Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Siti Rahmawati
Program Studi Ekonomi Pembangunan
Universitas Tadulako
Email: rahmawatytjo@yahoo.com
ABSTRACT
One of the factors of the high number for Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is caused by the
low prenatal care and assistance by healthcare workers. In Central Sulawesi, MMR is still quite high,
269 per 100 thousand live births, meanwhile, the standard number of the Ministry of Health is 226 per
100 thousand live births. This study aims to determine the effect of prenatal care on maternal mortality
using retrospective studies and logistic regression data analysis. The tabulation result of the data
showed that the relationship between prenatal care and maternal mortality was significant confidence
level of 95%. The significance of that relationship was showed by Chi-Square= 5.84 at P<0.05 or P<0.02.
OR value was 2.77 at IK 95% between 1.20 to 6.41. It showed that the chances of maternal mortality in
the subjects with poor antenatal care was about 2.77 times compared with the chance of the subject to
life. The complications which occured during the delivery and the quality of aid delivery encompassed
birth attendant for implementing the “3” clean pantographs and Kala III active management. Both of
them statistically have a significant relationship with the incidence of maternal mortality.
Keywords: Prenatal care; Maternal mortality; The delivery of healthcare workers; Workers; Non-
health workers.
ABSTRAK
Salah satu faktor tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah karena masih relatif
rendahnya perawatan kehamilan dan cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan. Di Provinsi Sulawesi
Tengah, AKI masih cukup tinggi, 269 per 100 ribu kelahiran hidup, sementara standar Kementrian
Kesehatan 226 per 100 ribu kelahiran hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
perawatan kehamilan terhadap kematian ibu dengan desain penelitian menggunakan retrospective
studies dan analisis data regresi logistik. Hasil tabulasi data menunjukkan adanya hubungan antara
perawatan kehamilan dengan kematian maternal adalah bermakna pada taraf kepercayaan 95 persen.
Kebermaknaan hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai Chi-Square= 5.84 pada nilai P<0.05 atau
P<0.02. Nilai OR sebesar 2.77 pada IK 95 persen antara 1.20 sampai 6.41. Hal ini memperlihatkan bahwa
peluang terjadinya kematian maternal pada subjek dengan perawatan antenatal buruk adalah sebesar
2.77 kali lipat dibandingkan dengan peluang subjek untuk hidup. Komplikasi yang terjadi pada masa
persalinan dan kualitas pertolongan persalinan yang meliputi penolong persalinan penerapan “3”
bersih partograf dan manajemen Kala III aktif masing-masing secara statistik mempunyai hubungan
bermakna dengan kejadian kematian ibu.
Kata Kunci: Perawatan Kehamilan; Kematian ibu; Persalinan Nakes; dan Non Nakes.
209
Kawistara, Vol. 7, No. 2, Agustus 2016: 209-216
210
Siti Rahmawati -- Pengaruh Perawatan Kehamilan Antenatal Care terhadap Kematian Ibu Melahirkan
di Rumah Sakit Kabelota Donggala Sulawesi Tengah
211
Kawistara, Vol. 7, No. 2, Agustus 2016: 209-216
Lanjutan tabel 1
Tabel 1 (aspek pertama) menunjukkan sebesar 0,05 dan OR pada inteval 1,4-8,0,
bahwa hubungan antara perawatan ke Ik 95% secara signifikan tidak berpengaruh
hamilan buruk oleh non nakes (dukun bayi) terhadap kematian ibu.
dengan kematian ibu adalah berpengaruh UNDP (2005 menyatakan bahwa 80%
dan signigikan secara significan pada taraf kematian ibu terjadi di rumah sakit rujukan
kepercayaan 95%. Pengaruh kebermaknaan walaupun kualitas pelayanan kesehatan,
hubungan tersebut ditunjukkan nilai Chi- khususnya maternal dipengaruhi oleh banyak
Square 58,8 pada nilai P>0,05 dan nilai faktor, namun kemampuan tenaga kesehatan
OR sebesar 2,77 pada IK 95% (antara 1,20 (bidan, dokter, dokter spesialis) merupakan
sampai 6,41). Penyajian data pada perawatan salah satu faktor utama dalam menangani
kehamilan ANC buruk dengan vairabel ibu-ibu dalam komplikasi kehamilan dan
mati merupakan kasus adalah sebanyak 19 persalinan. Untuk mencegah komplikasi
(54,28%), sedangkan untuk hidup sebanyak kehamilan dalam persalinan, ibu-ibu hamil
21 (30%), Chisquare (58,8) dan Odd Rasio dianjurkan untuk memeriksa kehamilannya
2,77. Hal ini menunjukkan bahwa peluang sedikitnya empat kali kunjungan antenatal
terjadinya kematian ibu pada subjek dengan selama hamil sesuai dengan standar
perawatan antenatal buruk adalah sebesar Departemen Kesehatan. Bentuk pelayanan
2,77 kali lipat dibandingkan dengan peluang pada trisemester 1 (16 minggu) atau K1
subjek tersebut untuk hidup dan secara bertujuan untuk melakukan persiapan dan
statistik berpengaruh terhadap kematian ibu. deteksi anemia secara dini, membantu ibu
Aspek kedua adalah perawatan ibu hamil dalam mempersiapkan tempat dan penolong
dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) persalinan, dan melakukan penyuluhan
baik selama 4 kali secara teratur dengan kasus kepada ibu-ibu rumah tangga yang sedang
mati (16) dan kasus hidup (45,70%) dengan mempersiapkan persalinannya. Bentuk
variabel hidup sebagai kontrol sebanyak 49 pelayanan ke II dan ke III (24-28) minggu
pasien (70%). Nilai Chisquare sebesar 0,02 dan setelah 28-36 minggu adalah mengatasi
dan Odd rasio pada kisaran 1,2-6,64. Hasil uji komplikasi yang akan terjadi.
secara statistik tidak berpengaruh terhadap
kematian ibu. Penolong persalinan dengan Pengaruh Hubungan Faktor
tenaga non kesehatan (dukun bayi) dengan
Pola Kesehatan Reproduksi dan
responden 23 (65,7%) dengan variabel
Pendapatan Ibu Hamil dengan
kasus mati, sedangkan ibu hamil variabel
kasus hidup sebagai kontrol sebanyak 25
Kematian Ibu Di Rumah Sakit
responden (35,71%), chisquare 8,4 dan OR Kabelota Donggala Sulawesi Tengah
3,4 IK 95% ,secara statistik berpengaruh Analisis bivariabel menguji antara
terhadap kematian ibu. Perawatan kehamilan variabel umur, paritas, dan pendapatan
ANC secara baik dan teratur 4 kali dengan dengan kematian ibu. Tabel 2 memperlihat
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kan hasil analisis bivariabel pada variabel
(dokter dan bidan) untuk variabel kasus mati kontrol yang meliputi umur, paritas, dan
sebagai kontrol responden sebesar 12 pasien pendapatan keluarga dengan kematian ibu.
(34,3%), untuk variabel pasien hidup sebagai Nilai-nilai yang digunakan adalah Chi-Square
kontrol 45 pasien (64,3%). Nila Chisquare dengan interval kepercayaan pada taraf
212
Siti Rahmawati -- Pengaruh Perawatan Kehamilan Antenatal Care terhadap Kematian Ibu Melahirkan
di Rumah Sakit Kabelota Donggala Sulawesi Tengah
95% (IK 95%). Tabel 2 menunjukkan bahwa 1,7 kalilipat dibandingkan peluang subjek
hubungan antara umur dengan kematian tersebut untuk hidup, tetapi secara statistik
ibu bermakna pada taraf kepercayaan 95%. pengaruh paritas tidak bermakna dengan
Pengaruh hubungan tersebut diperlihatkan kematian ibu.
oleh nilai Chi-Square = 6.61 pada nilai Pengaruh pendapatan terhadap kematian
P0,05 atau nilai P=0,01. Nilai OR sebesar ibu hubungannya tidak bermakna pada taraf
2,97 pada IK 95% (antara 1,26 sampai 6,9). kepercayaan 95 persen. Ketidakbermaknan
Hal ini menunjukkan bahwa peluang hubungan tersebut diperlihatkan oleh uji
terjadinya kematian ibu pada subjek dengan statistik dengan nilai Chi-Square = 1,10
umur kurang 20 tahun dan lebih 35 tahun pada nilai P>0,05 atau P=0,29. Nilai OR
adalah sebesar 2,9 kali lipat dibandingkan sebesar 1,59 pada IK 95 persen antara 0,67
peluang subjek tersebut untuk hidup. sampai 3,77. Hal ini menunjukkan bahwa
Pengaruh paritas dengan kematian ibu tidak peluang terjadinya kematian ibu pada subjek
berpegaruh secara bermakna dengan tingkat dengan pendapatan kurang dari Rp 300.000
kepercayaan 95%. Ketidakbermaknaan ter adalah 1,59 kali lipat dibanding dengan
sebut dapat dilihat pada nilai-nilai Chi-Square peluang subjek untuk hidup, tetapi secara
=1,91 pada nilai P >0,05 atau P=0,17. Nilai statistik hubungan pendapatan dengan
OR sebesar 1,78 pada IK 95 persen (antara kematian ibu tidak bermakna pada taraf
0,78 sampai 4,06). Pengaruh paritas dengan kepercayaan 95 persen. Hasil analisis ini
uji statistik ini menunjukkan bahwa peluang menunjukkan pendapatan lebih dari Rp
terjadi kematian ibu pada subjek dengan 400.000 memperlihatkan bahwa tidak terjadi
paritas kurang dua atau lebih empat adalah peluang kematian ibu (lihat Tabel 2).
Tabel 2
Pengaruh Hubungan Umur, Paritas, dan Pendapatan Keluarga Pasien dengan Kematian Ibu
di Rumah Sakit Kabelota Donggala Kabupaten Donggala di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2011
No. Variabel Mati Kasus Hidup Kontrol Chi-Square OR
1. N Persen N Persen P IK 95%
Umur :
-<20 16 45,7 50 28,6 6,61 2,97
(0,01) (1,28-6,90)
->20 s/d 35 tahun 19 54,3 20 71,4 7,9
2. Paritas:
-<2 21 40,0 38 54,3 1,91 1,78
->2 sd 4 14 60,0 32 45,7 (0,17) (0,78-4,06)
3. Pendapatan: 13 37,10 19 27,10 1,10 1,59
<Rp. 350.000 (0,29) (0,67-3,7)
>Rp.400.000 22 62,9 51 72,90 ( 8,52)
Tabel 2 menyatakan bahwa salah satu 24 tahun, sedangkan ibu usia 15 -19 tahun
faktor yang menyebabkan tingginya angka mempunyai kematian ibu mempunyai
angka kematian ibu sebagai variabel ibu hampir 2 kalinya kematian ibu usia 20-24
hamil mati sebagai kasus adalah faktor umur tahun resiko kematian ibu meningkat pada
ibu. Ibu sangat muda (kurang dari 20 tahun) usia 35 tahun terutama. Menurut keterangan
proporsinya sekitar 45,7 persen, sedangkan ibu yang hidup merupakan kontol jumlahnya
umur ibu usia 20-35 tahun proporsinya 28,6% berusia < 20 tahun dan usia > 20 tahun
lebih dari 54,3%. Rata-rata Umur Ibu berusia 71,4%. Odd Rasio diperoleh 1,286-6,90).
0-14 tahun mempunyai risiko kematian ibu Jumlah anak (paritas) ibu yang umur rata-
hampir 5 kali kematian ibu pada usia 20- rata < 20 untuk kasus yang mati jumlahnya
213
Kawistara, Vol. 7, No. 2, Agustus 2016: 209-216
lebih sedikit <2 dibandingkan (40%) dengan rumah ke rumah sakit merupakan pemicu
umur > 20 tahun keatas jumlahnya > 2-4 terjadinya komplikasi persalinan sehingga
(60%). Sedangkan untuk kasus ibu hamil pasien tidak dapat tertolong dan meninggal
yang hidup sebagai kontrol dengan paritas / di rumah sakit.
jumlah anak <2 ( 54,3%), Chi Square 1,91dan Data Rumah Sakit Kabelota Donggala
Od Rasio Ik 95% (1,78) dan paritas > 2 sd 4 menyatakan bahwa tiga faktor utama
(45,7%), Chisquare (0,17) dan Odd Rasio penyebab kematian ibu melahirkan adalah
(1,78). Tabel 2 menyatakan bahwa dari segi pendarahan, hipertensi saat hamil atau
pendapatan untuk variabel mati sebagai pre eklamsia, dan infeksi. Pendarahan
kasus bahwa pendapatan keluarga ibu hamil mem punyai kontribusi persentase ter
rata-rata kurang dari Rp 300.000 sebesar tinggi penyebab kematian (60%), yakni
13 (37%), dan lebih dari Rp 400.000 sebesar anemia.Kekurangan energi kronis (KEK)
22 (62,9%), dan untuk variabel ibu hamil pada ibu hamil menjadi penyebab utama
hidup sebagai kontrol dengan pendapatan terjadinya pendarahan dan infeksi me
rata-rata kurang dari350.000 sebesar (19) rupakan pemicu terjadinya kematian ibu.
atau (27,10%) dengan Chisquare (1,10) dan AKI merupakan salah satu indikator untuk
pendapatan > 400.000 sebesar 51 ( 72,99%) melihat derajat kesehatan perempuan yang
dengan Chisquare (8,52%), dan Odd Rasio targetnya telah ditentukan dalam Tujuan
rata-rata 1,59 (0,67-3,7). Hasil pengukuran Pembangunan Millenium (tujuan kelima,
variabel karakteristik sosial ekonomi ibu yaitu meningkatkan derajat kesehatan ibu
melahirkan terhadap kematian ibu meliputi hamil sampai tahun 2015 adalah mengurangi
umur, paritas, secara statistik berpengaruh sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu).
secara bermakna pada umur muda usia <20 Hasil survei di Rumah Sakit Kabelota
tahun dan jumlah anak yang lebih besar 2 meyatakan bahwa AKI menunjukkan pe
berpengaruh terhadap kematian ibu dan nurunan dari waktu ke waktu. Namun
pendapatan yang relatif rendah sangat ber demikian upaya untuk mewujudkan target
pengaruh secara significan terhadap ke Tujuan Pembangunan Milenium 2015 masih
matian ibu hamil dan melahirkan di rumah membutuhkan komitmen dan usaha kerja
sakit Kabelota Kabupaten Donggala. keras yang berkesinambungan oleh pihak
Pendidikan ibu sebagian besar tamat rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari tren
SLTA (1,9%), tamat SD (47,6%), dan yang pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
tamat perguruan tinggi hanya sekitar 2,9%. (dokter, bidan) yang meningkat jika
Sebagian besar ibu hamil berpendidikan dibandingkan dengan tenaga non kesehatan
< SLTP (52,1%). Hasil kajian menyatakan (dukun bayi), cakupan persalinan dukun
bahwa pada umumnya ibu hamil berpen bayi yang mulai tergeser dan cenderung
didikan rendah dan berpengaruh terhadap menurun. Yang menjadi catatan adalah
kematian ibu di dalam kepatuhan pemeriksa bahwa ternyata pemberdayaan perempuan
an pelayanan antenatal care yang ditetapkan dengan latar belakang pendidikan sosial
oleh Depkes. ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat
Aspek ketiga adalah berkaitan dengan dan politik, dan kebijakan juga berpengaruh
penolong persalinan yang mendampingi terhadap kematian ibu. Peran suami dituntut
pasien pada waktu terjadinya kematian ibu, harus berupaya ikut aktif dalam segala
persentase terbesar (44,8%) didampingi oleh permasalahan di bidang reproduksi dan
dokter/perawat dan persalinan dirumah keselamatan ibu melahirkan. Oleh karena itu,
yang ditolong tenaga non nakes /dukun bayi pandangan masyarakat yang menganggap
(19%), dan di rumah bidan 23,8%. Besarnya kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu
persentase kematian ibu akibat kelalaian dari diubah secara sosiokultural agar perempuan
pelayanan kesehatan yang kurang bermutu mendapatkan perhatian dari masyarakat.
dan keterlambatan merujuk pasien dari Diperlukan upaya peningkatan pelayanan
214
Siti Rahmawati -- Pengaruh Perawatan Kehamilan Antenatal Care terhadap Kematian Ibu Melahirkan
di Rumah Sakit Kabelota Donggala Sulawesi Tengah
perawatan ibu hamil dan melahirkan oleh subjek dengan paritas kurang dua atau lebih
pemerintah, swasta, dan masyarakat, khusus empat adalah 1,7 kali lipat dibanding dengan
nya peran suami di dalam pencegahan peluang subjek tersebut untuk hidup, tetapi
kematian ibu melahirkan. secara statistik pengaruh paritas tidak
bermakna dengan kematian ibu.
Peran Kesehatan Ibu Hamil dan Sekitar 80 persen penyebab komplikasi
Melahirkan di dalam Mencegah kehamilan dan kematian ibu adalah akibat
Kematian Ibu kelalaian dari petugas pelayanan kesehatan
Kematian ibu hamil dan melahirkan di dan keterlambatan merujuk pasien dari
sebabkan oleh banyak faktor risiko dalam pelayanan dasar puskemas ke rumah sakit,
kehamilan dan persalinan sehingga diper sehingga pasien tidak dapat tertolong dan
lukan pencegahan kematian ibu. Upaya yang meninggal di rumah sakit.
perlu dilaksanakan adalah:
1. perawatan kesehatan sebelum kehamilan; SARAN
2. pendidikan kesehatan dalam bentuk Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
penyuluhan kepada ibu hamil sebelum masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten
hamil dan menjelang persalinan; Donggala Sulawesi Tengah dalam peng
3. mengikuti Keluarga Berencana (KB); ambilan keputusan berkaitan dengan
4. pelayanan kesehatan sebelum kehamilan; upaya peningkatan kualitas pelayanan di
5. mengurangi pembatasan wanita hamil; bidang kesehatan reproduksi ibu hamil dan
6. mempersiapkan bank darah di rumah persalinan dalam upaya pencegahan kematian
sakit atau di puskesmas; ibu yang cukup tinggi. Hasil ini diharapkan
7. provider yang siap bertugas 1x 24 jam di dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
rumah sakit; perencanaan dan upaya peningkatan
8. memperbanyak dokter spesialis obsgin di kesehatan ibu dan anak dan peningkatan
kabupaten-kabupaten di daerah terpencil; wujud peran serta tenaga perawat, dokter
9. mempromosikan hasil-hasil penelitian spesialis, dan bidan desa dalam pencapaian
kesehatan reproduksi kepada remaja penurunan angka kematian ibu dari 269
yang belum menikah sehingga terjadi per 100 ribu kelahiran hidup. Sementara
pembatasan perkawinan dini; standar Kementrian Kesehatan adalah 226
10. dan meningkatkan kualitas pelayanan per 100 ribu kelahiran hidup yang sesuai
ke
sehatan dibidang kebidanan yang dengan pencapaian Tujuan Pembangunan
bermutu. Milenium harus dibawah 112 per 100 ribu
kelahiran hidup. Indonesia mungkin tidak
SIMPULAN akan mencapai target yang ditetapkan oleh
Hubungan antara perawatan kelahiran Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun
oleh nakes dan non nakes dengan kematian 2015. Kualitas pelayanan kebidanan perlu
ibu adalah bermakna pada taraf kepercayaan ditingkatkan dalam melayani ibu hamil dan
95%. Kebermaknaan hubungan tersebut persalinan agar tidak terjadi komplikasi di
ditunjukkan nilai Chi-Square sebesar -5,84 dalam persalinan terhadap kematian ibu.
pada nilai P>0,05 atau P<0,02, nilai OR
sebesar 2,77 pada IK 95% (antara 1,20 sampai DAFTAR PUSTAKA
6,41). Hal ini menunjukkan bahwa peluang Cochraine Collaboration. 2007. Cochrane
terjadinya kematian ibu pada subjek dengan Library Issues Patterns Of Routine
perawatan antenatal buruk adalah sebesar Antenatal Care For Low Risk Preqnancy
2,77 kali lipat dibandingkan dengan peluang (Review).
subjek tersebut untuk hidup. Carthy Mj.Maine. D 1992. A Tramework
Pengaruh paritas statistik menunjukkan For Analysis the Determinants of
bahwa peluang terjadi kematian ibu pada Maternal Mortality Journal Studies
215
Kawistara, Vol. 7, No. 2, Agustus 2016: 209-216
in Family Planning Vol 23 No. 1, Jan. Study. Journal The American Collage
February 1992. of Obstetric and Gynecologist. 101(4).
Maine, 1992, Safe Motherhood Programs Option World Health Organization, 2000a. Making
and Issue Program Director Prevention Preqnancy Safer : A Health Sector
Of Maternal Mortality Centre of Strategy For Reducing Maternal
Population And Family Health. Perinatal Morbidity and Mortality
Newyork. Informal Publication of WHO.
Malle, D Ross, D.A, Chambell.O.M. Huttly. World Health Organization. 2000b. Managing
S.R. 1994. Intitusional Maternal Complication in Preqnancy Childbirth
Mortality inMali International Journal a Quide for Midwives and Doctors,
Gynecol Obstet, Jul 46 (1) 19-26 . WHO/RNR/007/WHO.
Ramson B Scoot dkk 2003. Reduced Medicolegal World Health Organization. (2000c).
Risk by Compliance With Obstetric Managing Complication in Preqnancy
Clinical Pathways : A Case-Control A Quide For Midwives and Doctor.
216