Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
Abstrak
Salah satu strategi yang dilakukan untuk menurunkan AKI oleh pemerintah adalah
dengan peningkatan kompetensi dan kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan
oleh Bidan sesuai dengan standar Asuhan Persalinan Normal. Tujuan peneliyian ini
adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan penerapan standar
Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh bidan di ruang Kebidanan RSUD Tgk. Chik
205
Idawati
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. AKI merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam
tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5, dimana targetnya adalah untuk
menurunkan resiko jumlah kematian ibu yang dibentuk oleh PBB (UN) pada tahun 2000
dalam program MDGs (Millenium Development Goals) dari program tersebut diharapkan
dapat mencapai hasil pada tahun 2015, namun hingga batas akhir pelaksanaan MDGs
untuk pencapaian target menurunkan AKI masih menunjukkan hasil yang belum
maksimal. Sehingga diadakan program baru untuk tujuan pembangunan berkelanjutan
SDGs (Sustainable Development Goals) serta membentuk agenda baru transformative
untuk kesehatan ibu dalam upaya mengurangi MMR global untuk kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Anonimous, 2013).
Indikator dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat disuatu negara salah
satunya adalah angka kematian ibu (AKI) yang terjadi selama kehamilan, persalinan dan
nifas. Menurut Word Health Organization (WHO) pada tahun 2015 angka kematian ibu di
dunia adalah sebanyak 303.000 ibu yaitu 216/100.000. Berdasarkan data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016 menunjukkan angka kematian ibu
di Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun
meskipun tidak terlalu signifikan (Anonimous, 2014).
Salah satu periode kritis yang beresiko timbulnya kesakitan dan kematian maternal
kira-kira 90% kematian ibu terjadi disaat persalinan dan kira-kira 95% penyebab kematian
ibu adalah komplikasi obstetric yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga adanya kebijakan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yaitu setiap persalinan
dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian maternal. Adapun Penyebab lainnya kematian ibu di Indonesia
adalah disebabkan karena Perdarahan (28%), Eklamsia (24%), Infeksi (11%), Komplikasi
206
Serambi Akademica Vol. 7, No. 3, Juli 2019 pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora eISSN 2657- 0998
Puerperium (8%), Persalinan Macet (5%), Abortus (5%), Trauma Obstetric (3%) Emboli
Obstetric (3%) dan penyebab lain (11%). Kematian maternal adalah kematian perempuan
yang diakibatkan oleh proses kejadian yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan,
dan abortus dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat
gestasi (Marynani, 2016).
Dalam penelitian Wiliarti (2011) menyebutkan penyebab utama kematian ibu
adalah perdarahan, dan kira-kira 90 % terjadi di saat persalinan yang sebagian besar
disebabkan oleh retensi plasenta, hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan kala
III yang kurang adekuat. Oleh sebab itu target yang ditetapkan pemerintah untuk tahun
2014 - 2019 yaitu meliputi target dampak kesehatan yang diantaranya : 1) menurunkan
Angka Kematian Ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, 2) menurunkan Angka
Kematian Neonatal menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup, serta target proses dan output
diantaranya: meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
terampil menjadi 85%. Untuk itu diharapkan bahwa setiap persalinan normal adalah
mengacu pada standar Asuhan Persalinan Normal (APN). Dalam hal ini telah dilakukan
pelatihan Asuhan Persalinan Normal yang bertujuan untuk meningkatkan pertolongan
persalinan normal.
Asuhan Persalinan Normal merupakan asuhan yang bersih dan aman dari setiap
tahap persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pascapersalinan
dan hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir yang termuat dalam PERMENKES RI No. 97
tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan dan
masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi serta pelayanan
kesehatan seksual. Beberapa alasan yang melandasi dirancangnya pelatihan Asuhan
Persalinan Normal diantaranya adalah berdasarkan fakta yang menunjukkan bahwa
sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan. Angka kejadian
perdarahan pasca persalinan di Indonesia diperkirakan sekitar 45% dari seluruh persalinan
yang ada. Berdasarkan proporsi tersebut dapat diasumsikan bahwa 90% persalinan akan
berlangsung secara normal dan apabila persalinan tersebut ditangani dengan sebaik-
baiknya, maka akan mencegah terjadinya kematian ataupun kesakitan pada ibu bersalin,
jika pertolongan persalinan mengikuti standar pelayanan Asuhan Persalinan Normal
(Anonimous, 2014).
Standar pelayanan Asuhan Persalinan Normal adalah Standar Pelayanan
Kebidanan dalam persalinan, yang terdiri dari 25 standar yang merupakan pedoman bagi
bidan di Indonesia dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya sesuai dengan
kompetensi dan wewenang yang diberikan, khususnya pada kala III dan kala IV yang
terdapat pada standar 9 sampai 13. Standar ini dilaksanakan oleh bidan di setiap tingkat
pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun tatanan pelayanan
(Kusumawardani, E., tt)
Salah satu daerah di Indonesia yang memberikan sumbangan angka kematian ibu
adalah Provinsi Aceh, adapun angka kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2015
sebesar 134 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada Tahun 2016 adalah 37 per
100.000 kelahiran hidup dimana terjadi penurunan dibandingkan dengan Tahun 2015,
pada tahun 2014 sebesar jumlah AKI sebanyak 92 per 100.000 kelahiran hidup, tahun
207
Idawati
2013 sebesar 119 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2012 sebesar 20 per 100.000
kelahiran hidup (Anonimous, 2016).
Berdasarkan data dari profil Kesehatan Kabupaten Pidie Angka kematian ibu pada
tahun 2015 di Kabupaten Pidie sebanyak 12 per 100.000 kelahiran hidup), sedangkan
tahun 2016 sebanyak 9 per 100.000 kelahiran hidup). Untuk tahun 2017 angka kematian
ibu sebanyak 8 per 100.000 kelahiran hidup). Penyebab langsung kematian ibu adalah
perdarahan, eklampsia, infeksi dan lain-lain (Fajriman, 2016).
Selain itu penyebab kematian ibu disebabkan oleh faktor 3 T yaitu terlambat
merujuk, terlambat sampai di fasilitas kesehatan dan terlambat pertolongan adekuat.
Terlambat merujuk dan terlambat sampai di fasilitas bisa disebabkan oleh banyak faktor
diantaranya faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor geografi, faktor gender dan faktor
budaya setempat. Sedangkan faktor terlambat pertolongan adekuat bisa disebabkan oleh
tenaga kesehatan, sarana, obat dan manajerial (Fajriman, 2016).
Salah satu pusat pelayanan kesehatan di Kota Sigli Kabupaten Pidie Provinsi Aceh
adalah Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik di Tiro. Berdasarkan jenis pelayanan rumah
sakit ini adalah rumah sakit umum yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Pidie,
RSUD Tgk. Chik Di Tiro ini merupakan rumah sakit kelas B dengan kapasitas 303
tempat tidur. Salah satu pelayanan di RSUD Tgk. Chik Di Tiro ini adalah tersedianya
PONEK (KIA) (Anonimous, 2017a).
Jumlah ibu bersalin di RSUD Tgk. Chik Di Tiro tahun 2016 sebanyak 630 orang
dan terdapat 7 orang (1,1%) yang meninggal dunia sedangkan jumlah ibu bersalin tahun
2017 sebanyak 898 orang dan terdapat 4 orang diantaranya meninggal setelah proses
persalinan dengan diagnosa Preeklampsia berat (PEB), infeksi dan perdarahan
Anonimous, 2017b.).
Hasil wawancara terhadap 4 orang pasien pasca persalinan di ruang kebidanan di
RSUD Tgk. Chik Di Tiro mereka menyatakan bahwa bidan tidak pernah
memberitahukan/menginformasikan apa yang terjadi selama proses persalinan, bidan
dalam menolong persalinan kurang ramah baik kepada pasien maupun
keluarga/pendamping pasien, bidan kurang memperhatikan ibu yang akan melahirkan
bidan juga melakukan induksi persalinan karena ingin segera menyelesaikan proses
persalinan dengan pemberian obat perangsang his/kontraksi uterus atau otot kandungan,
dan adanya tindakan memimpin persalinan yang tidak tepat dengan dilakukan tindakan
mendorong bagian atas perut kearah jalan lahir agar bayi dapat lahir.
Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) sangat berkaitan erat dengan
pendidikan dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuan akan semakin
baik pula. Adapun pengetahuan tentang APN bagi bidan dengan latar belakang D3
Kebidanan sudah diperoleh saat mengikuti pendidikan tersebut karena didalam kurikulum
D3 Kebidanan tersebut telah dimasukan muatan tentang APN, sedangkan untuk D1
Kebidanan pada saat itu belum ada muatan kurikulum tentang APN. Asuhan Persalinan
Normal (APN) merupakan kebijakan pemerintah untuk semua tenaga kesehatan yang
terlibat dalam pertolongan persalinan normal wajib melaksanakan Asuhan Persalinan
Normal dengan memperhatikan standar yang telah ditetapkan (Wattimena, 2008).
Berdasarkan hasil pra survey yang dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2017
didapatkan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) bidan sebanyak 38 orang dengan
208
Serambi Akademica Vol. 7, No. 3, Juli 2019 pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora eISSN 2657- 0998
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di ruang kebidanan RSUD Tgk. Chik Ditiro Kecamatan
Pidie Kabupaten Pidie. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu
dari Desember 2017 sampai Juli 2018. Desain Penelitian ini menggunakan Survei Analitik
dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari dinamika korelasi dan
keterpengaruhan antara variabel independen terhadap variabel dependen pada saat yang
bersamaan. Populasi adalah seluruh subjek yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik
yang ditentukan.Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Bidan di ruang
kebidanan RSUD Tgk Chik Ditiro yang berjumlah 38 orang . Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh populasi yaitu sejumlah 38 orang Bidan di Ruang Kebidanan RSUD Tgk.
Chik Ditiro. Data primer di dapatkan dari jawaban responden berdasarkan pertanyaan
kuesioner. Data sekunder diperoleh dari status pasien bersalin, buku laporan rawat inap
serta referensi perpustakaannya berhubungan dengan penelitian serta literatur yang terkait
lainnya. Data tersier adalah data yang diperoleh dari jurnal yang sudah dipublikasi.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi dengan perangkat
lunak paket statistik SPSS versi 17 untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Analisis univariat adalah analisis yang digunakan
untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel, baik variabel bebas dan
variabel terikat. Setelah dapat mendeskripsikan karakteristik responden, lalu diuraikan
kedalam bentuk tabel dan dinarasikan. Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan
(korelasi) antara variabel independen dengan variabel dependen Untuk membuktikan
209
Idawati
adanya hubungan yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen di
gunakan uji chi-square. Pada batas kemaknaan perhitungan statistik p value (0,05).
Apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai p<p value (0,05) maka dikatakan (H0)
ditolak, artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan.
Analisa Bivariat
Berdasarkan data dari 27 responden yang memiliki pengetahuan kurang tidak
menerapkan standar APN dengan baik sebanyak 18 orang (85,7%) dan dari 11 responden yang
berpengetahuan baik dominan menerapkan standar APN dengan baik yaitu 8 orang (47,1%).
Berdasarkan hasil uji Chi-Square di peroleh nilai p-value = 0,03 < α 0,05, yang berarti ada
hubungan antara pengetahuan dengan penerapan standar APN. Berdasarkan analisis Odds Ratio
(OR) diperoleh nilai Lower Limit-Upper Limit (LL-UL) sebesar 5,333 (95% CI) = (1,133 -
25,115). Hal ini menunjukkan responden yang berpengetahuan kurang beresiko 5 x
menerapkan standar APN secara tidak baik dibanding responden yang berpengetahuan
baik. Berdasarkan dari 15 responden yang bersikap negatif tidak menerapkan standar APN
dengan baik sebanyak 13 orang (61,9%) dan dari 23 responden yang bersikap positif
dominan menerapkan standar APN dengan baik yaitu 15 orang (88,2%). Berdasarkan hasil
analisis uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,005 < α 0,05, yang berarti ada
hubungan antara sikap dengan penerapan standar APN. Berdasarkan analisis Odds Ratio
(OR) diperoleh nilai Lower Limit- Upper Limit (LL-UL) sebesar 12,188 (95% CI) = (2,186
– 67,945). Hal ini menunjukkan responden yang bersikap positif beresiko 12 x
menerapkan standar APN secara baik dibanding responden yang bersikap negatif.
Berdasarkan dari 23 responden yang memiliki motivasi kurang menerapkan standar APN
dengan baik sebanyak 12 orang (57,1%) dan dari 15 responden yang memiliki motivasi
baik tidak menerapkan standar APN dengan baik sebanyak yaitu 9 orang (42,9%).
210
Serambi Akademica Vol. 7, No. 3, Juli 2019 pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora eISSN 2657- 0998
Berdasarkan hasil analisis uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,88 > α 0,05,
yang berarti tidak ada hubungan motivasi dengan penerapan standar APN. Berdasarkan
analisis Odds Ratio (OR) diperoleh nilai Lower Limit-Upper Limit (LL-UL) sebesar 0,727
(95% CI) = (0,195 – 2,716). Berdasarkan dari 21 responden yang tidak mengikuti
pelatihan tidak menerapkan standar APN dengan baik sebanyak 17 orang (81%) dan dari
17 responden yang telah mengikuti pelatihan menerapkan standar APN dengan baik
sebanyak yaitu 13 orang (76,5%). Berdasarkan hasil analisis uji statistik Chi-Square
diperoleh nilai p-value = 0,001< α 0,05, yang berarti ada hubungan antara pelatihan
dengan penerapan standar APN. Berdasarkan analisis Odds Ratio (OR) diperoleh nilai
Lower Limit- Upper Limit (LL-UL) sebesar 13,812 (95% CI) = (2,895 – 65,912). Hal ini
menunjukkan responden yang tidak mengikuti pelatihan APN beresiko 13 x menerapkan
standar APN secara tidak baik dibanding responden yang mengikuti pelatihan.
P OR (95%
Penerapan standar APN Jumlah (Value) CI)
No Variabel
Tidak Baik Baik
f % f % F %
Pengetahuan
1. Kurang 18 85,7 9 52,9 27 71,1 0,03 5,333 (1,133-
2. Baik 3 14,3 8 47,1 11 28,9 25,115)
Sikap
1. Negatif 13 61,9 2 11,8 15 39,5 0,005 12,188
(2,186-
2. Positif 8 38,1 15 88,2 23 60,5
67,945)
Motivasi
1. Kurang 12 57,1 11 64,7 23 60,5 0,88 0,727 (0,195-
2. Baik 9 42,9 6 35,3 15 39,5 2,716)
Pelatihan
1. Tidak Ada 17 81 4 23,5 21 55,3 0,001 13,812
(2,895-
2. Ada 4 19 13 76,5 17 44,7
65,912)
PEMBAHASAN
Hubungan Pengetahuan dengan Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal
Hasil analisis uji statistik Chi-Square pada variabel pengetahuan diperoleh nilai p-
value = 0,03 < α 0,05, yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan penerapan
standar APN. Secara teori, Pengetahuan bidan tentang APN merupakan penunjang
kepatuhan bidan dalam menerapkan APN yang baik dan aman sesuai dengan tugas yang
211
Idawati
dilaksanakan dan perlu dioptimalkan, APN merupakan asuhan persalinan yang diberikan
pada ibu dengan intervensi seminimal mungkin, dampak dari ketidakpatuhan dalam
menerapkan standar asuhan persalinan normal (APN) adalah tidak terpenuhinya rasa
nyaman ibu didalam proses persalinan, hal ini tidak sesuai dengan asuhan sayang ibu yang
termasuk dalam lima benang merah APN.
Menurut peneliti bidan yang berpengetahuan baik dapat mewujudkan pelayanan
sesuai dengan asuhan sayang ibu, dan bidan akan lebih patuh terhadap standar Asuhan
Persalinan Normal (APN). Bidan yang berpengetahuan baik juga akan dapat memberikan
pelayanan yang baik pula dalam asuhan persalinan normal, sehingga pada akhirnya tujuan
asuhan persalinan dapat dicapai dengan optimal. Hal lain yang menjadi tidak baiknya
pengetahuan bidan dalam penerapan standar asuhan persalinan normal (APN) karena
disebabkan oleh faktor seperti umur, pendidikan, informasi, intelegensi, lingkungan dan
pengalaman. Faktor intelegensi yang dapat berhubungan dengan penerapan standar APN
dikarenakan daya tangkap dari masing-masing responden dalam menerima suatu
informasi, faktor lingkungan tidak kondusif maka akan menghambat proses pembelajaran
dalam penerapan standar APN, faktor informasi dapat diakses dari berbagai sumber,
semakin banyak informasi yang diakses maka akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang, faktor pengalaman dalam asuhan persalinan sangat berhubungan karena
semakin seringnya seseorang menangani persalinan maka pengetahuan serta keterampilan
seseorang akan semakin terasah dan akan mendapatkan temuan yang bisa menambah
pengetahuan.
212
Serambi Akademica Vol. 7, No. 3, Juli 2019 pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora eISSN 2657- 0998
Secara konseptual sikap bidan akan berubah jika adanya pelatihan terhadap
pekerjaan dalam hal ini adalah penerapan standar asuhan persalinan normal. Sikap
sesorang memiliki elemen-elemen (1) kognitif : keyakinan dan pengetahuan terhadap
obyek; (2) afektif: perasaan terhadap obyek sebagai akibat dari keyakinan atau
pengetahuan; (3) kecenderungan tindakan terhadap obyek tersebut, sehingga bidan yang
mengikuti pelatihan akan menambah keyakinan dan pengetahuan yang akan merubah
sikap bidan dalam penerapan standar APN yang sesuai. (47)
213
Idawati
PENUTUP
Simpulan
Terdapat hubungan antara Pengetahuan dengan penerapan standar Asuhan
Persalinan Normal (APN) oleh Bidan. Terdapat hubungan antara Sikap dengan penerapan
standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh Bidan. Tidak terdapat hubungan antara
motivasi dengan penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh Bidan.
Terdapat hubungan antara pelatihan dengan penerapan standar Asuhan Persalinan Normal
(APN) oleh Bidan.
214
Serambi Akademica Vol. 7, No. 3, Juli 2019 pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora eISSN 2657- 0998
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, (2014). Kementerian Kesehatan Pusat Data Dan Informasi Situasi Bidan Di
Indonesia. 2014. [diakses tanggal : 16 Januari 2018]. Tersedia di
Hhtp://wwwdepkesgoid/resources/download/pusdatin/infodatin-idanpdf.2014.
Anonimous (2014). Permenkes RI No.97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi Serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
Anonim ous, (2016). Profil Kesehatan Provinsi Aceh. Bidang Program Dan Pelaporan
Seksi Data Dan Informasi.
Anonimous, (2017a). Profil Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro. Kabupaten
Pidie.
Anonimous, (2017b). Data Persalinan Dan Nifas Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Tgk. Chik Di tiro Kabupaten Pidie.
Fajriman. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Pidie. Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie.
Kusumawardani E. (tt). Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) Oleh Bidan
Di Rumah Sakit Umum.
http://www.academia.edu/12586926/penerapan_standar_asuhan_persalinan_norma
l_apn_oleh_bidan_di_rumah_sakit_umum.
Maryunani A., (2016). Buku Praktis Kehamilan Dan Persalinan Patologis (Resiko Tinggi
Dan Komplikasi) Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media (TIM).
Wattimena M., (2008). Analisis Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh
Bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong Papua Barat Tahun 2008
(Studi Kualitatif).Universitas Diponegoro Semarang.
Wiliarti, Indriarti P., (2011). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Bidan
Desa Dalam Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal Pada Kala III Dan Kala
IV Di Kabupaten Grobogan.
215