Sei sulla pagina 1di 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/277224118

HUBUNGAN ANTARA KNOWLEDGE MANAGEMENT DAN ORGANIZATIONAL


LEARNING SERTA DAMPAKNYA PADA ORGANIZATIONAL EFFECTIVENESS
(Studi pada Telkom Malang)

Article · January 2012

CITATIONS READS

0 2,620

1 author:

Bayu Ilham Pradana


Brawijaya University
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

I want to know about differences between organizational learning and learning organization. View project

All content following this page was uploaded by Bayu Ilham Pradana on 11 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Peran Organizational Learning dalam Penerapan
Knowledge Management untuk mencapai Organizational Effectiveness

Bayu Ilham Pradana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya


2014

This study is based on Resource Based Theory. The aim of this study is to discuss the following
concepts: the effect of KM to OL, KM to OE, and OL to OE with the interference of OL as the
mediator in studying the relationship between KM and OE. The explanatory research design was
employed in this study which explained the causal relationship between one research variable to
another by testing the hypothesis. Probability stratified random sampling technique was used to
gather representative samples from each management level. Among the 58 questionnaires
distributed, 54 were returned back or, in other words, approximately 93% of the total amount of
the distributed ones. Path analysis was employed to test the hypothesis. This study produced
several findings, all of which were: KM positively influenced OL; KM positively did not
influence OE; OL positively influenced OE; KM positively influenced OE through OL.

Keywords: Knowledge Management, Organizational Learning, Organizational Effectiveness

Kemampuan organisasi untuk menggali Knowledge Management (KM) berhu-


aset implisit mereka telah menjadi jauh lebih bungan dengan strategi dan proses dari
meyakinkan daripada kemampuan mereka mengidentifikasi, menangkap dan pengaruh
untuk menginvestasikan dan mengatur aset pengetahuan membantu organisasi untuk
fisik mereka. Bartholomew (2008:18) bersaing dalam lingkungan bisnis yang
mengungkapkan bahwa intangible asset (aset bergolak. Economist Intelligence Unit
tidak berwujud) seperti pengetahuan, paten menyimpulkan bahwa KM akan menjadi salah
dan merek menjadi komponen terbesar dari satu tren utama dalam bisnis yang
nilai organisasi. Pengetahuan yang terdapat mempengaruhi hingga 2020 (Bartholomew,
pada organisasi, merupakan salah satu bentuk 2008:20). Knowledge Management (KM)
intangible asset yang tidak kalah berharganya dapat memberi akses kepada informasi yang
dibandingkan dengan intangible asset yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan
lain, bahkan merupakan elemen intangible dengan lebih baik daripada apa yang telah
asset yang paling berharga karena faktor dilakukan di masa lampau. Dalam hal ini, KM
manusia sebenarnya sebagai faktor penentu tidak memberi jawaban untuk permasalahan
(driver) intangible asset yang lain (Devie dan namun memfasilitasi kemauan untuk
Josua, 2006). Oleh karena itu, pengetahuan mempelajari jawaban (Call, 2005). Ketika
merupakan salah satu bentuk intangible asset individu mempelajari sesuatu, ia memperoleh
yang harus dikelola dengan baik oleh pengetahuan yang disimpan dalam memori
organisasi melalui praktik yang disebut dengan personal yang digunakan saat ini maupun
Knowledge Management (KM).

1
dasar transformasi pengetahuan baru Proses pembelajaran organisasi
(Aggestam, 2006). dijelaskan sebagai peningkatan kemampuan
Terdapat banyak peneliti mengiden- organisasi untuk mengambil tindakan efektif
tifikasi aspek kunci dari aktivitas KM. Dengan (Kim, 1998 dalam Loermans, 2002). Namun
memperhatikan dan menyederhanakan ber- demikian dalam perspektif pembelajaran
bagai pendekatan aktivitas KM, dimensi dari terdapat pembedaan definisi antara
Liao dan Wu, (2009; 2010) dan Ju, et al. Organizational Learning (OL) dan Learning
(2006) yaitu: knowledge acquisition, Organization (LO). Beberapa pakar
knowledge conversion, dan knowledge menyatakan bahwa keduanya berkonsentrasi
application digunakan untuk mengukur praktik pada proses penerimaan informasi, interpretasi
KM. Dimensi responsiveness to knowledge data, pengembangan pengetahuan, dan
dari Darroch (2003) juga ditambahkan sebagai mempertahankan pembelajaran (Aggestam,
hal yang dipertimbangkan dalam menilai 2006). Selanjutnya, Aggestam mengung-
respons organisasi terhadap perubahan kapkan perbedaan antara OL dengan LO, OL
lingkungan. Keempat indikator tersebut berfokus pada proses pembelajaran, kegiatan
digunakan untuk mengukur KM karena dapat pembelajaran, atau proses pembelajaran dalam
memberikan ukuran yang menyeluruh, tidak organisasi dan LO fokus pada organisasi
hanya terbatas bagi pihak pengambil sebagai sebuah entitas, sebuah bentuk
keputusan, melainkan juga dari level organisasi.
manajemen tingkat atas hingga tingkat Penelitian ini mengadopsi pendapat yang
manajemen yang paling bawah. dikemukakan oleh Loermans (2002) bahwa
Pembelajaran (learning) merupakan penciptaan struktur OL yang membangun dan
proses individu dan organisasi untuk membuat membagi pengetahuan ini membentuk
ilmu pengetahuan baru dalam menghadapi permulaan LO. istilah OL yang digunakan
perubahan lingkungan. Proses pembelajaran berkaitan dengan proses yang dibutuhkan
tidak hanya mengenai perolehan pengetahuan untuk menjadikan organisasi sebagai LO.
dan keahlian, tetapi juga mengenai Dengan mengadopsi pendekatan OL,
pengembangan visi yang berdasarkan pada manajemen puncak dapat meletakkan sejumlah
pemahaman sistem nilai organisasi (Trim dan sistem dan struktur manajemen yang
Lee, 2007). Hal ini seharusnya meyakinkan memfasilitasi proses pengambilan keputusan.
bahwa suatu organisasi mampu untuk Organizational Learning (OL) dan
mengembangkan keahlian berdasarkan pada Knowledge Management (KM) telah
kebutuhannya agar mengadaptasi perubahan membawa peran penting bagi wawasan bidang
dan lingkungan bisnis yang lebih kompetitif. manajemen strategi (Voronov dan Yorks,
Organisasi yang akan benar-benar terhitung di 2005). Pilar et al. (2005) dalam Liao dan Wu
masa depan akan menjadi organisasi yang (2009) yang mengindikasikan bahwa KM
menjangkau bagaimana mengetuk komitmen adalah sumber strategi kunci pada OL. Pilar et
dan kapasitas sumber daya manusia untuk al. (2005) dalam Örtenblad, 2001 juga
belajar pada semua level dalam organisasi. menyatakan bahwa pengetahuan dan lebih
Dari sudut pandang KM, semua tingkatan spesifik, perolehannya atau penciptaannya,
pembelajaran merupakan hal yang penting dan berada dengan persebarannya dan berintegrasi
harus dipelihara dan menjadi bagian alami dari dengan organisasi menjadi sumber strategis
budaya (Bennet, 2003). utama bagi OL.

2
Literatur dalam KM membahas Organizational Effectiveness (OE)
pengaruh yang berbeda pada OL, antara KM secara singkat didefinisikan sebagai hasil dari
sebagai penyebab dan KM sebagai akibat. Hal efektivitas manajerial dan kinerja operasional
ini menimbulkan gap dalam hubungan antara (Yang, 2007). Organizational Effectiveness
KM dan OL. Beberapa penulis menemukan (OE) diukur menurut kemampuan suatu
dua fokus sebagai penyebab dan pengaruh organisasi atau manajemen untuk merespons
yang saling berkaitan dan beberapa penulis berbagai ancaman dan kesempatan tepat pada
menerima OL sebagai sebuah penyebab, KM waktunya, efektif, penuh tujuan, dan dengan
adalah suatu pengaruh atau sebaliknya. Dalam cara yang akurat, dengan pengetahuan penuh
penelitian ini, OL dilihat sebagai suatu reaksi tentang kondisi, tujuan, kesempatan, dan
dari KM daripada tindakan yang bermanfaat ancaman. Suatu organisasi yang efektif
bagi KM. Sebagai sudut pandang sistem, Ke mampu menggunakan aksesnya terhadap
dan Wei (2006) dalam Örtenblad (2001) kecenderungan historis dan kecenderungan
mengidentifikasi pengetahuan sebagai dasar kenyataan serta status informasi sebagaimana
dari OL. Indikator yang digunakan untuk alternatif strategi yang tersedia untuk membuat
mengukur OL diadopsi dari penelitian Goh keputusan pada level yang sesuai demi
(2003) yang mengungkap dimensi OL dengan mencapai keuntungan terbesar organisasi
lebih mengarah ke sudut pandang manajemen (Frankel, 2008:44).
strategi, meliputi: clarity of vision and mission, Competing-Value Framework (CVF)
leadership commitment and empowerment, digunakan untuk mengukur OE karena
experimentation and rewards, effective memiliki validitas instrumen, reliabilitas, dan
transfer of knowledge, teamwork and group keluasan penelitian empiris yang telah teruji
problem solving. untuk menunjukkan tingkat kepercayaan
Praktik KM adalah penting untuk dalam pengukuran di segala sektor.
efektivitas organisasi. Efektivitas manajemen Competing-Value Framework (CVF) mene-
dari pengetahuan organisasi dipercaya kankan pada empat indikator dalam mengukur
berhubungan dengan keunggulan kompetitif OE, yaitu: Human Relations, Open System,
dan dipertimbangkan secara kritis untuk Rational Goal, dan Internal Process. Model
kesuksesan sebuah organisasi (Islam et al., ini menguji situasi yang teratur dengan
2008). Untuk meningkatkan Organizational koordinasi dan distribusi yang memadai untuk
Effectiveness (OE), manajer harus men- menyediakan gambaran mengenai OE.
cantumkan segala metode kemungkinan untuk Computing-Value Framework (CVF) telah
memenuhi persyaratan spesifik organisasi dan berhasil mengatasi overlaping definisi maupun
situasi. Setiap orang yang ingin mem- gap definisi yang terlalu jauh antar kriteria.
promosikan OE harus menginvestasikan waktu Dalkir (2005:3) mendefinisikan Know-
ekstra untuk mempelajari bisnis mereka, untuk ledge Management (KM) sebagai koordinasi
memahami kebutuhan untuk meluruskan yang disengaja dan sistematis dari orang-orang
kemampuan orang dengan tujuan bisnis meski di dalam organisasi, teknologi, proses, dan
dalam pasar yang lebih bersaing (Chien, struktur organisasi dalam rangka untuk
2003). Dengan menyediakan semua level menambah nilai melalui pemakaian ulang dan
pekerja dengan berbagai kesempatan untuk inovasi. Organizational Learning (OL)
belajar sepanjang waktu akan mempromosikan dipandang sebagai suatu reaksi dari KM
OE secara langsung. Oleh sebab itu KM dan daripada tindakan yang bermanfaat bagi KM.
OL sangat berperan dalam pencapaian OE. Berdasarkan uraian ini, maka dikemukakan:

3
Hipotesis 1: Knowledge Management secara dalam hubungan antara KM dengan OE.
positif berpengaruh pada Organi- Berdasarkan uraian ini, maka dikemukakan:
zational Learning.

Menurut Jennex (2007:6), Knowledge Hipotesis 4: Knowledge Management secara


Management (KM) adalah praktik dari posititf berpengaruh pada Or-
penerapan pengetahuan secara selektif dari ganizational Effectivenss melalui
pengalaman pengambilan keputusan sebelum- Organizational Learning.
nya untuk aktivitas pengambilan keputusan
saat ini dan masa depan dengan maksud untuk METODE
meningkatkan Organizational Effectiveness Berdasarkan rancangannya, penelitian
(OE). Berdasarkan uraian ini, maka ini termasuk jenis explanatory research yang
dikemukakan: menjelaskan hubungan antar variabel melalui
Hipotesis 2: Knowledge Management secara pengujian hipotesis dengan melakukan uji
positif berpengaruh pada Organi- statistik. Unit analisis dalam penelitian ini
zational Effectivenss. adalah setiap strata jabatan yang ada di seluruh
divisi manajemen Telkom Malang. Populasi
Proses belajar tidak hanya memperoleh penelitian ini adalah seluruh karyawan, kecuali
pengetahuan dan keterampilan, juga tentang top manajer yang akan dinilai aspek komitmen
mengembangkan visi yang didasarkan pada kepemimpinannya.
pemahaman organisasi sistem nilai. Tiwana Populasi penelitian ini mempunyai unsur
(2004) dalam Zheng et al. (2009) menyatakan yang tidak homogen, yaitu terbagi dalam
bahwa integrasi pengetahuan dapat beberapa level jabatan, atau terbagi dalam sub-
mengakibatkan efektivitas pengembangan populasi di mana setiap level jabatan memiliki
produk, mengurangi tingkat kecacatan, jumlah karyawan yang berbeda-beda. Oleh
memberikan garansi terhadap cacat, dan karena itu teknik pengambilan sampelnya
meningkatkan efisiensi. Berdasarkan uraian menggunakan Probability Stratified Random
ini, maka dikemukakan: Sampling. Dari 58 kuesioner yang disebar,
Hipotesis 3: Organizational Learning secara sebanyak 54 kuesioner kembali atau dengan
positif berpengaruh pada Organi- tingkat pengembalian 93%. Analisis jalur
zational Effectivenss. digunakan untuk melakukan pengujian
hipotesis. Second Order Confirmatory Factor
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh Analysis digunakan untuk mendapatkan
peneliti terdahulu telah berhasil memberikan instrumen yang valid dan reliable.
gambaran mengenai dukungan hubungan Model hipotesis menunjukkan hubungan
antara KM dengan OL, KM dengan OE, dan variabel Knowledge Management (KM),
OL dengan OE. Namun demikian, penelitian- Organizational Learning (OL), dan Organi-
penelitian tersebut belum memberikan zational Effectiveness (OE). Pada penelitian ini
gambaran mengenai peran OL yang variabel KM berperan sebagai construct
mendukung hubungan KM terhadap pen- eksogen yang juga dikenal dengan variabel
capaian OE. Penelitian ini menjembatani gap independen yang tidak diprediksi oleh variabel
penelitian sebelumnya dengan memberikan lain. Pada penelitian ini variabel OL berperan
peran pada OL sebagai variabel mediator sebagai construct endogen yang juga dikenal
dengan variabel dependen yang diprediksi oleh

4
variabel KM. Variabel OE berperan sebagai
construct endogen yang diprediksi oleh
variabel KM dan OL. Oleh karena variabel OL 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (ℰ) = √(1 − 𝑅𝑖2 )
berperan sebagai intervening, maka alat = √(1 − 0,746)
analisis yang sesuai untuk menguji hubungan = 0,254
antar variabel adalah analisis jalur (path
analysis). Dengan demikian model regresi persamaan
pertama adalah sebagai berikut:
HASIL Y1 = 0,864X + 0,254
Pada analisis jalur, selain terdapat
pengaruh langsung juga terdapat pengaruh Regresi Persamaan Kedua
tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien  Z = PX + PY + e2
dalam penelitian ini merupakan koefisien Output hasil analisis regresi persamaan kedua
pengaruh langsung. Pendugaan parameter disajikan pada Tabel 2. Sedangkan pengaruh
dilakukan dengan menggunakan analisis error untuk persamaan kedua ditentukan
regresi. Analisis regresi pada masing-masing melalui:
persamaan secara parsial berdasarkan output 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (ℰ) = √(1 − 𝑅𝑖2 )
SPSS 16.0 dapat diuraikan sebagai berikut:
Regresi Persamaan Pertama = √(1 − 0,448)
Y = PX + e1 = 0,552
Output hasil analisis regresi persamaan
pertama disajikan pada Tabel 1. Sedangkan Dengan demikian model regresi persamaan
pengaruh error untuk persamaan pertama kedua adalah sebagai berikut
ditentukan melalui: Z = 0,216X + 0,474Y + 0,552

Tabel 1: Hasil Regresi Persamaan Pertama


Unstandardized Standardized
Variabel coefficients coefficient t Sig.
β Std.Error β
Knowledge
0,918 0,074 0,864 12,369 0,000
Management
R = 0,864
R Square = 0,746
Adjusted R Square = 0,741

Tabel 2: Hasil Regresi Persamaan Kedua


Unstandardized Standardized
Variabel coefficients coefficient t Sig.
β Std.Error β
Knowledge
0,223 0,213 0,216 1,045 0,301
Management
Organizational
0,461 0,201 0,474 2,296 0,026
Learning
R = 0,669
R Square = 0,448

5
Adjusted R Square = 0,427
informasi yang terkandung dalam data sebesar
98% dapat dijelaskan oleh model, sedangkan
Pemeriksaan validitas model bertujuan 2% dijelaskan oleh variabel lain (yang tidak
mengukur good of fit pada sebuah model di terdapat dalam model) dan error. Dengan
dalam analisis jalur. Hal ini dilakukan dengan demikian dapat dikatakan bahwa model path
menghitung koefisien determinasi total yang termasuk dalam kategori sangat baik karena
menunjukkan seberapa besar persentase nilai dari koefisien determinasi total sangat
keragaman data yang dapat dijelaskan oleh tinggi.
model path. Berdasarkan perhitungan ko- Berdasarkan keempat model pengaruh
efisien determinasi total, maka keragaman data yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
yang dapat dijelaskan oleh model adalah disusun model lintasan pengaruh yang
sebesar 0,980 atau 98%. Dengan kata lain disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 : Model Path

Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa kecil dari 5%) sehingga hubungan tidak
hubungan antara X terhadap Y memiliki nilai langsung ini signifikan.
koefisien jalur sebesar 0,864 dan P-Value yang PEMBAHASAN
lebih kecil dari 5% (0,000  0,05) sehingga Hubungan Knowledge Management (KM)
hubungan ini signifikan. Hubungan X terhadap dengan Organizational Learning (OL)
Z memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,233 Hipotesis pertama menyatakan bahwa
dan P-Value yang lebih besar dari 5% (0,301  Knowledge Management (KM) secara positif
0,05) sehingga hubungan ini tidak signifikan. berpengaruh pada Organizational Learning
Hubungan Y terhadap Z memiliki nilai (OL). Hubungan variabel KM (X) dan OL (Y)
koefisien jalur 0,474 dan P-Value yang lebih menunjukkan P-Value yang lebih kecil dari
kecil dari 5% (0,026  0,05) sehingga 5% (0,000  0,05) dan koefisien jalur sebesar
hubungan ini signifikan. Hubungan X terhadap 0,864. Hal ini berarti variabel Knowledge
Z melalui Y memiliki nilai koefisien jalur Management memiliki pengaruh langsung,
0,410 dengan P-Value hubungan X terhadap Y searah (positif) serta signifikan terhadap
sebesar 0,000 (lebih kecil dari 5%) dan variabel Organizational Learning (OL).
hubungan Y terhadap Z sebesar 0,026 (lebih

6
Dengan demikian pernyataan hipotesis Knowledge Sharing dan Organizatinal
pertama “diterima”. Learning pada Organizational Effectiveness
Temuan ini mempertegas hubungan yang mana penelitiannya dilakukan pada
yang menyatakan bahwa KM merupakan industri perhotelan di Taiwan. Demikian juga
bagian terdahulu dari OL, atau dengan kata penelitian Lee, et al. (2007) yang menyatakan
lain dapat dikatakan bahwa KM sebagai bahwa Knowledge Management Capabilities
penyebab dari OL. Penelitian ini didukung memiliki dampak yang signifikan pada inovasi
oleh penelitian empiris Yang (2007) yang dan Organizational Effectiveness. Hal ini
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif menunjukkan bahwa responden belum
antara Knowledge Sharing dan Organizational memahami adanya peran KM dalam mencapai
Learning. Selain itu temuan ini juga didukung OE secara langsung.
oleh penelitian Liao dan Wu (2009), dan Liao
Hubungan Organizational Learning (OL)
dan Wu (2010) yang menyatakan bahwa bisnis
dengan Organizational Effectiveness (OE)
dengan lebih banyak Knowledge Management Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
menunjukkan kapasitas yang lebih tinggi Organizational Learning (OL) secara positif
dalam meningkatkan Organizational Learning. berpengaruh pada Organizational Effectiv-
Penelitian ini telah membuktikan definisi eness (OE). Hubungan variabel OL (Y) dan
Dalkir (2005:3) yang menyatakan bahwa KM OE (Z) menunjukkan P-Value yang lebih kecil
sebagai koordinasi yang disengaja dan
dari 5% (0,026  0,05) dan koefisien jalur
sistematis dari orang-orang di dalam
sebesar 0,474. Hal ini berarti variabel
organisasi, teknologi, proses, dan struktur
Organizational Learning memiliki pengaruh
organisasi dalam rangka untuk menambah
langsung, searah (positif) serta signifikan
nilai melalui pemakaian ulang dan inovasi.
terhadap variabel Organizational Effective-
Hubungan Knowledge Management (KM) ness. Dengan demikian pernyataan hipotesis
dengan Organizational Effectiveness (OE) ketiga “diterima”.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa Hipotesis ketiga yang menyatakan
Knowledge Management (KM) secara positif bahwa Organizational Learning (OL) secara
berpengaruh pada Organizational Effective- positif berpengaruh pada Organizational
ness (OE). Hubungan variabel KM (X) dan OE Effectiveness (OE) telah dapat dibuktikan.
(Z) menunjukkan P-Value yang lebih besar Penelitian ini selaras dengan penelitian Yang
dari 5% (0,301  0,05) dan koefisien jalur (2007) yang menyatakan bahwa terdapat
sebesar 0,223. Hal ini berarti variabel hubungan positif antara Knowledge Sharing
Knowledge Management tidak berpengaruh dan Organizational Learning pada
signifikan terhadap variabel Organizational Organizational Effectiveness. Demikian juga
Effectiveness. Dengan demikian pernyataan penelitian Aydin dan Ceylan (2009) yang
hipotesis kedua “ditolak”. menyatakan bahwa Organizational Learning
Temuan ini berbeda dengan penelitian Capacity dapat menjelaskan 65 persen total
yang dilakukan oleh Zheng et. al. (2009) yang variance dari Organizational Effectiveness.
menyatakan bahwa Knowledge Management
Hubungan Knowledge Management (KM)
secara signifikan berhubungan positif dengan
dengan Organizational Effectiveness (OE)
Organizational Effectiveness. Penelitian ini
melalui Organizational Learning (OL)
juga memberikan hasil berbeda dengan Hipotesis keempat menyatakan bahwa
penelitian Yang (2007) yang menyatakan
Knowledge Management (KM) secara positif
bahwa terdapat hubungan positif antara

7
berpengaruh pada Organizational Effective- memberikan temuan bahwa terdapat peran
ness (OE) melalui Organizational Learning mediasi dari OL dalam hubungan KM dengan
(OL). Hipotesis ini menunjukkan hubungan OE. Tanpa adanya OL, aktivitas KM tidak
yang tidak langsung di antara variabel dapat meningkatkan OE.
pembentuknya. Pengaruh tidak langsung Berdasarkan temuan tersebut, implikasi
dinyatakan signifikan bila seluruh pengaruh manajerial difokuskan pada variabel KM, OL
langsung yang membentuk adalah signifikan. dan OE. Aktivitas KM dan OL harus
Sebaliknya jika salah satu saja pengaruh dilakukan secara menyeluruh, mulai tingkat
langsung tidak signifikan, pengaruh tidak manajemen yang paling atas hingga yang
langsung juga tidak signifikan. paling bawah demi tercapainya keefektifan
Sebagaimana yang telah dipaparkan organisasi (OE). Hal ini sesuai teori Hunger
sebelumnya, pengaruh langsung variabel KM dan Wheelen (2003:3) yang menyatakan
(X) terhadap variabel OL (Y) adalah positif bahwa organisasi yang bersedia untuk
dan signifikan. Demikian juga pengaruh melakukan eksperimen dan mampu belajar
langsung variabel OL (Y) terhadap variabel dari pengalamannya akan lebih sukses
OE (Z) menunjukkan hasil yang positif dan dibandingkan dengan organisasi yang tidak
signifikan. Hasil pengalian nilai koefisien jalur melakukannya.
dari kedua hubungan ini menghasilkan angka Hasil penelitian ini juga menunjukkan
0,410 yang berarti menunjukkan arah yang bahwa KM dan OL sebagai variabel yang
positif. Dengan demikian pernyataan hipotesis tidak terpisahkan untuk mencapai OE. Peran
keempat “diterima”. OL adalah sebagai mediator dalam
Praktik OL menjadi sesuatu yang tidak menghubungkan KM dengan OE, atau dengan
terpisahkan dalam menjembatani hubungan kata lain OE dapat dicapai jika aktivitas KM
antara KM dan OE. Menurut Jennex (2007:6), dijalankan melalui OL. Organizational
Knowledge Management (KM) adalah praktik Effectiveness (OE) memberikan nilai kepada
dari penerapan pengetahuan secara selektif organisasi dengan memfasilitasi integrasi
dari pengalaman pengambilan keputusan antara strategi bisnis dan implementasinya
sebelum-nya untuk aktivitas pengambilan dengan menyelaraskan kemampuan, proses,
keputusan saat ini dan masa depan dengan sikap, dan bakat yang diperlukan untuk secara
maksud untuk meningkatkan Organizational lebih efektif melaksanakan strategi yang
Effectiveness (OE). Namun dalam unit dipilih. Menyediakan kesempatan untuk bela-
penelitian ini, OE tidak dapat dicapai tanpa jar sepanjang waktu di semua level organisasi
peran dari OL. Kapasitas OL merupakan dapat mempromosikan OE secara langsung.
infrastruktur sistem penge-tahuan organisasi,
Saran
sedangkan KM berkaitan dengan strategi. Keterbatasan pada pengumpulan data
Tanpa KM dan OL, organisasi tidak dapat melalui kuesioner yang terstruktur menurut
mencapai tingkat keefektifan yang diharapkan. kategori lingkup masalah yang hendak
diungkap melalui 5 (lima) pilihan jawaban.
KESIMPULAN DAN SARAN Respons pada setiap butir pertanyaaan
Kesimpulan dipandang representatif, karena itu di dalam
Penelitian ini beranjak dari adanya gap analisis statistik yang diterapkan semata-mata
pada hasil studi mengenai konsep pengaruh berdasarkan pilihan yang ada. Oleh karena itu
KM terhadap OL, KM terhadap OE serta untuk penelitian selanjutnya dapat meng-
pengaruh OL terhadap OE. Hasil penelitian ini kombinasikan antara pernyataan yang bersifat

8
tertutup dan terbuka sehingga peneliti dapat Chien, Min-Huei. (2003). A Study of the
memperoleh gambaran yang lebih mendalam Factors Effecting Organizational Effect-
tentang berbagai hal yang ingin diteliti. tiveness. www.hicbusiness.org. p.1-9
Penelitian ini menggunakan data cross- Dalkir, Kimiz. (2005). Knowledge
section untuk mengukur variabel Organi- Management in Theory and Practice.
zational Learning (OL) sehingga tidak dapat Elsevier Butterworth – Heinemann.
dilakukan pengukuran yang kontinu. Pene- Oxford
litian selanjutnya dapat mengguna-kan data Darroch, Jenny. (2003). Developing a Mana-
time series untuk dapatkan hasil yang lebih gement Measure of Knowledge
akurat dalam mengukur Organizational Behaviors and Practices. Journal of
Learning (OL) dari waktu ke waktu. Knowledge Management. v.7 n.5
Ukuran yang dipakai untuk mengukur p.41-54
Organizational Effectiveness (OE) hanya Devie, Josua Tarigan. (2006). Merancang
terbatas pada sudut pandang internal Knowledge Management Model Dengan
perusahaan tanpa melibatkan sudut pandang Balance Scorecard: Dari Intangible
dari pihak eksternal perusahaan. Organi- Asset Menjadi Tangible Outcomes.
zational Effectiveness (OE) yang dipandang Seminar Knowledge Management.
sebagai kesuksesan perusahaan dalam jangka KKMI FTI ITB – Universitas
panjang hendaknya lebih ditekankan bukan Widyatama
hanya bagi pihak internal perusahaan, Frankel, E.G. (2008). Quality Decision
melainkan juga pihak eksternal perusahaan, Management – The Heart of Effective
terutama konsumen. Futures – Oriented Management.
Springer. Netherlands
DAFTAR RUJUKAN Goh, Swee C. (2003). Improving
Aggestam, Lena. (2006). Learning Organi- Organizational Learning Capability:
zation or Knowledge Management – Lesson from Two Case Studies. The
Which Came First, The Chicken or The Learning Organization. v.10 n.4
Egg?. Information Technologi and p.216-227
Control. v.35 n.3A p.295-302 Hunger, J. David, Thomas L. Wheelen. (2003).
Aydin, Bulent, Adnan Ceylan. (2009). Does Strategic Management 5th Edition.
Organizational Learning Capacity Julianto Agung (penerjemah). Mana-
Impact on Organizational Effectiveness? jemen Strategis. Andi. Yogyakarta
Research Analysis of the Metal Industry. Islam, Zahidul M.D., et al. (2008). The Role of
Development and Learning in Knowledge Management Practices on
Organizations. v.23 n.3 p.21-23 Organizational Context and
Bartholomew, David. (2008). Building on Organizational Effectiveness. ABAC
Knowledge, Blackwell, Ltd. Oxford Journal. v.28 n.1 p.42-53
Bennet, Alex, David Bennet. (2003). The Jennex, Murray E. (2007). Knowledge
Partnership Between Organizational Management in Modern Organizations,
Learning and Knowledge Management. Idea Group Publishing. San Diego
NASA Ames Research Center. p.1-15 Ju, et al. (2006). A Contingency Model for
Call, Dean. (2005). Knowledge Management – Knowledge Management Capability and
Not Rocket Science. Journal of Know- Innovation. Industrial Management &
ledge Management. v.9 n.2 p.19-30 Data System. v.106 n.6 p.855-877

9
Zheng W, et al. (2009). Linking Organiza-
Lee, Les Tien-Shang, et al. (2007). The Effect tional Culture, Structure, Strategy, and
of Entrepreneurial Orientation and Organizational Effectiveness: Mediating
Knowledge Management Capability on Role of Knowledge Management.
Organizational Effectiveness in Taiwan: Journal of Business Research. p.1-9
Moderating Role of Social Capital.
International Journal of Management.
v.24 i.3 p.549-572
Liao, Shu-hsien, Chi-chuan Wu. (2009). The
Relationship among Knowledge
Management, Organizational Learning
and Organizational Performance.
www.ccsenet.org/journal.html. v.4 n.4
p.64-76
Liao, Shu-hsien, Chi-chuan Wu. (2010).
System Perspective of Knowledge
Management, Organizational Learning,
and Organizational Innovation. Expert
System with Applications. v.37
p.1096-1103
Loermans, Jozef. (2002). Synergizing
Learning Organization and Knowledge
Management. Journal of Knowledge
Management. v.6 n.3 p.285-294
Örtenblad, Anders. (2001). On Differences
between Organizational Learning and
Learning Organization. The Learning
Organization. v.8 n.3 p.125-133
Trim, Peter, Yang-Im Lee. (2007). Placing
Organizational Learning in the Context
of Strategic Management. Business
Strategy Series. v.8 n.5 p.335-342
Voronov, Maxim, Lyle Yorks. (2005). Taking
Power Seriously in Strategic
Organizational Learning. The Learning
Organization. v.12 n.1 p.9-25
Yang, Jen-Te. (2007). The Impact of
Knowledge Sharing on Organizational
Learning and Effectiveness, Journal of
Knowledge Management. v.11 n.2
p.83-90

10

View publication stats

Potrebbero piacerti anche