Sei sulla pagina 1di 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320543512

TES BAHASA JAWA DENGAN ADOBE PRESENTER

Conference Paper · April 2013

CITATIONS READS

0 1,761

1 author:

Didin Widyartono
State University of Malang
19 PUBLICATIONS   8 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Learning Model of Writing Scientific Based on Blended Learning View project

All content following this page was uploaded by Didin Widyartono on 21 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TES BAHASA JAWA DENGAN ADOBE PRESENTER1

Didin Widyartono, S.S., S.Pd, M.Pd


Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya
din@ub.ac.id

Abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran, media dibutuhkan untuk


mencapai tujuan pembelajaran. Media ini harus sesuai karakter
siswa yang termasuk kaum digital native. Kaum ini terbiasa
mengolah sesuatu berbasis digital. Evaluasi bahasa Jawa dapat
dikemas sesuai karakter siswa. Soal-soal tes dapat disajikan secara
interaktif dengan Adobe Presenter. Perangkat ini terintegrasi
dengan Microsoft Powerpoint yang banyak dikuasai guru. Guru
lebih mudah belajar Adobe Presenter dibanding lainnya. Adobe
Presenter memberi perlakuan berbeda pada siswa yang lulus/gagal.
Tes bahasa Jawa dapat disajikan secara online atau offline, sesuai
karakter siswa, mudah digunakan, dan cepat mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Abstract. During learning activity, teaching media is needed to
achieve the learning objective. This teaching media must be
suitable with students’ characters the digital native. Students’
nowadays are belongs to the digital native. This group is getting
used to handle something digitally. Javanese language evaluation
can be created based on students’ character. The test’ can
transferred interactively by using Adobe Presenter. This tool is
integrated with Microsoft PowerPoint which is already mastered by
teachers. It is easy for teacher to learn Adobe Presenter than others.
Adobe presenters gives different treatment toward students who are
passed/failed. Javanese language evaluation can be delivered
online/offline, based on students’ characters. It is easy to be applied
and it is the fastest way to measure the learning objective.

Kegiatan pembelajaran yang baik harus disesuaikan dengan karakter


peserta didik. Mengacu pada klasifikasi John Palfrey & Urs Gasser dalam buku
Born Digital Understanding the First Generation of Digital Natives, kaum muda
yang yang lahir dan tumbuh pada pertengahan 1980—2000 disebut kaum digital
native (penduduk asli digital) (bataviase.co.id). Umumnya, peserta didik sekarang
merupakan kaum digital native. Peserta didik sekarang lebih menyukai kegiatan

1
Disajikan pada Seminar Nasional Bahasa Ibu, 20 Aril 2013, FKIP UNS
pembelajaran berbasis elektronik. Kegiatan pembelajaran ini banyak
memanfaatkan bahan ajar berbasis elektronik yang bermuatan konten audio-
visual.
Evaluasi pembelajaran bahasa daerah dapat dikemas secara elektronik.
Melalui perangkat elektronik, tes bahasa daerah dapat dilakukan secara praktis.
Hasilnya juga cepat diketahui. Namun, dalam hal tertentu, pelaksanaan tes
berbasis elektronik membawa masalah. Misalnya, listrik mati, persoalan koneksi
internet, permasalahan keakurasian jawaban, dan berbagai persoalan lain.
Evaluasi dalam kegiatan pembelajaran memiliki fungsi. Fungsi ini
disampaikan oleh Purwanto (2012:5—7), yaitu “(1) untuk mengetahui kemajuan
dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu, (2) untuk mengetahui tingkat
keberhasilan program pengajaran, (3) untuk keperluan bimbingan dan konseling,
(4) dan untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekilah yang
bersangkutan”.
Penyajian tes bahasa Jawa secara elektronik sesuai dengan karakter peserta
didik. Minat peserta didik menjadi lebih tinggi. Ketertarikan terhadap kemasan tes
bahasa Jawa menjadi lebih tinggi. Selain kegiatan pembelajaran inti yang
diharapkan berkualitas untuk mencapai tujuan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dapat juga disajikan dengan baik.
Fokus kajian evaluasi pembelajaran bahasa daerah ini adalah sajian tes
bahasa Jawa. Berbagai bentuk tes bahasa daerah dapat dikemas secara elektronik,
baik daring/online (dalam jaringan) maupun luring/offline (luar jaringan). Cara
menyajikannya dapat memanfaatkan berbagai perangkat lunak yang tersedia.
Misalnya, Macromedia Flash dan Adobe Presenter. Kajian penyajian tes bahasa
Jawa ini memanfaatkan Adobe Presenter.
Tujuan kajian ini adalah untuk meningkatkan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran bahasa Jawa sesuai dengan karakter peserta didik. Melalui evaluasi
secara elektronik ini, diharapkan tes dapat lebih bermutu dan sesuai dengan
karakter peserta didik. Tujuan pembelajaran dapat diketahui ketercapaiannya
melalui strategi belajar bahasa yang digunakan. Dawud (2008:79) menyatakan
“tingkat keberhasilan belajar dan tingkat kemahiran berbahasa dapat
memepengaruhi dan dapat dipengaruhi oleh pilihan strategi belajar bahasa”.
Ruang lingkup kajian ini terbatas pada materi bahasa Jawa untuk siswa SD
Kelas 3. Konten materi yang disajikan diambil dari buku ajar Gladhen SD:
Pendampung Siswa Belajar, Basa Jawa Kanggo Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas 3 Semester 1 oleh Dwiana, Susanto, Surono, dan Ramadi yang
diterbitkan tahun 2013, CV Pustaka Grafika, Malang. Tes yang dilakukan dibatasi
oleh fitur yang ada dalam perangkat lunak Adobe Presenter. Sesuai dengan fitur
Adobe Presenter, soal dapat dikemas dalam bentuk pilihan ganda, benar/salah,
mengisi bagian kosong, jawaban singkat, dan perjodohan/mencocokkan. Selain
itu, nilai hingga balikan dapat disajikan melalui teks dan suara.

LANDASAN TEORI
Kegiatan pembelajaran terdapat tiga komponen, yaitu tujuan, kegiatan, dan
evaluasi. Djiwandono (2008:2) mengemukakan dalam pembelajaran bahasa, dapat
dibedakan tiga komponen utama, yaitu tujuan, kegiatan, dan evaluasi hasil
pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan pencapaian yang ditetapkan dari
kegiatan pembelajaran. Jika capaian ini dapat diraih, tujuan pembelajaran berhasil
digapai. Tujuan pembelajaran merupakan “komponen pertama berisi identifikasi
dan rumusan tujuan umum dan rinciannya dalam bentuk tujuan-tujuan yang lebih
khusus, yang hendak dicapai” (Djiwandono, 2008:13).
Tujuan pembelajaran dicapai melalui kegiatan pembelajaran. Tujuan ini
dilakukan dengan kegiatan awal, inti, dan akhir pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran merupakan inti penyelenggaraan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dirumuskan dan dilakukan oleh pengajar dan pembelajar
dengan menggunakan media pembelajaran (Djiwandono, 2008:13).
Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran. Djiwandono (2008:13) menyatakan “komponen evaluasi hasil
pembelajaran merupakan bagian penyelenggaraan yang dimaksudkan untuk
mengevaluasi pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengevaluasi tingkat
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah diupayakan melalui kegiatan
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dapat memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. Bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk slide hingga berkoneksi
internet. Multimedia interaktif juga dapat disajikan kepada peserta didik.
Penggunaan bahan ajar berbasis multimedia terbukti dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. Riset Moldtsad (dalam Wilkinson, 1984) menunjukkan
bahan ajar berbasis multimedia lebih disukai peserta didik dibanding pengajaran
tradisional. Wahono (2006) menyatakan degan multimedia, daya serap peserta
didik meningkat sekitar 30—80%. Riset Kusnandar (dalam Siahaan, 2005)
menghasilkan temuan “10% informasi diperoleh dengan cara membaca (teks),
20% informasi diperoleh dengan cara mendengar (suara), 30% informasi
diperoleh dengan cara melihat (grafis/foto), 50% informasi diperoleh dengan cara
melihat dan mendengar (video/animasi), 80% informasi diperoleh dengan cara
berbicara, dan 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara dan melakukan
(interaktif)”.
Untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran, tes dapat digunakan.
Djiwandono (2008:15) menyatakan “tes adalah salah satu alat yang digunakan
untuk melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang bersifat abstrak, tidak kasat
mata, tidak konkret, seperti kemampuan berpikir, kemampuan mengngat, serta
kemampuan berbicara atau kemampuan menulis, dan kemampuan-kemampuan
bahasa yang lain.
Jenis-jenis tes yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi sangat
beragam. Berbagai jenis tes ini dapat dipilih sesuai kecocokan materi yang
diujikan. Nurgiyantoro (2001:79) dan Djiwandono (2008:36) menyatakan secara
umum, jenis tes berdasarkan cara penskoran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
(1) tes objektif dan (2) tes subjektif. Tes objektif memperoleh hasil yang sama jika
dilakukan oleh korektor yang berbeda. Tes ini berbentuk tes menjodohkan, benar-
salah, dan pilihan ganda.Tes subjektif dilakukan jika penskoran pekerjaan peserta
tes tidak mungkin dilakukan secara objektif. Tes ini berbentuk tes esai, tes dengan
menggunakan kata tanya, tes dengan jawaban pendek, dan tes melengkapi.
PEMBAHASAN DAN HASIL
Tes bahasa Jawa dapat disajikan secara elektronik melalui Adobe
Presenter. Perangkat ini dipilih karena terintegrasi dalam Microsoft Powerpoint.
Perangkat terakhir ini sering digunakan oleh guru dalam mengajar dan presentasi.
Umumnya, guru memiliki kemampuan dalam mengoperasionalkan perangkat ini.
Melalui model evaluasi ini, guru dapat memanfaatkannya dalam evaluasi belajar
khususnya dan kegiatan pembelajaran umumnya.

Gambar 1. Sampul Tes Evaluasi Bahasa Jawa Kelas 3

Sebagaimana yang dijelaskan dalam landasan teoretis, tes dapat


dikategorikan menjadi tes objektif dan subjektif. Berbagai jenis tes tidak dapat
diterapkan dalam penyajian tes elektronik bahasa Jawa berbasis Adobe Presenter.
Fitur tes Adobe Presenter terdiri atas tes pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan,
mengisi bagian yang rumpang, menjawab singkat, dan skala Likert. Namun, skala
Likert tidak diaplikasikan dalam penyajian tes bahasa Jawa. Hal ini disebabkan
ketidakcocokan materi jika disajikan dengan skala Likert. Skala Likert adalah
“skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial, di mana
variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable kemudian
indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
pernyataan” dan “biasanya menggunakan kata-kata berupa sangat setuju, setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju” (Sarjono & Julianita, 2011:6).
Tes Pilihan Ganda
Tes pilihan ganda dijelaskan Djiwandono (2008:41) menyatakan ciri
pokok tes ini memiliki lebih dari dua pilihan jawaban, umumnya empat dengan
satu jawaban kunci dan yang lain jawaban pengecoh. Kelebihan tes ini adalah “(1)
peluang untuk jawaban benar dengan sekadar menebak dibandingkan tes benar
salah, (2) cakupan materi tes yang lebih luas, (3) cara menjawab yang sederhana,
(4) pemeriksaan jawaban yang lebih sederhana, (5) analisis yang lebih mudah
dilakukana terhadap masing-masing butir tes maupun tes keseluruhan karena
sekadar didasarkan atas jumlah atau persentasi, termasuk penghitungan reliablitas
(reliability) tes”, sedangkan kelemahannya adalah ”tersedianya peluang yang
terbuka lebar bagi jawaban peserta tes yang semata-mata didasarkan atas tebakan”
(Djiwandono, 2008:41—42).
Berikut ini contoh soal ulangan bahasa Jawa!
Wenehana tandha ing aksara a, b, utawa c sangarepe wangsulan sing koanggep
paling bener!
1. Bocah-bocah kelas telu saiki ora mlebu sekolah ... libur.
a. senajan b. amarga c. dene
2. Sunarti bocah sing ... mula pinter.
a. sregep b. tlaten c. sabar
3. Mas Tomi tindak menyang Solo ... mas Rudi rawuh saka Blitar.
a. dene b. sebab c. jalaran
4. Bu Sutari kuwi sabar, beda karo Pak Nardi ... banget.
a. keras b. galak c. kereng
5. ... kabare Pakdhe Ranu ing Malang.
a. kepriye b. geneya c. ana apa
6. Budhe ... sega pecel, iwake tempe.
a. mangan b. dhahar c. nedha
7. Rani ngrewangi ngundhuh apel. Ngrewangi padha tegese ... .
a. ngrusuhi b. mbantu c. melu
8. ... anggonmu tuku kripik apel kuwi?
a. ana ngendi b. sapa c. kepriye
9. Pak Suhardi mangan duku. Tembung mangan kramane ... .
a. nedhi b. dhahar c. nedha
10. Bocah sekolah kudu ngerti tata ... .
a. susila b. basa c. krama
(Dwiana R, Susanto, Surono, Ramadi, 2013:34—35)
Berdasarkan soal di atas, dapat disajikan tes secara elektronik dengan
menggunakan Adobe Presenter. Soal yang disajikan dapat muncul secara acak di
tiap komputer siswa. Berikut ini salah satu contoh sajian soal pilihan ganda.

Gambar 2. Halaman Tes Pilihan Ganda Bahasa Jawa Kelas 3

Siswa dapat membaca butir soal dan menentukan jawabannya yang benar. Siswa
tinggal klik pada lokasi klik di depan jawaban yang disajikan. Jika sudah yakin
dengan jawaban yang dipilihnya, siswa tinggal klik “Yakin”. Setelah itu, langsung
muncul informasi benar atau salah dari jawaban tersebut, bahkan konfirmasi
jawaban yang seharusnya (jika diperlukan).

Tes Benar-Salah
Tes benar-salah menyediakan jawaban benar atau salah dari pernyataan
yang disajikan. “Secara hitungan matematik, peluang untuk menjawab benar
adalah 1 dari 2 atau 50%” (Djiwandono, 2008:40). Ebel (dalam Nurgiyantoro,
2001:79) menyatakan pertimbangan pilihan tes benar-salah adalah “(1)
pencapaian hasil belajar yang esensial adalah penguasaan pengetahuan verbal, (2)
semua pengetahuan verbal dapat diekspresikan dalam proposisi, (3) proposisi
adalah sebentuk pernyataan (kalimat) yang dapat dinyatakan secara benar atau
salah, dan (4) pengetahuan siswa dalam suatu bidang dapat diukur dengan
kemampuannya menilai proposisi yang berkaitan dengan bidang yang
bersangkutan”. Kelebihan tes ini adalah (1) pertanyaannya singkat, dapat
mencakup bahan yang luas, (2) mudah disusun, (3) siswa cepat memahami
petunjuk mengerjakan soal, dan (4) guru mudah memeriksa dengan cepat dan
objektif, sedangkan kelemahannya adalah (1) membingungkan siswa jika
pernyataan kurang tepat, (2) mudah ditebak, (3) siswa bersikap untung-untungan
besar, dan (4) penyusunan butir tes untuk ukur tingkatan kognitif yang tinggi tidak
mudah dilakukan (Nurgiyantoro, 2001:80).
Soal berikut ini dapat digunakan dengan jenis tes benar-salah. Contoh:
No Anake Kewan Arane
1 anak kucing cemeng
2 anak asu kirik
3 anak pitik kuthuk
4 anak dara piyik
5 anak bebek meri
6 anak menthok minthi
7 anak banyak blengur
8 anak sapi pedhet
9 anak wedhus cempe
10 anak tikus cindhil
(Dwiana R, Susanto, Surono, Ramadi, 2013:61)

Berdasarkan soal di atas, dapat disajikan tes elektronik bahasa Jawa


berikut. Siswa tinggal klik di lokasi jawaban benar-salah, lalu jika sudah yakin
klik tombol “yakin”. Setelah itu, muncul keterangan benar atau salah dari hasil
jawaban siswa.

Gambar 3. Halaman Tes Benar-Salah Bahasa Jawa Kelas 3


Tes Pertanyaan Jawaban Pendek
Tes ini diawali dengan kata tanya, terdiri atas butir-butir tes, siswa diminta
untuk menjawab pertanyaan ini secara singkat dan pendek, tanpa bertele-tele,
tanpa basa-basi (Djiwandono, 2008:68). Lebih lanjut, Djiwandono menjelaskan
“jenis tes ini memiliki prinsip semakin pendek dan semakin tepat sasaran,
semakin baik”.
Berikut ini soal ulangan bahasa Jawa yang berjenis tes pertanyaan jawaban
pendek.
Wacanen wacan ing ngisor iki!
MANCING

Rudi, Dani lan Hardi senengane mincing. Minggu kepungkur bocah telu iku
padha mincing ana blumbang. Bocah telu mau budhale watara jam wolu esuk.
Tekan blumbang pada golek papan sing eyup. Sing kanggo pakan cacing. Ing
blumbang iku diingoni iwak mujair. Iwake wes gedhe-gedhe.
Rudi seneng banget, marga iwake katon luwe. Yen iwake lagi luwe, padha
golek pangan. Panganan ing pancing dicedhaki banjur dipangan. Rudi wis oleh
iwak gedhe loro. Dani lan Hardi uga wis oleh siji-sji. Bocah telu nggethu anggone
padha mincing. Watara jam setengah sewelas padha mulih. Kabeh padha
nyangking iwak sing direntengi.

Wangsulana pitakon-pitakon ing ngisor iki!


1. Sapa sing kasenengane mancing?
2. Ing ngendi nggone padha mancing?
3. Jam pira Rudi sakanca anggone budhal mancing?
4. Iwak apa sing diingu ana blumbang kuwi?
5. Apa sing kanggo pakan mancing?
(Dwiana R, Susanto, Surono, Ramadi, 2013:34)

Berdasarkan soal di atas, tes dapat disajikan secara elektronik berikut ini.
Siswa diminta untuk mengetikkan jawaban pendek atas pertanyaan yang diajukan.
Jawaban yang ditulis tidak bersifat case-sensitive, artinya huruf kecil dan kapital
diabaikan. Meskipun demikian, jika dikehendaki, melalui perangkat lunak Adobe
Presenter, fitur ini dapat dicentang pada lokasi klik di depan keterangan “The
answer is case-sensitive”.
Gambar 3. Halaman Tes Pertanyaan Jawaban Pendek Bahasa Jawa Kelas 3

Tes Melengkapi
Tes ini memberikan tugas pada siswa untuk mengisi bagian yang rumpang
dengan jawaban yang sesuai. Tes ini disebut Djiwandono (2008:70) sebagai tes
melengkapi. Lebih lanjut, ia menjelaskan “kemampuan untuk melengkapi bagian-
bagian kosong teks yang telah dokosongkan dengan benar dianggap sebagai
indikasi bahwa peserta tes memahami isi teksnya.
Berikut ini soal tes melengkapi dalam pelajaran bahasa Jawa.
Wangsulana pitakon-pitakon ing ngisor iki!
1. Saiki mangsa ketiga mula ora ana ... . (udan)
2. Bulik Narti tindak menyang pasar ... sayuran. (mundhut)
3. Adhik ... ibu tuku gula ing toko ngarep omah. (ndherek)
4. Pakdhe ... ngasta oleh-oleh jeruk lan duren. (rawuh)
5. Simbah ngunjuk jamu beras ... . (kencur)
6. Dina sabtu ibuku ... saka Batu. (rawuh, kondur)
7. Kupu kuwi sing dipangan madune ... . (kembang)
8. Saben sore mbakyu ... tanduran ing taman (nyirami)
9. Dhek wingi omahku peteng ndhdhet marga listrik ... . (mati)
10. Atiku ... banget ketemu karo kancaku. (seneng)
(Dwiana R, Susanto, Surono, Ramadi, 2013:34—35)

Berdasarkan soal di atas, dapat dikemas menjadi tes elektronik berikut ini.
Siswa diminta untuk mengisi pada kolom yang telah disediakan. Setelah selesai,
siswa dapat melanjutkan dengan mengeklik tombol “yakin”.
Gambar 4. Halaman Tes Melengkapi Bahasa Jawa Kelas 3

Tes Menjodohkan
Tes ini menuntut siswa untuk menjodohkan dua bagian yang saling
berkaitan. Bagian pertama di sebelah kiri, dan bagian lain di sebelah kanan. Kedua
bagian ini dijodohkan atau dicocokkan secara nalar. Nurgiyantoro (2001:93)
memberikan saran penyusunan tes ini, yaitu “(1) lingkup bahan yang akan
diteskan dalam satu unit tes penjodohan hendaknya bahan yang sejenis, (2) butir-
butir jawaban di lajur sebelah kanan harus pendek-pendek, tidak bersifat tumpang
tindih, satu butir jawaban hanya tepat dihubungkan dengan satu pernyataan yang
ada di lajur kiri, (3) jumlah butir jawaban di lajur kanan hendaknya lebih banyak
daripada jumlah pernyataan di lajur kiri, misal 8:5. Hal itu dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan adanya jawaban siswa yang bersifat kebetulan, dan (4)
jumlah butir soal untuk satu unit tes penjodohan jangan terlalu banyak atau sedikit
karena hal itu akan menyebabkan tes menjadi terlalu sulit atau terlalu mudah.
Jumlah per unit sebaiknya berkisar antara 6—10”.
Berikut ini contoh soal ulangan bahasa Jawa!
Ukara-ukara ing ngisor iki rampungna kanthi milih wangsulan kang cumawis!
Ukara Pilihan Wangsulan
1 Kutha Malang hawane … . a panas
2 Tanti bocah sregep mula … . b wangi
3 Duren iki arum mula rasane … . c adhem
4 Ibune Tomi sugih nanging ora … . d kecut
5 Kembang kuwi gandane arum … . e medhit
6 Bocah iki nakal nanging … . f legi
7 Pencit iki rasane … . g menyang
8 Ing wayah awan hawane … . h ronthok
9 Wati ndherek ibu … pasar. i pinter
10 Bareng ketiga gegodhongan padha … . j sopan
(Dwiana R, Susanto, Surono, Ramadi, 2013:51)

Dari soal di atas, dapat disajikan dalam bentuk berikut ini dengan cara menulis
jawaban yang sesuai antara ukara dengan wangsulan.

Gambar 5. Halaman Tes Menjodohkan Bahasa Jawa Kelas 3

DAFTAR RUJUKAN

Batavia.or.id. 2010. Kebutuhan Digital Native, (Online), (http://www.


http://bataviase.co.id/node/163990, diakses pada 21 Mei 2010).
Dawud. 2008. Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: UM Press.
Djiwandono, M.S. 2008. Tes Bahasa: Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta:
PT Indeks.
Dwiana R., E., Susanto, R.T., Surono, A.Y. & Ramadi. 2013. Gladhen Basa Jawa
SD Kelas 3 Semester 1. Malang: CV Pustaka Grafika.
Nurgiyantoro, B. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahsa dan Sastra (Edisi
Ketiga). Yogyakarta: BPFE.
Purwanto, N. M. 2012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sarjono, H. & Julianita, W. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar Aplikasi
untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.
Siahaan, S. (2005). Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Pengertian,
Potensi, dan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran, (Online),
(http://www.scribd.com/doc/16169753/Modul-Pemanfaatan-Teknologi-
Informasi-Dan-Komunikasi-TIK-Dalam-Pembelajaran, diakses 4
September 2009).
Wahono, R. S. 2008. Meluruskan Salah Kaprah tentang e-Learning, (Online),
(http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-
tentang-e-Learning/, diakses 4 September 2009).
Wilkinson, G. L. 1984. Media dalam Pembelajaran. Penerjemah Zulkarimein
Nasution. Jakarta: CV Rajawali.
Gambar kartun jawa diambil dari buku Gladhen Basa Jawa SD Kelas 3 Semester
1 terbitan CV Pustaka Grafika Malang, nawnewknow.blogspot.com, dan
rusdee.com.

View publication stats

Potrebbero piacerti anche