwa Motivasi kerja yang pimpinan untuk lebih memotivasi karyawan dalam
tinggi akan dapat meningkatkan Kepuasan Kerja. pelaksanaan tugas keseharianya; (2) Mengevaluasi
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dan menyempurnakan ketentuan-ketentuan
diperoleh pengaruhnya sebesar 0,51 atau 51%. Hal perusahaan agar tidak tumpang tindih khususnya
ini berarti bahwa Kepuasan Kerja memiliki pengaruh yang menyangkut ketentuan mengenai sistem dan
postif terhadap Kinerja Karyawan PT Asuransi prosedur kerja organisasi, ketentuan mengenai
Binagriya Upakara. Hal ini dibuktikan dengan t-value sumber daya manusia; dan (3) Peningkatan Kepuasan
> t-tabel dimana nilai t-valuenya adalah 7,08. Hasil Kerja Karyawan akan berdampak pada peningkatan
penelitian menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja kinerja karyawan.
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja
karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil analisis dan kesimpulan penelitian menyatakan
bahwa terdapat pengaruh positif Budaya Organisasi Affandi, H., 2002. Pengaruh Iklim Organisasi
terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini berarti bahwa terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen, dan Kinerja
Budaya Organisasi merupakan salah satu faktor yang Pegawai (Studi Kasus pada Pegawai di Lingkungan
mendukung tercapainya Kinerja Karyawan yang Pemerintah Kota Smarang. Tesis. Semarang:
optimal. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Universitas Diponegoro.
Kinerja karyawan yang tidak besar kemungkinan
karena belum optimalnya Budaya Organisasi Devi, E. K. D., 2009. Analisis Pengaruh Kepuasan
djalankan sebagaimana mestinya terutama faktor Kerja Dan MotivasiTerhadap Kinerja Karyawan
budaya perusahaan seperti nilai-nilai, moralitas, pola Dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel
prilaku, etos kerja, cara berkomunikasi dan melayani Intervening (Studi Pada Karyawan Outsourcing PT
nasabah. Oleh karena itu perlu ditumbuhkan Semeru Karya Buana Semarang). Tesis. Semarang:
kesadaran akan penting Budaya Organisasi bagi Universitas Diponegoro.
perusahaan sehingga optimalisasi Budaya Organisasi
membawa dampak pada peningkatan Kinerja Hasibuan, M. S. P., 2003. Manajemen Sumber Daya
Karyawan. Manusia. Revisi ed. Jakarta: Bumi Aksara.
Perusahaan senantiasa menjaga dan menyelaraskan
peran Budaya Organisasi dalam kehidupan aktifitas Hasibuan, M. S. P., 2007. Manajemen Sumber Daya
perusahaan dan terfokus pada kepentingan dan tujuan Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
perusahan sehingga dapat meningkatkan kinerja
Hasibuan, M. S. P., 2014. Manajemen Sumber Daya
karyawan. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
Manusia. Revisi ed. Jakarta: Bumi Aksara.
lebih mengoptimalkan budaya organisasi sebagai
berikut: (1) Mengembangkan Budaya Organisasi

Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 26


Hasibuan, M. S. P., 2006. Manajemen Sumber Daya Wibowo, T. A., 2008. Analisis Pengaruh Budaya
Manusia. Revisi ed. Jakarta: Bumi Aksara. Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi
Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Kantor
Keban, J. T., 2003. “Indikator Kinerja Pemerintah
unit Cabang BRI Pattimura Semarang). Tesis.
Daerah : Pendekatan Manajemen dan Kebijakan”.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Yogyakarta, Fisipol UGM.
Wirawan, 2007. Budaya dan Iklim Organisasi.
Ndraha, T., 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta:
Jakarta: Salemba Empat.
Rineka Cipta.
Wirawan, 2012. Evaluasi:Teori, Model, Standar,
Osborne, D. & Plastrik, P., 2000. Memangkas
Aplikasi, dan Profesi. Depok: PT Raja Grafindo
Birokrasi: Lima Strategi Menuju Pemerintahan
Persada.
Wirausaha. Jakarta: PPM.
Wirawan, 2015. Manajemen Sumber Daya Indonesia.
Pandoyo & Sofyan, M., 2018. Metodologi Penelitian
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Keuangan dan Bisnis. Bogor: IN-MEDIA.
Zulkifli, A. & Ibrahim, M., 2015. "Pengaruh
Robbins, S. P., 1996. Perilaku Organisasi, Konsep,
Kompetensi, Motivasi, Beban KerjaDan Komunikasi
Kontroversi danAplikasi. 6 ed. Jakarta: PT. Bhuana
Terhadap Kinerja Pegawai Serta Dampaknya
Ilmu Populer.
Terhadap Kinerja Organisasi(Studi Pada Dinas
Robbins, S. P., 2001. Perilaku Organisasi. 8 ed. Catatan Sipil Kota Sabang)". Jurnal Manajemen
Jakarta: PT Prenhalindo. Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 4(3).

Robbins, S. P., 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku


Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Siswantara, 2009. Pengaruh kompetensi Profesional,
Motivasi kerja dan Iklim organisasi terhadap
Disiplin kerja dan Kinerja Dosen Politehnik Negeri
Bali. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Steers, R. & Porter, L. W., 2003. Motivation and
Work Behavior. New York: Mc Graw-Hill Book
Company.
Sudarmadi, 2007. Analisis pengaruh Budaya
Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan pada
karyawan administrative Universitas Semarang.
Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Supriyadi, E., 2014. SPSS +Amos. Jakarta: In Media.
Surachim, A. & Firdaus, T., 2008. Pengaruh Iklim
Organisasi terhadap Kepuasan Kerja karyawan pada
Divisi parmaservise PT. Combiphar, Jakarta.
Strategic, Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis,
Februari.7(13).
Umam, K., 2010. Perilaku Organisasi. Bandung:
Pustaka Setia.
Jurnal Ilmiah Ekbank, Volume 2 Nomor 1 Juni 2019 Halaman 27

Potrebbero piacerti anche