Sei sulla pagina 1di 5

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN

BERBASIS MASYARAKAT (SLBM)


DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(Studi Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung)

Rizki Rachmaddianto, Imam Hanafi, Heru Ribawanto


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail : rizki.fia@gmail.com

Abstract: The Implementation of Policy on Community-Based Environmental Sanitation


Program (SLBM) in Sustainable Development (Studies in the Department of Public Works Bina
Marga and Cipta Karya Tulungagung Regency). The development of growth in urban areas or
district that was so advanced make the emergence of an assortment of the problems that very
complex, one of the problems has not been this point is of sanitation problems. Sanitation is an
effort to create a program to prevent the emergence of all kinds of disease. Sanitation is one way
to clean from all elements that would enable the disorder disease. The SLBM in Tulungagung
enough executed properly, with some strategy, of the success of sanitation development there are
indications that affects the success of which are in the selection of location, already the community
participation of operational and maintenance at some of the location of targets. But of the overall
implementation of the program ineffective SLBM activities is the hometown selection. Because of
the limited fasilisator empowerment new who is known by the managers. That the Policy Impact
Community-Based Environmental Sanitation Program (SLBM) in Tulungagung Regency where
research conducted in the Department PUBMCK Tulungagung Regency has should be enough to
show positive results against sustainable development.

Keywords: sanitation, policy, sustainable development

Abstrak: Implementasi Kebijakan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat


(SLBM) Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan (Studi Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung). Perkembangan pertumbuhan di
wilayah perkotaan maupun kabupaten yang begitu pesat menjadikan munculnya bermacam-macam
permasalahan yang sangat kompleks, Salah satu permasalahan yang belum tuntas saat ini adalah
masalah sanitasi. Sanitasi adalah suatu usaha kegiatan yang untuk menciptakan keadaan dengan
menghindarkan timbulnya gangguan bermacam-macam penyakit. Salah satu cara sanitasi adalah
dengan mengusahakan kebersihan dari segala unsur yang dapat memungkinkan timbulnya
gangguan penyakit. Program SLBM di Tulungagung sudah cukup dijalankan secara baik, dengan
adanya beberapa strategi, dari keberhasilan pembangunan sanitasi terdapat indikasi yang
mempengaruhi keberhasilan yaitu dalam seleksi lokasi, sudah adanya partisipasi masyarakat
tentang operasional dan pemeliharaan pada beberapa lokasi sasaran. Tetapi dari keseluruhan
pelaksanaan program SLBM belum optimalnya kegiatan ialah seleksi kampung. Karena
terbatasnya fasilisator pemberdayaan yang memang baru dikenal oleh pelaksana. Dampak dari
kebijakan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) di Kabupaten
Tulungaggung dimana penelitian yang dilakukan pada Dinas PUBMCK Kabupaten Tulungagung
sudah cukup menunjukkan hasil yang positif terhadap pembangunan berkelanjutan.

Kata kunci: sanitasi, kebijakan, pembangunan berkelanjutan

Pendahuluan terhadap penurunan daya dukung lingkungan


Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat yang disebabkan perilaku manusia itu sendiri.
terutama di wilayah maupun daerah tertentu Maka dari itu dampak yang ditimbulkan harus
memberikan bermacam-macam dampak dari disikapi dan diamati dengan tepat, karena
pertumbuhan penduduk, misalnya semakin kenaikan jumlah penduduk akan meningkatkan
banyak pemukinan padat penduduk akan dan menimbulkan perilaku yang negatif.
menambah keseriusan lingkungan, terbatasnya Perkembangan pembangunan wilayah
lahan terbuka hijau dan yang sangat serius adalah maupun daerah yang begitu cepat akan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 12, Hal. 1992-1996 | 1992
mengakibatkan munculnya beberapa macam signifikan apabila pembangunan sanitasi tidak
permasalahan yang ada, yakni masalah sanitasi dijalankan dengan baik dan terpantau.
lingkungan dimana. Masalah sanitasi, sangat bisa Kebijakan sanitasi telah di implementasikan
menimbulkan kerusakan pada fisik lingkungan di Kabupaten Tulungagung, salah satu kebijakan
serta mental sosial masyarakat oleh sebab itu tersebut adalah program pembangunan sarana
kegiatan bersanitasi suatu usaha yang wajib sanitasi yang menunjang kesejahteraan
dilakukan untuk menciptakankesadaran keadaan masyarakat, sarana sanitasi yang dibangun oleh
yang dapat menghindarkan timbulnya gangguan Dinas Kesehatan melalui Program Nasional
dan penyakit. Salah satu cara sanitasi yakni Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) dan
dengan menjaga kebersihan dari segala unsur Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya pada
yang mempengaruhi kelestarian lingkungan dan tahun 2007 yang mana program pembangunan
yang paling tepat memungkinkan menghindarkan sanitasi disebut (STBM) Sanitasi Total Berbasis
timbulnya gangguan dan penyakit. Masyarakat terus berkembang sampai di tahun
Masalah sanitasi merupakan fenomena 2011 Kabupaten Tulungagung memulai
yang bisa dikatankan krusial dan memerlukan kebijakan program sanitasi yang disebut SLBM
perhatian khusus dari berbagai banyak pihak, (Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyakaat).
bukan hanya pihak yang terkait tetapi semua Pendekatan pada program ini melibatkan secara
elemen yang berpengaruh dalam peningkatan penuh masyarakat dalam perencanaan,
akses sanitasi yang layak. Hal ini menjadi salah pembangunan maupun pengawasan sarana
satu agenda khusus dalam memenuhi tujuan sanitasi, baik dalam bentuk MCK++ (Mandi,
utama Millenium Development Goals (MDG’s). Cuci, Kakus) maupun IPAL Komunal (Instalasi
Berdasarkan Laporan Pencapaian di Indonesia Pengelolaan Air Limbah).
pada tahun 2010 akses sanitasi di wilayah
perkotaan masih di angka 69,51% dari target Tinjauan Pustaka
yang akan dicapai pada tahun 2015. 1) Kebijakan Publik
Bergulirnya otonomi daerah sekaligus Terdapat beberapa definisi mengenai
berlakunya Undang-Undang No 32 tahun 2004 kebijakan publik, dimana masing-masing definisi
tentang Pemerintah Daerah, kewenangan memberikan penekanan serta pengertian dan
pembangunan sanitasi tidak hanya dilakukan pemahaman yang berbeda. Salah satu definisi
pada Pemerintah Pusat saja, namun melainkan mengenai kebijakan publik adalah sebagaimana
juga menjadi wewenang Pemerintah Daerah. yang dikemukakan oleh Thomas Dye dalam
Sehingga Pemerintah Daerah sangat memiliki Subarsono (2005, h.2) Kebijakan publik adalah
tanggung jawab untuk meningkatkan akses tindakan, pilihan pemangku kepentingan untuk
sanitasi yang layak di masyarakat termasuk dilakukan ataupun tidak dilakukan. Sedangkan
masyarakat di daerah wilayah perkotaan, salah menurut Anderson dalam Bherta (2009, h.11)
satunya seperti halnya yang dilakukan mengkemukakan kebijakan publik adalah
Pemerintah Kabupaten Tulungagung dengan kebijakan yang dikembangkan oleh badan
kebijakan program SLBM. organisasi pemerintah. Jadi kebijakan publik
Kabupaten Tulungagung merupakan kota disini hanya dibuat oleh Pemerintah dan bukan
kecil di tepian laut selatan, yang berada di swasta.
Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Tulungagung Berdasarkan beberapa definisi yang telah
adalah kota yang penghasil batuan marmer dikemukakan makan kebijakan publik dapat
ataupun batuan-batuan pualam terbesar di dikatakan ataupun disimpulkan dimana kebijakan
Indonesia. Wilayah Tulungagung terletak di publik merupakan: (1) keputusan bersama yang
sebelah barat daya atau kurang lebih berjarak dibuat oleh pemilik pemerintah, (2) berorientasi
sekitar 154 Km dari ibukota Provinsi Jawa Timur didasari pada kepentingan publik dengan
yaitu Surabaya. mempertimbangkan secara matang terlebih
Tulungaggung buruknya sanitasi, sering dahulu baik buruknya dampak yang ditimbulkan,
kali menyebabkan masalah dtingkat kesehatan, (3) untuk sesuatu tindakan atau tidak melakukan
terutama munculnya berbagai masalah penyakit sesuatu tindakan yang dilakukan.
seperti muntaber, diare dan penyakit kulit lainya 2. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
seperti alergi dan gatal-gatal dimana kasus ini Development)
diderita pada anak usia dini atau balita. Tercatat Pembangunan yang berkembang saat ini
penyakit diare di tahun 2009 sebanyak 6.689 sebagai respon berbagai masalah adalah
kasus kejadian dan ditahun 2010 meningkat pesat Pembangunan Berkelanjutan. Brundtland dalam
tercata 11.981 dengan 8.135 kasus penyakit. Budiharjo (2009, h.17) pengertian lain tentang
Jelasnya selamanya bisa meningkat secara pembangunan berkelanjutan menyatakan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 12, Hal. 1992-1996 | 1993
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa Tulungagung. Teknik pengumpulan data
baik sosial, ekonomi, serta lingkungan tanpa wawancara, observasi, dokumentasi.
melupakan generasi berikutnya dalam memenuhi
kebutuhan mereka. Pembahasan
Pengertian mendasar dari sustainable 1. Program Sanitasi Lingkungan Berbasis
development adalah bahwa dalam keberhasilan Masyarakat Dalam Perspektif
pembangunan ekonomi maupun sosial Pembangunan Berkelanjutan Di
setidaknya bisa memperbaiki keadaan yang Kabupaten Tulungagung
sebenarnya, bukan merusak kondisi lingkungan Pendekatan program sanitasi lingkungan
yang ada. Namun pembangunan yang berbasis masyarakat (SLBM) sebagai bentuk
berkelanjutan tidak hanya berkonsentrasi pada di kebijakan pemerintah terkait perbaikan sanitasi
lingkungan saja. Tetapi mencakup tiga ruang bagi masyarakat yang tinggal di kawasan padat
lingkup kebijakan antara lain yanki: kumuh miskin perkotaan. Diperlukan
pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan pendekatan-pendekatan maupun strategi yang
lingkungan. Ketiga dimensi tersebut saling inovatif. karena dengan adanya masyarakat
terkait yang mana merupakan pilar pendorong sebagai pengguna utama dan pembangunan
bagi suatu pembangunan berkelanjutan. lingkungan sebagai prinsip pokok dari
Keseimbangan dari ketiga dimensi itu sangat kelestarian alam. Paradigma baru yang
diperlukan untuk mengukur keberhasilan diterapkan untuk masing-masing sektor sanitasi
fenomena permasalahan sanitasi. Standar yaitu :
pembangunan dan pelaksanaan program SLBM  Sektor Air Limbah
akan sangat tergantung dari hasil partisipasi  Sektor Persampahan
masyarakat sebagai subyek pembangunan.  Sektor Drainase
3. Sanitasi Dalam pelaksanaannya kegiatan SLBM
Sanitasi merupakan usaha menciptakan harus mengacu pada dokumen petunjuk umum,
suatu keadaan atau perilaku hidup sehat dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis SLBM
mengutamakan kebersihan dan kesadaran yang dikeluarkan oleh Derektorat Jenderal Cipta
masyarakat dalam melakukan aktivitas maupun Karya (DJCK) dengan memasukkan Pemerintah
perilaku yang mana untuk menghindarkan Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah
ganguan penyakit seperti diare. Sanitasi Kabupaten atau Kota.
lingkungan merupakan status kesehatan SLBM juga menggunakan prinsip seleksi-
lingkungan yang mencakup beberapa aspek sendiri (self selection), opsi teknologi sanitasi,
antara lain pembuangan kotoran, perumahan, partisipatif dan pemberdayaan. Pola
penyediaan air bersih dan sebaginya penyelenggaraan SLBM dilakukan oleh
(Notoadmojo, 2003). Lingkungan sosial serta Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan
kelangsungan kehidupan manusia akan difasiitasi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan
berdampak pada kesehatan masyarakat dan (TFL) yang memiliki kemampuan teknis dan
kehidupan sosial lainya. Oleh sebab itu sangat social kemasyarakatan, mulai dari perencanaan,
perlu adanya kebijakan tentang sanitasi dimana pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, dan
sangat mempengaruhi seluruh elemen kehidupan. evaluasi.

Metode Penelitian a) Kebijakan Program Sanitasi Lingkungan


Jenis penelitian yang dipakai di dalam Berbasis Masyarakat (SLBM)
penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif Kebijakan sanitasi telah digulirkan
dengan pendekatan deskriptif. Fokus Penelitian : pemerintah melalui kebijakan makro, meso atau
Program sanitasi lingkungan berbasis masyarakat menengah, maupun mikro. Kebijakan sanitasi di
dalam perspektif pembangunan berkelanjutan di tingkat Pusat tergambar dalam Peraturan
Kabupaten Tulungagung dan Dampak dari Perundang-undangan yang telah diterbitkan
kebijakan program SLBM. Lokasi penelitian antara lain Undang-Undang Republik Indonesia
berada di Kabupaten Tulungagung. Situs No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, PP
penelitian ini adalah Program SLBM yang No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas
berada di Kabupaten Tulungagung. Sumber data air dan Pengendalian Pencemaran Air, maupun
Primer: staf pegawai kantor Dinas Pekerjaan PP No. 16 Tahun 2008 tentang Kebijakan dan
Umum Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Strategi Nasional Pengembangan Sistem
Tulungagung, Sekunder: Arsip-arsip maupun Pengelolaan Air Limbah, Peraturan Pemerintah
data-data yang berhubungan dengan Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
Implementasi kebijakan SLBM di Kabupaten di samping itu untuk penetapan tingkat
pencemaran Pemerintah telah menetapkan dasar

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 12, Hal. 1992-1996 | 1994
baku mutu antara lain Baku Mutu untuk air langsung memang ditunjukan terhadap
limbah domestik sebagaimana Keputusan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan di
Menteri Lingkungan Hidup No 112 Tahun 2003, Kabupaten Tulungagung terhadap lingkungan,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 3 sosial serta ekonomi. Dampak yang ditimbulkan
Tahun 2010 tentang Baku Mutu air limbah di bisa saja berupa dampak yang baik atau positif
kawasan industri. serta da juga dampak yang buruk dan atau
b) Aktor Terkait Pelaksanaan Kebijakan terhambatnya proses pembangunan sanitasi yakni
Program Sanitasi Lingkungan Berbasis dampak negatif.
Masyarakat Berkelanjutan Dampak program sanitasi yang ditimbulkan
Pelaksanaan program SLBM aktor ataupun secara langsung memang ditunjukan terhadap
pihak-pihak yang terkait atas pembangunan pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten
sanitasi di Tulungagung yakni: 1) Bidang Tulungagung terhadap lingkungan, sosial serta
perencanaan di pegang oleh Badan Perencanaan ekonomi. Seperti halnya yang disebutkan oleh
Pembangunan Daerah, 2) Bidang pendanaan Salim (2009, h.15) hubungan keseimbangan
dipegang oleh badan atau dirjen penganggaran, antar tiga sektor dalam pembangunan
pelaporan dan pertanggung jawaban keuangan berkelanjutan yaitu sosial, lingkungan dan
dan aset, 3) Bidang Teknis, PU BM CK, 4) ekonomi.
Bidang penyehatan komunikasi dan a. Lingkungan
pemberdayaan, Dinas Kesehatan, 5) Bidang Dalam sektor lingkungan sangat
monitoring dan evaluasi, Dinas Lingkungan mempengaruhi pada hasil di lapangan karena
Hidup. Berdasarkan hasil semua aktor yang kegiatan bersanitasi di Kabupaten Tulungagung
melakukan tugas serta fungsinya tetap didasari sangat memprioristaskan kelestarian lingkungan
dengan koordinasi, komunikasi dan kerjasama melalui sanitasi yang menjadikan masyarakat
antara pihak-pihak maupun aktor-aktor hidup bersih dan layak dalam melakukan
pembangunan sanitasi karena bukan hanya kegiatan bersanitasi. Adapun kurangnya lahan
semata-mata untuk mewujudkan keberhasilan dalam tujuan membangunan sanitasi layak yang
suatu program saja tetapi mengukur keberhasilan masyarakat bersedia menghibahkan tanahnya
melalui evaluasi, menganalisis melalui AMDAL untuk pembangunan sarana prasarana sanitasi,hal
(Analisis Dampak Lingkungan) yang terjadi ini bisa berdampak buruk untuk kelangsungan
sebelum dan sesudah pelaksanaan pembangunan dalam pembangunan kegiatan sanitasi di
dimulai supaya tercapainya keberlanjutan wilayah-wilayah maupun daerah target
program SLBM dan terwujudnya kesadaran pelaksanaan program sanitasi lingkungan yang
masyarakat. berlangsung.
c) Pelaksanaan Kebijakan Program Sanitasi b. Sosial
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) Aspek sosial sangat berpengaruh dengan
Sebuah program akan efektif bila para adanya program dan kebijakan SLBM menjadi
pelaksana program memahami tujuan SLBM. sadar perilaku hidup bersih dari adanya
Program ini dikerjakan tentu karena melihat pembuatan program berupa fasilitas-fasilitas
sebuah tujuan yang ingin dicapai, itulah visi dan sanitasi yang bisa dimanfaatkan dan partipasi
misi program, demi kepentingan publik dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan
kepentingan bersama. Dari hasil penyajian data berkelanjutan. Tetapi keselruhan masih belum
maka dalam Pedoman pelaksanaan melalui terwujudnya dengan baik karena kendala yang
Petunjuk Teknis DAK Sanitasi Kabupaten terjadi adanya kurang pemerataan dalam
Tulungagung dimana di tingkat kabupaten meningkatkan kehidupan dan sesadaran sosial
tahapan implementasi/pelaksanaan program masyarakat.
dimulai dengan seleksi lokasi, sosialisasi, seleksi c. Ekonomi
kampung, pembentukan KSM, Penyusunan Sektor ekonomi dengan hasil yang ada
RKM, Pelatihan, Kampanye Kesehatan, meningkatkan segi ekonomi belum terwujud dan
Pelaksanaan Konstruksi, Operasional dan belum terlihat secara maksimal tetapi untuk
Pemeliharaan, Monitoring/pengawasan. pembangunan program yang dicari padat kumuh
2. Dampak Dari Kebijakan Program Sanitasi miskin dari melihat pendapatan dan tatanan
Lingkungan Berbasis Masyarakat Dalam ekonomi rumah tangga masyarakat sudah cukup
Perspektif Pembangunan Berkelanjutan terlihat, tetapi untuk kesehatan menjadi aspek
Dampak program SLBM di Kabupaten yang mampu menunjang martabat masyarakat
Tulungagung ini dapat disimpulkan bahwa karena dengan hidup bersih biaya pengeluaran
kebijakan program sanitasi yang dijalankan untuk berobat semakin kecil. Maka dari itu dari
merupakan kebijakan pembangunan perkotaan sisi ekonomi dapat meningkatkan keberlanjutan
yang dimana dampak yang ditimbulkan secara suatu program untuk meningkatkan gaya hidup

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 12, Hal. 1992-1996 | 1995
bersih dengan baik hanya memberikan manfaat dari pelaksanaan sanitasi, implementasi
sosialisasi, arahan serta pengertian-pengertian yang dijalankan oleh Pemerintah Tulungagung
tentang sanitasi. sudah diterapkan secara baik dan tinggal
merubah pola pikir masyarakat, adapun
Kesimpulan partisipasi masyarakat yang membantu
Berdasarkan hasil penelitian dapat pembangunan sarana maupun fasilitas layak
disimpulkan bahwa implementasi kebijakan sanitasi akan tetapi masih ada sebagian yang
Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat harus ditingkatkan dalam pengembangan dan
(SLBM) yang dilaksanakan pemerintahan daerah pembangunan sanitasi seperti kerjasama semua
Tulungagung dalam pembangunan berkelanjutan pihak antara pemerintah dengan tim Pokja
SLBM sudah cukup baik dilaksanakan karena sanitasi, masyarakat dan pihak swasta untuk
masyarakat sudah cukup mengerti dan sadar mewujudkan keberhasilan suatu pembangunan.

Daftar Pustaka
Bherta, Wiguna Sinya. (2009) Collaborative Empaworment in Interregional Infrastructure
Development. Magister.thesis, Institut Teknologi Bandung.
Budihardjo, (2009) Penataan Ruang dan Pembangunan Perkotaan. Bandung, Alumni.
Notoatmodjo, Soekidjo. (1997a) Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003b) Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Rineka
Cipta.
Subarsono, AG. (2005) Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta, Pustaka
Pelajar.
Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Jakarta, Departemen Lingkungan
Hidup.
Undang-Undang No. 3 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah di Kawasan Industri. Jakarta,
Kementrian Lingkungan Hidup.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 12, Hal. 1992-1996 | 1996

Potrebbero piacerti anche